Anda di halaman 1dari 23

OBLIGASI DAN SUKUK

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Pasar Modal Syariah

Oleh:
1. Windy Kartika Sari (2020510115)
2. Elda Aizzatur Rohmah (2020510117)
3. Izka Wahdatussyifa` (2020510118)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Obligasi dan Sukuk” dengan lancar dan tepat waktu. Tidak lupa sholawat serta
salam kami limpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Pembuatan makalah ini merupakan salah satu bentuk tugas mata kuliah Pasar
Modal Syariah di bawah bimbingan Ibu Venomena Candrakuncaraningsih, M.E.

Jika ada kesalahan dalam makalah kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya karena sumber yang kami dapat sangatlah minim. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini bukanlah sebuah proses akhir dari segalanya melainkan
langkah awal yang masih memerlukan banyak koreksi. Oleh karena itu, kritik dan
saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini memberikan banyak manfaat bagi pembacanya.

Kudus, 26 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi Obligasi dan Sukuk...................................................................................3
B. Perbedaan Obligasi dan Sukuk...............................................................................5
C. Fatwa DSN Sukuk..................................................................................................7
D. Macam – Macam Sukuk.........................................................................................9
E. Akad Sukuk Dan Mekanismenya.........................................................................10
BAB III...........................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
Kesimpulan..................................................................................................................18
Saran............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui saat ini pasar modal merupakan salah satu sarana yang
popular untuk berinvestasi. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar
untuk berbagai instrument keuangan atau surat berharga jangka panjang
yang dapat diperjual belikan. Ditinjau dari perspektif syariah pasar modal
adalah sarana untuk melaksanakan muamalah. Transaksi di pasar modal
tidak dilarang atau diperkenankan berdasarkan hukum syariah sepanjang
tidak terdapat transaksi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep
syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan
transaksi sesuai dengan basis syariah. Berbagai macam bentuk investasi
pada pasar modal syariah telah berkembang pesat berupa berbagai
macam sekuritas syariah, seperti obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah,
saham Syariah, dsb. Salah satu bentuk sekuritas syariah yang telah
memperoleh pengakuan dari Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah
obligasi syariah (sukuk). Sukuk adalah salah satu instrument keuangan
syariah yang merupakan bentuk pendanaan sekaligus investasi. Makalah ini akan
mengkaji lebih jauh tentang obligasi syariah (sukuk) beserta akad yang
digunakan, Fatwa DSN yang mengaturnya, dan mekanismenya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka berikut ini rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini :

1. Bagaimana Definisi Terkait Sukuk Dan Obligasi ?


2. Bagaimana Perbedaan Dari Sukuk Dan Obligasi?
3. Bagaimana Fatwa DSN Tentang Sukuk?

1
4. Apa Saja Macam – Macam Sukuk ?
5. Apa Akad Dalam Sukuk Dan Mekanismenya ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka berikut ini tujuan dari makalah
ini :

1. Untuk Mengetahui Definisi Terkait Sukuk Dan Obligasi.


2. Untuk Mengetahui Perbedaan Dari Sukuk Dan Obligasi.
3. Untuk Mengetahui Fatwa DSN Tentang Sukuk.
4. Untuk Mengetahui Macam – Macam Dari Sukuk.
5. Untuk Mengetahui Akad Yang Digunakan Serta Mekanismenya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Obligasi dan Sukuk


Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi
modal atau pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang menerima atau
diberi dana tersebut (emiten). Obligasi merupakan suatu surat berharga yang
dijual kepada publik, dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang
menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu,
nama penerbit, dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-
undang yang disahkan oleh lembaga terkait. Obligasi diterbitkan oleh pihak-pihak
yang memiliki legalitas dari segi hukum, karena ini menyangkut dengan
pertanggung jawaban di kemudian hari seperti persoalan ketidakmampuan
menyelesaikannya dan sebagainya.
Sukuk berasal dari bahasa arab sukūk merupakan jamak dari kata sakk kata
tersebut dapat ditelusuri dengan mudah pada literatur islam komersial klasik, dan
menurut sejarah, secara umum biasa digunakan untuk perdagangan internasional
diwilayah muslim pada abad pertengahan. Sukuk digunakan para pedagang pada
masa itu sebagai dokumen yang menunjukkan kewajiban finansial yang timbul
dati usaha perdagangan dan aktivitas komersial lainnya. 1
Secara “terminologi”, sukuk merupakan surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi
syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi ketika
jatuh tempo.

