Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ANALISIS PEMBIAYAAN BANK SYARIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah

Analisis Laporan Keuangan Syariah

Disusun Oleh Kelompok 8:

Milva Mira Rohmanda 3718089

Nur Sakinah 3718092

Indah Mustika Wati 3718113

Ahmad Ridwan 3718116

Dosen Pembimbing:

Murni Hayati S.E., M. Si

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengantepat waktu. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang mengajarkan
kepada umat manusia, menuntun kepada kebenaran dan membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh peradapan seperti yang kita rasakan pada saat
ini.
Adapun judul dari maklah ini yaitu “Analisis Pembiayaan Bank
Syariah”, dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapatkan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pemakalah sangat berterima kasih kepada
Ibuk Murni Hayati selaku dosen mata kuliah Analisis laporan keuangan syariah,
serta teman-teman yang ikut serta dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jau dari
kesempurnaan. Melalui kata pengantar ini penulis minta maaf apabila isi makalah
ada kekurangan dan ada tulisan yang kurang tepat atau menyingggung perasaan
pembaca. Dengan ini, penulis persembahkan makalah ini dengan rasa penuh
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Jambi, 23 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dua fungsi utama dari perbankan adalah pengumpulan dana dan
penyaluran dana. Penyaluran dana yang terdapat di bank konvensional
dengan yang terdapat di bank syariah mempunyai perbedaan
yang esensial, baik dalam hal nama, akad, maupun transaksinya. Dalam
perbankan konvensional penyaluran dana ini dikenal dengan nama
kredit sedangkan diperbankan syariah adalah pembiayaan.

Berbeda dengan pengertian kredit yang


mengharuskan debitur mengembalikan pinjaman dengan pemberian
bunga kepada bank, maka pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
pengembalian pinjaman dengan bagi hasil berdasarkan kesepakatan
antara bank dan debitur. Misalnya, pembiayaan dengan prinsip jual beli
ditujukan untuk membeli barang, sedangkan yang menggunakan prinsip
sewa ditujukan untuk mendapat jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk
usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa
sekaligus.

Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting karena


dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan
menjadi penunjang kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila
pengelolaannya tidak baik akan menimbulkan permasalahan dan
berhentinya usaha bank . Oleh Karena itu diperlukan adanya suatu
manajemen pembiayaan syariah yang baik sehingga penyaluran dan atau
dalam hal ini pembiayaan kepada nasabah bisa efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan dari perusahaan maupun syariat Islam itu sendiri.

Oleh karena itu kami sebagai penulis makalah ini mencoba


memaparkan bagaimana konsep dari manajemen pembiayaan syariah itu
sendiri sehingga diharapkan baik penulis, rekan mahasiswa, maupun
masyarakat bisa lebih memahami mengenai manajemen pembiayaan
syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pembiayaan bank syariah ?
2. Apa tujuan dan manfaat pembiayaan bank syariah?
3. Apa saja jenis-jenis pembiayaan bank syariah ?
4. Bagaimana analisis pembiayaan bank syariah?
5. Bagaimana contoh soal latihan dan pembahasan dari analisis
pembiayaan bank syariah?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pembiayaan syariah
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat pembiayaan syariah
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pembiayaan bank syariah
4. Untuk mengetahui analisis pembiayaan bank syariah
5. Untuk membahas latihan soal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pembiayaan Bank Syariah

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan


pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank
syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau
pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dikerjakan oleh orang lain.

Menurut M. Syafi’I Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan


merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana
untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.

Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan


menyatakan Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.1

Pembiayaan adalah salah satu jenis kegiatan usaha bank


syariah.yang dimaksud dengan pembiayaan adalahpenyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bag hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.


b. Transakasi dalam sewa menyeewa dalam bentukijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang qardh.2
1
http://www.makalah.co.id/2015/10/makalah-manajemen-pembiayaan-
syariah.html, dikases pada 23/5/2021 pukul 13:50 WIB.
2
Dr.A Wabgsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah,(jakarta:PT gramedia Pustaka
Utama, 2012) hal. 78.
d. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
mutijasa.
Selain itu pembiayaan juga berarti penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu. Berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.

B. Tujuan Dan Manfaat Pembiayaan Bank Syariah


1. Tujuan Pembiayaan Bank Syariah

Menurut Undang- Undang Perbankan syariah no. 21 tahun 2008


pasal 3, perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.3

Pada tahun 1998 muncul UU No. 10 Tahun 1998 tentang


Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, di mana terdapat
beberapa perubahan yang memberikan peluang yang lebih besar bagi
pengembangan Perbankan Syariah. Dari UU tersebut dapat disimpulkan
bahwa sistem Perbankan Syariah dikembangkan dengan tujuan sebagai
berikut:

1. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak


menerima konsep bunga. Dengan ditetapkannya sistem
Perbankan Syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan
konvensional, mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan secara
lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat
tersentuh oleh sistem perbankan konvensional yang menerapkan
sistem bunga.

