Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH BRAND IMAGE, KOMUNIKASI PEMASARAN WORD OF MOUTH

DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT MENABUNG DI


BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMBANGUNAN KERINCI

PROPOSAL

Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Strata Satu (S1)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Kerinci

Disusun Oleh:
ASKHABAL KHAIRI
NIM: 1610103103

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN 2020

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori …………………………………………….. 6

1. Nasabah ……………………………….………......... 6

a. Pengertian Nasabah ............................................. 6

b. Keputusan Nasabah Untuk Menabung ................... 6

2. Brand Image ………………………………..……… 7

a. Pengertian Brand Image ………………………. 7

b. Manfaat Brand Image …………………………. 10

c. Komponen-komponen Brand Image …………… 11

d. Pengukuran Citra Merek Brand Image ………… 12

3. Komunikasi Pemasaran Word of Mouth …………... 12

a. Pengertian Komunikasi Pemawaran Word of Mouth.. 13

b. Dimensi Word of Mouth …………………… 15

i
c. Pengukuran Word of Mouth ……………………. 16

4. Iklan. ……………………………………………….. 17

a. Pengertian Iklan (Advertising).....................................17

b. Prinsip-Prinsip Iklan …………………………… 18

c. Jenis-Jenis Iklan ………………………………. 19

d. Tujuan Iklan ………………………………….. 20

e. Tujuan Komunikasi Iklan ……………………. 21

B. Penelitian Terdahulu ........................................................... 22

C. Kerangka Konseptual ......................................................... 23

D. Hipotesis Penelitian ………………………………………… 24

BAB III METODO PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………………………………………….

26

B. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………….

26

C. Populasi dan Sampel …………………………………….

26

1. Populasi ………………………………………………. 26

2. Sampel ………………………………………………. 27

D. Jenis dan Sumber Data …………………………………..

27

1. Jenis Data …………………………………………… 27

a. Data Primer (Primary Data) …………………… 27

ii
b. Data Sekunder (Secondary Data) ………………. 28

2. Sumber Data ……………………………………….. 28

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………..

28

1. Kuesioner ………………………………………….. 28

2. Dokumentasi ………………………………………. 29

F. Instrumen Penelitian ……………………………………

29

1. Uji Validitas ……………………………………….. 32

2. Uji Reliabilitas ……………………………………. 33

G. Teknik Pengumpulan Data …………………………………

34

H. Teknik Analisis Data ……………………………………..

34

1. Analisis Diskriptif …………………………………. 35

2. Uji Asumsi Klasik/ Uji Prasyarat ………………….. 35

a. Uji Normalitas ………………………………. 35

b. Uji Homogenitas ………………………………. 36

3. Uji Hipotesis ………………………………………… 36

c. Regresi Linier Berganda ………………………. 36

d. Uji-t ………………….………………………….. 37

e. Uji-F ……………………………………………. 38

DAFTAR PUSTAKA

iii
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian …………………………......

31

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...............................................................

23

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai perantara

keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki kelebihan dana

dengan pihak yang kekurangan dana.1 Selain dari itu bank juga merupakan

tempat penyimpanan dana, uang atau barang berharaga lainnya yang saat ini

dianggap paling aman dan terjamin dari pada menyimpan dana dirumah yang

dirasa kurang aman, hal tersebut membuat masyarakat cendrung memilih

lembanga perbankan untuk menyimpan dana mereka. Hal tersebut berimbas

pada berkembang sektor jasa perbankan di Indonesia.

Perkembangan sektor perbankan di Indonesia yang begitu pesat

berdampak dengan munculnya berbagai jenis bank, baik yang berlandaskan

syariah, maupun bank konfensional. Berdasarkan UU No 7 Tahun 1992

tentang perbankan diberikan kesempatan kegiatan usaha perbankan yang

usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) yang

dilaksanakan bank umum maupun bank perkreditan rakyat. 2 Perkembangan

sektor perbankan menyebabkan persaingan yang kompotetif dalam upaya

mencari nasabah yang potensial. Pengelola bank harus menyadari pentingnya

1
Jajuli, Sulaiman. 2015. Produk Pendanaan Bank Syariah, Yogyakarta: Deepublish, hal.
9
2
Usman, Rachmadi. 2009. Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia.
Yogyakarta: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 3

1
menjaga keberlanjutan dan pertumbuhan usahanya dengan berorientasi

kepada nasabah dalam hal ini adalah masyarakat.3

Kebutuhan masyarakat akan Bank tidak lepas dari berbagai fasilitas

dan keuntungan yang ditawarkan oleh pihak bank kepada para nasabah serta

keamaanan uang nasabah yang disimpan di Bank. Keyakinan yang

menyatakan bahwa nasabah akan datang ke bank apa bila nasabah merasa

puas dengan apa yang diberikan oleh lembaga perbankan, dan dengan

promosi yang gencar, selain itu beberapa produk berbankan diciptakan baik

itu produk tabungan, kredit, maupun jasa lain serta menerapkan manajemen

pemasaran untuk menarik nasabah agar mau menabung di bank.4

Keputusan nasabah menabung di sebuah bank di pengaruhi oleh

beberapa hal diantaranya adalah citra merek (Brand Image).5 Dalam dinamika

pasar perbankan yang penuh persaingan, citra merek mempunyai peranan

yang sangat penting karena membedakan suatu perusahaan dengan

perusahaan lain,. Tampa citra merek (Brand Image) akan sulit bagi perbankan

menarik nasabah baru untuk menabung di bank yang dikelolanya.6 Oleh

karena pentingnya citra merek bagi sebuah Bank maka faktor citra merek

( Brand Image) sangat perlu diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

keputusan nasabah menabung di BPR Kerinci.

3
Suryani, Tatik. 2017. Manajemen Pemasaran Bank Strategik Bank Di Era Global
Mencipta Nilai Unggul Untuk Kepuasan Nasabah. Jakarta: Prenamedia Group, hlm. 2
4
Ibid., hlm. 3
5
Denis Eka Saputra, 2018. Pengaruh Barand Image Terhadap Keputusan Nasabah
Menabung di Bank Syariah Mandiri Depok, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah
6
Susanto, AB dkk. 2004. Quantum Bisnis dan Manajemen. Jakata: PT. Mizan Publika,
hlm. 80

2
Selain itu faktor yang bisa mempengaruhi keputusan nasabah untuk

menabung di bank adalah komunikasi pemasaran Word Of Mouth.

Komunikasi pemasaran Word Of Mouth sudah lama di perkenalkan sebagai

konsep pemasaran, komunikasi pemasaran Word Of Mouth ini tidak bisa

diremehkan karena pengaruh kepercayaan pada calon pelanggan sangat kuat.

Orang yang memakai produk dari suatu perusahaan kemudian mereka puas,

maka mereka akan merekomendasikan kepada kerabatnya, temannya dan

seterusnya, hal tersebut membuat konsumen menjadi bertambah banyak

menggunakan produk perusahaan tersebut.7

Menurut Purwanto sebagaimana yang dikutip oleh Latief mengatakan

bahwa komunikasi pemasaran atau word of mouth marketing (WOM) adalah

satu-satunya metode promosi dari pelanggan kepelanggan, dan untuk

pelanggan. word of mouth marketing (WOM) adalah saluran kominikasi yang

dapat dipercaya, karena kejadiannya bermula dari pelanggan yang sudah

pernah mengonsumsi sebuah produk atau menggunakan jasa perusahaan, dan

memperoleh kepuasan kemudian merekomendasikan kepada orang lain

tentang pengalamannya.8

Word of mouth (WOM) adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang

terjadi saat konsumen membicarakan suatu layanan, merek, ataupun

kualitas dari suatu produk yang dipakaianya kepada orang lain.

