Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SUKUK DAN PENILAIAN SUKUK


Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Investasi dan Pasar Modal Syariah

Dosen Pengampu :
Septiana Na’afi, M.S.I.

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Ninik Faiqotul Jannah (2105026050)


Clarista Maria Ulfa (2105026069)
Tasya Kurnia Yulia P (2105026076)
Ulfa Nadhifatul Rohmah (2105026078)

PRODI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang secara konsisten telah memberikan
karunia berupa keimanan dan kesehatan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Sukuk dan Penilaian Sukuk.” Tidak lupa shalawat dan salam kita haturkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang syafaatnya akan kita nantikan dikemudian hari.
Kami merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan makalah tentang “Sukuk dan
Penilaian Sukuk” yang merupakan tugas dari mata kuliah Investasi dan Pasar Modal Syariah
kami susun dengan sebaik-baiknya dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada Allah SWT tentunya yang telah memberi kami kesempatan untuk
menyelesaikannya dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
Kami memahami pentingnya sumber dan referensi yang telah membantu dalam
memberikan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk makalah ini. Kami juga
memahami bahwa masih banyak kekurangan yang tercatat dalam makalah ini. Sehingga kami
mengantisipasi analisis dan ide yang berguna untuk perbaikan makalah ini. Kami mohon maaf
jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, dan kekurangan tersebut tentunya ada pada diri kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 05 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 1

A. Sukuk dan Obligasi ......................................................... Error! Bookmark not defined.

B. Akad dan Jenis Sukuk........................................................................................................ 4

C. Keunggulan dan Kelemahan Investasi Sukuk ................................................................... 8

D. Struktur Sukuk................................................................................................................... 9

F. Penilaian Sukuk ...............................................................................................................11


BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 3

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13

B. Saran ............................................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui saat ini pasar modal merupakan salah satu sarana yang
popular untk berinvestasi. Pasar modal pada dasarnya merupakan pasar untuk
berbagai instrumen keuangan atau surat berharga jangka panjang yang dapat
diperjualbelikan. Ditinjau dari perspektif syariah pasar modal adalah sarana untuk
melaksanakan muamalah. Transaksi di pasar modal tidak dilarang/diperkenankan
berdasarkan hukum syariah sepanjang tidak terdapat transaksi yang bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah.
Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang dijalankan dengan konsep
syariah, dimana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai
dengan basis syariah. Berbagai macam bentuk investasi pada pasar modal syariah
telah berkembang pesat berupa berbagai macam sekuritas syariah, seperti obligasi
syariah (sukuk), reksadana syariah, saham syariah, dsb. Salah satu bentuk sekuritas
syariah yang telah memperoleh pengakuan dari Dewan Syariah Nasional (DSN)
adalah obligasi syariah (sukuk). Sukuk adalah salah satu instrumen keuangan syariah
yang merupakan bentuk pendanaan sekaligus investasi. Dalam makalah ini akan
mengkaji lebih mengenai obligasi syaroah (sukuk) dan obligasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sukuk dan obligasi ?
2. Apa saja akad yang digunakan dalam sukuk
3. Apa saja jenis-jenis sukuk ?
4. Apa saja kelemahan dan keunggulan investasi sukuk ?
5. Bagaimana struktur dalam sukuk ?
6. Bagaimana penilaian dalam sukuk ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian sukuk dan obligasi
2. Untuk mengetahui akad yang digunakan dalam sukuk
3. Untuk mengetahui jenis-jenis sukuk
4. Untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan investasi sukuk