1
Khaerul Umam, Pasar Modal Syariah Dan Praktik Pasar Modal Syariah (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2013). Hal 173
3
Berdasarkan The Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial
Institutions (AAOIFI) No. 17 tentang Investment Sukuk (Sukuk Investasi). Sukuk
merupakan sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak
dibagikan atas suatu asset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas
proyek atau kegiatan investasi tertentu.2

1. Karakteristik Sukuk
 Merupakan bukti kepemilikan suatu asset berwujud atau hak manfaat
 Pedapatan berupa imbalan (kupon), margin, bagi hasil, sesuai jenis akad yang
digunakan
 Terbebas dari unsur riba, gharar, maysir
 Penerbitannya melalui special purpose vehicle
 Memerlukan underlying asset
 Menggunakan proceeds harus sesuai prinsip Syariah

2. Tujuan Penerbitan Sukuk


 Memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara.
 Mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di
Indonesia.
 Menciptakan benchmark instrumen keuangan syariah baik di pasar keuangan
syariah domestik maupun internasional.
 Memperluas dan mendiversifikasi basis investor.
 Mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara (BMN).
 Mengembangkan alternative instrument investasi
 Memanfaatkan dana-dana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem perbankan
konvensional.

2
Muhammad Iqbal Fasa, “SUKUK : TEORI DAN IMPLEMENTASI,” Li Falah: Jurnal Studi Ekonomi
dan Bisnis Islam 1, no. 1 (June 1, 2016): 80, https://doi.org/10.31332/lifalah.v1i1.476.
4
3. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk3
 Obligor, yaitu pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran pokok serta imbal
hasil sukuk yang diterbitkan;
 Special Purpose Vehicle (SPV), yaitu badan hukum yang didirikan khusus untuk
menerbitkan sukuk;
 Investor, yaitu pihak pemegang sukuk yang memiliki hak kepentingan atas
Underlying Asset melalui SPV;
 Sharia Advisor, yaitu sebagai pihak yang memberikan fatwa-fatwa atau
pernyataan kesesuaian dengan prinsip-prinsip syariah atas sukuk yang diterbitkan
 Wali amanat, yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang sukuk sesuai
dengan yang diperjanjikan.

B. Perbedaan Obligasi dan Sukuk


Berikut ini adalah perbedaan obligasi dan Sukuk atau obligasi secara Syariah : 4

Variable Obligasi syariah Obligasi


pembeda konvensional
mudharabah ijarah

Akad Mudharabah Ijarah (sewa Tidak ada


(transaksi) (bagi hasil) menyewa)

Jenis transaksi Uncertainty Certainty -


contract contract

Sifat instrumen Sertifikat Sertifikat Imstrumen


kepemilikan kepemilikan pengakuan
penyertaan atas penyertaan atas utang
suatu aset suatu aset

