Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AKAD MUSYARAKAH

KELOMPOK 4

HARIATI : 170303045

USDAR : 170303070

ASRIANDI DG MAGGASSING : 17030371

DOSEN PENGAMPUH : ERIL, S.Pd., M.H.

PRODI EKONOMI SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Kata Pengantar
‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul akad
musyarakah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas Pak ERIL, S.Pd., M.H. Pada mata kuliah akad bisnis syariah Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang akad bisnis
syariah bagi para pembaca dan juga bagi pemakalah.

Kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen yang telah memberikan
tugas makalah ini sehingga dapat menambah wawasan kami terkait mata kuliah
sosiologi ekonomi islam. Serta terima kasih juga untuk semua pihak yang telah
membantu dan berpartisipasi dalam pembuatan makalh ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Sinjai, 15 Maret 2019

Penulis

i
Daftar isi

Sampul
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................................ii
Bab I..................................................................................................................................1
Pendahuluan.......................................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan penulisan....................................................................................................2
Bab II.................................................................................................................................3
Pembahasan.......................................................................................................................3
A. Pengertian Musyarakah..........................................................................................3
B. Dasar Hukum Musyarakah.....................................................................................4
C. Syarat Musyarakah.................................................................................................5
D. Rukun Musyarakah................................................................................................5
E. Macam-macam Musyarakah..................................................................................5
F. Manfaat Musyarakah..............................................................................................8
G. Aplikasi Akad Musyarakah dalam Lembaga Keuangan Syariah............................9
Bab III..............................................................................................................................12
Penutup............................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................13
Daftar pustaka..................................................................................................................14

ii
Bab I

Pendahuluan
A. Latar belakang
Syirkah atau syarikah adalah bentuk percampuran (perseroan) dalam
Islam yang pola operasionalnya melekat prinsip kemitraan usaha dan bagi hasil.
Pada prinsipnya syirkah berbeda dengan model perseroan dalam sistim ekonomi
kapitalisme. Perbedaaan-perbedaan yang ada tidak hanya terletak pada tidak
adanya praktik bunga, melainkan juga berbeda dalam hal transaksi
pembentukannya, operasionalnya maupun pembentukan keuntungan dan
tanggungjawab kerugian (An-Nabahan, 2000). Syirkah merupakan konsep yang
secara tepat dapat memecahkan permasalahan permodalan. Prinsip Islam
menyatakan bahwa segala setuatu yang dimanfaatkan oleh orang lain berhak
memperoleh kompensasi yang menguntungkan, baik terhadap barang modal,
tenaga atau barang sewa, di sisi lain Islam menolak dengan tegas kompensasi atas
barang modal berupa bunga (Chapra, 1999).

Syirkah sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi


masyarakat. Terjadinya kemandekan ekonomi sering terjadi karena pemilik modal
tidak mampu mengelola modalnya sendiri atau sebaliknya mempunyai
kemampuan mengelola modal tetapi tidak memiliki modal tersebut, hal tersebut
dapat terpecahkan dalam syirkah yang dibenarkan dalam syariah Islam (Qardawi,
1997). Islam memberikan alternatif kemitraan berupa pembiayaan tanpa riba
dalam masalah keterbatasan modal bagi para pelaku usaha. Pembiayaan tanpa riba
yang dimaksud salah satunya adalah syirkah.

Berdasarkan karakteristiknya syirkah menjadi alternatif lain dalam umat


Islam melakukan usaha yang mengharapkan kompensasi keuntungan dalam usaha
yang dilakukan (Yusanto dan Yunus, 2009). Era ekonomi modern seperti
sekarang ini, di mana perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan sudah
merupakan kebutuhan masyarakat, syrkah merupakan salahsatu solusi yang bisa

1
diaplikasikan pada perbankan syariah. Namun kajian mengenai syirkah ini
belumlah begitu banyak, bahkan masih banyak masyarakat Islam yang belum
mengetahui dan memahami syirkah Islami, hal ini tentu sangat riskan mengingat
perkembangan ekonomi baik dari sisi operasional maupun transaksinya terjadi
setiap detik dalam kehidupan masyarakat Islam itu sendiri.