1
5. Untuk mengetahui struktur sukuk
6. Untuk mengetahui penilaian sukuk

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sukuk dan Obligasi


1. Sukuk
Secara sederhana, sukuk adalah surat berharga syariah. Dalam pengertian
lain, sukuk adalah efek syariah yang menjadi salah satu instrument investasi.
Dikutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sukuk adalah efek atau surat
berharga syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas aset yang
mendasarinya (underlying asset). Contoh aset yang dijadikan sebagai obyek atas
penerbitan sukuk misalnya tanah, bangunan, proyek bangunan, atau jasa, dan hak
manfaat atas aset. Dengan catatan, aset yang menjadi dasar sukuk adalah tidak
bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
Sukuk adalah surat berharga yang sering disebut dengan surat utang syariah
atau obligasi syariah. Meski begitu, sukuk tidak sama dengan surat utang seperti
obligasi. Sukuk adalah surat pernyataan kepemilikan pada manfaat suatu aset.
Dikutip dari laman resmi Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN
MUI), sukuk wajib dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur
maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai
syariah oleh MUI. Sukuk adalah efek syariah yang biasanya diterbitkan oleh
pemerintah untuk membantu membiayai pembangunan Negara. Namun, sukuk
adalah surat berharga yang juga bisa diterbitkan oleh perusahaan BUMN atau
swasta. Dengan menerbitkan sukuk, pemerintah atau perusahaan dapat mengimpun
dana dari masyarakat. Nantinya dana yang terhimpun digunakan untuk sebuah
proyek atau pembangunan yang tidak bertentangan dengan nilai syariah.
Pemerintah atau perusahaan dalam hal ini sebagai emiten harus membayar
pendapatan kepada pihak pemilik obligasi syariah dengan sistem bagi hasil. Ketika
jatuh tempo, emiten juga wajib membayar kembali dana sukuknya.
2. Obligasi
nis Obligasi adalah berisi janji dari pihak yang menerbitkan efek untuk
membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu. Kemudian
melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak
pembeli obligasi tersebut. Sementara obligasi negara ada dua kategori. Pertama
3
obligasi konvensional, kedua obligasi syariah. Sukuk adalah obligasi syariah,
sedangkan obligasi konvensional antara lain ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan
SBR (Saving Bond Ritel).
B. Akad dan Jenis Sukuk
Akad adalah suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih
berdasarkan keridaan masing-masing pihak yang melakukan akad dan memiliki akibat
hukum baru bagi mereka yang berakad. Penetapan akad dalam keuangan syariah sangat
penting, khususnya dalam penerbitan sukuk di Pasar Modal karena pelaksanaannya harus
sesuai dengan prinsip Syariah. Oleh sebab itu, konsep akad dalam perspektif fikih dan
bagaimana implementasi penggunaan akad dalam menerbitkan sukuk harus jelas terutama
berkaitan dengan pemidahan kepemilikan antara penerbit sukuk dengan investor apakah
terjadi pemindahan kepemilikan aset, kepemilikan hutang atau kepemilikan manfaat atas
suatu barang. Namun tidak semua akad syariah dapat diterapkan pada pasar modal syariah
karena produk yang ditawarkan lebih sedikit, berbeda penerapan pada perbankan syariah
dengan produk yang lebih banyak dan bervariasi jenisnya.
1. Jenis-jenis Sukuk
Ditinjau dari Jenis Akad
a. Sukuk Ijarah
Ijarah adalah perjanjian pengalihan hak untuk menggunakan barang atau jasa,
tanpa adanya pengalihan kepemilikan atas barang atau jasa itu sendiri.
b. Sukuk Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih yaitu satu pihak
sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian.
Keuntungan dari hasil kerjasama tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah
disetujui, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak
penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan
keahlian. Sukuk mudharabah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek
atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad mudharabah, dengan menunjuk
salah satu patner atau pihak lain sebagai mudharib (pengelola usaha) dalam
melakukan pengelolaan usaha tersebut. Dalam hal ini, penerbit sukuk adalah pihak
Mudharib dan pembeli sukuk adalah pemilik modal (Shohibul Maal), dan
penerbitan sukuk adalah modal mudharabah, sehingga pemegang sukuk menjadi

4
pemilik harta/asset mudharabah dan berhak mendapat bagian dari keuntungan dan
dapat menderita kerugian.

c. Sukuk Istishna’
Istishna’ adalah perjanjian jual beli harta berupa obyek pembiayaan antara para
pihak yang spesifikasinya, cara, jangka waktu dan harga aset ditentukan berdasarkan
kesepakatan para pihak. Sukuk istishna’ adalah sukuk yang diterbitkan untuk
menghimpun dana untuk produksi suatu barang sehingga barang yang dihasilkan
menjadi milik pemegang sukuk.

d. Kafalah
Kafalah merupakan S. Dapat juga diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab
seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai
penjamin.1

e. Sukuk Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
meenggabungkan modal baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainya, untuk
tujuan memperoleh keuntungan yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang
selah disetujui. Sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai
dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. Sukuk musyarakah adalah
sukuk yang diterbitkan dengan tujuan memperoleh dana untuk menjalankan
proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah berjalan atau untuk membiayai
kegiatan bisnis yang dilakukan berdasarkan akad musyarakah, sehingga pemegang
sukuk menjadi pemilik proyek atau aset kegiatan usaha tersebut sesuai dengan
kontribusi dana yang diberikan. Sukuk musyarakah tersebut dapat dikelola dengan
akad musyarakah (partisipasi) mudharabah atau agen investasi (wakalah).2

f. Sukuk Wakalah
Wakalah adalah akad pendelegasian kekuasaan dari suatu pihak kepada pihak
lain dalam hal tertentu. Sukuk Wakalah adalah sukuk yang mewakili suatu proyek
atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad wakalah dengan menunjuk
agen khusus (perwakilan) untuk mengelola usaha atas nama pemegang sukuk.

