Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ORIENTASI BISNIS DALAM ISLAM

Dosen Pengampu : Khoirudin, M.Pd


Disusun oleh : 1. Wahyu Firmansyah
2. Zainal Fuadi
3. Muhammad Ali Tohiri

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AN NUR LAMPUNG


2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT atas segala limpahan nikmat, khususnya nikmat iman, Islam, dan juga
kesehatan sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Etika Bisnis Islam, yang berjudul ”Orientasi Bisnis dalam Islam”.

Makalah ini akan membahas mengenai pengertian bisnis dalam Islam dan
orientasi bisnis dalam Islam, yang meliputi target profit, target hasil, target
pertumbuhan, serta target keberkahan.

Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penulis mengalami beberapa


kesulitan seperti dalam mencari sumber data yang sesuai dengan tema. Semua ini
tidak akan terlaksana dengan baik, apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran
yang bersifat konstruktif.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

i
Pringsewu, 04 Maret 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Bisnis dalam Islam............................................................3
B. Orientasi Bisnis dalam Islam..............................................................4
1. Target Profit...................................................................................4
2. Target Hasil....................................................................................5
3. Target Pertumbuhan.......................................................................6
4. Target Keberkahan.........................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bisnis merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dan mempunyai peranan
yang sangat vital dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis
mempengaruhi semua tingkat kehidupan manusia baik individu, sosial, regional,
nasional maupun internasional. Tiap hari jutaan manusia melakukan kegiatan
bisnis sebagai produsen, perantara maupun sebagai konsumen.
Dalam kegiatan perdagangan (bisnis), pelaku usaha atau pebisnis dan
konsumen (pemakai barang dan jasa) sama-sama mempunyai kebutuhan dan
kepentingan. Pelaku usaha harus memiliki tanggung jawab terhadap konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan aturan-aturan dan nilai-nilai
yang mengatur kegiatan bisnis tersebut agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan
dan dieksploitasi baik pihak konsumen, karyawan maupun siapa saja yang ikut
terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut.1
Kenyataan yang kita hadapi sekarang di masyarakat adalah perilaku yang
menyimpang dari ajaran agama, merosotnya nilai etika dalam bisnis. Oleh karena
itu dalam melakukan kegiatan bisnis perlu adanya orientasi atau tujuan yang jelas
yang tidak hanya berfokus pada profit/keuntungan, namun juga ada unsur
keberkahan yang dituju sehingga bisnis tersebut dapat menghasilkan
kemaslahatan bersama.

1
Lukman Fauroni, “Rekonstruksi Etika Bisnis : Perspektif Al Qur’an”, Journal
IQTISAD, Journal of Islamic Economics, Vol. 4 No. 1, Maret 2003, hlm. 90.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengertian bisnis dalam Islam?
2. Apasajakah yang dimaksud dengan orientasi bisnis dalam Islam?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian bisnis dalam Islam.
2. Mengetahui orientasi bisnis dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis dalam Islam

Semua manusia terlibat dalam kegiatan bisnis. Melalui bisnis manusia


dapat memperoleh penghasilan, memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa.
Dunia bisnis bersifat dinamis, selalu bergerak maju, banyak inisiatif, kreatif, dan
memberikan tantangan dalam menghadapi masa depan dengan penuh rasa
optimis. Mobilitasnya tinggi, mereka bergerak dari satu daerah ke daerah yang
lain, sesuai dengan musim, sesuai dengan situasi dan waktu yang tepat di satu
daerah dan daerah dimana orang membutuhkn barang (daerah minus). Kegiatan
bisnis antara lain yaitu menyediakan barang pada waktu yang tepat, jumlah yang
tepat, mutu yang tepat dan harga yang tepat.2
Secara historis kata bisnis berasal dari bahasa inggris yaitu “business”,
dari kata dasar “busy” yang artinya “sibuk”. Sibuk dalam mengerjakan aktivitas
dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara istilah, bisnis dipahami
sebagai suatu kegiatan usaha individu (privat) yang terorganisasi atau melembaga,
untuk menghasilkan atau menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.3
Menurut Skiner, bisnis sebagai pertukaran barang, jasa, atau uang yang
saling memberi keuntungan atau memberi manfaat. Sedangkan menurut Starub
dan Attner, Bisnis adalah organisasi yang menjalankan aktivitas berupa produksi

2
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Management Bisnis Syariah, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 124.
3
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2013), hlm. 3.

