Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank melakukan analisis pembiayaan dengan tujuan untuk mencegah
secara dini kemungkinan terjadinya default oleh nasabah. Aalisis pembiayaan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam
mengambil keputusan untk menyetujui/menolak permohonan pembiayaan.
Analisis yang baik akan menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis
pembiaaan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi bank syariah untuk meyakini kelayakan atas permohonan pembiayaan
nasabah.
Pada pasal 29 ayat (3) Undang-undang perbankan menentukan bahwa
dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan
melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang
tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan
dananya kepada bank. Agar tidak sampai merugikan bank dan kepentingan
nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank itu, Undang-undang
perbankan memberikan pedoman yang harus dipatuhi oleh bank dalam rangka
pemberian kredit atau pembiayaan. Pedoman tersebut dicantumkan dalam
pasal 8 ayat (1).
Sesuai dengan ketentuan pasal 8 ayat (1) Undang-undang perbankan, bank
syariah dalam memberikan pembiayaan wajib mempunyai keyakinan
berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta
kesanggupan nasabah untuk mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai
dengan

perjanjian

antara

bank

sebagai shahib

Al-mal dan

nasabah

sebagai mudharib. Dalam hubunagan itu, bank syariah wajib memiliki dan
menerapkan pedoman pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah sesuai dengan
ketentuan yang diterapkan oleh Bank Indonesia, demikian menurut pasal 8
ayat (2).

B. Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana pengertian pembiayaan?


Apa tujuan pembiayaan?
Apa fungsi pembiayaan?
Bagaimana pembiayaan yang harus dihindari?
Bagaimana kegiatan analisis pembiayaan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pembiayaan.
2. Untuk mengetahui tujuan pembiayaan.
3. Untuk mengetahui fungsi pembiayaan.
4. Untuk mengetahui pembiayaan yang harus dihindari.
5. Untuk mengetahui kegiatan analisis pembiayaan .

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembiayaan

Analisis permohonan pembiayaan Merupakan suatu proses analisis yang


dilakukan oleh bank syariah unuk menilai suatu permohonan pembiayaan
yang tela diajukan oleh calon nasabah. Dengan melakukan analisis
permohonan pembiayaan, bank syariah akan memperoleh keyakinan bahwa
proyek yang akan dibiayai layak (feasible).
Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah tidak jauh beda dengan bank
konvensional

yaitu

menghimpun

dana

dari

masyarakat

kemudian

menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi.


Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam
bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha maupun
untuk komsumsi1.
Adapun pengertian pembiayaan menurut berbagai litertur yang ada sebagai
berikut, Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut M. Syafii Antonio. (2001;160), Bank Syariah dari Teori ke
Praktek. Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit
Menurut Muhammad (2002;260), Manajemen Bank Syariah. Pembiayaan
dalam secara luas diartikan sebagai pendanaan yang di keluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun
dijalankan oleh orang lain.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara bank
dengan

pihak

lain

yang

mewajibkan

pihak

yang

dibiayai

untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu


dengan imbalan atau bagi hasil.

1 Antonio, Muhammad Syafii, 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta
: Gema Insani Press. Hal 87

B. Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan
pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake
holder, yakni2:
1. Pemilik: dari sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan akan
memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
2. Pegawai: para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan
dari bak yang dikelolanya.
3. Masyarakat: Pemilik dana, sebagai pemilik mereka mengharapkan dari
dana yang diinvestasi akan diperoleh bagi hasil. Debitur yang
bersangkutan, dengan menyediakan dana baginya mereka membantu guna
menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan
barang

yang

diinginkannya

umumnya-konsumen,

(pembiayaan

mereka

konsumtif).

