Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Fikih Kelas X.2
Disusun oleh:
Kelompok 3
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat Menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata pelajaran Fiqih dengan judul “syirkah, mudharabah dan murabahah” yang
diberikan oleh Muhammad Irfan Taufik Hidayat. S.HI Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari Bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran,
dan kritik sehingga Makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh terima kasih Dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Kami meminta maaf apabila terdapat Kesalahan pada penulisan
makalah ini dimana tidak ada unsur kesengajaan. Terimakasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latarbelakang masalah................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ............................................................................................ 1
A. Syirkah ........................................................................................................... 2
B. Mudharabah ................................................................................................... 4
C. Murabahah ..................................................................................................... 6
D. Perbedaan syirkah, mudharabah dan murabahah ........................................... 9
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian syirkah, mudharabah dan murabahah?
2. Bagaimana penggunaan akad syirkah, mudharabah dan murabahah?
3. Apa perbedaan syirkah, Mudarabah dan murabahah?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian syirkah, mudharabah dan murabahah
2. Untuk mengetahui penggunaan akad syirkah, mudharabah dan murabahah
3. Untuk mengatahui perbedaan syirkah, Mudarabah dan murabahah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. SYIRKAH
1. Pengertian Syirkah
Secara bahasa kata syirkah berarti al-ikhtilath (pencampuran) dan persekutuan.
Yang dimaksud dengan pencampuran disini adalah seseorang mencampurkan hartanya
dengan harta orang lain sehingga sulit untuk membedakannya.
Banyak definisi syirkah, salah satunya menurut para fuqaha mendefinisikan syirkah
adalah sebagai akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan
keuntungan. Definisi yang dikemukakan oleh Malikiyyah memberikan pemahaman
bahwa syirkah adalah kesepakatan antara dua orang yang mempunyai harta untuk
mentasarrufkan (mendayagunakan) harta tersebut secara bersama-sama, keduanya
mencampurkan harta yang mau dikelola bersama.
Sedangkan versi Syafi’iyyah dan Hanabilah penjelasan pengertian syirkah lebih
menekankan pada kewenangan yang dimiliki oleh pihak yang berserikat terhadap
sesuatu yang disepakati. Mereka tidak secara jelas mengungkapkan tentang objek
syirkah tersebut, bisa jadi yang disepakati itu perserikatan modal, bisa juga perserikatan
kerja. Adapun menurut Hanafiyah syirkah adalah kesepakatan (akad) antara orang-
orang yang bekerjasama dalam modal dan keuntungan. Definisi ini tidak membatasi
jumlah orang yang bekerjasama, akan tetapi definisi ini hanya membatasi syirkah
dalam permodalan untuk mendapatkan keuntungan.
Ketiga definisi yang dikemukakan ulama di atas secara substansi syirkah tidak ada
perbedaan yaitu kerjasama dalam pengelolaan harta atau kerja untuk mendapat
keuntungan yang kemudian dibagi sesuai kesepakatan. Dalam kompilasi Hukum
Ekonomi Syari’ah, syirkah (musyarakah) adalah kerjasama antara dua orang atau lebih
dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.1
Jika dilihat dari tiga definisi diatas sesungguhnya perbedaan hanya bersifat
redaksional, namun secara esensial prinsipnya sama yaitu bentuk kerja sama antara dua
1
Miti Yarmunida, “Eksistensi Syirkah Kontemporer” (n.d.).
2
orang atau lebih dalam sebuah usaha dan konsekuensi keuntungan dan kerugiannya
ditanggung secara bersama.
2
Imam mustofa “Fiqih Mu’amalah Kontemporer”
3
B. MUDHARABAH
1. Pengertian
Mudharabah adalah memberikan modal dari seseorang kepada orang lain untuk
modal usaha, sedangkan keuntungan untuk keduanya menurut perdamaian (perjanjian)
antara keduanya sewaktu akad, dibagi dua atau dibagi tiga seumpamanya.3
Mudharabah juga di definisikan sebagai akad kerjasama antara dua pihak, yaitu
pihak pertama yang menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola.
Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi,
kerugian tersebut akan ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat dari kelalaian pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola,
pengelola bertanggung jawab mengatasinya.4
Akad mudharabah merupakan akad kerjasama antara pemilik modal dan pengelola,
dimana keuntungan dan kerugian akan dibagi bersama menurut kesepakatan. Akad ini
merupakan akad yang sangat baik untuk digunakan untuk pengembangan usaha,
dimana nanti adanya kerjasama dalam pengelolaan usaha yang dimiliki masyarakat.
Sinergiritas inilah yang sangat dibutuhkan oleh pengusaha, dimana lembaga keuangan
juga harus terlibat langsung dalam pengembangan usaha yang dimiliki masyarakat.
Anya saja, banyak masyarakat yang tidak dapat memenuhi apa yang telah disyaratkan
lembaga keuangan syariah kepada masyarakat, seperti memberikan laporan keuangan
setiap bulannya, guna untuk melihat keuntungan atau kerugian yang telah didapatkan
pengusaha.5
3
H.Sulaiman Rasjid, FIQIH ISLAM (Hukum fiqih Islam), hlm. 299-300
4
Mia Lasmi Wardiah, Dasar-dasar Perbankan, hlm.95
5
Konsep Dan et al., “Konsep Dan Aplikasi Akad” (2010): 69–78.
4
2) Dalam hal terjadi kerugian, maka akan menjadi tanggungan lembaga
keuangan, kecuali bila kerugian diakibatkan oleh kelalaian nasabah. Untuk
menghindari kemungkinan terjadinya kerugian, lembaga keuangan harus
memahami karateristik risiko usaha tersebut dan kerja sama dengan nasabah
untuk mengatasi berbagai masalah
b. Aplikasi (dalam Konteks Pembiayaan)
1) Pembiayaan modal kerja; modal bagi perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri, perdagangan, dan jasa.
2) Pembiayaan investasi; untuk pengadaan barang-barang modal, aktiva tetap
dan sebagainya.
3) Pembiayaan investasi khusus; bank bertindak dan memosisikan diri sebagai
arranger yang mempertemukan kepentingan pemilik dana, seperti yayasan
dan lembaga keuangan non-bank, dengan pengusaha yang memerlukan.
Oleh karena itu, bank sebagai pihak yang memiliki dana akan melakukan
perhitungan nisbah yang ada dijadikan kesepakatan pembagian pendapatan. Akad
ini biasa digunakan dalam usaha pengembangan UMKM, dan perbankan syariah.
5
Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan
pendanaan.6
Al-mudharabah diterapkan pada:
1) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya;
2) Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah
khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau ijarah saja;
3) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa;
4) Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber
dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang
telah diterapkan oleh shahibul maal.
C. MURABAHAH
1. Pengertian
Pengertian murabahah secara bahasa adalah mengambil keuntungan yang
disepakati. Bai‟ murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ murabahah penjual harus memberitahu harga
produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.7
Dibawah ini defenisi tentang murabahah menurut pendapat para ekonom muslim yaitu
a. Muhammad Syafi‟i Antonio: Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal
dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam murabahah, penjual harus
memberitahu harga pokok yang ia beli dan menentukan tingkat keuntungan yang
disepakati.
b. Menurut Adiwarman A. Karim: Murabahah adalah transaksi jual beli dimana
Bank menyebutkan jumlah keuntungan yang diperoleh. Bank bertindak sebagai
penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank
dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
6
Dr. Muhammad Syafi‟i Antonio, M.Ec, Bank Syariah dari teori ke praktek,(Depok, Gema Insani bekerja sama
dengan Tazkia Cendekia: 2011) cet ke-17, h. 97
7
Dan et al., “Konsep Dan Aplikasi Akad.”
6
Murabahah dalam istilah fiqh merupakan suatu bentuk jual beli tertentu
ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang (al-tsaman al-awwal) dan
tingkat keuntungan yang diinginkan. Murabahah masuk kategori jual beli
muthlaq dan jual beli amanat. Ia disebut jual beli muthlaq karena obyek akadnya
adalah barang dan uang. Sedangkan ia termasuk kategori jual beli amanat karena
dalam proses transaksinya penjual diharuskan dengan jujur menyampaikan
harga perolehan dan keuntungan yang diambil ketika akad.
7
i. Kesembilan, Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang dari pihak ketiga, akad jual beli murâbahah harus dilakukan setelah
barang, secara prinsip, menjadi milik bank.
8
D. PERBEDAAN SYIRKAH, MUDHARABAH, DAN MURABAHAH
Perbedaan syirkah dan mudharabah
1. Didalam syirkah semua memiliki kontribusi yang sama di dalam usaha, sedangkan
didalam mudharabah terdapat pemilik modal, dan pengelola modal.
2. Modal didalam syirkah berwujud barang, sedangkan didalam mudharabah di haruskan
berupa uang.
3. Kerugian di dalam syirkah ditanggung Bersama, sedangkan didalam mudharabah
kerugian di tanggung pemilik modal
Akad mudharabah adalah akad jual beli dengan harga perolehan ditambah
keuntungan, sehingga adanya transparansi antara penjual dan pembeli. Seringkali akad
murabhahah dengan mudharabah dianggap sama, namun sebenarnya keduanya merupakan
hal yang sangat berbeda. Perbedaannya bisa dilihat dari konsep perjanjian dan penetapan
laba.
Bila melihat dari pengertiannya, akad murabahah adalah akad transparansi dan
harga beli antara penjual dan pembeli. Sementara akad mudharabah yakni akad kerja sama
antara pemilik modal dengan pelaku usaha yang memiliki kemampuan dalam mengelola
bisnis secara produktif dan halal. Selain itu, konsep penentuan laba pada murabahah adalah
ditetapkan di awal dengan kesepakatan. Sedangkan, imbal hasil mudharabah dari usaha
tersebut akan di bagi antara pemodal dan pelaku setelah diketahui hasil usaha.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal
permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah.
Akad mudharabah merupakan akad kerjasama antara pemilik modal dan
pengelola, dimana keuntungan dan kerugian akan dibagi bersama menurut
kesepakatan
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan memperoleh keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli dan tidak dapat berubah selama berlakunya akad
Perbedaan dari syirkah, mudharabah dan murabahah adalah konsep
penentuan laba pada murabahah adalah ditetapkan di awal dengan kesepakatan.
Sedangkan, imbal hasil mudharabah dari usaha tersebut akan di bagi antara
pemodal dan pelaku setelah diketahui hasil usaha. Kerugian di dalam syirkah
ditanggung Bersama, sedangkan didalam mudharabah kerugian di tanggung
pemilik modal
B. SARAN
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dri kesempurnaan, penulis akan memperbaiki makalah ini dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik dari kawan-kawan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dan, Konsep, Aplikasi Akad, Abstrak Konsep, Akad Murâbahah, and Indonesia Murâbahah.
“Konsep Dan Aplikasi Akad” (2010): 69–78.
Dr. Muhammad Syafi‟i Antonio, M.Ec, Bank Syariah dari teori ke praktek,(Depok, Gema Insani
bekerja sama dengan Tazkia Cendekia: 2011) cet ke-17, h. 97
11