Disususn Oleh :
1. Nabella Eka Arianty ( 19053010)
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN......................................................................................................................10
B. SARAN...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi merupakan jenis usaha yang saat ini banyak diminati
terutama bagi mereka yang memiliki modal uang yang cukup banyak.
Dengan melakukan investasi maka secara tidak langsung seseorang sedang
mengusahakan uangnya untuk dipergunakan sebagai modal menghasilkan
keuntungan lainnya baik dalam jenis uang atau pun hal lain yang
bermanfaat. Ada banyak cara investasi di dunia keuangan yang bisa
dilakukan, beberapa diantaranya bisa dilakukan dengan duduk diam saja,
namun ada juga yang harus melakukan beberapa aktifitas yang akan
menguntungkan. Investasi bisa dilakukan di mana pun dan dengan
menggunakan cara serta bentuk apapun. Salah satunya adalah dengan
melakukan kegiatan investasi dengan menggunakan akad kerja sama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari akad mudharabah dan musyarakah ?
2. Bagaimana Investasi Berbasis Akad Kerja Sama?
3. Bagaimana mekanisme Investasi berbasis akad kerja sama?
1
4. Bagaimana Implementasi Investasi Syariah ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari akad mudharabah dan musyarakah.
2. Dapat mengetahui Investasi Berbasis Akad Kerja Sama.
3. Dapat mengetahui mekanisme akad kerja sama.
4. Dapat mengetahui Implementasi Investasi Syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad. Manajemen pembiayaan bank syari’ah. Yogyakarta: akademi manajemen
perusahaan YKPN. 2005. Hal 102.
2
Muhammad syfi’i antonio. Bank syari’ah: dari teori ke praktik. Jakarta: gema insani press. 2001.
Hal. 95.
3
Makhalul ilmi SM. Teori dan praktik lembaga mikro keuangan syari’ah. Yogyakarta: UII
press yogyakarta. 2002. Hal. 32.
3
Secara bahasa Musyarakah berasal dari kata al-syirkah yang berarti
al-ikhtilath (percampuran) atau persekutuan dua hal atau lebih, sehingga
antara masing-masing sulit dibedakan. Seperti persekutuan hak milik atau
perserikatan usaha.4 Secara etimologis, musyarakah adalah penggabungan,
percampuran atau serikat. Musyarakah berarti kerjasama kemitraan atau
dalam bahasa Inggris disebut partnership. 5
Secara fiqih, dalam kitabnya, as-Sailul Jarrar III: 246 dan 248, Imam
Asy-Syaukani menulis sebagai berikut, “(Syirkah syar‟iyah) terwujud
(terealisasi) atas dasar sama-sama ridha di antara dua orang atau lebih, yang
masing-masing dari mereka mengeluarkan modal dalam ukuran yang
tertentu. Kemudian modal bersama itu dikelola untuk mendapatkan
keuntungan, dengan syarat masing-masing di antara mereka mendapat
keuntungan sesuai dengan besarnya saham yang diserahkan kepada syirkah
tersebut. Namun manakala mereka semua sepakat dan ridha, keuntungannya
dibagi rata antara mereka, meskipun besarnya modal tidak sama, maka hal
itu boleh dan sah, walaupun saham sebagian mereka lebih sedikit sedang
yang lain lebih besar jumlahnya. Dalam kacamata syariat, hal seperti ini
tidak mengapa, karena usaha bisnis itu yang terpenting didasarkan atas ridha
sama ridha, toleransi dan lapang dada.6
Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi di antara para pemilik
modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan
usaha secara bersama dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian
hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara
proporsional sesuai dengan kontribusi modal.
4
Ghufron A.Mas‟adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke-1),
2002, h.191
5
Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, cet ke-1, 2014), h. 142
6
Naf‟an, Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, cet ke-1, 2014),
h.96
4
Terdapat beberapa akad didalam Investasi syariah berbasis kerja sama
yaitu:7
1. Mudarabah
Mudarabah adalah pembagian bagi hasil yang sama besarnya. Pada
perjanjian mudarabah salah satu pihak menyediakan modal 100% dan
pihak lain mengelola modal tersebut.Keuntungan pada perjanjian dibagi
menurut perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan
kerugian yang masih harus dibayar ditanggung oleh penyedia modal
saja. Mudarabah sering digunakan untuk dana investasi, di mana
investor memberikan uang kepada bank Islam, di mana
bankberinvestasi mengenakan biaya-biaya manajemen.