Komunikasi. WOM merupakan komunikasi dalam bentuk interpersonal

7
Sukoco, Sampir Andran. 2018. New Komunikasi Pemasaran Teori dan Aplikasinya.
Jawa Timur: CV. Pustaka Abadi, hlm. 161
8
Latief, Rusman. 2018. Word of Mouth Komunikasi Penjualan Produk. Surabaya: Media
Sahabat Cendikia, hlm. 17

3
yang di artikan sebagai bentuk pertukaran informasi secara silang dan

dilakukan secara informal, dengan melibat dua individu atau lebih.9

WOM juga merupakan sebuah strategi pemasaran untuk membuat

pelanggan membicarakan (to talk), mempromosikan (to promote), dan

menjual (to sell) kepada pelanggan lain.10 tujuan akhir dalam hal ini adalah

seorang konsumen secara tidak sadar telah mempromosi kan dan menjual

suatu produk terhadap konsumen lainnya. Tujuan akhir dalam hal ini adalah

seorang konsumen secara tidak sadar telah mempromosi kan dan menjual

suatu produk terhadap konsumen lainnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka faktor komunikasi pemasaran

(word of mouth) merupakan komuni kasi peasaran yang mana nasabah yang

merasa puas menabung di BPR Kerinci menyampaikan kepada orang yang

dikenalnya sehingga orang tersebut tertarik untuk menabung di BPR Kerinci

dan orang tersebut merasa puas juga dan mengomunikasikan lagi pada orang

lain hingga orang lain tertari untuk menabung di BPR Kerinci. Hal tersebut

berlangsung secara terus menerus dengan pola yang sama. Oleh sebab itu

sangat perlu diteliti untuk mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan

nasabah menabung di BPR Kerinci. Untuk mengetahui atau mengukur

pengaruh komunikasi pemasasran tersebut didak ada alat ukur yang pasti,

namun perusahaan dapat mengukur dari sisi penjualan. Pemasaran word of

mouth mempunyai tiga karakter penting, yaitu: Pertama, Kredibel yaitu

9
Monica, sabrina. “Pengaruh Pemasaran Keterhubungan Terhadap Penggunaan Ulang
dan Komunikasi Dari Mulut Ke Mulut, Kualitas Hubungan dan Komitmen Sebagai Variabel
Mediasi” vol 2, (mei 2017), 40.
10
Ibid., hlm. 45

4
Pemasaran word of mouth sangat bisa berpengaruh, karena konsumen bisa

sangat mempercayai orang yang mereka kenal dan hormati; Kedua, Pribadi

yaitu pemasaran word of mouth bisa menjadi komunikasi yang sangat akrab

yang dapat mencerminkan fakta, pendapat dan pengalaman pribadi; Ketiga,

tepat waktu, yaitu pemasaran word of mouth terjadi ketika seseorang

menginginkan sebuah informasi yang mereka butuhkan, paling tertarik dan

seirngkali mengikuti acara atau pengalaman penting. 11

Selain faktor komunikasi pemasaran Word Of Mouth faktor lain yang

ikut mempengauhi keputusan nasabah untuk menabung adalah iklan, Santoso

menyatakan bahwa tindakan yang paling baik dilakukan agar nasabah mau

menabung di jasa perbankan yang ditawarkan melalui iklan.12 Hasil penelitian

Renada Iman Cahya (2011) menyatakan bahwa iklan memberi pengaruh

positif terhadap keputusan nasabah untuk menabung. Iklan sebenarnya adalah

media promosi barang, produk atau jasa yang di sampaikan lewat media yang

berupa, brosus, spanduk, pamphlet, papan merek, iklan televise atau radio,

iklan media masa dll.13

Iklan (advertisement) adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan

beriklan (periklanan atau advertising). Jadi iklan adalah produknya

(barangnya, pesannya, bendanya) sedangkan periklanan adalah proses

11
Ibid., hlm. 192
12
Susanto, Muhammad. 2019. Loyalitas Nasabah Pada Bank Perkreditan Rakyat
Wilayah Cirebon. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 49
13
Agus Madjadikara, 2005, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan Bimbingan
Praktis Menulis Naskah Iklan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, h. 25

5
kegiatan, mulai dari merancang, membuat hingga kampanye iklam

kemasyarakat.14

Menurut Pamungkas, yang dikutip oleh Nurfebriaraning menjelaskan

bahwa iklan sebagai bentuk pesan non personal tentang suatu produk atau

perusahaan yang disampaikan melalui media dan titujukan kepada khalayak.15

Menurut Konniq, yang dikutip oleh Rusmana mendefinisikan bahwa iklan

adalah informasi yang up to date kepada konsumen mengenai komoditi-

komoditi dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang bertujuan untuk

menjaga tingkat produksi.16 Menurut Kotler yang dikutip oleh Rusmana,,

menyatakan bahwa iklan merupakan semua bentuk penyajian non personal,

promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh

sponsor tertentu yang dibayar.17 Sedangkan menurut Liliweri yang dikutip

Rusman menyatakan bahwa iklan merupakan setiap bentuk pembayaran

terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan ide-ide, gagasan dan

layanan yang bersifat non personal atas tanggungan sponsor tertentu.18

Pembuatan iklan sebenarnya memberi manfaat bagi Bank Perkreditan

Rakyat Kerinci, diantara tujuan dari dilakukannya iklan adalah: (1) Recruit

New Customer (mendapatkan pelanggan baru) hal ini bisa terjadi karena iklan

dapat memberikan informasi untuk membangun awareness tentang sebuah

brand sehingga memungkinkan orang baru menyadari keberadaan produk

14
Kriyantono, Rachmat. 2013. Manajemen Periklanan Teori dan Praktek. Malang: UB
Press, hlm. 5
15
Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 3
16
Rusmana, Agus dkk. 2019. Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer.
Jawabarat: Unpad Press, hlm. 241
17
Ibid., hlm. 241
18
Ibid., hlm. 241

6
atau jasa dari sebuah brand sehingga akan memiliki peluang untuk

melakukan engagement (tertarik terhadap produk); (2) Retain Loyal

Customer (mempertahankan pelanggan setia) hal ini dilakukan karena

konsumen lama ibarat konsumen yang setia, mereka yang juga mempunyai

peluang untuk berbicara mengenai produk dan jasa dari brand. Mereka harus

selalu di ingatkan bahwa brand anda masih eksis dan bersama mereka.dan;

(3) Retrieve Loss Customer (mengambil pelanggan yang hilang) artinya

konsumen yang telah pergi bukan berarti tidak bisa dibuat kembali. Pada

hakikatnya ini memang sulit melakukannya. Dengan menginformasi value

yang baru dari produk atau jasa layanan bisa menjadi peluang mereka untu

berdekatan kebali dengan brand anda.

Bank Perkreditan Pembangunan Rakyat Kerinci sebenarnya sudah

melalukan iklan, seperti tersedianya papan merk bank, ada nya pamphlet yang

tersedia di bank, yang bisa di ambil dan dibawa pulang oleh nasabah untuk

dibaca, adanya stiker brosur yang ditempel di mobil operasional bank kerinci

yang secara tidak langsung menjadi media iklan gratis untik mempromosikan

Bank Kerinci pada nasabah. Walau pun sudah dilakukan iklan namun belum

diketahui apakah iklan yang dilakukan tersebut memberi pengaruh terhadap

keputusan nasabah menabung di bank pembangunan rakyat kerinci. Oleh

sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang faktor iklan tersebut.

Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci merupakan salah satu

Bank Konvensional yang berlokasi di Jalan R.E Marta Dinata Desa Simpang

Panik Kecamatan Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh. Jajaran Bank

7
Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci telah melakukan promasi, iklan

yang berbentuk baliho, spanduk dan brosur-brosur untuk memperkenalkan

Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci dan untuk menarik minat

nasabah menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci.Jumlah

nasabah bank rakyat kerinci saat ini tercatat sebanyak 375 Nasabah yang

menabung. Bank Rakyat Pembangunan Kerinci telah melakukan berbagai

kegiatan untuk menarik minat nasabah agar mau menabung di Bank

Pembangunan Rakyat Kerinci. Hasil Interview dengan salah satu Costumer

Service Bank Pembangunan Rakyat Kerinci pada Senin tanggal 19 Oktober

2020 diketahui bahwa dalam upaya memperkenalkan dan memsyarakatkan

Bank Pembangunan Rakyat Kerinci telah dilakukan promosi-promosi

masyarakat melalui brosur-brosur dan spanduk-spanduk, selain itu juga

dilakukan promosi dengan mendatangi masyarakat dan lembaga-lembaga

pemerintah di kota sungai penuh dan kabupaten kerinci untuk

memperkenalkan produk jasa yang disediakan oleh Bank Pembangunan

Rakyat Kerinci.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Brand Image,

Komunikasi Pemasaran Word Of Mouth Dan Iklan Terhadap Keputusan

Masyarakat Menabung Di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci

8
B. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh Brand Image terhadap keputusan nasabah

menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci?

2. Apakah terdapat pengaruh secara komunikasi pemasaran word of mouth

terhadap keputusan nasabah menabung di Bank Perkreditan Rakyat

Pembangunan Kerinci?

3. Apakah terdapat pengaruh secara Iklan terhadap keputusan nasabah

menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci?

4. Apakah terdapat pengaruh secara simultan Brand Image, komunikasi

pemasaran word of mouth, dan Iklan terhadap keputusan nasabah

menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image terhadap Keputusan Nasabah

Menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci.

2. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran word of mouth

terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank Perkreditan Rakyat

Pembangunan Kerinci.

3. Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap Keputusan Nasabah Menabung

di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci.

4. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image, komunikasi pemasaran Word

of Mouth, dan iklan terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank

Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci.

