Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN INVESTASI PADA REKSADANA SYARIAH

MAKALAH

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi Syariah”

DOSEN PENGAMPU:

DAFIAR SYARIF, M.E

OLEH:

LOVI RESTIANI

2010402036

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Investasi Syariah dengan
judul “Manajemen Investasi Pada Reksadana Syariah” ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, Terima kasih.

Sungai Penuh, 17 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II: PEMBAHASAN............................................................................... 3

A. Reksadana Syariah ............................................................................... 3


B. Prinsip Reksadana Syariah ................................................................... 4
C. Keuntungan dan Kerugian Reksadana Syariah .................................... 5
D. Pilihan Reksadana Syariah di Indonesia .............................................. 8
E. Hambatan dan Solusi Reksadana Syariah ............................................ 10

BAB III: PENUTUP....................................................................................... 13

A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Investasi merupakan salah satu kegiatan ekonomi, berinvestasi
sebenarnya adalah sebuah kegiatan menaruh sejumlah uang untuk
memperoleh keuntungan di masa depan. Aktivitas ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu investasi rill dan investasi
keuangan. Investasi rill dapat direpresentasikan dalam investasi pemeblian
rumah, tanah, dll. Sedangkan investasi keuangan dapat diwujudkan dalam
investasi di sektor deposito, obligasi, tabungan,saham, reksadana, dll.
Salah satu alternativ investasi yang sedang berkembang saat ini
adalah reksadana dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi diantaranya
karena kemudahan bagi investor yang tidak mempunyai banyak waktu dan
pengalaman mengelola investasi mereka, selain itu reksadana juga
menyajikan investasinya dalam bentuk portofolio dengan dengan
instrument yang dibentuk oleh manajer investasi. Dalam UUPM No.8
Tahun 1995 reksadana adalah forum yang digunakan untuk menghimpun
dana dari masyaraat untuk meningkatkan investasi dalam portofolio saham
oleh manajer investasi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi syariah,
reksadana syariah juga berkembang di Indonesia. Meskipun istilah ini
tidak sepopuler bank islam, namun jenis investasi ini cukup berkembang
dengan baik. Ada berbagai aspek yang perlu dipahami secara
komprehensif di reksadana syariah agar keberadaannya memiliki manfaat
ekonomi serta status kehalalannya di kalangan konsumen umat islam. Oleh
karena itu, menarik untuk dijadikan topik sebagai bahan pembahasan
tentang investasi melalui reksa dana berlabel syariah di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian reksadana syariah?
b. Bagaimana prinsip reksadana syariah?
c. Apa saja keuntungan dan kerugian reksadana syariah?

1
d. Apa saja pilihan reksadana syariah di Indonesia?
e. Apa hambatan dan solusi reksadana syariah?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian reksadana syariah.
b. Untuk mengetahui bagaimana prinsip reksadana syariah.
c. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian reksadana
syariah.
d. Untuk mengetahui apa saja pilihan reksadana syariah di Indonesia.
e. Untuk mengetahui hambatan dan solusi dalam reksadana syariah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reksadana Syariah
Investasi merupakan salah satu kegiatan ekonomi, berinvestasi
sebenarnya adalah sebuah kegiatan menaruh sejumlah uang untuk
memperoleh keuntungan di masa depan. Aktivitas ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu investasi rill dan investasi
keuangan. Investasi rill dapat direpresentasikan dalam investasi pemeblian
rumah, tanah, dll. Sedangkan investasi keuangan dapat diwujudkan dalam
investasi di sektor deposito, obligasi, tabungan,saham, reksadana, dll
(Ariswanto, 2020).
Reksadana merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari pemodal untuk kemudian di investasikan oleh manajer investasi
kedalam portofolio efek yang kemudian akan diinvestasikan baik berupa
saham, obligasi, atau pasar uang lainnya (Aziz, 2010)
Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi syariah,
reksadana syariah juga berkembang di Indonesia. Meskipun istilah ini
tidak sepopuler bank islam, namun jenis investasi ini cukup berkembang
dengan baik.
Sebenarnya pengertian reksadana syariah secara umum tidak
memiliki arti yang berbeda dengan reksadana pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada operasionalnya, dimana reksadana syariah
lebih menggunakan prinsip-prinsip syariah atau hukum islam. Prinsip pada
reksadana syariah digunakan dalam bentuk akad antara pemilik modal (rab
al-mal) dengan manajer investasi, pelaksanaan dan pemilihan investasi
serta penentuan dan pembagian hasil dari investasi tersebut.
Menurut Fatwa DSN MUI No.20/DSN-MUI/IX/2000 menjelaskan
bahwa reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah islam, baik Dalam bentuk akad antara
pemodal sebagian milik harta dengan manajer investasi.