Penerbit Pemerintah, Pemerintah, Pemeritah,

3
Husnul Khatimah, “SUKUK DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN,”
Optimal : Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan 11, no. 1 (2017): 88–90.
4
Umam, Pasar Modal Syariah Dan Praktik Pasar Modal Syariah.
5
korporasi korporasi korporasi

pihak yang Obligor, SPV, Obligor, SPV, Obligor/


terkait investor, Trustee investor, Trustee issuer,
investor

Harga 100% 100% 100%


penawaran

Kupon/ Pendapatan /bagi Imbalan/fee Bunga/riba


penghasilan hasil

Pembayaran Bullet/amortisasi Bullet/amortisasi Bullet/


pokok amortisasi

Jangka waktu Pendek-menegah Pendek-menegah Menengah-


panjang

pengembalian Indikatif Ditentukan Float/tetap


berdasarkan sebelumnya
pendapatan/
income

Underlying perlu perlu Tidak perlu


Asset objek
perjanjian

Jenis investor Syariah/ Syariah/ konvensional


konvensional konvensional

Akibat halal halal haram

Hukum Maslahat dunia Maslahat dunia mudharat


dan akhirat dan akhirat

Harga Harga pasar Harga pasar Harga pasar

6
Penggunaan Harus sesuai Harus sesuai bebas
hasil penerbitan syariah syariah

Namun dalam kebutuhan APBN banyak yang bersumber dari Surat


Berharga Negara (SBN). Di bawah ini adalah tabel perbedaan antara
sukuk, SUN dan obligasi konvensional: 5

Aspek Sukuk Negara/SBSN Surat Utang Obligasi


Negara

Prinsip Dasar Surat berharga Surat Surat


berdasarkan prinsip berharga pengakuan
syariah, sebagai bukti yang hutang
kepemilikan/penyertaan merupakan menggunakan
terhadap aset sukuk surat bunga
pengakuan
utang tanpa
syarat dari
penerbit

Penggunaan Sumber pembiayaan Sumber Tidak ada


Dana APBN, termasuk pembiayaan
pembiayaan pemerintah APBN

Dasar Undang Undang Undang Peraturan


Hukum Nomor Undang Pemerintah RI
19 Tahun 2008 tentang Nomor Nomor 6

5
Umam.
7
Surat Berharga Syariah 24 tahun Tahun 1963
Negara 2001 tentang
SUN

C. Fatwa DSN Sukuk


Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:
32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Sukuk atau obligasi syariah
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang sukuk yang mewajibkan emiten membayar
pendapatan kepada pemegang sukuk berupa bagi hasil atau fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.6

Menurut Fatwa DSN-MUI No: 137/DSN-MUI/IX/2020 tentang Sukuk, bahwa


dalam rangka memenuhi kegiatan ekonomi yang membutuhkan pendanaan
dengan jumlah besar dan adanya kebutuhan pemodal untuk turut serta dalam
kegiatan investasi maka industri dan produk pasar modal syariah di Indonesia
berkembang dengan pesat, termasuk produk berbasis sukuk. 7

Sedangkan dalam penerbitannya, Sukuk harus mendapatkan fatwa dan/atau


Pernyataan Kesesuaian Syariah (Opini Syariah) dari MUI atau lembaga lain yang
ditunjuk oleh Pemerintah. Hal ini sudah sesuai dengan amanat dari UU SBSN dan
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 125/PMK.08/2018 tentang
Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Ritel di Pasar Perdana
Domestik. Beberapa fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) antara lain:

 Fatwa No.69/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN


 Fatwa No.70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN
 Fatwa No. 10/DSN-MUI/IV/2000 tentang Wakalah
6
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah,
Cet. 1 (Rawamangun, Jakarta: Sinar Grafika, 2011).
7
Dewan Penyunting, “DOI: 10.21154/muslimheritage. v6i1.2767 Nur kolis, IAIN Ponorogo
Lukman Hakim, IAIN Ponorogo Wahid Hariyanto, IAIN Ponorogo Anis Afifah, IAIN Ponorogo,” n.d.
8
 Fatwa No. 85/DSN-MUI/XII/2012 tentang Janji (Wa’d) dalam Transaksi
Keuangan dan Bisnis Syariah
 Fatwa No.76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased
 Fatwa No.112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah

Itulah beberapa dasar hukum berinvestasi Sukuk yang perlu diketahui.

