Dosen Pembimbing
Disusun Oleh:
i
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.pada kesempatan
kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ahmadiono, S. Ag., M.E.I
Selaku pembimbing dan pengarah kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis dalam penyusunan makalah ini telah berusaha secara maksimal dan
mencari informasi dari berbagai referensi.
Terlepas dari hal tersebut kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
dari makalah ini, baik dari susunan kalimat maupun dari pihak penulisan. Oleh karena itu
kami menerima dengan ikhlas segala kritik maupun saran dari pembaca sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.
ii
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGATAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyertaan Modal...............................................................................3
2.2 Jenis-jenis Permodalan Syariah............................................................................4
2.3 Pembiayaan Penyertaan Modal dengan Akad Syirkah.......................................7-9
2.4 Praktek Atau Contoh Kasus pada Bank Syariah………………………………10-11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan syariah yang beriorentasi
pada laba (Profit).Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri,
tetapi juga sangat penting untuk pengembangan usaha bank syariah. Laba bank
syariah terutama diperoleh dari selisih antara pendapatan atas penanaman dana
dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Guna memperoleh
hasil yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan dananya
secara efisien dan efektif, baik atas dana yang dikumpulkan dari masyarakat (dana
pihak ketiga), dana modal pemilik/pendiri bank maupun atas pemanfaatan atau
penanaman dana tersebut. Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang salah satu
fungsinya menghimpun dana masyarakat, harus memiliki suatu sumber untuk
menghimpun dana sebelum di salurkan kembalikemasyarakat. Oleh karena itu
manajemen bank harus menggunakan semua perangkat operasionalnya dan
mampu menjaga kepercayaan masyarakat. Salah satu perangkat yang sangat
strategis dalam menopang kepercayaan itu adalah permodalan yang
memadai.Modal merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan dan
kemajuan bank sekaligus berfungsi sebagai penjaga kepercayaan masyarakat.
Sebagai lembaga perantara, modal utama pertama sebuah lembaga keuangan
adalah kepercayaan, yakni kepercayaan pihakpihak yang dihubungkannya.
Dengan kata lain, modal pertama lembaga keuangan ialah keredibilitas dimana
para nasabah atau masyarakat luas. Sedangkan modal utama kedua sebuah
lembaga keuangan adalah profesionalitas, yakni profesionalitas dalam mengelola
uang atau dana titipan yang telah diamanatkan.Dengan kredibitas dan
profesionalitas itulah keberadaan dan kelangsungan sebuah lembaga keuangan di
pertaruhkan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan permodalan pada bank syariah?
2. Apa saja jenis-jenis penyertaan modal?
3. Bagaimana pembiayaan penyertaan modal dengan akad syirkah?
4. Bagaimana praktek atau contoh kasus pada bank syariah?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari permodalan pada bank syariah
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pada penyertaan modal syariah
3. Untuk mengetahui pembiayaan penyertaan modal dengan akad syirkah
4. Untuk mengetahui praktek atau contoh kasus pada bank syariah
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h 164.
2
Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2011), h 248.
3
oleh sebagian besar ulama dikatakan sama dengan riba (Ilyas, 2015). 3 Sistem
perbankan Islam berbeda dengan sistem perbankan konvensional, karena sistem
keuangan dan perbankan Islam adalah merupakan subsistem dari suatu sistem
ekonomi Islam yang cakupannya lebih luas.Oleh karena itu perbankan Islam tidak
hanya dituntut untuk menghasilkan profit secara komersial, namun dituntut secara
sungguh-sungguh menampilkan realisasi nilai-nilai syariah (Widyaningsih, 2005:
47).4
3
Rahmat Ilyas. 2015. Konsep pembiayaan Dalam perbankan syari’ah. Jurnal Penelitian.Vol. 9, No. 1
4
Widyaningsih, et. al. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005) h 235
5
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h 40
6
Ibid., h 40
4
e) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan
rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.
f) Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang
oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
g) Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun lalu setelah
diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh
RUPS atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu hanya
diperhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti. Apabila bank
mempunyai saldo rugi tahun-tahun lalu, maka kerugian tersebut
menjadi faktor pengurang modal inti.
h) Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi taksiran piutang. a. Jumlah laba tahun
berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya 50%. b. Jika
bank mengalami kerugian pada tahun berjalan, seluruh kerugian
tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
i) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti
anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan bank
pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak
perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB)
lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.7
Setelah perincian modal inti tersebut, Khaerul Umam menjelaskan bahwa modal inti
tersebut dikurangi dengan:
a) Goodwill yang ada dalam pembukuan bank
b) Kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dan jumlah yang
seharusnya dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.8
7
Muhammad, Manajemen Bank Syari‟ah, h 39.
8
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h 252
5
2) Modal pelengkap, terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk bukan dari
laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dipersamakan dengan
modal.9 Secara terinci modal pelengkap dapat berupa:
a) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dan
selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapatkan
persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.
b) Penyisihan penghapusan aktiva produktif, yaitu cadangan yang dibentuk
dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Cadangan ini dibentuk
untuk menampung kerugian yang mungkin timbul akibat tidak
diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. Penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang dapat diperhitungkan sebagai modal
pelengkap adalah maksimum 25% dari ATMR.
c) Modal pinjaman, yaitu hutang yag didukung oleh instrumen atau warkat
yang memliki sifat seperti modal dan mempunyai ciri-ciri: - Tidak
dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal dan
telah dibayar penuh. - Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif
pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia. - Mempunyai kedudukan
yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba
yang ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti,
meskipun bank belum dilikuidasi. - Pembayaran bunga dapat
ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak
mendukung untuk membayar bunga tersebut.
d) Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman dengan ciri-ciri:
Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman.
Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia.
Menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman
subordinasi tersebut.
Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan tekah disetor
penuh.
Minimal berjangka waktu 5 tahun.
9
Muhammad, Manajemen Bank Syari‟ah, h 39.
6
Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank
tetap sehat.
Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari
segala pinjaman yang ada.10
7
e) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila menarik diri
dari perserikatan, meninggal dunia, atau menjadi tidak cakap hukum.
f) Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek
harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan
sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal.
g) Proyek yang akan dilaksanakan harus disebutkan dalam akad. Setelah
proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil
yang telah disepakati
11
Udin Saripudin, Dosen Ekonomi Syariah STAI Bhakti Persada Bandung, Al Amwal, JURNAL APLIKASI AKAD
SYIRKAH DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH. Vol.1, No. 1 , Agustus 2018 yang diakses dari :
https://media.neliti.com
9
Contoh Kasus Penyimpangan Transaksi Pada Bank Syariah Terhadap
Koperasi Berkah Syariah Studi kasus pada bank Syariah di Indonesia , yang dimana
pada saat auditor sedang mengaudit laporan keuangan bank Syariah tersebut yang
merupakan cabang dari bank konvensional, auditor telah menemukan bahwa Bank
Syariah tersebut telah melakukan pembiayaan/pendanaan kepada sebuah Koperasi
Umum yaitu Koperasi Berkah Syariah yang terjadi beberapa kali namun ternyata
terjadi transaksi non shariah compliance pada koperasi tersebut. Sementara
diketahui pembiayaan itu sudah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun dan
selama tiga tahun Koperassi tersebut membayar margin tiap bulan akibat pendanaan
tersebut kepada bank Syariah artinya karena pengelolaannya Koperasi tersebut
tidak shariah compliance maka secara tidak langsung bank mendapatkan margin
dari penghasilan non halal dari Koperasi tersebut sehingga penghasilan bank
Syariah tersebut bercampur dengan pendapatan halal dan non halal. Sehingga
tentunya Tindakan Bank Syariah ini membuat laporan keuangan Bank tersebut
menyimpang dari PSAK 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.
Dari kasus tersebut berdasarkan pada prinsip akuntansi Syariah yang full
disclosure dan Transparasi terhadap akuntabilitas Syariah maka bank Syariah dalam
laporan keuangannya harus mengungkapkan semua transaksi tersebut terkait
dengan pendapatan non-halal selama empat tahun dengan membuat catatan
tambahan atas laporan keuangan tersebut tentang dana penghasilan yang telah
digunakan dan dibagikan kepada nasabah dalam bentuk non-halal sebagai bentuk
laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat dan sesuai dengan standard
AAOIFI dan PSAK di Indonesia dan untuk sisa margin non halal dari rumah sakit
tersebut dikembalikan dalam bentuk sedekah dan memperbaiki akad rumah sakit
menjadi shariah compliance.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam mengenal modal sebagai suatu komponen utama dalam usaha, dan
hak atas modal diakui dalam Islam sebagai hak individu atau golongan yang
11
berbeda dengan hak atas modal menurut pandangan kapitalis. Pada kapitalis modal
merupakan hak mutlak individu. Sebagaimana yang dimaksud Modal adalah dana
yang diserahkan oleh para pemilik. Dana modal dapat digunakan untuk pembiayaan
Bank sebagai unit bisnis tidak bisa lepas dari yang namanya modal sebab beroperasi
tidaknya bank atau dipercaya dan tidaknya bank merupakan salah satu hal yang
mempengaruhi terhadap pelaksanaan bank itu sendiri belian gedung, tanah,
perlengkapan dan sebagainya yang secara langsung tidak menghasilkan. Aplikasi
penyertaan modal dalam lembaga keuangan syariah yaitu dalam bentuk pembiayaan
musyarakah. Transaksi tersebut dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-
sama. Termasuk dalam golongan ini adalah semua bentuk usaha yang melibatkan
dua pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh
bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Bentuk
kontribusi dari pihak yang bekerjasama bisa berupa dana, barang perdagangan,
kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan, kepercayaan dan barang-
barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
Secara umum semua produk perbankan Syariah terkait dengan isu
transparansi akan pendapatan non-halal baik itu akad murabahah sebagai produk
yang paling banyak ditawarkan. Potensi penyimpangan di bank Syariah akan selalu
terjadi. Oleh karena itu, komitmen dan kualitas sumber daya manusia yang
memahami Syariah baik dari aspek shariah compliance dan best practice-Islamic
bank harus ditingkatkan dan harus benar-benarmerujuk kepada prinsip-prinsip dan
nilai-nilai ekonomi dan bisnis Islam yang telah diterapkan oleh Rasulullah serta
meningkatkan pengawasan internal bank Syariah serta Dewan Syariah Nasional
(DSN) harus memperketat dalam mengeluarkan dan menyetujui fatwa terhadap
produk perbankan Syariah sehingga terhindar dari dugaan mengakomodasi
kepentingan tertentu.
12
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafii. 2004. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-airlangga/kasus-pajak/contoh-kasus-
penyimpangan-pada-bank-syariah-soal/9410549 Diakses pada tgl 25 mei 2022
Udin Saripudin, Dosen Ekonomi Syariah STAI Bhakti Persada Bandung, Al Amwal,
JURNAL APLIKASI AKAD SYIRKAH DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH. Vol.1,
No. 1 , Agustus 2018 yang diakses dari : https://media.neliti.com.
Widyaningsih, et. al. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana.
13
14