Anda di halaman 1dari 8

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Saham
Menurut bahasa Indonesia saham artinya serta atau sero, secara definitif, saham adalah
surat bukti bagi persero dalam perseroan terbatas. Saham merupakan hak kepemilikan
terhadap sejumlah tertentu kekayaan suatu perseroan terbatas (PT). Setiap lembar saham
memiliki nilai tertentu yang sama. Dan besarnya hak kepemilikan seseorang atas harta
perusahaan ditentukan oleh jumlah lembar saham yang dimiliki.
1

Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa saham adalah surat bukti yang
menyatakan bahwa seseorang turut serta dalam suatu perseroan terbatas (PT). Pemilik saham
disebut persero, ia berhak atas sebahagian laba yang dihasilkan perusahaan yang dijalankan
oleh PT yang bersangkutan. Persero juga berhak berpendapat dalam urusan-urusan mengenai
pemimpin perusahaan.
2

Adapun saham adalah termasuk efek (surat berharga yang dapat dipedagangkan seperti
sertifikat dan obligasi), ialah surat berharga sebagai tanda pemegangnya turut memiliki
perusahaan yang mengeluarkan saham itu.
3

Jenis-jenis saham
a. Jenis saham berdasarkan cara peralihan
Saham atas unjuk
Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham
tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk di peralihkan.
Saham atas nama
Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya.
Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu.
b. Jenis saham berdasarkan hak tagihan
Saham biasa

1
M. Ali Hasan, Zakat Dan Infak, Kencana, Jakarta, 2006, hl 77
2
M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah, PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 1997 hl 112

3
Masail fiqhiyah : kapita selekta hukum Islam, Haji Masagung, Jakarta, 1993 hl 133
2

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling
akhir dalam hal pembagian deviden,hak atas hartakekayaan perusahaan
apabila perusahaan tersebut mengalaami likuiditas.
Saham preferen
Saham preferen adalah saham yang memmberikan prioritas pilihan kepada
pemegangnya.
4

Perbedaan surat berharga (saham dan obligasi)
Saham Obligasi
Bagian penyertaan dalam modal
dasar suatu PT pemegang saham
adalah emiten, pemilik
perusahaan
Bukti pengakuan utang /
pinjaman uang dari masyarakat
(publik). Pemegang obligasi
adalah kreditur
Penanaman dana tidak terbatas,
jangka waktunya selama
perusahaan masih beroperasi
Terbatas waktu
Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
Dividen ditambah dengan
kemungkinan
Bunga tetap (suku bunga
tahunan)
Risiko relative lebih besar Resiko relative lebih kecil
Hak suara dalam rapat pemegang
saham turut menentukan
kebijakan perusahaan
Hak pemegang obligasi dalam
rapat umum pemegang obligasi
terbatas pada lahan pinjaman
saja
Dalam hal likuiditas pemegang
saham mempunyai klaim
terakhir terhadap aset perusahaan
Dalam hal likuiditas pemegang
obligasi mempunyai klaim untuk
didahulukan terhadap pemegang
saham

4
M. Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, kencana, Jakarta, 2004, hl 189-192
3

Dasr perikatan ditentukan dalam
anggaran dasar perusahaan
Dasar perikatan ditentukan
dalam perjanjian perwalian

B. Zakat Saham
Menurut Syekh Abdur Rahman dalam bukunya Almuamalatu Al Haditha Wa Ahkam
ia berkata banyak orang yang memiliki saham perusahaan tidak mengetahui bagaimana
hukum zakat saham-saham itu. Ada yang mengira bahwa saham-saham itu tidak wajib zakat,
dan ada yang mengira saham itu mutlak wajib zakat, jadi yang benar dilihat bentuk saham itu
sesuai dengan bentuk perusahaan yang menerbitkanya.
5

Bila perusahaan itu merupakan perusahaan murni, artinya tidak melakukan kegiatan
dagang, maka tidak wajib zakat, tetapi keuntungannya disatukan kedalam kekayaan pemilik
saham maka zakatnya dikeluarkan sebagai zakat kekayaan. Dan apabila perusahaan itu
merupakan perusahaan dagang murni yang membeli dan menjual barang-barang tanpa
melakukan kegiatan pengelola, misalnya perusahaan yang menjual hasil industri, perusahaan
dagang internasional, perusahaan ekspor impor dan lain-lain, maka saham itu wajib zakat.
6