1
Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah.
2
Nurul huda, Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta, Perdana Media Group : 2008), Hal. 143.

5
Sukuk ini merupakan proyek atau kegiatan yang dikelola berdasarkan perjanjian
wakalah dengan menunjuk agen/perwakilan untuk pengelola kegiatan atas nama
pemegang saham.

g. Sukuk Salam
Salam adalah kontrak untuk pembelian dan penjualan suatu barang yang
kuantitas dan kriterianya telah ditentukan dengan jelas ketika membayar dimuka
dan barang tersebut dikirim kemudian, pada tanggal yang disepakati bersama.
Sukuk salam adalah sukuk yang diterbitkan untuk mengumpulkan dana modal
berdasarkan akad salam sehingga barang yang akan dikirimkan berdasarkan akad
salam menjadi milik pemegang sukuk.

h. Sukuk Murabahah
Murabahah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih, yaitu pihak
sebagai pemberi modal dan pihak lain yang menyediakan tenaga dan keahlian.
Keuntungan dari hasil kerjasama dibagi atas dasar nisbah yang telah disepakati,
sedangkan kerugian yang timbul sepenuhnya ditanggung oleh pemberi modal,
kecuali kerugian tersebut disebabkan oleh kelalaian tenaga dan keahlian. Sukuk
murabahah lebih memungkinkan digunakan untuk hal yang berhubungan dengan
pembelian barang untuk sektor publik, misalnya pemerintah membutuhkan
barang-barang dengan harga tinggi maka dimungkinkan membelinya dengan cara
kredit dengan membayar angsuran. Sukuk ini diartikan sebagai sukuk bernilai
sama, yang diterbitkan dalam rangka membiayai pembeli barang/komuditas
melalui akad murabahah, sehingga pemegang sukuk menjadi pemilik
barang/komuditas murabahah.

i. Sukuk Muzara’ah
Muzara’ah adalah perjanjian kerjasama di bidang pertanian dimana pemilik
tanah mengalihkan hak pengelolaan tanah kepada pihak lain (petani). Keuntungan
yang diperoleh dari dana hasil dibagikan secara wajar sesuai kontrak diawal.
Sukuk Muzara’ah adalah sukuk yang diterbitkan untuk menghimpun dana guna
mendanai kegiatan pertanian berdasarkan akad muzara’ah, sehingga pemegang
sukuk berhak untuk ikut serta dalam panen sesuai dengan ketentuan akad.

Ditinjau dari Pihak Penerbit


a. Sukuk Korporasi

6
Sukuk korporasi adalah surat hutang syariah yang diterbitkan oleh perusahaan
atau emiten untuk keperluan membiayai kebutuhan dana perusahaan atau proyek-
proyek perusahaan.

b. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)


Sukuk negara adalah sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah Republik
Indonesia. Sukuk negara mempunyai landasan hukum Undang-undang No. 19
tahun 2008 tentang SBSN. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) adalah surat
berharga negara yang diterbitkan berdasarkan ketentuan syariah sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap aset SBSN baik dalam mata uang rupiah maupun
valuta asing.

Ditinjau dari Pembagian atau Pendapatan Hasil

Berdasarkan pembagian atau pendapatan hasil, sukuk diklasifikasikan kedalam tiga


jenis, yaitu:
a. Sukuk Margin
Sukuk margin yaitu sukuk yang pembayaran pendapatanya bersumber dari
margin keuntungan akad jual beli, sukuk ini terdiri dari sukuk murabahah, sukuk
salam dan sukuk istishna’.

b. Sukuk Fee
Sukuk fee yaitu sukuk yang pembayaran pendapatanya bersifat tetap karena
bersumber dari pendapatan tetap dari sewa atau fee yaitu sukuk ijarah.

c. Sukuk Bagi Hasil


Sukuk bagi hasil yaitu sukuk pembayaran pendapatanya berdasarkan bagi hasil
dan hasil yang diperoleh dalam menjalankan usaha yang dibiayai yaitu sukuk
mudharabah dan sukuk musyarakah.