9
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan, memberikan bukti empiris dan pemahaman tentang

pengaruh Brand Image, komunikasi pemasaran Word of Mouth, dan

iklan terhadap Keputusan Nasabah Menabung di Bank.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi peneliti menambah pengetahuan pengaruh Brand Image,

komunikasi pemasaran Word of Mouth, dan iklan terhadap Keputusan

Nasabah Menabung di Bank.

b. Bagi akademisi dan dunia pendidikan penelitian ini diharapkan mampu

memberikan sumbangan ilmu bagi khasanah dunia perbankan serta

sebagai tambahan riset pada jurusan perbankan syariah IAIN Kerinci .

c. Bagi mahasiswa lain penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi dan referensi bagi institusi mengenai pengaruh Brand Image,

komunikasi pemasaran Word of Mouth, dan iklan terhadap Keputusan

Nasabah Menabung di Bank .

d. Bermanfaat secara praktis sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Bank

dalam mempromosikan dan memajukan Bank yang dimilikinya.

10
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Nasabah

a. Pengertian Nasabah

Nasabah adalah orang yang menggunakan jasa bank.19 Menurut

Wahyoedi nasabah berarti memiliki beberapa pengertian yaitu: Pertama,

nasabah berarti pertalian, perhubungan. Kedua, nasabah adalah orang yang

menjadi langganan sebuah bank karena uangnya diputarkan melalui bank

itu. Ketiga, nasabah adalah orang yang menjadi anggota (tanggungan)

perusahaan perbankan.20

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

nasabah adalah orang yang menggunakan jasa perbankan baik itu jasa

penyimpanan uang ataupun jasa pinjaman uang atau kredit yang

disediakan oleh pihak bank.

b. Keputusan Masyarakat Untuk Menabung

Keputusan Merupakan perihal yang berkaitan dengan putusan, atau

segala putusan yang telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan,

dipikirkan, dan sebagainya).21 Menurut pemahaman yang paling umum,

sebuah keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.

19
Kusumastuti, Dora. 2012. Perjanjian Kredit Perbankan Dalam Perspektif Welfare
State. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 50
20
Wahyoedi, Soegeng dkk. 2019. Loyalitas Nasabah Bank Syariah. Yogyakarta:
Deepublish, hlm. 23
21
Chulsum, Umi. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, hlm. 450

6
Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang

ketika mengambil keputusan.22

Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan

oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang

dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling

rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Jadi mengambil

keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap

paling menguntungkan dari beberapa alternatif yang dihadapi. Alternatif

yang ditetapkan merupakan keputusan.23 Sedangkan pengertian menabung,

menabung adalah menyimpan uang (dicelengan, pos, bank, dsb).24

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

keputusan menabung berarti masyarakat memilih dan menetapkan satu

alternatif yang dianggap paling menguntungkan dari beberapa alternatif

yang dihadapi untuk menabung atau menyimpan uang.

2. Brand Image

a. Pengertian Brand Image

Sebelum menjelaskan pengertian brand image, maka terlebih dahulu

akan dijelaskan arti brand (merek). Setiap produk yang dijual di pasar

tentu memiliki merek, dimana merek tersebut sebagai pembeda antara satu

produk dengan produk yang lain.

22
Schiffman, Leon dkk. 2000. Perilaku Konsumen, Jakarta: Indeks, hlm. 485
23
Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara, hlm. 171-172
24
Chulsum, Umi. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, hlm. 172

7
Menurut Kotler, A brand is title, term, sign, image, or plan, or

acombination of them, aiming to distinguish the products or benefit of one

vender or groupof venders and to distinguish them from those of

competitor.25 Maksudnya, merek adalah nama, istilah, tanda, image, atau

desaign atau kombinasi dari semuanya itu yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual

untuk untuk membedakannya dari produk atau barang pesaing.

Secara umum image dapat dideskripsikan dengan karakteristik-

karakteristik tertentu seperti manusia, semakin positif deskripsi tersebut

semakin kuat brand image dan semakin banyak kesempatan bagi

pertumbuhan merek itu.26 Menurut Simamora, image adalah persepsi yang

relative konsisten dalam jangka panjang (enduring perception). Jadi tidak

mudah untuk membentuk image, sehingga bila terbentuk sulit untuk

mengubahnya.27

Terdapat beberapa pengertian Brand Image menurut para ahli,

diantaranya adalah: Pertama, menurut Rangkuti, Brand Image adalah

sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.28 Kedua,

menurut Yudhanto, Brand Image adalah sekumpulan asumsi yang ada di

benak konsumen terhadap suatu merek yang berbentuk dari berbagai

25
Yudhanto, Yudho. 2018. Informasi Bisnis Start-Up Ilmu Dasar Merintis Start-Up
Berbasis Teknologi Informasi Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, hlm. 154
26
Davis, S. M. 2000. Brand Asset Managemen. California: Jossey, Bass, inc, Publishers,
hlm. 70
27
Simamora, Henry. 2006. Managemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN
28
Rangkuti, Freddy. 2008. The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan
Strategi Pengembangan Merek di Tambah Analisis Kasus Dengan SPSS. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, hlm. 43

8
informasi dari berbagai sumber.29 Ketiga, menurut Kotler dan Amstrong

yang di kutip Yudho mendefinisikan bahwa Brand Image adalah

seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu.30 Keempat,

menurut Kotler dan Keller yang dikutip oleh Yudho mendefinisikan bahwa

Brand Image adalah proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, dan mengartikan masukan informasi untuk

menciptakan suatau gambaran yang berarti.

Lebih lanjut Setiadi mendefinisikan Brand Image sebagai

representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari

informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap

merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi

terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif

terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan

pembelian.31

Sedangkan Durianto menyatakan brand image adalah asosiasi brand

saling berhubungan dan menimbulkan suatu rangkaian dalam ingatan

konsumen. Brand image yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen

yang terbiasa menggunakan brand tertentu cenderung memiliki konsistensi

terhadap brand image.32

29
Yudhanto, Yudho. 2018. Informasi Bisnis Start-Up Ilmu Dasar Merintis Start-Up
Berbasis Teknologi Informasi Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, hlm. 154
30
Ibid., hlm. 154
31
Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Perada Media, hlm. 99
32
Durianto, D., Sugianto, & Stinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 89

9
Brand image berkaitan antara asosiasi dengan brand karena ketika

kesan-kesan brand yang muncul dalam ingatan konsumen meningkat

disebabkan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam

mengkonsumsi atau membeli brand tersebut. Konsumen lebih sering

membeli produk dengan merek yang terkenal karena merasa lebih nyaman

dengan hal-hal yang sudah dikenal, adanya asumsi bahwa merek terkenal

lebih dapat diandalkan, selalu tersedia dan mudah dicari, dan memiliki

kualitas yang tidak diragukan, sehingga merek yang lebih dikenal lebih

sering dipilih konsumen daripada merek yang tidak terkenal.

Berdasarkan pengertian Brand Image yang didefinisikan oleh

beberapa orang ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Brand

Image adalah pandangan konsumen terhadap kualitas suatu produk yang

melekat di benak konsumen itu sendiri yang terbentuk dari berbagai

sumber informasi yang diperoleh oleh konsumen dalam beberapa periode

tertentu.

b. Manfaat Brand Image

Brand Image suatu produk sangat penting dibentuk bagi pelaku

usaha karena Brand Image memberi manfaat bagi pelaku usaha. Menurut

Yudho Brand Image memberi beberapa manfaat bagi pelaku usaha

diantaranya adalah:

1) Sebagai Pembeda

Produk yang sudah memiliki brand kuat akan mudah dibedakan dengan

brand lain.

10
2) Promosi dan Daya Tarik

Produk yang punya brand kuat menjadi daya tarik konsumen dan akan

lebih mudah di promosikan kepada masyarakat luas.

3) Pembangun brand image, keyakinan, jaminan kualitas, dan prestise

Fungsi branding adalah untuk membentuk citra sebuah merek sehingga

membuat sebuah produk mudah diingat oleh orang lain.

4) Pengendali Pasar

Brand yang kuat akan lebih mudah mengendalikan pasar karena

masyarakat telah mengenal, percaya dan mengingat brand. 33

c. Komponen-komponen Brand Image

Komponen-komponen citra merek (brand image) terdiri atas tiga

bagian, yaitu:

1) Citra pembuat (corporate image)

Yaitu sekumpula asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap

perusahaan yang membuat sesuatu barang atau jasa.

2) Citra pemakai (User Image)

Yaitu sekumpulan asosiasi yang di persepsikan konsumen terhadap

pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa.

3) Citra Produk (Product Image)

Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap

suatu barang atau jasa.

33
Yudhanto, Yudho. 2018. Informasi Bisnis Start-Up Ilmu Dasar Merintis Start-Up
Berbasis Teknologi Informasi Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, hlm. 154

11
d. Pengukuran Citra Merek (Brand Image)

Menurut firmansyah untuk mengukur citra merek dapat dilakukan

dengan memperhatikan aspek-aspek sebuah merek (image) yang ingin

dinilai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari:

1) Merek mudah di ingat

Artinya elemen yang dipilih hendaknya yang mudah diingat dan disebut

atau diucapkan, simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya

menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan

dikonsumsi.