B. Rumusan masalah
1. Jelaskan pengertian akad Musyarakah!
2. Jelaskan landasan hukum akad Musyarakah!
3. Jelaskan macam-macam akad Musyarakah!
4. Bagaimanakah pengaplikasian akad Musyarakah dalam lembaga keuangan
syariah?
5. Jelaskan manfaat akad Musyrakah!

C. Tujuan penulisan
1. Menjelaskan pengertian akad Musyarakah!
2. Menjelaskan landasan hukum akad Musyarakah!
3. Menjelaskan macam-macam akad Musyarakah!
4. Mejnelaskan pengaplikasian akad Musyarakah dalam lembaga keuangan
syariah?
5. Menjelaskan manfaat akad Musyrakah!

2
Bab II

Pembahasan
A. Pengertian Musyarakah
Secara bahasa Musyarakah berasal dari kata al-syirkah yang
berarti al-ikhtilath (percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih,
sehingga antara masing-masing sulit dibedakan. Seperti persekutuan hak
milik atau perserikatan usaha.1

Secara etimologis, Musyarakah adalah penggabungan,


percampuran atau serikat. Musyarakah berarti kerjasama kemitraan atau
dalam bahasa Inggris disebut partnership.2

Secara fiqih, dalam kitabnya, as-Sailul Jarrar III: 246 dan 248,
Imam Asy-Syaukani menulis sebagai berikut, “(Syirkah syar‟iyah)
terwujud (terealisasi) atas dasar sama-sama ridha di antara dua orang atau
lebih, yang masing-masing dari mereka mengeluarkan modal dalam
ukuran yang tertentu. Kemudian modal bersama itu dikelola untuk
mendapatkan keuntungan, dengan syarat masing-masing di antara mereka
mendapat keuntungan sesuai dengan besarnya saham yang diserahkan
kepada syirkah tersebut. Namun manakala mereka semua sepakat dan
ridha, keuntungannya dibagi rata antara mereka, meskipun besarnya modal
tidak sama, maka hal itu boleh dan sah, walaupun saham sebagian mereka
lebih sedikit sedang yang lain lebih besar jumlahnya. Dalam kacamata
syariat, hal seperti ini tidak mengapa, karena usaha bisnis itu yang
terpenting didasarkan atas ridha sama ridha, toleransi dan lapang dada.3

1
Ghufron A.Mas‟adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke-1),
2002, h.191
2
Mardani,Hukum Bisnis Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, cet ke-1, 2014), h. 142
3
Naf‟an, Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet ke-1, 2014),
h.96

3
Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi di antara para
pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan
melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah
pembagian hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian
ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal.4

B. Dasar Hukum Musyarakah


Musyarakah merupakan akad yang diperbolehkan berdasarkan
Alqur‟an, sunnah, dan ijma‟.

1. Al Qur‟anQ.S
 An Nisa ayat 12
‫فان كانو ا اكتر من ذالك فهم شر كا ء في الثلث‬
“Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersekutu dalam yang sepertiga itu”.( Q.S An Nisa : 12)
 Q.S Shaad ayat 24

“Dari sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu


sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh; dan amat
sedikitlah mereka ini”. (Q.S Shaad : 24)

Dalam Surah An-Nisa (4) ayat 12, pengertian syarukâ’ adalah


bersekutu dalam memiliki harta yang diperoleh dari warisan. Sedangkan
dalam Surah Shâd (38) ayat 24, lafal al-khulathâ’ diartikan syarukâ’, yakni
orang-orang yang mencampurkan harta mereka untuk dikelola bersama.
2. Sunnah
a. Hadis Abu Hurairah
b. Hadis As-Saib Al-Makhzumi
c. Hadis Abdullah bin Mas‟ud
3. Ijma

4
Naf‟an, Pembiayaan Musyarakah dan...., h.95

4
‟Ibnu Qudamahdalam kitabnya, al Mughni, telah berkata: “Kaum
muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi masyarakat secara global
walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya”.5