Ditinjau dari Basis Asset


Berdasarkan basis aset, sukuk diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu:
a. Sukuk Aset
Sukuk aset adalah pembiayaan yang berbasis pada aset termasuk
didalamnya sukuk salam seperti dalam pembiayaan produksi pertanian,
sukuk istishna’ seperti proyek kontruksi gedung dan perumahan atau
instruktur lainya, sukuk murabahah seperti pembiayaan usaha perdagangan,
pembiayaan bahan baku produksi dan sukuk ijarah.

7
b. Sukuk Penyertaan atau Sukuk Equity
Sukuk penyertaan atau sukuk equity adalah pembiayaan yang berbasis pada
penyertaan modal. Sukuk yang termasuk dalam sukuk equity adalah sukuk
mudharabah atau yang lebih dikenal pembiayaan bisnis (business financing) atau
sukuk musyarakah atau yang dikenal kerjasama kemitraan (joint venture). Selain
jenis-jenis sukuk diatas ada juga multi sukuk atau sukuk campuran (hybrid sukuk)
yaitu investasi atau pembiayaan yang dilakukan dengan multiple akad sukuk atau
dibiayai dengan gabungan beberapa akad sukuk.3
C. Kelemahan dan Kelebihan Investasi Sukuk
1. Keungulan Sukuk:
a. Memiliki Jaminan dari Negara
Pembayaran kupon atau imbal hasil dan nilai nominal dijamin oleh
Negara. Hal ini membuat instrumen investasi ini hampir tidak
mempunyai risiko gagal bayar.
b. Kupon Lebih Tinggi dari Deposito
Saat produk ini terbit, kupon Sukuk Tabungan lebih tinggi daripada
rata-rata tingkat bunga deposito bank Badan Usaha Milik Negara.
Setiap bulan, investor akan memperoleh kupon atau imbalan.
c. Ada Fitur Early Redemption
Seorang investor dapat mencairkan aset investasi sebelum jatuh tempo
(early redemption). Pencairan dana ini tidak membebani biaya
tambahan (redemption cost).
d. Dukung Pembangunan Negara
Dengan adanya penawaran surat berharga negara, investor memiliki
kesempatan untuk ikut serta dalam mendukung pembangunan negara.
e. Investasi dengan Prinsip Syariah
Dengan adanya produk ini, pemerintah memberikan akses kepada
investor Indonesia untuk berpartisipasi dalam aktivitas pasar keuangan
tanpa menentang prinsip-prinsip syariah. Instrumen investasi ini
menjadi pilihan tepat bagi investor muslim yang ingin berinvestasi
secara syariah.

3
Nazarudin Wahid, Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi pada Perbankan Syari’ah, (Yogjakarta, ar-Ruzz
Media: 2010), Hal. 144.

8
2. Kelemahan Sukuk
a. Risiko Gagal Bayar
Default risk atau risiko gagal bayar adalah situasi saat investor tidak
dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit di
waktu produk investasi jatuh tempo imbalan atau kupon dan nilai
nominal. Namun, risiko ini sangat kecil. Bahkan, investor hampir tidak
memiliki risiko gagal bayar karena negara telah menjamin pemberian
kupon
b. Risiko Likuiditas
Sukuk Tabungan merupakan produk yang tidak dapat diperdagangkan
atau dialihkan. Hal ini menyebabkan risiko likuiditas sehingga investor
kesulitan dalam menjual Sukuk Tabungan sebelum jatuh tempo.
Namun, investor dapat mencairkan produk ini sebelum jatuh tempo
maksimal 50% dari total pembelian produk.
c. Risiko Kupon (Imbal Hasil)
Investor harus menghadapi risiko berkurangnya imbalan atau kupon
yang diterima karena adanya perubahan tingkat imbalan acuan.
Kupon/imbalan produk ini bersifat mengambang. Jika tingkat imbalan
acuran turun, maka tingkat imbal hasil jenis SBN ini mengalami
penurunan sampai dengan batas tingkat imbalan minimal (floor). Setiap
3 bulan, ada penyesuaian imbalan sampai dengan jatuh tempo.4
D. Struktur Sukuk
Struktur sukuk adalah prosedur yang disesuaikan dengan akad dalam penerbitan sukuk.
Di Indonesia Sebagian besar penerbitan sukuk menggunakan akad mudharabah dan akad
ijarah. Struktur sukuk yang digunakan untuk akad mudharabah adalah bagi hasil dengan
return yang bersifat floating karena disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh.
Sedangkan, untuk akad ijarah yaitu margin/fee dengan pendapatan tetap atau fixed return.5
Struktur sukuk yang ada di Indonesia ada 2 jenis, yaitu sukuk ijarah dan sukuk
mudharabah. Berikut penjelasan masing-masing struktur sukuk.