2) Merek mudah dikenal

Selain dengan logo, sebuah merek dikenal melalui pesan dan cara

dimana produk dikemas dan disajikan kepada para konsumen yang

disebut trade dress. Melalui komunikasi yang intensif, suatu produk

khusus dapat menarik perhatian dan mudah dikkenali oleh konsumen.

3) Reputasi merek baik

Citra ini berdasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira

tentang perusahaan yang bersangkutan.34

3. Komunikasi Pemasaran (Word of Mouth)

Komunikasi pemasaran dari mulut kemulut, disebut word of mouth

marketing (WOM) dianggap medium komunikasi penyebaran informasi

dilakukan oleh masyarakat atau pelanggan, kepada pelanggan lainnya,

34
Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Produk dan Merek Planning and Strategy.
Yogyakarta: Deepublish, hlm. 80-81

12
namun menguntungkan pihak perusahaan, produk atau jasa yang

menjadikan objek komunikasi.

a. Pengertian Komunikasi Pemasaran (word of mouth)

Menurut Purwanto sebagaimana yang dikutip oleh Latief

mengatakan bahwa komunikasi pemasaran atau word of mouth marketing

(WOM) adalah satu-satunya metode promosi dari pelanggan kepelanggan,

dan untuk pelanggan. word of mouth marketing (WOM) adalah saluran

kominikasi yang dapat dipercaya, karena kejadiannya bermula dari

pelanggan yang sudah pernah mengonsumsi sebuah produk atau

menggunakan jasa perusahaan, dan memperoleh kepuasan kemudian

merekomendasikan kepada orang lain tentang pengalamannya.35

Menurut Kotler yang dikutif latief, word of mouth marketing

(WOM) adalah komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat

yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau


36
menggunakan produk atau jasa. sedangkan menurut sumardi yang juga

dikutif oleh Laief mendefinisikan word of mouth marketing (WOM)

adalah the act of consumer providing information to other consumer atau

C-2-C (consumer to consumer).37

Word of mouth (WOM) adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang

terjadi saat konsumen membicarakan suatu layanan, merek, ataupun

kualitas dari suatu produk yang dipakaianya kepada orang lain.

35
Latief, Rusman. 2018. Word of Mouth Komunikasi Penjualan Produk. Surabaya:
Media Sahabat Cendikia, hlm. 17
36
Ibid., hlm. 17
37
Ibid., hlm. 17

13
Komunikasi. WOM merupakan komunikasi dalam bentuk interpersonal

yang di artikan sebagai bentuk pertukaran informasi secara silang dan

dilakukan secara informal, dengan melibat dua individu atau lebih.38

WOM juga merupakan sebuah strategi pemasaran untuk membuat

pelanggan membicarakan (to talk), mempromosikan (to promote), dan

menjual (to sell) kepada pelanggan lain.39 tujuan akhir dalam hal ini adalah

seorang konsumen secara tidak sadar telah mempromosi kan dan menjual

suatu produk terhadap konsumen lainnya. Tujuan akhir dalam hal ini

adalah seorang konsumen secara tidak sadar telah mempromosi kan dan

menjual suatu produk terhadap konsumen lainnya.

To talk maksudnya ialah ketika seseorang secara tidak langsung

membicarakan suatu produk kepada rekannya atau keluarganya. To

promote adalah jika seorang konsumen secara tidak langsung memberikan

saran serta mempromosikan suatu produk atau jasa kepada teman atau

kerabatnya saat mereka membutuhkan informasi mengenai hal yang sama.

Sedangkan to sell adalah ketika seorang konsumen berhasil mengubah

pemikiran konsumen lainnya yang pada awalnya memiliki persepsi negatif

serta tidak mau mencoba suatu produk menjadi memiliki persepsi positif

dan mau mencoba produk tersebut pada akhirnya.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas maka

dapat disimpulkan bahwa word of mouth adalah informasi dari mulut

38
Monica, sabrina. “Pengaruh Pemasaran Keterhubungan Terhadap Penggunaan Ulang
dan Komunikasi Dari Mulut Ke Mulut, Kualitas Hubungan dan Komitmen Sebagai Variabel
Mediasi” vol 2, (mei 2017), 40.
39
Ibid., hlm. 45

14
kemulut yang disampaikan oleh konsumen yang pernah membeli barang

atau menggunakan jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, dan

konsumen tersebut merasa puas kemudian menginformasikan kebaikan

produk tersebut kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain

mengetahui atau agar orang lain dapat menggunakan produk yang sama

untuk dapat merasakan manfaat nya.

b. Dimensi Word of Mouth

Ada tiga dimensi dalam berlangsung nya Word of Mouth. Dimensi

tersebut terdiri pemasaran buz dan viral, opinion leader dan media sosial.

Dimensi-dimensi word of mouth tersebut dijelaskan sebagai berikut:40

1) Buz dan viral

Banyak dari pemasar menitik beratkan pada dua bentuk khusus berita

dari mulut ke mulut, yaitu pemasaran buz yang artinya gosip atau

perbincangan dan pemasaran viral yang berarti menular seperti virus.

2) Opinion leader

Adalah satu faktor terjadinya word of mouth, periset komunikasi

mengajukan pandangan struktur sosial baru tentang adanya komunikasi

antar pribadi ini. Masyarakat yang terdiri dari faksi, kelompik kecil

yang anggotanya lebih sering dalam berinteraksi. Setiap anggotanya

memiliki kesamaan dan kedekatan sehingga setiap anggota bisa

memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif. Keterbukaan yang lebih

besar sehingga faksi dapat bertukar informasi dengan yang lain.

40
Kotler, Keller, Manajemen Pemasaran Edisi ke 13 jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009),
225- 258.

15
Keterbukaan ini dapat dilakukan dengan adanya penghubung satu

dengan yang lain.

3) Media sosial

Adalah sebuah media online yang sangat digemari oleh banyak orang

sekarang ini karena dengan kemudahan yang didapat yakni, mudahnya

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan serta mengisi blog, jaringan

sosial, wikipedia, forum dan dunia virtual lainnya. Media sosial menjadi

platform penting bagoi berita dari mulut ke mulut.

c. Pengukuran Word of Mouth

Tidak ada alat yang pasti untuk alat ukur WOM ini sendiri, namun

perusahaan dapat mengukur dari sisi penjualan. Pemasaran word of mouth

mempunyai tiga karakter penting, yaitu:41

1) Kredibel

Pemasaran word of mouth sangat bisa berpengaruh, karena konsumen

bisa sangat mempercayai orang yang mereka kenal dan hormati.

2) Pribadi

Pemasaran word of mouth bisa menjadi komunikasi yang sangat akrab

yang dapat mencerminkan fakta, pendapat dan pengalaman pribadi.

3) Tepat waktu

Pemasaran word of mouth terjadi ketika seseorang menginginkan

sebuah informasi yang mereka butuhkan, paling tertarik dan seirngkali

mengikuti acara atau pengalaman penting.

4. Iklan
41
Ibid., hlm. 192

16
a. Pengertian Iklan (Advertisement)

Iklan (advertisement) adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan

beriklan (periklanan atau advertising). Jadi iklan adalah produknya

(barangnya, pesannya, bendanya) sedangkan periklanan adalah proses

kegiatan, mulai dari merancang, membuat hingga kampanye iklam

kemasyarakat.42

Menurut Pamungkas, yang dikutip oleh Nurfebriaraning menjelaskan

bahwa iklan sebagai bentuk pesan non personal tentang suatu produk atau

perusahaan yang disampaikan melalui media dan titujukan kepada

khalayak.43 Menurut Konniq, yang dikutip oleh Rusmana mendefinisikan

bahwa iklan adalah informasi yang up to date kepada konsumen mengenai

komoditi-komoditi dan dorongan-dorongan kebutuhan tertentu yang

bertujuan untuk menjaga tingkat produksi.44 Menurut Kotler yang dikutip

oleh Rusmana,, menyatakan bahwa iklan merupakan semua bentuk

penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa

yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. 45 Sedangkan menurut

Liliweri yang dikutip Rusman menyatakan bahwa iklan merupakan setiap

bentuk pembayaran terhadap suatu proses penyampaian dan perkenalan

ide-ide, gagasan dan layanan yang bersifat non personal atas tanggungan

sponsor tertentu.46

42
Kriyantono, Rachmat. 2013. Manajemen Periklanan Teori dan Praktek. Malang: UB
Press, hlm. 5
43
Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 3
44
Rusmana, Agus dkk. 2019. Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer.
Jawabarat: Unpad Press, hlm. 241
45
Ibid., hlm. 241
46
Ibid., hlm. 241

17
Berdasarkan beberapa pengertian iklan menurut para ahli diatas

maka dapat disimpulkan bahwa adalah informasi mengenai suatu produk

barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen atau perusahaan yang

terbaru yang di informasikan kepada masyarakat dengan tujuan agar

masyarakat tertarik menggunakan produk atau jasa yang di iklankan

tersebut.

b. Prinsip-Prinsip Iklan

Menurut Rusman iklan memiliki beberapa prinsip diantaranya

adalah:47

1) Adanya pesan tertentu

Adanya suatu pesan baik lisan maupun tulisan yang ingin disampaikan

kepada masyarakat atau kelompok orang tertentu.

