Makalah ini akan membahas mengenai pengertian bisnis dalam Islam dan
orientasi bisnis dalam Islam, yang meliputi target profit, target hasil, target
pertumbuhan, serta target keberkahan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
i
Pringsewu, 04 Maret 2021
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Bisnis dalam Islam............................................................3
B. Orientasi Bisnis dalam Islam..............................................................4
1. Target Profit...................................................................................4
2. Target Hasil....................................................................................5
3. Target Pertumbuhan.......................................................................6
4. Target Keberkahan.........................................................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lukman Fauroni, “Rekonstruksi Etika Bisnis : Perspektif Al Qur’an”, Journal
IQTISAD, Journal of Islamic Economics, Vol. 4 No. 1, Maret 2003, hlm. 90.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengertian bisnis dalam Islam?
2. Apasajakah yang dimaksud dengan orientasi bisnis dalam Islam?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian bisnis dalam Islam.
2. Mengetahui orientasi bisnis dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Management Bisnis Syariah, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hlm. 124.
3
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2013), hlm. 3.
3
4
lalu menjual barang dan jasa yang dibutuhkan atau di inginkan oleh konsumen
guna mendapatkan keuntungan atau profit.4
Dari definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa bisnis merupakan
serangkaian kegiatan yang terdiri dari tukar menukar, jual-beli, memproduksi-
memasarkan, bekerja-mempekerjakan dan interaksi manusia lainnya dengan
maksud memperoleh keuntungan.
Islam memberikan rambu-rambu atau prinsip tersendiri yang harus ditaati
umatnya ketika menjalankan bisnis. Beberapa prinsip yang harus dijalankan
dalam praktik bisnis Islam, diantaranya ialah halal, thayyib, jujur, dan lain
sebagainya. Selain itu, bisnis dalam padangan Islam juga mempunyai visi masa
depan yang tidak semata-mata mecari keuntungan sesaat, melainkan mencari
keuntungan yang hakiki, baik dan berakibat baik pula bagi kesudahannya,
sehingga dapat meraih keberkahan dan kemaslahatan bersama.5
Dalam etika bisnis Islam, tentunya setiap pelaku usaha harus memegang
prinsip-prinsip bisnis Islami. Menurut Imam Ghazali yang dikutip dalam Sofyan,
ada beberapa prinsip bisnis Islami, yaitu sebagai berikut.
4
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Mengagas Bisnis
Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 15.
5
M. Azrul Tanjung, dkk., Meraih Surga dengan Berbisnis, (Jakarta: Gema Insani, 2013),
hlm. 87.
6
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 18.
5
a. Jika seseorang memerlukan sesuatu, kita harus memberikan dengan laba yang
minimal. Jika perlu tanpa keuntungan.
b. Jika seseorang membeli barang dari orang miskin, harga sewajarnya
dilebihkan.
c. Jika ada orang yang berhutang dan tidak mampu membayar, maka
diperpanjang, tidak memberatkan dan sebaiknya dibebaskan.
d. Bagi mereka yang sudah membeli, tidak puas dan ingin mengembalikannya
maka harus diterima kembali.
e. Pengutang dianjurkan untuk membayar hutangnya lebih cepat. Jika penjualan
dilakukan dengan kredit, maka sebaiknya jangan memaksa pembayaran jika
pembeli belum mampu.
Dari penjabaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pengambilan keuntungan yang mana dipengaruhi oleh penentuan harga sudah
diatur dalam Etika Bisnis Islam.
Prinsip saling menguntungkan, yaitu menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Maka, dalam bisnis yang kompetitif,
prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win
solution.7
Fenomena yang terjadi saat ini manusia semakin egois dan individualistis
dalam segala hal . Selama berbisnis mereka hanya memikirkan cara untuk
mendapatkan keuntungan dan cara menghindar dari kerugian saja.
Ketidakeberhasilan datang pada mereka, mereka lupa bahwa harta yang
mereka dapatkan hanyalah titipan dari Allah yang akan di
pertanggungjawabkan kelak diakhirat .
7
Sirman Dahwal, Etika Bisnis Menurut Hukum Islam; Suatu Kajian Normatif,
6
Jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus
berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini
juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara. Serta
target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga
keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.9
8
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 19.
9
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas…,
hlm. 19.
7
Bisnis yang Islami merupakan bisnis yang hanya akan hidup secara ideal
dalam system dan lingkungan yang Islami pula. Dalam lingkungan yang tidak
islami, maka pelaku bisnis akan mudah sekali terseret dan sulit menghindar dalam
kegiatan yang dilarang agama. Mulai dari uang pelicin saat perizinan usaha,
menyimpan uang dalam rekening bank yang berbunga, hingga iklan yang tidak
senonoh, dan aktivitas semacamnya. OLeh karena itu, tumbuh tidaknya jenis
kegiatan bisnis akan sangat bergantung pada jenis sistem dan lingkungan yang
ada.
4. Target Keberkahan
Bisnis yang Islami dikendalikan oleh aturan syaria’h, seperti berupa halal
dan haram, baik dari cara memperolehnya maupun pemanfaatanya. Sementara
bisnis non-Islami dilandaskan pada sekularisme yang bersendikan pada nilai-nilai
material, tidak memperhatikan aturan halal dan haram dalam perencanaan,
pelaksanaan dan segala usaha yang dilakukan dalam meraih tujuan-tujuan bisnis.
Dengan adanya aturan atau ketentuan halal dan haram dalam bisnis Islami,
maka ia lebih menekankan adanya optimalitas dari pada maksimalitas. Sebab
optimalitas merupakan tindakan yang masih dikendalikan oleh aturan tertentu
yang menjadi kendali untuk mewujudkan tujuan yang sebanyak-banyaknya.
Sebagai contoh, hasil penjualan daging yang haram tentu akan memberikan
jumlah yang banyak. Namun karena adanya unsur haram, maka daging tersebut
tidak diperbolehkan dalam aktiviitas bisnis yang islami.
Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan
inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia.
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha
muslim telah mendapat ridha dari Allah SWT, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai
8
dengan misi diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah baik
dengan ibadah mahdah maupun ghairu mahdah.10
10
Norvadewi, “Bisnis dalam Perspektif Islam; Telaah Konsep, Prinsip dan Landasan
Normatif”, Al-Tijary, Vol. 01, No. 01, Desember 2015, hlm. 44.
BAB III
PENUTUP
8
9
Semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
keberkahan di dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan
inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia.
Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha
muslim telah mendapat ridha dari Allah SWT, dan bernilai ibadah. Hal ini sesuai
dengan misi diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah baik
dengan ibadah mahdah maupun ghairu mahdah.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. 2009. Management Bisnis Syariah.
Bandung: Alfabeta.
Fauzia, Ika Yunia. 2013. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Norvadewi. 2015. “Bisnis dalam Perspektif Islam; Telaah Konsep, Prinsip dan
Landasan Normatif”. Al-Tijary. Vol. 01. No. 01. hlm. 33-46. Samarinda:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda.
Tanjung, M. Azrul, dkk., 2013. Meraih Surga dengan Berbisnis, Jakarta: Gema
Insani.
10