4
Hani Nastiti, 3 Maret 2023, Mengenal Investasi Sukuk Tabungan, Keuntungan, dan Risikonya. Tanamduit.com:
https://www.tanamduit.com/belajar/surat-berharga-negara/mengenal-investasi-sukuk-tabungan-
keuntungan-dan-risikonya, diakses pada 6 Mei 2023.
5
Salsabilah, dkk. Pengaruh Struktur Sukuk dan Status Jaminan Sukuk terhadap Rating Sukuk di Bursa Efek
Indonesia, Akrual: Jurnal Bisnis dan Akuntansi Kontemporer, Vol. 14, No. 2, hlm. 119.

9
1. Struktur Sukuk Ijarah
Struktur sukuk ijarah diterbitkan beradasarkan akad sewa-menyewa atau ijarah. Imbal
hasil sukuk ijarah berupa ujrah (pendapatan sewa) yang nilainya tetap. Berikut adalah
jenis sukuk berdasarkan konsep ijarah:
a. Kepemilikan sukuk dalam aset sewa. Hal ini adalah sertifikat yang dikeluarkan
baik pemilik aset yang disewakan atau aset yang akan disewa melalui perjanjian
atau melalui agen keuangan, dengan tujuan menutupi nilai asset melalui langganan.
Pemegang sertifikat menjadi pemilik aset dengan keuntungan dan risiko.
b. Kepemilikan sukuk dari hasil aset. Sertifikat ini bermacam-macam, seperti:
 Kepemilikan sukuk dari aset yang ada. Ini adalah dokumen degan nilai yang
sama yang dikeluarkan oleh pemilik aset yang ada atau penengah keuangan
atau pemilik.
 Sertifikat kepemilikan hasil yang dibuat tersedia di masa mendatang
sebagaimana dijelaskan. Langganan adalah pembeli hasil dan memiliki risiko
dan hadiah. Aturan perdagangan dalam sub-leasing dari hasil menjadi sama
seperti diatas.
 Sertifikat kepemilikan jasa pemsok tertentu.
 Sertifikat kepemilikan jasa yang dibuat tersedia dimasa mendatang seperti
penjelasan. Hal ini adalah dokumen dengan nilai sama yang dikeluarkan untuk
penyediaan atau penjualan jasa melalui pemasok yang tidak ada penjelasan
dengan penjelasan subjek masalah dan memperoleh nilai dalam bentuk
pendapatan langganan dalam hal pemegang sertifikat menjadi pemilik jasa.

2. Struktur Sukuk Mudharabah


Struktur sukuk mudharabah diterbitkan berdasarkan akad mudharabahantara
mudharib atau penerbit sukuk dengan calon investor sukuk yang memiliki dana.
Imbal hasil sukuk mudharabah berupa margin bagi hasil (nisbah keuntungan) yang
telah ditentukan di awal. Pemegang sertifikat sukuk mudharabah memiliki aset
mudharabah dan disetujui atas pembagian laba terkait pemilik modal dan mereka
juga menanggung kerugian. Berikut adalah keunggulan sukuk mudharabah:
 Mudharabah sukuk mewakili kepemilikan umum dan pemegang sukuk ini
memiliki kewenangan untuk membagi proyek tertentu terhadap mudharabah
sukuk yang telah diterbitkan.

