Modul
Ekonomi Islam
Basic-Advance
MenggaliPotensi,
MembangunEkonomRabbani
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
DAFTAR ISI
Kontribusi Ekonomi
Ekonomi Islam
Islam Kepada Dunia .........................................
...............................................................
..................................
............ 28
Mahzab-mahzab dalam Ekonomi Islam
Islam ..........................................
.................................................................
.....................................
.............. 29
BAB III FIQH MUAMALAH
Pengertian ...............................................
.....................................................................
............................................
............................................
..................................
............ 30
Pembagian Fiqh .....................................................
...........................................................................
.............................................
.........................................
.................. 30
Sumber Hukum Fiqh .........................................
...............................................................
............................................
.............................................
....................... 30
Norma Akad ...........................................
.................................................................
............................................
.............................................
..................................
........... 31
Transaksi ..........................
.................................................
.............................................
............................................
............................................
..................................
............ 33
Khiyar ..............................................
....................................................................
............................................
............................................
.........................................
................... 35
1
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
2
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
BAB I
PENGANTAR EKONOMI ISLAM
A. Pengertian Ekonomi Islam
Berbagai ahli ekonomi Muslim memberikan definisi ekonomi Islam yang bervariasi, tetapi pada
dasarnya mengandung makna yang sama. Pada intinya, ekonomi Islam adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berupaya untuk memandang, meneliti dan menyelesaikan permasalahan-
permasalahan -
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami (yaitu didasarkan atas Al-Quran dan Sunnah
Nabi).
B. Tujuan Ekonomi Islam
1. Mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat ( falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan
terhormat (hayyah thayyibah).
2. Mencapai kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan terhadap lima ke- mashlahah-an
yaitu keimanan (ad dien), ilmu (al „ilm), kehidupan (an nafs), harta (al maal ),
), kelangsungan
keturunan (an nash). Kelima mashlahah tersebut merupakan sarana yang sangat dibutuhkan bagi
kelangsungan kehidupan yang baik dan terhormat. (Menurut As-Shatibi)
3. Membangun keimanan yang mampu membentuk preferensi, sikap, keputusan dan perilaku yang
mengarah pada perwujudan mashlahah untuk mencapai falah.
4. Menciptakan kehidupan yang seimbang, mencakup keseimbangan fisik dengan mental, material
dengan spiritual, individu dengan sosial, masa kini dengan masa depan, serta dunia dengan
akhirat.
C. Ciri-ciri Ekonomi Islam
1. Memelihara fitrah manusia.
Islam adalah agama yang sesuai dengan kefitrahan manusia. Fitrah manusia adalah sejauh apapun
ia berjalan menyelisihi fitrha kemanusiaannya, ia akan berusaha mencari jalan kembali.
2. Memelihara norma-norma akhlak.
Islam membawa ajaran dasar tauhid, akhlaq dan ajaran yang berhubungan aspek jiwa, akal, materi
dan sosial. Maka kita harus berakhlaq yang baik kepada semua orang dan jangan pernah
menganggap rendah orang lain.
3. Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat.
Islam mendahulukan kepentingan masyarakat umum dari pada kepentingan pribadi.
4. Kegiatan-kegiatan ekonomi adalah kebahagian dari ajaran agama Islam.
5. Kegiatan ekonomi Islam mempunyai cita-cita luhur.
Yaitu bertujuan berusaha untuk mencari keuntungan individu, disamping melahirkan kebahagiaan
bersama bagi masyarakat.
3
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
6. Aktivitas-aktivitas ekonomi Islam senantiasa diawasi oleh hukum-hukum islam dan
pelaksanaannya
pelaksanaann ya dikawal pula oleh pihak pemerintah.
7. Ekonomi Islam menyeimbangkan antara kepentingan individu dan masyarakat.
D. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip dalam ekonomi Islamakan membentuk keseluruhan kerangka ekonomi Islam,
yang jika diibaratkan sebagai sebuah bangunan dapat divisualisasikan sebagai berikut:
Perilaku islami
AKHLAK dalam bisnis dan
Bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal, yakni: tauhid (keimanan), „adl
(keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintahan), dan ma‟ad (hasil). Kelima nilai ini
menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi islam.
Namun, teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi
Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena
itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri
dari cikal bakalsistem ekonomi Islam. Ketiga prinsip derivatif itu adalah: multitype ownership,
4
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
5
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Ekonomi Islam mempelajari apa yang (akan dan telah) terjadi pada individu dan msyarakat yang
perilaku ekonominya diilhami oleh nilai-nilai Islam. Sedangkan ekonomi konvensional hanya
mempelajari perilaku ekonomi manusia yang ada.
Ekonomi Konvensional beorientasi pada keuntungan materi (profit oriented) semata dan
mengabaikan nilai-nilai moral serta mengedepankan sistem bunga dalam transaksi ekonominya.
Sementara ekonomi Islam tidak melegitimasi adanya bunga dalam transaksi ekonomi, tapi yang
dikenal adalah nisbah (prosentase) bagi hasil.
Ekonomi Islam bertolakbelakang dengan ekonomi kapitalis yang cenderung individualistik,
ekonomi sosialis yang lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivitas) dan komunisme yang ekstrim.
Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan
rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap pelaku usaha.
F. Ekonomi Islam Saat Ini
Kemunculan ilmu Islam ekonomi modern di panggung internasional, dimulai pada tahun 1970-an.
Ditandai dengan kehadiran para pakar ekonomi Islam kontemporer, seperti Muhammad Abdul
Mannan, M. Nejatullah Shiddiqy, Kursyid Ahmad, An-Naqvi, M. Umer Chapra, dll. Pada tahun 1975
berdiri Islamic Development Bank dan selanjutnya diikuti pendirian lembaga-lembaga perbankan
dan keuangan Islam lainnya di berbagai negara. Pada tahun 1976 para pakar ekonomi Islam dunia
berkumpul untuk
unt uk pertama kalinya
k alinya dalam sejarah pada International Conference
Conf erence on Islamic Economics
and Finance, di Jeddah.
Di Indonesia, momentum kemunculan ekonomi Islam dimulai tahun 1990an. Ditandai berdirinya
Bank Muamalat Indoeesia tahun 1992. Sepanjang tahun 1990an perkembangan ekonomi syariah di
Indonesia relatif lambat. Tetapi pada tahun 2000an terjadi gelombang perkembangan yang sangat
pesat ditinjau
ditinj au dari sisi pertumbuhan aset,
aset , omset dan jaringan
ja ringan kantor lembaga perbankan dan keuangan
keuan gan
syariah. Pada saat yang bersamaan juga mulai muncul lembaga pendidikan tinggi yang mengajarkan
ekonomi Islam.
1. Tantangan dan Problem
Adanya perkembangan ekonomi global dan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap
ekonomi dan perbankan Islam, ekonomi Islam menghadapi berbagai permasalahan dan
tantangan-tantangan yang besar. Ada lima problem dan tantangan yang dihadapi ekonomi Islam
saat ini. Pertama, masih minimnya pakar ekonomi Islam berkualitas yang menguasai ilmu-ilmu
ekonomi modern dan ilmu-ilmu syariah secara integratif. Kedua, ujian atas kredibiltas sistem
ekonomi dan keuangannya. Ketiga, perangkat peraturan, hukum dan kebijakan, baik dalam skala
nasional maupun internasional masih belum memadai. Keempat, masih terbatasnya perguruan
tinggi yang mengajarkan ekonomi Islam dan masih minimnya lembaga tranining dan consulting
6
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
dalam bidang ini. Sehingga SDI di bidang ekonomi dan keuangan syariah masih terbatas dan
belum memiliki pengetahuan ekonomi
ekono mi syariah yang memadai. Kelima, peran pemerintah baik
eksekutif maupun legislatif masih rendah terhadap pengembangan ekonomi syariah, karena
kurangnya pemahaman dan pengetahuan mereka tentang ilmu ekonomi Islam.
2. Gerakan Menghadapi Tantangan
Sadar akan berbagai problem ditambah dengan kondisi ekonomi bangsa (umat) yang masih
terpuruk. Para ekonom muslim yang terdiri dari akademisi dan praktisi ekonomi Islam se-
Indonesia berkumpul di Jakarta, di Istana Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3
Maret 2004 dalam sebuah forum
fo rum Konvensi Nasional Ekonomi Islam. Keesokan harinya,
harin ya, pada
tanggal 4 maret 2004, di Universitas Indoensia, dideklarasikan lahirnya sebuah wadah Ikatan Ahli
Ekonomi Islam Indonesia
Indo nesia (IAEI) oleh para tokoh ekonomi Islam nasional,
n asional, Gubernur Bank
Indonesia, Burhanuddin Abdullah, ulama (MUI), K.H Maruf Amin, Direktur Utama Bank
Muamalat, A.Riawan Amin, Ketua Umum BAZIS saat itu Ahmad Subianto, pakar ekonomi
Islam dari Timur, Prof. Halidey,
Halide y, dan disaksikan ratusan ahli/akademisi dan
d an praktisi ekonomi
syariah se-Indoensia.
Dari acara konvensi nasional dan deklarasi IAEI, para akademisi, praktisi, ulama dan regulator
(BI), bergabung, bersinergi dan memiliki visi yang sama untuk mengembangkan ekonomi Islam di
Indonesia, setelah sehari sebelumnya mendapat dukungan dan respon positif dari Wakil Presiden
Republik Indonesia, Hamzah Haz. Ketika itu ada keyakinan bersama, yaitu jika berbagai elemen
penting dari umat tersebut bersinergi, maka dalam waktu yang tidak
ti dak terlalu lama, ekonomi Islam
akan mampu memberikan konstribusi yang besar dan nyata bagi pembangunan ekonomi bangsa
yang sekian lama terpuruk dalam krisis moneter dan ekonomi.
Oleh karena itu IAEI merumuskan visinya, yaitu menjadi wadah para pakar ekonomi Islam
yang memiliki komitmen dalam mengembangkan dan menerapkan ekonomi syariah di Indonesia.
Sebagai sebuah wadah assosiasi para pakar dan profesional, IAEI lebih mengutamakan
program pengembangan Ilmu Pengetahuan di bidang ekonomi syariah melalui riset ilmiah untuk
dikontribusikankan
dikontribusikan kan bagi pembangunan ekonomi, baik ekonomi dunia maupun ekonomi
Indonesia. Karena itu IAEI terus bekerja membangun tradisi ilmiah di kalangan akademisi dan
praktisi ekonomi syariah di Indonesia.
Misi IAEI selanjutnya ialah menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas di
bidang ekonomi dan keuangan Islam melalui lembaga pendidikan dan kegiatan pelatihan.
Membangun sinergi antara lembaga keuangan syariah, lembaga pendidikan dan pemerintah dalam
membumikan ekonomi syariah di Indonesia. Selain itu IAEI juga akan berusaha membangun
jaringan dengan
d engan lembaga-lembaga
lemb aga-lembaga internasional, baik lembaga
l embaga keuangan,
keu angan, riset
r iset maupun
maup un organisasi
or ganisasi
investor internasional.
7
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
BAB II
SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
A. Pada Masa Pemerintahan Nabi Muhammad S.A.W
1. Latar Belakang Sosial
Pada masa Arab pra-Islam atau yang sering disebut masa jahiliyahsudah biasa melakukan
transaksi berbau riba. Ath-Thabari menyatakan: "Pada masa jahiliyah, praktik riba terletak pada
penggandaan dan kelebihan jumlah umur satu tahun. Misalnya, seorang berhutang. Ketika sudah
jatuh tempo, datanglah pemberi hutang untuk menagihnya seraya berkata, “Engkau akan
membayar hutangmu ataukah akan memberikan tambahan (bunga) nya saja kepadaku? ” Jika ia
memiliki sesuatu yang dapat ia bayarkan maka ia pun membayarnya. Jika tidak, maka ia akan
menyempurnakannya hingga satu tahun ke depan. Jika hutangnya berupa ibnatu makhadh (anak
unta yang berumur satu tahun, maka pembayarannya menjadi ibnatu labun (anak unta yang
berumur dua tahun)
t ahun) pada tahun kedua dan seterusnya
seteru snya hingga ia mampu membayarnya.Begitu
memb ayarnya.Begitu pula
p ula
juga dalam hal hutang emas ataupun
ata upun uang, berlaku rib
riba.
a.
Sebagai pelaku ekspor impor, jazirah Arab memiliki pusat kota tempat bertransaksi yaitu kota
Makkah. Kota Makkah merupakan kota suci yang setiap tahunnya dikunjungi, terutama karena
disitulah terdapat bangunan suci Ka'bah. Selain itu di Ukaz terdapat pasar sebagai tempat
bertransaksi dari berbagai belahan dunia dan tempat berlangsungnya perlombaan kebudayaan
(puisi Arab). Oleh karena itu kota tersebut menjadi pusat peradaban baik politik, ekonomi, dan
budaya yang penting.Makkah merupakan jalur persilangan ekonomi internasional,
internasional , hal ini
menyebabkan masyarakat Makkah memiliki peran strategis untuk berpartisipasi dalam dunia
perekonomian tersebut. Mereka digolongkan menjadi
me njadi tiga, yaitu:
a. para konglomerat yang memiliki
me miliki modal,
b. para pedagang yang mengolah
men golah modal dan para konglomerat
ko nglomerat
c. para perampok dan rakyat biasa yang memberikan jaminan keamanan kepada para khafilah
pedagang dari perantauan,
perant auan, mereka mendapatkan laba
l aba keuntungan sebesar
sebes ar sepuluh persen.
Alat pembayaran yang mereka gunakan adalah koin yang terbuat dari perak, emas atau
logam mulia lain yang ditiru dari mata uang Persia dan Romawi. Sampai sekarang koin tersebut
masih tersimpan disejumlah museum di Timur Tengah.
Dari berbagai sumber sejarah diketahui bahwa mata uang pada masa jahiliyah dan pada masa
permulaan Islam, terdiri,
te rdiri, dari dua macam: dinar
di nar dan dirham.
d irham. Mata uang dirham terbuat dari perak,
terdiri dari tiga jenis: Bughliyah, Jaraqiyah, dan Thabariyah. Ukurannya beragam, bughliyah
beratnya 4,66 gram, Jaraqiyah beratnya 3,40 gram, dan Thabariyah beratnya 2,83 gram.
Sedangkan mata uang dinarterbuat dari emas. Pada masa jahiliyah dan pada permulaan Islam,
Syam dan Hijaz menggunakan mata uang dinar yang seluruhnya adalah mata uang Romawi. Mata
8
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
uang ini dibuat di negeri Romawi, berukiran gambar raja, bertuliskan huruf Romawi. Satudinar
pada masa itu setara dengan 10 dirham.
Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak Muhammad SAW ditunjuk sebagai seorang Rasul.
Rasululah SAW mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum (fiqih), politik (siyasah)
(siyasah), juga masalah
perniagaan atau ekonomi (muamalah). Masalah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian
Rasulullah SAW, karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus
diperhatikan.
Pada saat nabi Muhammad S.A.W melakukan hijrah ke Yastrib (Madinah), keadaan di
Yastrib masih sangat kacau. Mereka belum memiliki pemimpin ataupun raja yang berdaulat serta
hukum dan pemerintahan. Keadaan kabilah-kabilah yang berada di Yastrib juga masih saling
bertikai.
Pada saat di Mekkah, Rasulullah hanya seorang pemuka agama, keadaannya berubah saat
beliau hijrah ke Madinah. Rasulullah menjadi pemimpin bagi bangsa Madinah. Dibawah
kepemimpinannya, Madinah berkembang cepat dan dalam waktu sepuluh tahun telah mennjadi
Negara yang sangat besar dibandingkan
d ibandingkan dengan wilayah-wilayah
w ilayah-wilayah lainn
lainnya
ya di seluruh jazirah Arab.
Sebagai kepala dari suatu Negara yang baru terbentuk, ada beberapa hal yang segera
mendapat perhatian beliau seperti :
a. Membangun masjid utama sebagai tempat untuk menjadi pusat aktivitas umat muslim
b. Merehabilitasi muhajirin Mekkah dan Madinah
c. Menciptakan kedamaian dalam Negara
d. Menegakkan hak dan kewajiban bagi warga negaranya
e. Membuat konstitusi Negara
f. Menyusun sistem pertahanan Madinah
g. Meletakkan dasar-dasar sistem keuangan Negara
Pada masa Rasulullah SAW, tidak ada tentara formal. Semua muslim yang mampu boleh jadi
tentara. Mereka tidak mendapatkan gaji tetap, tetapi mereka diperbolehkan mendapatkan bagian
dari harta rampasan perang. Rampasan tersebut meliputi senjata, kuda, unta, domba, dan barang-
barang bergerak lainnya yang didapatkan dari perang. Situasi berubah setelah turunnya Surat Al-
Anfalayat 41 : “ Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan
perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, Kerabat Rasul, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan Ibnu sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada yang Kami
turunkan kepada hamba Kami (Muhammad)di hari furqaan, yaitu di hari bertemunya dua
pasukan. Dan Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
9
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Rasulullah SAW biasanya membagi seperlima ( khums) dari rampasan perang tersebut menjadi
tiga bagian, bagian pertama untuk beliau dan keluarganya, bagian kedua untuk kerabatnya dan
bagian ketiga untuk anak yatim piatu, orang yang sedang membutuhkan dan orang yang sedang
dalam perjalanan. Empat perlima bagian yang lain dibagi diantara prajurit yang ikut perang, dalam
kasus tertentu beberapa orang yang tidak ikut serta dalam perang juga mendapat bagian.
Penunggang kuda mendapat dua bagian, untuk dirinya sendiri dan kudanya.
Pada masa Rasulullah SAW, beliau mengadopsi praktik yang lebih manusiawi terhadap tanah
pertanian yang telah ditaklukkan sebagai fay‟ atau
atau tanah dengan kepemilikan umum. Tanah-tanah
ini dibiarkan dimiliki oleh pemilikinya dan penanamnya, sangat berbeda dari praktik kekaisaran
Romawi dan Persia yang memisahkan tanah ini dari pemiliknya dan membagikannya kepada elit
militernya dan para prajurit. Semua tanah yang dihadiahkan kepada Rasulullah SAW (iqta‟) relatif
lebih kecil jumlahnya dan terdiri dari tanah-tanah yang tidak bertuan. Kebijakan ini tidak hanya
membantu mempertahankan kesinambungan kehidupan administrasi dan ekonomi tanah-tanah
yang dikuasai, melainkan juga mendorong keadilan antar generasi dan mewujudkan sikap egaliter.
Pada tahun kedua setelah hijrah diperintahkan untuk shodaqoh fitrah, sementara zakat pada
tahun ke-9 hijriah.Shodaqoh ini kemudian dengan Zakat Fitrah yang dibayarkan setiap setahun
sekali pada bulan ramadhan. Besarya satu sha kurma, gandum, tepung keju, atau kismis, setengah
sha gandum untuk setiap muslim, budak atau orang bebas, laki-laki atau perempuan, muda atau
tua dan dibayar sebelum Shalat Idul Fitri.
Pada masa Rasulullah, sumber pendapatan dibagi menjadi dua,yaitu Primer dan Sekunder:
a. Pendapata
Pendapatan
n Primer
1) Zakat
Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke-9 hijriah, berbeda dengan pajak dan
diberlakukan tidak seperti pajak.Pengeluaran untuk zakat tidak dapat dibelanjakan untuk
pengeluaran umum negara karena zakat berguna untuk membantu masyarakat yang tidak
mampu. Pemerintah pusat baru hanya berhak mengambil keuntungan bila terjadi surplus
(saat tidak ada orang yang berhak menerima lagi).
Pada masa rasulullah, zakat dikenakan pada hal-hal berikut :
a) Benda logam yang terbuat dari emas.
b) Benda logam yang terbuat dari perak.
c) Binatang ternak unta, sapi, domba, dan kambing
d) Berbagai jenis barang dagangan termasuk budak dan hewan
e) Hasil pertanian termasuk buah-buahan
f) Luqta, harta benda yang ditinggalkan musuh
g) Rikaz, harta karun
10
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Primer Sekunder
Biaya Pertahanan, seperti: Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah
persenjataan, unta, kuda, Hiburan untuk para delegasi keagamaan
dan persediaan. Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya
Penyaluran zakat dan ushr perjalanan mereka
kepada yang berhak Hadiah untuk pemerintah negara lain
11
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
setengah tahun sebelum dimulainya hijrah. Abu Bakar temasuk suku quraisy dari bani Taim, dan
selisih keturunannya sama dengan Rasulullah saw dari garis ke-7. Abu Bakar As-Shidiq mendapat
kepercayaan pertama dari kalangan muslim untuk menggantikan Rasulullah saw setelah beliau
wafat.Terdapat beberapa kriteria yang melekat pada diri Abu Bakar r.a sehingga kaum muslimin
mempercayainya untuk menjadikanya pemimpin Islam, diantaranya adalah terdapat ketaatan dan
keilmuan yang luar biasa, faktor kesenioran diantara yang lain, dan faktor kesetiaan dalam
mengikuti dan mendampingi Rasulullah saw dalam menyiarkan agama Islam. Sebelum menjadi
khalifah Abu Bakar tinggal di pinggiran kota Madinah. Setelah 6 bulan, Abu Bakar pindah ke
Madinah dan bersamaan dengan itu sebuah Baitul Mal dibangun. Ciri khas dari masa
ditambah daging domba dan pakaian biasa. Namun ternyata kebutuhan itu tidak mencukupi
keluarganya, sehingga di masa ini tunjangan khalifah dinaikan menjadi 2000 atau 2500
dirham, atau menurut riwayat lain 6000 dirham per tahun. Namun menjelang beliau wafat, ia
12
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
kesulitan untuk mendapatkan pendapatan negara. Akhirnya ia kembali menjual sebagian besar
tanahnya untuk diserahkan pada negara. Sementara, dia juga meminta fasilitas yang selama ini
ia dapatkan dari Baitul Maal diserahkan pada pengganti selanjutnya.
d. Abu Bakar pun sangat memperhatikan zakat. Ia sangat perhitungan dalammencegahterjadinya
kurang bayar atau lebih bayar zakat, sehingga ia akanmengembalikan sisanya.Misalkan jika
muzzaki yang awalnya harus membayar satu ekor unta usia 1 tahun, namun pemiliknya hanya
memiliki yang 2 tahun, maka petugas zakat diperintahkan untuk membayar senilai 1 tahunnya.
e. Menerangkan konsep balance budget policy pada Baitul Maal.
Yang menarik dari kepemimpinan beliau adalah ketika beliau mendekati wafatnya, yaitu
kebijakan internal dengan mengmbalikan kekayaan kepada Negara karena melihat kondisi Negara
yang belum pulih dari krisis ekonomi. Beliau lebih mementingkan kondisi rakyatnya dari pada
kepentingan individu dan keluarganya.
Abu Bakar r.a meninggal pada 13H/13 Agustus 634 M dalam usia 63 tahun, dan
kekhalifahanya berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari. Jenazah Abu
lebih dikelola secara profesional. Baitul Maal ini dipelopori karena Abu Hurairah membawa
kharaj hingga 500.000 dirham. Maka dibangunlah bangunan Baitul Mal secara terpisah dan
permanen di Madinah serta diseluruh provinsi. Bahkan di Mesir, Baitul Mal telah
13
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
mengumpulkan dana hingga 2 juta dinardan di Sawad mencapai 200 juta dinar.Harta Baitul
Mal dipergunakan mulai untuk menyediakan makanan bagi para janda, anak-anak yatim, serta
anak-anak terlantar, membiayai penguburan orang-orang miskin, membayarkan utang orang-
orang yang bangkrut, membayar uang diyat, untuk kasus-kasus tertentu, sampai untuk
pinjaman tanpa bunga untuk
un tuk tujuan komersial.
d. Mendirikan Diwan Islam yang disebut Al-Divan. Al-Divan adalah kantor yang mengurusi
pembayaran tunjangan-tunjangan
tunjangan-tu njangan angkatan perang dan pensiun serta tujangan lainnya secara
reguler dan tepat.
e. Pengeluaran negara tidak lagi langsung dihabiskan, namun dikeluarkan secarabertahapbahkan
mulai menerapkan asas surplus untuk cadangan.
f. Dana yang besar tersebut tidak serta merta melahirkan keserakahan. Tunjangan bagi khalifah
hanya 5000 dirham ditambah pakaian dan tunggangan di musim haji.Bahkan Umar pernah
meminjam dana Baitul Maal untuk kebutuhan pribadinya.
g. Pada masa ini, harta zakat dan ushr pertanian
pertanian tetap diperuntukan bagi kaum 8 Asnaf .
h. Pejabat Baitul Maal tidak bertanggung jawab terhadap gubernur, iabertanggungjawabterhadap
pemerintah pusat. Maka eksekutif
eks ekutif tidak bolehmengintervensi
bolehmen gintervensi Baitul Maal.
Maal .
i. Pada masa ini dibentuk beberapa departemen, yaitu: Departemen Pelayanan Militer,
Departemen Kehakiman dan Eksekutif, Departemen Pendidikan danPengembangan Islam, dan
Departemen Jaminan Sosial.
j. Untuk pertama kalinya dalam sejarah dunia, seluruh rakyat mendapatkantunjangan dari
negara. Dimana setiap warga negara mendapatkan tunjangan,makanan, dan pakaian. Prinsip
yang digunakan adalah keutamaan, yaitudidasarkan pada seberapa besar mereka itu andil
dalam perjalanan Islam. Maka bagi kalangan Muhajirin akan mendapatkan bagian yang lebih
baik dari penduduk negeri taklukan. Sesungguhnya hal ini pernah diprotes oleh Hakim bin
Hizam, karena menyebabkan para pedagang Hijaz menjadi malas dan mengganggu
perekonomian. Dan saat itu, Khalifah menyadari kekeliruannya
kekeliruann ya dalam mendistribusikan
keuangannya sehingga sangat ingin merubahnya jika beliau masih memiliki umur. Namun
beliau wafat sebelum merubahnya.
merub ahnya.
k. Kepemilikan tanah menggunakan prinisp kharaj, sehingga tidak dibagi-bagikan kepada umat
muslim. Tanah itu juga dikelola oleh mereka yang ahli, sehingga lebih produktif. Perampasan
tanah tanpa mempertimbangkan produktifitasnya adalah bentuk perampasan hak publik. Bagi
tanah-tanah yang tidak dikelola akan diambil alih oleh negara.
l. Ushr atau
atau pajak perdagangan di masa ini dikembangkan bagi pedagang kafirharbi (negeri yang
tidak tunduk pada umat muslim) sebesar 10%.
14
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
m. Sedekah non-Muslim, disini hanya Bani Taghlib Kristen yang membayar karena mereka ikut
berperang dengan gagah berani. Mereka enggan membayar Jizyah karena merasa gengsi dan
bukan musuh islam sendiri. Karenanya mereka boleh memberi sedekah dua kali lipat dengan
syarat tidak membaptis anak mereka. Anak-anak mereka diberi kebebasan untuk agama yang
mereka anut.
Khalifah Umar juga membentuk komite yang terdiri dari Nassab ternama untuk membuat
laporan sensus penduduk Madinah sesuai dengan tingkat kepentingan dan kelasnya.
KhalifahUmar menetapkan beberapa peraturan sebagai berikut:
a. Wilayah Irak yang ditaklukan menjadi muslim, sedangkan bagian yang berada dibawah
perjanjian damai tetap dimiliki oleh pemilik sebelumnya dan kepemilikannya tersebut dapat
dialihkan.
b. Kharaj (pajak yang dibayarkan oleh pemilik-pemilik tanah negara taklukan) , dibebankan pada
semua tanah yang termasuk kategori pertama, meskipun pemilik tersebut kemudian memeluk
Islam dengan demikian tanah seperti itu tidak dapat dikonversi menjadi tanah ushr.
c. Bekas pemilik tanah diberi hak kepemilikan, sepanjang mereka memberi kharaj dan jizyah
(pajak yang dikenakan bagi penduduk non muslim sebagai jaminan perlindungan oleh negara)
d. Sisa tanah yang tidak ditempati atau ditanami (tanah mati) atau tanah yang diklaim kembali bila
ditanami oleh muslim diperlakukan sebagai tanah ushr .
e. Di Sawad, kharaj dibebankan sebesar satu dirham atau satu rafiz (satu ukuran lokal) gandum
dan barley (sejenis gandum) dengan anggapan tanah tersebut dapat dilalui air. Harga yang lebih
tinggi dikenakan kepada ratbah (rempah atau cengkih) dan perkebunan,
f. Di Mesir, menurut sebuah perjanjian Amar, dibebankan dua dinar, bahkan hingga tiga irdabb
gandum, dua qist untuk setiap minyak, cuka, dan madu dan rancangan ini telah disetujui
Khalifah.
g. Perjanjian Damaskus (Syiria) menetapkan pembayaran tunai, pembagian tanah dengan muslim.
Beban per kepala sebesar satu dinar dan beban satu jarib (unit berat) yang diproduksi per jarib
(ukuran) tanah.
3. Utsman bin Affan (644-656 M)
Utsman bin Affan r.a atau Utsman bin Affan bin Abi Al-As bin Umayah bin Umawy Al-
Quraisy, dipanggil Abu Abdullah, dan mendapat gelar Zu Al-Nuirain (pemilik dua cahaya) dan
beliau adalah khalifah yang ketiga dari pemerintahan khulafaurrasyidin dan merupakan seorang
dari beberapa orang terkaya diantara sahabat nabi. Kekayaannya membantu terwujudnya Islam
dibeberapa peristiwa penting. Dalam sejarah, pada awal pemerintahannya hanyamelanjutkan dan
mengembangkan kebijakan yang sudah diterapkan oleh khalifah Umar binKhatab r.a. tetapi,
15
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
ketika menemukan kesulitan, dia mulai menyimpang dari kebijakan yang telah diterapkan oleh
pendahulunya yang terbukti
t erbukti lebih fatal darinya
d arinya dan juga bagi Islam.
Permasalahan Ekonomi dimasa khalifah Usman bin Affan r.a semakin rumit, sejalan dengan
semakin luasnya wilayah Negara Islam. Pemasukan Negara dari zakat, jizyah, dan juga rampasan
perang semakin besar. Pada enam tahun pertama kepemimpinannya, Balkh, Kabul, Ghazni
Kerman, dan Sistan ditaklukan. Untuk menata pendataan baru, kebijakan Umar bin khatab diikuti.
Tidak lama kemudian, Islam mengakui empat kontrak dagang setelah Negara-negara tersebut
ditaklukan, lalu tindakan efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam.
Aliran air digali, jalan dibangun, pohon-pohon, buah-buahan ditanam dan keamanan perdagangan
diberikan dengan cara pembentukan organisasi kepolisian tetap. Dilaporkan untuk mengamankan
zakat dari gangguan dan masalah pemeriksaan kekayaan yang tidak jelas oleh beberapa
pengumpul yang nakal, khalifah Usman bin Affan mendelegasikan kewenangan kepada para
pemilik untuk menaksirkan
menaksirk an kepemilikannya
kepemilikann ya sendiri.
Dalam hubungannya dengan zakat, dalam sambutan Ramadhan biasanya beliau
mengingatkan, “lihatlah, bulan pembayaran zakat telah tiba. Barang siapa yang memiliki
property dan hutang biarkan dia untuk mengurangi dari pada yang ia milikinya, apa yang dia
hutang dan membayar zakat untuk property yang masih tersisa”, ia juga mengurangi zakat dari
pensiun. Tabri menyebutkan ketika menjadi khalifah, Usman bin affan menaikan pensiunan
sebesar seratus dirham, tetapi tidak ada rincianya. Dia juga menambahkan santunan dengan
pakaian, selain itu ia memperkenalkan kebiasaan membagikan makanan di masjid untuk orang-
orang menderita, pengembara, dan orang miskin.
Untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan dan kelautan, meningkatkan dana pesiun dan
membangun diwilayah taklukan baru, dibutuhkan dana tambahan. Untuk itu Usman bin affan r.a
membuat beberapa perubahan administrasi tingkat atas dan mengganti guberbur Mesir, Busra,
Assawad, dan lain-lain digantikan dengan orang-orang baru.Tidak ada perubahan yang signifikan
pada situasi ekonomi secara keseluruhan salama enam tahun berakhir kekhalifahan Usman bin
affan, namun ada hal-hal yang dilakukan oleh khalifah Usman bin Affan, diantaranya:
a. Pembentukkan Armada Laut
b. Pembuatan irigasi air, pembangunan jalan-jalan dan pengaturan administrasi negara
c. Pergantian pejabat demi peningkatan pemasukkan Baitul Maal
d. Menjadikan masjid sebagai tempat membagikan makanan bagi kaum miskin dan musafir
e. Pembagian tunjangan bagi masyarakat mengikuti prinsip keutamaan dibanding kesamarataan
f. Pembentukan oraganisasi kepolisian permanen untuk menjaga keamanan perdagangan.
g. Pembangunan gedung pengadilan, guna menegakkan hukum.
h. Membangun pelabuhan pertama Islam di Afrika Utara
16
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
i. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada individu dan hasilnya mengalami
peningkatan bila dibandingkan
dib andingkan dengan masa
mas a pemerintahan Umar bin khatab
khata b r.a dari 9 juta
menjadi 50 juta dirham.
Utsman meninggal terbunuh dalam intrik politik, mengingat banyak yang menganggap beliau
bersikap nepotisme dengan
den gan mengangkat saudara-saudaranya
saudar a-saudaranya sebagai
seb agai pejabat negara.
Khalifah Ali memiliki konsep yang jelas tentang pemerintahan, administrasi umum dan
masalah-masalah yang berkaitan dengannya. Konsep ini dijelaskan dalam suratnya yang ditujukan
kepada Malik Ashter bin Harith. Surat itu antara lain mendeskripsikan tugas, kewajiban dan
tanggung jawab penguasa, menyusun prioritas dalam melakukan dispensasi dalam keadilan,
control atas pejabat tinggi dan staf, menjelaskan kebaikan dan kekurangan jasa, hakim, abdi
hukum, pengurangan pegawai administrasi dan pengadaan bendahara
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terdapat beberapa kebijakkan antara lain :
a. Pembuatan SOP (Standar OperatingProcedure) administrasi oleh Malik Asther bin Haris
b. Pembatalan perjanjian Sawad yang sebelumnya dibuat di masa Umar bin Khattab
c. Menghukum Koruptor
d. Mengambil alih perkebunan kolega Utsman yang diberikan Utsman sebelumnya
e. Pembagian tunjangan bagi rakyat dilakukan setiap hari kamis dan administrasi tuntas pada hari
sabtu
f. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitul Maal berbeda dengan Umar yang
menyisihkan untuk cadangan.
g. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.
h. Adanya kebijakan pengetatan anggaran.
i. Dan hal yang sangat monumental adalah pencetakan mata uang sendiri atas nama
pemerintahan Islam, dimana sebelumnya kekhalifahan Islam menggunakan mata uang dinar
dari Romawi dan dirham dari Persia.
Instabilitas politik yang begitu tinggi di masa ini menyebabkah hanya bertahan 6 tahun saja.
17
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Pada masa pemerintahannya, beliau mendirikan dinas pos beserta dengan berbagai
fasilitasnya, menerbitkan angkatan perang, mencetak uang, dan mengembangkan adil (hak
sebagai jabatan professional).
b. K hali
halifah
fah A bdul Malik M ar wan
Beliau mencetak mata uang tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan arab serta
tetap mencantumkan kalimat basmalah. Saat itu beliau memerintahkan untuk pembuatan
dirhamyang dicap dengan kata-kata “Allah adalah satu, Allah adalah abadi.” Beliau juga
memerintahkan untuk membuang semua gambar-gambar manusia (raja/pahlawan) atau
binatang dan menggantikan
men ggantikan dengan tulisan/bacaan
tulisan/baca an seperti
s eperti tahlil ,tahmid, dan sebagainya. Mata
uang yang lain pada waktu itu yang namanya terpatri di mata uang tersebut. Mata uang itu
disebut sikkah.
Dalam islam dikenal dua jenis mata uang yang utama, yaitu dinar emas dan dirham perak.
Selain kedua mata uang tersebut terdapat mata uang pecahan yang disebut maksur seperti
seperti qitha
dan miqtal . Pada tahun keempat hijrah, dunia islam mengalami krisis mata uang emas dan
perak. maka kemudian dibuatlah
dibu atlah mata uang dari tembaga
temb aga yang dikenal dengan fulus.
c. K hali
halifah
fah Um
Uma
ar I bn A
Abbdul A
Azzi z
Beliau menerapkan kembali ajaran Islam secara utuh menyeluruh. Beliau bersifat
melindungi dan meningkatkan kemakmuran taraf hidup masyarakat menyeluruh. Bahkan
pemerintahan menyantuni ahli dzimmah (non-muslim yang tidak boleh diperangi) yang tidak
mampu dari harta Baitul Maal bukan zakat.
Pada masa Bani Umayyah terdapat prinsip-prinsip dasar sistem ekonomi islam, diantaranya:
a. Kebebasan Individu
b. Hak terhadap harta
c. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar
d. Kesamaan sosial
e. Jaminan sosial
f. Distribusi kekayaan secara meluas
Napak tilas perjalanan pemerintahan Daulah Umayyah berakhir pada bulan Jumadil Awal
tahun 132 H/ 749 M ketika khalifah Marwan bin Muhammad dibunuh oleh pasukan Bani
Abbasiyah.
18
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Syria dan Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari
Mesir dan kurma dari Iraq.
Industrialisasi yang muncul di perkotaan ini,mengakibatkan urbanisasi tak dapat
dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang
dari Nubia, dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Sejalan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa
puncak kejayaan sehingga hubungan perdagangan antara keduanya menambah semaraknya
kegiatan perdagangan dunia.Komoditas yang menjadi primadona pada masa itu adalah bahan
pakaian atau tekstil yang menjadi konsumsi pasar Asia dan Eropa. Sehingga industri
indu stri di bidang
Penggunaan mata uang ini secara ekstensif mendorong tumbuhnya perbankan. Hal
inidisebabkan para pelaku ekonomi yang melakukan perjalanan jauh, sangat berisiko jika
membawa kepingan-kepingan uang tunai. Sehingga bagi para pedagang yang melakukan
perjalanan digunakanlah sistem yang dalam perbankan modern disebut Cek, yang waktu itu
dinamakan Shakk. Dengan adanya sistem ini pembiayaan menjadi fleksibel, artinya uang bisa
didepositokan disatu bank di tempat tertentu, kemudian bisa ditarik atau dicairkan lewat cek di
bank yang lain.
Kemajuan ekonomi dan kemakmuran rakyat pada masa ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain :
1) Relatif stabilnya kondisi politik sehingga mendorong iklim yang kondusif bagi aktivitas
perekonomian.
19
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
2) Tidak adanya ekspansi ke wilayah-wilayah baru sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh
masyarakat guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan mereka.
3) Besarnya arus permintaan untuk kebutuhan-kebutuhan hidup baik yang bersifat primer,
sekunder, atau tersier telah mendorong pelaku ekonomi untuk memperbanyak kuantitas
persediaan barang-barang
baran g-barang dan jasa.
4) Besarnya arus permintaan akan barang tersebut disebabkan meningkatnya jumlah
penduduk, terutama di wilayah perkotaan yang menjadi basis pertukaran aneka macam
komoditas komersial.
5) Luasnya wilayah kekuasaan mendorong perputaran dan pertukaran komoditas menjadi
ramai. Terutama wilayah-wilayah bekas jajahan Persia dan Byzantium yang menyimpan
potensi ekonomi yang besar.
b esar.
6) Jalur transportasi laut serta kemahiran para pelaut muslim dan ilmu kelautan atau navigasi.
7) Etos kerja ekonomi para khalifah dan pelaku ekonomi dari golongan Arab memang sudah
terbukti dalam sejarah sebagai ekonom yang tangguh. Hal ini didorong oleh kenyataan
lebih tinggi daripada harga tunai merupakan salah satu bentuk transaksi yang sah dan
dibenarkan selama transaksi tersebut dilandasi oleh prinsip saling ridha antar kedua pihak.
b. Abu Hanifah (80 –
(80 – 150
150 H / 699 –
699 – 767
767 M)
Transaksi yang sangat populer saat itu adalah Bai‟ assalam, yaitu menjual barang yang
akan dikirimkan kemudian, sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu yang
disepakati. Abu hanifah meragukan keabsahan transaksi tersebut yang dapat mengarah kepada
perselisihan. Beliau mencoba menghilangkan perselisihan tersebut dengan merinci lebih
khusus apa yang harus diketahui dan dinyatakan dengan jelas di dalam akad, seperti jenis
komoditi, mutu, dan kuantitas serta waktu dan tempat pengiriman.
Beliau juga membebaskan orang yang memiliki utang dari zakat jika utangnya menutupi
seluruh harta miliknya. Beliau juga menolak mengesahkan bagi hasil ( muzara‟ah) dalam
kasus tanah yang tidak menghasilkan apa-apa, untuk melindungi pihak yang lemah.
20
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
c. Al-
Al-Awza’i
Awza’i (88-157H
(88-157H / 707-774 M)
Abdurrahman Al-Awza‟i berasal dari Beirut, hidup sezaman dengan Abu Hanifa. Ia
menegakkan kebebasan akad untuk memudahkan orang dalam bertransaksi. Ia mengizinkan
bagi hasil (mudharabah) dari modal yang diajukan, baik dalam bentuk tunai atau pun.
Sementara para ahli fiqh lainnya bersikeras menetapkan bahwa modal itu dalam bentuk tunai.
tetapi dikaitkan dengan jumlah hasil panennya. Begitu pula dengan pajak perniagaan
digantikan dengan sistem zakat perniagaan. Menurut Abu Yusuf, harta yang diperoleh dari
hasil pajak tanah (kharāj) tidak layak digabungkan dengan harta yang diperoleh dari hasil
zakat. Karena harta hasil pajak tanah adalah harta ”rampasan” untuk seluruh kaum muslimin,
sedangkan harta zakat diperuntukkan bagi mereka yang disebutkan Allah dalam al-Qur‟an.
Pendapat Abu Yusuf yang mirip dengan aliran fisiokratisme yang dimotori oleh Francis
Quesnay (1694-1774 M), adalah pendapatnya yang kontroversial dalam analisis ekonomi
tentang masalah pengendalian harga (tas‟ir ).
). Ia menentang penguasa yang menetapkan harga.
Abu Yusuf menyatakan dalam kitab al- Kharāj,
Kharāj, “tidak ada batasan tertentu tentang murah dan
mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada yang mengaturnya. Prinsipnya tidak bisa
diketahui. Murah bukan karena melimpahnya makanan. Murah dan mahal merupakan
ketentuan Allah. Kadang-kadang makanan berlimpah, tetapi tetap mahal dan kadang-kadang
makanan sangat sedikit tetapi murah.” Namun di sisi lain, Abu Yusuf juga tidak menolak
peranan permintaan dan penawaran dalam penentuan
penentu an harga.
Abu Yusuf menegaskan bahwa sumber ekonomi berada pada dua tingkatan; tingkatan
pertama meliputi unsur-unsur
uns ur-unsur alam (antara
(ant ara lain air dan tanah). Unsur-unsur
Unsur -unsur ini paling
pali ng kuat dan
berproduksi secara mandiri. Tingkatan kedua ialah tenaga kerja. Tingkatan yang kedua ini
berperan kurang
kur ang maksimal dan tidak rutin seperti
sep erti perbaikan
perbaika n dan pemanfaatan tanah, membuat
21
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
menghasilkan barang dan jasa dengan cara yang halal. Islam memandang bahwa suatu barang
atau jasa mempunyai nilai-guna jika mengandung kemaslahatan. Sementara, kemaslahatan
hanya bisa dapat dicapai dengan memelihara 5 unsur pokok kehidupan, yaitu; agama ( Ad-
Dī n),
n), jiwa ( An-Nafs
An-Nafs), akal ( Al-„Aql
Al-„Aql ),
), keturunan ( An-Nasl
An-Nasl ) dan harta ( Al- Māl
Māl ))..
Asy-Syaibani menegaskan bahwa kerja (yang menjadi unsur utama produksi) mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan, karena menunjang pelaksanaan ibadah
kepada Allah, dan karenanya hukum bekerja adalah wajib. Ia mengklasifikasikan jenis
pekerjaan ke dalam 4 hal, yakni sewa-menyewa (ijarah), perdagangan (tijarah), pertanian
( zira‟ah
zira‟ah), dan industri ( shina‟
shina‟ a
ah h). Di antara keempat usaha perekonomian tersebut, ia lebih
Salah satu pendapat Imam Ahmad bin Hanbal terkait dengan persoalan ekonomi adalah
kecamannya terhadap pembelian dari penjual yang menurunkan harga komoditi dalam rangka
untuk menghalangi orang untuk membeli komoditi yang sama dari pesaingnya
22
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
rumah untuk rakyat miskin, dan tersedianya lapangan kerja bagi rakyat sesuai kapasitas dan
imbalannya.
