Anda di halaman 1dari 15

AKAD QARDHUL HASAN

DISUSUN OLEH:

AWALUDDIN (170303065)
NURFADILLAH (170303051)

Dosen Pengampu : Eril, S.Pd. I.,

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan puja syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang
Maha Esa yang telah melimpahkan karunianaya sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “AKAD QARDHUL HASAN”. Shalawat serta salam
marilah kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang semilir
keimanan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain untuk mengkaji dan
memahami pengetahuan tentang Akad Qardhul Hasan. Di sini dikelompok enam
akan mempelajari tentang pengertian, dasar hokum, syarat dan rukun, manfaat
sampai dengan aplikasi dalam perbankan. Meski demikian kami mengakui bahwa
apa yang kami sajikan dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan.

Karena itu, kritik dan saran dari para pembaca dan yang budiman sangat
diharapakan untuk perbaikan selanjutnya, jika kalau didalam makalah ini terdapat
dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah Swt. Sebaliknya, kalau di dalamnya
terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan semuanya itu karena kekurangan dan
keterbatasan kami sendiri.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Eril, S.Pd. I.,
MH yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mengkaji materi, semoga
kesediaan tersebut mendapat berkah dan balasan yang berlipat ganda dari Allah
Swt.

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR .......................................................... ....................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

A. Pengertian dan Landasan hukum Aqad Qardhul Hasan .................... 5


B. Syarat dan Rukun Akad Qardhul Hasan ........................................... 6
C. Manfaat Akad Qardhul Hasan ........................................................... 9
D. Aplikasi dalam Lembaga Keuangan Syariah .................................... 10
E. efektifitas dalam mengentaskan kemiskinan ..................................... 11

BAB III PENUTUP....................................................................................... 12

A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran.................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Islam mewajibkan umat-Nya untuk berusaha agar mendapatkan rizki
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Islam juga mendorong umat-Nya untuk
mencari rezeki yang berkah, mendorong berproduksi, dan menekuni aktivitas
ekonomi di berbagai bidang usaha, seperti pertanian, perkebunan,
industri,perdagangan, dan bidang usaha lainnya. Islam mendorong setiap amal
perbuatan hendaknya menghasilkan produk atau jasa tertentu yang bermanfaat
bagi umat manusia, atau yang dapat memperindah kehidupan, mendatangkan
kemakmuran dan kesejahteraan bersama.
Pembangunan nasional merupakan upaya berkesinambungan dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemerintah melakukan pembangunan diberbagai bidang, salah satunya
adalah pembangunan bidang ekonomi dan keuangan. Dalam bidang ekonomi
dan keuangan ini, salah satu sektor yang berperan penting dan memiliki posisi
strategis dalam rangka mewujudkan tujuan nasional adalah sektor perbankan.
Industri perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian yang dapat
dirasakan saat ini, yang hampir seluruh aspek kehidupan manusia tidak dapat
dipisahkan dengan bank atau lembaga keuangan.
Dalam rangka untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, lembaga
keuangan telah memberikan pembiayaan dana kebajikan dan melakukan
program tanggung jawab sosial. Dana kebajikan atau biasa dikenal dengan
nama Qardhul hasan merupakan produk yang paling khas dan secara syar’i
sangat penting. Akad Qardhul hasan adalah akad pinjaman dana kepada nasabah
dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan pokok pinjaman yang
diterimanya pada waktu yang telah disepakati baik secara sekaligus maupun
cicilan. Landasan Qardh adalah Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2000
Tentang Qardh.

4
Qardhul Hasan sebenarnya merupakan unique product dari bank
Islam. Karena produk ini tidak mengharuskan adanya pemberikan profit atau
keuntungan dari nasabah dan juga nasabah bagi produk ini adalah orang yang
secara ekonomi masuk dalam kelas bawah. Bahkan, dalam kondisi ekstrim, jika
pun nasabah tidak dapat mengembalikan uang yang dipinjamnya, pihak bank
tidak akan menarik kembali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana pengertian dan landasan hukum Akad Qardhul Hasan?
2. Bagaimana rukun dan syarat Akad Qardhul Hasan?
3. Bagaimana manfaat Akad Qardul Hasan?
4. Bagaimana aplikasi Akad Qardul Hasan dalam lembaga keuangan
keuangan?
5. Bagaimana efektifitas dalam mengentaskan kemiskinan?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Landasan Hukum Akad Qardhul Hasan