D. Macam – Macam Sukuk


Berdasarkan kontrak asset finansial di pasar sekunder, Tariq menggolongkan
sukuk dalam dua kategori yaitu sukuk yang dapat diperdagangkan dan sukuk yang
tidak
dapat diperdagangkan. Beberapa sukuk yang dapat diperdagangkan di antaranya:8

 Sukuk Mudhârabah

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudhârabah di mana


satu pihak menyediakan modal (Rab al-Mâl) dan pihak lain mempunyai keahlian
(mudhârib), keuntungan dari kerjasama tersebut dibagi berdasarkan prosentase
bagi hasil yang telah disepakati pada awal transaksi, dan kerugian yang timbul
ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal.

 Sukuk Musyârakah

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah di mana dua
pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek
baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha.
Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan
jumlah partisipasi modal masing-masing.

 Sukuk Ijârah

Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah dimana satu pihak
bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak manfaat
atas suatu asset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan periode sewa yang
disepakati, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan asset itu sendiri.
8
Fasa, “SUKUK.”
9
Sedangkan sukuk yang tidak dapat diperdagangkan menurut beberapa pendapat
adalah sebagai berikut :

 Sukuk Istishna dan atau Murâbahah

Kepemilikan utang yang semakin meningkat yang diperoleh dari jenis


pembiayaan istishna dan atau murâbahah. Sebagai contoh, pembangunan jalan
yang
menghabiskan dana sebesar US$110 juta harus kembali tanpa adanya prinsip
differensiasi dan diskon (coupon). Dana sejumlah ini dapat dibuat menjadi
sertifikat utang yang tidak dapat diperdagangkan yang mirip dengan zero-coupon
bonds dalam beberapa fiturnya. Sebagaimana disebutkan bahwa Islam melarang
perdagangan utang, maka sertifikat ini tidak dapat diperdagangkan

 Sukuk Salam

Dalam bentuk ini, dana dibayarkan di muka dan komoditi menjadi utang. Dana
juga dapat dalam bentuk sertifikat yang merepresentasikan utang. Sertifikat ini
juga tidak dapat diperdagangkan

E. Akad Sukuk Dan Mekanismenya


Mengacu pada standar syariah The Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions (AAOIFI) terdapat beberapa jenis akad yang dapat
digunakan dalam penerbitan sukuk, yaitu antara lain : Ijarah, Murabahah Salam,
Istishna’, Musyarakah, Mudharabah, Wakalah, Muzara’ah, Musaqah.
Penjelasannya sebagai berikut : 9

1. Sukuk Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang atas jasa. Sukuk ijarah diterbitkan
berdasarkan akad ijarah, diklasifikasikan menjadi sukuk kepemilikan asset
berwujud yang disewakan, sukuk kepemilikan manfaat, sukuk kepemilikan jasa.
Sukuk kepemilikan asset berwujud yang disewakan, diterbitkan oleh pemilik asset
9
Rudi Bambang Trisilo, “PENERAPAN AKAD PADA OBLIGASI SYARIAH DAN SUKUK NEGARA
(SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA / SBSN)” 4, no. 1 (2014).
10
yang disewakan atau yang akan disewakan dengan tujuan untuk menjual asset
demi memperoleh dana, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik asset.
Sedangkan tujuan penerbitan sukuk kepemilikan manfaat, yaitu menyewakan
asset / manfaat asset demi uang sewa, pemegang sukuk menjadi pemilik manfaat
dari asset. Penerbitan sukuk kepemilikan jasa bertujuan menyediakan jasa melalui
penyedia jasa dan mendapatkan fee, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik
jasa10

Skema pelaksanaan sukuk ijarah Milkiyah al-A’yan al-Mu’jarah adalah


sebagai berikut : (1) perusahaan (originator) memerlukan dana tunai, kemudian
membuat kontrak sukuk ijarah dengan SPV; (2) kemudian wali amanat sebagai
mediator antara originator dengan investor yang disebut Special Purpose Vihicle
disingkat SPV menyerahkan sukuk ijarah kepada investor, investor membayar
tunai; (3) selanjutnya SPV membeli property (tanah dan bangunan) milik

perusahaan untuk disewakan kembali kepada perusahaan selama 5 tahun; (4)


selama masa sewa perusahaan membayar uang sewa kepada investor melalui SPV
setiap enam bulan sekali; (5) pada saat jatuh tempo perusahaan membeli kembali
property (aset ijarah) dari SPV; (6) akhirnya SPV menyerahkan hasil penjualan
property (aset ijarah) kepada investor.