C. Syarat Musyarakah
Adapun yang menjadi syarat syirkah adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada bentuk khusus kontrak, berakad dianggap sah jika diucapkan
secara verbal/tertulis, kontrak dicatat dalam tulisan dan disaksikan.
2. Mitra harus kompeten dalam memberikan/diberikan kekuasaan perwalian.
3. Modal harus uang tunai, emas, perak yang nilainya sama, dapat terdiri dari
asset perdagangan, hak yang tidak terlihat (misalnya lisensi, hak paten dan
sebagainya).
4. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan adalah sebuah hukum dasar dan
tidak diperbolehkan bagi salah satu dari mereka untuk mencantumkan
tidak ikut sertanya mitra lainnya. Namun porsi melaksanakan pekerjaan
tidak perlu harus sama, demikian pula dengan bagian keuntungan yang
diterima.6

D. Rukun Musyarakah
Musyarakah memiliki beberapa rukun, antara lain:

1. Ijab-qabul (sighat) Adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak


yang bertransaksi.
2. Dua pihak yang berakad (‘aqidani) dan memiliki kecakapan melakukan
pengelolaan harta.
3. Objek aqad (mahal), yang disebut juga ma’qud alaihi, yang mencakup
modal atau pekerjaan.
4. Nisbah bagi hasil.7

5
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, cet ke-1,
2010), h.91
6
Abdul Ghafar Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (konsep, regulasi, dan
implementasi), (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), h.119
7
Naf‟an, Pembiayaan Musyarakah dan...., h.98

5
E. Macam-macam Musyarakah
Secara garis besar syirkah terbagi kepada dua bagian:8

a. Syirkah Al-Amlak
Syirkah al-amlak (syirkah milik) adalah ibarat dua orang atau lebih
memilikkan suatu benda kepada yang lain tanpa ada akad syirkah.9Dari
definisi tersebut, dapat dipahami bahwa syirkah milik adalah suatu syirkah
dimana dua orang atau lebih bersama-sama memiliki suatu barang tanpa
melakukan akad syirkah. Contoh, dua orang diberi hibah ssebuah rumah.
Dalam contoh ini rumah tersebut dimiliki oleeh dua orang melalui hibah,
tanpa akad syirkah antara dua orang yang diberi hibah tersebut.10
Dalam syirkah al-amlak, terbagi dalam dua bentuk, yaitu:
1) Syirkah al-jabr Berkumpulnya dua orang atau lebih dalam pemilikan
suatu benda secara paksa.11
2) Syirkah Ikhtiyariyah Yaitu suatu bentuk kepemilikan bersama yang
timbul karena perbuatan orang-orang yang berserikat.12
b. Syirkah Al-‘Uqud
Syirkah al-uqud (contractual partnership), dapat dianggap sebagai
kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak yang bersangkutan
secara sukarela berkeinginan untuk membuat suatu perjanjian investasi
bersama dan berbagi untung dan risiko.
Syirkah al-Uqud dibagi menjadi 5 jenis, yaitu
1) Syirkah Mufawwadah.
Merupakan akad kerja sama usaha antar dua pihak atau
lebih, yang masing-masing pihak harus menyerahkan modal
dengan porsi modal yang sama dan bagi hasil atas usaha atau risiko
ditanggung bersama dengan jumlah yang sama. Dalam syirkah
8
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, cet ke-1, 2010), h.344
9
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.129
10
Muslich, Fiqh Muamalat...., h.344.

11
Suhendi, Fiqh Muamalah...., h.130
12
Muslich, Fiqh Muamalat...., h.344.

6
mufawwadah, masing-masing mitra usaha memiliki hak dan
tangung jwab yang sama.
2) Syirkah Inan
Merupakan akad kerja sama usaha antara dua orang atau
lebih, yang masing-masing mitra kerja harus menyerahkan dana
untuk modal yang porsi modalnya tidak harus sama. Pembagian
hasil usaha sesuai dengan kesepakatan, tidak harus sesuai dengan
kontribusi dana yang diberikan. Dalam syirkah inan, masing-
masing pihak tidak harus menyerahkan modal dalam bentuk uang
tunai saja, akan tetapi dapat dalam bentuk aset atau kombinasi
antara uang tunai dan asset atau tenaga.13
3) Syirkah Al-‘Amal

