Anda di halaman 1dari 4

1.

Nursafitri
Coba anda jelaskan jenis2nya akad musyarakah dan bagaimana dampaknya dalam bagi
hasil?

Jawaban:

1. Syirkah al-‘Inan
Syirkah al-‘Inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak
berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati di antara mereka.
Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana mupun kerja atau bagi hasil, tidak
harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka. Mayoritas ulama membolehkan
jenis al-musyarakah ini.
2. Syirkah mufawadhah
adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan
suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Dengan demikian, syarat
utama dari jenis al musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan,kerja, tanggung
jawab, dan beban utang dibagi oelh masing-masing pihak.
3. Syirkah A’maal
Al-musyarakah ini adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima
pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Misalnya, kerja sama
dua orang arsitek untuk menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk
menerima order pembuatan seragam sebuah kantor. Al-musyarakah ini kadang-kadang
disebut musyarakah abdan atau sanaa‟i.
4. Syirkah wujuh
Syirkah wujuh adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi
dan prestise baik serta ahli dalam bisnis.mereka membeli barang secara kredit dari suatu
perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan dan
kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh tiap mitra. Jenis
almusyarakah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasar pada
jaminan tersebut. Karenanya, kontrak ini pun lazim disebut sebagai musyarakah piutang.
Untuk masalah dampak dari bagi hasil akad-akad musyarakah tersebut, akan memberikan
dampak positif karena jenis2 akad musyarakah ini merupakan akad yang di perbolehkan

2. Nurfadilah. S

Jelaskan perbedaan musyarakah menurun dengan musyarakah permanen?

Jawaba:

Perbedaan pada ketentuan penyertaan dana oleh mitra usaha dimana akad musyarakah
menurun bagian dana salah satu mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya
sehingga pada suatu saat kepemilikan atas usaha akan didapati oleh satu pihak saja, sedangkan
akad musyarakah permanen penyertaan dana oleh mitra usaha selalu tetap hingga berakhirnya
akad.

Contoh musyarakah menurun:Mitra A dan mitra B melakukan akad usyarakah, mitra B


menanmkan Rp 100 juta danmitra A menanamkan Rp 200 juta. Seiring berjalannya kerjasama
akad musyarakahtersebut, modal mitra B sebesar Rp 100 juta akan beralih kepada mitra A
melaluipelunasan secara bertahap yang dilakukan oleh mitra A.

3. Fira satamita

Bagaimana proses terjadinya musyrakah kepemilikan dan musyarakah kontrak ? Dan apa kah
ada akad yg berbeda?

4. Erviyanti

Apakah bank Syariah melanggar hukum, apabila tidak mencairkan dana sesuai dengan nominal
yang tertera pada akad?

Jawaban:

Bank Syariah seharusnya tetap melakukan kewajiban untuk memberikan pembiayaan dari apa
yang sudah disepakati bersama. Jika nominal yang tertera pada akad dengan yang dicairkan
adalah berbeda, itu artinya Bank Syariah tidak melaksanakan pembiayaan tersebut sesuai akad.

Prinsip Syariah Pada Bank Syariah

Yang dimaksud Perbankan Syariah menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah (“UU Perbankan Syariah”) adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (“UUS”), mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

5. Fajeriah

di dalam musyarakah ada yg namanya Nisbah bagi hasil dalam hal ini Untung Rugi.yg ingin saya
tanyakan bagaimana bagi hasilnya ketika dalam musyarakah itu ada untung dan ruginya?

Jawaban:

musyarakah memang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Namun, cara memperoleh


keuntungan tersebut harus didasari pada sikap yang adil dan tidak saling menzhalimi. Oleh
sebab itu baik dalam hal mengambil keuntungan atau membagi kerugian, akad musyarakah
memiliki ketentuannya sendiri.

Ketika terjadi keuntungan maka keuntungan tersebut harus dikuantifikasi kemudian dibagi
secara proporsional atas dasar keuntungan. Bukan berdasarkan jumlah yang ditetapkan di awal.
Misal, “karena saya memberikan modal 10 juta maka harus balik ke saya 10% dari 10 juta jadi 1
juta ya”.

Ini jelas dilarang karena merupakan praktik riba. Yang harus dilihat adalah dari hasil
keuntungannya. Biar lebih jelas maka sistem pembagian keuntungan harus diperjelas dalam
kontrak musyarakahnya.

Lalu, apabila terjadi kerugian maka kerugian harus dibagi di antara para mitra sesuai dengan
proporsi modal yang diberikan antar kedua bleah pihak. Bila si A menanamkan modal 30 juta
dan si B menanamkan modal 70 juta maka ketika terjadi kerugian si A akan mendapatkan porsi
kerugian 30% dan si B akan mendapatkan porsi kerugian sebanyak 70%.

6. Mustafida

Bagaimana cara menghindari adanya penyelewengan dana atau penyembunyian keuntungan


yang dilakukan oleh pihak pengelola dana?

Jawaban:

Karena setaip mitra tidak dapat menjamin modal mirtra lainya,maka setiap mitra dapat
meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang
disengaja.Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja ialah: pelanggaran
terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana pembiayaan,manipulasi biaya dan pendapatan
operasianal,pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perinsip syariah. Jika tidak adanya
kesepakatan antara pihak yang bersangkutan kesalahan yang disengaja harus dibuktikan
berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan

Pada kenyataannya penerapan produk-produk bank syariah lebih di menerapkan produk


murabahah dari pada produk mudharabah ataupun produk musyarakah, hal ini di

Pada kenyataannya penerapan produk-produk bank syariah lebih di menerapkan produk


murabahah dari pada produk mudharabah ataupun produk musyarakah, hal ini di sebabkan
karena terutama pada pihak nasabah mereka krang terbuka atau tidak transparansi pada pihak
lembag Keuangan untuk melaporkan hasil dari usha yang sedang di kembangkan, sebagai
contoh pelaporan keuntungan atau pencatatan laba dari pihak mengelolah itu terkadang tidak
sesuai dengan fakta dilapangan

Anda mungkin juga menyukai