kelompok 8:
1. Jeshika Isnunnati
2. M.Bagus Alfarizi
1.Definisi IJARAH
Al- Ijarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya adalah al-‘iwadh yang arti dalam
bahasa indonesianya ialah ganti dan upah. Secara etimologi, ijarah bermakna menjual manfaat.
Ulama Hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti.
Sedangkan ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan yang
mengandung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan
pengganti tertentu.
IJARAH
2. Dasar hukum ijarah yaitu Al quran
Terdapat pada Firman Allah QS. Al-Zukhruf (43): 32:
Yang berbunyi “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami
telah meninggikan
sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.
Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
3. Rukun dan Syarat Ijarah
RUKU
N
Ju’alah artinya imbalan. Pengertian secara etimologi berarti upah atau hadiah yang
diberikan kepada seseorang karena orang tersebut mengerjakan atau melaksanakan suatu
pekerjaan tertentu. Secara terminologi fiqih berarti “suatu Iltizaam (tanggung jawab)
dalam bentuk janji memberikan imbalan upah tertentu secara sukarela terhadap orang
yang berhasil melakukan perbuatan atau memberikan jasa yang belum pasti dapat
dilaksanakan atau dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan”
Dasar hukum Jualah
Alquran Hadis
Penyeru-penyeru itu berkata, "Kami
kehilangan piala raja, dan siapa yang “Tahukah kamu sekalian, bahwa itu
dapat mengembalikannya akan adalah jampi-jampi (yang positif).
memperoleh bahan makanan Terimalah hadiah itu dan beri saya
(seberat) beban unta dan aku sebagian.” (HR. Jama’ah, mayoritas
menjamin terhadapnya." ahli hadis kecuali An-Nasa’i)
(QS. Yusuf: 72)
Rukun dan syarat
Jualah
Rukun Jua’lah
1. Sighot (kalimat hendaknya mengandung arti memberi izin kepada yang akan
bekerja).
2. Ja’il (orang yang menjanjikan upah, boleh bukan orang yang kehilangan).
3. Pekerjaan mencari barang yang hilang.
4. Upah/hadiah.
SYARAT
JUALAH
• Orang yang menjanjikan upah atau hadiah harus orang yang cakap untuk melakukan tindakan
hukum, yaitu balig, berakal dan cerdas.
• Upah atau hadiah yang dijanjikan harus tediri dari sesuatu yang bernilai harta dan jelas juga
jumlahnya.
• Pekerjaan yang diharapkan hasilnya itu harus mengandung manfaat yang jelas dan boleh
dimanfaatkan menurut hukum syara.
• Mazhab Syafi’i dan Maliki menambahkan syarat, bahwa dalam masalah tertentu, ju’alah tidak
boleh dibatasi dengan waktu tertentu, seperti mengembalikan (menemukan) orang yang hilang.
Sedangkan Mazhab Hambali membolehkan pemabatasan waktu.
• Akad ju’alahbersifat suka rela.
CONTOH JUALAH
Siapa saja yang dapat menemukan kucing saya yang hilang, maka saya
beri imbalam upah lima puluh ribu rupiah”.Madzhab Maliki
mendefinisikan Ju’alah : “Suatu upah yang dijanjikan sebagai imbalan
atas suatu jasa yang belum pasti dapat dilaksanakan oleh seseorang”.
Madzhab Syafi’i mendefinisikannya: “Seseorang yang menjanjikan suatu
upah kepada orang yang mampu memberikan jasa tertentu kepadanya”
TERIMA
KASIH
You can enter a subtitle here if you need it