2) Dilakukan oleh komunikator (sponsor)

Dilakukan oleh pihak sponsor yang menginginkan iklan dengan cara-

cara yang telah disepakati.

3) Dilakukan dengan cara non personal

Iklan dilakukan bukan untuk personal atau diri sendiri tetapi untuk

oranglain, organisasi, kelompok atau perusahaan.

4) Disampaikan untuk khalayak tertentu

Iklan mempunyai target sasaran iklan atau sasaran iklan yang dibuat

5) Dalam penyampaian tersebut dilakukan dengan cara membayar

47
Ibid., hlm. 241

18
Iklan dilakukan dengan cara membayar biaya-biaya atas jasa iklan

yang dibuat atau di produksi atau dilakukan oleh pihak penyedia jasa

periklanan.

6) Penyampaian pesan tersebut mengharapkan dampak tertentu.

Iklan yang dibuat dengan menyampaikan pesan tertentu kepada

sasaran bertujuan agar orang yang mendengar, membaca, maupun

melihat iklan dapat berdampak kepada minat mereka untuk

menggunakan, memakai produk atau jasa yang disediakan.

c. Jenis-Jenis Iklan

Menurut Bittner yang dikutip oleh Rusman iklan secara umum dapat

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:48

1) Iklan Standar

Iklan standar adalah iklan yang ditata secara khusus untuk keperluan

memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk konsumen melalui

media periklanan.

2) Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah iklan yang bersifat non-profit,

disebut non-profit bukan berarti tidak mengharapkan keuntungan

apapun, namun memiliki tujuan yang berbeda yaitu mendapatkan

keuntungan citra yang baik bagi perusahaan dimasyarakat.

d. Tujuan Iklan

48
Ibid., hlm. 241

19
Menurut Nurfebrianing ada iklan yang dibuat mempunyai tujuan,

dan tujuan pembuatan iklan tersebut di kenal dengan 3 R, sebagai tujuan

utama dalam beriklan, yaitu:

1) Recruit New Customer (mendapatkan pelanggan baru)

Iklan dapat memberikan informasi untuk membangun awareness

tentang sebuah brand sehingga memungkinkan orang baru menyadari

keberadaan produk atau jasa dari sebuah brand sehingga akan

memiliki peluang untuk melakukan engagement (tertarik terhadap

produk).

2) Retain Loyal Customer (mempertahankan pelanggan setia)

Konsumen lama ibarat konsumen yang setia, mereka yang juga

mempunyai peluang untuk berbicara mengenai produk dan jasa dari

brand. Mereka harus selalu di ingatkan bahwa brand anda masih eksis

dan bersama mereka.

3) Retrieve Loss Customer (mengambil pelanggan yang hilang)

Konsumen yang telah pergi bukan berarti tidak bisa dibuat kembali.

Pada hakikatnya ini memang sulit melakukannya. Dengan

menginformasi value yang baru dari produk atau jasa layanan bisa

menjadi peluang mereka untu berdekatan kebali dengan brand anda.

e. Tujuan Komunikasi Iklan

Rusman menjelaskan mengenai fungsi komunikasi dalam iklan atau

disebut Advertising Communication Objective, diantaranya adalah:

1) Informing (memberi informasi)

20
Tujuan komunikasi ini merupakan tujuan penyampaian pesan tentang

suatu produk baru yang bertujuan menyadarkan konsumen (Aware)

akan keberadaan merek dan sekaligus mendidik konsumen tentang

berbagai fitur dan manfaat produk.

2) Persuading (mempersuasi)

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi pelanggan untuk

mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Dalam hal ini mempersuasi

lebih utama dari pesan periklanannya didukung dengan artistic baik

secara audio, visual dan audio visual.

3) Reminding (mengingatkan)

Iklan dibuat untuk menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam

ingatan konsumen. Ini biasanya dilakukan oleh brand-brand yang

sudah lama eksis. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengingatkan

audience bahwa brand mereka masih eksis ditengan persaingan yang

semakin kompleks. 49

B. Penelitian Relevan

Ada beberapa orang peneliti yang pernah melakukan penelitian tentang

pengaruh variabel Brand Image, Komunikasi Pemasaran Word Of Mouth Dan

Iklan. Penelitian terdahulu diantaranya adalah:

Said (2016) meneliti dengan judul Pengaruh Brand Image, Word Of

Mouth, Dan Iklan Terhadap Minat Menabung Di BMT Se-Kabupaten Demak.

Hasil penelitian ini adalah: Pertama, brand image memiliki pengaruh terhadap

49
Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 3

21
minat menabung di BMT Se-Kabupaten Demak ini dibuktikan bahwa nilai

thitung sebesar 2,115 > ttabel sebesar 1,982. Kedua, word of mouth memiliki

pengaruh terhadap minat menabung di BMT Se- Kabupaten Demak dengan

thitung sebesar 3,270 > ttabel sebesar 1,982. Ketiga, iklan memiliki pengaruh

terhadap minat menabung di BMT Se-Kabupaten Demak dengan t hitung 2,944

> ttabel 1,982.50

Wicaksono dkk (2016) meneliti dengan judul Pengaruh Iklan Dan

Word Of Mouth terhadap Brand Awareness traveloka. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa iklan dan word of mouth berpengaruh positif dan

signifikan terhadap brand awareness Traveloka, pengaruh tersebut diketahui

berdasar hasil uji F hitung (135.844) > F tabel (3.09) maka dapat diambil

keputusan bahwa secara bersama-sama variabel iklan dan word of mouth

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel brand awareness.51

Finanda dkk (2017) meneliti dengan judul Pengaruh word of mouth

dan brand image terhadap Keputusan penggunaan salon kecantikan pada

Konsumen miloff beauty bar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa word of

mouth dan brand image secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.52

C. Kerangka Konseptual

50
Said, Abu. 2016. Pengaruh Brand Image, Word Of Mouth, Dan Iklan Terhadap Minat
Menabung Di BMT Se-Kabupaten Demak. journal.stainkudus Volume 4, Nomor 2, 2016
51
Wicaksono, Mohammad Pambudi Ary dkk. 2016. Pengaruh Iklan dan Word of Mouth
Terhadap Brand Awareness Traveloka. Jurnal Manajemen Unud Vol. 5 No. 8
52
Finanda, Iknesya Rahma dkk. 2017. Pengaruh Word of Mouth dan Brand Image
Terhadap Keputusan Penggunaan Salon Kecantikan Pada Konsumen Miloff Beauty Bar. Jurnal
ilmiah WIDYA Ekonomika Vol 1 No 2.

22
Kerangka konseptual dalam penelitian ini merupakan suatu kerangka

yang menggambarkan antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti yakni

Pengaruh Brand Image, Komunikasi Pemasaran Word Of Mouth Dan Iklan

Terhadap Keputusan Masyarakat Menabung Di Bank Perkreditan Rakyat

Pembangunan Kerinci yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Brand Image
(X1) Keputusan
Menabung Di Bank
Word of Mouth Perkreditan Rakyat
(X2) Pembangunan
Kerinci (Y)
Iklan
(X3)

Ket:

Secara Simultan Secara Parsial

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan kerangka pemikiran diatas dapat

diterapkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. : Terdapat pengaruh yang signifikan Brand Image terhadap keputusan

Masyarakat menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan

Kerinci.

23
2. : Terdapat pengaruh Komunikasi Pemasaran Word Of Mouth terhadap

keputusan masyarakat menabung di Bank Perkreditan Rakyat

Pembangunan Kerinci

3. : Terdapat pengaruh iklan terhadap keputusan masyarakat menabung di

Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci

4. : Terdapat pengaruh Brand Image, Komunikasi Pemasaran Word Of

Mouth dan Iklan terhadap keputusan masyarakat menabung di Bank

Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci

24
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya

gejala.53 Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan data-data berupa

angka-angka yang diperoleh dari kuesioner yang di disebarkan pada sampel

penelitian, data tersebut selanjutnya di analisis secara statistik.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan

berdasarkan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, dan tempat

penelitian adalah Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah

orang yang tinggal pada wilayah tertentu, 54 oleh karena itu apabila disebutkan

kata populasi orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-

masalah kependudukan, dalam penelitian populasi adalah keseluruhan dari

objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,

53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 12
54
AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curent English Sixth Edition,
(Oxford University press, 2000). h. 1021.

