PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk memakukan aktisitas
bisnis, untuk memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan sehari baik itu
untuk dirinya sendiri atau untuk keluarganya, serta sebagai bekal dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Berbagai macam jenis usaha dapat dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan,
seperti bekerja sebagai buruh, sebagai pengusaha atau sebagai investor yang
kesemuanya tergantung pada bidang keahlian yang dimiliki. Kesemuanya itu boleh
dilakukan selama tidak melanggar ketentuan agama yang dijelaskan dalam al-Qur’an
dan Hadis.
Salah satu bentuk aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan sebagai pengusaha
yaitu musyarokah. Yakni perserikatan antara dua orang atau lebih dalam usaha untuk
memperoleh keuntungan dengan hasil ditanggung bersama. Yang dalam makalah ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai musyarokah.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dari Syirkah?
2. Apa dasar hukum syirkah?
3. Apasaja rukun dan syaratnya?
4. Apasaja macam-macam syirkah?
5. Apa saja aplikasi produk atau perkembangan syirkah?
6. Apa yang membatalkan akad syirkah?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan syirkah?
2. Untuk mengetahui apa dasar hokum syirkah
3. untuk mengetahui apa saja rukun dan syaratnya
4. untuk mengetahui macam-macam syirkah
5. untuk mengetahui aplikasi produk atau perkembangan syirkah
6. untuk mengetahui apa yang membatalkan akad syirkahs
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian syirkah
3
masing-masing.Secara terminologis, menurut Kompilasi Hukum Ekonomi
Syari‟ah, Syirkah (Musyarokah) adalah kerja sama antara dua orang atau
lebih dalam satu permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha
Ulama‟ Hanafiah
Menurut ulama‟ Hanafiah, syirkah adalah ungkapan tentang adanya
transaksi akad antara dua orang yang bersekutu pada pokok harta dan
keuntungan.
Ulama‟ Malikiyah
Menurut ulama‟ Malikiyah perkongsian adalah izin untuk mendaya
gunakan (tasharuf) harta yang dimiliki dua orang secara bersama-sama oleh
keduanya, yakni kerduanya saling mengizinkan kepada salah satunya untuk
mendayagunakan harta milik keduanya, namun keduanya masing-masing
mempunyai hak untuk bertasharuf
Ulama‟ Syafi‟iyah
Menurut ulama‟ Syafiiyah, syirkah adalah ketetapan hak pada sesuatu
yang dimiliki seseorang atau lebih dengan cara yang masyhur (diketahui).
Ulama‟ Hanabilah
Menurut ulama‟ Hanabilah, Syirkah adalah Perhimpunan adalah hak
(kewenangan) atau pengolahan harta (tasharuf).
4
B. Dasar Hukum Syirkah
a. Al-Quran
b. Hadis
5
dari Abu Hayyan At Taimi, dari ayahnya dari Abu Hurairah dan ia
merafa'kannya. Ia berkata; sesungguhnya Allah berfirman: "Aku adalah
pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama tidak ada salah
seorang diantara mereka yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia
telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari keduanyaPada dasarnya
hukum syirkah adalah mubah atau boleh. Hal ini ditunjukkan oleh
dibiarkannya praktik syirkah oleh baginda Rasulullah yang dilakukan
masyarakat Islam saat itu (Majid, 1986). Beberapa dalil Al-Quran dan hadist
yang menerangkan tentang syirkah antara lain:“Sesungguhnya kebanyakan
dari orang-orang ber-syirkah itu, sebahagian mereka berbuat zalim
terhadap sebagahian yang lain, kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal salih.” (QS Shad 38:24)Imam al-Bukhari meriwayatkan
bahwa Abu Manhal pernah mengatakan:
6
C. RUKUN DAN SYARAT SYIRKAH
a) Rukun syirkah
Menurut ulama Hanafiyah bahwa rukun syirkah ada dua, yaitu
ijab dan qabul atau bahasa lainya adalah akad. Akad yang menentukan
adanya syirkah.Syarat-syarat yang berhubungan dengan syirkah
menurut Hanafiyah dibagi menjadi empat bagian berikut ini :
Sesuatu yang bertalian dengan semua bentuk syirkah baik dengan
harta maupun dengan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat dua
syarat yaitu a) yang berkenaan dengan benda yang diakadkan adalah
harus dapat diterima sebagai perwakilan, b) yang berkenaan dengan
keuntungan yaitu pembagian keuntungan harus jelas dan dapat
diketahui dua pihak, misalnya setengah, sepertiga dan yang lainnya.
Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mal (harta). Dalam hal ini
terdapat dua perkara yang harus dipenuhi a) bahwa modal yang
dijadikan objek akad syirkah adalah dari alat pembayaran (nuqud)
seperti Riyal, dan Rupiah b) yang dijadikan modal (harta pokok) ada
ketika akad syirkah dilakukan baik jumlahnya sama maupun berbeda.
Sesuatu yang bertalian dengan syirkah mufawadhah bahwa
dalam mufawadhah disyaratkan a) modal (pokok harta) dalam syirkah
mufawadhah harus sama b) bagi yang bersyirkah ahli untuk
kafalah c) bagi yang dijadikan objek akad disyaratkan syirkah
umum, yakni pada semua macam jual beli atas perdagangan.
Adapun syarat-syarat yang bertalian dengan syirkah inan sama
dengan syarat-syarat syirkah mufawadhah.
7
Dijelaskan pula oleh Abd al-Rahman al-Jaziri bahwa rukun syirkah
adalah dua orang yang berserikat, subyek dan objek akad syirkah baik
harta maupun kerja. Syarat-syarat syirkah dijelaskan oleh Idris Achmad
berikut ini :
8
D. Syarat syirkah
Syarat-syarat syirkah adalah sebagai berikut:
a. Syirkah dilaksanakan dengan modal uang tunai
b. Dua orang atau lebih berserikat, menyerahkan modal, menyampurkan
antara harta benda anggota serikat dan mereka bersepakat dalam
jenis dan macam persusahaanya.
c. Dua orang atau lebih mencampurkan kedua hartanya, sehinnga tidak
dapat dibedakan satu dari yang lainya.
d. Keuntungan dan kerugian diatur dengan perbandingan modal harta
serikat yang diberikan.
9
Adapun syarat sah akad ada 2 (dua) yaitu:
10
menjadi penampung terhadap terlaksananya pekerjaan anggota
lain, dengan akibat masing – masing bertanggung jawab atas
terlaksananya seluruh pekerjaan hingga masing – masing
anggota dapat dituntut untuk memenuhi pekerjaan yang telah
menjadi persetuju
11
E. Macam-Macam Syirkah dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Syirkah amlak
Obyek akad syirkah dalam syirkah amlak adalah hak kepemilikan.
Oleh karena itu pengertian syirkah amlak adalah penguasaan harta
(kepemilikan) secara bersama-sama, biasanya berupa kongsi kepemilikan
bangunan, barang berharga, lahan atau bahan tak bergerak. Perkongsian
kepemilikan dalam syirkah amlak dapat terjadi karena adanya jual beli,
pemberian hibah atau warisan.
Contoh syirkah amlak dalam kehidupan sehari-hari adalah
perkongsian harta akibat adanya harta yang diwariskan, dari orang tua
kepada anaknya. Seperti yang dijelaskan pada Al-Quran surat An-nisa
ayat 12.
Akibat adanya perkongsian kepemilikan, maka apabila harta
tersebut mau dipergunakan atau di jual. Penjual haruslah memperoleh izin
dari seluruh pemilik harta tersebut. Jika tidak, jual beli tersebut merupakan
transaksi terlarang dalam islam, karena tidak memenuhi syarat jual beli,
yaitu menjual barang yang telah dimilikinya.
2. Syirkah Uqud
Macam-macam syirkah jenis ini, lebih mudah dikenali. Karena
merupakan kerjasama atau berserikatnya dua pihak atau lebih dalam hal
permodalan, keuntungan, dan kerugian. Pengusaha yang mencari investor
untuk modal usaha atau investor yang ingin melakukan kerjasama usaha
bagi hasil menerapkan beberapa jenis syirkah uqud untuk menjalankan
suatu usaha secara bersama-sama.
3. Syirkah inan
Syirkah inan adalah kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih,
dengan ketentuan setiap pihak yang bekerja sama memberikan kontribusi
kerja (amal) dan modal (maal). Al-Quran surat Shaad ayat 24, merupakan
dalil syirkah inan.
12
Modal uang dan kerja merupakan dua point penting dalam syirkah
inan. Sehingga, apabila salah satu pihak, bergabung dengan membawa
modal barang (‘urudh), maka barang tersebut harus ditaksir harganya
senilai uang.
4. Syirkah Abdan
Syrikah abdan adalah kerjasama usaha antar para pihak yang hanya
menyertertakan kontribusi kerja (amal), tanpa kontribusi modal (maal).
Kontribusi kerja yang dimasukkan kedalam syirkah dapat berupa kerja
fisik, maupun kerja pikiran. Tidak ada syarat kesamaan profesi pada
praktek syirkah abdan. Sehingga dimungkinkan kerjasama syirkah abdan
antara pihak yang menyumbang kerja pikiran dan satu pihak lagi kerja
fisik.
13
5. Syirkah Wujuh
Syirkah wujuh adalah kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih
yang sama-sama memberikan kontribusi kerja (amal). Disebut syirkah
wujuh karena para pihak yang melakukan syirkah ini memiliki reputasi
baik dan keahlian dalam berbisnis.
Para pihak ini membeli barang dengan pembayaran tunda kepada
pemilik barang, kemudian menjual kembali secara tunai. Mereka dapat
melakukan hal tersebut, karena memiliki reputasi baik sehingga dipercaya
baik oleh pemilik barang, maupun masyakat calon pembeli.
a. Syirkah mudharabah
Syirkah mudharabah adalah bentuk kerjasama usaha dengan
adanya pemisahan yang jelas antara pemberi kontribusi kerja dan
kontribusi amal. Pada syirkah mudharabah, pengelola bertanggung jawab
melakukan 100% pekerjaan mengelola usaha, agar menguntungkan. Dan
investor bertanggung jawab memberikan 100% modal yang dibutuhkan
pengelola usaha untuk menghasilkan usaha.
Salah satu contoh syirkah mudharabah adalah pada praktek akad
mudharabah dalam pembiayaan bank syariah kepada koperasi simpan
pinjam. Bank syariah menyuplai 100% modal yang dibutuhkan untuk
keperluan pembiayaan anggota koperasi.
Sedangkan, pengurus koperasi bertanggung jawab, untuk
melakukan verifikasi kesesuaian kebutuhan anggota dengan akad
pembiayaan syariah, melakukan pengecekan kelayakan pinjaman dan
melakukan penagihan.
Apabila dalam contoh mudharabah dalam kehidupan sehari-hari di
koperasi ini terdapat keuntungan. Maka bank dan koperasi berbagi
keuntungan sesuai kesepakatan. Sedangkan apabila terjadi kerugian,
pemilik modal menanggung keseluruhan kerugian, sesuai porsi modal
yang disetorkannya.
14
simpanan bank syariah. Dan akad mudharabah musytarakah pada asuransi
syariah.
b. Syirkah Mufawadah
Pada prakteknya, syirkah inan, syirkah abdan, syirkah wujuh, dan
syirkah mudharabah, dapat digabungkan dalam satu syirkah, syirkah yang
mengabungkan macam-macam syirkah uqud lainnya dikenal dengan nama
syirkah mufawadah.
Syirkah mufawadah diperbolehkan, karena setiap jenis syirkah
yang telah memenuhi rukun dan syarat syirkah adalah syirkah yang sah,
apabila digabungkan dengan jenis syirkah lainnya. Adapun pembagian
keuntungan dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak, sedangkan
pembagian kerugian berdasarkan ketentuan masing-masing syirkah
lainnya.
Contoh syirkah mufawadaah adalah seorang investor melakukan
syirkah mudharabah dengan dua orang ahli teknik sipil untuk usaha
properti. Dua orang ahli teknik sipil ini juga melakukan syirkah abdan,
untuk mengerjakan proyek. Mereka juga melakukan syirkah wujuh
dengan dengan pemilik toko bangunan.
15
F. Aplikasi produk perkembagan akad syirkah
Aplikasi akad musyarakah dalam lembaga keuangan syariah yaitu
dalam bentuk pembiayaan muayarakah. Transaksi tersebut dilandasi adanya
keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang
mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam golongan ini adalah
semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di mana mereka
secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang
berwujud maupun tidak berwujud.
Bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama bisa berupa dana,
barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan,
kepercayaan dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik (partner) yang
masingmasing memberikan dana untuk usaha. Pembagian keuntungan/ hasil
atau kerugian sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu bimat tafaqa, wal
khasaratu biqadri malihi”. (Keuntungan dibagi menurut kesepakatan,
sedangkan apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi modal masing-
masing). Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam pengaturan manajemen,
sesuai kaidah musyarakah.
16
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
Ketentuan umum dalam proyek musyarakah di perbankan syariah adalah
sebagai berikut:
o Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi
o Menjalakan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin
pemilik modal lainnya.
o Memberi pinjaman kepada pihak lain.
o Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau
digantikan oleh pihak lain.
o Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila
menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia, atau menjadi
tidak cakap hukum.
o Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka
waktu proyek harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi
sesuai dengan kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai
dengan porsi modal.
o Proyek yang akan dilaksanakan harus disebutkan dalam akad.
Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut
bersama bagi hasil yang telah disepakati (PKES, 2008).
17
Musyarakah Mutanaqisah adalah boleh. Akad Musyarakah Mutanaqisah
terdiri dari akad Musyarakah/ Syirkah dan Bai’ (jual-beli). Dalam
Musyarakah Mutanaqisah, para mitranya memiliki hak dan kewajiban, di
antaranya;
18
3) Sukuk Musyarakah.
Salah satu produk syariah di pasar modal Indonesia yang masih
terbatas namun berpotensi untuk dikembangkan baik dari sisi jumlah
maupun jenis akad adalah sukuk. Sukuk yang diterbitkan di Indonesia
saat ini baru menggunakan 2 (dua) akad, yaitu akad mudharabah dan
akad ijarah.
Sedangkan beberapa negara di kawasan Timur Tengah, Asia
dan Eropa, struktur penerbitan sukuk telah menggunakan akad yang
lebih beragam antara lain akad ijarah, mudharabah, musyarakah,
istishna, murabahah, salam, dan hybrid sukuk. Di Indonesia sukuk
dengan menggunakan akad musyarakah, berpotensi untuk
diter250apkan oleh perusahaan di berbagai sektor bidang usaha,
sedangkan sukuk dengan menggunakan akad istishna untuk
perusahaan di sektor infrastruktur. Konsep ini sesuai diterapkan dalam
kegiatan investasi, di mana dalam kegiatan tersebut masih terdapat
hal-hal yang belum dapat diprediksikan antara lain berapa keuntungan
yang akan diperoleh. Hal ini dapat dikatakan bahwa sukuk
musyarakah merupakan bentuk pembiayaan syariah yang paling ideal
karena dalam struktur ini terkandung dengan jelas konsep syariah
yaitu untung muncul bersama risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil
usaha muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman) (Tim Kajian
Pengembangan Produk Syariah, 2009).
19
o Sukuk Musyarakah Tanpa SPV Penerbitan sukuk didahului
dengan adanya proyek (yang akan dijadikan underlying as set)
atau rencana proyek tertentu yang memerlukan pendanaan
lewat penerbitan sukuk musyarakah.
20
dalam kontrak penerbitan sukuk, atau dapat menggunakan
rasio kontrbusi modal secara pro rata. Sedangkan jika
pelaksanaan proyek terebut mengalami kerugian, maka
kerugian tersebut harus ditanggung secara prorata berdasarkan
kontribusi Emiten dan pemgang sukuk dalam permodalan (Tim
Kajian Pengembangan Produk Syariah, 2009)
21
kontribusi permodalan yang dilakukan (Tim Kajian
Pengembangan Produk Syariah, 2009).
22
G. Berakhirnya Akad dalam Syirkah
1. Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal di mana jika salah satu pihak
membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak yang lainnya.
2. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (keahlian
mengelola harta)
3. Salah satu pihak meninggal dunia. Tetapi apabila anggota syirkah lebih
dari dua orang yang batal hanyalah yang meninggal saja.
4. Salah satu pihak ditaruh di bawah pengampuan.
5. Salah satu pihak jatuh bangkrut yang berakibat tidak berkuasa lagi atas
harta yang menjadi saham syirkah.
6. Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama
Syirkah.
23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
24
untung muncul bersama risiko (al ghunmu bil ghurmi) dan hasil usaha muncul
bersama biaya (al kharaj bi dhaman).
25
DAFTAR PUSTAKA
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm 127
26