Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ MANAJEMEN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH “

“Makalah IniDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Manajemen Perbankan Syariah Semester 4

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

Nurfadillah

612062020

Dela Safitri

612062020

Sry Yani

612062020

Irwandi Abbas

612062020157
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat kehadirat Allah SWT. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sebagai
bentuk tugas mata kuliah Manajeman Perbankan Syariah dengan judul
“Manajemen Pembiayaan Perbankan Syariah” .Makalah ini kami susun
dengan tujuan memenuhi tugas dalam menempuh pendidkan di Institut
Agama Islam
Negeri Bone.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih terdapat


kekurangan dan keterbatasan dalam penyajiannya. Oleh karena itu, keritik
dan saran yang sangat membangun kami harapakan dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah
wawasan dan pengetahuan kita semua.
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR .................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1


A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................2
A. Pengertian kaidah fiqhiyah...............................................................2
B. Dasar hukum kaidah fiqhiyah...........................................................4
C. kaidahkaidah fiqhiyah......................................................................5
D. urgensikaidah fiqhiyah.................................................................. 10

BAB III PENUTUP ....................................................................................13


A. Kesimpulan...................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Perbankan dalam kehidupan suatu negara adalah salah satu


agen pembangunan (agent of development). Hal ini dikarenakan adanya
fungsi utama dari perbankan itu sendiri, yaitu sebagai lembaga yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
pembiayaan. Fungsi inillah yang lazim disebut sebagai
intermediasikeuangan (financial intermed).

Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financia


intermediary),yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana
darimasyarakat, diharapkan dengan dana dimaksud dapat memenuhi
kebutuhan dana pembiayaan yang tidak disediakan oleh dua lembaga
sebelumnya, baik lembaga negara maupun swasta. Dalam kegiatan
penyaluran dana, bank syari’ah melakukan investasi dan pembiayaan.
Disebut investasi, karenaprinsip yang digunakan adalah prinsip penanaman
dana atau penyertaan, dan keuantungan akan diperoleh bergantung pada
kinerja usaha yang menjadi objek penyertaan tersebut sesuai dengan nisbah
bagi hasil yang diperjanjikan sebelumnya. Disebut, pembiayaan karena
bank syari’ah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang
memerlukannya dan layakmemperolehnya.

Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan


penyaluran dana. Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional
dengan yang terdapat di bank syariah mempunyai perbedaan yang esensial,
baik dalam hal nama, akad, maupun transaksinya. Dalam perbankan
konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan nama kredit sedangkan
diperbankan syariah adalah pembiayaan.

Berbeda dengan pengertian kredit yang mengharuskan debitur


mengembalikan pinjaman dengan pemberian bunga kepada bank, maka
pembiayaan berdasarkan.prinsip syariah pengembalian pinjaman dengan
bagi hasil berdasarkan kesepakatan antara bank dan debitur.Misalnya,
pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk membeli barang,
sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapat
jasa.Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan
gunamendapatkanbarang danjasa sekaligus.
Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena
dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi
penunjang kelangsunganusaha bank. Sebaliknya, bilapengelolaannya tidak
baik akan menimbulkan permasalahan dan berhentinya usaha bank .Oleh
Karena itu diperlukan adanya suatu manajemen pembiayaan syariah yang
baik sehingga penyaluran dan atau dalam hal ini pembiayaan kepada
nasabah bisa efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dari perusahaan
maupun syariat Islam itu sendiri. Oleh karena itu kami sebagai
penulis mencoba memaparkan bagaimana konsep dari manajemen
pembiayaan syariah itu sendiri yang dimulai dari kebijakan dan
perencanaan dari pembiayaan, analisis pembiayaan untuk penentuan
kelayakan dari pembiayaan, pengawasan pembiayaan dan cara
penyelesaian pembiayaan bermasalah sehingga diharapkan baik penulis,
rekan mahasiswa, maupun masyarakat bisa lebih memahami
mengenai manajemen pembiayaan syariah.