1. Pengertian Akad Qardhul Hasan
Secara etimologi, qard berarti potongan, sedangkan pengertian
secara
terminologi berarti pemberian harta kepada orang lain yang dapat diminta
kembali dengan jumlah yang sama atau dengan kata lain meminjamkan
tanpa mengharapkan imbalan atau tambahan.
Sedangkan Qardhul Hasan adalah suatu interest free financing.
Kata “ has an” berasal dari bahasa arab yaitu ”ihsan” yang artinya kebaikan
kepada orang lain. Qardhul Hasan yaitu jenis pinjaman yang diberikan
kepada pihak yang sangat memerlukan untuk jangka waktu tertentu tanpa
harus membayar bunga atau keuntungan. Penerima Qardhul Hasan hanya
berkewajiban melunasi jumlah pinjaman pokok tanpa diharuskan
memberikan tambahan apapun. Namun penerima pinjaman boleh saja atas
kebijakannya sendiri membayar lebih dari uang yang dipinjamnya sebagai
tanda terima kasih kepada pemberi pinjaman. Tetapi hal tersebut tidak boleh
diperjanjikan sebelumnya di muka.
Menurut Hukum Syara’, para ahli fiqh mendefinisikan Qardh
sebagai berikut :
a. Menurut Madzhab Hanafiyah, mengatakan bahwa Qardh adalah suatu
pinjaman atas apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada yang
lain kemudian dikembalikan dalam kepunyaannya dalam baik hati.
b. Menurut Madzhab Maliki, Qardh adalah Pembayaran dari sesuatu yang
berharga untuk pembayaran kembali tidak berbeda atau setimpal.
c. Menurut Madzhab Hanbali, Qardh adalah pembayaran uang ke
seseorang siapa yang akan memperoleh manfaat dengan itu dan
kembalian sesuai dengan padanannya.
d. Menurut Madzhab Syafi’i, Qardh adalah Memindahkan kepemilikan

6
sesuatu kepada seseorang, disajikan ia perlu membayar kembali
kepadanya.
Berdasarkan penjelasan ini, maka dapat dipahami bahwa qardh
adalah pinjaman uang atau modal yang diberikan seseorang kepada pihak
lainnya, dimana pinjaman tersebut digunakan untuk usaha atau menjalankan
bisnis tertentu. Pihak peminjam berkewajiban mengembalikan pinjaman
tersebut sesuai dengan jumlah yang dipinjamnya tanpa bergantung pada
untung atau rugi usaha yang dijalankannya. Pinjaman Qardh juga tidak
berbunga, karena prinsip dalam qardh ini adalah tolong menolong.
Akad Qardhul Hasan adalah suatu perjanjian dalam kegiatan
penyaluran dana dalam bentuk pinjaman tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu. Memberikan pinjaman sesuatu kepada
seseorang, dengan perjanjian dia akan membayar yang sama dengan itu.
Misalnya menghutang Rp. 100.000, akan di bayar Rp. 100.000 pula.
Akad Qardhul Hasan adalah perjanjian pinjaman tanpa laba
(zeroreturn) atau pinjaman kebajikan merupakan suatu pembiayaan yang
bersifat sosial dalam Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
2. Landasan Hukum Akad Qardhul Hasan
a. Landasan Al-Qur’an
“Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang
baik, maka Allah akan mengebalikannya berlipat ganda
untuknya, dan baginya pahala yang mulia”. (QS. Al-Hadid : 11)48

Ayat di atas menjelaskan bahwa apapun yang kalian infakkan


niscaya Allah akan mengganti sesuatu itu untuk mu sejak di dunia. Lalu
di akhirat, Allah pun akan memberi balasan pahala atasmu (Ibnu
Katsir).49
Sebagaimana Firman Allah SWT dibawah ini :