26
udara, gejala, nilai peristiwa dan sebagainya. 55 Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh nasabah Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.56 Sampel dalam penelitian ini peneliti tentukan dengan

dengan teknik Accidental Sampling. Menurut Sugiyono, Accidental Sampling

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. 57 Berdasarkan

penjelasan tersebut maka peneliti akan mengambil sampel yaitu siapa saja

nasabah Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan Kerinci yang kebetulan

bertemu dengan peneliti diasaat penyebaran kuesioner yang dirasa cocok dan

sesuai akan dijadikan sampel dalam penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer (Primary Data Sources)

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh

peneliti untuk menjawab rumusan masalah suatu penelitian yang dilakukan

dengan kuesioner atau observasi.58 Data primer yang di kumpulkan dalam

penelitian ini menggunakan Quesioner, data tersebut berupa hasil

55
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2017), h. 109
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hal. 118
57
Ibid., hal. 124
58
Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Padadigma Kuantitatif, Pedoman Praktis untuk
Mahaiswa S1, S2 dan S3 Kosentrasi Pemasaran, Sumber Daya Manusia, Keuangan dan
Manajemen Operasioanal, ( Jakarta: Grasindo, 2005 ), h. 168

27
pengisian kuesioner oleh responden untuk indikator Brand Image,

Komunikasi Pemasaran Word of Mouth, dan Iklan, dalam angka nominal.

b. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel


59
yang telah dikumpul dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. dalam

penelitian ini yang dimaksud data sekunder adalah teori-teori yang

berhubungan dengan penelitian yang diperoleh melaui kajian pustaka.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Perkerditan

Rakyat Pembangunan Kerinci.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan kuesioner, kuesioner (questionnaire) atau angket

merupakan metode pengumpulan data untuk memahami individu dengan

cara memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang berbagai

aspek kepribadian individu.60 Questioner yang disebarkan oleh peneliti di

dalam penelitian ini adalah questioner yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh Brand Image, komunikasi pemasaran word of mouth, terhadap

keputusan nasabah menabung di Bank Perkreditan Rakyat Pembangunan

Kerinci.

59
Ibid., h. 168
60
Susilo Rahardjo, Gudnanto, Pemahaman Individu Teknik Notes Edisi Revisi, (Jakarta:
Kencana, 2016), h. 94

28
Variabel keputusan menabung di ukur dengan indikator menabung

atau meminjam.61 Dalam penelitian ini indicator yang dipilih hanya

menabung karena peneliti nasabah yang menabung saja. Untuk variabel

Brand Image diukur dengan indikator Merek mudah di ingat , Merek

mudah dikenal, Reputasi merek baik.62

Lebih lanjut untuk variable Komunikasi pemasaran Word of Mouth di

ukur dengan indicator (1) Kredibel yaitu Pemasaran word of mouth sangat

bisa berpengaruh, karena konsumen bisa sangat mempercayai orang yang

mereka kenal dan hormati; (2) Pribadi yaitu pemasaran word of mouth bisa

menjadi komunikasi yang sangat akrab yang dapat mencerminkan fakta,

pendapat dan pengalaman pribadi; (3) Tepat waktu yaitu, Pemasaran word

of mouth terjadi ketika seseorang menginginkan sebuah informasi yang

mereka butuhkan, paling tertarik dan seirngkali mengikuti acara atau

pengalaman penting. 63

Pada variabel iklan di ukur dengan indikator (1) Informing (memberi

informasi) yaitu tujuan komunikasi ini merupakan tujuan penyampaian

pesan tentang suatu produk baru yang bertujuan menyadarkan konsumen

(Aware) akan keberadaan merek dan sekaligus mendidik konsumen

tentang berbagai fitur dan manfaat produk; (2) Persuading (mempersuasi),

yaitu Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi pelanggan untuk

mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Dalam hal ini mempersuasi
61
Azwar Juliandi, Dewi Andriani. 2019. Studi Prilaku Konsumen Perbankan Syariah,
Medan: Lembangan Pengembangan dan Penelitian Ilmiah Aqli, h. 29
62
Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Produk dan Merek Planning and Strategy.
Yogyakarta: Deepublish, hlm. 80-81
63
Kotler, Keller, Manajemen Pemasaran Edisi ke 13 jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009),
225- 258.

29
lebih utama dari pesan periklanannya didukung dengan artistic baik secara

audio, visual dan audio visual; (3) Reminding (mengingatkan), yaitu Iklan

dibuat untuk menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan

konsumen. Ini biasanya dilakukan oleh brand-brand yang sudah lama

eksis. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengingatkan audience bahwa

brand mereka masih eksis ditengan persaingan yang semakin kompleks.64

Model kuesioner yang digunakan peneliti menggunakan model skala

likert yang merujuk kepada empat alternatif pilihan jawaban dengan nilai

tertentu, rumusnya sebagai berikut:

SS : Sangat Sesuai = diberi skor 4

S : Sesuai = diberi skor 4

TS : Tidak Sesuai = diberi skor 2

STS : Sangat Tidak Sesuai = diberi skor 1

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian adalah sumber data yang berkaitan

dengan masalah dan tujuan atau fokus penelitian.65 Dokumentasi penelitian

adalah berupa photo-photo kegiatan selama pengambilan data dilakukan

dan sumber-sumber berupa teori-teori yang mendukung penelitian.

3. Wawancara

64
Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 3
65
Rahel Widia Wati, Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil Sebuah Studi Kualitatif,
(Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2015), h. 71

30
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

wawancara terhadap responden penelitian.66 Teknik wawancara yang

dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur.

Yaitu wawancara yang pertanyaannya sudah disusun dalam bentuk lember

wawancara untuk ditanyakan kepada responden. Bentuk instrument

wawancara terlampir pada lampiran 1.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang disusun

berdasarkan indikator dari masing-masing variabel. variabel Y merupakan

variabel artifisial atau variabel dummy yang dalam kuesionernya hanya terdiri

dari dua pilihan jawaban ya atau tidak, jawaban “ya” diberi skor 1 dan “tidak”

diberi skor 0, selanjutnya untuk variabel Brand Image (X1), Komunikasi

pemasaran Word of Mouth (X2), dan Iklan (X3) menggunakan skala liker.

Menurut firmansyah untuk mengukur citra merek atau Brand Image dapat

dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek sebuah merek (image) yang

ingin dinilai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari: Merek mudah di ingat , Merek

mudah dikenal, Reputasi merek baik.67

Tidak ada alat yang pasti untuk alat ukur WOM ini sendiri, namun

perusahaan dapat mengukur dari sisi penjualan yang mempunyai tiga karakter

penting, yang terdiri dari: (1) Kredibel yaitu Pemasaran word of mouth sangat

bisa berpengaruh, karena konsumen bisa sangat mempercayai orang yang

mereka kenal dan hormati; (2) Pribadi yaitu pemasaran word of mouth bisa
66
Ibid.
67
Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Produk dan Merek Planning and Strategy.
Yogyakarta: Deepublish, hlm. 80-81

31
menjadi komunikasi yang sangat akrab yang dapat mencerminkan fakta,

pendapat dan pengalaman pribadi; (3) Tepat waktu yaitu, Pemasaran word of

mouth terjadi ketika seseorang menginginkan sebuah informasi yang mereka

butuhkan, paling tertarik dan seirngkali mengikuti acara atau pengalaman

penting. 68

Rusman menjelaskan mengenai fungsi komunikasi dalam iklan atau

disebut Advertising Communication Objective, diantaranya adalah: (1)

Informing (memberi informasi) yaitu tujuan komunikasi ini merupakan tujuan

penyampaian pesan tentang suatu produk baru yang bertujuan menyadarkan

konsumen (Aware) akan keberadaan merek dan sekaligus mendidik

konsumen tentang berbagai fitur dan manfaat produk; (2) Persuading

(mempersuasi), yaitu Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi pelanggan

untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Dalam hal ini mempersuasi

lebih utama dari pesan periklanannya didukung dengan artistic baik secara

audio, visual dan audio visual; (3) Reminding (mengingatkan), yaitu Iklan

dibuat untuk menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan

konsumen. Ini biasanya dilakukan oleh brand-brand yang sudah lama eksis.

Hal ini dilakukan sebagai upaya mengingatkan audience bahwa brand mereka

masih eksis ditengan persaingan yang semakin kompleks. 69

Berdasarkan indikator diatas maka dapat dibuat kisi-kisi instrument

sebagai berikut.

Tabel 3.1
68
Kotler, Keller, Manajemen Pemasaran Edisi ke 13 jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009),
225- 258.
69
Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 3

32
Kisi-Kisi Instrumen

No Variabel Indikator
Penelitian
1 Keputusan Menabung/Tidak Menabung70
menabung (Y)
2 Brand Image Merek mudah di ingat , Merek mudah dikenal,
(X1) Reputasi merek baik.71

3 Komunikasi (1) Kredibel yaitu Pemasaran word of mouth sangat


pemasaran bisa berpengaruh, karena konsumen bisa sangat
Word of mempercayai orang yang mereka kenal dan
Mouth (X2) hormati; (2) Pribadi yaitu pemasaran word of mouth
bisa menjadi komunikasi yang sangat akrab yang
dapat mencerminkan fakta, pendapat dan
pengalaman pribadi; (3) Tepat waktu yaitu,
Pemasaran word of mouth terjadi ketika seseorang
menginginkan sebuah informasi yang mereka
butuhkan, paling tertarik dan seirngkali mengikuti
acara atau pengalaman penting. 72
4 Iklan (1) Informing (memberi informasi) yaitu tujuan
komunikasi ini merupakan tujuan penyampaian
pesan tentang suatu produk baru yang bertujuan
menyadarkan konsumen (Aware) akan keberadaan
merek dan sekaligus mendidik konsumen tentang
berbagai fitur dan manfaat produk; (2) Persuading
(mempersuasi), yaitu Iklan yang efektif akan
mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba
produk dan jasa yang diiklankan. Dalam hal ini
mempersuasi lebih utama dari pesan periklanannya
didukung dengan artistic baik secara audio, visual
dan audio visual; (3) Reminding (mengingatkan),
yaitu Iklan dibuat untuk menjaga agar merek
perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen. Ini
biasanya dilakukan oleh brand-brand yang sudah
lama eksis. Hal ini dilakukan sebagai upaya
mengingatkan audience bahwa brand mereka masih
eksis ditengan persaingan yang semakin
kompleks.73

70
Azwar Juliandi, Dewi Andriani. 2019. Studi Prilaku Konsumen Perbankan Syariah,
Medan: Lembangan Pengembangan dan Penelitian Ilmiah Aqli, h. 29
71
Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Produk dan Merek Planning and Strategy.
Yogyakarta: Deepublish, hlm. 80-81
72
Kotler, Keller, Manajemen Pemasaran Edisi ke 13 jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009),
225- 258.
73
Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish, hlm. 3

33
1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah untuk mengetahui sejauh mana alat

ukur bisa mengukur apa yang ingin di ukur. 74 Uji validitas instrument

dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS.23.00, dengan

pearson product moment dengan persamaan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

= Jumlah perkalian antara variabel X dan Y

∑x² = Jumlah dari kuadrad nilai X

∑y² = Jumlah dari kuadrad nilai Y

(∑x)² = Jumlah nilai X kemudian dikuadradkan

(∑y)² = Jumlah nilai Y kemudian dikuadradkan

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid atau

tidaknya item penyataan yang digunakandalam instrument kuesioner

adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel Items pernyataan dinyatakan valid

Jika r hitung > r tabel Items pernyataan dinyatakan valid

74
Sofiyan Siregar, Stastistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 75

34
Item pernyataan yang dinyatakan valid digunakan dan yang tidak valid

akan di buang.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten.75 Uji reliabilitas dalam penelitian ini adalah

dengan Alpa Cronbach yang dilakukan dengan menggunakan bantuan

SPSS 23.00 dengan persamaan rumus Alpa Cronbach sebagai berikut:76

Ket:

= Reliabilitas

k = Jumlah Instrument Pernyataan

1 = Bilangan konstanta

= Jumlah Varian dari setiap instrument

= Varian dari seluruh instrument

Menurut Wiratna Sujarweni kuesioner dikatakan reliabel jika nilai

Alpa Cronbach > 0.6.

G. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Peneliti menentukan lokasi dan sampel penelitian

2. Peneliti mempersiapkan instrument penelitian berupa kuesioner

75
Ibid., h. 117
76
Jaya Azwar, S. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. h. 7

35
3. Kuesioner selanjutnya divalidasi

4. Kusioner yang dinyatakan valid selanjutnya disebarkan kepada

responden

5. Setelah semua kuesioner terisi sesuai dengan jumlah sampel yang

ditentukan selanjutnya melakukan tabulasi data

6. Data yang telah ditabulasi selanjutnya dianalisa secara statistic

menggunakan bantuan komputer program SPSS 23.00

H. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa data yang telah di peroleh dalam penelitian ini

peneliti menempuh beberapa tahapan analisis data yang sering disebut uji

asumsi dasar,77 yang terdiri dari:

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah kedalam

suatu bentuk yang membuat pembaca lebih mudah memahami dan

menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan. Untuk

mengetahui secara tepat tingkat rata-rata dapat menjumlahkan semua

nilai kemudian dibagi dengan banyaknya individu. Adapun rumusnya

sebagai berikut78:

Keterangan:

M = Mean

77
Ibid., h. 153
78
Jonathan Sarwono, Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, Yogyakata: Graha
Ilmu, 2006. h. 138

36
X = Jumlah Nilai

N = Jumlah Individu

2. Uji Asumsi Klasik/ Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak, bila data berdistribusi normal maka dapat dilakukan

uji statistik paramaterik atau yang sering disebut uji regresi dan jika data

tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji analis data non parametrik.

Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas peneliti menggunakan

metode Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0.05 dengan

kriteria:

Jika Sig. > 0.05 = data normal

Jika Sig. < 0.05 = data tidak normal.79

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas adalah bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis

regresi, adapun tujuan dilakukannya uji homogenitas adalah untuk

mengetahui apakah data sama (homogen) atau tidak, 80 dalam penelitian

ini peneliti menggunakan metode uji Levene, pengambilan keputusan

dilakukan dengan kriteria:

Jika Nilai Sig. > 0.05 maka data tidak homogen

Jika Nilai Sig < 0.005 maka data homogen

3) Uji Multikolinieritas
79
Sofian Siregar, 2012. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif di Lengkapi
Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Bumi Aksara), hal. 89
80
Ibid.

37
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk

menguji multikolinieritas dengan cara melihat nilai VIF masing-masing

variabel independen, jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data

bebas dari gejala multikolinieritas. 81

4) Uji Auto Korelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. 82 Pada penelitian

ini untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi menggunakan uji

Durbin-Watson (DW test).

Tabel 3. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi.

Sumber: Siregar, 2012:93

3. Uji Hipotesis Analisis Regresi Sederhana

81
Ibid. h. 93
82
Siregar Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hal. 143

38
Analis dalam uji hipotesis didasarkan pada data yang diperoleh dari

hasil pengolahan data dengan cara:

a. Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono, analisis regresi linear berganda adalah suatu alat

analisis peramalan nilai pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh fungsi atau pengaruh kausal

antara variabel bebas dengan variabel terikat. 83 Dalam penelitian ini teknik

analisa data yang digunakan menggunakan SPSS versi 23.00. Model

persamaan untuk analisa berganda, adalah :

Y= a + bX1 + bX2 + bX3 +e ……………………………………………….(1)

Y : Variabel terikat (Keputusan Menabung)

X1: Variabel bebas Brand Image

X2: Variabel bebas komunikasi pemasaran Word of Mouth

X3: Variabel bebas Iklan

b : Koefisien

a : Konstanta

e : error

b. Uji t (Parsial)

Menurut Sugiyono, uji t adalah bagian uji statistik yang merupakan uji

koefisien korelasi parsial yang digunakan untuk membuktikan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen, dimana salah satu variabel

83
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hal. 143

39
84
independennya tetap/dikendalikan. Dalam penelitian ini untuk penolahan

dan analisa data digunakan dengan bantuan SPSS versi 23.00. Rumusnya

adalah:

thitung = …………..……………..........................…..…..…….…..(2)

Keterangan :

= koefesien regresi

s = standar deviasi sampel

= jumlah data

Dengan tingkat signifikansi α = 5% dan kriteria pengujian sebagai

berikut :

Jika thitung < ttabel Artinya tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap Y.
Jika thitung > ttabel Artinya terdapat pengaruh variabel X terhadap Y.

c. Uji F

Menurut Sugiyono, uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel bebas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel

terikat. 85 Rumus yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh

secara simultan digunakan rumus sebagai berikut :

R2/ k– 1
F = .......................................................(3)
1 – R2 / (n – k)

Dimana :
84
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hal. 118
85
Ibid., hal. 146

40
F = Harga Fhitung

K = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

m = Jumlah predictor

R2 = Koefisien Determinasi

Dengan tingkat signifikansi ɑ = 5 %

Kriteria pengujian :

1. Jika nilai Sig. > 0,05 Fhitung < Ftabel maka tidak terdapat pengaruh variabel

Brand Image (X1), Komunikasi Pemasaran Word of Mouth (X2) dan Iklan

(X3) terhadap Keputusan Masyarakat Menabung di Bank Perkreditan

Rakyat Pembangunan Kerinci (Y)

2. Jika nilai Sig. < 0,05 Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh variabel Brand

Image (X1), Komunikasi Pemasaran Word of Mouth (X2) dan Iklan (X3)

terhadap Keputusan Masyarakat Menabung di Bank Perkreditan Rakyat

Pembangunan Kerinci (Y)

d. Uji Koefisiensi Korelasi / R2

Uji koefisiensi korelasi adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh


86
yang diberikan oleh variabel independent kepada variabel terikat. Untuk

menghitung nilai koefiseinsi korelasi atau R2 peneliti menghitungnya dengan

bantuan komputer aplikasi SPSS 23.00.

86
Ibid., hal. 146

41
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Asep. 2005. Penelitian Bisnis Padadigma Kuantitatif, Pedoman


Praktis untuk Mahaiswa S1, S2 dan S3 Kosentrasi Pemasaran, Sumber
Daya Manusia, Keuangan dan Manajemen Operasioanal, Jakarta:
Grasindo.

Bugin, Burhan. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,


dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua,
Jakarta: Kencana.

Chulsum, Umi. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Davis, S. M. 2000. Brand Asset Managemen. California: Jossey, Bass, inc,


Publishers.

Durianto, D., Sugianto, & Stinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Finanda, Iknesya Rahma dkk. 2017. Pengaruh Word of Mouth dan Brand Image
Terhadap Keputusan Penggunaan Salon Kecantikan Pada Konsumen
Miloff Beauty Bar. Jurnal ilmiah WIDYA Ekonomika Vol 1 No 2.

Firmansyah, Anang. 2019. Pemasaran Produk dan Merek Planning and Strategy.
Yogyakarta: Deepublish.

Jajuli, Sulaiman. 2015. Produk Pendanaan Bank Syariah, Yogyakarta:


Deepublish.

Azwar, Jaya S. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metodoogi Penelitian Kuantitatif dan kualitatif,


Yogyakata: Graha Ilmu.

Kotler, Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi ke 13 jilid 1, Jakarta:


Erlangga.

Kriyantono, Rachmat. 2013. Manajemen Periklanan Teori dan Praktek. Malang:


UB Press.

Kusumastuti, Dora. 2012. Perjanjian Kredit Perbankan Dalam Perspektif Welfare


State. Yogyakarta: Deepublish.

42
Latief, Rusman. 2018. Word of Mouth Komunikasi Penjualan Produk. Surabaya:
Media Sahabat Cendikia.
Monica, sabrina. “Pengaruh Pemasaran Keterhubungan Terhadap Penggunaan
Ulang dan Komunikasi Dari Mulut Ke Mulut, Kualitas Hubungan dan
Komitmen Sebagai Variabel Mediasi” vol 2, (mei 2017), 40.

Nurfebrianing, Sylvie. 2017. Manajemen Periklanan. Yogyakarta: Deepublish.

Wati, Rahel Widia. 2015. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil Sebuah Studi
Kualitatif, Yogyakarta: CV. Budi Utama.

Rangkuti, Freddy. 2008. The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity
dan Strategi Pengembangan Merek di Tambah Analisis Kasus Dengan
SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Rusmana, Agus dkk. 2019. Komunikasi Budaya dan Dokumentasi Kontemporer.


Jawabarat: Unpad Press.

Said, Abu. 2016. Pengaruh Brand Image, Word Of Mouth, Dan Iklan Terhadap
Minat Menabung Di BMT Se-Kabupaten Demak. journal.stainkudus
Volume 4, Nomor 2.

Schiffman, Leon dkk. 2000. Perilaku Konsumen, Jakarta: Indeks.

Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Perada Media.

Simamora, Henry. 2006. Managemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE


YKPN

Siswanto. 2005. Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Siregar, Sofiyan. 2012. Stastistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif


Dilengkapi Dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17,
Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:


Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Sukoco, Sampir Andran. 2018. New Komunikasi Pemasaran Teori dan


Aplikasinya. Jawa Timur: CV. Pustaka Abadi.

Suryani, Tatik. 2017. Manajemen Pemasaran Bank Strategik Bank Di Era Global
Mencipta Nilai Unggul Untuk Kepuasan Nasabah. Jakarta: Prenamedia

43
Group, hlm. 2Susanto, AB dkk. 2004. Quantum Bisnis dan Manajemen.
Jakata: PT. Mizan Publika.
Susanto, Muhammad. 2019. Loyalitas Nasabah Pada Bank Perkreditan Rakyat
Wilayah Cirebon. Yogyakarta: Deepublish.

Susilo Rahardjo, Gudnanto. 2016. .Pemahaman Individu Teknik Notes Edisi


Revisi, Jakarta: Kencana.

Usman, Rachmadi. 2009. Produk dan Akad Perbankan Syariah di Indonesia.


Yogyakarta: PT. Citra Aditya Bakti.

Wahyoedi, Soegeng dkk. 2019. Loyalitas Nasabah Bank Syariah. Yogyakarta:


Deepublish.

Wicaksono, Mohammad Pambudi Ary dkk. 2016. Pengaruh Iklan dan Word of
Mouth Terhadap Brand Awareness Traveloka. Jurnal Manajemen Unud
Vol. 5 No. 8

Yudhanto, Yudho. 2018. Informasi Bisnis Start-Up Ilmu Dasar Merintis Start-Up
Berbasis Teknologi Informasi Untuk Pemula. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

44
LAMPIRAN 1

Kisi-Kisi Insrumen Wawancara

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya mau mewawancarai Bpk/Ibuk untuk


mengumpulkan data penelitian skripsi saya. Langsung saja:

1. Apakah Ibuk Menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci?


2. Menurut Pendapat Bapak/Ibuk, apakah merek Bank Perkerditan Rakyat
Kerinci mudah dingat?
3. Menurut Bapak/ibuk apakah merek Bank Perkerditan Rakyat Kerinci mudah
dikenal?
4. Menurut Bapak/Ibuk apakah reputasi Bank Perkerditan Rakyat Kerinci baik?
5. Apakah anda menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci karena mendapat
informasi yang baik dari teman atau orang yang anda kenal yang juga
menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci?
6. Apakah anda tertarik menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci karena
pengalaman positif yang anda alami terhadap Bank Perkerditan Rakyat
Kerinci?
7. Apakah anda menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci karena anda
melihat iklan yang disampaikan oleh pihak Bank Perkerditan Rakyat Kerinci?
8. Apakah anda terpersuasi oleh ilklan Bank Perkerditan Rakyat Kerinci sehingga
anda menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci?
9. Apakah anda menabung di Bank Perkerditan Rakyat Kerinci karena anda sudah
lama mengenal Bank Perkerditan Rakyat Kerinci sehingga anda yakin dan
peraya untuk menabung?

----- 0 – 0 -----

45
LAMPIRAN 2

Kisi-Kisi Kuesioner

Pentujuk:
1. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
2. Isilah Indentitas anda dan lengkapi data jangan sampai dikosongkan
3. Jawablah pernyataan sesaui dengan keadaan yang sebenarnya, dengan memberi
tanda contreng (√) pada pilihan jawaban:
SS = Sangat Stuju, S= Setuju, TS = Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju
4. Setelah memngisi kuesioner jangan lupa membutuhkan paraf atau tanda tangan

Identitas Responden:
NAMA : ……………………
Saya Menabung di BPR Kerinci : …………….

No Indikator SS S TS STS
1 Merek Bank Pembangunan
Rakyat Kerinci Mudah di Ingat
Merek Bank Pembangunan
Rakyat Kerinci Mudah di Kenal
Bank Pembangunan Rakyat
Kerinci Mempunyai Reputasi
yang Baik
Saya menabung di Bank
Pembangunan Rakyat Kerinci
karena dapat info dari
teman/orang lain
Saya menabung di Bank
Pembangunan Rakyat Kerinci
karena saya merasakan sendiri
keuntungan menabung di Bank
Pembangunan Rakyat Kerinci
Saya menabung di Bank
Pembangunan Rakyat Kerinci
karena melihat iklan yang di
buat oleh pihak Bank
Pembangunan Rakyat Kerinci

46
No Indikator SS S TS STS

Saya melihat iklan Bank


Pembangunan Rakyat Kerinci
dengan berbagai fiture dan
fasilitas perbankan yang
disediakan sehingga saya
memutus kan menabung di
Bank Pembangunan Rakyat
Kerinci
Pihak Bank Pembangunan
Rakyat Kerinci membuat iklan,
brosur, spanduk dan baliho
untuk menunjukkan eksistensi
Bank Pembangunan Rakyat
Kerinci

Sungai Penuh. ………….2020

Responden,

(………………………)

47

Anda mungkin juga menyukai