2. Sukuk Murabahah
10
Direktorat Pembiayaan Syariah, “Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) Instrumen
Keuangan Berbasis Syariah,” Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2010.
11
AAOIFI mendefinisikan sukuk Murabahah sebagai surat berharga bernilai
sama yang diterbitkan untuk membiayai pembelian komoditi murabahah, sedang
komoditi tersebut menjadi milik bagi pemegang sukuk. Sukuk murabahah
melambangkan kepemilikan terhadap utang. Sukuk murabahah termasuk non-
tradable sukuk, dan hanya diperjualbelikan di pasar primer, karena sertifikat
sukuk murabahah melambangkan hutang. Syariat Islam melarang perdagangan
hutang karena dapat menjurus pada riba.

Skema pelaksanaan sukuk Murabahah adalah sebagai berikut : (1)


perusahaan (originator) membutuhkan sebagian dana yaitu sebesar 50 USD untuk
membeli alat penyulingan minyak bumi, melakukan kontrak murabahah dengan
wali amanat atau SPV, (2) kemudian SPV menerbitkan dan menjual sukuk
murabahah kepada investor. Investor membayar tunai sebesar USD 50.
Perusahaan dapat memberikan margin keuntungan sebesar USD 20 kepada
investor, sehingga harga jual alat yang harus dibayar oleh perusahaan adalah USD
70 . Originator juga boleh ikut membeli sukuk sebagai investor. Investor sebagai
pemegang sukuk menjadi pemilik alat penyulingan minyak bumi. Dalam hal ini
sukuk

melambangkan hutang perusahaan (originator) yang harus dibayar secara cicilan;


(3) selama jangka waktu 5 tahun perusahaan (originator) membayar sebesar 70
USD secara cicilan kepada investor sesuai porsi kontribusinya melalui SPV.
Skema sukuk murabahah adalah sebagai berikut :

12
3. Sukuk Salam

Sukuk salam adalah kontrak jual beli suatu barang yang jumlah dan kriterianya
telah ditentukan secara jelas, dengan pembayaran dilakukan dimuka sedangkan

barangnya diserahkan kemudian pada waktu yang disepakati bersama. Definisi


sukuk salam secara sederhana adalah menjual sesuatu yang ditangguhkan dengan
sesuatu yang tunai, atau uang diserahkan secara tunai tapi barang akan diterima
kemudian hari. Akad salam sudah dijalankan sejak jaman Nabi Muhammad SAW.
Skema pelaksanaan sukuk salam adalah sebagai berikut : (1) Perusahaan
(originator) memerlukan dana 100 miliar rupiah membuat nota kesepahaman
dengan SPV untuk menjual komoditi, (2) kemudian SPV menerbitkan sukuk
salam dengan pecahan 1 juta rupiah, dan menjual kepada investor individual dan
institusinal, investor membayar tunai. (3) perusahaan menerima dana salam, (4)
pada saat jatuh tempo (satu tahun) perusahaan menyerahkan komoditi. Skema
struktur sukuk salam adalah sebagai berikut :