Tentang pajak, Nizam Al-Mulk tidak menyangkal bahwa sistem pajak yang baik menjadi
basis keuangan yang sehat. Walaupun demikian, ia percaya bahwa keuangan yang sehat
bukanlah segala-galanya untuk menghindari kesulitan nasional. Terkait dengan persoalan
pajak tanah, Nizam Al-Mulk merekomendasikan pembatalan dari pembebanan (charge) oleh
tuan tanah terhadap petani yang tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar pajak. Dalam
pandangannya, tuan tanah hanyalah sebatas pengumpul pajak, bahkan mereka tidak
mempunyai hak untuk menetapkan jumlah pajak karena hal tersebut merupakan hak mutlak
23
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Al-Ghazali menganggap kerja sebagai bagian dari ibadah seseorang. Bahkan secara
khusus, ia memandang bahwa produksi barang-barang kebutuhan dasar sebagai kewajiban
sosial ( fardh
fardh kifāyah ). Dalam hal ini, pada prinsipnya, negara harus bertanggung jawab dalam
menjamin kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan pokok. Al-Ghazali juga
menganalisa hukum permintaan dan penawaran. Ia mengatakan bahwa jika petani tidak
mendapatkan pembeli bagi produk-produknya, maka ia akan menjualnya pada harga yang
sangat rendah.Tentang laba, Al-Ghazali menyatakan bahwa pengurangan marjin keuntungan
dengan mengurangi harga akan menyebabkan peningkatan penjualan, dan karenanya terjadi
peningkatan laba.
Beliau mencetuskan tiga Teori Keadilan, yaitu Upah yang adil (berdasarkan kesepakatan
pekerja dengan pemberi kerja),Harga yang adil (harga yang terbentuk karena bertemunya
supply dan demand ),
), dan Laba yang adil (laba yang dihasilkan tanpa merugikan orang lain).
24
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Tentang mekanisme pasar, Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa “naik dan turunnya harga
tidak selalu diakibatkan oleh kebijakan para penguasa atau pihak-pihak tertentu. Terkadang hal
tersebut disebabkan oleh kekurangan produksi atau penurunan impor barang-barang yang
diminta.” Tentang uang, Ibnu Taimiyyah menyebutkan 2 fungsi uang, yaitu sebagai pengukur
nilai dan media pertukaran. Ia juga menyatakan bahwa volume uang yang beredar harus sesuai
dengan proporsi jumlah transaksi yang terjadi. Hal ini untuk menjamin harga yang adil. Ia
menganggap bahwa nilai intrinsik mata uang harus sesuai dengan daya beli di pasar. Ia
menyatakan bahwa penciptaan mata uang dengan nilai nominal yang lebih besar dari pada
nilai intrinsiknya, akan menyebabkan terjadinya penurunan nilai mata uang serta menimbulkan
inflasi dan perilaku pemalsuan mata uang.
d. Ibnu Al-Qayyim (691-751 H/1292-1350 M)
Ibnu Al-Qayyim, adalah seorang ahli hukum Islam terkemuka dan pemikiran sosial. Ia
banyak menguraikan pandangan gurunya, Ibnu Taimiyyah, dan menunjukkan wawasan
analitisnya dalam diskusi tentang masalah ekonomi. Ibnu Al-Qayyim mengidentifikasi 2
fungsi utama uang, yaitu sebagai alat tukar dan sebagai standar nilai. Ia juga mengobservasi
secara signifikan bahwa gangguan fungsi uang ini terjadi ketika orang mulai mencari uang
untuk kepentingan sendiri.
e. Asy-Syathibi ( 790 H / 1388 M )
Karya bersejarah Asy-Syathibi tentang prinsip-prinsip hukum Islam, Al- Muwāfaqāt
Muwāfaqāt
ī‟ah, bukanlah sebuah risalah tentang ekonomi. Beliau mengklasifikasikan
fīUshūl Asy-Syar
Asy-Syar ī‟ah
tiga tingkatan kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan dasar ( dharuriyat ),
), kebutuhan biasa
(hajiyyat ),
), dan kemewahan (tahsiniyyat ).
).
f. Ibnu Khaldun ( 732 –
732 – 808
808 H / 1332 –
1332 – 1404
1404 M )
abad kemudian.
25
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
ia menekankan bahwa emas dan perak adalah satu-satunya jenis uang yang dapat dijadikan
sebagai standar nilai, dalam hal sifatnya dan kesesuaiannya dengan syari;ah. Nilai emas dan
perang jarang naik dalam
dal am ukuran yang besar, meskipun
mesk ipun nilai fulus melambung tinggi.
3. Fase Ketiga
Fase ketiga yang dimulai pada tahun 1446 hingga 1932 Masehi merupakan fase tertutupnya
pintu ijtihad yang mengakibatkan fase ini dikenal juga sebagai fase stagnasi. Pada fase ini, para
ulama hanya menulis catatan-catatan para pendahulunya dan mengeluarkan fatwa yang sesuai
dengan aturan standar bagi masing-masing mazhab.Tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam pada fase
ini antara lain diwakili oleh:
maju.
b. Muhammad Abduh ( 1266 –
1266 – 1323
1323 H / 1849 –
1849 – 1905
1905 M )
Muhammad Abduh mewajibkan kepada pemerintah untuk ikut campur tangan dalam
urusan perekonomian, demi kemaslahatan publik, yaitu apakah dengan membangun pabrik
industri dan perusahaan, atau dengan menentukan harga barang perdagangan, atau
memberikan hak keadilan kepada para buruh dengan cara menaikkan gaji minimum mereka,
atau dengan cara mengurangi jam kerja mereka, atau dengan cara kedua-duanya secara
bersamaan.Bagi Muhammad Abduh, ekonomi merupakan sikap moderat dalam
pengeluaran/belanja.
pengeluaran/belanj a. Artinya, pemilik harta tidak boleh terlalu boros dalam pengeluaran dan
belanja, dan juga tidak boleh terlalu hemat atau terlalu pelit mengeluarkan harta, tapi harus
dipilah dan dipilih mana yang paling utama kemudian diurut kepada hal yang lebih
utama.Menurutnya, kekayaan yang tidak dilandasi oleh iman benar-benar telah membawa
26
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
pemiliknya hanyut dalam kesenangan dan mengabaikan orang lain yang seharusnya disantuni
disantun i
sebagaimana dalam surat Al- Ma‟un
Ma‟un.
c. Muhammad Iqbal ( 1289 –
1289 – 1357
1357 H / 1873 –
1873 – 1938
1938 M )
Sang “Penyair Dari Timur” ini memang memiliki pemikiran yang berkisar tentang hal -hal
teknis dalam ekonomi, tetapi lebih pada konsep-konsep umum yang mendasar. Ia
mencontohkan respon Islam terhadap Kapitalisme Barat dan reaksi ekstrim Komunisme Uni
Soviet, dengan menggarisbawahi kelemahan dari kedua sistem tersebut, dan menampilkan
sikap yang lebih baik dengan mengambil jalan tengah sebagaimana yang telah disediakan oleh
Islam. Beliau menganggap bahwa pembentukkan keadilan sosial merupakan salah satu bagian
dari tugas pemerintahan Islam, dan memandang zakat sebagai potensi yang efektif untuk
menciptakan masyarakat yang adil.
E. Pada Masa Kontemporer
1. Muhammad Abdul Mannan
Beliau mendefinisikan ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi bagi suatu masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi
Islam itu berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang jasa di dalam kerangka
masyarakat Islam yang di dalamnya jalan hidup islami ditegakkan sepenuhnya.
2. Muhammad Nejatullah Siddiqi
Menurut beliau yang membedakan perekonomian Islam dan sistem-sistem ekonomi modern
adalah bahwa di dalam suatu kerangka Islam, kemakmuran, dan kesejahteraan
ekonomimerupakansarana untuk mencapai tujuan spiritual dan moral.
3. Mohzer Kahf
Beliau memandang ekonomi sebagai suatu bagian dari agama oleh karena itu, per definisi
berhubungan dengan kepercayaan dan perilaku manusia, maka ekonomi haruslah merupakan
salah satu aspek agama.Kahf memandang positif peranan pemerintah dalam perencanaan dan
kebijakan,dan ia mengutib tiga tujuan kebijakan pemerintah:
a. Maksimalisasi tingkat penggunaan sumber-oleh karena semua sumber adalah hadiah dari
Tuhan untuk manusia.
b. Minimalisasi distributive gap.
c. Regulasi agen ekonomi guna menjamin ditargetkannya rules of the game .
4. Muhammad Baqir As-Sadr
Menurutnya, ekonomi Islam adalah cara atau jalan yang dipilih oleh Islam untuk dijalani
dalam rangka mencapai kehidupan ekonominya dan dalam memecahkan masalah ekonomi
praktis sejalan dengan
den gan konsepnya tentang
tentan g keadilan.
27
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Ekonomi islam adalah doktrin karena ia membicarakan semua aturan dasar dalam
kehidupan ekonomi dihubungkan dengan ideologinya mengenai keadilan (sosial).Demikian pula
sistem ekonomi Islam adalah sebuah doktrin pula karena menurut Sadr ia berhubungan dengan
pertanyaan apa yang seharusnya berdasar pada kepercayaan, hukum, sentimen, konsep dan
definisi islam yang diambil dari sumber-sumber islam.
7. Bapak Ekonomi Barat, Adam Smith (1776 M), dengan bukunya The Wealth of Nation diduga
banyak mendapat inspirasi dari buku Al-Amwal nya Abu Ubaid (838 M) yang dalam bahasa
Inggrisnya adalah persis judul bukunya Adam Smith, The Wealth.
8. Adam Smith yang dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi, dalam bukunya The Wealth Of Nations,
volume 5 menjelaskan bahwa perekonomian yang maju ketika itu adalah perekonomian Arab.
9. Pada tahun 1429 angka Arab dilarang untuk digunakan oleh pemerintah Italia. Sedangkan
pernyataan Luca Paciolli, ahli matematika yang sering dikaitkan dengan akuntansi. Bahwa setiap
transaksi harus dicatat dua kali di sisi sebelah kredit dan debit, atau diawali dengan menulis kredit
terlebih dahulu kemudian debit. Hal ini memunculkan dugaan bahwa Paciolli menerjemahkan hal
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Sedangkan beberapa bentuk pengelola ekonomi barat yang sama digunakan Islam adalah :
1. Syirkat (partnership/join venture)
2. Suftaja (bill of exchange)
3. Hawal (letters of credit)
4. Funduq (specialized large scale commercial institutions and market which development developed
developed
dapat disatukan karena keduanya berasal dari filosofi yang saling kontradiktif. Yang satu anti-
Islam, yang lainnya Islam.
2. Mahzab Mainstream
Pelopor mahzab ini adalah Umar Chapra, Abdul Manan, dan Nejatullah Shidiqi. Mazhab
kedua ini berbeda pendapat dengan mazhab pertama. Mazhab yang lebih dikenal dengan mazhab
mainstream ini justru setuju dengan ekonomi konvensional tetapi tetap harus ada pembenahan.
Menurut mereka pengembangan ekonomi Islam tidak berarti harus membuang semua hasil analisis
ekonomi konvensional. Mahzab ini juga setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber
daya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas.
manusia atas Al-Qur‟an dan Sunnah, sehingga nilai kebenarannya tidak mutlak. Proposisi dan teori
yang diajukan oleh ekonomi Islami harus selalu diuji kebenarannya sebagaimana yang dilakukan
terhadap ekonomi konvensional.
29
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
BAB III
FIQH MUAMALAH
A. Pengertian
Fiqh Muamalah merupakan gabungan dari dua kalimat bahasa arab yaitu al-fiqh yang secara
etimologis berarti paham dan secara terminologis berarti bagian. Sedangkan al-mu‟amalah berarti
al-mu‟amalah
saling bertindak/beramal. Secara keseluruhan Fiqh muamalah yaitu aturan-aturan Allah swt yang
ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan dan sosial masyarakat.
B. Pembagian Fiqh
Fiqh mencakup dua bidang permasalahan pokok:
1. Bagian ibadah, membahas mengenai : taharah, shalat, zakat, puasa, haji, sumpah, nadzar, kurban,
aqiqah , khitan, aktifitas sejenis terkait dengan hubungan seseorang dengan Tuhannya.
2. Bagian muamalat, mencakup kitab-kitab tentang : nikah, thalaq, jual beli, terkait peradilan,
kejahatan dan saksi, hibah, waqaf, dan lainnya yang terkait dengan hubungan antar manusia atau
dengan masyarakat luas
3. Fiqh Murafa‟at (hukum acara); yaitu hal-hal yang mengatur tentang tata cara beracara di depan
pengadilan.
4. Amanat dan „ariyat (pinjaman);
(pinjaman); yaitu aturan yang berkaitan dengan aktivitas pinjam meminjam.
5. Tirkah (harta peninggalan); yaitu aturan yang
yang berkaitan dengan pengurusan harta waris.
C. Sumber Hukum Fiqh
Sumber-sumber hukum fiqh adalah :
1. Al-Quran
Adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk disampaikan
kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
2. Hadist
Adalah seluruh perkataan, perbuatan, dan persetujuan nabi Muhammad.Fungsi hadist:
a. mempertegas hukum dalam Al-Quran.
30
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum
menurut yang dikehendaki- Nya.”(QS
Nya.”(QS : Al-Maidah:1)
Dalam kaidah fiqh dikemukakan yakni hukum asal dalam transaksi adalah keridlaan kedua
belah pihak yang berakad, hasilnya adalah berlaku sahnya yang diakadkan. Maksud keridlaan
tersebut yakni keridlaan dalam transaksi yang merupakan prinsip. Oleh karena itu, transaksi
terhindarnya dari beberapa khiyar jual-beli, seperti khiyar syarat , khiyaraib, dan lain-lain.
5. Alat akad
a. Akad dengan lafadz (ucapan) : akad dengan lafadz yang dipakai untuk ijab dan qobul harus
jelas dan tidak ambigu, harus bersesuaian antar ijab dan qobul, dan shighat ijab dan qobul
harus sungguh-sungguh atau tidak ragu-ragu.
b. Akad dengan tulisan (kitab) : dengan alasan berjauhan tempat maka ijabqobul boleh
dilakukan dengan cara kitab, dengan syarat tulisan tesebut harus jelas, tampak, dan dapat
dipahami oleh kedua pihak.
c. Akad dengan isyarat. Bagi orang-orang tertentu ijabqobul tidak
tidak bisa dilakukan dengan ucapan
dan tulisan. Maka dibuatlah kaedah “isyarat orang bisu sama dengan ucapan lidah”.
d. Akad dengan perbuatan : akad tidak diucapkan tapi dapat ditunjukkan melalui perbuataan
saling meridhai.
32
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
E. Transaksi
Dalam ushul fiqh dikenal dua kaedah hukum asal dalam syariat. Yakni dalam ibadah itu semua
tidak boleh kecuali ada ketentuannya dalam Al-Quran dan Hadist, sedangkan dalam muamalah itu
semua diperbolehkan kecuali ada larangannya.
Transaksi yang
dilarang
Karena obyek yang ditransaksikan itu dilarang walaupun jual belinya sah, contoh: minuman
keras, narkoba, bangkai, daging babi, darah dan lain-lain.
2. Haram selain zatnya / haram li-ghairihi, terdiri dari :
a. Tadlis
Adalah informasi yang tidak lengkap (asymetric information). Transaksi dimana salah
satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain. Tadlis dapat terjadi dalam
kuantitas, kualitas, harga, dan waktu penyerahan.
b. Ikthtikar ( rekayasa pasar dalam penawaran)
Adalah terjadi apabila produsen mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
4) Riba Nasi‟ah : Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang
dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasi‟ah muncul karena adanya
perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang
diserahkan kemudian.
3. Haram karena tidak sah akadnya
a. Rukun akad tidak terpenuhi
b. Syarat sah akad tidak terpenuhi
c. Terjadinya ta‟aluq (berlakunya suatu akad tergantung akad berikutnya)
Apabila kita dihadakan pada dua akad yang saling berkaitan, di mana akad yang satu
tergantung pada akad yang lain. Contoh : Indri menjual mobil kepada Rina seharga Rp. 80 juta
dengan cara dicicil, dengan syarat Rina akan membayar cicilan tersebut jika mobil lama Rina
sudah laku terjual.
d. Terjadinya 2 in 1 (satu transaksi diwadahi dua akad sekaligus)
Kondisi di mana suatu transaksi diwadahi oleh dua akad sekaligus, sehingga terjadi
ketidakpastian ( gharar
gharar ) mengenai akad mana yang harus digunakan/berlaku. Contoh : akad
sewa – beli.
beli.
34
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
F. Khiyar (Hak
(Hak Pilih)
1. Pengertian Khiyar
Secara etimologis khiyar berarti pilihan, sedangkan secara terminologis khiyar adalah hak
pilih bagi salah satu atau kedua belah pihak yang melaksanakan transaksi untuk melangsungkan
atau membatalkan transaksi yang disepakati, disebabkan hal-hal tertentu.
2. Dasar Hukum
a. Al-Quran
Artinya : “Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar selama belum
berpisah. Jika keduanya benar dan jelas maka keduanya diberkahi dalam jual beli mereka.
Jika mereka menyembunyikan dan berdusta, maka akan dimusnahkanlah keberkahan jual beli
mereka”. (HR.Bukhori Muslim)
3. Macam-macam Khiyar
a. Khiyar Syarat adalah hak pilih bagi kedua belah pihak untuk meneruskan atau membatalkan
perjanjian selama jangka
jan gka waktu tertentu.
b. Khiyar majlis adalah hak masing-masing pihak untuk meneruskan atau membatalkan
perjanjian selama masih berada
berad a dalam satu majlis (tempat) perjanjian.
perj anjian.
c. Khiyar Ru‟yah adalah hak pilih bagi pihak-pihak yang melakukan perjanjian pada objek
tertentu yang belum ia lihat untuk membatalkannya apabila ia telah melihat objek tersebut.
d. Khiyar „Aib adalah hak pilih untuk membatalkan perjanjian apabila tersingkap adanya cacat
pada objek perjanjian.
perjanjian .
e. Khiyar Ta‟yin adalah hak yang dimiliki oleh orang yang menyelenggarakan akad (terutama
pembeli) untuk menjatuhkan pilihan di antara tiga sifat barang yang ditransaksikan. Pembeli
diberikan hak pilih (ta‟yin) untuk mendapatkan barang yang terbaik menurut penilaiannya
sendiri tanpa mendapatkan tekanan dari manapun juga.
35
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
3) Barang (musta‟ar ) dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya, jika musta‟ar tidak
tidak dapat
dimanfaatkan, akad tidak sah.
b. Qarad
Secara etimologi, qarad berarti potongan. Menurut istilah, seperti yang dikemukakan
oleh ulama Hanafiyah, qarad merupakan sesuatu yang diberikan seseorang dari harta
mitsil (yang
(yang memiliki perumpamaan) untuk memenuhi kebutuhannya.
Pengertian lainnya menurut istilah yaitu, qarad adalah akad tertentu dengan
membayarkan harta mitsil kepada orang lain supaya membayar harta yang sama kepadanya.
Landasan Syara’
1) As
As –
– Sunnah
Sunnah
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Ibn Hibban yang artinya:
“Dari Ibn Mas‟ud bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang
menukarkan kepada seorang muslim qarad dua
dua kali, maka seperti sedekah sekali.”
Dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya:
“Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. telah bersabda, “ barang siapa melepaskan dari
seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah
melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barang siapa memberi
kelonggaran kepada seorang yang kesusahan, niscaya Allah akan memberi kelonggaran
baginya di dunia dan akhirat, dan barang
b arang siapa menutupi (aib) seorang
s eorang muslim, niscaya
n iscaya
Allah menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong
hamba-Nya, selama hamba- Nya saudaranya.” (HR. Muslim)
Nya mau menolong saudaranya.”
2) Ijma’
Ijma’
Kaum muslimin sepakat bahwa qarad dibolehkan dalam Islam. Hukum qarad
adalah dianjurkan (mandhub) bagi muqrid dan
dan mubah bagi muqtarid .
2. Akad Pertukaran
Jual Beli (Al-bai’)
bai’)
Secara etimologis jual beli berasal dari bahasa arab Al-bai‟ yang
yang berarti menjual, mengganti,
Al-bai‟
dan menukar sesuatu dengan yang lain. Sedangkan secara terminologis jual beli adalah saling
menukar harta denga harta melalui cara tertentu.
Dasar hukumJual Beli (Al-bai’):
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
b) Ada sighat (lafaz
(lafaz ijabdan qabul ).
).
c) Adanya barang yang dibeli.
d) Ada nilai tukar pengganti barang.
2) Bai As Salam
Perjanjian jual beli dengan cara pemesanan barang dengan spesifikasi tertentu yang
dibayar di muka dan penjual harus menyediakan barang tersebut dan diantarkan kepada si
pembeli dengan tempat dan
d an waktu tertentu. Biasanya barang
baran g komoditi / hasil pertan
pertanian.
ian.
Rukun Salam:
a) Muslim (pembeli/pemesan)
b) Muslam ilaih (
penjual/penerima pesanan)
p esanan)
c) Muslam fih (barang yang dipesan)
d) Ra‟s al -mal
-mal (harga pesanan)
e) Shighat ijab qabul ( ucapan
ucapan serah terima)
3) Bai‟u Al Istisna
Perjanjian jual beli dengan cara memesan barang yang bukan komoditi atau barang
pertanian tapi barang yang dibuat dengan mesin dan keahlian khusus. Barang tersebut
dipesan dan dibuat sesuai ketentuan yang diminta si pembeli, dibayar di muka dan bisa
dengan cicilan atau langsung tunai apabila barang pesanan tersebut sudah selesai dan siap
digunakan oleh pembelinya.
Rukun Istishna
Istishna‟‟:
a) Shani‟ (produsen/pembuat)
b) Mustashni‟ (pemesan/pembeli)
c) Mashnu‟ (
barang yang dipesan)
dipesan )
-mal (harga yang dibayarkan)
d) Ra‟s al -mal
e) Shighat ijab qabul ( ucapan
ucapan serah terima)
3. Akad Bersyarikat
a. Musy
Musya
ar akah
kah (Sy
(S yi rk
rkaah)
Terjadi kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Para pihak
yang bekerjasama memberikan kontribusi modal. Kuntungan dan resiko akan ditanggung
bersama.
Landasan Syir
Syirka
kah
h
1) Al
Al –
– Qur’an
Qur’an
...
Artinya: “... Mereka bersekutu dalam yang sepertiga.” (QS. An
An-- Nisa‟:
Nisa‟: 12)
12)
39
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
...
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
3) Musy
Musya
ar akah
kah A bdanadalah kerja sama atau percampuran tenaga atau profesionalisme
antara 2 pihak atau lebih. Contoh : kerja sama antara 2 penjahit membuka toko jahit dan
mengerjakan pesanan secara bersama.
4) Musy
Musya
ar akah
kah Wujuhadalah kerja sama atau percampuran antara pihak pemilik dana
dengan pihak lain yang memiliki kredibilitas ataupun kepercayaan. Hanya mengandalkan
wujuh (wibawa dan nama baik) para anggotanya. Pembagian keuntungan didasarkan atas
negosiasi.
b. Mud
Mudha
harab
raba
ah
Akad kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib)
untuk melakukan suatu usaha bersama. Keuntungan yag diperoleh dibagi antara keduanya
dengan perbandingan nisbah yang disepakati.
Landasan Hukum
1) Al
Al –
– Qur’an
Qur’an
Artinya: “Apabila teleh ditunaikan sholat, bertebaranlah kamu di muka bumi dan
carilah karunia Allah...” (QS. Al - Jumu‟ah:
Jumu‟ah: 10)
10)
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu...” (QS . Al-Baqarah: 198)
2) As
As –
– Sunnah
Sunnah
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Shuhaib, bahwa Nabi Saw.
bersabda, “Tiga perkara yang mengandung berkah adalah jual-beli yang ditangguhkan,
melakukan qiradh (memberi modal kepada orang lain), dan yang mencampurkan
gandum dengan jelas untuk keluarga, bukan untuk diperjualbelikan.” (HR. Ibn Majah
dari Shuhaib)
3) Ijma’
Ijma’
Adanya riwayat yang menyatakan bahwa jemaah dari sahabat menggunakan harta
anak yatim untuk mudharabah, dan perbuatan tersebut tidak ditentang oleh sahabat
lainnya.
41
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Rukun Mud
Mudha
harr abah
1) Orang yang berakad (al-aqidani),
2) Modal (ma‟qud alaih), dan
3) Sighat.
Syarat Mud
M udha
harr abah
1) Orang yang melakukan akad ahli dalam mewakilkan,
2) Modal harus ada (bukan berupa utang), jelas, berupa uang, dan diberikan kepada
pengusaha,
3) Laba harus memiliki ukuran dan merupakan bagian yang umum.
Jenis-jenis M
Mud
udha
harab
raba
ah
1) Mudharabah mutlak (al-muthlaq)adalah penyerahan modal seseorang tanpa
memberikan batasan.
2) Mudharabah terikat (al-muqayyad )adalah penyerahan modal seseorang kepada
pengusaha dengan memberikan batasan berupa persyaratan-persyaratan
persyaratan-per syaratan tertentu terkait
pekerjaan.
c. Muzara’ah
Kerja sama antara pemilik sawah dengan penggarap dengan benih yang dimiliki oleh
penggarap.
Landasan Hukum
Terdapat perbedaan pendapat tentang dalil yang mendasari adanya
muzara‟ah/mukhabarah. Imam Hanafi, Jafar, dan Imam Syafi‟i tidak mengakui keberadaan
muzara‟ah dan menganggapnya fasid . Alasan yang dikemukakan adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir Ibn Abdullah, bahwa Rasulullah Saw. melarang
mukhabarah. Demikian pula dalam hadits Ibn Umar yang juga diriwayatkan oleh Muslim
bahwa Rasulullah Saw. melarang muzara‟ah.
Golongan ini berpendapat bahwa kerja sama Nabi dengan orang Khaibar dalam
mengelola tanah bukan termasuk mukharabah atau muzara‟ah, melainkan pembagian atas
hasil tanaman tersebut dengan membaginya, seperti dengan sepertiga atau seperempat dari
hasilnya yang didasarkan anugerah (tanpa biaya) dan kemaslahatan. Hal ini dibolehkan.
Abu Yusuf dan Muhammad (sahabat Imam Abu Hanifah), Imam Malik, Ahmad, Abu
Dawud Azh-Zhahiri berpendapat bahwa muzara‟ah dibolehkan. Hal itu didasarkan pada
hadits yang diriwayatkan oleh Jama‟ah dari Ibn Umar bahwa Nabi Saw. bermuamalah
dengan ahli Khaibar dengan setengah dari seustau yang dihasilkan dari tanaman, baik buah-
buahan maupun tumbuh-tumbuhan.
tumbuh- tumbuhan.
42
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Syarat Muzara’ah
Muzara’ah
1) Aqid (orang yang berakad) adalah mumayyiz,
2) Tanaman atau benih (lebih baik) disediakan oleh pemilik tanah dan diserahkan kepada
pekerja,
3) Tanahnya jelas, dan apabila ditanami akan menghasilkan,
4) Tanaman yang dihasilkan harus jelas dan ditetapkan ukuran di antara keduanya, seperti
sepertiga, setengah, dan lain-lain
5) Terdapat waktu yang ditetapkan.
d. Musy
Musya
aqah
Secara etimologi, musyaqah adalah salah satu bentuk penyiraman. Menurut
terminologi, musyaqah berarti suatu akad dengan memberikan pohon kepada penggarap agar
dikelola dan hasilnya dibagi di antara keduanya. Pengertian lainnya adalah, penyerahan
pohon kepada orang yang akan mengurusnya, kemu
kemudian
dian diberi sebagian dari buahnya.
Menurut ulama Syafi‟iyah, musyaqah berarti mempekerjakan orang lain untuk
menggarap kurma atau pohon anggur, dengan perjanjian dia akan menyiram dan
mengurusnya, kemudian buahnya untuk mereka berdua.
Rukun Musy
Musya
aqah:
1) Dua orang yang berakad (al-aqidani),
2) Objek musyaqah, biasanya adalah pohon yang berbuah,
3) Buah (hasil),
4) Penggarap melakukan pekerjaan,
5) Sighat.
Syarat Mus
M usyyaqah:
1) Ahli dalam akad,
2) Menjelaskan bagian penggarap,
3) Membebaskan pemilik dari pohon,
4) Hasil dari pohon dibagi antara dua orang yang berakad,
5) Sampai batas akhir.
Perbedaan antara M
Mus
usyyaqah dan
dan Mazara’ah
Mazara’ah
Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa masyaqah sama dengan muzara‟ah, kecuali
dalam empat perkara:
1) Jika salah seorang yang menyepakati akad tidak memenuhi akad, dalam musyaqah, ia
harus dipaksa, sedangkan dalam muzara‟ah, ia tidak boleh dipaksa,
43
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
2) Jika waktu musyaqah habis, akad diteruskan sampai berbuah tanpa pemberian upah,
sedangkan dalam muzara‟ah, jika waktu habis, pekerjaan diteruskan dengan pemberian
upah,
3) Waktu dalam musyaqah ditetapkan berdasarkan istihsan, sebab dapat diketahui dengan
tepat, sedangkan waktu dalam muzara‟ah terkadang tidak menentu,
4) Jika pohon diminta oleh selain pemilik tanah, penggarap diberi upah. Sedangkan dalam
muzara‟ah jika diminta sebelum menghasilkan sesuatu, penggarap tidak mendapatkan
apa-apa.
4. Akad Memberi Izin (Wakalah)
Wakalah secara etimologis berarti pemeliharaan atau pendelegasian. Sedangkan secara
terminologis wakalah adalah akad pemberian kuasa dari seseorang ( muwakkil) kepada penerima
kuasa (wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama muwakkil (pemberi kuasa).
Dasar hukum wakalah:
Artinya: “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah
seorang hakam dari keluarga laki-laki
laki -laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua
orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada
suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha
Maha Menget ahui
ahui lagi Maha Mengenal”(QS:An-Nisa
Mengenal”(QS:An-Nisa‟
‟ : 35)
Rukun Wakalah:
a. Al-Muwakkil (orang yang mewakilkan/melimpahkan kuasa)
b. Al-Wakil (orang yang menerima perwakilan)
c. Al-Muwakkil fih (sesuatu yang diwakilkan)
d. Shighat ijab ( ucapan
ucapan serah terima)
5. Akad Memberi Kepercayaan
a. Al
A l K afa
fala
lah
hadalah jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua / yang ditanggung.
Rukun kafalah:
1) Pihak penjamin/penanggung (kafil )
2) Pihak yang berhutang ( makful 'anhu 'ashil )
3) Pihak yang berpiutang ( makful lahu)
4) Obyek jaminan (makful bih)
44
odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-B asi
sicc & A dvance 2017
vance
Jenis kafalah:
1) Kafalah bi al-mal , adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang. Bentuk
kafalah ini merupakan sarana yang paling luas bagi bank untuk memberikan jaminan
kepada para nasabahnya dengan imbalan/ fee
fee tertentu.
2) Kafalah bi al-nafs, adalah jaminan diri dari si penjamin.
3) Kafalah bi al-taslim, adalah jaminan yang diberikan untuk menjamin pengembalian
barang sewaan pada saat masa sewanya berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat
dilaksanakan oleh bank untuk keperluan nasabahnya dalam bentuk kerjasama dengan
perusahaan, leasing company. Jaminan pembayaran bagi bank dapat berupa
deposito/tabungan, dan pihak bank diperbolehkan memungut uang jasa/ fee
fee kepada
nasabah tersebut.
4) Kafalah al-munjazah, adalah jaminan yang tidak dibatasi oleh waktu tertentu dan untuk
tujuan/ kepentingan tertentu. Dalam dunia perbankan, kafalah model ini dikenal dengan
bentuk performance bond (jaminan prestasi).
5) Kafalah al-mu‟allaqah
al-mu‟allaqah, Bentuk kafalah ini merupakan penyederhanaan dari kafalah al-
munjazah, di mana jaminan dibatasi oleh kurun waktu tertentu dan tujuan tertentu pula.
b. Al
A l H
Hii walah
lah adalah alih utang piutang yaitu memindahkan utang dari tanggungan orang yang
berhutang menjadi tanggungan
tan ggungan orang yang berkewajiban
berk ewajiban membayar utang.
utang .
Rukun hiwalah:
1) Muhil (Orang yang memindahkan utang)
2) Muhal (orang
(orang yang berkewajiban melaksanakan hiwalah)
3) Muhtal (orang yang menerima hiwalah atas hiwalah muhil )
4) Adanya utang
Rukun Ji‟alah:
1) Shighat 3) Jenis pekerjaan
2) Orang yang menjanjikan upahnya 4) Upah
45
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
6. Ijarah
Secara etimologis ijarah berarti upah,sewa, jasa atau imbalan. Sedangkan secara
terminologis ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) suatu barang atau jasa dalam
waktu tertentu dengan adanya pembayaaran upah ( ujrah), tanpa diikuti pemindahan kepemilikan
atas barang itu sendiri.
Dasar Hukum:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS Al-Qasas: 26)
Rukun Ijarah:
a. Mu‟jir (orang
(orang yang menyewakan)
b. Musta‟jir (orang yang menyewa)
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Artinya: “ Sesungguhnya
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(QS Nisa‟ : 58)
Maha Melihat”(QS .An-
.An- Nisa‟
Rukun Wadiah:
a. mudi (orang yang menitipkan)
b. wadii‟ (penerima
(penerima titipan)
c. obyek yang dititipkan
d. Sighat (ijab qabul)
Jenis Wadi‟ah:
a. Wadi‟ah Yad Amanah (kepercayaan) dimana penerima titipan tidak boleh memanfaatkan
barang titipan tersebut sampai
s ampai diambil kembali.
b. Wadi‟ah Yad Dhamanah (simpanan yang dijamin) dimana titipan yang selama belum
dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh si penerima titipan. Apabila
pemanfaatan tersebut diperoleh
d iperoleh keuntungan maka
m aka seluruhnya menjadi hak
ha k penerima titipan.
8. Gadai (Rahn)
Secara etimologi, rahn berarti tetap dan lama atau pengekangan dan keharusan. Menurut
terminologi, rahn berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan
sebagai pembayaran dari barang tersebut.
Landasan Rahn
a. Al
Al –
– Qur’an
Qur’an
Artinya: “Apabila kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai),
sedangkan kamu tidak memperoleh seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan
yang dipegang.” (QS.
(QS. Al -Baqarah:
-Baqarah: 283)
b. As –
As – Sunnah
Sunnah
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang artinya: “Dari Siti
Aisyah r.a. bahwa Rasulullah Saw. pernah membeli makanan dengan menggadaikan baju
besi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rukun Rahn
a. Rahin (orang yang memberikan jaminan),
b. Al-murtahin (orang yang menerima),
c. Al-marhun (jaminan), dan
d. Al-marhun bih (utang).
47
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB IV
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
A. Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah
Bank diartikan sebagai sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal
berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran
uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak. Berdasarkan operasionalnya, bank terbagi menjadi dua jenis yaitu bank
konvensional dan bank syariah.
1. Bank Konvensional
Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut
apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan
dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk
menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan
dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit
modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain
kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat
berharga, bank draft, wali amanat,
aman at, penjamin emisi, dan perdagan
perdagangan
gan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa
rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini
merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian
dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank
konvensional contohnya bank umum dan BPR.
2. Bank Syariah
Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank syariah adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
48
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank
syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20
Agustus 1990. Dan Bank
Bank syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat. Akte pendirian PT.
Bank Muamalat ditandangani pada tanggal 1 November 1991 yang diikuti dengan kemunculan
UU No. 7 tahun 1992 mengenai Bank umum dan BPR . kemudian pada tahun 1998 muncul UU
No. 10 th 1998 yang memperbolehkan
memperbol ehkan bank konvensional
konvensi onal untuk membuka cabang
caban g syariah.
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan
nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan
menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Dalam rangka
menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Al-quran dan hadist. Bank
syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah,
bunga bank adalah riba.
rib a.
a. Syarat transaksi sesuai syariah
Dalam perbankan syariah dianjurkan untuk melakukan transaksi-transaksi seperti berikut
ini:
1) Tidak mengandung unsur kedzaliman
2) Tidak menggunakan Riba
3) Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain
4) Tidak ada penipuan (gharar)
5) Tidak mengandung unsur judi (maysir)
b. Prinsip Dasar Bank Syariah
Bagi masyarakat modern, aktivitas keuangan dan perbankan dipandang sebagai wahana
untuk membawa kepada setidaknya 2 ajaran dalam al-Quran :
1) Prinsip Al Ta‟awun
Merupakan prinsip untuk saling membantu dan bekerja sama antara anggota
masyarakat dalam kebaikan.
“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”(QS. Al-Maidah:2)
jangan tolong-menolong
2) Prinsip menghindari Al Iktinaz
Seperti membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat
masyara kat umum.
“Hai orang --orang
orang yang beriman, janganlah kamunsaling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka di antara kamu…”(QS. 4:29)
49
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
b) Murabahah
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai murabahah berasal dari kata
ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan berprinsip jual beli yang pada
dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan (margin) tertentu yang
ditambahkan di atas biaya perolehan. Pembayarannya bisa tunai maupun ditangguhkan
dan dicicil (bi tsaman ajil ).
). Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah disepakati
tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Dalam transaksi ini barang diserahkan
segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
c) Salam
Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan
tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sekilas
transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini kuantitas, kualitas, harga,
dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara pasti.
Dalam praktek perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank
akan menjualnya kepada rekanan nasabah atau kepada nasabah itu sendiri secara tunai
atau secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan bank adalah harga beli bank dari
nasabah ditambah keuntungan. Dalam hal bank menjualnya secara tunai biasanya
disebut pembiayaan talangan (bridging financing ).
). Sedangkan dalam hal bank
menjualnya secara cicilan, kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka
waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli dan jika telah
disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Umumnya transaksi ini
diterapkan dalam pembiayaan barang yang belum ada seperti pembelian komoditi
pertanian oleh bank untuk
u ntuk kemudian dijual kembali
k embali secara tunai atau secara
se cara cicilan.
Ketentuan umum Salam:
Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas seperti
jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya.
jumlah nya.
Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad maka
nasabah ( produsen
produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara lain
mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang yang sesuai
dengan pesanan.
53
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya sebagai
persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi bank untuk melakukan akad
salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti bulog, pedagang pasar induk
atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut dengan paralel salam.
d) Istishna
Istishna merupakan salah satu bentuk jual beli dengan pemesanan yang mirip
dengan salam. Perbedaannya, dalam istisnha pembayaran dapat di muka, dicicil
sampai selesai, atau di belakang, serta istisnha biasanya diaplikasikan untuk industri
dan barang manufaktur.
Ketentuan umum:
Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan
jumlah. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna dan
tidak boleh berubah selama berlakunya akad. Jika terjadi perubahan dari kriteria
pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, maka seluruh
biaya tambahan tetap ditanggung
dit anggung nasabah.
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Pada akhir masa sewa, bank dapat saja menjual barang yang disewakannya
kepada nasabah. Karena itu dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiyah
bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan
harga jual disepakati pada awal perjanjian.
bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara
bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud
maupun tidak berwujud.
Secara spesifik bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama dapat berupa
dana, barang perdagangan ( trading asset ),
), kewiraswastaan (entrepreneurship),
kepandaian ( skill
skill ),
), kepemilikan ( property
property), peralatan (equipment ) , atau intangible
asset (seperti hak paten atau goodwill ),
), kepercayaan/reputasi ( credit worthiness)
dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang. Dengan merangkum
seluruh kombinasi dari bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Ketentuan umum:
Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan
dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik
modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah tidak boleh
melakukan tindakan seperti :
Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.
Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik
modal lainnya.
Memberi pinjaman kepada pihak lain.
Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau di¬gantikan
oleh pihak lain.
Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:
Menarik diri dari perserikatan.
Meninggal dunia.
Menjadi tidak cakap hukum.
Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus
diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian
dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal. Proyek yang akan dijalankan harus
disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana
tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
Mudharabah
56
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Transaksi jenis ini tidak mensyaratkan adanya wakil shahibul maal dalam
manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-
hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat kelalaian.
Sedangkan sebagai wakil shahibul maal dia diharapkan untuk mengelola modal
sharing ).
).
Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap
bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal
57
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Rahn (Gadai)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali
kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib
memenuhi kriteria :
Milik nasabah sendiri.
Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar.
Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank. Atas izin bank,
nasabah dapat menggunakan barang tertentu yang digadaikan dengan tidak
mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan. Apabila barang yang
digadaikan rusak atau cacat, maka nasabah harus bertanggungjawab.
Apabila nasabah wanprestasi, bank dapat melakukan penjualan barang yang
digadaikan atas perintah hakim. Nasabah mempunyai hak untuk menjual barang
tersebut dengan seizin bank. Apabila hasil penjualan melebihi kewajibannya, maka
ke-lebihan tersebut menjadi milik nasabah. Dalam hasil penjualan tersebut lebih
kecil dari kewajibannya, nasabah menutupi keku¬rangannya.
Qardh
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam
empat hal, yaitu : Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji
diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran. Biaya perjalanan
haji. Nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatannya ke haji. Sebagai
pinjaman tunai dari
dar i produk kartu kredit syariah, dimana
di mana nasabah diberi keleluasaan
untuk menarik uang tunai milik bank melalui ATM. Nasabah akan
pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang. Bank dan nasabah yang dicantumkan
dalam akad pemberian kuasa harus cakap hukum. Khusus untuk pembukaan L/C,
apabila dana nasabah ternyata tidak cukup, maka penyelesaian L/C ( settlement L/C )
59
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
60
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Prinsip Dasar
Bebas nilai (prinsip
Tidak bebas nilai (prinsip
Operasi materialis) syariah islam)
Uang sebagai komoditi
Uang sebagai alat tukar dan
61
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Bunga
bukan komoditi
Bagi hasil, jual beli, sewa
Orientasi Keuntungan
Tujuan sosial-ekonomi Islam,
keuntungan
Bentuk Bank komersial
Bank
komersial, bank
pembangunan, bank universal
atau multi-purpose
Evaluasi Nasabah Kepastian
pengembalian Lebih
hati-hati karena
pokok dan bunga partisipasi dalam resiko
(creditworthiness dan
collateral )
Hubungan Nasabah Terbatas debitor-kreditor
Erat sebagai mitra usaha
Jangka Pendek
Pinjaman yang Komersial
dan Komersial dan nonkomersial,
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6 tahun 2004 pasal 27, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah :
a) Memastikan dan mengawasi kesesuian kegiatan operasional bank terhadap fatwa yang
yang
dikeluarkan oleh DSN.
1. Penentuan suku bunga dibuat pada Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat
waktu akad dengan pedoman harus pada waktu akad dengan berpedoman pada
selalu untung untuk pihak bank kemungkinan untung atau rugi.
2. Besarnya persentase berdasarkan pada Besarnya rasio (nisbah) bagi hasil berdasarkan
jumlah uang(modal) yang dipinjamkan
dipi njamkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh
3. Tidak tergantung pada kinerja usaha. Tergantung pada kinerja usaha. Jumlah
63
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
dan taba‟ru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko/bahaya tertentu
melalui akad yang sesuai dengan syariah.
a. Prinsip-prinsip Asuransi Syariah
1) Saling membantu dan bekerjasama
“…Dan tolong -menolonglah
-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa,
ta qwa, dan jangan
-Maidah:2)
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS. Al -Maidah:2)
“Allah senantiasa menolong hamba-
hamba- Nya
Nya selama ia menolong sesamanya.” (HR. Abu
Daud)
“Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi
Abu Daud)
kebutuhannya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud)
2) Saling melindungi dari berbagai macam kesusahan dan kesulitan
Seperti membiarkan uang menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat
bagi masyarakat umum.
„Hai orang -orang
-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di
antara kamu…‟ (QS. 4 :29)
3) Saling bertanggung jawab
4) Menghindari unsur gharar , maysir dan
dan riba
Islam menekankan aspek keadilan, suka sama suka dan kebersamaan menghadapi resiko
dalam setiap usaha dan investasi yang dirintis. Aspek inilah yang menjadi tawaran konsep
untuk menggantikan gharar, maysir dan riba yang selama ini terjadi di lembaga
konvensional.
b. Tata Cara dan Operasional Asuransi Syariah
Akad antara perusahaan dengan peserta menggunakan akad mudharabah dengan semangat
saling menanggung (takaful ),
), dan bukan berdasarkan akad pertukaran ( tadabbuli).
Unsur dalam konsep al-mudharabah ini ialah :
1) Perusahaan menginvestasikan dan mengusahakan ke dalam proyek dalam bentuk :
musyarakah, murabahah dan wadi ah.
2) Menanggung resiko usaha secara bersama-sama dengan prinsip bagi hasil yang telah
disepakati.
64
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
3) Pembagian hasil atas keuntungan dari investasi dilakukan setelah penyelesaian klaim
manfaat takaful dari peserta yang mengalami musibah.
4) Pengelolaan dan investasinya tidak bertentangan dengan syariat Islam.
c. Jenis dan Produk Asuransi Syariah
merencanakan pengumpulan dana dalam mata uang rupiah maupun dollar Amerika
Serikat.
c) Takaful Dana Siswa
Merupakan suatu jaminan dana pendidikan sampai sarjana dalam mata uang rupiah
maupun dollar Amerika Serikat.
d) Takaful Dana Jabatan
Merupakan suatu jaminan santunan dalam mata uang rupiah maupun dollar Amerika
Serikat bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia lebih awal ataupun tidak
bekerja lagi dalam masa perjanjian.
perjan jian.
e) Takaful al-Khairat Individu
Merupakan suatu jaminan santunan bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia
dalam masa perjanjian.
f) Takaful Kecelakaan Diri Individu
Merupakan suatu jaminan santunan bagi ahli warisnya jika nasabah meninggal dunia
akibat kecelakaan dalam masa perjanjian.
g) Takaful Kesehatan Individu
Merupakan suatu jaminan dana santunan rawat inap, operasi bagi perorangan jika
nasabah sakit dalam masa perjanjian.
65
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Pengawasan Syariah
67
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
jika masa waktu utang telah habis dan belum terbayar, maka rahn dapat diperpanjang
selama 1 bulan. Jika syarat yang dimaksud justru mendukung berjalannya akad, maka
diperbolehkan. Misalnya pihak penerima gadai meminta agar proses akad diikuti 2 orang
saksi.
2) Orang yang berakad.
Pihak yang berakad harus memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan hukum, berakal
sehat, sudah baligh serta mampu melaksanakan akad.
3) Barang yang dijadikan pinjaman
a) Harus berupa barang / harta yang nilainya seimbang dengan utang serta dapat dijual
b) Dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai
c) Harus spesifik dan jelas
d) Dimiliki oleh orang yang menggadaikan secara syah
e) Tidak tersebar dalam beberapa tempat dan dalam kondisi utuh
4) Utang (marhun bih)
a) Wajib dikembalikan kepada murtahin (yang menerima gadai)
b) Dapat dimanfaatkan
c) Jumlahnya dapat dihitung
b. Hak dan Kewajiban Pihak yang Berakad
1) Penerima Gadai (Murtahin)
Hak :
a) Apabila rahin tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, murtahin
berhak untuk menjual marhun.
b) Untuk menjaga keselamatan marhun,pemegang gadai berhak mendapatkan
penggantian biaya
bia ya yang dikeluarkan.
c) Pemegang gadai berhak menahan barang gadai dari rahin, selama pinjaman belum
dilunasi.
Kewajiban :
a) Apabila terjadi sesuatu (hilang ataupun cacat) terhadap marhun akibat dari kelalaian,
maka murtahin harus bertanggung jawab.
b) Tidak boleh mengguanakan marhun untuk kepentingan pribadi.
c) Sebelum diadakan pelelangan marhun, harus ada pemberitahuan kepada rahin.
68
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
69
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
70
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
4 Bila pinjaman tidak dilunasi, barang Bila pinjaman tidak dilunasi, barang
jaminan akan dijual kepada
kepa da masyarakat jaminan dilelang kepada masyarakat
mas yarakat
5 Uang pinjaman 90 persen dari taksiran Uang pinjaman untuk golongan A 92%,
sedangkan untuk golongan BCD 88-86%
9 Kelebihan uang hasil dari penjualan Kelebihan uang hasil lelang tidak diambil
barang tidak diambil oleh nasabah, oleh nasabah, tetapi menjadi milik
diserahkan kepada Lembaga ZIS pegadaian
71
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum
fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat
setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam : keselamatan (berintikan
keadilan), kedamaian, dan kesejahteraan.
b. Asas dan Prinsip Dasar
BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang salaam, yaitu penuh
keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan.
Prinsip Dasar BMT, adalah :
1) Ahsan (mutu hasil kerja terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu„amala (memuaskan semua
72
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
2) Mengorganisir dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat
termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat
banyak.
3) Mengembangkan kesempatan kerja.
4) Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.
5) Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial masyarakat
banyak.
d. Pendirian BMT
BMT dapat didirikan oleh :
2) Simpanan Pokok Khusus (SPK), yaitu simpanan pokok yang khusus diperuntukkan untuk
mendapatkan sejumlah modal awal sehingga memungkinkan BMT melakukan persiapan-
persiapan pendirian dan memulai operasinya. Jumlahnya dapat berbeda antar anggota
pendiri.
f. Status BMT
Status BMT ditentukan oleh jumlah aset yang dimiliki sebagai berikut :
1) Pada awal pendiriannya hingga mencapi aset lebih kecil dari Rp 100 juta, BMT adalah
Kelompok Swadaya Masyarakat yang berhak meminta/mendapatkan Sertifikat Kemitraan
dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).
2) Jika BMT telah memiliki aset Rp 100 juta atau lebih, maka BMT diharuskan melakukan
proses pengajuan Badan
Bad an Hukum kepada notaris setempat,
se tempat, antara lain dapat b
berbentuk
erbentuk :
a) Koperasi Syariah (KOPSYAH)
73
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
b) Unit Usaha Otonom Pinjam Syariah dari KSP (Koperasi Simpan Pinjam), KSU
(Koperasi Serba Usaha), KUD (Koperasi Unit Desa), Kopontren (Koperasi Pondok
Pesantren), atau Koperasi lainnya yang beroperasi otonom termasuk pelaporan dan
pertanggung jawabannya.
jawabann ya.
memperoleh keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan partner lainnya.
Azas usaha Koperasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh
salah seorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian
yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional.Penekanan manajemen usaha dilakukan
secara musyawarah (Syuro) sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan
melibatkan seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya.
Kelahiran Koperasi Syariah di Indonesia dilandasi oleh Kepututsan Menteri (Kepmen)
Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 September 2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB V
EKONOMI MIKRO ISLAM
A. Teori Konsumsi dalam Islam
Jika menggunakan teori konvensional, konsumen diasumsikan selalu menginginkan tingkat
kepuasan yang tertinggi dan yang menjadi batasan konsumsi hanyalah kemampuan
anggaran.Konsumsi yang Islami selalu berpedoman pada ajaran Islam. Selain itu, yang membedakan
dengan teori konvensional yaitu mengenai tujuan konsumsi itu sendiri, dimana seorang Muslim akan
lebih mempertimbangkan mashlahah(manfaat dan berkah)daripada utilitas.Pencapaian mashlahah
merupakan tujuan dari syariat Islam ( maqashid syariah) yang tentu saja harus menjadi tujuan dari
kegiatan konsumsi.
1. Harta dan Kedudukannya bagi Manusia
Harta dari segi hak-haknya terbagi menjadi tiga (Abdullah Muslih, 2004:) :
a. Milik Allah, pada dasarnya harta adalah mutlak milik Allah, manusia hanya diberi
c. Milik bersama atau umum, konsekuensi harta milik bersama adalah dengan lebih
mendahulukan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi ketika terjadi
perselisihan kepentingan, dengan tetap memberikan kompensasi kepada pemilik harta
tersebut sehingga tidak merugikan hak-hak pribadi mereka.
Ketiga konsep tentang kepemilikan harta inilah dalam Islam dinamakan multiple ownerships.
2. Prinsip Konsumsi dalam Islam
Konsumsi dalam Islam senantiasa memperhatikan halal-haram, komitmen dan konsekuen
dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum syariat yang mengatur konsumsi agar mencapai
kemanfaatan konsumsi seoptimal mungkin dan mencegah penyelewengan dari jalan kebenaran
dan dampak mudharat baik bagi dirinya maupun orang lain. Adapun kaidah/prinsip dasar
konsumsi islami adalah (AI-Haritsi, 2006):
a. Prinsip syariah, yaitu menyangkut dasar syariat yang harus terpenuhi dalam melakukan
konsumsi di mana terdiri dari:
76
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
1) Prinsip akidah, yaitu hakikat konsumsi adalah sebagai sarana untuk ketaatan/beribadah
sebagai perwujudan keyakinan manusia sebagai makhluk yang mendapat beban khalifah
dan amanah di bumi yang nantinya diminta pertanggungjawaban oleh penciptanya.
2) Prinsip ilmu, yaitu seorang ketika akan mengkonsumsi harus tahu ilmu tentang barang
yang akan dikonsumsi dan hukam-hukum yang berkaitan dengannya apakah merupakan
sesuatu yang halal atau haram balk ditinjau dari zat, proses, maupun tujuannya.
3) Prinsip amaliah, sebagai konsekuensi akidah dan ilmu yang telah diketahui tentang
konsumsi islami tersebut. Seseorang ketika sudah berakidah yang lurus dan berilmu, maka
dia akan mengkonsumsi hanya yang halal serta menjauhi yang halal atau syubhat.
b. Prinsip kuantitas, yaitu sesuai dengan batas-batas kuantitas yang telah dijelaskan dalam
syariat islam, di antaranya:
1) Sederhana, yaitu mengkonsumsi yang sifatnya tidak bermewah-mewah, tidak mubadzir,
hemat.
2) Sesuai antara pemasukan dan pengeluaran, artinya dalam mengkonsumsi harus
disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya.
3) Menabung dan investasi, artinya tidak semua kekayaan digunakan untuk konsumsi tapi
juga disimpan untuk kepentingan
kep entingan pengembangan
pengembang an kekayaan itu sendiri
sendi ri
c. Prinsip prioritas, dimana memperhatikan urutan kepentingan yang harus diprioritaskan agar
tidak terjadi kemudharatan, yaitu
1) Primer, yaitu konsumsi dasar yang harus terpenuhi agar manusia dapat hidup dan
menegakkan kemaslahatan dirinya dunia dan agamanya serta orang terdekatnya, seperti
makanan pokok
2) Sekunder, yaitu konsumsi untuk menambah tingkat kualitas hidup yang lebih balk,
misalnya konsumsi madu, susu dan sebagainya.
3) Tersier, yaitu untuk memenuhi konsumsi manusia yang jauh lebih membutuhkan.
d. Prinsip sosial, yaitu memperhatikan lingkungan sosial di sekitarnya sehingga tercipta
keharmonisan hidup dalam masyarakat, di antaranya:
1) Kepentingan umat, yaitu saling menanggung dan menolong sebagaimana bersatunya
suatu badan yang apabila sakit pada salah satu anggotanya, maka anggota badan yang
lain juga akan merasakan sakitnya.
2) Keteladanan, yaitu memberikan contoh yang baik dalam berkonsumsi apalagi jika dia
adalah seorang tokoh atau pejabat yang banyak mendapat sorotan di masyarakatnya.
3) Tidak membahayakan orang lain yaitu dalam mengkonsumsi justru tidak merugikan dan
memberikan madharat ke orang lain seperti merokok.
77
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
e. Kaidah lingkungan, yaitu dalam mengkonsumsi harus sesuai dengan kondisi potensi daya
dukung sumber daya alam dan keberlanjutannya atau tidak merusak lingkungan
f. Tidak meniru atau mengikuti perbuatan konsumsi yang tidak mencerminknn etika konsumsi
islami.
Konsumsi hanyalah alat untuk memaksimalkan pencapaian falah. Monzer Kahf (1992)
memperkenalkan FS ( final spending ). Formulanya :
FS = ( Y- S ) + ( S – SZ
SZ )
FS = ( Y – sY
sY ) + ( sY – zsY
zsY )
FS = Y ( 1-zs )
Keterangan:
FS = Final spending s = presentase Y yang hilang
Y = Pendapatan Z = presentase zakat.
S = Total tabungan
C1
a) Terdapat hubungan positif antara pencapaian tujuan falah dengan kebutuhan konsumsi
ibadah
b) Semakin tinggi tujuan falah yang ingin dicapai, semakin dituntut untuk memperbesar
konsumsi kebutuhan ibadah
78
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
C1
a) Terdapat hubungan negatif antara pencapaian tujuan falah dengan kebutuhan konsumsi
duniawi
b) Semakin tinggi tujuan falah yang ingin dicapai, semakin dituntut untuk mengurangi
konsumsi kebutuhan duniawi.
Seorang muslim yang rasional akan mengalokasikan anggaran lebih banyak dalam
konsumsi untuk ibadah untuk memaksimalisasi falah, sebaliknya semakin tidak rasional
(semakin kufur) akan semakin besar anggaran untuk duniawi. Meskipun demikian, konsumsi
dalam ukuran wajar boleh dilakukan. Pola alokasi anggara ini dapat disajikan dalam grafik :
C1
C1
Cw
Cw
4. Konsistensi dalam prioritas pemenuhannya
Kebutuhan manusia dalam konsumsi memiliki tingkat urgensi yang berbeda(Mannan,1993):
a. Kebutuhan darurat (al hajat adh dharuriyah) adalah kebutuhan yang harus dipenuhi segera,
jika diabaikan akan menimbulkan
menimb ulkan resiko yang membahayakan
membaha yakan eksistensi manusia.
manusia .
b. Kebutuhan pelengkap(al haajat al hajjiyah) adalah kebutuhan yang ada jika dipenuhi akan
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan nilai tambah ( added value) misalnya makan dengan
cukup dengan kualitas gizi yang lengkap
c. Kebutuhan kemewahan ( al haajat al tahsiniyyah) adalah kebutuhan yang jika dipenuhi akan
meningkatkan kepuasan atau kenikmatan, meskipun tidak menambah efisiensi, efektifitas,
dan nilai tambah, misalnya : makan dengan selera/cita rasa/merk sesuai dengan keinginan.
79
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
a. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami
Sejak dari kegiatan mengorganisisr faktor produksi, proses produksi hingga
pemasaran dan pelayanan kepada konsumen semuanya harus mengikuti moralitas Islam.
Produksi barang dan jasa yang dapat merusak moralitas dan menjauhkan manusia dari
nilai-nilai relijius tidak akan diperbolehkan. Terdapat lima jenis kebutuhan yang dipandang
bermanfaat untuk mencapai falah, yaitu : 1. kehidupan, 2. harta, 3. kebenaran, 4. ilmu
pengetahuan dan 5. kelangsungan keturunan. Selain itu Islam juga mengajarkan adanya
skala prioritas (dharuriyah, hajjiyah dan tahsiniyah) dalam pemenuhan kebutuhan
konsumsi serta melarang sikap berlebihan, larangan ini juga berlaku bagi mata rantai
dalam produksinya.
b. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan
Kegiatan produksi harus menjaga nilai-nilai keseimbangan dan harmoni dengan
lingkungan sosial dan lingkungan hidup dalam masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Selain itu, masyarakat juga berhak menikmati hasil produksi secara memadai dan
berkualitas. Jadi produksi bukan hanya menyangkut kepentingan para produsen ( stock
holders) saja tapi juga masyarakat secara keseluruhan ( stake holders). Pemerataan manfaat
dan keuntungan produksi bagi keseluruhan masyarakat dan dilakukan dengan cara yang
paling baik merupakan tujuan
tu juan utama kegiatan ekonomi.
eko nomi.
c. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.
Masalah ekonomi muncul bukan karena adanya kelangkaan sumber daya ekonomi
untuk pemenuhan kebutuhan manusia saja, tetapi juga disebabkan oleh kemalasan dan
pengabaian optimalisasi segala anugerah Allah, baik dalam bentuk sumber daya alam
80
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
maupun manusia. Sikap terserbut dalam Al-Qur‟an sering disebut sebagai kezaliman atau
pengingkaran terhadap nikmat Allah.Hal ini akan membawa implikasi bahwa prinsip
produksi bukan sekedar efisiensi, tetapi secara luas adalah bagaimana
mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya ekonomi dalam kerangka pengabdian
dimanfaatkan manusia sebagai faktor produksi alam, dari tanaman tersebut juga dikonsumsi
oleh hewan ternak yang pada akhirnya juga hewan ternak tersebut diambil manfaatnya
(diproduksi) dengan berbgai bentuk seperti diambil dagingnya, susunya dan lain sebagaiya
yang ada pada hewan ternak tersebut.
Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Tenaga Kerja dalam Surat Huud : 6
"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. dia Telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohonlah
ampunan Nya, Kemudian bertobatlah kepada Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
pemakmur mengindikasikan untuk selalu menajdikan alam ini makmur dan tidak menjadi
penghabis ( aakiliin) atau perusak alam ( faasidiin).
faasidiin). Manusia dengan akalnya yang sempurna
telah diperintahkan oleh Allah untuk dapat terus mengolah alam ini bagi kesinambungan
alam itu sendiri, dalam hal ini nampaklah segala macam kegiatan produksi amat bergantung
kepada siapa yang memproduksi (subyek) yang diharapkan dpat menjadi pengolah alam ini
menuju kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ayat yang berkaitan dengan faktor produksi Modal dalam Surat Al-Baqarah : 272
“ Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah
yang memberi petunjuk (memberi
( memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja harta
yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu
it u untuk kamu sendiri.
dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan Karena mencari keridhaan Allah.
dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya
dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”
(dirugikan). ”
Modal sangat penting dalam kegiatan produksi baik yang bersifat tangible asset
maupun intangible asset. Kata apa saja harta yang baik menunjukkan bahwa manusia
diberi modal yang cukup oleh Allah untuk dapat melakukan kegiatan pemenuhan
kebutuhannya secara materi. Modal dapat pula memberikan makna segala sesuatu yang
digunakan dan tidak habis, untuk diputarkan secara ekonomi dengan harapan dari modal
tersebut menghasilkan hasil yang lebih, dari hasil yang lebih tersebut terus diputar sampai
pada pencapaian
pencap aian keuntungan
keuntun gan yang maksimal (profit) dari modal yang kita miliki yang pada
akhirnya tercapailah suatu optimalisasi dari modal tersebut.
b. Hadits yang berkaitan dengan prinsip produksi.
HR Bukhari Muslim – “Tidak ada yang lebih baik dari seseorang yang memakan
makanan, kecuali jika makanan itu diperolehnya dari hasil jerih payahnya sendiri. Jika ada
seseorang di antara kamu mencari kayu bakar, kemudian mengumpulkan kayu itu dan
mengikatnya dengan tali lantas memikulnya di punggungnya, sesungguhnya itu lebih baik
ketimbang meminta-minta kepad a orang lain.”
lain.”
HR Thabrani dan Dailami – “Sesunggguhnya Allah sangat suka melihat hamba-Nya
hamba-Nya
yang berusaha mencari rezeki yang halal”
halal”
HR Thabrani – “Berusaha mencari rezeki halal adalah wajib bagi setiap muslim”
muslim”
HR Bukhari Nabi
Nabi mengatakan, Seseorang yang mempunyai
mempunyai sebidang tanah harus
menggarap tanahnya sendiri, dan jangan membiarkannya. Jika tidak digarap, dia harus
memberikannya kepada orang lain untuk mengerjakannya. Tetapi bila kedua-duanya tidak
dia lakukan –
lakukan – tidak
tidak digarap, tidak pula diberikan kepada orang lain untuk mengerjakannya
– maka
maka hendaknya dipelihara/dijaga sendiri. Namun
sendiri. Namun kami tidak menyukai
menyukai hal ini.”
ini.”
82
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
dan tanaman yang dapat dipetik hasilnya ketika panen dan untuk pemenuhan kebutuhan
dasar berupa pangan, penggarapan bisa dilakukan oleh si empunya tanah atau diserahkan
kepada orang lain.
C. Teori Permintaan dan Penawaran dalam Islam
Teori permintaan dan penawaran adalah dasar dari pembentukan ilmu ekonomi yang lebih
luas.Konsep permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi tidak semuanya bisa untuk dikonsumsi
maupun digunakan, dibedakan antara yang halal maupun yang haram. Allah telah berfirman dalam
Surat Al-Maidah ayat 87 - 88 :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah
Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari
apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.
Dalam motif permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang
tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai kepuasan
(interest ).
). Konvensional menilai bahwa egoisme merupakan nilai yang konsisten dalam
mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.Permintaan Islam bertujuan mendapatkan kesejahteraan
atau kemenangan akhirat ( falah
falah) sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi
setelah kematian yaitu kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada harus disisihkan sebagai bekal
untukkehidupan akhirat.
1. Fungsi Utilitas Barang Halal dan Barang Haram
Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function) digambarkan oleh kurva indiferensi
(indifference curve). Biasanya yang digambarkan adalah tingkat kepuasan antara dua barang
(jasa) yang keduanya memang disukai oleh konsumen. Dalam membangun teori tingkat
kepuasan, digunakan tiga aksioma pilihan rasional, yakni:
a. Kelengkapan (Completeness)
Aksioma ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan mana
yang lebih disukainya diantara dua keadaan. Bila A dan B adalah dua keadaan yang berbeda,
maka individu selalu dapat menentukan secara tepat satu diantara tiga kemungkinan ini:
1) A lebih disukai daripada B
2) B lebih disukai daripada A
83
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
daripada C“. Aksioma ini sebenarnya untuk memastikan adanya konsistensi internal di dalam
diri individu dalam mengambil keputusan.
c. Kesinambungan
Aksioma ini menjelaskan bahwa jika seorang individu mengatakan “A lebih disukai
daripada B “, maka keadaan yang mendekati A pasti juga lebih disukai daripada B.Kurva
indeferen dapat ditunjukkan seperti contoh dengan data dibawah ini yang menunjukkan
tingkat kepuasaan dari kombinasi dua barang a (X) dan b (Y) :
jumlah permintaan
Kombinasi barang
(X) (Y)
A 1 5
B 2 3
C 3 2
D 5 1
E 2 7
F 3 5
G 5 3
H 7 2
Gambar 4.1
Kurva Indiferensi 8
7
6
5 Series1
4
Series2
3
2
1
0
0 2 4 6 8
Pada kombinasi A,B,C, dan D memiliki tingkat kepuasan yang sama, dan kombinasi
E,F,G, dan H memiliki tingkat kepuasan yang sama. Dari data diatas dapat dilihat bahwa
tingkat kepuasan akan meaningkat naik jika barang yang dikonsumsi juga naik. Kurva
indiferensi tidak boleh berpotongan. Jika kurva tersebut berpotongan berarti terjadi
pelanggaran terhadap aksioma utilitas yang ke-2, yang berarti bahwa tidak adanya
konsistensi.
84
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
h
a
l
l
halal
Dalam tingkat kepuasan antara 2 (dua) barang atau jasa yang halal (halal-halal) maka
digambarkan kurva yang sama dengan kurva indeferen dalam ekonomi konvensional. Sedangkan
dalam tingkat kepuasan antara barang dan jasa yang halal dengan haram (halal-haram) kurvanya
akan terbalik dengan kurva halal-halal.
h
haram
Gambar 4.3
Kurva Fungsi utilitas barang halal-haram
Perbedaan antara dua kurva tersebut karena adanya tingkat kepuasan yang meningkat
sejalan dengan tingkat penggunaan barang dan jasa yang halal dan juga tingkat kepusan yang
meningkat karena menurunnya tingkat penggunaan barang haram.
Jadi permintaan barang halal akan menaikkan tingkat kepuasan atau menambah utility dan
permintaan barang yang haram akan menurunkan tingkat
t ingkat kepuasan atau dis-utility.
85
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
memudahkan dalam kaitannya dengan kurva permintaan, bila analisis biaya dilakukan pada biaya
perunit. Ada dua konsep biaya per unit yang dikenal:
diken al:
a. Average cost
Fungsi averagetotalcost atau average cost adalah biaya perunit atau dihitung dengan
rumus total cost dibagi dengan jumlah output yang dihasilkan. Secara matematis dituliskan
()
()
b. Marginal cost
Fungsi marginal cost adalah tambahan biaya yang muncul untuk setiap tambahan
output yang dihasilkan atau dihitung dengan rumus perubahan total biaya dibagi perubahan
output. Secara matematis ditulis:
(
( )
( )
Jadi fungsi total cost diturunkan dari fungsi total produksi, dan fungsi marginal cost
diturunkan dari fungsi total cost . Begitu pula dengan fungsi average cost diturunkan
diturunkan dari fungsi
total cost . Tabel berikut ini memberikan ilustrasi numeric dari hubungan komponen-komponen
tersebut. Fixed cost of capital diasumsikan $30/jam, dan biaya variabel yaitu biaya per unit
tenaga kerja adalah $10/jam.
L
0 Q0 FC
30 VC
0 TC
30 AFC
∞ AVC
-- ATC
∞ MC
1 4 30 10 40 7.50 2.50 10.00 2.50
2 14 30 20 50 2.14 1.43 3.57 1.0
3 27 30
30 30 60 1.11 1.11 2.22 0.77
4 43 30
30 40 70 0.70 0.93 1.63 0.63
5 58 30
30 50 80 0.52 0.86 1.38 0.67
6 72 30
30 60 90 0.42 0.83 1.25 0.71
7 81 30 70 100 0.37 0.86 1.23 1.11
8 84 30 80 110 0.36 0.95 1.31 3.33
86
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
87
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
rela sama rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada suatu tingkat
harga.
Keseimbangan pasar terjadi pada saat perpotongan kurva supply dan demand dalam keadaan
„an taraddim minkum (rela sama rela). Bila ada yang mengganggu keseimbangan ini, pemerintah
harus melakukan intervensi ke pasar.
Islam mengatur agar persaingan di pasar dilakukan dengan adil. Setiap bentuk usaha yang dapat
menimbulkan ketidakadilan dilarang. Praktek bisnis yang dilarang antara lain:
a. Talaqqi rukban: pedagang membeli barang penjual sebelum mereka masuk kota. Praktek ini
dilarang karena pedagang yang menyongsong dipinggir kota mendapat keuntungan dari
ketidaktahuan penjual dari kampung akan harga yang berlaku di kota
b. Mengurangi timbangan, karena barang dijual dengan harga yang sama untuk jumlah yang lebih
sedikit
c. Menyembunyikan barang cacat karena penjual mendapatkan harga yang baik untuk kualitas
barang yang buruk
d. Menukar kurma kering dengan kurma basah karena takaran kurma basah ketika kering bisa jadi
tidak sama dengan kurma kering yang ditukar
e. Menukar satu takar kurma kualitas bagus dengan dua takar kurma kualitas sedang karena setiap
kualitas kurma mempunyai harga pasarnya. Rasulullah menyuruh menjual kurma yang satu,
kemudian membeli kurma yang lain dengan uang
f. Transaksi najasy yaitu si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan
harga tinggi agar orang lain tertarik
g. Ikhtikar yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit
barang untuk harga yang lebih tinggi
h. Ghaban faa-hisy (besar) dilarang yaitu menjual diatas harga pasar.
1. Mekanisme Pasar : Pemikiran Ilmuwan Muslim
a. Abu Yusuf
Abu Yusuf membantah pemahaman pada zamannya bahwa bila tersedia sedikit barang,
maka harga akan mahal dan bila tersedia banyak barang maka harga akan murah. Beliau
cenderung berpendapat bahwa kenyataanya harga tidak tergagntung pada permintaan saja,
tetapi juga bergantung pada kekuatan penawaran.
b. Al-Ghazaly
Al-Ghazaly sudah menyajikan penjabaran yang rinci tentang peranan aktivitas
perdagangan dan timbulnya
timbuln ya pasar yang harganya
hargan ya bergerak sesuai dengan
den gan kekuatan permintaan
dan penawaran. Bagi Al-Ghazaly, pasar merupakan bagian dari “keteraturan alami dan
dijelaskan juga bagaimana evolusi terciptanya pasar.
88
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
89
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
3) Intervensii harga melindungi kepentingan masyarakat yang lebih luas karena pembeli
biasanya mewakili masyarakat yang lebih luas, sedangkan penjual mewakili kelompok
masyarakat yang lebih kecil
d. Intrvensi Harga Versi Ibn Taimiyah
1) Intervensi harga yang zalim
Apabila ceiling price ditetapkan dibawah harga keseimbangan yang terjadi melalui
mekanisme pasar yaitu atas dasar rela sama rela.
2) Intervensi harga yang adil
Menurut Ibn Taimiyah ada beberapa kondisi yang mengharuskan pemerintah
melakukan intervensi harga:
a) Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih tinggi dari
harga umum pasar
b) Produsen menawarkan barang pada harga yang terlalu tinggi menurut konsumen
c) Pemilik jasa menolak bekerja kecuali pada harga yang lebih tinggi dari harga pasar
yang berlaku.
E. UNFAIR MARKET DALAM PERSPEKTIF ISLAM
1. Pasar Monopoli dalam Pandangan Islam
Pada dasarnya dalam ekonomi Islam, monopoli tidak dilarang, siapapun boleh
berusaha/berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya
satu-satun ya penjual (monopoli) atau ada penjual
lain, asalkan tidak melanggar nilai-nilai Islam. Dalam hal ini yang dilarang berkaitan dengan
monopoli adalah ikhtikar , yaitu kegiatan menjual lebih sedikit barang dari yang seharusnya
sehingga harga menjadi naik untuk mendapatkan keuntungan di atas keuntungan normal, di
dalam istilah ekonomi kegiatan ini disebut sebagai monopoly‟s rent seekin g behaviour . Sehingga
sekarang dapat dibedakan antara monopoli dan ikhtikar dalam terminologi ekonomi Islam.
Pelarangan ikhtikar bersumber dari Hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa. “Tidaklah
orang melakukan ikhtikar kecuali ia berdosa.” (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu
Majah). Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memonopoli bahan
makanan selama empat puluh hari, maka sesungguhnya ia telah berlepas diri dari Allah dan
Allah berlepas diri darinya.” (HR Ahmad)
Tiga syarat ikhtikar menurut Imam al-Ghazali, yakni:
a. Obyek penimbunan merupakan barang-barang kebutuhan masyarakat;
b. Waktu penimbunan adalah pada waktu persediaan bahan makanan sangat sedikit, atau dapat
dikatakan pada masa paceklik,
c. Tujuan penimbunan adalah untuk meraih keuntungan di atas keuntungan normal.
90
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB VI
EKONOMI MAKRO ISLAM
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa semakin cepat perputaran uang (V), maka
semakin besar income
income yang diperoleh. Persamaan ini juga berarti bahwa uang adalah flow concept.
Fisher juga mengatakan bahwa tidak ada sama sekali korelasi antara kebutuhan memegang uang
(demand for holding money) dengan tingkat suku bunga. Konsep fisher ini hampir sama dengan
konsep yang ada dalam ekonomi islam, bahwa uang adalah flow concept , bukan stock concept .
Pendapat lain yang diungkapkan oleh Mishkin adalah konsep dari marshall pigou dari
Cambridge, yaitu:
M = KPT
Keterangan:
M = jumlah uang
K = 1/v
P = tingkat harga barang
T = jumlah barang yang diperdagangkan
Walaupun secara matematis k dapat dipindahkan kekiri atau kekanan, secara filosofis
kedua konsep ini berbeda. dengan adanya k pada pemasaran Marshall pigou diatas menyatakan
bawa demand for holding money adalah suatu proporsi (k) dari jumlah pendapatan (PT). semakin
besar demand for holding money (M) , untuk tingkat pendapatan tertentu (PT).Ini berarti konsep
92
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
dari Marshall Pigou mengatakan bahwa uang adalah stock concept . Oleh karena itu kelompok
Cambridge mengatakan bahwa uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan (store of
wealth).
Dari urain diatas, jelas kita tidak boleh gegabah untuk mengatakan bahwa perbedaan Islam
dan konvensional adalah Islam memandang uang sebagai flow concept , dan konvensional
memandang uang sebagai stock concept . Karena pada kenyataannya, dalam ekonomi
konvensional sendiri terjadi pertentangan yang hebat antara kelompok Friedman dan kaum
monetaris dengan Keynesian dan Cambridge School.
Dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika
mengalir adalah public goods(flow concept),lalu mengendap ke dalam kepemilikan seseorang
(stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private good).
Uang tidak identik dengan modal Uang seringkali identik dengan modal
Uang adalah pub
public
lic goo
goods Uang (modal ) adalah private goods
Uang adalah flo
flow
w conc
conce
ept Uang (modal) adalah flow concept bagi
bagi fisher
Modal adalah st
sto
ock co
conc
nce
ept Uang modal adalah stock concept bagi
bagi Cambridge school
93
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
94
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
95
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Karena setiap negara memiliki hubungan dalam investasi dan perdagangan dengan negara
lain, tidak ada satu pun nilai tukar yang dapat mengukur secara memadai daya beli ( purchasing
power ) mata uang domestik atas mata uang asing secara umum. Oleh karena itu sejumlah konsep
nilai tukar uang yang efektif telah dikembangkan untuk mengukur rata-rata tertimbang (weighted
average) harga mata uang asing dalam mata uang domestik.
2. Teori Nilai Tukar Uang Islam
Penyebab dari apresiasi/depresiasi (fluktuasi) nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam di
golongkan dalam dua kelompok, yaitu: Natural dan
dan Human Error . Dalam pembahasan nilai tukar
menurut Islam akan dipakai dua skenario yaitu:
a. Skenario 1: Terjadi perubahan-perubahan harga dalam negeri yang memengaruhi nilai tukar
uang (faktor di luar negeri di anggap tidak berubah/berpengaruh).
b. Skenario 2: Terjadi perubahan-perubahan harga di luar negeri (faktor di dalam negeri di
anggap tidak berubah/berpengaruh).
Kebijakan nilai tukar uang dalam Islam juga menganut sistem Managed Floating , di mana
nilai tukar adalah hasil dari kebijakan pemerintah namun pemerintah tidak mencampuri
keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali terjadi hal-hal yang mengganggu keseimbangan.
a. Perubahan Harga terjadi di Dalam Negeri
Sebab-sebab fluktuasi sebuah mata uang dikelompokkan sebagai berikut :
1) Natural Exchange Rate Fluctuation: fluktuasi nilai tukar uang disebabkan adanya
perubahan-perubahan
perubahan-perubah an pada aggregate supply dan aggregate demand .
a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada permintaan
agregatif (AD). Expansi AD akan mengakibatkan naiknya tingkat harga secara
keseluruhan(P). Jika tingkat harga dalam negeri naik, sedangkan tingkat harga di luar
negeri tetap, maka nilai tukar mata uang akan mengalami depresiasi. Sebaliknya jika
AD mengalami kontraksi maka tingkat harga akan mengalami penurunan yang akan
mengakibatkan nilai tukar akan mengalami apresiasi.
b) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada penawaran
agregatif (AS). Jika AS mengalami kontraksi, maka akan berakibat pada naiknya
tingkat harga secara keseluruhan, yang kemudian akan mengakibatkan melemahnya
(depresiasi) nilai tukar. Sebaliknya jika AS mengalami expansi maka akan berakibat
pada turunya tingkat harga secara keseluruhan yang akan mengakibatkan menguatnya
nilai tukar.
2) Human Error Exchange Rate Fluctuation : fluktuasi nilai tukar yang disebabkan karena
perilaku manusia seperti korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang yang terlalu
tinggi, dan pencetakan uang berlebihan dengan tujuan mencari untung banyak.
97
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
a. Korupsi dan administrasi yang buruk akan mengakibatkan naiknya harga akibat
terjadinya Missallocation of Resources serta Mark-up yang tinggi yang harus
dilakukan oleh produsen untuk menutupi biaya-biaya dalam proses produksinya.
b. Pajak yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan jasa akan meningkatkan
harga jual dari barang dan jasa tersebut.
c. Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed money atau 100% reserve money tidak
akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan tetapi jika uang yang dicetak selain dari
kedua jenis itu maka akan menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum.
b. Perubahan Harga yang Terjadi di Luar Negeri
Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa digolongkan karena 2 sebab yaitu:
1) Non Engineered/Non Manifulated Changes,
Disebut sebagai non engineered/non manifulated changes adalah karena perubahan
yang terjadi bukan disebabakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan)
oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika bank central singapura (BSS) mengurangi jumlah
uang SGD yang beredar, hal tersebut akan mengakibatkan IDR terdepresiasi tanpa diduga.
Oleh karena itu BI biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual SGD yang
dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan cara strilised intervention
interventi on maupun dengan cara
unsterilized intervention.
2) Enginered / Manipulated Changes
Changes
Disebut sebagai engineered / manipulated changes adalah karena perubahan yang
terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang
dimasudkan untuk merugikan pihak lain. misalnya para fund manager di Singapura
melepas IDR yang dimilikinya sehingga terjadi banjir rupiah yang mengakibatkan nilai
tukar rupiah mengalami depresiasi secar tiba-tiba atau drastis diluar perkiraaan BI.
C. Kebijakan dan Instrumen Moneter dalam Perspektif Islam
1. Sejarah Kebijakan Moneter Islam
Sistem moneter sepanjang zaman telah mengalami banyak perkembangan, sistem keuangan
inilah yang paling banyak dilakukan studi empiris maupun historis bila dibandingkan dengan
disiplin ilmu ekonomi lainnya. Sistem keuangan pada zaman Rasulullah digunakan bimatalic
standard yaitu
yaitu emas dan perak (dirham dan dinar) karena keduanya merupakan alat pembayaran
yang sah dan beredar di masyarakat. Nilai tukar emas dan perak pada masa Rasulallah ini relatif
stabil dengan nilai kurs dirham-dinar 1:10, namun demikian, stabilitas nilai kurs pernah
mengalami gangguan karena adanya disequilibrium antara supply dan demand. Misalkan pada
masa Bani Umayyah (41/662-132/750) rasio kurs antara dinar-dirham 1:12, sedangkan pada masa
Abbasiyah (132/750-656/1258) berada pada kisaran 1:15.
98
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Pada masa yang lain nilai tukar dirham-dinar mengalami fluktuasi dengan nilai paling
rendah pada level 1:35-1:50. Instabilitas dalam nilai tukar yang ini akan mengakibatkan
terjadinya kualitas buruk akan menggantikan uang kualitas baik, dalam literature konvensional
peristiwa ini disebut hukum Gresham. Seperi
Sep eri yang pernah
per nah terjadi
t erjadi pada masa pemerintahan Bany
Mamluk (1263-1328), dimana mata uang yang beredar tersebut dari fulus (tembaga) mendesak
keberadaan uang logam emas dan perak. Oleh Ibnu Taimiyah dikatakan bahwa uang dengan
kualitas rendah akan menendang keluar uang kualitas baik.
Perkembangan emas sebagai standar dari uang beredar mengalami tiga kali evolusi yaitu:
a. T he g old ci
cins
ns sta
standa
ndarr d :
: di mana logam emas mulia sebagai uang yang aktif dalam peredaran
b. The gold bullion standard :
: di mana logam emas sebagai parameter dalam menentukan nilai
tukar uang yang beredar.
c. The gold exchange standard (bretton woods system) : di mana otoritas moneter menentukan
nilai tukar domestic currency dengan foreign currency yang mampu diback-up secara penuh
oleh cadangan emas yang dimiliki. Dengan perkembangan sistem keuangan yang demikian
pesat telah memunculkan uang fiducier (kredit money) yaitu uang yang keberadaannya tidak
diback-up oleh emas dan perak
2. Manajemen Moneter Islam
Dalam Al-Quran maupun Sunnah tidak ditemukan secara spesifik keharusan untuk
menggunakan dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai standar nilai tukar uang. Khalifah Umar
bin Khattab (23/644) telah mencoba untuk memperkenalkan jenis uang dari kulit binatang.
Beberapa fuqaha diantaranya Ahmad Ibn Hanbal, Ibn Hazm dan Ibn Taimiyah mendukung
keberadaan uang fiducier ini, namun Ibn Taimiyah mengingatkan bahwa penggunaan uang ini
akan mengakibatkan hilangnya uang dinar dan dirham dari peredaran. Sementara Imam Al-
Ghazali memperbolehkan penggunaan uang yang tidak dikaitkan dengan emas dan perak selama
pemerintah mampu menjaga nilainya.
nil ainya.
Hal ini membawa kita kepada dua pertanyaan yang saling berkaitan, mengenai siapa yang
berhak mengeluarkan uang fiducier dan bagaimana stabilitas nilai uang tersebut dapat dicapai
dalam sistem keuangan tanpa bunga. Secara umum, para fuqaha telah menyepakati bahwa hanya
otoritas yang berkuasa saja yang berhak untuk mengeluarkan uang, dan pemerintah wajib
menjamin terciptanya kestabilan nilai uang tersebut. Dalam hal ini, Al-Ghazali mensyaratkan
pemerintah untuk:
a. Menyatakan uang fiducier yang
yang dicetak sebagai alat pembayaran resmi.
b. Wajib menjaga nilainya dengan mengatur jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan.
c. Memastikan tidak adanya perdagangan uang.
99
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Keberadaan uang dalam sebuah perekonomian memberikan arti yang sangat penting.
Ketidakadilan dari alat ukur yang diakibatkan adanya instabilitas nilai tukar uang, akan
mengakibatkan perekonomian tidak berjalan pada titik keseimbangan. Hal ini akan semakin
mempersulit untuk merealisasikan keadilan dalam sosial ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ibnu
Khaldun menyatakan bahwa suatu negeri tidak akan mungkin mampu melakukan pembangunan
secara berkesinambungan tanpa adanya keadilan dalam sistem yang dianutnya.
Stabilitas harga berarti terjaminnya keadilan uang dalam fungsinya, sehingga perekonomian
akan relatif berada dalam kondisi yang memungkinkan sumber daya teralokasi secara merata,
pendapatan terdistribusi dengan baik, optimum growth, full employment , dan stabilitas
perekonomian.
3. Instrumen- instrumen Kebijakan Moneter dalam Konvensional dan Syari’ah.
Instrumen-instrumen
Ada tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang yang beredar:
a. Operasi pasar terbuka (Open Market Operation)
Adalah pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga milik pemerintah ( government security)
b. Fasilitas diskonto ( Discounto
Discounto Rate)
Yang dimaksud dengan tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan
pemerintah atas bank-bank
bank-b ank umum yang menjamin ke bank sen
sentral.
tral.
c. Rasio cadangan wajib ( Reserve
Reserve Requirement Ratio)
Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jika
rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil
dibanding sebelumnya.
d. Imbauan Moral ( Moral
Moral Persuasion)
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan atau mengendalikan
jumlah uang beredar.
Secara prinsip, tujuan kebijakan moneter Islam tidak berbeda dengan tujuan kebijakan
moneter konvensional yaitu menjaga stabilitas mata uang (baik secara internal maupun eksternal)
sehingga pertumbuhan ekonomi yang merata yang diharapkan dapat tercapai. Stabilitas dalam
nilai uang tidak terlepas dari tujuan ketulusan dan keterbukaan dalam berhubungan dengan
manusia. Hal ini disebutkan AL Qur‟an dalam
dal am QS.Al.An‟am:152.
Walaupun pencapaian tujuan akhirnya tidak berbeda, namun dalam pelaksanaannya secara
prinsip, moneter syari‟ah berbeda dengan yang konvensional terutama dalam pemilihan target dan
instrumennya. Perbedaan yang mendasar adalah prinsip syariah tidak membolehkan adanya
jaminan terhadap nilai nominal maupun rate return (suku bunga). Oleh karena itu, apabila
dikaitkan dengan target pelaksanaan kebijakan moneter maka secara otomatis pelaksanaan
100
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
kebijakan moneter berbasis syariah tidak memungkinkan menetapkan suku bunga sebagai
target/sasaran operasionalnya.
Adapun Instrumen moneter syariah adalah hukum syariah. Hampir semua instrumen
moneter, pelaksanaan kebijakan moneter konvensional maupun surat berharga yang menjadi
underlying -nya
-nya mengandung unsur bunga. Oleh karena itu instrumen-instrumen konvensional
yang mengandung unsur bunga ( bank rates, discount rate, open market operation dengan
sekuritas bunga yang ditetapkan didepan) tidak dapat digunakan pada pelaksanaan kebijakan
moneter berbasis Islam. Tetapimenurut sejumlah pakar ekonomi Islam, instrumen kebijakan
moneter konvensional masih dapat digunakan untuk mengontrol uang dan kredit, seperti Reserve
Requirement, overall and selecting credit ceiling , moral suasion and change in monetary base.
Dalam ekonomi Islam, tidak ada sistem bunga sehingga bank sentral tidak dapat
menerapkan kebijakan discount rate. Bank Sentral Islam memerlukan instrumen yang bebas
bunga untuk mengontrol kebijakan ekonomi moneter dalam ekonomi Islam. Terdapat beberapa
instrumen bebas bunga yang dapat digunakan untuk meningkatkan atau menurunkan uang
beredar. Penghapusan sistem bunga, tidak menghambat untuk mengontrol jumlah uang beredar
dalam ekonomi.
Secara mendasar, terdapat beberapa instrumen kebijakan moneter dalam ekonomi Islam :
a. Reserve Ratio
Adalah suatu presentase tertentu dari simpanan bank yang harus dipegang oleh bank
sentral, misalnya 5%. Jika bank sentral ingin mengontrol jumlah uang beredar, dapat
menaikkan RR misalnya dari 5% menjadi 20%, dampaknya sisa uang yang ada pada komersial
bank menjadi lebih sedikit,
sedi kit, begitu sebaliknya.
sebalikn ya.
b. M
MooralSua
ralSuass
ssion
ion
Bank sentral dapat membujuk bank-bank untuk meningkatkan permintaan kredit sebagai
tanggung jawab mereka ketika ekonomi berada dalam keadaan depresi. Dampaknya, kredit
dikucurkan maka uang dapat dipompa ke dalam ekonomi.
c. L end
ndii ng R ati o
Dalam ekonomi Islam, tidak ada istilah Lending (meminjamkan),
(meminjamkan), lending ratio dalam hal
ini berarti Qardhul Hasan (pinjaman kebaikan).
d. RefinanceRatio
Adalah sejumlah proporsi dari pinjaman bebas bunga. Ketika refinance ratio meningkat,
pembiayaan yang diberikan
dib erikan meningkat, dan ketika refinance ratio turun, bank komersial harus
hati-hati karena mereka tidak di dorong untuk memberikan pinjaman.
101
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
e. Pro
Pr ofifittSha
Shari
ri ng R ati o
Ratio bagi keuntungan harus ditentukan sebelum memulai suatu bisnis. Bank sentral
dapat menggunakannya sebagai instrumen moneter, dimana ketika bank sentral ingin
meningkatkan jumlah uang beredar, maka rasio keuntungan untuk nasabah akan ditingkatkan.
f. I sla
slam
mi c Sukuk
Adalah obligasi pemerintah, di mana ketika terjadi inflasi, pemerintah akan
mengeluarkan sukuk lebih banyak sehingga uang akan mengalir ke bank sentral dan jumlah
uang beredar akan tereduksi.Jadi sukuk memiliki kapasitas untuk menaikkan atau menurunkan
jumlah uang beredar.
g. G ov
ove
er nment
nment I nve
nvestm
stme
ent C er ti
tiffi cat
cate
e
Penjualan atau pembelian sertifikat bank sentral dalam kerangka komersial, disebut
sebagai Treasury Bills. Instrumen ini dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan dijual oleh bank
sentral kepada broker dalam jumlah besar, dalam jangka pendek dan berbunga meskipun kecil.
Treasury Bills ini tidak bisa di terima dalam Islam, maka sebagai penggantinya pemerintah
menerbitkan sistem bebas bunga, yang disebut GIC: Government Instrument Certificate.
Beberapa mazhab instrumen kebijakan moneter dalam ekonomi Islam, antara lain :
1) Mazhab pertama (Iqtishaduna)
(Iqtishaduna)
Pada masa awal Islam tidak diperlukan suatu kebijakan moneter karena sistem
perbankan hampir tidak ada dan penggunaan uang sangat minim. Jadi, tidak ada alasan
yang memadai untuk melakukan perubahan-perubahan terhadap penawaran akan uang
melalui diskresioner. Selain itu, peraturan pemerintah tentang surat peminjaman
( promissory
promissory notes) dan instrument negosiasi (negotiable instruments) dirancang
sedemikin sehingga tidak memungkinkan penciptaan uang.
Promissory notes atau bill exchange dapat diterbitkan untuk membeli barang dan
jasa atau mendapatkan sejumlah dana segar, namun tidak dapat dimanfaatkan untuk
tujuan kredit. Aturan-aturan tersebut mempengaruhi keseimbangan antara pasar barang
dan pasar uang berdasarkan transaksi tunai. Dalam nasi‟a atau aturan transaksi lainnya,
uang yang dibayarkan atau diterima bertujuan mendapatkan komoditas atau jasa.
2) (Mainstream)
MazhabKedua (Mainstream)
Al-Quran melarang praktek penumpukan uang ( money hoarding ) karena membuat
uang tersebut tidak memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu, mazhab ini merancang sebuah instrumen kebijakan yang ditujukan untuk
mempengaruhi besar kecilnya permintaan akan uang (M D) agar dapat dialokasikan pada
peningkatan produktivitas
produkt ivitas perekonomian secara
s ecara keseluruhan.
102
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB VII
PENGANTAR AKUNTANSI SYARIAH
A. Pengertian
Secara sederhana, pengertian akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui akar kata yang
dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah. Definisi bebas dari akuntansi adalah identifikasi transaksi
yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi
tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan.
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi
oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi, akuntansi syariahdapat
diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan Allah SWT.
Terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional (Harahap,
2004):
Kriteria Akuntansi Syariah Akuntansi Konvensional
Konvensional
Dasar Hukum Hukum etika yang bersumber Al-Quran Hukum bisnis modern
dan Sunnah
Dasar Tindakan Keberadaan hukum Allah-keagamaan Rasionalisme ekonomis-sekuler
Tujuan Keuntungan yang wajar Maksimalisasi keuntungan
Orientasi Kemasyarakatan Individual atau kepada pemilik
Tahapan Operasional Dibatasi dan tunduk ketentuan syariah Tidak dibatasi kecuali
pertimbangan ekonomis
Sumber: Harahap, 2004
B. Sejarah Akuntansi Syariah
Pencatatan dimulai pada masa Rasulullah yaitu saat diturunkannya Surah Al-Baqarah ayat 282
tentang perintah pencatatan transaksi nontunai. Rasulullah kemudian membentuk hafazhatul amwal
(pengawas keuangan) untuk membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dengan menekankan pada
pencatatan keuangan. Pada masa Rasulullah, pencatatan dilakukan untuk mengetahui utang-piutang
utang-piut ang
serta perputaran uang, seperti pengeluaran dan pemasukan. Selain itu pencatatan digunakan untuk
menghitung harta keseluruhan yang kemudian akan dihitung kadar zakat yang harus dikeluarkan.
Praktik akuntansi kemudian dilakukan pada saat Rasulullah mendirikan Baitul Maal yang
berfungsi untuk menghimpun dan mengelola seluruh penerimaan negara, sepertipembayaran wajib
zakat, „ushr , jizyah dan kharaj. Dengan adanya Baitul Maal mendorong pemerintah membuat laporan
104
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
keuangan dan melakukan pencatatan pada setiap transasksi, seperti pengeluaran yang dibutuhkan
untuk kepentingan negara.
Rasulullah telah menunjuk petugas qadi, sekretaris, dan pencatat administrasi pemerintahan
walaupun pengelolaan Baitul Maal saat itu masih sederhana. Rasulullah melakukan pembagian dan
pemisahan tugas bagi setiap petugas Baitul Maal yang dilakukan untuk mejamin terciptanya
akuntabilitas.
Perkembangan Akuntansi Syariah pada Zaman Khalifah
1. Abu Bakar As Shidiq
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar as Shidiq, perhatiannya cukup besar terhadap keakuratan
perhitungan zakat, selain itu prinsip kesamarataan dalam pendistribusian
pendistribusia n harta baitul maal
membuat harta yang ada di Baitul Maal tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu yang lama
karena langsung didistribusikan kepada kaum muslimin.
Istilah khittabat al-Rasull wa sir yang memiliki arti memelihara pencatatan rahasia mulai
mul ai
dikenal pada masa khalifah Ustman bin Affan. Pada masa ini juga mulai dibentuk shahib al shurta
danmuhtasibyang memiliki tugas utama dalam mencegah pelanggaran dalam hukum sipil dan
hukum agama karena pada masa ini terjadi kesulitan dan terjadinya peyimpangan dari kebijakan
pada masa kekahlifahan Umar bin Khattab.
Pengawasan pada pelaksanaan agama dan moral pada pemerintahan ini lebih berfokus kepada
muhtasib yaitu orang-orang yang bertanggung jawab atas lembaga al hisbah untuk mengawasi
hal-hal yang termasuk dalam ketidakadilan di dunia ini untuk semua mahluk. Pada masa ini,
khalifah Ustman bin Affan juga mendelegasikan kewenangan kepada para pemilik untuk menaksir
105
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
baik sehingga
sehin gga terjadinya
terjadi nya surplus
surp lus pada Baitul Maal.
Maal . Pada masa ini sistem administrasi
adminis trasi Baitul Maal
difokuskan pada pusat dan lokal dan terdapat job description yang jelas kepada semua elemen
pemerintahannya yang terkait dibidangnya.Pada masa ini khalifah Ali bin Abi Thalib mengajukan
berbagai bidang, seperti dibidang ekonomi, ekspansi kekuasaan islam, dan juga di bidang
pembangunan. Keberhasilan khalifah Abdul Malik kemudian diikuti oleh putranya Walid Bin
Abdul Malik (705-715M) dengan membangun jala-jalan raya yang menghubungkan satu daerah
dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, serta gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid
megah. Selain itu pembangunan panti-panti untuk kaum disabilitas pun mulai dilakukan, dimana
semua orang yang telibat dalam kegiatan ini mendapatkan upah/gaji dari negara secara tetap.
2. Akuntansi di Masa Bani Abbasiyah
Bani abbasiyah didirikan oleh Abdullah A Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn
Abbas.Pada masa pemerintahan Al-mahdi (775-785M) ditemukan beberapa catatan ekonomi
dalam buku sejarah. Perekonomian pada masa pemerintahannya juga mengalami perkembangan
dengan dibangunnya sistem irigasi, meningkatnya hasil-hasil pertambangan serta meningkatnya
volume perdagangan. Pencatatan pada masa tersebut tentu dibutuhkan dan digunakan, namun
belum ditemukan pencatatan
pencatata n rinci mengenai pencatatan telah digunakan pasa
pa sa masa tersebut.
Kelebihan yang dimiliki Bani Abbasiyah yang dimulai dari tahun 750-847M lebih banyak
mengembangkan akuntasi secara umum dan buku-buku akuntansi secara khusus dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya. Contoh buku khusus yang dikenal pada masa itu diantara adalah:
a. Daftarun Nafaqat (buku pengeluaran) yang disimpan di Diwan Nafaqat . Diwan
inibertanggung jawab mengenai
meng enai pengeluaran
pen geluaran negara yang merupakan cermin dari
da ri
pengeluaran khalifah.
khalifah .
b. Daftarun Nafaqat wal Iradat (buku
(buku pengeluaran dan pemasukan) yang disimpan di Diwan Al
Mal . Diwan ini bertanggung jawab mengenai pembukuan seluruh harta yang masuk dan
keluar di lembaga keuangan baitul maal.
106
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
c. Daftar Amwalil Mushadarah (buku sitaan) yang digunakan oleh Diwan Mushadarin, Diwan
ini bertanggung khusus mengatur harta sitaan
Pembagian piutang pada masa itu pun mulai dikenal dikalangan kaum muslimin yang
anak Urtughril lahir yang kemudian menjadi nisbat (ikon) kekuasaan dari khilafah
Utsmaniyah.Pelaksanaan pembukuan yang khusus bagi setiap sistem akuntansi populer pada saat
itu. Konsep penyetaraan menjadi penekanan pada pembukuan untuk menangani kelebihan dan
kekurangan. Sistem-sistem akuntansi yang populer pada saat itu menurut Al Mazindarani, yaitu
Akuntansi Bangunan, Akuntansi Pertanian, Akuntansi Pergudangan, Akuntansi Pembuatan Uang
dan Akuntansi Pemeliharaan Binatang.
C. Standar Akuntansi Keuangan Syariah
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model SAK umum
namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.
Berikut ini adalah daftar Standar Akuntansi Keuangan Syariah yang berlaku efektif per 1 Januari
2017:
1 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan 27 Juni 2007 1 Januari 2008
Keuangan Syariah
3 PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah (revisi 25 Mei 2016 1 Januari 2017
2016)
3 PSAK 102 Akuntansi Murabahah (amandemen 2016) 25 Mei 2016 1 Januari 2017
107
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
4 PSAK 103 Akuntansi Salam (amandemen 2016) 6 Januari 2016 1 Januari 2017
5 PSAK 104 Akuntansi Istishna‟ (amandemen 2016) 6 Januari 2016 1 Januari 2017
8 PSAK 107 Akuntansi Ijarah (amandemen 2016) 6 Januari 2016 1 Januari 2017
9 PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah (revisi 25 Mei 2016 1 Januari 2017
2016)
10 PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah 6 April 2010 1 Januari 2012
11 PSAK 110 Akuntansi Sukuk (revisi 2015) 24 Februari 2015 1 Januari 2016
Selain menerbitkan 11 standar akuntansi keuangan syariah tersebut, Dewan Standar Akuntansi
Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia (DSASIAI) juga menerbitkan produk non-standar yakni Bultek 5
Pendapatan dan Biaya Terkait Murabahah yang disahkan pada tanggal 9 Januari 2013 .
D. Laporan Keuangan Syariah
1. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(selanjutnya disebut PSAK 101) menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan umum
untuk entitas syariah. Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur
laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan atas transaksi syariah.
PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan syariah,
antara lain terkait:
a. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK;
b. Dasar akrual;
c. Materialitas dan penggabungan;
d. Saling hapus;
e. Frekuensi pelaporan;
f. Informasi komparatif; dan
g. Konsistensi Penyajian
108
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Tujuannya untuk memisahkan pendapatan yang diakui secara akrual dengan pendapatan yang
diakui secara kas untuk perhitungan bagi hasil kepada pihak ketiga.
c. Asuransi Syariah
Salah satu perbedaan mendasar asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah
pemisahan dana perusahaan asuransi sebagai pengelola dengan dana peserta asuransi yang
digunakan untuk klaim peserta. Prinsip ini mengharuskan perusahaan asuransi syariah untuk
menyajikan laporan keuangan tambahan, diantaranya Laporan Surplus Defisit Underwriting
Dana Tabarru‟ dan
dan Laporan Perubahan Dana Tabarru‟ . Namun berdasarkan revisi PSAK 101
tahun 2016 kedua laporan tersebut digabung, sehingga perubahan dana tabarru‟ dan surplus
defisitunderwriting dana tabarru‟ disajikan pada Laporan Surplus Defisit Dana Tabarru‟ .
109
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB VIII
PASAR MODAL SYARIAH
A. Pengertian
Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek. Berdasarkan definisi tersebut, terminologi Pasar Modal Syariah dapat
diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang tidak
bertentangan dengan
den gan prinsip syariah.
Olehkarena itu, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar
modal secara keseluruhan. Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan
dengan pasar modalkonvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah
yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
B. Sejarah Pasar Modal Syariah
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah
oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia
(d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan
Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin
menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi
Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah
pertama dan akad yang
yan g digunakan adalah akad mudharabah.
mu dharabah.
Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan institusional yang
terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU
antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya
kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis syariah di
Indonesia.
Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan
pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun
2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan
dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi
110
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun
2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan Bapepam dan
LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu Peraturan Bapepam dan LK Nomor
IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan
dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-
LK menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar
Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK
pada tanggal 12 September
Septemb er 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya UU
Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008.
Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah
negara atau sukuk negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia
menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan
Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah.
C. Produk Syariah di Pasar Modal
Produk syariah di pasar modal antara lain berupa surat berharga atau efek. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM), Efek adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
disebutkan bahwa Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan
pelaksanaannya
pelaksanaann ya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya
pelaksanaann ya tidak
bertentangan dengan prinsip - prinsip syariah di Pasar Modal. Efek Syariah yang telah diterbitkan di
pasar modal Indonesia meliputi
m eliputi :
1. Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan
bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil
usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah
mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut,
maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat
111
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika
saham tersebut diterbitkan oleh:
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa
kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa
kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip
syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam
peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan
melak ukan kegiatan us
usaha:
aha:
a) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
b) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
pen yerahan barang/jasa;
c) perdagangan dengan penawaran/permintaan
p enawaran/permintaan palsu;
pal su;
d) bank berbasis bunga;
e) perusahaan pembiayaan
pembia yaan berbasis bunga;
f) jual beli risiko yang mengandung
mengandu ng unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),
antara lain asuransi konvensional;
g) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang
atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya
(haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat;
h) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
2) rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan
3) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total
pendapatan usaha dan total
t otal pendapatan lainnya
la innya tidak lebih dari 10
10%.
%.
2. Sukuk
Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi
syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata "sakk"
dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu, Peraturan
Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk sebagai berikut : "Efek Syariah
berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi ( syuyu'/undivided
syuyu'/undivided share) atas:
a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat );
);
b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah ada maupun yang
akan ada;
112
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
c. jasa (al khadamat ) yang sudah ada maupun yang akan ada
d. aset proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan); dan atau
e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)"
istik Sukuk
Karakteristik
Karakter
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan
obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu
aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan
(underlying asset ).
). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik.
Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang
digunakan dalam penerbitan sukuk.
Jenis Sukuk
Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment Sukuk, terdiri
dari :
a. Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan.
b. Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat) tipe : Sertifikat
kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada, Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa
depan, sertifikat kepemilikan atas jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas jasa di
masa depan.
c. Sertifikat salam.
d. Sertifikat istishna.
e. Sertifikat murabahah.
f. Sertifikat musyarakah.
g. Sertifikat muzara'a.
h. Sertifikat musaqa.
i. Sertifikat mugharasa.
3. Reksa Dana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah didefinisikan
sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang
pengelolaannya tidak
tid ak bertentangan deng
dengan
an Prinsip-prinsip Syariah
S yariah di Pasar Modal.
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan salah satu
alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
113
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas.
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai dengan
penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli 1997.Sebagai salah satu
instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria yang berbeda dengan reksa dana
konvensional pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan
mekanisme investasi yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan
lainnya adalah keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan cleansing
(pembersihan).
D. Transaksi yang Dilarang dalam Pasar Modal Syariah
Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 40/DSN-MUI/X/2002, bahwa pelaksanaan
transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian serta tidak diperbolehkan melakukan
spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah,
maksiat dan kezhaliman. Transaksi yang mengandung unsur tersebut meliputi:
1. Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
2. Bai‟ al -ma‟dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek Syariah) yang belum dimiliki ( short
selling );
);
3. Insider trading , yaitu memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan atas
transaksi yang dilarang;
4. Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
5. Margin trading , yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis
bunga atas kewajiban penyelesaian
pe nyelesaian pembelian Efek Syariah
S yariah tersebut; dan
6. Ihtikar (penimbunan), yaitu
yait u melakukan pembelian
pembeli an atau dan pen
pengumpulan
gumpulan suatu Efek
E fek Syariah
untuk menyebabkan perubahan harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain;
7. Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur di atas.
114
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB IX
ZISWAF (ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH, WAKAF)
A. Zakat
1. Pengertian
Secara lughoh atau bahasa,zakat berasal dari bahasa Arab yang berarti suci, bertambah dan
berkembang, berkah, dan terpuji. Sedangkan secara istilah syara‟ , zakat berarti suatu bentuk
ibadah kepada Allah SWT dengan mengeluarkan sebagian hartanya dan hukumnya wajib untuk
dikeluarkan sesuai aturannya dan diberikan kepada golongan-golongan tertentu yang berhak
menerimanya. Orang yang mengeluarkan zakat disebut muzzaki, sedangkan orang yang menerima
zakat disebut mustahiq.
2. Landasan
Allah berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 yang artinya: “ Ambillah dari harta
mereka sedekah (zakat) untuk membersihkan mereka dan menghapuskan kesalahan mereka ”. Dan
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nisa ayat 77 yang artinya: ” Laksanakanlah shalat dan
tunaikanlah zakat .”
3. Jenis-jenis Zakat
a. Zakat Fitrah/Fidyah
Dari Ibnu Umar ra berkata : “Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah satu sha‟ kurma
kurma atau
gandum pada budak, orang merdeka, lelaki perempuan, anak kecil dan orang dewasa dari umat
Islam dan memerintahkan untuk membayarnya sebelum mereka keluar untuk sholat ( ‟iid ))..
( Mutafaq
Mutafaq alaih ). Besarnya zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 kg. Sedangkan
makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadits yaitu tepung terigu, kurma,
gandum, zahib (anggur) dan aqith (semacam keju). Untuk daerah/negara yang makanan
pokoknya selain 5 makanan di atas, mazhab Maliki
Malik i dan Syafi‟i membolehkan membayar zakat
dengan makanan pokok yang lain.
Pembayaran zakat menurut jumhur „ulama :
1) Waktu wajib membayar zakat fitrah yaitu ditandai dengan tenggelamnya matahari di akhir
bulan Ramadhan.
2) Membolehkan mendahulukan pembayaran zakat fitrah di awal.
b. Zakat Maa
Maall
1) Pengertian Maal (harta)
Menurut terminologi bahasa, harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali
oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya.Sedangkan menurut
terminologi, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat
115
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
116
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
117
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Perternakan Modern
Untuk binatang ternaknya, zakat yang dikeluarkan adalah zakat binatang ternak.
Sedangkan zakat dari susu hasil perahan adalah zakat perniagaan.
Apabila kepemilikan atas binatang ternak itu untuk diambil hasilnya (susu), maka
tidak ada kewajiban atas binatang ternaknya. Zakat cukup dikenai pada hasilnya
(susu yang diperah). Sistem zakat hasil perahannya adalah zakat emas dan perak.
Jika nilai hasil perahan mencapai 85 gram emas, maka zakatnya 2,5%.
Zakat dikeluarkan dari hasil peternakan itu, bukan ternaknya. Hanya saja, sistem
zakatnya adalah zakat madu atau zakat pertanian. Nisabnya senilai dengan 653 kg
beras. Prosentase zakatnya
zakatn ya 10% setelah dikurangi
dikuran gi biaya operasional.
b) Emas Dan Perak
Allah swt berfirman, “Dan orang -orang
-orang yang menyimpan emas dan perak, dan
berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut
diusahakan secara perorangan / perserikatan seperti : CV, PT, Koperasi, dsb.
Nisab harta perniagaan adalah
a dalah sama dengan nisab emas (senilai 85 gram emas).
d) Hasil Pertanian dan Perkebunan
Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada kewajiban zakat (atas hasil pertanian) di
bawah 5 wasaq
wasaq”” (HR. Bukhari Muslim). Para ulama sepakat bahwa zakat diwajibkan
atas jelai (sya ir), gandum (qamh), kurma, dan anggur kering. Tidak semua pertanian
dan perkebunan bahan makanan atau buah-buahan layak dikonsumsi. Saat ini, banyak
sekali manfaat perkebunan yang diperoleh dengan cara menjual hasil pertanian dan
perkebunan tersebut. Misalnya, perkebunan karet, jati, akasia, kakau (coklat), dan
kelapa sawit. Hal ini disebabkan seseorang tidak dapat menikmati karet secara
langsung. Nilai zakatnya 10% dari hasil yang diperoleh setelah mencapai nisab senilai
dengan 653 kg beras.
118
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
e) Rikaz
Rikaz adalah harta peninggalan orang terdahulu yang terpendam di dalam tanah
atau di bawah puingpuing bangunan terdahulu yang tidak dilintasi manusia atau pada
tempat yang asing. Nilai zakat atas rikaz adalah 20% dari harta terpendam yang
ditemukan.
c. Zakat Profesi/Pendapatan
Penghasilan yang bersumberdari profesi sebagai karyawan, pegawai, profesional atau jasa
dalam bentuk fisik atau tenaga.Mengenai hal ini, ada beberapa pandangan ulama sebagai
berikut:
1) Sistem zakat penghasilan mengikuti sistem zakat pertanian.
Apabila seseorang memiliki penghasilan yang mencapai nisab pertanian (653 kg
beras), zakatnya adalah 2,5%. Sebagian kalangan berpendapat 5-10% sebagaimana nilai
zakat pertanian.
2) Zakat penghasilan mengikuti sistem zakat perak.
Apabila seseorang memiliki penghasilan dalam setahun (setelah dikurangi
kebutuhan pokok) mencapai senilai 200 dirham (sekitar Rp 13 juta), maka ia wajib
mengeluarkan zakatnya 2,5%. Ia juga bisa mengeluarkan zakatnya setiap bulan sebagai
cicilan zakat / memajukan zakat sebelum genap haul.
3) Zakat penghasilan menggunakan perhitungan zakat emas.
Jika penghasilannya dalam setahun mencapai nisab setelah dikurangi kebutuhan, ia
wajib mengeluarkan zakatnya 2,5%.
d. Zakat Uang Simpanan
Uang simpanan (baik tabungan, deposito, dll) dikenakan zakat dari jumlah terendah bila
telah mencapai haul . Besarnya nisab senilai dengan 85 gr emas (asumsi 1 gr emas Rp 75.000,
nisab sebesar Rp 6.375.000 ). Kadar zakatnya sebesar 2,5 %.
e. Simpanan Deposito
Seseorang mempunyai deposito di awal penyetoran tanggal 01/04/99 sebesar
Rp10.000.000 dengan jumlah bagi hasil Rp300.000 setahun. Haul wajib
wajib zakat adalah tanggal
31/03/00, nisab sebesar Rp6.375.000. Maka setelah masa haul tiba zakat yang harus
dikeluarkan sebesar:2.5% x Rp10.000.000 = Rp250.000 Bila seseorang mempunyai beberapa
simpanan deposito maka seluruh jumlah simpanan deposito dijumlahkan. Bila mencapai nisab
dengan masa satu tahun kadar zakatnya sebesar 2,5 % dengan perhitungan seperti di atas.
119
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
dikeluarkan sebesar 5 / 10 %. 5% untuk penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan bersih.
g. Zakat Hadiah dan Sejenisnya
1) Jika hadiah tersebut terkait dengan gaji maka ketentuannya sama dengan zakat
profesi/pendapatan.
profesi/pendapat an. Dikeluarkan pada saat menerima
men erima dengan kadar zakat
zak at 2,5%.
2) Jika komisi, terdiri dari 2 bentuk: pertama, jika komisi dari hasil prosentasi keuntungan
perusahaan kepada pegawai, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 10% (sama dengan
zakat tanaman), kedua, jika komisi dari hasil profesi seperti makelar, dll maka digolongkan
dengan zakat profesi. Aturan pembayaran zakat mengikuti zakat profesi.
3) Jika berupa hibah, terdiri dari dua kriteria, pertama, jika sumber hibah tidak diduga-duga
sebelumnya, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20%, kedua, jika sumber hibah sudah
diduga dan diharap, hibah tersebut digabungkan dengan kekayaan yang ada dan zakat yang
dikeluarkan sebesar 2,5 %.
h. Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan hampir sama dengan zakat perdagangan dan investasi. Bedanya dalam
zakat perusahaan bersifat kolektif. Dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika perusahaan bergerak dalam bidang usaha perdagangan maka perusahaan tersebut
mengeluarkan harta sesuai dengan aturan zakat perdagangan. Kadar zakat yang
dikeluarkan sebesar 2,5%.
2) Jika perusahaan tersebut bergerak dalam bidang produksi maka zakat yang dikeluarkan
sesuai dengan aturan zakat investasi atau pertanian. Kadar zakat yang dikeluarkan sebesar
5 / 10 %. 5% untuk penghasilan kotor dan 10% untuk penghasilan bersih.
i. Zakat Hasil Tambang (Zakat M
Maa’ din)
Hasil tambang emas atau perak apabila telah sampai nisabnya, maka wajib dikeluarkan
zakatnya pada waktu penambangan dilakukan tanpa harus dimiliki selama satu tahun.
4. Delapan Golongan Penerima Zakat
Para ulama sepakat ada delapan golongan penerima zakat berdasarkan firman Allah swt,
“Sesungguhnya zakat -zakat
-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang
yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan sebagai
sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lag i Mahabijaksana”
(QS. 9: 60).
120
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
a. Orang-orang fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki harta
yang mencukupi kebutuhan hidupnya.
b. Miskin adalah orang yang memiliki harta dan penghasilan, tetapi belum mencukupi kebutuhan
pokok hidupnya.
hidupn ya.
c. Pengurus zakat atau amil. Pada zaman Rasulullah saw, beliau mengutus sebagian sahabat
untuk menarik zakat. Lalu beliau memberikan upah kepada mereka sebagai ganti waktu dan
tenaga yang telah mereka korbankan.
d. Mualaf ialah orang yang baru masuk Islam dan kondisinya lemah.
e. Budak yang akan memerdekakan dirinya.
f. Orang yang berutang adalah orang yang tidak memiliki harta sama sekali untuk membayar
utang yang jatuh tempo. Kalaupun ia memiliki harta, harta itu hanya mampu untuk mencukupi
kebutuhan pokoknya saja.
g. F i sab
sabi lilla h. Berarti berperang di jalan Allah atau jihad. Dalam hal ini, pengertian jihad tidak
li llah
sebatas padapeperangan, tetapi dapat berupa tenaga, fisik, tulisan, dan lisan. Sehingga, ruang
lingkup makna jihad di sini menjadi luas.
h. I bnu Sabi
Sabi l adalah seseorang yang kehabisan perbekalan saat dalam perjalanan.
B. Infaq
1. Pengertian
Secara etimologis, infaq berarti membelanjakan harta. Dalam istilah fiqh, infaq adalah
mengeluarkan atau membelanjakan harta yang baik untuk perkara ibadah (mendapat pahala) atau
perkara yang dibolehkan.
dibolehk an.
2. Landasan
a. Al-Quran
“ Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan
perbendaharaan-perbendaharaan
rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya".
Dan adalah manusia
manusia itu sangat kikir.”
kikir.” (QS Al-Isra' 17:100)
“ Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bagian. (QS Adz-Dzariyat 51:19)
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan
hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”(QS Al-Baqarah 2:245)
b. As-Sunnah
“ Berinfaq-lah wahai anak Adam.”(Hadits Bukhari & Muslim)
anak Adam.”(
121
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
menafkahi istri, menafkahi istri yang ditalak dan masih dalam keadaan iddah.
c. Infaq Haram, mengeluarkan harta dengan tujuan yang diharamkan oleh Allah yaitu:Infaqnya
orang kafir untuk menghalangi syiar Islam
Islam dan infaq-nya orang Islam kepada fakir miskin tapi
tidak karena Allah.
d. Infaq Sunnah, yaitu mengeluarkan harta dengan niat shadaqah. Infaq tipe ini ada 2 (dua)
macam yaitu infaq untuk jihad dan infaq kepada yang membutuhkan.
C. Sedekah
1. Pengertian
Secara syariah, sadaqah berarti beribadah kepada Allah dengan cara menafkahkan (infaq)
Bersedekah dalam kondisi sehat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang
ajal, atau ketika sudah sakit parah dan sulit diharapkan kesembuhannya. Abu Hurairah
meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu „alaihi wa
bertanya,
sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau
menjawab:“ Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam
kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga
ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, Untuk fulan sekian, untuk fulan
sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.”
fulan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
c. Sedekah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi
Allah swt berfirman:“ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkanayat-ayat-Nya
menerangkanayat-ayat-Nya
.” (QS. Al Baqarah: 219)
kepadamu supaya kamu berfikir .”
122
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Rasulullah saw. bersabda:“Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang
yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung .”.” (HR.Abu Dawud dan
Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami‟
No.1112)
Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan
menanggung banyak
ban yak utang bukanlah
bukanl ah sesuatu yang
yan g dikehendaki dari sedekah itu. Karena
membayar utang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah
lebih utama. Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan bolehnya bersedekah dengan semua
harta apabila orang yang bersedekah kuat, mampu berusaha, bersabar, tidak berutang dan tidak
ada orang yang wajib dinafkahi di sisinya. Ketika syarat-syarat ini tidak ada, maka bersedekah
Tahukah kamu apa jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada
hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. (QS. Al Balad: 11-16)
2. Kerabat yang memendam permusuhan.
Rasulullah saw. bersabda:“Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada
kerabat yang memendam permusuhan.”
permusuhan.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam al-
Kabir , Shahihul Jami‟ No.1110)
No.1110)
f. Bersedeka
Bersedekah
h Kepada Tetangga
Dalam suratAn- Nisaa‟
Nisaa‟ ayat 36 disebutkan perintah berbuat baik kepada tetangga, baik
yang dekat maupun yang jauh. Rasulullah saw. juga bersabda kepada Abu Dzar: “Wahai Abu
Dzar! Jika kamu memasak sop, maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya
tetanggamu.” (HR. Muslim)
kepada tetanggamu.”
g. Bersedeka
Bersedekah
h Untuk Jihad fii Sabilillah
h. Bersedeka
Bersedekah
h Kepada Kawannya yang Berada di Jalan Allah
All ah
123
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Kedua hal di atas (g dan h) berdasarkan sabda Rasulullah saw. “ Dinar yang paling utama
adalah dinar yang dikeluarkan seseorang untuk menafkahi keluarganya, dinar yang
dikeluarkan untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang dikeluarkan
kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
ses ungguhnya Allah mengetahuinya.”
mengetahuinya.” (QS
Ali Imran: 92).
(menang).” (QS Al Hajj: 77).
“Berbuat baiklah semoga en gkau bahagia (menang).”
3. Syarat-Syarat Wakaf
Barang yang diwakafkan harus memenuhi tiga syarat yaitu sebagai berikut:
a. Barang yang diwakafkan harus bisa diambil manfaatnya dan keadaannya masih tetap. Artinya,
benda tersebut tidak berkurang atau tidak habis
h abis jumlahnya.
b. Barang tersebut adalah hak miliknya sendiri.
c. Barang tersebut dapat digunakan untuk tujuan yang baik.
4. Rukun Wakaf
a. Wakif (orang yang berwakaf)
b. Mauquf „alaih (orang yang menerima wakaf)
c. Mauquf (harta yang diwakafkan)
d. Sighat (pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya).
124
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
kepentingan umum
2) Wakaf keluarga (dzurri), yaitu apabila tujuan wakaf untuk memberi manfaat kepada wakif,
keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu.
3) Wakaf gabungan (musytarak ),
), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga
secara bersamaan.
b. Wakaf berdasarkan batasan waktunya
1) Wakaf abadi yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi, seperti tanah
dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan oleh wakif sebagai
wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan
wakaf, sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganti kerusakannya.
2) Wakafsementarayaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang-barang yang mudah
rusak ketika dipergunakan tanpa memberi syarat untuk mengganti bagian yang rusak.
Wakaf sementara juga bisa dikarenakan keinginan wakif yang memberi batasan waktu
ketika mewakafkan barangnya.
c. Wakaf berdasarkan penggunaannya
1) Wakaf langsung yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai tujuannya
seperti masjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, dll.
2) Wakaf produktif yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
BAB X
Ke-FoSSEI-an
A. Tentang FoSSEI
FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) adalah wadah silaturahim tingkat nasional
yang mengakomodir mahasiswa pencinta ekonomi Islam yang tergabung dalam Kelompok Studi
Ekonomi Islam (KSEI) di masing-masing kampus di seluruh Indonesia.
Menjadi pelopor dan asosiasi mahasiswa di bidang ekonomi Islam terbesar di Indonesia bahkan
dunia, sudah banyak yang dilakukan FoSSEI dalam membumikan ajaran Islam di bidang ekonomi,
baik dalam tataran akademis
akad emis maupun praktis.
FoSSEI kini menghimpun 14 Regional di Indonesia yang mencakup 157 KSEI yang tersebar dari
ujung timur hingga barat Indonesia. Ada sekitar 7000 kader FoSSEI yang kini aktif sebagai SDM
yang siap mewarnai industri, pemerintahan, maupun filantropi dengan ekonomi Islam.
ini dihadiri 70 universitas yang ada di Indonesia, dan berdasarkan aspirasi peserta nama KoKaSEI
diganti menjadi Munas KSEI (Musyawarah Nasional Kelompok Studi Ekonomi Islam). Hasil Munas
KSEI menghasilkan
men ghasilkan kepakatan dan dideklarasikannya
dideklarasikann ya wadah
wad ah bersama bernama FoSSEI (Forum
Silaturahmi Studi Ekonomi Islam) pada tanggal 13 Mei 2000, dan juga dihasilkan badan pekerja
untuk menyelenggarakan Munas I FoSSEI. Maka, Munas I FoSSEI pada bulan April 2001
diselenggarakan oleh IAIN Syarif Hidayatullah di Ragunan Jakarta, dihadiri oleh + 40 perguruan
tinggi di Indonesia.
C. Tujuan dan Fungsi FoSSEI
1. Tujuan :
a. Tercapainya komunikasi yang efektif antar mahasiswa yang peduli dalam pengembangan dan
pengkajian ekonomi islam.
isl am.
b. Terwujudkannya wahana aktualisasi diri secara kolektif sebagai wujud peranan mahasiswa
dalam pengembangan wacana ekonomi islam dalam tataran teoritis dan aplikasi.
126
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
2. Fungsi:Sebagai wadah komunikasi dan silaturahmi Mahasiswa pecinta ekonomi islam di berbagai
kampus di seluruh Indonesia
D. Visi dan Misi FoSSEI
Adapun Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam memiliki Visi & Misi sebagai berikut :
Visi FoSSEI : “ Membumikan Islam dalam bidang ekonomi”
Misi FoSSEI :
1. Memberdayakan dan mengembangkan sistem ekonomi Islam dalam tataran keilmuwan dan
aplikasi.
2. Menjalin Ukhuwah Islamiyah antara Kelompok-kelompok studi ekonomi Islam dan lembaga
sejenis dengan berusaha membangun budaya Islamiyah, Ilmiah & Profesional.
E. Arti Lambang FoSSEI
1. Warna biru pada seluruh lambang/logo menggambarkan FoSSEI yang
5. Gambar buku terbuka di bawah kubah dan kristal menjelaskan bahwa dakwah dan ukhuwah harus
didasari dengan ilmu. Selain itu juga menjelaskan karakteristik FoSSEI yang ketiga yaitu ilmiah.
F. Presidium Nasional
Presidium Nasional, atau disebut dengan Presnas, merupakan pimpinan dakwah nasional yang
bertanggungjawab atas pela
pelaksanaan
ksanaan GBHK
G BHK secara nasional
n asional yang dibantu oleh Staf Ahli, Koordinator
Regional.Presnas merupakan pimpinan tertinggi Pelaksana Harian FoSSEI Nasional.Anggota Presnas
merupakan individu yang membantu Koordinator Presnas dengan spesialisasi bidang kerja yang
meliputi : Center of Communication and Data Administration (CoCODA), Finance, Regional, dan
Research & Development (R&D).
Pelaksana harian FoSSEI adalah presnas yang terdiri dari koordinator Presnas, Presnas II, Presnas
III, Presnas IV dan Presnas V:
1. Koordinator Presnas (Presnas I), merupakan pimpinan tertinggi Pelaksana Harian FoSSEI
Nasional dengan wewenang dan fungsi sebagai berikut:
berik ut:
127
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
a. Melaksanakan fungsi manajerial (Planning, Organizing, Actuating, & Controlling) terhadap
para presnas dalam menjalankan
menjalan kan fungsi dan wewenangnya.
wewenan gnya.
b. Membuat kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dan jangka panjang berdasarkan Blue
Print FoSSEI sesuai dengan blue print dalam mencapai visi dan misi organisasi.
c. Mendampingi dan mengarahkan aktivitas/agenda nasional FoSSEI.
d. Mengoordinasikan & mengontrol kerja Badan Pekerja FoSSEI.
e. Mengkoordinasikan beberapa regional, sesuai dengan pembagian tugas yang disepakati
dengan presnas yang lain.
2. Presnas II, adalah Presnas yang diamanahi bidang kerja CoCoDa dengan wewenang dan fungsi
sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi manajerial (Planning, Organizing, Actuating, & Controlling) terhadap
CoCoDA.
b. Membuat kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dan jangka panjang berdasarkan Blue
Print FoSSEI sesuai dengan amanah yang diemban.
c. Berhak untuk mengangkat Staf Ahli untuk mendukung fungsi dan tugasnya.
d. Membangun sinergi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dengan
aktivitas ekonomi islam, baik Dalam maupun Luar Negeri.
e. Melakukan fungsi manajemen informasi FoSSEI, yaitu; mengumpulkan, menyusun, mengolah
mengarsipkan informasi yang terkait dengan FoSSEI serta mendistribusikannya kepada
seluruh elemen FoSSEI.
f. Mendampingi dan mengarahkan aktivitas/agenda nasional FoSSEI.
g. Mengkoordinasikan beberapa regional, sesuai dengan pembagian tugas yang disepakati
dengan presnas yang lain.
3. Presnas III, adalah Presnas yang diamanahi bidang kerja Finance dengan wewenang dan fungsi
sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi manajerial (Planning, Organizing, Actuating, & Controlling) terhadap
Finance.
b. Menurunkan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dan jangka panjang berdasarkan Blue
Print FoSSEI sesuai dengan amanah yang diemban.
c. Mengangkat Staf Ahli untuk mendukung fungsi dan tugasnya.
d. Menggali potensi sumber dana, baik internal maupun eksternal FoSSEI.
e. Mengatur pengelolaan keuangan FoSSEI, baik pengeluaran, pemasukan, maupun investasi
(melaksanakan fungsi kebendaharaan)
f. Membuat dan melaksanakan system keuangan yang baik, meliputi : pencatatan dan pelaporan
dan pengungkapan yang terstandardisasi.
128
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
4. Presnas IV, adalah Presnas yang diamanahi bidang kerja Regional dengan wewenang dan tugas
sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi manajerial (Planning, Organizing, Actuating, & Controlling) terhadap
Regional.
b. Menurunkan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dan jangka panjang berdasarkan Blue
Print FoSSEI sesuai dengan amanah yang diemban.
c. Mengangkat Staf Ahli untuk mendukung fungsi dan tugasnya.
d. Mengoordinasi, memonitor dan mengevaluasi program kerja Pelaksana Harian FoSSEI dalam
struktur di bawahnya.
e. Melakukan sosialisasi dan pengembangan FoSSEI di wilayah yang belum terjangkau FoSSEI
dengan dibantu oleh pelaksana harian FoSSEI lainnya.
f. Mendampingi dan mengarahkan aktivitas/agenda nasional FoSSEI.
g. Memberdayakan KSEI-KSEI yang sudah lebih berkembang dalam membantu menyukseskan
program kerja FoSSEI.
h. Mengkoordinasikan beberapa regional, sesuai dengan pembagian tugas yang disepakati
dengan presnas yang lain.
5. Presnas V, adalah presnas yang diamanahi bidang kerja R&D dengan wewenang dan fungsi
sebagai berikut:
a. Melaksanakan fungsi manajerial (Planning, Organizing, Actuating, & Controlling) terhadap
R&D.
b. Menurunkan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis dan jangka panjang berdasarkan Blue
Print FoSSEI sesuai dengan amanah yang diemban.
c. Mengangkat Staf Ahli untuk mendukung fungsi dan tugasnya.
d. Melakukan riset potensi FoSSEI, baik kelembagaan, kultural, keilmuan, maupun SDM untuk
pengembangan ekonomi islam.
i slam.
e. Melakukan riset potensi eksternal FoSSEI yang dapat berupa lembaga/ individu yang
kompeten di bidang ekonomi islam / stakeholder & shareholder ekonomi islam.
f. Mengoordinasi dan menindaklanjuti hasil riset dengan Pelaksana Harian FoSSEI untuk
menghasilkan output riilnya.
g. Mendampingi dan mengarahkan aktivitas/agenda nasional FoSSEI.
h. Mengkoordinasikan beberapa regional, sesuai dengan pembagian tugas yang disepakati
dengan presnas yang lain.
129
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
Mo
M odul E kono
konom
mi I sla
slam
m-Ba
-B asic& A
Ad nce
dvance 2017
c. Yahya Zulhilmi (Maulana Malik Ibrahim Islamic State University of Malang – Indonesia)
Indonesia)
d. Zilal AFwa Ajidin (SEBI Islamic Economics School, Depok – Indonesia)
Indonesia)
e. M. Haikal Kautsar (University of Northern Sumatra – Indonesia)
Indonesia)
132
DAFTAR PUSTAKA
Gustani. 2016.
MengenalKomponenLaporanKeuanganSya
MengenalKomponenL riahpadaEntitasSyariah..https://akuntansikeuangan.co
aporanKeuanganSyariahpadaEntitasSyariah
m/laporan-keuangan-syariah/. Diaksespada 4 Mei 2017. Pukul 03.58 WIB
Hanafi, Tubagus. 2007. Ekonomi Islam dalam Teori Ekonomi Modern.
http://tubagushanafi.blogspot.co.id/2007/02/ekonomi-islam-dalam-teori-ekonomi.html.
Diaksespada 4 Mei 2017.
Hanna Nurlaili. 2015. Mazhab Ekonomi Islam. http://makalahhanna.blogspot.co.id/2015/05/mazhab-
ekonomi-islam.html. Diaksespada
ekonomi-islam.html. Diaksespada 04 Mei 2017.
IkatanAkuntan Indonesia. 2017. StandarAkuntansiKeuanganSyariah. http://iaiglobal.or.id/v03/standar-
Karim, Adiwarman Azwar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta : The International Institute of
Islamic Thought (IIIT).
KSEI FORKES. SejarahFoSSEI (Forum SilaturahmiStudiEkonomi Islam). http://www.ksei-
forkes.org/p/sejarah-fossei-forum-silaturahmi-studi.html. Diaksespada 06 Mei 2017
Mannan, M. Abdul. 1993. Teori dan Praktek Ekonomi Islam .Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf
Masrokhin. 2008. Sumber-sumber Pendapatan Negara.
http://masrokhinsadja.blogspot.co.id/2008/05/sumber-sumber-pendapatan-negara.html.
Diaksespada 04 Mei 2017
Masmin. 2016. Zakat-Macammacam Zakat
danPenjelasanTerlengkap..http://www.pelajaran.co.id/2016/30/macam-macam-zakat-dan-
danPenjelasanTerlengkap
penjelasan-terlengkap.html.
penjelasan-terlen gkap.html. Diaksespada
Diaksespada 10 April 2017.
Modul Sekolah Ekonomi Islam Periode 2014, Surakarta : Sharia Economic Learning.
Mudrikah& Alumnus. All About KSEI MuamalahdanFoSSEI.
MuamalahdanFoSSEI.
Sharia Economic Learning. 2016. Modul Ekonomi Islam, Surakarta : Sharia Economic Learning
Siddiqi, MuhammadNajtullah. 1991. Aspek-aspek Ekonomi Islam, Solo: Ramadhani.
Syafe‟i, Rachmat. 2001. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia
Walisongo, asaku. 2012. Pemikiran Ekonomi Islam Ibnu Taimiyyah. http://asa-
2009.blogspot.co.id/2012/03/pemikiran-ekonomi-islam-ibnu-taimiyyah.html. Diaksespada 02 Mei
2017
Yudho J, Prabowo. Ekonomi Islam. Diaksespada 11 April 2017.
Zaeni.Sejarah Ekonomi Islam Masa Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin , Jakarta : Tim FoSSEI Pusat dan
Pengembangan Masyarakat Regional Jabodetabek.
Edited By :