10
 Kontrak sukuk mudharabah didasarkan nota resmi, yang harus menyediakan
semua informasi yang dibutuhkan oleh Islam untuk kontrak qiradh, seperti asal
usul modal, rasio pembagian laba dan kondisi lain yang sesuai dengan syariah.
 Pemegang sukuk mudharabah diberikan hak untuk mengalihkan kepemilikan
melalui penjualan sukuk di pasar saham. Nilai pasar sukuk mudharabah
bervariasi sesuai status bisnis dan terantisipasi atau laba yang diharapkan dari
proyek tertentu.
 Manajer SPV yang menerima dana yang dikumpulkan dari pembeli (investor)
ke sukuk mudharabah dapat juga menginvestasikan dananya sendiri.6
E. Penilaian Sukuk
Dalam investasi obligasi syariah (sukuk) dikenal dengan istilah Yield To Maturity
(YTM). Secara sederhana, YTM adalah tingkat keuntungan tahunan yang diperoleh
investor obligasi syariah (sukuk) dari kupon yang dibagikan ditambahkan dengan
selisih harga apabila memegang obligasi tersebut hingga jatuh tempo. Imbal hasil
sampai jatuh tempo (Yield To Marturity atau YTM) obligasi syariah (sukuk) adalah
pengembalian total (total return), ditambah keuntungan modal (capital gain) yang
diperoleh dari obligasi yang dimiliki sampai jatuh tempo.7 YTM mencerminkan
pengembalian yang diterima investor jika obligasi syariah (sukuk) dibeli dan ditahan
sampai penerbit obligasi syariah (sukuk) melunasi utangnya. YTM disajikan dalam
bentuk persentase. Nilai YTM dapat diperkirakan dengan menggunakan tabel hasil
(yield) obligasi syariah (sukuk) atau kolkulator YTM di Internet8. Atau bisa dengan
menggunakan rumus berikut :

Keterangan:
YTM : Yield to Maturity
C : Return

6
Sri Kasnelly, Sukuk Dalam Perkembangan Keuangan Syariah Di Indonesia, AKTUALITA Jurnal Penelitian
Sosial dan Keagamaan, Vol. 11, 2021, hlm. 6-7.
7
Sapto Rahardjo, Panduan Investasi Reksadana (Jakarta : PT Elex Media Komtindo, 2004), hlm. 50
8
Dunyati Ilmiah, perbandingan Yield To Marturity dan Rating pada sukuk ijarah dan sukuk modharabah, jurnal
: Baabu al-Ilmi

11
F : Face Value (Nilai Nominal Obligasi)
P : Price (Harga yang dibayarkan untuk membeli obligasi)
n : Tenor

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sukuk merupakan sertifikat bernilai sama yang mewakili bagian tak terpisahkan
dalam kepemilikan suatu asset berwujud, manfaat atau jasa, atau kepemilikan dari asset
suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang terjadi setelah adanya penerimaan
dana sukuk, penentuan pemesanan, dan dana yang diterima dimanfaatkan sesuai dengan
tujuan penerbitan sukuk.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Sukuk adalah
sertifikat yang merupakan bukti kepemilikan atas aset berwujud, manfaat atau jasa atau
kepemilikan aset suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang terjadi setelah
penerimaan dana sukuk, penutupan pemesanan dan dana yang diterima dimanf aatkan
sesuai tujuan penerbitan sukuk. Jenis-jenis sukuk antara lain: Sukuk ijarah, Sukuk
mudharabah. Sukuk musyarakah, Sukuk salam, Sukuk istisna. Dalm terdapat beberapa
kelemahan dan keunggulan dari sukuk ini dan juga struktur serta penilaian dari sukuk.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah.


Huda, N. (2008), Investasi pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta, Perdana Media Group ), Hal.
143.
Nastiti, H, 3 Maret 2023, Mengenal Investasi Sukuk Tabungan, Keuntungan, dan Risikonya.
Tanamduit.com: https://www.tanamduit.com/belajar/surat-berharga-
negara/mengenalinvestasi-sukuk-tabungan-keuntungan-dan-risikonya, diakses pada 6
Mei 2023.
Ilmiah, D, perbandingan Yield To Marturity dan Rating pada sukuk ijarah dan sukuk
modharabah, jurnal : Baabu al-Ilmi
Rahardjo, S, 2004), Panduan Investasi Reksadana (Jakarta : PT Elex Media Komtindo), hlm.
50.
Kasnelly, S. (2021). Sukuk Dalam Perkembangan Keuangan Syariah Di Indonesia.
AKTUALITA: Jurnal Penelitian Sosial dan Keagamaan, Vol. 14. , 6-7.

Salsabilah, d. (n.d.). Pengaruh Struktur Sukuk dan Status Jaminan Sukuk Terhadap Rating
Sukuk di Buursa Efek Indonesia. Akrual: Jurnal bisnis dan Akuntansi Kontemporer,
Vol. 14, No. 2., 119.

Wahid, N, (2010), Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi pada Perbankan Syari’ah,
(Yogjakarta, ar-Ruzz Media), Hal. 144.

14

Anda mungkin juga menyukai