3
Jadi, reksadana syariah pada umumnya adalah islamisasi dari
reksadana konvensional. Reksadana syariah adalah sarana yang digunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan
ke dalam beberapa porttofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi.
Portofolio efek tersebut dapat berupa gabungan pemilikan lebih dari satu
saham, sukuk, obligasi, atau instrument pasar uang lainnya (Ariswanto,
2020).
B. Prinsip Reksadana Syariah
Yang menjadi perbedaan antara reksadana konvensional dengan
rekdadana syariah berada pada tahap penyeleksian asset yang membentuk
portofolio efek itu sendiri. Di dalam reksadana konvensional dalam
mengatur portofolio investasi hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan
resiko. Sedangkan pada reksadana syariah selain dari tingkat keuntungan
dan resikonya reksadana syariah juga mempertimbangkan kehalalan dari
suatu produk keuangan dari pasar uang itu sendiri (Aziz, 2010).
Reksadana syariah yang dikelola umumnya menggunakan prinsip
mudharabah, yang mana manajer investasi dan Bank Kustodian sebagai
pengelola (mudharib) dan investor sebagai pemilik dana (shahibul maal).
Berdasarkan prinsip syariah proses penyaringan asset dalam portofolio
reksadana syariah dilakukan dengan ketat, contohnya dalam memilih asset/
saham perusahaan harus terhindar dari aktivitas yang dilarang atau haram
seperti riba, judi, gharar, produksi makanan/minuman haram (Rahayu et
al., 2019).
Apabila reksadana syariah membeli saham, jadi saham yang dibeli
harus saham dari perusahaan yang telah dinyatakan sesuai dengan syariah.
Salah satu syaratnya adalah saham perusahaan yang terdaftar dalam
Jakarta Islamic Index (JII). Obligasi yang boleh dibeli juga hanya obligasi
syariah saja. Begitu pula dengan deposito, hanya deposito yang diterbitkan
oleh bank syariah. Selain itu, reksadana syariah juga melakukan adanya
proses cleansing atau membersihkan pendapatan yang diperoleh dengan
cara membayar zakat.

4
Di Indonesia sudah ada perusahaan manajer investasi yang
menawarkan reksadana berbasis syariah.

REKSADANA SYARIAH

Prinsip Syariah

Penempatan Investasi perusahaan sesuai dengan


prinsip syariah (deposito bank syariah, saham
yang terdaftar pada JII, dan obloigasi syariah).

Proses pembersihan harta

Selain itu, pengelolaan dana dari reksadana ini tidak


memperbolehkan penggunaan strategi investasi yang mengarah ke
spekulasi. Kemudian, hasil dari keuntungan investasi ini dibagi antara
investor dan manajer invesatasi sesuai dengan besaran modal yang
dimiliki. Reksadana syariah ini dapat digunakan sebagai alternative
investasi yang baik untuk menggantikan produk dari perbankan yang
memberikan keuntungan yang relatif kecil.
C. Keuntungan dan Kerugian Reksadana
(Aziz, 2010) Pada dasarnya setiap orang yang berinvestasi di pasar
modal selalu berharap mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi.
Dengan adanya reksadana dalam pasar modal ada beberapa keuntungan
yang dapat diberikan kepada investor diantaranya yaitu:
1. Diversifikasi Investasi dan Penyebaran Resiko
Dana yang cukup besar dikelola oleh reksadana sehingga memberikan
peluang bagi pengelola modal untuk mendiversifikaso investasinya ke
berbagai jenis pasar uang atau jenis investasi lainnya. Jadi, incaran

