Anda di halaman 1dari 95

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

HUBUNGAN KERJA SAMA IAIN BUKITTINGGI DENGAN


BANK SYARIAH DI BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana


Dalam Program Studi S1 Perbankan Syariah

OLEH :

ANWAR SHOLIHIN

NIM : 3315.017

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2019 M / 1441 H
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anwar Sholihin

NIM : 3315017

Tempat/ Tangal Lahir : Huta Baru / 01 September 1997

Fakultas/ Jurusan : FEBI / S1 Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi


Hubungan Kerja Sama IAIN Bukittinggi dengan
Bank Syariah di Bukittinggi

Menyatakan dengan sesungguhnya karya ilmiah (skripsi) saya dengan

judul di atas adalah benar asli karya penulis. Apabila di kemudian hari terbukti

bahwa skripsi ini bukan karya sendiri. Maka penulis bersedia diproses sesuai

dengan hukum yang berlaku dan gelar kesarjanaan penulis dicopot sampai batas

waktu yang tidak ditentukan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 30 Oktober 2019


Penulis,

Anwar Sholihin
NIM: 3315.017
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anwar Sholihin

NIM : 3315017

Program Studi : S1 Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mengikuti semua mata kuliah

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sesuai Program Studi yang saya pilih.

Dan semua mata kuliah tersebut telah LULUS sebagai persyaratan mengikuti

ujian Skripsi.

Apabila di kemudian hari ternyata ada mata kuliah yang belum Lulus,

maka saya siap menerima sanksi dan ujian Skripsi saya dinyatakan batal/gugur.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan seperlunya.

Bukittinggi, 30 Oktober 2019


Penulis,

Anwar Sholihin
NIM: 3315.017
Motto
“Biar Berisik Asalkan Berisi”

KATA PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi


kekuatan, kesabaran, kemudahan, serta semangat yang tidak pernah pudar.
Sehingga skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Shalawat beserta salam
semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan dakwah kepada seluruh umat sehingga kita bisa beriman kepada
Allah.

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh


kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Q.S. Al-Isra’ : 24)

Mama, Ayah, hari ini anak mu sudah membuktikan bahwasanya aku bisa
menjadi seorang sarjana. Terimakasih banyak Mama dan Ayah atas semua
pengorbanan yang telah engkau berikan kepada anak yang selalu melawan atas
apa perintah mu Ma, Yah. Tanpa Mama dan Ayah aku bukanlah apa-apa.

Dengan ridho Allah SWT…


Karya dan keberhasilan ini kupersembahkan sepenuhnya untuk kedua
orang tua ku yang sangat aku cintai melebihi hidup ku sendiri, pahlawan
besar dalam sejarah hidup ku, motivator dan inspirator ku yakni Ayahanda
ABDI NASUTION dan Ibunda TUTI MARLINA.

Terimakasih yang tak terhingga kepada adik ku Alvin Sahri Nasution yang
selalu memberikan support tentang segala hal. Semoga adik bisa menyusul abang
menjadi seorang sarjana, dan tetap berkomitmen seperti janji kita waktu itu bahwa
hidup kita adalah untuk membahagiakan Ayah dan Mama. Ingat selalu janji kita
ya dik, kemana pun kita pergi janji ini harus selalu diingat.

Anwar Sholihin
ABSTRAK

Anwar Sholihin, NIM. 3315017, Program Studi S1 Perbankan Syariah.


Skripsi ini berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI HUBUNGAN KERJA SAMA IAIN BUKITTINGGI
DENGAN BANK SYARIAH DI BUKITTINGGI”.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hubungan kerjasama yang dilakukan
oleh Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan
lembaga perbankan syariah yang ada di Bukittinggi. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi yang notabenenya adalah perguruan keagamaan Islam
sewajarnya menjalin kerjasama dengan perbankan yang berlandaskan sistem
syariah. Namun pada realita yang terjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi juga menjalin kerjasama dengan perbankan konvensional. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi hubungan kerja sama IAIN Bukittinggi dengan bank syariah di
Bukittinggi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik
pengumpulan data yaitu, wawancara dan observasi. Sedangkan teknik analisis
data menggunakan pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data
setelah data di reduksi disajikan dalam bentuk narasi dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Hasil dari analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa faktor yang sangat
berpengaruh terhadap hubungan kerjasama Perguruan Tinggi Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan perbankan syariah adalah faktor
teknologi dan faktor pelayanan. Semakin baik teknologi dan pelayanan yang
digunakan oleh suatu perbankan syariah yang akan menjalin kerjasama dengan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi maka akan semakin mendukung
terjadinya hubungan kerjasama tersebut.

Kata Kunci : Kerjasama, IAIN Bukittinggi, Bank Syariah


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah segenap syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat dan rahmat – Nya penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi dan menyelesaikan pendidikan strata satu di

kampus IAIN Bukittinggi tercinta. Selanjutnya shalawat serta salam teruntuk

kepada Nabi besar Muhammad SAW. sebagai pembawa risalah yang benar dan

telah meninggalkan dua pedoman hidup untuk manusia sebagai petunjuk ke jalan

yang benar, yakni Al-Qur’an dan Sunnah.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada program studi S1 Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi.

Penghargaan yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis Ayahanda

Abdi Nasution dan Ibunda Tuti Marlina yang terus memberikan inspirasi dan

dukungan baik moril dan materil. Ucapan terimakasih atas do’a dan kasih

sayangnya yang tulus dalam setiap jejak langkah hidup penulis, sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, semua harapan beliau akan menjaji

yang akan penulis tunaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara moril maupun

i
ii

materil. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapkan

terimakasih yang tulus kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Bukittinggi beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

3. Ibu Sandra Dewi, SE, MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah

sekaligus Ibu yang telah memberikan motivasi dan inspirasi bagi penulis

selama menjalani masa studi di Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi.

4. Ibu Dr. Asyari, S.Ag, M.Si selaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah

memberi arahan, nasehat dan motivasi demi kelancaran proses belajar

penulis.

5. Bapak Dr. Miswardi, SH, M.Hum selaku Pembimbing I dan Bapak Amsah

Hendri Doni, SE, ME selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan bimbingan, ide,

nasehat serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak/Ibu Dosen Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi khususnya Dosen-

dosen Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

yang telah membekali ilmu, motivasi dan semangat kepada penulis.

7. Bapak/Ibu Kepala beserta staf perpustakaan Intitut Agama Islam Negeri

Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas peminjaman buku yang penulis

butuhkan dalam penulisan skripsi ini.


iii

8. Pimpinan PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Ampek Angkek Candung

yaitu Bapak Alfian selaku direktur utama yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melaksanakan magang.

9. Terimakasih kepada adik Alvin Sahri Nasution dan keluarga besar mama dan

juga keluarga besar ayah yang telah memberikan motivasi dan do’a buat

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada kakanda Dian Wijaya, SE dan Alwi Saputra, SE yang

sudah menjadi motivator dan inspirator penulis serta IMMawan dan

IMMawati yang sudah memberi support penulis.

11. Terimakasih kepada keluarga ku tercinta di Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM) yang sudah berjuang bersama dalam perjuangan

yang mulia dan berfastabiqul khairat.

12. Terimakasih kepada teman-teman kepengurusan Himpunan Mahasiswa

Program Studi (HMPS) S1 Perbankan Syariah dan Dewan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

Bukittinggi (DEMA FEBI IAIN Bukittinggi ) serta teman - teman di Galak

Lapau FEBI yang telah memberikan motivasi dan dukungan buat penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Terimakasih kepada sahabat yang selalu ada dikala suka dan duka di kampus

Adryan, Aldino, Alfi, Sony, Dodi, Yopi, Fauzan, Della, Khalila, Reni,

Endang, dan terutama Bunga.