B. Rumusan Masalah
1 . Apapengertianmanajemen pembiayaan bank syariah ?
2 . Apatujuan dan fungsipembiayaan pada bank syariah ?
3. Apa saja jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah ?
4. Apa sajakah prinsip-prinsip pembiayaan bank syariah ?
5. Apatujuan menganalisi pembiayaan di bank syariah?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui artimanajeman pembiayaan bank syariah
2. Untuk mengetahuitujuan dan fungsipembiayaan pada bank syariah
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pembiayaan pada bank syariah
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembiayaan bank syariah
5. Untuk mengetahui urgensikaidah fiqhiyah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertianmanajemen pembiayaan banksyariah


Secara etimologi Manajemen berarti seni melaksanakan dan mengatur.
Pembiayaan diartikan sebagai suatu kegiatan pemberian
fasilitas keuangan/finansial yang diberikan satu pihak kepada pihak
lain untuk mendukung kelancaran usaha maupun untuk investasi
yang telah direncanakan. Dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh
lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.
Pembiayaan secara luas berarti
financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan
untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.
Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan
Syariah menyatakan pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Jadi, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah adalah sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya yang dilakukan oleh Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip prinsip Syariah dalam hal pemberian
fasilitas keuangan/finasial yang kepada pihak lain berdasarkan prinsip-
prinsip syariah untuk mendukung kelancaran usaha maupun untuk
investasiyang telah direncanakan.
Di samping itu, dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syariah hatus
memenuhi aspek shar’i dan aspek ekonomi. Yang dimaksud dengan
aspek shar’i adalah setiap realisasi pembiayaan kepada nasabah, bank
syariah harus tetap berpedoman kepada syariat Islam antara
lain tidak mengandung unsur maysir, gharar, dan riba serta bidang
usahanya harus halal. Adupun yang dimaksud dengan aspek
ekonomi adalah mempertimbangkan perolehan keuntungan baik bagi
bank syariah maupun baginasabah.