7
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat
berat siksa-Nya. (QS. Al-Maidah : 2)50
b. Landasan Al-Hadits
Landasan Qardhul Hasan dalam Hadits Rasulullah,
diantaranya
adalah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Ibnu Mas‟ud ra berkata bahwa Rasulullah bersabda “Aku melihat
pada waktu malam di-isra‟kan, pada pintu surge tertulis: sedekah
dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya.
Wahai Jibril mengapa qardh lebih utama dari sedekah? Ia menjawab,
karena seseorang bisa meminta sedekah pada saat dia tidak
memerlukannya tetapi peminjam hanya meminjam karena memang
benar-benar butuh”. (HR. Ibnu Majah no. 2422, kitab al-Ahkam, dan
Baihaqi).

Hadist Rasulullah tersebut menjelaskan bahwa pemberian


pinjaman dengan cara Al-Qardh lebih berkenan bagi Allah dari pada
memberi
sedekah. Ini merupakan keterangan yang sah dan tidak perlu diragukan
lagi, serta merupakan sunah Nabi SAW dan ijma’ ulama.
c. Ijma
Para ulama telah menyepakati bahwa Al-Qardh boleh
dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari tabiat manusia yang tidak
bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada
seorang pun yang memiliki segala barang yang ia butuhkan. Oleh
karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari
kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat
memperhatikan segenap kebutuhan umatnya
d. Regulasi
Pelaksanaan pembiayaan produk Qardhul Hasan didasarkan
pada

8
fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Nomor : 19/DSN-MUI/IV/2001,
tentang Al-Qardh. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor :
7/46/PBI/2005 Tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsips syariah.
B. Rukun Dan Syarat Akas Qardhul Hasan
1. Rukun Akad Qardhul Hasan
Setiap kegiatan bermuamalah sebagai umat muslim hendaknya
memerhatikan rukun-rukun yang sudah ditetapkan dalam hukum Islam,
guna melengkapi suatu akad atau transaksi. Sehingga transaksi yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak dapat dinyatakan sah sesuai dengan
hukum Islam.
Rukun-rukun Qardhul Hasan diantaranya adalah:
a. Pihak yang meminjam.
b. Pihak yang memberikan pinjaman.
c. Barang yang dihutang/objek akad
d. Ijab qabul
2. Syarat Akad Qardhul Hasan
a. Orang yang meminjamkan memenuhi syarat berikut :
1) Berhak berbuat kebaikan sekehendak orang tersebut
2) Manfaat dari barang yang dipinjamkan menjadi milik peminjam
dan barang yang dipinjamkan menjadi milik yang meminjamkan.
b. Orang yang meminjam :
1) Berhak mendapat kebaikan.
2) Dapat dipercaya untuk menjaga barang tersebut.
c. Barang yang dipinjamkan :
1) Mempunyai manfaat yang dapat diambil oleh peminjam
2) Barang yang diambil manfaatnya tidak rusak karena pemakaian
yang disetujui dalam perjanjian.
d. Lafadz atau ijab kabul :
1) Kalimat mengutangkan Lafadz.

9
2) Mu’ir (orang yang mengutangkan) merupakan pemilik barang
tersebut, dan musta’ir (orang yang berhutang) harus baligh,
berakal, dan bukan orang yang tidak dimahjur .
3) Benda yang diutangkan dapat diambil manfaatnya atau
dimanfaatkan
C. Manfaat Akad Qardhul Hasan
Didalam melakukan muamalah sudah pasti mendatangkan suatu
manfaat. Sebagaimana melakukan transkasi Qardhul Hasan juga memberikan
manfaat bagi masyarakat dan lembaga keuangan itu sendiri.
Manfaat Qardhul Hasan antara lain adalah :
1. Membantu nasabah pada saat mendapat kesulitan dengan memberikan
dana talangan jangka pendek.
2. Pedagang kecil memperoleh bantuan dari bank syariah untuk
mengembangkan usahanya, sehingga merupakan misi sosial bagi bank
syariah dalam membantu masyarakat miskin.
3. Dapat mengalihkan utang dengan rentenir dengan mendapatkan utang
dari bank syariah.