Sebagian ulama lagi berpendapat, bahwa saham sama dengan barang dagangan dan
merupakan harta kekayaan. Dengan demikian Abu Zahrah, Abd Rahman Hasan Dan Abd
Wahaab Khallaf mengatakan bahwa saham sebagai surat berharga yang diperjualbelikan. Bila
saham dianggap sebagai barang dagangan, maka zakatnya berlaku sebagai barang dagangan,
yaitu sebesar 2,5%.
Ada pun dalil yang menjelaskan tentang wajibnya zakat saham.

jangan kamu membeli ikan dalam air, karena sesungguhnya jual beli yang demikian itu
mengandung unsur penipuan. (H.R.Ahman bin Hanbal dan Al-Baihaqi dari Ibnu Masud)
Adapun hadist lain menurut Abu Daud, yaitu :
Sayidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi saw: apabila kamu mempunyai (uang
simpanan) 200 dirham dan telah cukup haul (ganap setahun), maka diwajibkan zakatnya 5

5
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, Litera Antornusa, Bogor, 2007, hl:491

6
Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat, Litera Antornusa, Bogor, 2007, hl 492
4

dirham. Dan tidak di wajibkan mengeluarkan zakat (emas) kecuali kamu mempunyai 20
dinar. Dan apabila kamu mempunyai 20 dinar dan telah cukup setahun, maka diwajibkan
zakatnya setengah dinar. Demikian juga kadarnya jika nilainya bertambah, dan tidak
diwajibkan zakat suatu harta kecuali genap tahunnya. (HR Abu Daud)
7

Syarat wajib zakat saham:
a. Islam
b. Merdeka
c. Milik sendiri
d. Cukup haul
e. Cukup nisab
Rukun jual beli saham :
a. Adanya ijab dan kabul yang ditandai dengan cash and carry, yakni penjual menyerahkan
barangnya dan pembeli membayar tunai. Ijab kabul bisa dilakukan dengan lisan, tulisan,
atau dengan utusan.
b. Kedua belah pihak mempunyai wewenang penuh melakukan tindakan-tindakan hukum.
c. Saham memenuhi syarat untuk menjadi objek transaksi jual beli, ialah :
1. Suci barangnya (bukan barang najis)
2. Dapat dimanfaatkan
3. Dijual oleh pemiliknya sendiri atau kuasanya atas izin pemiliknya
4. Dapat diserahterimakan barangnya secara nyata
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa suatu surat saham dapat memiliki tiga macam
harga:
1. Harga berdasarkan nilai yang tertera pada surat saham atau nilai pada awal saham
dikeluarkan.
2. Harga berdasarkan aset/kekayaan riil perusahaan.
3. Harga saham yang berlaku di pasar saham (pasar sekunder), harga ini sebagaimana
diketahui dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oleh jumlah penawaran dan
permintaan, adanya spekulasi, dan lainnya.

7
http://www.ydsf.or.id/panduan.php/mn=zakat&id=4(09juni2009)
5

Bila demikian adanya, maka cara men-zakati-nyapun harus mengindahkan perbedaan
nilai saham terkait, sebagaimana dijelaskan di atas. Masih ada dua hal lagi yang seyogyanya
dipertimbangkan dalam menghitung zakat saham yang wajib anda tunaikan. Kedua hal itu
ialah:
Hal pertama: Tujuan dari kepemilikan saham.
Secara umum, para pemilik saham dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok besar
sebagaimana berikut:
A. Para pemilik saham yang bertujuan untuk mendapatkan dividen (keuntungan) dari
perusahaan terkait, dan tidak berkeinginan untuk memperdagangkan saham yang ia miliki.
B. Para pemilik saham yang bertujuan mendapatkan capital gain (keuntungan dari selisih
harga beli dan harga jual) yang terjadi akibat aktifitas permintaan dan penawaran di pasar
sekunder.
Hal kedua: Jenis usaha perusahaan yang mengeluarkan surat saham.
Berbagai perusahaan yang ada di masyarakat, bila ditinjau dari jenis usahanya, dapat
anda klasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar. Klasifikasi ini memiliki pengaruh besar
dalam menentukan jumlah zakat yang harus anda tunaikan.
Perusahaan pertama: Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, semisal perusahaan
penerbangan, rumah sakit, transportasi, perhotelan dan yang serupa.
Perusahaan kedua: Perusahaan industri, yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi barang dan selanjutnya menjual hasil produksinya ke masyarakat, semisal
peternakan, perkebunan, pertambangan dan yang semisal.
Perusahaan ketiga: Perusahaan yang bergerak dalam bidang perniagaan, yaitu yang
membeli barang lalu memasarkannya, semisal perusahaan ekspor & impor, perusahaan ritel
dan yang semisal.
Bila anda telah mengetahui ketiga hal yang mempengaruhi besaran zakat yang wajib
anda tunaikan, maka berikut adalah perinciannya:
6