Keuntungan dari usaha secara Mudharabah akan dibagi hasilnya
menurut kesepakatan yang telah disepakati pada perjanjian awal, dan
apabila usaha tersebut mengalami kerugian maka kerugian tersebut
akan ditanggung oleh pihak pemodal selama kerugian tersebut bukan
disebabkan kelalaian pengelola modal. Dan jika kerugian tersebut
disebabkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola modal, maka
pengelola modal yang harus bertanggung jawab atas kerugian yang
telah dialaminya.
Dengan demikian, jenis investasi bank syariah yang menggunakan
akad mudharabah terbagi menjadi:
a. Mudharabah mutlaqah, merupakan kerjasama antara pemilik modal
(shahibul maal) yang menyediakan modal dengan memberikan
kewenangan kepada pengelola/manajer investasi (mudharib) untuk
menentukan jenis dan tempat investasi. Skim ini biasanya diterapkan
pada deposito dan tabungan berjangka.
b. Mudharabah muqayyadah, merupakan kerjasama antara pemilik modal
(shahibul maal) yang menyediakan modal dengan memberikan
kewenangan terbatas kepada pengelola/manajer investasi (mudharib)
untuk menentukan jenis dan tempat investasi. Skim ini biasanya
7
Grail research, Overview of Islamic finance, an integreon company, 2007,Hal1 12-1
5
digunakan untuk mewadahi kebutuhan nasabah besar seperti
perusahaan dan pemerintah.
2. Musyarakah
Musyarakah adalah perusahaan patungan dimana semua mitra
perusahaan berkontribusi dalam pengelolaan dana dan memiliki hak
untuk berpartisipasi dalam menjalankan manajemen di dalam bisnis
perusahaan tersebut. Keuntungan di dalam perusahaan dibagi didalam
perhitungan yang telahdisepakati di awal perjanjian dan kerugian yang
dialami oleh perusahaan dibagi didalam modal yang telah
diinvestasikan. Kontribusi dapat dilakukan dalam bentuk tunai atau
barang.
Musyarakah sebenarnya hampir sama dengan mudharabah.
Musyarakah merupakan akad kerjasama diantara para pemilik modal
yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan.
Dalam musyarakah mitra dan pemilik dana, misal bank, sama-sama
menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha tertentu, baik yang
sudah berjalan maupun yang baru. Selanjutnya, mitra dapat
mengembalikan modal tersebut berikut bagi hasil yang telah disepakati
secara bertahap atau sekaligus kepada bank. Pembiayaan musyarakah
dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aset nonkas,
termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten.
Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun menurun.
Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan
sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad,nsedangkan
dalam musyarakah menurun, bagian modal pemilik dana atau bank akan
dialihkan secara bertahap kepada mitra, sehingga bagian modal pemilik
dana / bank akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan
menjadi pemilik usaha tersebut.
6
Berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI tentang
akad mudharabah, kegiatan usaha yang yang dapat melaksanakan kerja
sama mudharabah adalah sebagai berikut:
7
maal berhak mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 3 Juta (40% x Rp. 6
juta) dan sisanya sebesar Rp. 9 juta menjadi hak mudharib.8
9
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73507
8
Dalam konsep Islam, investasi bukan semata-mata terkonsentrasi
pada seberapa besar keuntungan materi yang bisa dihasilkan melalui
aktifitas ekonomi saja, namun lebih dari itu kegiatan investasi dalam
konsep Islam juga didorong oleh adanya faktor-faktor tertentu yang
mendominasi.
9
1. Menjaga agama (hifdzu al-diin).
2. Menjaga nyawa (hifdzu al-nafs).
3. Menjaga pikiran/akal (hifdzu al-‘aql).
4. Menjaga keturunan/generasi (hifdzu al-nasl).
5. Menjaga harta benda (hifdzu al-mal).
maisir, gharar, riba dan dhalim), selain yang terpenting juga tetap meniatkan
dari sebagian keuntungan akan dikeluarkan zakat dan infaknya sebagai
bagian dari investasi di akhirat.
10
merealisasikan tujuan permodalan yang seharusnya berkembang, sekaligus
merealisasikan tujuan sosialnya”
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal-hal pokok yang terdapat dalam mudharabah, yaitu ada pemilik
dana (Bank), ada orang yang memiliki kemampuan untuk menjalankan
usaha/bisnis yang membutuhkan dana. Dengan kerja sama atau kesepakatan
untuk mencari keuntungan, keuntungan yang diperoleh kemudian dibagi para
pihak sesuai perjanjian, pemilik dana (bank) menanggung kerugian yang
tidak disebabkan oleh pengelola, asalkan dana pokok tidak berkurang.
Mudharabah tidak dilarang dalam Syariah, hal tersebut sesuai dengan hadits
Nabi SAW.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, Apabila masih terdapat
beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai
penulis mohon maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan hasil yang
kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat
menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.
11
DAFTAR PUSTAKA
12