Melalui fasilitas Qardhul Hasan para penerima dana dilatih untuk


bertanggung jawab terhadap dana yang diterimanya dan dapat dijadikan
taraf hidupnya meningkat dan peminjam harus disadarkan tentang
pentingnya penataan struktur keuangan, peminjam kredit harus diartikan
sebagai suntikan modal yang sifatnya sementara karena pemberian
pinjaman harus mampu mendorong produksi yang akhirnya akan
meningkatkan kapasitas usaha kecil berarti meningkatnya pendapatan
masyarakat dan meningkatnya kesejahteraan. Kelebihan pemanfaatan dana
yang disalurkan melalui Qardhul Hasan antara lain adalah :

a. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak


untuk mendapatkan talangan jangka pendek.
b. Dana infak dan shadaqah sebagai dana sosial akan selalu dapat
dimanfaatkan lagi untuk peminjam berikutnya.

10
c. Al-Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara
bank syariah dan bank konvensional yang didalamnya terkandung
misi sosial, disamping misi kommersial.
d. Adanya misi sosial-kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra
baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah.
D. Aplikasi Akad Qardul Hasan dalam Lembaga Keuangan Keuangan
Penerapan secara teknis qardhul hasan dalam BMT sesuai yang
diungkapkan oleh Antonio (2001: 133), biasanya diterapkan sebagai berikut:
1. Sebagai produk pelengkap kepada anggota yang telah terbukti loyalitas
dan benefiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk
masa yang relatif pendek. Anggota tersebut akan mengembalikan
secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya.
2. Sebagai fasilitas anggota yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia
tidak dapat menarik dananya, misalnya disebabkan tersimpan dalam
bentuk deposito atau simpanan berjangka.Sebagai produk untuk
menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu di sisi sektor
sosial. Untuk pemberi pembiayaan (muqaridh) dan peminjam
(muqtaridh) masing-masing memiliki ketentuan-ketentuan yang
dijabarkan oleh Muhammad (2009: 142) sebagai berikut:
a. Lembaga keuangan dapat memberikan pembiayaan qardhul
hasan untuk kepentingan anggota berdasarkan kesepakatan.
b. Lembaga keuangan dapat membebankan biaya administrasi
sehubungan dengan pemberian qardhul hasan. Biaya
administrasi ditetapkan dengan nominal tertentu, tanpa terkait
dengan jumlah dan jangka waktu pembiayaan.
c. Lembaga keuangan dapat memperpanjang jangka waktu
pengembalian atau menghapus buku sebagian/seluruh
pembiayaan nasabah, apabila anggota tidak dapat
mengembalikan sebagian/seluruh kewajibannya pada waktu
yang telah disepakati dikarenakan anggota tidak mampu.

11
d. Anggota wajib mengembalikan jumlah pokok pembiayaan
qardhul hasan pada waktu yang telah disepakati.
e. Anggota dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan
sukarela kepada lembaga keuangan selama tidak diperjanjikan
dalam akad.
f. Karakter anggota harus diketahui dengan jelas.
g. Adanya harapan lembaga keuangan bahwa anggota memiliki
peluang untuk mengembalikan dana pembiayaannya.
h. Lembaga keuangan tidak diperbolehkan mempersyaratkan
imbalan atau kelebihan dari peminjam qardhul hasan.

Selain itu, dalam akad yang dilakukan oleh pihak pemberi


pembiayaan dan peminjam, Muhammad (2009: 143) memberikan ilustrasi
ketentuan lainnya yang dijadikan acuan dalam mekanisme transaksi qardhul
hasan sebagai berikut:

a. Dokumentasi yang menyertai proses akad maupun transaksi


qardhul hasan harus dilengkapi, diantaranya:
1) Surat persetujuan prinsip
2) Akad qardhul hasan
3) Surat permohonan realisasi pembiayaan qardhul hasan
4) Tanda terima uang oleh anggota
b. Ketentuan lain-lain yang harus diperhatikan:
1) Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari perjanjian
ini dapat ditanggung nasabah.
2) Penyaluran dana biaya administrasi dapat dilakukan secara
sekaligus atau secara mengangsur.
3) Atas pembiayaan qardhul hasan, bank hanya boleh
mengenakan biaya adminitrasi.