14. Serta kepada semua pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu dari awal hingga akhir.


iv

Semoga segala bimbingan, bantuan dan do’a diberikan menjadi

amal sholeh di sisi Allah SWT. Penyusunan skripsi ini disusun dengan sebaik-

baiknya, namun masih terdapat kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat

penulis harapkan. Dengan segala kerendahan hati, penulis sajikan karya tulis

dalam bentuk skripsi dengan harapan bisa bermanfaat bagi kita semua serta dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Billahifisabililhaq Fastabiqul Khairat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bukittinggi, 30 Oktober 2019


Penulis,

Anwar Sholihin
NIM: 3315.017
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL..............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 7
C. Batasan Masalah................................................................................ 8
D. Perumusan Masalah........................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 9
G. Penjelasan Judul................................................................................ 10
H. Sistematika Penulisan........................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI


A. Perbankan Syariah
1. Pengertian.................................................................................... 13
2. Karakteristik bank syariah........................................................... 14
3. Sumber dana bank syariah........................................................... 16

v
vi

B. Kerja Sama
1. Pengertian.................................................................................... 24
2. Pelaksanaan kerja sama............................................................... 26
3. Faktor pendukung dan penghambat kerjasama........................... 27
4. Prinsip-prinsip kerjasama............................................................ 29
5. Tujuan dan manfaat kerjasama.................................................... 30
C. Teori Kerja Sama Secara Syariah (Syirkah)
1. Pengertian kerjasama dalam Islam.............................................. 30
2. Dasar Hukum Syirkah................................................................. 33
D. Kajian Terdahulu............................................................................... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
1. Lokasi.......................................................................................... 39
2. Waktu penelitian.......................................................................... 40
3. Sumber data ................................................................................ 40
4. Populasi dan sampel.................................................................... 41
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi..................................................................................... 41
2. Wawancara.................................................................................. 42
C. Teknik Analisis Data
1. Pengumpulan data sekaligus Reduksi data.................................. 43
2. Penyajian data setelah data di Reduksi ....................................... 43
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi........................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil IAIN Bukittinggi
1. Sejarah berdirinya IAIN Bukittinggi........................................... 44
2. Ketentuan umum IAIN Bukittinggi ............................................ 46
3. Visi, Misi, Tujuan dan Moto IAIN Bukitttinggi......................... 50
4. Identitas IAIN Bukittinggi........................................................... 51
5. Program Studi di IAIN Bukitttinggi............................................ 57
vii

B. Karakteristik Narasumber
1. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 59
2. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Umur.................................. 60
3. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Pekerjaan........................... 60
4. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Tingkat Pendidikan........... 61
5. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Tingkat Jabatan.................. 62
C. Hasil Wawancara............................................................................... 63
D. Analisis Pembahasan......................................................................... 70

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 72
B. Saran.................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Jenis Kelamin............................................................................. 59

Tabel 4.2 Data Umur........................................................................................... 60

Tabel 4.3 Data Pekerjaan.................................................................................... 60

Tabel 4.4 Data Tingkat Pendidikan..................................................................... 61

Tabel 4.4 Data Tingkat Jabatan........................................................................... 62


ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Lambang IAIN Bukittinggi............................................................. 52

Gambar 4.2 Bendera IAIN Bukittinggi............................................................... 53

Gambar 4.3 Bendera Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan............................. 55

Gambar 4.4 Bendera Fakultas Syariah................................................................ 55

Gambar 4.5 Bendera Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah........................... 56

Gambar 4.6 Bendera Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.................................. 56

Gambar 4.7 Bendera Pascasarjana...................................................................... 57


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas islam, dengan

mayoritas islam yang banyak dapat membuka peluang tumbuhnya ekonomi

syariah yang baik. Dalam perokonomian realitas menunjukkan bahwa

perkembangan ekonomi Islam dimulai melalui pola pragmatis yaitu

mengembangkan sistem yang bersifat parsial dan satu aspek saja, tidak heran jika

pengembangan industri keuangan syariah tumbuh lebih cepat dari pada pengkajian

teoritis dan konseptual dalam pembentukan sistem yang lebih komprehensif.

Namun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan lembaga keuangan

syariah itu sendiri merupakan pintu masuk bagi para pemikir muslim Indonesia

untuk lebih mendalami ekonomi Islam dalam kerangka ilmu dan sistem.37

Bank syariah ialah bank yang berasaskan pada asas kemitraan, keadilan,

transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan

prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip

ekonomi islam dengan karakteristik, antara lain, sebagai berikut38:

a. Pelanggaran riba dalam berbagai berikutnya

b. Tidak mengenal konsp nilai waktu dari uang (time-value of money)

c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

d. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

37
Marimin Agus. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam - Vol. 01, No. 02. 2015.
38
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta : Pt. Raja grafindo Persada,
2015) hal. 7

1
2

e. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

f. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank Syariah tidak

menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga

merupakan riba yang diharamkan.

Konsep perbankan dan keuangan Islam yang pada mulanya hanya

merupakan diskusi teoritis, kini telah menjadi realitas faktual yang tumbuh dan

berkembang. Bahkan, saat ini industri perbankan syariah telah bertransformasi

dari hanya sekedar bank alternatif dengan sistem syariah menjadi bank yang

mampu memainkan peranannya dalam percaturan ekonomi dunia.

Bank syariah didalam operasionalnya menerapkan nilai-nilai syariah dan

tidak menerapkan sistem bunga seperti bank konvensional. Karena di bank syariah

bunga itu suatu hal yang haram. Seperti firman Allah yang mengatakan didalam

surah An Nisa’ ayat 161 sebagai berikut39 :

         


     
Artinya:
“Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal Sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara
mereka itu siksa yang pedih”. ( Q.S An Nisa’: 161 )

          


  

Muhammad Sharif Chaudhry. Sistem Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media
39

Group. 2012) hal. 33


3

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat
ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan”. (Q.S Ali Imran : 130)
Dalam agama Islam, dosa bagi orang-orang yang memakan atau terlibat

didalam riba juga sangatlah besar sesuai hadits Rasulullah yang mengatakan:

Artinya :
"Satu dirham yang didapatkan dari transaksi riba lantas dimanfaatkan oleh
seseorang dalam keadaan dia mengetahui bahwa itu berasal dari riba dosanya
lebih ngeri dari pada berzina sebanyak 36 kali.”40 (HR Ahmad no 22.008)

Dalam pengembanganya, perbankan syariah banyak melakukan kejasama

dengan instansi-instansi atau lembaga. Kerjasama yang diterapkan adalah

kerjasama yang berasakan syariah. Kerjasama syariah adalah kerjasama dua orang

atau lebih yang sepakat menggabungkan dua atau lebih kekuatan (aset modal,

keahlian dan tenaga) untuk digunakan sebagai modal usaha, misalnya

perdagangan, agroindustri, atau lainnya dengan tujuan mencari

keuntungan yang tidak melanggar syariat Islam.41

Adapun prinsip kerjasama syariah adalah prinsip yang mengedepankan

falah dan kemashlahatan bersama bukan hanya berpatokan kepada keuntungan

duniawi semata saja. Didalam konsep umum kerjasama secara syariah

40
Ghazaly Abdul Rahman. Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010) hal 38
41
Boediono. Ekonomi Nasional. (Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, 2013)
hal. 26
4

menerapkan nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, keadilan dan amanah didalam

pelaksanaannya.

Demikian juga kuatnya dukungan pemerintah dengan lahirnya Undang-

Undang yang mandiri yaitu Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 tahun

2008, semakin menunjukkan eksistensi bank syariah. Bahkan, Presiden saat

membuka Festival Ekonomi Syariah di Jakarta, 16 Januari 2008, menyatakan akan

meminta Menteri Hukum dan HAM, Menteri Agama, dan Menteri Keuangan serta

pihak-pihak terkait untuk turut mempercepat berjalan (akselerasi) dan

berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia. Dukungan dari pemerintah

tersebut menyiratkan adanya pengakuan bahwa industri ini diperhitungkan dalam

pembangunan ekonomi nasional.42

Bank syariah sudah sangat berkembang dan maju di kota Bukittinggi. Hal

itu dapat kita lihat sendiri dengan banyaknya bank syariah yang ada di kota

Bukittinggi yang sudah berdiri sejak lama. Diantara bank syariah yang sudah

berkembang di kota Bukittinggi adalah :

1. PT. Bank Syariah Mandiri

2. PT. Bank Negara Indonesia Syariah

3. PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah

4. PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia

5. PT. Bank Nagari Syariah

6. PT. Bank Bukopin Syariah

42
Gustina. Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah di
Indonesia. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1. 2011.
5

Salah satu institusi yang diharapkan dapat membantu perkembangan

perbankan syariah adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri. Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam Negeri sebagai pusat pengkajian dan penelitian serta

pengembangan nilai-nilai islami memiliki peran yang strategis dalam memberikan

kontribusi perkembangan bagi akselerasi bank syariah di Indonesia sehingga

mampu menjadi pilar ekonomi syariah nasional. Salah satu perguruan tinggi

keagamaan Islam negeri yang ada di Bukittinggi ialah Institut agama islam aegeri

(IAIN) Bukittinggi. Institut agama islam negeri (IAIN) Bukittinggi merupakan

suatu institut yang memiliki program studi Perbankan Syariah yang berada

didalam naugan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang secara konsentrasi

mempelajari nilai-nilai syariah didalam perbankan.