B. Fungsidan tujuan pembiayaan banksyariah


1. Fungsi Pembiayaan
Keberadaan prinsip bank syariah yang menjalankan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk
mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di
Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
aman, diantaranya :
a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah
yang menerapkan system bagi hasilyangtidak memberatkan
debitur
b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh
bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan
yang ditetapkan oleh bank konvensional.
c. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu
dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui
pendanaan untuk usaha yang dilakukan
2. Tujuan pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi
sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat
dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak
dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang
kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-
barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri
maupun ekspor.
C. Jenis jenis pembiayaan banksyariah
Jenis-jenis Produk pembiayaan di perbankan syariah adalah :
1. Pembiayaan Modal Kerja Syariah yaitu pembiayaan yang
diberikan perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja
usahanya berdasarkanprinsip-prinsip syariah dalam satu siklus usaha.
2. Pembiayaan Investasi Syariah yaitu penanaman dana dengan
maksud untuk memperolehmanfaat atau keuntungan dikemudian hari
atau dapat disebut pembiayaan jangka menengah atau jangka
panjang untukpembelianbarang-barang modal yang diperlukan dalam
usaha
3. Pembiayaan Konsumtif Syariah Yaitu Pembiayaan yang
diberikan untuk tujuan diluar usaha dan padaumumnya bersifat
perorangan.
4. Pembiayaan Sindikasi Yaitu pembiayaan yang diberikan
kepada lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu
objek pembiayaan tertentu. Pembiayaan ini biasanya diperlukan
kepada nasabah koperasi karena nilai transaksinya yang sangat besar.
5. Pembiayaan Take Overv Yaitu pembiayaan yang timbul
akibat take over terhadap transaksi non syariah yang telah
berjalan yang dilakukan oleh bank syariah ataspermintaannasabah.
6. Pembiayaan Letter of Credit Yaitu pembiayaan yang diberikan
dalam rangka memfasilitasi transaksi import dan eksport
nasabah.
Selain itu, pembiayaan dalam bank syari’ah juga diwujudkan dalam
bentuk pembiayaan aktiva produktif dan aktiva tidak produktif. Adapun
jenis pembiayaan yang dimaksud sebagai berikut:
1. Pembiayaan yang bersifat aktiva produktif, yaitu
a. Pembiayaan denganprinsip bagi hasil.
Jenis pembiayaan denganprinsip bagi hasil inimeliputi:
1. Pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah merupakan
akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal atau biasa disebut
shahibul mal menyediakan modal (100%) kepada pengusaha
sebagai pengelola atau biasa disebut mudharib,untuk
melakukan aktivitas produktif dengan syarat
bahwakeuntungan yang dihasilkan akan dibagi di antara
mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya
dalam akad. Ada dua tipe pembiyaan mudharabah, yaitu:
mudharabah Muthlaqah yaitu pemilik dana memberikan
keleluasaan penuh kepada pengelola untuk menggunakan
dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan
menguntungkan. Pengelola bertanggung jawab untuk
mengelola usaha sesuai dengan praktik kebiasaan usaha
normal yang sehat. Mudharabah Muqayyadah,yaitu
pemilik dana menentukan syarat dan pembatasan kepada
pengelola dalam penggunaan dana tersebut dengan jangka
waktu, tempat, jenis usaha, dan sebagainya. Pengelola
menggunakan modal tersebut dengan tujuan yang dinyatakan
secarakhusus, yaitu untuk menghasilkan keuntungan.
2. Pembiayaan musyarakah. Pembiayaan musyarakah adalah
suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal
untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek, di mana
masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta,
mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam manajemen
proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama ini dapat
dibagikan, baik menurut proporsi penyertaan modal masing-
masing maupun sesuai dengan kesepakatan bersama
(unproportional).Manakala merugi, kewajiban hanya terbatas
sampai batas modal masing-masing.
b. Pembiayaan denganprinsip jual beli. Prinsip jual beli
dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan
kepemilikan barang atau benda (transfer).Tingkat keuntungan
bank ditentukan di depan dan menjadi bagianatas barangyang
dijual
c. Pembiayaan denganprinsip sewa .Transaksi ijarah (sewa) dilandasi
adanya pemindahan manfaat. Jadi, pada dasarnya ijarah sama
dengan prinsip jual beli, tetapi perbedaannya terletak pada objek
transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah
barang, pada ijarah objek transaksinya adalahjasa
2. Pembiayaan yang bersifat aktivatidak produktif
Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas pembiayaan
adalah berbentuk pinjaman, yaitu Pinjaman qardh atau talangan, yaitu
penyediaan dana atau tagihan antara bank Islam dengan pihak peminjam
yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau
secara cicilan dalam jangka waktu tertentu. Aplikasi qardh dalam
perbankan biasanya dalam empathal, yaitu:
- Sebagai pinjaman talangan haji, di mana nasabah calon haji
diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya
perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya sebelumkeberangkatan haji.
- Sebagai pinjaman tunai dari produk kartu kredit syari’ah, di
mana nasabah diberi keleluasaan untuk menarik uang tunai milik bank
melalui ATM. Nasabah akan mengembalikannya sesuaiwaktu yang
ditentukan.
- Sebagaipinjaman kepadapengusahakecil, dimanamenurut perhitungan,
bank akan memberatkan pengusaha bila diberikan pembiayaan dengan
skema jualbeli atau bagi hasil.
- Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, di mana bank
menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan
pengurus bank. Pengurus akan mengembalikan dana pinjaman itu
secara cicilan melalui pemotongan gajinya.
D. Prinsip-prinsip pembiayaan
Dalambisnis syariah lazimnya adatiga skema dalam melakukan akad
pada bank syariah, yaitu:
1. Prinsip bagi hasil
Fasilitas pembiayaan yang disediakan di sini berupa uang tunai
atau barang yang dinilai dengan uang. Jika dilihat dari sisi jumlah,
dapat menyediakan sampai 100% dari modal yang diperlukan, ataupun
dapat pula hanya sebagian saja berupa patungan antar bank
dengan pengusaha (customer). Jika dilihat dari sisi bagi hasilnya, ada
dua jenis bagi hasil (tergantung kesepakatan), yaitu revenue sharing
atau profit sharing. Adapun dalam hal presentase bagi hasilnya
dikenal dengan nisbah, yang dapat disepakati dengan customer yang
mendapat faslitas pembiayaan pada saat akad pembiayaan. Prinsip
bagi hasil ini terdapat dalamproduk-produk:
a. Mudaharabah, yaitu akad kerja sama uaha antara dua pihak
di mana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh
(100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadipengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila
rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka
pengelola harus bertanggung jawab ataskerugian tersebut.
b. Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing
pihak
memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan
c. Muzara’ah, yaitu akad kerja sama atau percampuran
pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap
dengan sistem bagi hasil atas dasar hasil
2. Prinsip jual beli
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual
beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang
yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank
melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
harga beli ditambah keuntungan (margin/mark-up). Prinsip ini
dilaksanakan karena
adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda. Tingkat
keuntungan bank ditetapkan di muka dan menjadi bagian antar
harga barangyang diperjualbelikan. Prinsip initerdapat dalamproduk:
a. Bai‘ al-Murabahah, yaitu akad jual beli barang tertentu.
Dalam transaksi jual beli tersebut, penjual menyebutkan
dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga
pembelian dan keuntunganyang diambil.
b. Bai‘ al-muqayyadah, yaitu jual beli di mana pertukaran
terjadi antara barang dengan barang (barter). Aplikasi jual beli
semacam ini dapat dilakukan sebagai jalan keluar bagi transaksi
ekspor yang tidak dapat menghasilkanvaluta asing (devisa).
c. Bai‘ al-mutlaqah, yaitu pertukaran antara barang ataujasa
dengan uang. Uang berperan sebagai alat tukar. Jual beli
semacam ini menjiwai semua produk lembaga keuangan yang
didasarkan atas prinsip jual beli.
d. Bai‘ as-salam, yaitu akad jual beli di mana pembeli
membayar uang (sebesar harga) atas barang yang telah
disebutkan spesifikasinya, sedangkan barang
yangdiperjualbelikan itu akan diserahkan kemudian,yaitu
padatanggal yang disepakati.
e. Bai‘ al-istisna, yaitu kontrak jual beli di mana harga atas
barang tersebut dibayar lebih dulu, tetapi dapat diangsur sesuai
dengan jadwal dan syarat-syarat yang disepakati bersama,
sedangkan barangyang dibeli diproduksi dan diserahkan
kemudian.
3. Prinsipsewa-menyewa
Selain akad jual beli yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula akad
sewa-menyewa yang dilaksanakan dalam perbankan syari’ah. Prinsip
initerdiri atas dua jenis akad, yaitu:
a. Akad ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang ataujasa
melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu
sendiri.
b. Akad ijarah muntahiya bi at-tamlik, yaitu sejenis perpaduan
antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad
sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si
penyewa. Sifat pemindahan kepemilikan ini pula yang
menandakan dengan ijarah biasa.