Syirkah al-‘amal adalah kontrak kerja sama dua orang


seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi
keuntungan dari pekerjaaan itu. Misalnya kerja sama dua orang
arsitek untuk menggarap sebuah proyek atau kerjasama, dua orang
penjahit untuk menerima order pembuatan seragam sebuah kantor.
Musyarakah ini kadang disebut dengan syirkah abdan atau
sanaa’i.14

4) Syirkah Al-Wujuh
Yaitu kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki
reputasi dan prastise yang baik serta ahli dalam bisnis, mereka
membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual
barang tersebut secara tunai. Mereka membagikan berdasarkan
jaminan kepada penyedia barang yang disiapkan oleh setiap rekan
kerja.
Sayyid Sabiq memberikan definisi syirkah al-wujuh yaitu
dua orang atau lebih membeli suatu barang tanpa modal, melainkan

13
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group), h.177-
14
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Press, 2001, h.50

7
semata berdagang kepada nama baik dan kepercayaan pada
pedagang kepada mereka. Syirkah ini disebut juga syirkah
tanggung jawab tanpa kerja dan modal.15
5) Syirkah Mudharabah
Merupakan kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih
yang mana satu pihak sebagai shahibul maal yang menyediakan
dana 100% untuk keperluan usaha, dan pihak lain tidak
menyerahkan modal dan hanya sebagai pengelola atas usaha yang
dijalankan, disebut mudharib.16

F. Manfaat Musyarakah
Terdapat banyak manfaat dari pembiayaan musyarakah ini, di
antaranya sebagai berikut:

1. Bank akan menikmati peningkatan dalam jumlah tertentu pada saat


keuntungan usaha nasabah meningkat.
2. Bank tidak berkewajiban membayar dalam jumlah tertentu kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil usaha
bank, sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
3. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus kas
usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.
4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-
benar halal, aman, dan menguntungkan. Hal ini karena keuntungan yang
riil dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan. Prinsip bagi hasil
dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap di
aman bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah
bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, bahkan
sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.17

15
Mardani, Hukum Bisnis Syariah...., h.144-145
16
Ismail, Perbankan Syariah...., h.179

17
Ismail, Perbankan Syariah...., h.103.

8
G. Aplikasi Akad Musyarakah dalam Lembaga Keuangan Syariah
Aplikasi akad musyarakah dalam lembaga keuangan syariah yaitu
dalam bentuk pembiayaan musyarakah. Transaksi tersebut dilandasi
adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai
aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam golongan
ini adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih di
mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber
daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Bentuk kontribusi dari
pihak yang bekerjasama bisa berupa dana, barang perdagangan,
kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan, kepercayaan dan
barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.

Dalam Musyarakah, bank dan nasabah bertindak selaku syarik


(partner) yang masing-masing memberikan dana untuk usaha. Pembagian
keuntungan/ hasil atau kerugian sesuai dengan kaidah ushul: “Ar-ribhu
bimat tafaqa, wal khasaratu biqadri malihi”. (Keuntungan dibagi menurut
kesepakatan, sedangkan apabila terjadi kerugian dibagi menurut porsi
modal masing-masing). Selaku syarik, bank berhak ikut serta dalam
pengaturan manajemen, sesuai kaidah musyarakah.

1. Skema Pembiayaan Musyarakah


Semua modal yang terkumpul dalam proyek musyarakah disatukan
dan dikelola bersama, setiap pemilik modal berhak turut serta dalam
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
Ketentuan umum dalam proyek musyarakah di perbankan syariah adalah
sebagai berikut:
a. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi
b. Menjalakan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik
modal lainnya.
c. Memberi pinjaman kepada pihak lain.
d. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh
pihak lain.