Peraturan menteri agama Republik Indonesia nomor 35 tahun 2017

tentang Statuta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi menjelaskan

tentang kerja sama pada pasal 109 ayat 1 bahwa kerja sama dilakukan untuk

meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat dan pada ayat 2 mengatakan kerja sama dengan pihak lain

dilakukan atas dasar saling menguntungkan.43 Selain itu, dalam peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia menambahkan bahwa untuk

menjalin kerja sama dengan badan usaha haruslah badan usaha tersebut

teregistrasi di Negara secara resmi.44

43
PMA Nomor 35 tahun 2017 tentang Statuta Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi, Pasal 109 ayat 1 dan 2
44
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 14 tahun 2014 tentang Kerja
Sama Perguruan Tinggi. Pasal 48
6

Menurut rektor Universitas Negeri Makassar menerangkan tentang

persyaratan calon mitra kerja sama adalah calon mitra yang akan diajak untuk

kerja sama haruslah memiliki kejelasan status hokum dan memiliki kualifikasi

atau track record yang baik serta calon mitra memiliki komitmen terhadap aturan

dan kebijakan dalam menjalin dan melaksanakan kerja sama.45 Namun menurut

rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta prinsip dalam

menjalin kerja sama haruslah akuntabel dan berorientasi kinerja, efektif dan

efisien.46

Dalam pengelolaan keuangan, institut agama islam negeri (IAIN)

Bukittinggi bekerja sama dengan perbankan sebagai pihak ketiga. Perbankan yang

dapat menjadi mitra institut agama islam negeri (IAIN) Bukittinggi dalam

mengelola keuangan tentu memiliki kriteria tersendiri yang mampu menunjang

efektivitas dari perguruan tinggi agama Islam itu sendiri. Institut agama islam

negeri (IAIN) Bukittinggi mempunyai kesewenangan yang bebas untuk memilih

menjalin kerja sama baik itu dengan bank konvensional ataupun bank syariah

sebagai mitranya dalam mengelola keuangan. Hal itu dapat terjadi di karenakan

institut agama islam negeri (IAIN) Bukittinggi berperan sebagai pengambil

keputusan kerjasama.

Jika dilihat dari sejarah kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi dengan perbankan, maka kita dapat mengetahui ada beberapa

perbankan yang menjalin kerja sama dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

45
Peraturan Rektor Universitas Negeri Makassar nomor 586/UN36/KP/2017 tentang
Petunjuk Operasional Teknis Pengolaan Kerja Sama. Pasal 5
46
Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomor 217 tahun 2016 tentang
Pedoman Kerja Sama. Pasal 3
7

Bukittinggi.47 Kalau kita lihat di tahun 2014 Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi bekerja sama dengan Bank Republik Indonesia (BRI) di dalam

pembayan uang kuliah mahasiswa yang notabenenya adalah perbankan

konvensional.

Selain itu, ditahun 2016 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

mulai menjalin kerja sama dengan Bank Nagari untuk pembayaran uang kuliah

mahasiswa sampai saat ini yang notabenenya juga perbankan konvensional.

Terakhir, di tahun 2017 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi menjalin

kerja sama dengan Bank Negara Indonesia (BNI) didalam pembayaran honor

pegawai dan dosen serta kegiatan keuagan lainnya.

Berdasarkan dari latar belakang yang peneliti paparkan di atas, maka

peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Kerja Sama IAIN Bukittinggi

dengan Bank Syariah di Bukittinggi”.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan penelitian penulis ajukan dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut :

1. Hubungan kerja sama perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi dengan Bank Syariah di Bukittinggi yang masih

kurang maksimal.

2. Terjalinnya kerja sama perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi dengan Bank Konvensional.


47
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FEBI Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi, disurvei pada 19 November 2018
8

3. Perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi telah

mengutamakan perbankan konvensional dari pada perbankan syariah.

4. Kurangnya partisipasi aktif Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi didalam mengembangkan perbankan Syariah.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan mendalam

maka penulis memandang permasalahan penelitian yang perlu dibatasi

variabelnya. Oleh sebab itu penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Kerja Sama IAIN

Bukittinggi dengan Bank Syariah di Bukittinggi.”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirunuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan kerja sama antara

perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan

Bank Syariah di Bukittinggi?

2. Bagaimana cara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi menjalin

hubungan kerja sama dengan Bank Syariah di Bukittinggi?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dari dilakukannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:
9

1. Untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi

hubungan kerja sama antara perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi dengan Bank Syariah di Bukittinggi.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana hubungan kerja sama

perguruan tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan

Bank Syariah di Bukittinggi.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian nanti, diharapkan dapat bermanfaat untuk

beberapa lembaga dan elemen seperti bank syariah, IAIN Bukittinggi dan untuk

penulis sendiri.

1. Bagi Perbankan Syariah

a. Agar bank syariah dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat

dipertimbangkan dalam menjalin kerjasama dengan Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

b. Mengingatkan kepada perbankan syariah bahwa sangat penting menjalin

kerjasama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam.

c. Sebagai bahan pertimbangan perbankan syariah di dalam menjalin

kerjasama kepada Perguruan Tinggi Agama Islam.

2. Bagi Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Temuan yang akan didapatkan dalam penelitian ini semoga dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang teoritis maupun praktis

yang bekaitan dengan perkembangan dunia perbankan syariah di Indonesia.


10

3. Bagi Peneliti

a. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh.

b. Menambah pengalaman dan sarana latihan dalam menganalisis serta

memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat.

c. Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti terutama yang

berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni selama ini.

d. Dalam rangka mendapatkan gelar Strata Satu (S-1).

G. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kekeliruan oleh pembaca dalam memahami maksud dari

judul proposal ini, maka penulis akan memberikan penjelasan terhadap kata-kata

yang penting sebagai berikut:

Analisa : aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan

seperti, mengurai, membedakan, memilah sesuatu

untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria

tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu

ditafsirkan maknanya.

Faktor : berarti hal keadaan, peristiwa yang ikut

menyebabkan memengaruhi terjadinya sesuatu.

Hubungan : kesinambungan interaksi antara dua orang atau lebih

yang memudahkan proses pengenalan satu akan

yang lain.
11

Kerja Sama : sebuah usaha yang dilakukan oleh beberapa

orang atau kelompok untuk mencapai tujuan

bersama.

Penjelasan di atas maksud dari judul adalah mencari serangkaian kegiatan

yang menjadi penyebab terpengaruhnya hubungan atau kesinambungan interaksi

usaha kerja sama antara bank syariah dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk lebih mempermudah dan memberikan

gambaran yang lebih jelas mengenai isi skripsi ini dengan susunan yang

sisetematis dan komprehensif, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan secara singkat latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, manfaat penelitian,

ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi landasan teori sebagai penjabaran teori-teori yang

mendukung perumusan hipotesis. Selain itu, bab ini juga berisi

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis,

kerangka pemikiran teoritis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


12

Bab ini akan difokuskan pada pembahasan tentang metode penelitian

yang digunakan dalam penyelesaian skripsi ini. Pertama akan

dijelaskan tentang struktur konstruksi atau kerangka teoritis yang akan

menjadi acuan pembahasan dalam penelitian ini. Selanjutnya hipotesis

yang akan diuji kebenarannya melalui penyajian dan analisis data

objek penelitian. Penelusuran obyek penelitian secara singkat pada

bagian yang akan dikaji termasuk dalam pembahasan ini. Juga akan

dibahas berbagai aspek-aspek penelitian seperti: data, sumber data,

metode pengumpulan data, definisi variabel, instrumen penelitian dan

metode analisa data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum perusahaan,

gambaran umum responden, analisis data serta pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian dan saran-saran sebagai masukan bagi penelitian

selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perbankan Syariah
1. Pengertian

Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal dengan Islamic

Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Peristilahan dengan

menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem

perbankan syariah itu sendiri. Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai

suatu respon dari kelompok ekonomi dan praktisi perbankan muslim yang berupa

mengakomodasi desakan dari barbagai pihak yang menginginkan agar tersedia

jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan

prinsip-prinsip syariah Islam. Utamanya, adalah berkaitan dengan pelarangan

praktik riba, kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar (ketidak jelasan).48

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank Syariah, adalah bank

yang peroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa

disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang

operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan

Hadis Nabi SAW. Atau dengan kata lain, bank Islam adalah lembaga keuangan

yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu

lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan

dengan prinsip syariat Islam.


48
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta : Pt. Raja grafindo Persada. 2015)
hal. 5

13
14

Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu

Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam

adalah (1) bank yang peroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam; (2)

adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan

Al-Qur’an dan Hadis.49

Sementara bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam

adalah bank yang dalam beropersinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah

Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

Dikatakan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu dijauhi praktik-praktik

yang dikhawatirkan mengandung unsure-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-

kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

2. Karakteristik bank syariah

Prinsip syariah Islam dalam pengelolaan harta menekankan pada

keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus

dimanfaatkan untuk hal-hal produktif terutama kegiatan investasi yang

merupakan landasan aktivitas ekonomi dalam masyarakat.

Bank syariah ialah bank yang berasaskan, antara lain, pada asas

kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha

perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan

49
Muhammad.. Manajemen Dana… hal. 6
15

implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan karakteristik, antara lain,

sebagai berikut50:

g. Pelanggaran riba dalam berbagai berikutnya

h. Tidak mengenal konsp nilai waktu dari uang (time-value of money)

i. Konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas

j. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif

k. Tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang

l. Tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad

Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil. Bank Syariah tidak

menggunakan bungan sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga

merupakan riba yang diharamkan. Berbeda dengan non-syariah, bank syariah

tidak membedakan secara tegas antara sector moneter dan sector riil sehingga

dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi-transaksi sector riil, seperti

jual beli dan sewa menyewa. Disamping itu, bank syariah juga dapat

menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.51

50
Muhammad.. Manajemen Dana… hal. 7
51
Syarwandi Hasan. Bagaimana Bank Islam (Yogyakarta: Pt. Dana Bakhti Wakaf, 2009) hal.
27
16

3. Sumber dana bank syariah

Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki oleh bank ataupun aktiva

lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat diuangkan Kasmir. Dana

adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai, atau

aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang

dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu

sendiri,tetapi juga berasla dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak

lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik

sekaligus ataupun secara berangsur-angsur.52

Berdasarkan data empiris selama ini, dana yang berasal dari para pemilik

bank itu sendiri, ditambah cadangan modal yang berasal dari akumulasi

keuntungan yang ditanam kembali pada bank, hanya sebesar 7 sampai 8% dari

total aktiva bank. Banhkan di Indonesia rata-rata jumlah modal dan cadangan

yang dimiliki oleh bank-bank belum pernah melebihi 4% dari total aktiva. Ini

berarti bahawa sebagaian besdar modal kerja bank berasal dari masyarakat,

lembaga keuangan lain dan pinjaman likuiditas dari bank sentral.

Dalam pandangan syariah, uang bukanlah merupakan suatu komoditas

melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis

(economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga

di mana “uang mengembangbiakkan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai

dalam kegiatan produktif atau tidak.


52
Syarwandi Hasan. Bagaimana Bank Islam… hal. 27-28
17

Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan

ekonomi dasar (primary economic activities), baik secara langsung melalui

transaksi seperti perdagangan, industry manufaktur, sewa-menyewa, dan lain-

lain, atau secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah

satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.53

Berdasarkan prinsip tersebut bank syariah dapat menarik dana pihak

ketiga atau masyarakat dalam bentuk :

a. Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan pengembaliannya

(guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

b. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed

account) untuk investasi umum (general investment account/mudharabah

mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara

proporsional dengan portofolio yang didanai dengan modal tersebut.

c. Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di

manan bank bertindak sebagai manajer investasi sedangkan investor

sepenuhnya mengambil risiko atas investasi itu.

Dengan demikian, sumber dana bank syariah terdiri dari:

a. Modal Inti (core capital)

b. Kuasi ekuitas (mudharbah account)

c. Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit)

53
Muhammad. Manajemen Dana… hal 16
18

Adapun yang dimaksud dengan point di atas terdapat penjelasan sebagai

berikut :

a. Modal Inti

Modal inti merupakan dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari

para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal

inti terdiri dari54:

1) Setoran modal dari pemegang saham

Sejumlah uang yang disetor secara efektif oleh para pemegang

saham pada saat bank itu berdiri. Umumnya modal setoran pertama

dari pemiliki sebagaian digunakan bank untuk sarana perkantoran,

peralatan, dan promosi untuk menarik minat masyarakat atau nasabah.

2) Cadangan-cadangan

Cadangan, yaitu Sebagaian dari laba yang tidak dibagi, yang

disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang

digunakan untuk menutupi timbulnya resiko dikemudian hari.

3) Laba yang ditahan

Yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada

pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui

Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam kembali

54
Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Azkia Publisher. 2009, hal.
23
19

dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk menambah

dan modal lebih lanjut.

b. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)

Bank menghimun dana berbagai hasil atas dasar prinsip mudharabah,

yaitu akad kerja sama antara pemilik dana (shahib al maal) dengan

pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan memiliki

dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan

yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang

telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial beban pemilik dana

sedangkan penegelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang

dilakukan.55

Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank

menyediakan jasa bagi para investor berupa (Muhammad: 2015) :

1) Rekening Investasi umum, di mana bank menerima simpanan dari

nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam

bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah

(unrestricted investment account). Simpanan diperjanjikan untuk

jangka waktu tertentu. Bank dapat menerima simpanan tersebut untuk

jangka waktu 1, 3, 6, 12, 24 bulan dan seterusnya. Dalam hal ini bank

bertindak sebagai Mudharib dan nasabah bertindak sebagai Shahib al

55
Gustina. 2011. Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah
di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1 Juni 2011.
20

Maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang

dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan Nisbah tertentu.

Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung kerugian tersebut

dan bank kehilangan keuntungan.

2) Rekening Investasi Khusus, di mana bank bertindak sebagai manajer

investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau lembaga keuangan

lain) atau nasbaah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka

pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui

atau mereka kehendaki. Rekening ini dioperasikan berdasarkan prinsip

mudharabah muqayyadah (restricted investment account). Bentuk

investasi dan nisbah pembagian keuntungannya biasanya

dinegosiasikan secara kasus per kasus.

3) Rekening Tabungan Mudharabah, Prinsip mudharabah juga digunakan

untuk jasa penegelolaan rekening tabungan. Salah satu syarat

mudharabah adalah bahwa dana harus dalam bentuk uang (monetary

form), dalam jumlah tertentu dan diserahkan kepada mudharib. Oleh

karena itu, tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu

sebagaimana tabungan wadiah. Dengan demikian, tabungan

mudharabah biasanya tidak diberikan fasilitas ATM, karena penabung

tidak dapat menarik dananya dengan leluasa.


21

c. Dana Titipan (Wadiah/non remunerated deposit)

Menurut Zainul Arifin, dana titipan wadiah ini dikembangkan dalam

bentuk rekening giro wadiah dan rekening tabungan wadiah. Dengan

penjelasan sebagai berikut56 :

1) Rekening Giro Wadiah

Bank Islam dapat memberikan jasa simpanan giro dalam bentuk

rekening wadiah. Dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip yad

dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin

pembayaran kembali nominal simpanan wadiah. Dana tersebut dapat

digunakan oleh bank untuk kegiatan komersial dan bank berhak atas

pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut

dalam kegiatan komersial.

Ciri-ciri giro wadiah adalah sebagai berikut:

a) Bagi pemegang rekening disediakan cek untuk mengoperasikan

rekeningnya

b) Untuk membuka rekening diperlukan surat referensi nasabah lain

atau pejabat bank, dana menyetor sejumlah dana minimum (yang

ditentukan kebijaksanaan masing-masing bank) sebagai setoran

awal.

56
Syarwandi Hasan. Bagaimana Bank Islam… hal. 43
22

c) Calon pemegang rekening tidak terdaftar dalam daftar hitam

Bank Indonesia

d) Penarik dapat dilakukan setiapa waktu dengan cara menyerahkan

cek atau instruksi tertulis lainnya.

e) Tipe rekening :

 Rekening perorangan

 Rekening pemilik tunggal

 Rekening bersama (dua orang individu atau lebih)

 Rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak

berbadan hukum

 Rekening perusahaan yang berbadan hokum

 Rekening kemitraan

 Rekening titipan

f) Servis lainnya :

 Cek istimewa

 Instruksi siaga (standing instruction)

 Transfer dana otomatis

 Kepada pemegang rekening akan diberikan salinan

rekening (statement of account) dengan rincian transaksi

setiapa bulan
23

 Konfirmasi saldo dapat dikirimkan oleh bank kepada

pemeang rekening setiap enam bulan atau periode yang

dikehendaki oleh pemegang rekening.

2) Rekening Tabungan Wadiah

Prinsip wadiah yad dhamanah dipergunakan oleh bank dalam

mengelola jasa tabungan, yaitu smpanan dari nasabah yang

memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasan tertentu

untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari nasabah untuk

menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank.57 Nasabah

dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-

waktu atau sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin

pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas

pmeanfaatan dana tersebutan adalah milik bank, tetapi atas

kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan

yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan buku

tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut.