memperoleh

Masyarakat

barang-barang

yang

dibutuhkan.
4. Pemerintah: akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu dalam
pembiayaan pembangunan negara, disamping akan diperoleh pajak
(berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga
perusahaan-perusahaan.
5. Bank: bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan,
diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar
tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak
masyarakat yang dapat dilayaninya
C. Fungsi Pembiayaan
Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah
kepada masyarakat penerimaan, diantaranya:
1. Meningkatkan daya guna uang
Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro,
tabungan

dan

deposito.Uang

tersebut

dalam

prosentase

tertentu

ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan


produktivitas.Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk
memperluas/ memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi,
perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai
2 Antonius, 1993, Pedoman Pengelolaan Bank Syariah, Jakarta : LPPBS. Ha; 89
4

usaha baru. Dengan demikian dana yang mengendap di bank tidak menjadi
idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik
kemanfaatan bagi pengusaha maupun bagi masyarakat.
2. Meningkatkan daya guna barang
Dengan bantuan pembiayaan dari bank dapat meningkatkan daya
guna barang contohnya dapat memprodusir bahan mentah menjadi bahan
jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
3. Meningkatkan peredaran uang
Pembiayaan yag disalurkan via rekening-rekening koran pengusaha
menciptakan paertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti
cek, bilyet giro, wesel, promes dan sebagainya. Melalui pembiayaan
peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih berkembang oleh
karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga
penggunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara kuantitatif.
4. Menimbulkan kegairahan berusaha
Setiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan
ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu
pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan bank untuk memperoleh
bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.
5. Stabiltas ekonomi
Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi
pada dasarnya diarahkan pada usaha antara lain3:
a. Pengendalian inflasi
b. Peningkatan ekspor
c. Rehabiltasi prasarana
d. Pemenuh kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat
Untuk menekan arus inflasi dan berlebih-lebih lagi untuk usaha
pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan
penting.
6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
Para usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha
untuk meningkatkan usahanya.Peningkatan usaha berarti peningkatan
profit. Bila keuntungan ini secara kumulatifd dikembangkan lagi dalam

3 BPRS PNM Al-Masoem, 2004, _Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank


Syariah. Bandung : BPRS PNM Al-Masome. Hal 43

arti kata dikembalikan lagi kedalam struktur pemodalan, maka


peningkatan akan berlangsung terus menerus.
Dengan earnings (pendapatan) yang terus meningkat berarti pajak
perusahaan pun akan terus bertambah. Di lain pihak pembiayaan yang
disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan
menghasilkan pertambahan devisa negara. Disamping itu dengan semakin
efektifnya kegiatan swasembada kebutuhan-kebutuhan pokok, berarti akan
dihemat devisa keuangan negara.
7. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional
Bank sebagai lembaga kredit/ pembiayaan tidak hanya bergerak di
dalam negeri tetapi juga di luar negeri.Negara-negara yang kaya atau kuat
ekonominya, demi persahabatan antar negara banyak memberikan bantuan
kepada negara-negara yang sedang berkembang atau membangun.Bantuan
tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat-syarat yang
ringan yaitu margin (bunga) yang relatif rendah dan jangka waktu
penggunaan yang panjang.
D. Pembiayaan Yang Harus Dihindari
Dalam upaya melindungi kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta
memelihara tingkat kesehatan usahanya menetapkan negatif list yang akan
ditinjau secara periodik pembiayaan-pembiayaan yang dihindari yaitu4:
1. Pembiayaan yang tidak sesuai syariah
2. Yaitu pembiayaan yang gunanya untuk usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan
yang lainnya yang bertentangan dengan syariah islami.
3. Pembiayaan untuk spekulasi.
4. Pembiayaan yang bersifat spekulasi harus dihindari karena tidak
mencerminkan kesungguhan dalam berusaha dan mengandung unsur
gharar(tidak jelas) dan masyir (judi).
5. Pembiayaan tanpa informasi keuangan.
6. Pembiayaan tanpa informasi keuangan yang memadai (transparan dan
obyektif) akan membahayakan mitra dan koperasi.
4Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Hal 87

7. Pembiayaan dalam bidang yang tidak dikuasai.


8. Pengajuan pembiayaan untuk bidang usaha yang tidak tercantum dan atau
tidak dikuasai oleh pejabat KJKS dan UJKS narus ditolak secara dini.
9. Pembiayaan pada mitra yang bermasalah.
10. Pejabat KJKS dan UJKS yang berkopetensi dengan pembiayaan
hendaknya selalu melakukan checking kepada mitra yang akan dibiayai.
11. Pembiayaan kepada mitra (pedagang) yang akan menjual kembali barang
yang dibiayai oleh koperasi kepada konsumennya secara kredit (angsur)
E. Kegiatan Analisis Pembiayaan
Analisa pembiayaan adalah menilai seberapa besar kemampuan dan
kesediaan debitur mengembalikan pembiayaan yang mereka pinjam dan
membayar margin keuntungan dan bagi hasil sesuai dengan isi perjanjian
pembiayaan. Berdasarkan penilaian ini, bank dapat memberikan tinggi
rendahnya resiko yang akan ditanggung. Dengan demikian, pihak bank dapat
memutuskan apakah permintaan pembiayaan yang diajukan ditolak, diteliti
lebih lanjut atau diluluskan (kalau perlu dengan memasukkan syarat-syarat
khusus ke dalam perjanjian pembiayaan).
Dalam melakukan evaluasi permintaan pembiayaan, seorang analis
pembiayaan akan meneliti berbagai factor yang diperkirakan dapat
mempengaruhi kemampuan dan kesediaan calon nasabah untuk memenuhi
kewajibannya kepada bank.
1. Tujuan Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan merupakan langkah penting untuk realisasi
pembiayaan di bank syariah. Analisis pembiayaan yang dilakukan oleh
pelaksana (pejabat) pembiayaan di bank syariah dimaksudkan untuk :
a. Menilai kelayakan usaha calon peminjam;
b. Menekan resiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan;dan
c. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak.
Setelah tujuan analisis pembiayaan dirumuskan dan disepakati oleh
pelaksana pembiayaan, maka untuk selanjutnya dapat ditemukan
pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk analisis pembiayaan.
Ada beberapa pendekatan analisis pembiayaan yang dapat diterapkan
oleh para pengelola bank syariah yaitu:

a. Pendekatan jaminan
Artinya bank

dalam

memberikan

pembiayaan

selalu

memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh


peminjam.
b. Pendekatan Karakter
Artinya bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait dengan
karakter nasabah.
c. Pendekatan Kemampuan Pelunasan
Artinya bank menganalisis kemampuan nasabah untuk melunasi
jumlah pembiayaan yang telah diambil.
d. Pendekatan dengan Studi Kelayakan
Artinya bank memperhatikan kelayakan usaha yang dijalankan
oleh nasabah peminjam.
e. Pendekatan Fungsi-fungsi Bank
Artinya bank memperhatikan

fungsinya

sebagai

lembaga

intermediary keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang


dikumpulkan denagn dana yang disalurkan.
2. Prinsip Analisis Pembiayaan
Prinsip adalah sesuatu yang dijadikan

pedoman

dalam

melaksanakan suatu tindakan. Prinsip analisis pembiayaan adalah


pedoman-pedoman yang harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan bank
syariah pada saat melakukan analisis pembiayaan.Secara umum, prinsip
analisis pembiayaan didasarkan pada rumus 5C, yaitu:
a. Character, artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.
b. Capacity, artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan
mengembalikan pinjaman yang diambil.
c. Capital, artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam.
d. Collateral, artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
peminjam kepada bank.
e. Condition, artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.
Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan 1C, yaitu
Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses
usaha.Untuk bank syariah, dasar analisis 5C belumlah cukup. Sehingga
perlu memperhatikan kondisi sifat Amanah, Kejujuran, Kepercayaan, dari
masing-masing nasabah.
8

3. Prosedur Analisis Pembiayaan


Dengan memperhatikan ketentuan umum manajemen pembiayaan
di bank syariah, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
prosedur analisis pembiayaan. Aspek-aspek penti ng dalam analisis
pembiayaan yang perlu dipahami oleh pengelola bank Syariah.
a. Prosedur Analisis
1) Berkas dan Pencatatan
2) Data Pokok dan analisis pendahuluan
a) Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
b) Rencana pembelian, produksi dan penjualan
c) Jaminan
d) Laporan keuangan
e) Data kualitatif dari calon debitur
f) Penelitian data
g) Penelitian atas realisasi usaha
h) Penelitian atas rencana usaha
i) Penelitian dan penilaian barang jaminan
j) Laporan keuangan dan penelitiannya.
b. Keputusan permohonan Pembiayaan
1) Bahan pertimbangan pengambilan keputusan
2) Wewenang pengambilan keputusan
4. Aspek-Aspek Analisis Pembiayaan
Berdasarkan prinsip-prinsip analisis pembiayaan tersebut di atas,
maka aspek-aspek yang diperhatikan untuk memutuskan calon nasabah
memiliki tingkat kelayakan pembiayaan atau tidak, perlu dilakukan
analisis terhadap aspek-aspek berikut5:
a. Evaluasi Pasar dan Pemasaran Hasil produksi
Kemampuan perusahaan menciptakan dana untuk mengembalikan
pembiayaan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pemasaran hasil
produksi mereka. Semakin maju dan berhasil pemasaran hasil
produksi, akan semakin besar kemampuan perusahaan meningkatkan
5Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz, 2009, Manajemen operasional Bank
Syariah, , Cirebon : STAIN Press. Hal 90

jumlah penjualan dan keuntungan mereka. Seorang analis pembiayaan


harus melihat aspek:
1) Internal, Strategi pemasaran perusahaan dari 4P (Marketing Mix)
yaitu:
a) Products (Produk yang dihasilkan perusahaan)
b) Place (Strategi distribusi Produk)
c) Price (Strategi Harga penjualan Produk)
d) Promotion (Strategi Promosi Produk)
2) Eksternal, berupa:
a) Perkembangan kehidupan ekonomi umum
b) Perkembangan keadaan politik Negara
c) Perkembangan suasana persaingan pasar
d) Peraturan atau keputusan pemerintah
3) Evaluasi Manajemen Perusahaan
Manajemen merupakan factor produksi yang paling
menentukan dalam memelihara kelangsungan dan perkembangan
hidup perusahaan. Berikut ini ada beberapa macam kriteria pokok
yang dapat digunakan oleh bank maupun para analis pembiayaan
untuk menilai kemampuan calon debitur dalam mengelola
perusahaan mereka, antara lain:
a) Usia perusahaan
b) Kualifikasi dan kekompakan kerja pimpinan teras
c) Kedudukan perusahaan di pasar
d) Kemampuan mengelola harta perusahaan
e) Kemampuan mengelola sumber daya manusia
f) Kemampuan memperoleh keuntungan.
g) Analisis Kondisi Keuanagn
Seorang analis pembiayaan mengevaluasi kondisi keuangan
calon debitur dengan tujuan:
a) Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
b) Struktur pendanaan operasi perusahaan
c) Kemampuan mereka untuk melunasi pinjaman yang jatuh
tempo
d) Efisiensi pengelolaan harta perusahaan untuk masa lampau
Dan hal tersebut dapat dilihat dari:

10

a) Laporan keuangan berupa neraca dan Rugi Laba perusahaan


b) Analisa Laporan Keuangan
c) Proyeksi Arus Kas calon debitur
Untuk analisis laporan keuangan didasarkan pada rasio-rasio
keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang biasa dipakai antara
lain:
a) Profitability Ratios, memperbadingkan jumlah keuntungan
yang diperoleh perusahaan setiap masa tertentu, dengan hasil
penjualan atau jumlah investasi dana dalam perusahaan, terdiri
dari:
b) Financial leverage ratios, memberikan indikasi tentang dua
hal, yaitu:

Bagaimana perbandingan risiko yang ditanggung kreditur


(pemberi pembiayaan) dan pemegang saham dalam
mendanai operasi perusahaan.

Bagaimana kemampuan jangka panjang debitur (pemberi


pembiayaan) dalam pembayaran angsuran dan marjin
keuntungan atau bagi hasil kepada pihak bank.

b. Tujuan Pembiayaan
Tujuan dari usulan pembiayaan harus dijabarkan dengan jelas sejak
awal agar pendekatan logis terhadap data yang akan dikaji dapat
tercapai. Tujuan Pembiayaan menguraikan tentang:
1) Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan
2) Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan
barang investasi atau keperluan modal kerja.
3) Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan
4) Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada bila
perubahan terhadap fasilitas pembiayaan terdahulu.
c. Latar Belakang
Latar belakang berisikan informasi kualitatif mengenai nasabah
dan manajemen nasabah yang penting untuk keperluan analisis.
d. Kondisi Usaha

11

Kondisi usaha merupakan gambaran tentang kesehatan usaha yang


dijalankan nasabah. Informasi yang terkait dengan kondisi usaha
adalah:
1) Posisi nasabah dalam persaingan pasar
2) Identifikasi pemasok utama kebutuhan persediaan barang
3) Pelanggan-pelanggan utama nasabah
4) Prospek masa depan usaha yang dijalankan
5) Kondisi persaingan
6) Jenis resiko primer yang ada dalam usaha yang dijalankan nasabah.
e. Analisis Keuangan
Analisis keuangan ditujukan untuk mencermati laporan keuangan
perusahaan nasabah, mulai dari neraca, laba rugi sampai pada arus kas.
Analisis keuangan ini menunjukkan apa dan mengapa yang terjadi.
Hal-hal pendukung dalam analisis keuangan adalah :
1) Sejarah keuangan perusahaan, hal ini sangat dipengaruhi oleh
posisi auditor, neraca, laba rugi, dan arus kas.
2) Proyeksi keuangan perusahaan, dapat dilihat dari analisis proyaksi
cash flow.
f. Analisis Agunan
Pada analisis agunan atau barang jaminan yang dijaminkan
nasabah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Marketability dan nilai agunan
2) Ciri khusus dari barang agunan
3) Cover asuransi yang memadai dari barang agunan baik dari segi
risiko, nilai penutupan maupun bonafiditas perusahaan asuransi.
g. Analisis Risiko Pembiayaan
Pada analisis risiko pembiayaan, diperlukan penjabaran mengenai
kemungkinan jenis dan tingkat risiko yang dapat terjadi pada usaha
nasabah dan sejauh mana risiko tersebut dapat membahayakan prospek
pelunasan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh bank.
h. Kesimpulan dan Rekomendasi

12

Kesimpulan dari seluruh analisis harus bersifat ringkas dan jelas,


serta memuat rekomendasi atas kebijaksanaan yang diusulkan untuk
ditempuh oleh bank. Sebagai acuan, pada kesimpulan harus memuat
hal-hal berikut:
1) Kesimpulan yang dapat ditarik dari 6C (Character, Capacity,
condition, capital dan collateral serta constraint)
2) Pendapat dan pertimbangan dari hasil seluruh analisis yang telah
dilakukan
3) Rekomendasi atas fasilitas yang diusulkan, rekomendasi ini
memuat:
a) Struktur pembiayaan (term dan condition)
b) Convenant atau persyaratan umum dan khusus.
5. Perangkat Analisis Pembiayaan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pejabat analis
pembiayaan dapat diringkas sebagai berikut:
a. Aspek yang dianalisis
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh pejabat bank
dalam melakukan analisis pembiayaan, di antaranya adalah:
1) Aspek yuridis
2) Calon debitur cakap hokum
3) Usahanya tidak liar
4) Aspek pemasaran
5) Siklus hidup produk
6) Produk substitusi
7) Perusahaan pesaing
8) Tingkat kemampuan daya beli masyarakat
9) Program promosi
10) Daerah pemasarannya
11) Factor musim
12) Manajemen pemasaran
13) Kontrak penjualan
14) Aspek teknis

13

15) Lokasi usaha


16) Fasilitas gedung bangunan usaha
17) Mesin-mesin yang dipakai
18) Proses produksi
19) Aspek keuangan
20) Kemampuan memperoleh untung
21) Sisa-sisa pinjaman dengan pihak lain
22) Beban rutin di luar kegiatan usaha
23) Arus kas (Cash Flow)
24) Aspek jaminan
25) Syarat-syarat jaminan
26) Syarat ekonomis
27) Syarat yuridis
b. Alat analisis, Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.
c. Rumusan Hasil Analisis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil
analisis pembiayaan:
1) Identitas pemohon
2) Umur calon antara 22-50 tahun
3) Alamat rumah jelas, jika kontrak: masih berapa tahun calon
kontrak
4) Di usaha rumah calon dekat berada di wilayah kerja bank syariah
yang bersangkutan
5) Identitas usaha
6) Pengalaman usaha minimal 2 tahun
7) Lokasi usaha strategis
8) Status usaha bukan sambilan
9) Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri
10) Aspek pasar
11) Barang yang dijual/ diproduksi tidak terlalu banyak pesaing dan
memang dibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan inovatif

14

perlu dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat


dimasuki sekaligus dapat memperoleh untung.
12) Sumber bahan baku
13) Sumber bahan baku yang dipakai mudah diperoleh, cukup murah,
dan jika memungkinkan dapat didaur ulang.
14) Aspek pengelola
15) Mempunyai perencanaan usaha ke depan yang detail
16) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil
17) Mempunyai catatan usaha, seperti: buku jurnal, laporan transaksi,
catatan laba/ rugi, dll
18) Aspek ekonomi
19) Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusak lingkungan, baik
barang jadi maupun limbahnya.
20) Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara
21) Permodalan
22) Peminjam haus mempunyai modal minimal 30% dari pembiayaan
yang diajukan ke Bank Syariah.
23) Data keuangan
24) Korelasi persentase kemampuan membayar anggota pembiayaan
harus 30%dari kemampuan menabungnya.
d. Rekomendasi Analisa
Gambaran kesimpulan analisis pembiayaan di bank syariah dapat
disimpulkan sebagai berikut6:

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
6Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada. Hal 81

15

Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah tidak jauh beda dengan bank
konvensional

yaitu

menghimpun

dana

dari

masyarakat

kemudian

menyalurkannya kembali atau lebih dikenal sebagai fungsi intermediasi.


Dalam prakteknya bank syariah menyalurkan dana yang diperolehnya dalam
bentuk pemberian pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha maupun
untuk komsumsi.
Adapun pengertian pembiayaan menurut berbagai litertur yang ada sebagai
berikut, Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dalam upaya melindungi kepentingan dan kepercayaan masyarakat serta
memelihara tingkat kesehatan usahanya menetapkan negatif list yang akan
ditinjau secara periodik pembiayaan-pembiayaan yang dihindari
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para
pakar utama penulismengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang
sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

16

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas
karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam
mata kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak
hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan
waktunya untuk membaca makalah ini.
Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari
salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon
ampun.
Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bengkulu, Januari 2016
Penulis

DAFTAR ISI
i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR.......................................................................................i

17

DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang...............................................................1

B.

Rumusan Masalah.........................................................2

C.

Tujuan.............................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN

A.

Pengertian Pembiayaan..................................................................3

B.

Tujuan Pembiayaan........................................................................4

C.

Fungsi Pembiayaan........................................................................4

D.

Pembiayaan Yang Harus Dihindari................................................6

E.

Kegiatan Analisis Pembiayaan .....................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Kritik dan Saran ...................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

DAFTAR PUSTAKA
ii
18

Antonio, Muhammad Syafii, 2001, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta :
Gema Insani Press.
Antonius, 1993, Pedoman Pengelolaan Bank Syariah, Jakarta : LPPBS.
BPRS PNM Al-Masoem, 2004, _Kebijakan Manajemen Pembiayaan Bank
Syariah. Bandung : BPRS PNM Al-Masoem
Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz, 2009, Manajemen operasional Bank
Syariah, , Cirebon : STAIN Press.
Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada

19

MAKALAH
MANAJEMEN PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH
Pembiayaan yang Harus Dihindari dan Kegiatan Analisis Pembiayaan

Disusun Oleh :
Yoga Pranata
Harisa Mandasari
Sartika

Dosen Pembimbing :
Yusmaneri Arifin

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
BENGKULU
2016

iii
20

Anda mungkin juga menyukai