Guna menghindarkan dari transaksi yang ada unsur riba, menurut


Sumitro (2004: 41) biaya administrasi pada pembiayaan qardhul hasan; 1)
harus dinyatakan dalam nominal bukan presentase; dan 2) sifatnya harus

12
nyata, jelas, pasti, dan terbatas pada hal-hal yang mutlak diperlukan untuk
terjadinya akad atau kontrak kesepakatan.

E. Efektifitas dalam Mengentaskan Kemiskinan


Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dengan segala kesiapannya
merupakan lembaga pemberdayaan masyarakat dan memiliki peran sebagai
agen perubahan.
Keberhasilan dalam menghimpun dana zakat, infaq, dan sedekah
dalam jangka panjang perlu diimbangi dengan usaha memberdayakan
masyarakat kecil kurang mampu (mustahiq) pada pada tataran pengembangan
usaha agar dapat mengentaskan diri dari kemiskinan. Salah satu bentuk
penyaluran dana adalah dengan program pembiayaan kebajikan (qardhul
hasan). Dalam aplikasinya, qardhul hasan merupakan bentuk sumbangsih
kepada masyarakat kurang mampu (dhuafa) dan usaha kecil. Pemberian
pembiayaan dilakukan untuk memberikan solusi bagi kaum dhuafa maupun
usaha kecil yang ingin mengentaskan diri dari kemiskinan.
Pengentasan kemiskinan sebagai wujud dari pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan biasanya dengan cara diberikan pelatihan,
pendidikan pendampingan hingga pembinaan, dengan tujuan agar qardhul
hasan yang diberikan bukan hanya berhenti di ranah konsumtif saja melainkan
dapat menjadi pijakan untuk kemandirian dan kemampuan ekonomi. Efektivitas
yang diharapkan dari pemberdayaan masyarakat melalui pemberian fasilitas
pembiayaan qardhul hasan adalah bahwa pengorganisasian dan penguatan
kelompok menjadi langkah awal sebelum masuk pada aktivitas yang
mendatangkan profit (seperti pembiayaan yang dikelola oleh baitul tamwil).

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akad Qardhul Hasan adalah suatu perjanjian dalam kegiatan
penyaluran dana dalam bentuk pinjaman tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan
dalam jangka waktu tertentu.
Melalui fasilitas Qardhul Hasan para penerima dana dilatih untuk
bertanggung jawab terhadap dana yang diterimanya dan dapat dijadikan taraf
hidupnya meningkat dan peminjam harus disadarkan tentang pentingnya
penataan struktur keuangan, peminjam kredit harus diartikan sebagai suntikan
modal yang sifatnya sementara karena pemberian pinjaman harus mampu
mendorong produksi yang akhirnya akan meningkatkan kapasitas usaha kecil
berarti meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kesejahteraan.
Pengentasan kemiskinan sebagai wujud dari pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan biasanya dengan cara diberikan pelatihan,
pendidikan pendampingan hingga pembinaan, dengan tujuan agar qardhul
hasan yang diberikan bukan hanya berhenti di ranah konsumtif saja melainkan
dapat menjadi pijakan untuk kemandirian dan kemampuan ekonomi.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini, saya berharap dapat menambah
pengetahuan para pembaca terutama saya pribadi yang berkaitan
dengan produk-produk Bank syariah terutama yang berkaitan dengan tabungan,
deposito dan pembiayaan syariah. Tidak lupa pula, saya meminta saran dan
kritik atas tulisan saya demi melengkapi dan menjadi bahan pertimbangan pada
penulisan-penulisan berikutnya. Sekian dan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dwigita, Alwina Putri, “Implementasi Akad Qardhul Hasan Dan


Program Islamic Corporate Social Responsibility Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial (Studi Pada BNI Syariah
Kantor Cabang Tanjung Karang)”. Skiripsi Program S1
Faukltas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2018

Wiratmoko, Andi, “Efektivitas Pemanfaatan Dana Qardhul Hasan Pada


Bmt Karisma Magelang”. Skripsi Program Si Fakultas Agama
Islam Jursan Hukum Ekonomi Syariah Universitas
Muhammadiyah Magelang. 2018

15

Anda mungkin juga menyukai