9
e. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila menarik diri
dari perserikatan, meninggal dunia, atau menjadi tidak cakap hukum.
f. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek
harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan
sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal.
g. Proyek yang akan dilaksanakan harus disebutkan dalam akad. Setelah
proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil
yang telah disepakati (PKES, 2008).
Implementasi musyarakah dalam Lembaga Keuangan Syariah
dapat dijumpai pada berbagai macam pembiayaan-pembiayaan berikut:
a. Pembiayaan Proyek.
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek
dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek tersebut, dan setelah proyek itu selesai nasabah mengembalikan
dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank.
b. Modal Ventura.
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan
investasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diaplikasikan dalam
skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu
tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian
sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap (Syahroni, 2011).
c. Musyarakah Mutanaqisah.
Musyarakah Mutanaqisah adalah Musyarakah atau Syirkah yang
kepemilikan asset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang
disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya, hukum
Musyarakah Mutanaqisah adalah boleh.
d. Sukuk Musyarakah.
Salah satu produk syariah di pasar modal Indonesia yang masih
terbatas namun berpotensi untuk dikembangkan baik dari sisi jumlah
maupun jenis akad adalah sukuk. Sukuk yang diterbitkan di Indonesia saat
ini baru menggunakan 2 (dua) akad, yaitu akad mudharabah dan akad

10
ijarah. Sedangkan beberapa negara di kawasan Timur Tengah, Asia dan
Eropa, struktur penerbitan sukuk telah menggunakan akad yang lebih
beragam antara lain akad ijarah, mudharabah, musyarakah, istishna,
murabahah, salam, dan hybrid sukuk. Di Indonesia sukuk dengan
menggunakan akad musyarakah, berpotensi untuk diterapkan oleh
perusahaan di berbagai sektor bidang usaha, sedangkan sukuk dengan
menggunakan akad istishna untuk perusahaan di sektor infrastruktur.

11
Bab III

Penutup
A. Kesimpulan
Syirkah atau syarikah adalah bentuk percampuran (perseroan)
dalam Islam yang pola operasionalnya melekat prinsip kemitraan usaha
dan bagi hasil. Prinsip syirkah berbeda dengan model perseroan dalam
sistim ekonomi kapitalisme. Perbedaaan-perbedaan yang ada tidak hanya
terletak pada tidak adanya praktik bunga, melainkan juga berbeda dalam
hal transaksi pembentukannya, operasionalnya maupun pembentukan
keuntungan dan tanggungjawab kerugian. Syirkah sangat penting
peranannya dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kemandekan
ekonomi sering terjadi karena pemilik modal tidak mampu mengelola
modalnya sendiri atau sebaliknya mempunyai kemampuan mengelola
modal tetapi tidak memiliki modal tersebut. Semua hal tersebut dapat
terpecahkan dalam syirkah yang dibenarkan dalam syariah Islam.

Implementasi musyarakah dalam Lembaga Keuangan Syariah


dapat dijumpai pada pembiayaan-pembiayaan proyek, modal ventura,
pembiayaan musyarakah mutanaqisah, serta obligasi syariah/ sukuk.
Pembiayaan Proyek. Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk
pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan
dana untuk membiayai proyek tersebut, dan setelah proyek itu selesai
nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
disepakati untuk bank. Modal Ventura. Pada lembaga keuangan khusus
yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan,
musyarakah diaplikasikan dalam skema modal ventura. Penanaman modal
dilakukan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan
divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun
bertahap. Musyarakah mutanaqisah atau syirkah yang kepemilikan asset

12
(barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang
disebabkanpembelian secara bertahap oleh pihak lainnya, akad
musyarakah mutanaqisah terdiri dari akad Musyarakah/ Syirkah dan Bai’
(jual-beli). Sukuk musyarakah merupakan bentuk pembiayaan syariah
yang paling ideal karena dalam struktur ini terkandung dengan jelas
konsep syariah yaitu untung muncul bersama risiko (al ghunmu bil
ghurmi) dan hasil usah muncul bersama biaya (al kharaj bi dhaman).

B. Saran
penulis menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

13
Daftar pustaka
Yaya,Rizal.2017.akuntansi perbankan syariah.Jakarta:Salemba Empat

http://jurnal.iainponogoro.ac.id/index.php/justicia/articel/download/612/pdf

https://pengusahamuslim.com/115-syirkah-dan-hukumhukumnya-kerjasama-
permodalan.html

https://www.academica.edu/37726608/akad_musyarakah.docx

14

Anda mungkin juga menyukai