3
Fetria Eka Yudiana, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Salatiga: STAIN
Salatiga Press, 2014) hal.7.
2. Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha
berdasarkan prinsip kemitraan. Dalam prinsip ini, konsep yang
diterapkan adalah investor yang harmonis. Sementara dalam
Bank Konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan
debitur-pembiayaanur.
3. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang
memiliki beberapa keunggulan komparatif berupa peniadaan
pembebanan bunga yang berkesinambungan, membatasi
kegiatan spekulasi yang tidak produktif, pembiayaan ditujukan
kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan unsur moral.
2. Manfaat Pembiayaan Bank Syariah

Beberapa manfaat atas pembiayaan yang di salurkan oleh bank


syariah kepada mitra usaha antara lain: manfaat pembiayaan bagi bank,
debitur pemerintah, dan masyarakat luas.

a. Manfaat Pembiayaan Bagi Bank


1) Pembiayaan yang di berikan oleh bank kepada nasabah
akan endapat balas jasa berupa bagi hasil, margin
keuntungan, dan pendapatan sewa, tergantung pada
akad pembiayaan yang telah diperjanjikan antara bank
syariah dan mitra usaha (nasabah).
2) Pembiayan akan berpengaruh pada peningkatan
profitabilitas bank. Hal ini dapat tercemin pada
perolehan laba. Dengan adanya peningkatan laba usaha
bank akan menyebabkan kenaikan tingkat profabilitas
bank.
3) Pemberian pembiayaan kepada nasabah secara sinergi
akan memasarkan produk bank syariah lainnya seperti
produk dana dan jasa. Salah satu kewajiban debitur
yaitu membuka rekening (giro wadiah, tabungan
wadiah, atau tabungan mudharabah) sebelum
mengajukan permohonan pembiayaan. Sehingga
pembiayaan yang di keluarkan oleh bank syariah,
secara tidak langsung juga telah memasarkan produk
pendanaan maupun produk pelayanan jasa bank.
4) Kegiatan pembiayaan dapat mendorong peningkatan
kemampuan pegawai untuk lebih memahami secara
perinci aktivitas usaha para nasabah di berbagai sector
usaha. Pegawai bank semakin terlatih untuk dapat
memahami berbagai sector usaha sesuai dengan jenis
usaha nasabah yang di biayai.
b. Manfaat Pembiayaan Bagi Debitur
1) Meningkatkan usaha nasabah. Pembiayaan yang
diberikan oleh bank kepada nasabah memberikan
manfaat untuk memperluas volume usaha.
Pembiayaan untuk membeli bahan baku, pengadaan
mesin dan peralatan, dapat membantu nasabah untuk
meningkatkan volume produksi dan penjualan.
2) Biaya yang di perlukan dalam rangka mendapatkan
pembiayaan dari bank syariah relative murah,
misalnya biaya provisi.
3) Nasabah dapat memilih berbagai jenis pembiayaan
berdasarkan akad yang sesuai dengan tujuan
penggunanya.
4) Bank dapat memberikan fasilitas berbagai jenis
kepada nasabah, misalnya transfer dengan
menggunakan wakalah, kafalah, hawalah, dan
fasilitas alinnya yang di butuhkan oleh nasabah.
5) Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis
pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam
membayar kembali pembiayaannya, sehingga
nasabah dapat mengestimasikan keuangannya
dengan tepat.
c. Manfaat Pembiayaan Bagi Msyarakat Luas
1) Mengurangi tingkat pengangguran. Pembiayaan
yang diberikan untuk perusahaan dapat
menyebabkan adanya tambahan tenaga kerja karena
adanya peningkatan volume produksi, tentu akan
menambah jumlah tenaga kerja.
2) Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi
tertentu, misalnya akuntan, notaris, appraisal
independent, asuransi. Pihak ini diperlukan oleh
bank untuk mendukung kelancaran pembiayaan.
3) Penyimpan dana akan mendapatkan imbalan berupa
bagi hasil lebih tinggi dari bank apabila bank dapat
meningkatkan keuntungan atas pembiayaan yang di
salurkan.
4) Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang
menggunakan pelayanan jasa perbankan.4

C. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah

Sesuai dengan akad pengembangan produk, maka bank islam


memiliki banyak jenis pembiayaan. Jenis-jenis pembiayaan pada
dasarnya dapat dikelompokkan menurut beberapa aspek, diantaranya:

a. Pembiayaan menurut tujuan


Pembiayaan menurut tujuan dibedakan menjadi :
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang
dimaksudkan untuk mendapatkan modal dalam
rangka pengembangan usaha
2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang
dimaksudkan dalam rangka untuk melakukan
investasi atau pengembangan barang konsumtif.
b. Pembiayaan menurut jangka waktu
Pembiayaan menurut jangka waktu dibedakan menjadi:
4
http://eprints.walisongo.ac.id/7225/3/BAB%20II.pdf, diakses pada 23/5/2021
pukul19:12 WIB.
1) Pembiayaan jangka pendek, pembiayaan yang
dilakukan dengan waktu 1 bulan sampai 1 tahun
2) Pembiayaan waktu menengah, pembiayan yang
dilakukan dengan waktu 1 tahun sampai 5 tahun
3) Pembiayaan jangka panjang, pembiayaan yang
dilakukan dengan waktu lebih dari 5 tahun.

Jenis pembiayaan pada bank islam akan diwujudkan dalam


bentuk aktiva produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu:

Menurut jenis aktiva produktif :

i. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil meliputi:


1) Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah transaksi
penanaman dana dari pemilik dana (shahibul mal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan
usaha tertentu sesuai syariah, dengan pembagian hasil
usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah
yang disepakati sebelumnya.
2) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah adalah transaksi
penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana
atau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai
syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua
belah pihak sesuai nisbah yang telah disepakati,
sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi
modal masing-masing.
ii. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang) meliputi:
1) Pembiayaan Bai’ al-Murabahah
Bai’ al-murabahah adalah jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam bai al-murabahah, penjual harus
memberi tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.
2) Pembiayaan Salam
Dalam pengertian yang sederhana, bai’ as-
salam berarti pembelian barang yang diserahkan di
kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di
muka.
3) Pembiayaan Istishna
Transaksi bai’ al-istishna’ merupakan kontrak
penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam
kontrak ini, pembuat barang menerima pesanan dari
pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang
lain untuk membuat atau membeli barang menurut
spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya
kepada pembeli akhir.
c. Pembiayaan dengan prinsip sewa meliputi:
1) Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu
barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa.
2) Pembiayaan Ijarah muntahiya biltamlik/Wa Iqtina
Pembiayaan ijarah muntahiya biltamlik/wa
iqtina adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang
yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan
barang dari pihak yang memberikan sewa kepada
pihak penyewa.
d. Surat Berharga Syariah
Surat berharga syariah adalah surat bukti berinvestasi
berdarsarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar
uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah,
sertifikat dana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan
prinsip syariah.
e. Penempatan
Penempatan adalah penanaman dana Bank Islam pada Bank
Islam lainnya atau Bank Pembiayaan Islam antara lain dalam bentuk
giro, tabungan wadiah, deposito berjangka, atau dalam bentuk
penempatan lainnya sesuai dengan prinsip syariah.
f. Penyertaan Modal
Penyertaan modal adalah penanaman dana bank syariah
dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan syariah, termasuk penanaman dana dalam bentuk surat
utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity
options) atau jenis transaksi tertentu berdasarkam prinsip syariah
yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham
pada perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan syariah.
g. Penyertaan Modal Sementara
Penyertaan modal sementara adalah penyertaan modal bank
Islam dalam perusahaan untuk mengatasi kegagalan pembiayaan
atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan bank Indonesia yang berlaku, termasuk dalam surat utang
konvesi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau
jenis transaksi tertentu yang berakibat bank Islam memiliki atau
akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.
h. Transaksi Rekening Administratif
Transaksi rekening administrati adalah komitmen dan
kontijensi (Off Balance Sheet) berdasarkan prinsip syariah yang
terdiri atas bank garansi, akseptsi/endosemen, Irrevocable Letter of
Credit (L/C), akseptasi wesel impor atas L/C berjangka, standby
L/C, dan garansi lain yang berdasarkan prinsip syariah.
i. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
SWBI adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia
sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip
wadiah.
Jenis aktiva tidak produktif yang berkaitan dengan aktivitas
pembiayaan adalah berbentuk pinjaman, yaitu :

a. Pembiayaan Qardh atau Talangan


Adalah penyediaan dana atau tagihan antara bank islam
dengan pembiayaan yang mewajibkan pihak peminjam
melakukan pembayaran sekaligus atau secara cicilan dengan
jangka waktu tertentu.5