Ciri-ciri rekening tabungan wadiah adalah sebagai berikut58:

a) Menggunakan buku (passbook) atau kartu ATM

b) Besarnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus

mengendap, tergantung pada kebijakan masing-masing bank

57
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta : Prenadamedia Grup. 2016, hal. 72
58
Karim Adiwarman A. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2004) hal. 43
24

c) Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja

d) Tipe rekening:

 Rekening perorangan

 Rekening bersama (dua orang atau lebih)

 Rekening organisasi atau perkumpulan yang tidak

berbadan hukum

 Rekening perwalian (yang dioperasikan oleh orang tua atau

wali dari pemegang rekening)

 Rekening jaminan (untuk menjamin pembiayaan)

 Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara

mengkredit rekening tabungan.

B. Kerja Sama

1. Pengertian

Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial. Menurut

Abdulsyani, kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana didalamnya

terdapat aktivitas tertentu yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan bersama

dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing.

Kerjasama juga diartikan sebagai kegiatan yang di lakukan secara

bersama-sama dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama.59

59
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, hal.
56
25

Selain itu menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson kerjasama

adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhluk- makhluk hidup yang kita

kenal. Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu (berkelompok) di

mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk

mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat yang sangat baik untuk

membangun kemampuan kelompok (tim), yang anda butuhkan kemudian di

dalam kehidupan.60

Kerjasama dapat menghilangkan hambatan mental akibat terbatasnya

pengalaman dan cara pandang yang sempit. Jadi akan lebih mungkin

menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk menghargai orang lain,

mendengarkan dengan pikiran terbuka, dan membangun persetujuan kerjasama.

Dengan bekerjasama kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai bentuk

rintangan, bertindak mandiri dan dengan penuh rasa tanggunng jawab,

mengandalkan bakat atau pemikiran setiap anggota kelompok, mempercayai

orang lain, mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan.

Menurut Robert L. Clistrap dalam Roestiyah menyatakan “Kerjasama

adalah merupakan suatu kegiatan dalam berkelompok untuk mengerjakan atau

menyelesaikan suatu tugas secara bersama-sama”, dalam kerjasama ini

biasanya terjadi interaksiantar anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang

sama untuk dapat dicapai bersama-sama.

60
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan…. hal. 57
26

Sebagaimana dikutip oleh Abdulsyani, Roucek dan Warren, mengatakan

bahwa kerjasama berarti bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia

adalah satu proses sosial yang paling dasar. Biasanya kerjasama melibatkan

pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang

merupakan tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama.61

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama

adalah keinginan untuk bekerja secara bersama-sama dengan orang lain

secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam memecahkan

suatu permasalahan.

2. Pelaksanaan Kerjasama

Pelaksanaan kerjasama dan sistem informasi pendidikan dapat dilakukan

dengan menempuh tahapan yaitu: tahap penjajakan, tahap penanda tangan

kerjasama, tahap penyusunan program, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan

tahap pelaporan.62

Ada beberapa cara yang dapat menjadikan kerjasama dapat berjalan

dengan baik dan mencapai tujuan yang telah disepakati oleh dua orang atau

lebih tersebut yaitu:

61
Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori, dan … . hal. 58
62
Abuddin Nata, Ilmu Pendidkan Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2012. hal. 87-88
27

a. Saling terbuka, dalam sebuah tatanan kerjasama yang baik harus ada

komasi yang komunikatif antara dua orang yang berkerjasama atau

uniklebih.

b. Saling mengerti, kerjasama berarti dua orang atau lebih bekerja sama

untuk mencapai suatu tujuan, dalam proses tersebut, tentu ada, salah

satu yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan yang

sedang dihadapkan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kerjasama

a. Faktor penghambat dalam kerjasama

Sekumpulan orang belum tentu merupakan suatu tim. Orang-

orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat

bekerjasama.sering kali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang di

harapkan penyebab adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi pribadi anggota tim

Sudah merupakan hal yang alamiah bila seseorang ingin tahu

apakah mereka cocok di suatu organisasi, termasuk di dalam suatu

tim. Orang menghawatirkan hal-hal seperti kemungkinan menjadi

outseder, pergaulan dengan anggota lainnya, faktor pengaruh dan

saling percaya antar tim .


28

2) Hubungan antar anggota tim

Agar setiap anggota dapat bekerjasama,mereka saling

mengenal dan berhubungan. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi

anggota nya untuk saling bekerjasama.

3) Identitas tim di dalam organisasi.

Faktor ini terdiri dari dua aspek: (1) kesesuaian atau

kecocokan tim di dalam organisasi dan (2) pengaruh keanggotaan

tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota.

b. Faktor pendukung dalam kerjasama

Ada 5 strategi dalam pencapaian tujuan diantaranya adalah :

1) Saling ketergantungan

Saling ketergantungan diperlukan di antara para nggota tim

dalam hal ini informasi, sumber daya, pelaksanaan tugas dan

dukungan. Adanya ketergantungan dapat memperkuat

kebersamaan tim.

2) Perluasan tugas

Setiap tim harus diberi tantangaaan,karena reaksi atau

tanggapan tantangan tersebut akan membantu semangat

persatuan, kebanggaan dan kesatuan tim.


29

3) Bahasa yang umum

Setiap tim harus menguasai bahasa yang umum dan mudah

di mengerti.

4) Penjajaran

Anggota tim harus bersedia menyisihkan sikap

individualismenya dalam rangka mencapai rangka misi bersama.

5) Keterampilan menangani konfrontasi atau konflik

Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Oleh karna itu

dibutuhkan keterampilan dalam penerimaan perbedaan pendapat

dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pendapat orang lain

tanpa harus menyakiti orang lain.

4. Prinsip-prinsip Kerjasama

Prinsip-prinsip kerjasama antara lain dapat dikemukakan sebagai

berikut :

a. Berorientasi pada tercapainya tujuan yang baik

b. Memperhatikan kepentingan bersama

c. Prinsip saling menguntungkan


30

5. Tujuan dan Manfaat Kerjasama

Terdapat sejumlah tujuan dan manfaat dari kerjasama dan sistem

informasi pendidikan sebagaimana tersebut diatas, yaitu:

a. Dapat menjaring peserta didik yang lebih luas untuk memasuki

lembaga pendidikan dan program-program yang ditawarkan.

b. Dapat melakukan penghemat waktu, tenaga dan biaya dalam

pemberian informasi dan penyelenggaraan pendidikan.

c. Dapat digunakan untuk membantu citra positif lembaga, sehingga lebih

dikenal dan di percaya oleh masyarakat.

C. Teori Kerja Sama secara Syari’ah

1. Pengertian Kerjasama Dalam Islam (Syirkah)

Secara harfiah, dalam Islam makna syirkah (kerjasama) berarti al-

ikhtilath (penggabungan atau percampuran). Percampuran di sini memiliki

pengertian pada seseorang yang mencampurkan hartanya dengan harta orang

lain, sehingga tidak mungkin untuk dibedakan. Menurut istilah, syirkah adalah

kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau

kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan

kesepakatan bersama. Dalam bisnis syariah, kerjasama (syirkah) adalah

kerjasama dua orang atau lebih yang sepakat menggabungkan dua atau lebih

kekuatan (aset modal, keahlian dan tenaga) untuk digunakan sebagai modal
31

usaha, misalnya perdagangan, agroindustri, atau lainnya dengan tujuan

mencari keuntungan.63

Adapun pengertian syirkah atau kerja sama menurut para fukaha adalah

sebagai berikut:

1. Menurut ulama Hanafiyah, syirkah adalah akad antara dua orang yang

berserikat pada pokok harta (modal) dan keuntungan.

2. Menurut ulama Malikiyah, syirkah adalah izin untuk bertindak

secara hukum bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta mereka.

3. Menurut Hasby Ash-Shiddiqie, syirkah adalah akad yang berlaku

antara dua orang atau lebih untuk saling tolong menolong dalam bekerja

pada suatu usaha dan membagi keuntungannya.64

4. Menurut ulama Syafiiyah, syirkah adalah tetapnya hak atas suatu

barang bagi dua orang atau lebih secara bersama- sama.

5. Menurut ulama Hambali, syirkah adalah berlakunya hak atas sesuatu

bagi dua pihak atau lebih dengan tujuan persekutuan.