13
4. Sukuk Istishna’
Sukuk istishna adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan
dana untuk memproduksi suatu barang, sehingga pemegang sukuk menjadi
pemilik barang . Sukuk Istishna hampir sama dengan sukuk salam hanya saja
berbeda dari segi pembayaran prinsipal, yaitu pada akad salam uang tidak boleh
diakhirkan sedangkan pada istishna dibolehkan (deferred price) . Skema
pelaksanaan sukuk istishna dengan basis Ijarah Muntahiyah Bittamlik adalah
sebagai berikut : (1) kontrak sukuk istishna berbasis ijarah antara investor dengan
SPV, investor menyerahkan dana dan menerima sukuk dari SPV, (2) SPV
memesan barang atau aset dan membayar kepada kontraktor , setelah proyek
selesai diserahkan kepada SPV, (3) perusahaan menyewa proyek tersebut dengan
akad Ijarah Muntahiya Bittamlik atau sewa diakhiri dengan kepemilikan kepada
SPV , (4) perusahaan membayar sewa berikut angsuran pokok kepada investor
melalui SPV.

5. Sukuk Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainya, untuk
tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang
telah disetujui, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai
dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. Sukuk musyarakah adalah

14
sukuk yang diterbitkan dengan tujuan memperoleh dan untuk menjalankan proyek
baru, mengembangkan proyek yang sudah berjalan, atau untuk membiayai
kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang
sukuk menjadi pemilik proyek atau asset kegiatan usaha tersebut, sesuai dengan
kontribusi dana yang diberikan.Sukuk musyarakah dapat dikelola dengan akad
musyarakah (partisipasi), mudharabah atau agen investasi (wakalah).

Skema pelaksanaan sukuk musyarakah adalah sebagai berikut : (1) perusahaan


membuat kontrak atau akad sukuk musyarakah dengan SPV; (2) SPV menerbitkan
sukuk kemudian menjual kepada investor, investor membayar tunai, (3)
perusahaan dan SPV berkerjasama dalam proyek , SPV mewakili investor
melakukan pengawasan dan pengelolaan proyek, (4) perusahaan menyerahkan
bagi hasil dan modal pokok secara berangsur (musyarakah mutanaqisah atau
diminishing musharakah or participation) kepada investor melalui SPV, (5) pada
akhir masa kontrak, perusahaan mengembalikan modal investor dengan cara
membeli sesuai harga pasar sesungguhnya atau nilai aset riil atau dilelang kepada
umum.

15
6.
6.
6.
6.
Sukuk Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu
pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan
keahlian. Keuntungan dari hasil kerjasama tersebut dibagi berdasarkan nisbah
yang telah disetujui, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung
sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh
kelalaian tenaga dan keahlian. Sukuk mudharabah adalah sukuk yang
merepresentasikan suatu proyek atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan
akad mudharabah, dengan menunjuk salah satu partner atau pihak lain sebagai
mudharib (pengelola usaha).

Skema pelaksanaan sukuk mudharabah adalah sebagai berikut : (1) Originator


membuat kontrak sukuk mudharabah dengan SPV, (2) lalu SPV menerbitkan –
menawarkan - menyerahkan sertifikat kepada investor, (3) kemudian originator
mengerjakan obyek usaha atau proyek dengan pengawasan SPV sebagai wakil
investor, (4) setelah itu originator menyerahkan bagi hasil kepada investor melalui
SPV, (5) pada akhir masa kontrak originator mengembalikan modal investor
dengan cara membeli sesuai harga pasar wajar atau sesuai nilai asset riil atau
dilelang kepada umum.

16
7. Sukuk Wakalah

Wakalah adalah akad pelimpahan kuasa oleh satu pihak kepada pihak lain
dalam hal tertentu. Sukuk wakalah adalah sukuk yang merepresentasikan proyek
atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad wakalah, dengan menunjuk
agen (wakil) tertentu untuk mengelola usaha atas nama pemegang sukuk. Sukuk
al-wakalah bi al-Istitsmar (certificates of investment agencies) kadangkala disebut
sukuk istitsmar, sukuk hybrid atau sukuk kombinasi karena dalam sukuk ini dapat
dilaksanakan banyak akad.Wakil investor menginvestasikan dana yang dititipkan
investor pada berbagai macam investasi, namun juga bisa hanya satu jenis
investasi saja.