D. Analisis Pembiayaan Bank Syariah


Analisis pembiayaan merupakan sebuah kegiatan untuk
mengukur aspek-aspek penting yang harus diketahui oleh bank dari
nasabah, sebelum bank itu melakukan pembiayaan pada nasabah
tersebut.
Analisis pembiayaan memiliki beberapa prinsip yaitu 5C,
character, merupakan sifat dari nasabah itu sendiri, capacity,
merupakan analisis tentang bagaimana kemampuan nasabah dalam
melakukan bisnisnya, dan bagaimana kemampuan dalam
mengembalikan pembiayaan, capital, merupakan jumlah dari modal
yang diperlukan, condition, usaha tersebut apakah ada prospek atau
tidak, collateral, merupakan jaminan yang diberikan kepada bank.6

1. Analisis Watak (Character)

Tujuan: untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan


pemohon pembiayaan. Cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
penilaian watak/karakter yaitu dengan meneliti:

a) riwayat calon debitur


b) reputasi calon debitur di lingkungan bisnis/usahanya.
c) riwayat perusahaan
d) catatan kriminal
5
http://eprintis.walisongo.ac.id/BAB%20II.Pdf, diakses pada 24/5/2021 pukul
23:32 WIB.
6
https://www.kompasiana.com, diakses pada 35/5/2021 pukul 09:47 WIB.
e) riwayat hidup.
f) gaya hidup.
g) tingkat kooperatif selama proses analissi dilakukan
h) tingkat hubungan/kerjasama dengan bank
i) kecenderungan bisnis selama ini
j) budaya perusahaan.
k) legalitas usaha pemohon.
l) akte pendirian badan usaha.
m) informasi BI, rekan bisnis, pesaing, dll.
n) catatan intern bank

2. Analisis Kemampuan (Capacity)


Tujuan: mengukut tingkat kemampuan membayar dari
pemohon. Kemampuan membayar ini dapat dilihat dari 2 ukuran
pokok yang tergambar dengan jelas daricash flow usahanya, yaitu:.
a) Gross Operating fund generation (GOFG)
 GOFG didapat dari penjumlahan laba bersih (EAT)
dan biaya penyusutan. Hasilangka tersebut
mencerminkan jumlah surplus dana yang tersedia pada
perusahaan.
b) Intererest Coverage Ratio (ICR)
Rasio ini diperoleh dengan membandingkan
pendapatan sebelum bunga dan
pajak dengan biaya bunga.Hasil angka tersebut mencermi
nkan kemampuanperusahaan membayar beban bunga
pinjaman. ICR semakin baik jika nilainya semakin tinggi
sebab hal itu berarti laba yang tersedia untuk membayar
bunga hutang jumlahnya relatif lebih besar.
Kemampuan manajerial meliputi manajemen puncak
beserta fungsi bisnis yangterdapat dalam perusahaan
debitur, yang pada umumnya terbagi atas fungsiproduksi,
pemasaran, keuangan dan personalia.Manajemen puncak
beserta keempat fungsi bisnis ini perlu dianalisis untuk
mengetahui kualitas kemampuan manajerial perusahaan
debitur.

Secara singkat penilaian analisis kualitas kemampuan


manajerial perusahaan debiturdapat diukur dari hal-hal sebagai
berikut:

a) Visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai oleh


perusahaan debitur.
b) Strategi yang diterapkan dalam mencapai sasaran
yang dikehendaki, apakahhasil yang dicapai sudah
maksimal, efektif dan efisien.
c) Struktur organisasi perusahaan debitur.

3. Analisis modal (capital)


Tujuan: untuk mengukur kemampuan usaha pemohon untuk
mendukung pembiayaandengan modalnya sendiri (own share).
Semakin besar kemampuan modal berartisemakin besar porsi proyek
usaha yang didukung oleh modal sendiri. Cara yang dapat dilakukan
untuk melakukan penilaian yaitu dengan meneliti:
a) besar dan komposisi modal.
b) perkembangan profitabilitas usaha minimal 2 periode
terakhir. Tinggirendahnya profitabilitas mencerminkan
tinggi rendahnya kemampuanpemupukan modal sendiri
dan laba.
c) dilihat komposisi hutang jangka panjang dan pendek.
d) harga saham (jika go public): tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap prospek usaha