Definisi-definisi di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa syirkah adalah

kerjasama antara dua orang atau lebih dalam berusaha yang keuntungan dan

kerugian ditanggung bersama. Kerjasama dalam Islam merupakan sesuatu

bentuk sikap saling tolong menolong terhadap sesama yang disuruh dalam
63
Qamarul Huda. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras. 2011, hal. 99
64
Abdul Rahman Ghazaly, et al, Fiqh Muamalah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Cet. 1, 2010, h. 127.
32

agama Islam selama kerjasama itu tidak dalam bentuk dosa dan permusuhan.

Kerjasama yang dimaksud disini adalah kerjasama dalam bentuk bagi hasil,

yaitu kerjasama dalam berusaha untuk mendapatkan keuntungan.

Oleh karena itu, kerjasama ini terlebih dahulu harus terjadi dalam suatu

akad atau perjanjian baik secara formal yaitu dengan ijab dan qabul maupun

dengan cara lain yang menunjukkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan

kerjasama tersebut secara rela sama rela. Untuk sahnya kerjasama, kedua belah

pihak harus memenuhi syarat untuk melakukan akad atau perjanjian

kerjasama yaitu dewasa dalam arti mempunyai kemampuan untuk bertindak

dan sehat akalnya, serta atas dasar kehendak sendiri tanpa paksaan dari pihak

manapun.65

Dalam menjalankan roda bisnis, Islam melarang pemilik modal

menentukan imbalan dalam batas tertentu atas uang yang diputar. Cara seperti

ini tidak adil, karena pemilik modal tidak ikut menanggung risiko tetapi dia

hanya mendapatkan hasil. Cara semacam ini tidak dibenarkan karena di

dalamnya termasuk roh ribawi yang merusak keadilan dan semangat kerjasama.

Padahal dalam dunia usaha ada kemungkinan tidak untung atau bahkan bisa rugi.

Jadi apabila seseorang telah merelakan uangnya untuk syirkah (investasi dalam

65
Hasan Ali. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009, hal. 32
33

usaha bersama) dengan orang lain, maka dia harus berani menanggung segala

risiko karena syirkah tersebut.66

Syariat Islam memperbolehkan kerjasama atau bisnis yang bersih dari

interaksi riba atau harta haram dalam keuntungan dan kerugian. Salah satu pihak

bisa mendapatkan setengah, sepertiga, seperempat atau kurang dari itu,

sedangkan sisanya untuk yang lain. Jadi masing-masing pihak akan

mendapatkan bagian apabila usahanya untung, dan sama-sama

menanggung kerugian apabila usahanya tidak berhasil. Oleh karena itu,

kejujuran dalam mengelola dan keadilan berbagi hasil menjadi syarat mutlak

dalam syirkah.67

2. Dasar Hukum Syirkah

Kerjasama (syirkah) dalam Islam dilakukan berdasarkan Al-Qur’an,

sunnah, dan ijma ulama.68 Berikut ini adalah ayat dan hadits yang dijadikan

sebagai dasar hukum melaksanakan syirkah.

a. Al-Qur’an
        
       
        
       
 
Artinya: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta
kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya.
Chaudhry Muhammad Sharif. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
66

Group. 2012. hal. 29


67
Lukman Hakim. Pinsip-Pinsip Ekonomi Islam. Jakarta: Erlangga. 2012. hal. 43
68
Lukman Hakim. Pinsip-Pinsip…. hal. 106
34

Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu


berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang- orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan, dan hanya sedikitlah
mereka yang begitu." Dan Dawud menduga bahwa Kami
mengujinya, maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu
menyungkur sujud dan bertaubat." (QS. Shad (38): 24).
Ayat di atas menjelaskan bahwa diantara orang-orang yang

bersyirkah atau bersekutu banyak yang bertindak zalim kecuali orang-

orang yang beriman dan beramal shaleh, tetapi yang demikian sangat

sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, kehati-hatian dan kewaspadaan tetap

diperlukan sebelum melakukan syirkah, sekalipun itu dengan orang

yang berlebel Islam.

b. Hadits

“Dari Abu Hurairah ia menghubungkan hadits tersebut kepada Nabi, ia


berkata: Sesungguhnya Allah berfirman: Aku (Allah) adalah pihak ketiga
dari dua orang yang berserikat selama salah seorang diantaranya tidak
mengkhianati yang lain. Apabila salah satunya mengkhianati yang lainnya,
maka aku keluar dari dua orang itu”. (HR. Abu Daud).
Maksud dari hadits di atas adalah bahwa Allah SWT akan menjaga

dan menolong dua orang yang bersekutu, dan menurunkan berkah pada

pandangan mereka. Apabila salah seorang yang bersekutu itu ada yang

mengkhianati temannya, maka Allah SWT akan menghilangkan

pertolongan dan keberkahan tersebut.

c. Ijma’
35

Ijma’ mengatakan bahwa mayoritas ulama sepakat tentang

keberadaan syirkah ini, meskipun dalam wilayah yang lebih rinci

mereka berbeda pendapat tentang keabsahan boleh hukum syirkah tertentu.

Misalnya sebagian ulama hanya membolehkan jenis syirkah tertentu dan

tidak membolehkan jenis syirkah yang lain. Akan tetapi, berdasarkan

hukum yang diruaikan di atas, secara tegas dapat dikatakan bahwa kegiatan

syirkah dalam usaha diperbolehkan dalam Islam, karena dasar hukumnya

telah jelas dan tegas.69

D. Kajian Terdahulu

Dalam Penelitian ini memaparkan beberapa penelitian terdahulu yang relevan

dengan permasalahan yang akan diteliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Rendahnya Hubungan Kerja Sama IAIN Bukittinggi Dengan Bank

Syariah di Bukittinggi diantaranya :

Penelitian yang dilakukan oleh Syihabuddin tahun 2012 yang berjudul peran

kerja sama perbankan syariah dengan pemerintah daerah dalam memajukan

perekonomian masyarakat yang menggunakan analisis Deskriptif. Adapun isi dari

hasil penelitian tersebut adalah Beberapa daerah yang didukung penuh oleh

pemerintahnya dan perbankan syariah, mengalami pertumbuhan dan perkembangan

69
Ghufron, A. Mas’adi. Fiqh Muamalah Konstekstual (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2002) hal. 34
36

yang bagus, tidak hanya bisa bersaing saja tetapi masyarakat yang terkhusus kalangan

ekonomi rendah mampu bertumbuh kembang.70

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Rini Elvira tahun 2015 yang

berjudul Faktor-factor yang mempengaruhi kerja sama lembaga Perbankan dengan

wirausahawan. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah Peran strategis yang

dilakukan lembaga bisnis perbankan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan setiap

wirausahawan dapat meningkatkan aktiva dan laba dari wirausahawan tersebut dan

dapat lebih kondusif didalam menjalankan usahanya masing-masing.71

Penelitian yang dilakukan oleh Euis Amalia tahun 2010 yang

berjudul perbankan syariah di Indonesia dan Peran perguruan tinggi

dalam rangka akselerasi. Adapun jenis penelitian ini adalah Kualitatif

deskriptif. Dengan hasil penelitiannya adalah peran bank syariah sangat

signifikan dalam memeperkuat ekonomi nasional khususnya dalam

menggulirkan pembiayaan bagi usaha menengah, kecil dan mikro.

Sebagai lembaga ilmiah dan independen, perguruan tinggi dapat berperan

efektif untuk mensosialisasikan adalah, system dan produk bank

syariah kepada masyarakat.72

70
Syihabuddin. Peran peran kerja sama perbankan syariah dengan pemerintah daerah
dalam memajukan perekonomian masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 2, No. 1. 2012.
71
Rini Elvira. Faktor-factor yang mempengaruhi kerja sama lembaga Perbankan dengan
wirausahawan. Jurnal Al-Intaj Vol.1, No.1. 2015.
72
Euis Amalia. Perbankan syariah di indonesia dan Peran perguruan tinggi
dalam rangka akselerasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No.1 Januari 2010.
37

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Maghfirah tahun 2017 yang

berjudul Ananlisis kontrak kerjasama pada usaha peternakan ayam pedaging di desa

Keude Blang kabupaten Aceh Utara di tinjau menurut konsep syirkan ‘inan. Adapun

hasil penelitian yang diperoleh adalah adanya unsur ketidak jelasan dalam bagi hasil

yang kemudian akan diterima oleh pihak pengelola, sedangkan pihak perusahaan

mendapatkan keuntungan yang tetap sesuai dengan harga kontrak pada awal

kerjasama.73

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ade Candra tahun 2016 yang

berjudul Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT PLN dengan PT Rejeki Cahaya

Elektro di kota Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Memenuhi

prestasi tetapi tidak tepat waktu dan diselesaikan dengan cara musyawarah mufakat

dan diselesaikan diluar pengadilan kepada pihak kedua diberikan perpanjangan waktu

penyerahan pekerjaan selain itu pihak kedua dikenakan denda dikarenakan terlambat

menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan.74

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rafika Ilhami tahun 2015

yang berjudul Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Serasi Autoraya dengan

Audi Variasi. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah Audi Variasi tidak

73
Fitri Maghfirah, Ananlisis kontrak kerjasama pada usaha peternakan ayam pedaging di desa
Keude Blang kabupaten Aceh Utara di tinjau menurut konsep syirkan ‘inan. Skripsi Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Ar-Raniry, 2017.
74
Dwi Ade Candra, Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT PLN dengan PT Rejeki
Cahaya Elektro di kota Yogyakarta, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Yogyakarta,
2016.
38

berjalan dengan baik, karena terdapat wanprestasi yang datang dari kedua belah

pihak.75

Selanjutnya Penelitian yang dilakukan oleh Ika Puspitasari dan Budi Santoso

tahun 2018 yang berjudul Perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Swasta dengan pola

Build Operate Transfer (BOT) dalam pembangunan jalan tol (studi kasus

pembangunan jalan tol Semarang-Solo . Adapun hasil penelitian yang diperoleh

adalah Peran strategis yang dilakukan lembaga bisnis perbankan dalam memenuhi

kebutuhan pendanaan setiap wirausahawan dapat meningkatkan aktiva dan laba dari

wirausahawan tersebut dan dapat lebih kondusif didalam menjalankan usahanya

masing-masing sesuai dengan sistem perjanjian build operate and transfer

(BOT). Pemerintah dalam hal ini dilakukan oleh badan usaha pengusahaan jalan tol

telah melakukan kewajiban dengan menyediakan fasilitas berupa lahan

sedangkan pihak PT. Trans Marga Jateng adalah sebagai perusahaan pengusahaan

jalan tol berdasarkan perjanjian penguasahaan jalan tol (PPJT) dan peraturan

perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, yang meliputi kegiatan pendanaan,

perencanaan teknik, pelaksanaan teknik, pelaksanaan kontruksi, pengoperasian, dan

pemeliharaan jalan tol dapat memberikan hak dan pengelolaan jalan tol

Semarang – Solo.76

75
Siti Rafika Ilhami, Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Serasi Autoraya dengan
Audi Variasi, JOM Fakultas Hukum Volume II nomor 1, 2015
76
Ika Puspitasari dan Budi Santoso, Perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Swasta dengan
pola Build Operate Transfer (BOT) dalam pembangunan jalan tol (studi kasus pembangunan jalan tol
Semarang-Solo, Jurnal Law Reform, Volume 14 nomor 1, 2018
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang deskriptif yaitu pendekatan

yang dilakukan dengan cara menggambarkan, menunjukkan, menafsirkan, suatu

fenomena yang berkembang pada masa sekarang. Jenis data penelitian ini bersifat

kualitatif, sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata

tertulis maupun lisan.

Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan

Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi hubungan kerja sama IAIN Bukittinggi

dengan Bank Syariah studi kasus Bank Syariah di Bukittinggi.

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses studi yang

digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung.

Pemilihan suatu lokasi penelitian harus didasari dengan pertimbangan

yang baik agar bisa berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Untuk itu suatu lokasi penelitian dipertimbangkan melalui mungkin

tidaknya untuk dimasuki dan dikaji lebih mendalam. Selain itu penting

juga dipertimbangkan apakah lokasi penelitian tersebut memberi peluang

yang menguntungkan bagi peneliti untuk dikaji lebih dalam.77

77
Supriyanto Ahmad Sani. Metodologi Penelitian Manajemen Sumberdaya Manusia (Malang
: UIN Maliki Press. 2012) hal. 43

39
40

Lokasi Penelitian ini berlangsung di Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada saat mengabdikan diri sebagai ketua umum

di suatu organisasi internal kampus yaitu HMJ Perbankan Syariah periode

2017-2018 dan DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam periode 2018-

2019.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan

yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini data primer

berupa informasi yang diperoleh dari melalui wawancara mendalam

mengenai Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi hubungan kerja

sama IAIN Bukittinggi dengan Bank Syariah di Bukittinggi, Peneliti

disini akan melakukan wawancara dengan Rektor dan Senat Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

b. Data Sekunder

Selain data primer, sebagai pendukung dalam penelitian ini

penulis juga menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data

yang diperoleh dari sumber eksternal maupun sumber internal. Dalam


41

penelitian ini untuk sumber data sekunder diambil dari buku dan

jurnal.

4. Populasi dan Sampel

Populasi tak lain adalah sekelompok orang, kejadian atau

benda yang dijadikan objek peneliti. Pada penelitian ini yang menjadi

populasinya adalah badan pengambil keputusan dan pertimbangan

kerja sama di IAIN Bukittinggi.

Sedangkan sampel merupakan sebagian saja dari seluruh

jumlah populasi, yang diambil dari populasi dengan cara sedemikian

rupa sehingga dapat dianggap mewakili seluruh jumlah anggota

populasi.

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penulis mengadakan

pengamatan langsung maupun tidak langsung tehadap gejala – gejala yang

diteliti.

Disini, penulis menggunakan pengamatan langsung (Direc Observation),

yakni pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek yang

diteliti.78

2. Wawancara
78
Suharsimi Arikunto, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada
2009), hal 107
42

Penulis juga menggunakan wawancara untuk mendapatkan informasi

langsung dari para narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini.

Wawancara yaitu responden mengemukakan informasi secara lisan dalam

hubungan tatap muka dengan peneliti. Wawancara ialah tanya jawab antara

pewawancara dengan yang diwawancara untuk meminta keterangan atau

pendapat mengenai suatu hal dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

tersebut.79

Dalam wawancara ini penulis menggunakan wawancara bebas terpimpin

yang terdiri dari serentetan pertanyaan sehingga informan bebas memberikan

jawaban, dan penulis juga akan memberikan pertanyaan yang lahir dari jawaban

si informan.

C. Teknik Analisis Data

Data yang diteliti akan dianalisa menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Data yang muncul berupa data – data tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang

diamati dan diproses melalui catatan, kemudian disusun dalam teks diperluas. Data

yang diperoleh akan dianalisa dengan beraturan yang terdiri dari:

1. Pengumpulan data sekaligus Reduksi data

79
Afifuddin dan Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), hal 46
43

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang

peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data. Dalam

penelitian ini data – data yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara

yang berhubungan dengan subjek yang diteliti.

2. Penyajian data setelah data di Reduksi disajikan dalam bentuk Narasi

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi teroganisirkan, tersusun

dalam pola hubungan, sehingga semakin mudah dipahami dan merencanakan

kerja penelitan selanjutnya. Pada langkah ini peneliti berusaha menyusun data

yang relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disampaikan dan

memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan

data, membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya

terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan

penyajian data, sehingga data dapat disampaikan, dan peneliti masih berpeluang

untuk menerima masukan, penarikan kesimpulan sementra, masih dapat diuji

kembali dengan data di lapangan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil IAIN Bukittinggi

1. Sejarah Berdirinya IAIN Bukitttinggi

Bila melihat sejarah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, maka

tidak akan terlepas dari pembicaraan mengenai sejarah Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang, karena STAIN lahir dari adanya IAIN Imam

Bonjol Padang. Dan bila berbicara tentang sejarah IAIN Imam Bonjol Padang

maka tidak akan terlepas dari sejarah itu sendiri.

Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi adalah Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah Kementrian Agama. Institut Agama

Islam Negeri Bukittinggi adalah bentuk peningkatan status dari Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang yang didirikan pada tanggal 29

November 1966 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama R.I. No. 77/1966

pada tanggal 21 November yang merupakan Cabang IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan ditetapkan oleh surat Keputusan Menteri Agama Nomor: 92 Tahun

1963 tanggal 21 September dengan berdirinya Fakultas Tarbiyah Padang.