E. Analisis pembiayaan
Analisa Pembiayaan diperlukan agar bank syariah memperoleh
keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh
nasabahnya. Kegiatan analisis meliputi kegiatan pengumpulan informasi
dan data yang diperlukan untuk bahan analisis. Kualitas hasil analisis
pembiayan sangat tergantung kepada beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis pembiayaan dilakukan oleh seorang Account Officer (AO)
yang harus mempunyai keterampilan yang bersifat teknis
maupu n pengetahuan yang bersifat teoritis, disamping
mempunyai ment al yang kuat.
2. Faktor data analisis
Informasi dan data yang diperlukan harus lengkap, dapat
dipercaya dan akurat. Yang dapat ditempuh dengan dua cara yaitu:
melakukan penelitian secara langsung (on the spot) dan untuk
laporan keuangan (neraca dan daftar rugi/laba) bisa dengan cara
meminta bantuan kantor akuntan.Informasi dan data yang
dibutuhkan dalam analisis pembiayaan menyangkut informasi dan
data umum tentang nasabah dan tentang pembiayaan nasabah
yang diperoleh dari nasabah itu sendiri maupun dari pihak ketiga.
Sedangkan informasi yang didapat dapat melalui intervie yang
dilakukan langsung kepada calon nasabah dan pemeriksaan
setempat (on the spot) ke tempat usaha calon nasabah.
3. Teknis Analisis
Analisis harus dilakukan secara teliti dan mengikuti ketentuan.
Secara umum, teknis analisis meliputi dua cara, yaitu analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif.
4. Jenis – Jenis Aspek yang Dianalisa
Jenis-jenis aspek yang dianalisa secara umum dapat dibagi
menjadi dua bagianyaitu :
a. Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif .
Aspek yang dianalisa mencakup karakter/ watak dan
komitmen dari nasabah.
b. Analisa terhadap kemampuan bayar, disebut dengan
analisa kuantitatif . Pendekatan yang dilakukan dalam
perhitungan kuantitatif , yaitu untuk menentukan
kemampuan bayar dan perhitungan kebutuhan modal kerja
nasabah adalah dengan pendekatan pendapatan bersih.
5. Prinsip – Prinsip Analisis Pembiayaan
Pemberian pembiayaan kepada seorang nasabah agar
dapat dipertimbangkan terlebih dahulu harus terpenuhi
persyaratan yang dikenal dengan prinsip 6 C’s.keenam prinsip klasik
itu adalah:
a. Character
b. Capital
c. Capacity
d. Collateral
e. Condition of Economy
f. Contrains
6. Prosedur analisis pembiayaan
Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu
dipahami oleh pengelola banksyariah, yaitu:
1) Berkas pencataan
2) Data pokok dan analisis pendahuluan
a. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan Rencana
pembelian,
b. produksi dan penjualan Jaminan
c. Laporan keuangan
d. Data kualitatif dari calon debitur
3) Penelitian data
4) Penelitian atas realisasi usaha
7. Penanganan pembiayaan yang bermasalah
Langkah pengamanan yang dilakukan bank syariah
untuk mengendalikan terjadinya pembiayaan bermasalah dapat
dilakukan sebagai berikut.
1. Sebelum realisasi pembiayaan. Dalam tahapan ini,
berdasarkan persetujuan nasabah di atas, bank melakukan
penutupan asuransi dan/atau pengikat agunan (jika diperlukan).
Setelah ini selesai, baru pembiayaan dapat dilakukan.
2. Setelah realisasi pembiayaan. Bagi bank, pencairan
pembiayaan barulah akhir episode permohonan yang
selanjutnya merupakan awal pemeliharaan dan pemantauan
pembiayaan. Dalam tahap awal pencairan, dana diarahkan
pada pembiayaan sebagaimana diajukan dalam
permohonan/persetujuan bank, jangan sampai “bocor”, dalam
arti lari ke luar kesepakatan. Selanjutnya, bank melakukan
pembiayaan dan kontrol atas aktivitas bisnis nasabah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam melakukan
pembiayaan maka bank syariah memerlukan analisis pembiayaan agar
bank syariah memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan
dapat dikembalikan oleh nasabahnya.
B. Saran
Semoga makalah inidapat memberikan pemahaman lebih mendalam
tentang topik inidan mendorong perkembangan lebihlanjutdalam
industri perbankan syariah
DAFTAR PUSTAKA
UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Syariah

Madani Syari’ah, Vol. 3No.2Agustus 2020

Asiyah, bintu Nur, Managemen Pembiayaan Bank


Syariah,Yogyakarta: Kalimedia, 2015,h. 13

Adiwarman Karim, Bank Islam , hlm.106

Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta :


UPPAMP YKPN,hal.304

J E S Volume2, Nomor2, September2017

Anda mungkin juga menyukai