1. Bila anda memilki saham untuk diperdagangkan dan mendapatkan capital gain, maka anda
wajib menzakati seluruh saham yang anda miliki berdasarkan harga yang berlaku di pasar
saham saat anda hendak membayarkan zakat anda, tanpa membedakan jenis bidang usaha
perusahaan yang mengeluarkannya. Misalnya: Bila anda memiliki saham PT Telkomsel
sebanyak 10.000 lembar, sedangkan harga per lembar saham PT Telkom yang berlaku di
pasar saham adalah Rp 2.000 maka anda wajib membayarkan zakatnya sebesar 2,5 % dari
(10.000 x 2000) = 2,5 % x Rp 20.000.000 = Rp 500.000
2. Bila anda memiliki saham untuk mendapatkan dividen dari perusahaan yang mengeluarkan
saham, maka anda perlu memperhatikan jenis perusahaan anda:
A. Bila perusahaan yang sebagian sahamnya anda miliki bergerak dalam bidang jasa,
maka yang wajib anda zakati adalah hasilnya atau dividen atau profitnya saja. Karena dana
anda diwujudkan dalam bentuk aset bergerak atau tidak bergerak, semisal gedung, pesawat,
kendaraan, perahu, peralatan, dan yang serupa. Dan para ulama telah sepakat bahwa barang-
barang semacam ini bila tidak diperniagakan tidak wajib di zakati.
B. Bila perusahaan anda bergerak dalam bidang produksi, maka yang wajib anda zakati
adalah seluruh nilai saham anda dipotong harga aset yang dimiliki perusahaan. Bila anda
memiliki saham PT Aneka Tambang, sebanyak 500.000 lembar, dan harga saham anda per
lembar adalah Rp 3.000, maka total zakat anda adalah: 2,5 % x (500.000 x 3000) nilai aset
perusahaan yang tidak diperjual-belikan = (2,5 % x 1.500.000.000) nilai aset perusahaan
yang tidak diperjual belikan. Bila nilai aset perusahaan yang tidak diperjual belikan sebesar
50 % dari total nilai saham, berarti zakat anda adalah= 2,5 % x 750.000.000 = Rp 18.750.000
C. Bila perusahaan anda bergerak dalam bidang usaha perniagaan belaka, semacam
perusahaan ekspor & impor, maka seluruh saham yang anda miliki wajib dizakati.
Jadi pada hakikatnya baik saham maupun obligasi merupakan suatu bentuk penyimpanan
harta yang potensial berkembang. Oleh karenanya masuk kedalam kategori harta yang wajib
dizakati, apabila telah mencapai nisab. Zakatnya sebesar 2,5% dari nilai kumulatif rill bukan
nilai nominal yang tertulis pada saham dan obligasi tersebut, dan zakat itu dibayarkan setiap
tahun.

7

BAB III
KESIMPULAN
Saham adalah surat bukti bagi persero dalam perseroan terbatas. Saham merupakan
hak kepemilikan terhadap sejumlah tertentu kekayaan suatu perseroan terbatas (PT).
Mengenai zakat saham, ada ulama yang berpendapat bahwa apabila perusahaan itu
merupakan perusahaan murni tidak melakukan kegiatan dagang, maka tidak wajib zakat
kecuali apabila penghasilannya digabungkan dengan harta kekayaan yang dimiliki. Dan ada
pula ulama yang memandang bahwa saham sama dengan barang dagangan, maka zakatnya
sama dengan zakat barang dagangan yaitu sebesar 2,5%.
















8

DAFTAR PUSTAKA
1. Hasan, M. Ali, Zakat Dan Infak, Kencana, Jakarta, 2006, hl 77

2. Hasan, M. Ali, Masail Fiqhiyah, PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 1997 hl 112

3. Zuhdi, Masjfuk, Masail fiqhiyah : kapita selekta hukum Islam, Haji Masagung,
Jakarta, 1993 hl 133

4. Nasarudin, M. Irsan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, kencana, Jakarta,
2004, hl 189-192

5. Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat, Litera Antornusa, Bogor, 2007, hl 491

6. Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat, Litera Antornusa, Bogor, 2007, hl 492

7. http://www.ydsf.or.id/panduan.php/mn=zakat&id=4 (09juni2009)

8. http://sakamadani.blog.ekonomisyariah.nettag=tanya-jawab-zakat-saham

Anda mungkin juga menyukai