8. Sukuk Muzaraah

Muzara’ah adalah akad kerjasama di bidang pertanian, dimana pemilik lahan


memberi hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (petani). Keuntungan yang
diperoleh dari hasil lahan dibagi bersama sesuai kesepakatan. Sukuk muzara’ah
adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan mendapatkan dana untuk membiayai
kegiatan pertanian berdasarkan akad muzara’ah sehingga pemegang sukuk berhak
atas bagian dari hasil panen sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian.

9. Sukuk Musaqah

Musaqah adalah kerjasama di bidang irigasi tanaman pertanian, di mana


pemilik lahan memberikan hak pengelolaan lahan kepada pihak lain (penggarap)
untuk melakukan penyiraman (irigasi) dan pemeliharaan tanaman. Keuntungan
yang diperoleh dari hasil pertanian dibagi bersama sesuai kesepakatan. Sukuk
musaqah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan menggunakan dana hasil
17
penerbitan sukuk untuk melakukan kegiatan irigasi atas tanaman berbuah,
membayar biaya operasional dan perawatan tanaman berdasarkan akad musaqah,
dengan demikian pemegang sukuk berhak atas bagian hasil panen sesuai
kesepakatan

10. Sukuk Hybrid / Multi Akad

Suatu sukuk dapat diterbitkan dengan menggunakan kombinasi dari dua atau
lebih akad. Misalnya penerbitan sukuk istishna’-ijarah yang menggunakan
kombinasi akad istishna’ dalam rangka membangun suatu proyek / bangunan,
untuk kemudian disewakan dengan menggunakan akad ijarah

18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara

pemberi modal atau pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang

menerima atau diberi dana tersebut (emiten). Sukuk berasal dari bahasa arab

sukūk merupakan jamak dari kata sakk kata tersebut dapat ditelusuri dengan

mudah pada literatur islam komersial klasik, dan menurut sejarah, secara

umum biasa digunakan untuk perdagangan internasional diwilayah muslim

pada abad pertengahan.

Mengacu pada standar syariah The Accounting and Auditing Organization

for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) terdapat beberapa jenis akad yang

dapat digunakan dalam penerbitan sukuk, yaitu antara lain : Ijarah,

Murabahah, Salam, Istishna’, Musyarakah, Mudharabah, Wakalah,

Muzara’ah, Musaqah.

Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca untuk
mengetahui betapa pentingnya Sukuk dan Obligasi dalam Pasar Modal
Syariah. Penulis sadar makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
dapat menyusun makalah dengan baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembiayaan Syariah. “Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)


Instrumen Keuangan Berbasis Syariah.” Departemen Keuangan Republik
Indonesia, 2010.

Fasa, Muhammad Iqbal. “SUKUK : TEORI DAN IMPLEMENTASI.” Li Falah:


Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam 1, no. 1 (June 1, 2016): 80.
https://doi.org/10.31332/lifalah.v1i1.476.

Khatimah, Husnul. “SUKUK DAN KONTRIBUSINYA DALAM


PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN.” Optimal : Jurnal Ekonomi Dan
Kewirausahaan 11, no. 1 (2017): 88–90.

Penyunting, Dewan. “DOI: 10.21154/muslimheritage. v6i1.2767 Nur kolis, IAIN


Ponorogo Lukman Hakim, IAIN Ponorogo Wahid Hariyanto, IAIN
Ponorogo Anis Afifah, IAIN Ponorogo,” n.d.

Sutedi, Adrian. Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan


Prinsip Syariah. Cet. 1. Rawamangun, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Trisilo, Rudi Bambang. “PENERAPAN AKAD PADA OBLIGASI SYARIAH


DAN SUKUK NEGARA (SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA /
SBSN)” 4, no. 1 (2014).

Umam, Khaerul. Pasar Modal Syariah Dan Praktik Pasar Modal Syariah.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2013.

20

Anda mungkin juga menyukai