5
investasinya tidak bergantung pada satu atau beberapa instrument saja,
sehingga hal itu merupakan sekaligus dari upaya penyebaran resiko.
2. Biaya Rendah
Reksadana dikelola secara professional, oleh karena itu pengelolaan
dana dapat dikelola secara efisien. Biaya yang dikeluarkan juga relatif
kecil jika dibandingkan apabila seorang investor mengelola sendiri
dananya, contohnya dalam transaksi akan relative besar, dan untuk
mendapatkan informasi juga akan menggunakan biaya yang besar pula.
3. Harga
Harga di bursa efek tidak terlalu berpengaruh pada harga saham atas
unit penyertaan reksadana. Apabila harga saham pada bursa efek
mengalami penurunan secara umum, maka manajer investasi dapat
bealih ke investasi lain, contohnya pasar uang. Oleh sebab itu, secara
fleksibel manajemen investasi bisa mengalihkan dananya pada sektor
yang lebih menguntungkan.
4. Dapat Dimonitor Secara Rutin
Pemegang saham dan atas unit penyertaan reksadana bisa memonitor
bagaimana pertumbuhan harga saham secara berkala. Karena setiap
harinya reksadana akan mengumumkan NAB (Nilai Aktiva Bersih)
melalui surat kabar. Nilai NAB per saham dan atas unis penyertaan
dihitung dengan total NAB dibagi dengan jumlah saham dan atas unit
penyertaan yang beredar.
5. Pengelolaan Portofolio Yang Profesional
Kemampuan investor kecil untuk mendapatkan informasi pasar dan
menganalisis saham dengan benar masih sangat terbatas. Belum lagi
sentiment pasar yang kerap mempengaruhi naik turunnya harga-harga
sekuritas yang menjadi dasar penerbitan reksadana tanpa dasar yang
jelas. Manajer investasi yang mengelola portofolio RD memiliki akses
ke informasi pasar dari berbagai sumber untuk membuat keputusan
yang lebih tepat.

6
Selain keuntungan yang diberikan kepada investor pada investasi
reksadana, terdapat juga beberapa resiko yang mungkin terjadi dalam
melakukan investasi, diantaranya yaitu:
a. Resiko menurunnya Nilai Aktiva Bersih
Resiko ini disebabkan oleh turunnya harga dari saham, obligasi,
atau surat berharga lainnya yang masuk kedalam portofolio
reksadana tersebut.
b. Resiko Liquiditas
Resiko ini terjadi apabila pemegang unit penyertaan pada salah
satu manajer investasi tertentu melakukan penarikan dana dalam
jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama, dan resiko yang
disebabkan karena menurunnya kinerja pasar ketika harga
instrument investasi mengalami penurunan (Maulana & Ardiansari,
2018). Resiko liquiditas juga muncul akibat manajer investasi tidak
mampu menyiapkan uang tunai untuk menyelesaikan pelunasan
unit penyertaan oleh pemegang sahamnya (Sujatmiko, 2019).
c. Resiko Pasar
Resiko pasar terjadi ketika menurunnya kinerja pasar saham atau
pasar obligasi secara drastis maka instrument investasi juga
mengalami penurunan. Secara tidak langsung resiko pasar
mengakibatkan NAB yang ada pada unit penyertaan reksadana
akan mengalami penurunan.
d. Resiko Wanprestasi
Resiko ini adalah resiko yang terburuk dimana resiko ini muncul
apabila perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan
reksadana tidak mampu membayar ganti atas kekayaan reksadana
yang hilang, atau penggantinya kurang dari nilai yang tercantum
dalam kontrak perlindungan asuransi. seperti wanprestasi dari
pihak yang terlibat dengan reksadana, bank kustodian, yang bisa
menyebabkan penurunan NAB reksadana. Oleh karena itu perlunya
antisipasi resiko karena akan membantu investor untuk

7
mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Maka dari itu peran
manajer investasi diperlukan untuk membimbing para investor
karena manajer investasi bertanggung jawab atas resiko ini.
e. Resiko Default
Resiko default dapat terjadi jika manajer investasi embeli obligasi
yang emitennya mengalami keuslitan keuangan sehingga tidak
mampu untuk membayar pokok atau bunga dari obligasi tersebut.
Untuk meminimalisir resiko ini, manajer investasi perlu melakukan
seleksi peringkat obligasi yang layak untuk dijadikan investasi
reksadana.
D. Pilihan Reksadana Syari’ah di Indonesia
Reksadana saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat hal
ini diketahui dari grafik perkembangan reksadana syariah yang diperoleh
dari data OJK.

Berdasarkan data tersebut beberapa reksadana sudah ditawarkan


kepada masyarakat pada kategori reksadana pendapatan tetap dan
reksadana campuran.
(Rahayu et al., 2019)Reksadana pendapatan tetap yaitu reksadana
yang paling sedikit 80% dari NAB yang melakukan investasi dalam
bentuk efek yang pendapatannya tetap secara syariah. Reksadana ini
memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana
pasar uang seperti:

8
1. Reksadana Obligasi Syariah
2. Reksadana Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
3. Reksadana Certificate of Deposit Mudharabah

Sertifikat investasi mudharabah antar bank serta efek-efek sejenis yang


termasuk reksadana syariah yaitu:

1. BNI Dana Syariah


2. Dompet Dhuafa-BTS Syariah
3. Big Dana Syariah, dan
4. I-Hajj Syariah Fund

Sedangkan reksadana campuran adalah reksadana yang sebagian besar


portofolio efeknya ditempatkan pada efek yang bersifat ekuitas dimana
efek syariah pendapatan tetap atau instrumenpasar uang dalam negeri yang
masing-masing tidak melebihi 79% dari NAB, dan dalam portofolio
tersebut wajib terdapat efek syariah bersifat efek syariah pendapatan tetap
dan ekuitas yang memberikan keuntungan yang relative lebih tinggi. Yang
termasuk kedalam reksadana ini yaitu:

1. Reksadana PNM Syariah


2. Danareksa Syariah Berimbang
3. Batasa Syariah
4. BNI Dana Plus Syariah
5. AAA Syariah Fund
6. BSM Investa Berimbang

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh investor pada reksadana


syariah, diantaranya yaitu investasi sesuai dengan jangkauan, bukan objek
pajak, perkembangannya dapat dipantau secara mudah, hasil yang relative
lebih tinggi jika dibandingkan dengan deposito, yang terpenting juga
reksadana ini akan diaaudit dan diawasi oleh DPS (Dewan Pengawas
Syariah) secara rutin.

9
Untuk menaruh pilihan, pemodal perlu hati-hati. Meninjau produk
sebelum membeli, jangan sampai membeli tanpa membaca prospeknya
terlebih dahulu. Sebagai produk investasi reksadana syariah bukan berarti
tidak terdapat kerugian. Investasi syariah juga mengandung resiko
kerugian didalamnya. Oleh karena itu perlu untuk dipertimbangkan
kapasitas dan kemampuan manajer investasi untuk mengelola dana, hal
tersebut dapat dilihat dari kinerjanya yang berjalan dengan baik selama ini.
Biaya yang dibebankan juga perlu diperhatikan seperti biaya pembelian
dan biaya penjualan kembali, imbalan atas jasa manajer investasi dan
imbalan jasa kustodian.

E. Perbandingan Reksadana Syariah Malaysia dan Indonesia Serta


Hambatan dan Solusi
kinerja saham syari’ah di Malaysia dipengaruhi oleh variabel makro
ekonomi yaitu inflasi, nilai tukar dan tingkat bunga aktiva bebas risiko
(rate of risk free of assets). Sedangkan di Indonesia baik dari variabel
inflasi, nilai tukar, rate of risk free of assets, dan composite index tidak
berpengaruh terhadap kinerja saham. Informasi tersebut menunjukkan
perbedaan mendasar antara iklim ekonomi di Indonesia dan Malaysia.
Perbedaan faktor ekonomi makro dan fundamental pasar modal syari’ah
inilah yang diduga lebih berpengaruh terhadap kinerja saham syari’ah di
Malaysia. Sehingga kinerja saham syari’ah di Malaysia dapat lebih baik
dibandingkan dengan kinerja saham syari’ah di Indonesia (Mifrahi, 2013).

(Yudiani & Manggala, 2021) dalam perkembangan reksadana syariah


yang pesat bukan berarti tidak ada hambatan. Hambatan tersebut membuat
perkembangan resadana syariah ini menjadi tidak optimal. Hambatan
reksadana syariah ini dipengaruhi oleh beberapa hal terutama karena
kurangnya pemahaman masyarakat tentang investasi syariah. Dimana
masyarakat beranggapan bahwa investasi dengan reksadana syariah hanya
untuk masyarakat muslim (Kandarisa, 2014). Selain itu reksadana syariah
juga hanya dianggap untuk masyarakat tertentu saja dan masyarakat yang

10
tidak berkecimpung pada investasi syariah mereka umumnya tidak
mengetahui apa itu reksadana syariah. Hal tersebut menyebabkan dana
yang ditanam pada reksadana syariah ini tidak berjalan dengan optimal
dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya yang menjadi
hambatan yaitu dimana masyarakat lebih memilih berinvestasi pada
reksadana konvensional karena karena reksadana konvensional sudah lebih
lama dikenal oleh masyarakat oleh karena itu keuntungan yang diberikan
lebih besar. Jika dibandingkan dengan reksadana syariah karena kredit
yang tinggi dan tingkat return yang tidak terlalu besar maka dari itu
banyak masyarakat yang memilih untuk menginvestasikan dananya pada
reksadana konvensional.