4. Analisis Kondisi/Prospek Usaha (Condition)


a) Pemasok
Kepastian kontinuitas pasokan bahan baku/barang
dagangan, keberadaan pemasokalternatif, lama menjadi
pemasok, term & condition pembelian, frekuensi
pasokan.
b) Pembeli
Strata pembeli (bawah, menengah, atas), keberadaan
pembeli (dominan/tunggal),lama menjadi pelanggan,
term & condition penjualan, daerah asal pembeli.
c) Persaingan
Jumlah pesaing produk yang sama, besar pangsa
pasar yang dikuasai, kualitas produk,keunggulan atau
kelemahan dibanding pesaing, lama di pasar, bentuk
persaingan.
d) Barang substitusi
Ketersediaan barang pengganti di pasar, jumlah
penjual dan variasi barang substitusi.
e) Potensi calon pesaing
Kemudahan pesaing untuk masuk ke pasar yang
dipengaruhi peraturan pemerintah,tingkat keahlian
teknologi, modal yang diperlukan.
f) Peraturan Pemerintah
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), UMR.
g) Perdagangan Internasional
Kemampuan bersaing produk di pasar, kerjasama
perdagangan internasional,peraturan perdagangan
internasional.

5. Analisis Agunan Pembiayaan (Collateral)


a) Fungsi agunan: sebagai sumber pembayaran terakhir
pembiayaan bermasalah (thesecond way out)
b) agunan pokok : agunan yang
pengadaannya bersumber dari dana pembiayaan bank.
Dapat berupa barang atau hak tagih (seluruh usaha yang
dibiayai dengan pembiayaan sebagai kesatuan yang
meliputi aset perusahaan baik aktiva lancar atau tetap.
Aset tersebut langsung dibiayai dengan pembiayaan
maupun yang tidak.)
c) agunan tambahan : agunan yang tidak termasuk dalam
agunan pokok. Dapatberwujud aktiva tetap diluar proyek
yang dibiayai, surat berharga, garansi resiko,jaminan
pemerintah, lembaga penjamin, dll.7

E. Contoh Soal Latihan dan Diskusi


1. Bagaimana analisis kualitatif dan kuantatif pada pembiayaan
syariah ?
2. Mengapa kita perlu mengidentifikasi kebutuhan nasabah ketika
mengajukan pembiayaan ke bank syariah?

7
https://www.academia.edu/9827212/ANALISIS_PEMBIAYAAN_BANK_SYARIAH ,
diakses pada 23/5/2021 pukul 10:33 WIB.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
1. menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.
2. Menurut Undang- Undang Perbankan syariah no. 21 tahun 2008
pasal 3, perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Dan juga
memiliki manfaat Meningkatkan usaha nasabah, biaya yang di
perlukan dalam rangka mendapatkan pembiayaan dari bank syariah
relative murah, misalnya biaya provisi, nasabah dapat memilih
berbagai jenis pembiayaan berdasarkan akad yang sesuai dengan
tujuan penggunanya, bank dapat memberikan fasilitas berbagai jenis
kepada nasabah, misalnya transfer dengan menggunakan wakalah,
kafalah, hawalah, dan fasilitas alinnya yang di butuhkan oleh
nasabah dan jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis
pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam membayar kembali
pembiayaannya, sehingga nasabah dapat mengestimasikan
keuangannya dengan tepat.
3. Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan
menurut beberapa aspek, diantaranya:
a. Pembiayaan menurut tujuan : Pembiayaan modal kerja,
pembiayaan investasi dan pembiayaan menurut jangka waktu.
b. Menurut jenis aktiva produktif : Pembiayaan dengan prinsip bagi
hasil meliputi pembiayaan Mudharabah, pembiayaan
Musyarakah. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang)
meliputi pembiayaan bai’ al-Murabahah, pembiayaan Salam ,
pembiayaan Istishna. Pembiayaan dengan prinsip sewa meliputi
pembiayaan Ijarah dan pembiayaan Ijarah muntahiya
biltamlik/Wa Iqtina.
4. Analisis pembiayaan memiliki beberapa prinsip yaitu 5C,
character, merupakan sifat dari nasabah itu sendiri, capacity,
merupakan analisis tentang bagaimana kemampuan nasabah dalam
melakukan bisnisnya, dan bagaimana kemampuan dalam
mengembalikan pembiayaan, capital, merupakan jumlah dari modal
yang diperlukan, condition, usaha tersebut apakah ada prospek atau
tidak, collateral, merupakan jaminan yang diberikan kepada bank

a. kritik dan saran

Penulis telah membahas tentang “Analisis Pembiayaan Bank


Syariah ”, namun kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan
sekiranya pembaca memberikan saran dan kritik mengenai kesalahan-
kesalahan yang ada demi kesempurnaan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai