Dosen Pembimbing:
Hery abdul Muhyi M.pd.
Di Susun Oleh:
Kelompok 3
Mamad
Ikmal Ramadhan
Kelas : ES ABCD2022
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip
prinsip syariah, setiap transaksi perdagangan surat berharga dipasar modal
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat islam.Obligasi syariah merupakan
salah satu jenis surat berharga dalam PasarModal. Mengenai obligasi syariah atau
sukuk, baik itu tentang pengertian, landasanhukum, prinsip-prinsip obligasi
syariah, dan lain sebagainya, disini penulis akanmembahasnya satu persatu dalam
bentuk makalah.Makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kamimembutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pengertian Obligasi Syariah...............................................................................3
B. Landasan Sukuk..................................................................................................3
C. Prosedur Melakukan Investasi Obligasi..............................................................4
D. Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk...................................................5
BAB III..............................................................................................................................6
PENUTUP.....................................................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................6
DAFTAR FUSTAKA.........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian obligasi syariah (Sukuk)?
2. Pengertian obligasi syariah menurut para ahli?
3. Apa saja Landasan sukuk?
4. Bagaimana prosedur melaksanakan investasi obligasi syariah?
5. Siapa pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Landasan Sukuk
1. Al-Qur’an
Adapun dalil yang berkenaan dengan kebolehan Sukuk (obligasi syariah ”
Artinya : “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka
berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya. (Q.S. al-Baqarah [2]: 27)
2. Al-Hadits
3
Hadits Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf al-Muzani, Nabi SAW
bersabda:
َالُّص ْل ُح َج اِئٌز َب ْي َن اْلُمْس ِلِميَن ِإَّال ُص ْل ًح ا َح َّر َم َح َالًال َأْو َأَح َّل َح َر اًما َو اْلُمْس ِلُموَن َع َلى ُشُروِط ِه ْم ِإَّال َش ْر ًط ا َح َّر َم َح َالًال َأْو َأَح َّل َح َر اًما
Artinya:
"Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin
terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram."
3. Kaidah fiqih
َاَألْص ُل ِفى اْلُمَع اَم َالِت ْاِإلَباَح ُة ِإَّال َأْن َي ُد َّل َد ِلْيٌل َع َلى َت ْح ِر ْيِمَها
Artinya:
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
4. Majma’ Fiqih
Bebrapa majma’ fiqih (Dewan Fiqih) Internasional yang diakui
eksistensimya telah membahas dan menetapkan haramnya mengeluarkan obligasi
berbunga atau bermuamalah dalam obligasi tersebut dengan cara apapun.
Fatwa Dewan Syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang
Sukuk (Obligasi syari`ah) adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikelurkan emitten kepada pemegang obligasi syariah,
tersebut berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada
saat jatuh tempo.”
Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah
sebelumnya yang menggunakan istilah bond, dimana istilah bond mempunyai
makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic maka kontradiktif maknanya
karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang (loan)
adalah interest (bunga), sedangkan dalan Islam interest tersebut termasuk riba
yang diharamkan. Untuk itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah
Sukuk sebagaimana disebutkan dalam peraturanm di Bapepam LK.
4
sendiri, potensi resiko yang terkandung, maupun potensi keuntungannya. Hal ini
dapat diperoleh dengan mempelajarinya secara mandiri, bertanya kepada bagian
riset perusahaan sekuritas, di mana investor membuka rekening atau melalui
internet.
3. Melakukan analisis
Analisis yang dilakukan, agar keputusan yang diambil sesuai dengan apa
yang diinginkan, yaiitu kestabilan pendapatan. Aspek-aspek yang dibutuhkan
seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan, dan peringkat. Latar belakang serta
profil penerbit juga menjadi pertimbangan sndiri. Dengan informasi yang lengkap,
diharapkan keputusan yang diambil tidak menimbulkan kerugian yang cukup
besar. Dianjurkan untuk membandingkan antara obligasi sejenis.
4. Memberikan amanat beli
Setelah melalui analisis, investor memperoleh jenis oligasi yang ingin
dibeli. Tahap selanjutnya yaitu memberikan amanat pembelian kepada trender
atau broker obligasi yang telahkita pilih. Pihak trender akan melakukan pembelian
obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
5. Menyiapkan dana
Membeli obligasi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Satuan pembelian
obligasi biasanya bernilai Rp 1 miliar, sehingga sulit bagi investor individu untuk
dapat ikut berinvestasi dalam obligasi.
6. Menyelesaikan pembayaran obligasi
Pembayaran dana membelian obligasi dilakukan melalui transver ke
rekening perusahaan sekuritas tersebut. Setelah pembayaran selesai, maka
investor sebagai pembeli tinggal menunggu proses settlement atau transaksi
tersebut. Obligasi yang telah dibeli akan tercantum didalam rekening perusahaan
sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
Pemindatanganan hak atas obligasi akan sangat mudah dilakukan secara
elektronik, karena saat ini fiik obligasi tidak lagi brupa sertifikat, namun sudah
scriptless (tahap warkat). Administrasi pembukuan akan dilakukan oleh bank
custodian perusahaan sekuritas. Untuk hal ini, temtunya bank bersangkutan akan
memungut biaya tertentu.
5
Adalah badan hokum yang didirikan khusus untuk penerbitan sukuk
sertifikat dengan fungsi:
a. Sebagai penerbit sukuk
b. Menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi pengalihan asset
c. Bertindak sebagai wali amanah untuk mewakili kepentingan investor.
3. Investor
Adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin, dan nilai
nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip-prinsip yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada
saat jatuh tempo.
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah meliputi
mudharabah, musyarakah, salam, istisna, dan ijarah. Pendapatan (hasil) yang
diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang digunakan. Pemindahan
kepemilikan obligasi syariah juga mengikti akad-akad yang digunakan.
Obligasi syariah (Sukuk) berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, kaidah fiqih dan
Majma’ Fiqih.
Prosedur melakukan investasi obligasi meliputi Membuka rekening,
memahami produk obligasi, melakukan analisis, memberikan amanat beli,
menyiapkan dana dan menyelesaikan pembayaran obligasi.
Pihak yang terlibat dalam sukuk adalah obligor, SPV (Special Purpose
Vehisle), dan Investor
Perbrdaan Obligasi syariah (Sukuk) dan obligasi konvensional adalah
penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu kami minta kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
7
8
DAFTAR FUSTAKA
1. https://www.scribd.com/documenthttps://kumparan.
2. https://www.com/berita-bisnis/pengertian-obligasi-menurut-para-ahli-
1vuHHZGvNhn. Pasar Modal Syariah dan Praktek Pasar Modal syariah.
3. PustakaSetia, Bandung, 2013 Nurul Huda dan Mohamad Heykal.
4. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis Dan Praktis.
5. PT Fajar Interpratama Mandiri. Jakarta, 2013.
6. Nurul huda dan Mustafa Edwin nasution, Current Issues Lembaga
KeuanganSyariah, Kencana, Jakarta, 2009
https://www.mozaikislam.com/206/perbedaan-obligasi-syariah-dan-
obligasi-konvensional.htm. (diunduh pada 16 Desember 2018, 21.30)
www.kompasiana.com. (diunduh pada 16 Desember 2018,