KELOMPOK 2
M Zakia Maulana
Nasikhatul Ristaaulia
Nuria Wakhidatul I.
Rafi Satya P
Apa itu IJARAH?
• Ijarah berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna imbalan, atau upah
sewa/jasa. Istilah “Ijarah” pada umumnya digunakan dalam perbankan
syariah. Secara makna dan konteksnya dalam perbankan, Ijarah adalah
pemindahan hak guna suatu barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa
diikuti pemindahan kepemilikan atas barang tersebut. Singkat kata Ijarah
berarti menyewa suatu tanpa maksud memilikinya.
• Lebih lanjut, yang berperan sebagai penyewa adalah nasabah dengan objek
yang akan disewakan dan bank adalah pihak yang menyewakan. Transaksi
dengan akad Ijarah diatur dalam Fatwa MUI tentang Pembiayaan Ijarah
Nomor 09/DSN-MUI/VI/2000. Oleh sebab itu, pembiayaan dengan akad Ijarah
diatur sesuai syariat Islam.
Dasar Hukum Ijarah
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memberikan kelebihan sebagain manusia atas
sebagian yang lain, agar manusia itu dapat saling membantu antara yang satu
dengan yang lainnya, salah satu caranya adalah dengan melakukan akad ijarah
(upah-mengupah), karena dengan akad ijarah itu sebagian manusia dapat
mempergunakan sebagian yang lain.
Menurut Hadist
ير أ َ ْج َر ُه ِجَ ول اللَّـه صـلى اللـه عليـه وسـلم أ َ ْع ُطوا األ
ُ ـ
س ر ـ
ل َ اقَ ـ
ل : َ اقَ ر م ع
ُ ـ
ن ِ ْ ب ـ
ه ِ َ ّ َع ْنـ َعبْ ِد الل
َ ُ َ َ َ
)َقبْ َل أ َ ْن يَ ِج َّف َع َرق ُُه (رواه ابن ماجه
Artinya : ”Dari Abdillah bin Umar ia berkata: Berkata Rasulullah SAW : Berikan
upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering” ( H.R Ibnu Majah ) .
Dari segi objeknya, akad ijarah dibagi para ulama fiqih kepada dua macam:
1. Kedua orang yang bertransaksi (akad) sudah balig dan berakal sehat. Transaksi
anak kecil dan orang gila tidak sah.
2. Kedua belah pihak tersebut bertransaksi dengan kerelaan yaitu tidak terpaksa
atau dipaksa.
3. Barang yang akan disewakan (objek Ijarah) diketahui kondisi dan manfaatnya
oleh penyewa. Demikian juga jika objek ijarah adalah pekerjaan, maka
pekerjaan itu harus jelas ketentuannya. Hal ini untuk meghindari perselisihan di
kemudian hari.
4. Objek Ijarah bisa diserahkan dan diperdagangkan secara lansung dan tidak
bercatat. Ulama Fiqih sepakat, tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak
dapat diserahkan dan dimanfaatkan lansung oleh penyewa. Misalnya,
menyewakan rumah yang masih dihuni orang lain
5. Objek Ijarah merupakan sesuatu yang dihalalkan syari’at. Sewa – menyewa
dalam masalah maksiat hukumnya haram, misalnya menyewa seseorang untuk
membunuh orang lain (pembunuh bayaran)
6. Hal yang disewakan tidak termasuk suatu kewajiban bagi peyewa. Misalnya,
menyewa orang untuk menggantikan penyewa salat atau mengerjakan soal –
soal ujian. Sewa Menyewa seperti ini tidak sah
7. Objek Ijarah adalah sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah, mobil, aneka
busana, dan hewan tunggangan. Menyewakan sesuatu yang tidak bisa
disewakan, seperti menyewakan sebatang pohonuntuk menjemur kain cucian
tidak dibolehkan, karena sebatang pohon manfaatnya bukan untuk menjemur
pakaian
8. Upah/sewa dalam transaksi Ijarah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang
bernilai harta. Ulama fiqih sepakat memberi upah kerja atau uang sewa, tidak
boleh mempergunakan/digunakan
Sifat Akad/Transaksi Akad khamar dan babi
Para ulama fiqih menyatakan bahwa akad ijarah akan berakkhir apabila:
Objek Ijarah hilang atau musnah, seperti rumah terbakar, atau baju yang dijahitkan
hilang.
Habisnya tenggang waktu yang disepakati dalam akad/transaksi Ijarah. Jika yang
disewakan it sebuah rumah, setelah habis masa sewanya, rumah itu dikembalikan
oleh penyewa kepada pemiliknya. Sementara itu, apabila yang disewa berupa jasa
seseorang, makan yang berjasa/pekerja berhak menenerima upah kerja.