Dengan adanya persoalan tersebut perlu adanya optimalisasi reksadana


syariah supaya reksadana syariah memiliki perkembangan yang sebandig
atau lebih tinnggi dibandingkan dengan reksadana konvensional.
Optimalisasi ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan edukasi atau
sosialisasi mengenai reksadana syariah iitu sendiri. Karena dengan adanya
sosialisasi ini diharapkan akan meningkatkan minat terhaddap masyarakat
untuk berinvestasi pada reksadana syariah, menghilangkan keraguan dari
ke syariahan reksadana syariah ittu sendiri, dan mengurangi resiko akibat
kerugian atas berinvestasi pada reksadana syariah. Kemudian perlu adanya
penguatan regulasi, dimana penguatan regulasi ini bertujuan agar
memberikan kepastian dan perlindungan hukum kepada investor.

Selain itu, Salah satu hal yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan
mengikutkan pertimbangan karakteristik kuantitatif dalam menentukan
saham mana yang sesuai atau tidak sesuai tergolong indeks syari’ah.
Selain itu, kerjasama internasional dalam mensosialisasikan saham
syari’ah seperti yang dilakukan Bursa Malaysia terhadap FTSE London
sepertinya patut dijadikan pertimbangan.

11
Selain itu, peran pemerintah, BAPEPAM, pengusaha, praktisi, dan
ulama juga berperan penting untuk meningkatkan regulasi reksadana
syariah di indonesia karena mereka memiliki pengaruh dalam mendorong
terwujudnya sistem bisnis syariah khususnya di pasar modal untuk
menopang keberadaan reksadana syariah ditahun-tahun yang akan datang.

12
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Reksadana syariah adalah sarana yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian diinvestasikan ke
dalam beberapa porttofolio efek yang dikelola oleh manajer investasi.
Portofolio efek tersebut dapat berupa gabungan pemilikan lebih dari satu
saham, sukuk, obligasi, atau instrument pasar uang lainnya.
Reksadana syariah yang dikelola umumnya menggunakan prinsip
mudharabah, yang mana manajer investasi dan Bank Kustodian sebagai
pengelola (mudharib) dan investor sebagai pemilik dana (shahibul maal).
Berdasarkan prinsip syariah proses penyaringan asset dalam portofolio
reksadana syariah dilakukan dengan ketat, contohnya dalam memilih asset/
saham perusahaan harus terhindar dari aktivitas yang dilarang atau haram
seperti riba, judi, gharar, produksi makanan/minuman haram.
Yang menjadi hambatan yaitu dimana masyarakat lebih memilih
berinvestasi pada reksadana konvensional karena karena reksadana
konvensional sudah lebih lama dikenal oleh masyarakat oleh karena itu
keuntungan yang diberikan lebih besar.
Dengan adanya persoalan tersebut perlu adanya optimalisasi
reksadana syariah supaya reksadana syariah memiliki perkembangan yang
sebandig atau lebih tinnggi dibandingkan dengan reksadana konvensional.
Optimalisasi ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan edukasi atau
sosialisasi mengenai reksadana syariah iitu sendiri.
B. Saran
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat
yang signifikan bagi pembacanya. Dengan makalah ini semoga kita dapat
mengambil pelajaran, dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ariswanto, D. (2020). INVESTASI PADA REKSADANA SYARIAH DI
INDONESIA. II(02), 42–52.
Aziz, A. (2010). Manajemen Investasi Syariah.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/9902/manajemen-
investasi-syariah.html
Kandarisa, N. A. (2014). Perkembangan dan Hambatan Reksadana Syariah di
Indonesia : Suatu Kajian Teori. Jurnal Mahasiswa Universitas Negeri
Suarabaya, 4(1), 1–18.
Maulana, D., & Ardiansari, A. (2018). Stock Selection and Trading Time on
Sharia Stock Mutual Funds in Indonesia. Management Analysis Journal,
7(1).
Mifrahi, M. N. (2013). Perbandingan Kinerja Saham Syariah Berbasis Syariah
Stock Screening Yang Berlaku Di Indonesia , Malaysia Dan Gabungan
Keduanya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, VII(2), 214–232.
Rahayu, R., Manajemen, P. S., Tinggi, S., Ekonomi, I., & Surabaya, I. (2019).
Increasing the Value of Islamic Investment in Mutual Funds by Measuring
Treynor-Mazuy Model Versus Henriksson-Merton Model Meningkatkan
Nilai Investasi Syariah Pada Reksadana Dengan Pengukuran Treynor-Mazuy
Model Versus Henriksson-Merton Model. Gorontalo Management Research,
2(1), 16–29.
Sujatmiko, A. (2019). The Benefits and Risks of Investment in Islamic Mutual
Funds in Indonesia. Revista Publicando, 11(12), 2196–2202.
Yudiiani, Dinda Dwi Putri & Manggala, G. D. (2021). Perkembangan, hambatan,
dan optimalisasi reksadana syariah di indonesia. 4, 50–55.

14

Anda mungkin juga menyukai