3
4

lalu menjual barang dan jasa yang dibutuhkan atau di inginkan oleh konsumen
guna mendapatkan keuntungan atau profit.4
Dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa bisnis merupakan
serangkaian kegiatan yang terdiri dari tukar menukar, jual-beli, memproduksi-
memasarkan, bekerja-mempekerjakan dan interaksi manusia lainnya dengan
maksud memperoleh keuntungan.
Islam memberikan rambu-rambu atau prinsip tersendiri yang harus ditaati
umatnya ketika menjalankan bisnis. Beberapa prinsip yang harus dijalankan
dalam praktik bisnis Islam, diantaranya ialah halal, thayyib, jujur, dan lain
sebagainya. Selain itu, bisnis dalam padangan Islam juga mempunyai visi masa
depan yang tidak semata-mata mecari keuntungan sesaat, melainkan mencari
keuntungan yang hakiki, baik dan berakibat baik pula bagi kesudahannya,
sehingga dapat meraih keberkahan dan kemaslahatan bersama.5

B. Orientasi Bisnis dalam Islam

Dalam menjalankan suatu bisnis, setiap pelaku usaha diwajibkan


menentukan dan mengerti betul tentang tujuan binis tersebut. Sehingga jika bisnis
kita mengalami kerugian bahkan kebangkrutan, maka kita tetap dapat bangkit dan
berjuang kembali sebab tujuan yang telah kita tentukan sejak awal. Dalam ajaran
Islam, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama: (1) target profit: materi,
(2) target hasil: benefit nonmateri, (3) pertumbuhan, (4) keberkahan.6
1. Target Profit

Dalam etika bisnis Islam, tentunya setiap pelaku usaha harus memegang
prinsip-prinsip bisnis Islami. Menurut Imam Ghazali yang dikutip dalam Sofyan,
ada beberapa prinsip bisnis Islami, yaitu sebagai berikut.
4
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Mengagas Bisnis
Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 15.
5
M. Azrul Tanjung, dkk., Meraih Surga dengan Berbisnis, (Jakarta: Gema Insani, 2013),
hlm. 87.
6
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 18.
5

a. Jika seseorang memerlukan sesuatu, kita harus memberikan dengan laba yang
minimal. Jika perlu tanpa keuntungan.
b. Jika seseorang membeli barang dari orang miskin, harga sewajarnya
dilebihkan.
c. Jika ada orang yang berhutang dan tidak mampu membayar, maka
diperpanjang, tidak memberatkan dan sebaiknya dibebaskan.
d. Bagi mereka yang sudah membeli, tidak puas dan ingin mengembalikannya
maka harus diterima kembali.
e. Pengutang dianjurkan untuk membayar hutangnya lebih cepat. Jika penjualan
dilakukan dengan kredit, maka sebaiknya jangan memaksa pembayaran jika
pembeli belum mampu.
Dari penjabaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengambilan keuntungan yang mana dipengaruhi oleh penentuan harga sudah
diatur dalam Etika Bisnis Islam.
Prinsip saling menguntungkan, yaitu menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Maka, dalam bisnis yang kompetitif,
prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win
solution.7

Fenomena yang terjadi saat ini manusia semakin egois dan individualistis
dalam segala hal . Selama berbisnis mereka hanya memikirkan cara untuk
mendapatkan keuntungan dan cara menghindar dari kerugian saja.
Ketidakeberhasilan datang pada mereka, mereka lupa bahwa harta yang
mereka dapatkan hanyalah titipan dari Allah yang akan di
pertanggungjawabkan kelak diakhirat .

Hakikat dari bisnis dalam agama Islam selain mencari keuntungan


materi juga mencari keuntungan yang bersifat immaterial. Keuntungan yang

7
Sirman Dahwal, Etika Bisnis Menurut Hukum Islam; Suatu Kajian Normatif,
6

bersifat immaterial yang dimaksud adalah keuntungan dan kebahagiaan


ukhrawi.
2. Target Hasil

Tujuan bisnis seyogyanya tidak hanya berfokus untuk mencari profit


(qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat
memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri
kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti
terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.

Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat


kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuan
suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada nilai materi. Masih ada tiga
orientasi lainnya, yakni qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah.
Dengan qimah insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikan manfaat yang
bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), dan
bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian bahwa nilai-nilai
akhlak mulia menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas
bisnis sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekedar
hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu qimah ruhiyah berarti
aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.8
3. Target Pertumbuhan

Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus
berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini
juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara. Serta
target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga
keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.9
8
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 19.
9
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas…,
hlm. 19.
7

Bisnis yang Islami merupakan bisnis yang hanya akan hidup secara ideal
dalam system dan lingkungan yang Islami pula. Dalam lingkungan yang tidak
islami, maka pelaku bisnis akan mudah sekali terseret dan sulit menghindar dalam
kegiatan yang dilarang agama. Mulai dari uang pelicin saat perizinan usaha,
menyimpan uang dalam rekening bank yang berbunga, hingga iklan yang tidak
senonoh, dan aktivitas semacamnya. OLeh karena itu, tumbuh tidaknya jenis
kegiatan bisnis akan sangat bergantung pada jenis sistem dan lingkungan yang
ada.
4. Target Keberkahan
Bisnis yang Islami dikendalikan oleh aturan syaria’h, seperti berupa halal
dan haram, baik dari cara memperolehnya maupun pemanfaatanya. Sementara
bisnis non-Islami dilandaskan pada sekularisme yang bersendikan pada nilai-nilai
material, tidak memperhatikan aturan halal dan haram dalam perencanaan,
pelaksanaan dan segala usaha yang dilakukan dalam meraih tujuan-tujuan bisnis.

Dengan adanya aturan atau ketentuan halal dan haram dalam bisnis Islami,
maka ia lebih menekankan adanya optimalitas dari pada maksimalitas. Sebab
optimalitas merupakan tindakan yang masih dikendalikan oleh aturan tertentu
yang menjadi kendali untuk mewujudkan tujuan yang sebanyak-banyaknya.
Sebagai contoh, hasil penjualan daging yang haram tentu akan memberikan
jumlah yang banyak. Namun karena adanya unsur haram, maka daging tersebut
tidak diperbolehkan dalam aktiviitas bisnis yang islami.

Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan
inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia.
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha
muslim telah mendapat ridha dari Allah SWT, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai
8

dengan misi diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah baik
dengan ibadah mahdah maupun ghairu mahdah.10

10
Norvadewi, “Bisnis dalam Perspektif Islam; Telaah Konsep, Prinsip dan Landasan
Normatif”, Al-Tijary, Vol. 01, No. 01, Desember 2015, hlm. 44.
BAB III
PENUTUP

Bisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari tukar menukar,


jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-mempekerjakan dan interaksi
manusia lainnya dengan maksud memperoleh keuntungan. Islam memberikan
rambu-rambu atau prinsip tersendiri yang harus ditaati umatnya ketika
menjalankan bisnis. Beberapa prinsip yang harus dijalankan dalam praktik bisnis
Islam, diantaranya ialah halal, thayyib, jujur, dan lain sebagainya.
Dalam ajaran Islam, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama: (1)
target profit: materi, (2) target hasil: benefit nonmateri, (3) pertumbuhan, (4)
keberkahan.
Fenomena yang terjadi saat ini manusia semakin egois dan individualistis
dalam segala hal . Selama berbisnis mereka hanya memikirkan cara untuk
mendapatkan keuntungan dan cara menghindar dari kerugian saja.
Ketidakeberhasilan datang pada mereka, mereka lupa bahwa harta yang
mereka dapatkan hanyalah titipan dari Allah yang akan di
pertanggungjawabkan kelak diakhirat .
Tujuan bisnis seyogyanya tidak hanya berfokus untuk mencari profit
(qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat
memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri
kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti
terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus
berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini
juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara. Serta
target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga
keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.

8
9

Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan
inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia.
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha
muslim telah mendapat ridha dari Allah SWT, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai
dengan misi diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah baik
dengan ibadah mahdah maupun ghairu mahdah.
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. 2009. Management Bisnis Syariah.
Bandung: Alfabeta.

Fauroni, Lukman. 2003. “Rekonstruksi Etika Bisnis: Perspektif Al Qur’an”,


Journal IQTISAD, Journal of Islamic Economics, Vol. 4 No. 1.

Fauzia, Ika Yunia. 2013. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.

Norvadewi. 2015. “Bisnis dalam Perspektif Islam; Telaah Konsep, Prinsip dan
Landasan Normatif”. Al-Tijary. Vol. 01. No. 01. hlm. 33-46. Samarinda:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda.

Tanjung, M. Azrul, dkk., 2013. Meraih Surga dengan Berbisnis, Jakarta: Gema
Insani.

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. 2002.


Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

10

Anda mungkin juga menyukai