Pada tanggal 29 November 1966, berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Agama Nomor: 77 Tahun 1966 tanggal 21 November 1966, diresmikanlah

berdirinya IAIN Imam Bonjol Padang oleh Menteri Agama Prof. K. H. Syaifuddin

44
45

Zuhri. Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol Padang pada waktu itu memiliki

4 fakultas dan 5 jurusan, yaitu:

1. Fakultas Tarbiyah di Padang Jurusan Pendidikan Agama dan Jurusan Tadris.

2. Fakultas Syari ah di Bukittinggi Jurusan Qadha (Hukum Islam).

3. Fakultas Adab di Payakumbuh Jurusan Sastra

4. Fakultas Ushuluddin di Padang Panjang Jurusan Perbandingan Agama.

Pada tahun 1968, IAIN Imam Bonjol Padang berkembang dengan

bertambahnya satu fakultas lagi dan tiga fakultas cabang, yaitu:

1. Fakultas Dakwah di Solok

2. Fakultas Tarbiyah cabang Batusangkar

3. Fakultas Tarbiyah cabang Padang Sidempuan

4. Fakultas Ushuluddin cabang Padang Sidempuan

Pada tahun 1973, dalam rangka sentralisasi Perguruan Tinggi Agama

Islam, diambil kebijakan sentralisasi semua fakultas daerah ke pusatnya di

Padang dan melepas semua fakultas Tarbiyah dan fakultas Ushuluddin cabang

Padang Sidempuan. Pada tahun 1978 IAIN Imam Bonjol Padang memiliki 5

fakultas di Padang dan 2 Fakultas di Bukittinggi dan Batusangkar dengan

sejumlah 14 jurusan. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintahan Nomor: 33

Tahun 1985 tentang Pokok-Pokok Organisasi IAIN Imam Bonjol Padang,

keberadaan IAIN Imam Bonjol Padang sudah mempunyai landasan hukum yang

kuat sebagai lembaga pendidikan Tinggi Agama Islam Negeri yang setara
46

dengan Peraturan Tinggi Umum Negeri, baik di bidang status, struktur

organisasi, ketatalaksanaan akademis, administratif dan lain sebagainya.

Pada tahun 1993, kelembagaan IAIN Imam Bonjol Padang secara

struktural dan akademis mengalami perkembangan. Hal ini ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah Nomor: 13 Tahun 1991, keputusan Presiden RI Nomor: 10

Tahun 1991, dan keputusan Menteri Agama Nomor  61 Tahun 1993, tentang

Organisasi dan Tata Kerja IAIN Imam Bonjol Padang. Tahun 1994 didirikan

pula Program Studi Pasca Sarjana (S2) dengan surat Keputusan Menteri Agama

RI Nomor: 287 Tahun 1994.

Sejak tahun 1997, pemerintah menerapkan kebijakan untuk melepaskan

semua fakultas-fakultas cabang dari IAIN dan menjadikannya Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri, sehingga berdirilah 33 STAIN di Indonesia. Fakultas

syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang sendiri

menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M. Djamil

Djambek Bukittinggi.

Pada Tahun 2014, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech

M. Djamil Djambek Bukittinggi telah alih status menjadi Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Bukittinggi sesuai dengan Keppres No. 181 Tahun 2014.

2. Ketentuan Umum IAIN Bukitttinggi

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2015

menyebutkan tentang ketentuan umum IAIN Bukittinggi yaitu:


47

a. Institut Agama Islam Negeri Bukitinggi yang selanjutnya disebut Institut

adalah perguruan tinggi keagamaan Islam negeri di bawah Kementerian

Agama.

b. Statuta Institut yang selanjutnya disebut Statuta adalah peraturan dasar

pengelolaan Institut yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan

dan prosedur operasional.

c. Rektor adalah unsur pelaksana kebijakan pada organ Institut yang

menjalankan fungsi penetapan kebijakan non-akademik dan pengelolaan

Institut untuk dan atas nama Menteri.

d. Senat adalah unsur penyusun kebijakan pada organ Institut yang

menjalankan fungsi penetapan dan pertimbangan pelaksanaan kebijakan

akademik.

e. Satuan Pengawasan Internal adalah unsur pengawas pada organ Institut

yang menjalankan fungsi pengawasan non-akademik untuk dan atas nama

Rektor.

f. Dewan Penyantun adalah badan nonstruktural yang terdiri dari unsur

pemerintah dan tokoh masyarakat yang mempunyai fungsi memberikan

saran dan pertimbangan di bidang non-akademik kepada Rektor.

g. Gelar akademik adalah gelar yang diberikan kepada lulusan perguruan

tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik.

h. Penilaian pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengelolaan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.


48

i. Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung yang

menyelenggarakan dan mengelola pendidikan, akademik dalam satu rumpun

ilmu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni.

j. Pascasarjana adalah kesatuan kegiatan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan program magister, program doktor, dan/atau program spesialis

dalam multi disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

k. Jurusan adalah himpunan Program Studi dalam subrumpun ilmu yang

menyelenggarakan dan mengelola pendidikan.

l. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran

yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu

jenis pendidikan akademik.

m. Rencana Induk Pengembangan yang selanjutnya disingkat RIP adalah

instrumen perencanaan sebagai bagian dari kebijakan umum Institut dan

digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan, prosedur, dan

penyelenggaraan tugas Tridharma perguruan tinggi yang disusun secara

terencana, terpadu, dan sistematis.

n. Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya disingkat RKT adalah dokumen

yang berisi penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam

rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh Institut melalui berbagai

kegiatan tahunan serta berisi informasi mengenai tingkat atau target kinerja

berupa output dan/atau outcome yang ingin diwujudkan oleh Institut pada satu

tahun tertentu.
49

o. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur

sipil negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki

jabatan pemerintahan.

p. Dekan adalah pemimpin Fakultas yang berwenang dan bertanggung jawab

terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi pada Institut.

q. Direktur adalah pemimpin Pascasarjana pada Institut.

r. Ketua Jurusan adalah pemimpin pada Jurusan.

s. Ketua Program Studi adalah penanggung jawab penyelenggaraan Program

Studi.

t. Ketua Lembaga adalah pemimpin lembaga pada Institut.

u. Kepala Pusat adalah pemimpin pusat pada Institut.

v. Kepala Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut Kepala UPT adalah

pemimpin unit pelaksana teknis penunjang akademik pada Institut.

w. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat.

x. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi.

y. Alumni adalah lulusan Institut yang dibuktikan dengan tanda kelulusan yang

sah.
50

z. Sivitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas Dosen dan

Mahasiswa.

aa. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

diangkat dengan tugas utama menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi.

bb. Warga Kampus adalah Sivitas Akademika dan Tenaga Kependidikan pada

Institut.

cc. Kementerian adalah Kementerian Agama Republik Indonesia.

dd. Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia.

ee. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pendidikan Islam.

3. Visi, Misi, Tujuan dan Moto IAIN Bukitttinggi

a. Visi

Visi dari Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi adalah terdepan dalam

integrasi keilmuan dan keislaman tahun 2025.

b. Misi

Misi dari Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi adalah:

1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas, berdaya saing.

2) Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan pola manajemen yang

menjunjung tinggi nilai transparan dan akuntabel.

3) Mengembangkan jaringan kerjasama dalam dan luar negeri

c. Tujuan

Tujuan dari Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi yaitu:


51

1) Menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis,

profesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan

internasional.

2) Menghasilkan lulusan yang memiliki keteguhan iman, akhlak mulia,

memiliki kecakapan sosial, manajerial, dan berjiwa kewirausahaan, serta

rasa tanggung jawab sosial kemasyarakatan.

d. Moto

Moto dari Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi yaitu Religius, Berbudaya,

Dan Professional.

4. Identitas IAIN Bukittinggi

a. Nama, Kedudukan, dan Pendirian

Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri dalam Statuta ini bernama

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi berkedudukan di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera

Barat, Indonesia. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi berdiri

pada tanggal 18 Desember 2014.


52

b. Lambang

Gambar 4.1
Lambang IAIN Bukittinggi

Lambang Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

sebagaimana dimaksud di atas terdiri dari unsur yang memiliki pengertian:

1) Islamic star dengan warna emas sebagai simbol kejayaan Islam,

mencerminkan Institut yang unggul dalam integrasi keilmuan dan

keislaman.

2) Alquran dijadikan sebagai pedoman bagi umat Islam dalam mencapai

keselamatan dunia dan akhirat, berwarna hijau mencerminkan warna alam

yang memberi makna sebagai kematangan dalam mengarungi kehidupan

dengan berpedoman pada Alqur’an.

3) Kubah merupakan ciri khas masjid, kubah disimbolkan menjadi payung

generasi muda dalam menuntut ilmu dengan tridharma perguruan tinggi

dan mewakili tiga misi Institut, berwarna hijau mencerminkan

pertumbuhan, harmoni, kesegaran, dan kesuburan yang menunjukkan

suasana kerja dan alam Institut.


53

c. Mars dan Hymne

Mars Institut merupakan lagu bernada sedang (bariton), tinggi

(sopran), dan rendah (bas) berkombinasi, bertempo agung, tenang, optimis,

berjiwa Pancasila, dan mencerminkan cita-cita Institut. Hymne Institut

merupakan lagu bernada sedang (bariton), bertempo lambat, berwibawa dan

mengandung makna pujian, berjiwa Pancasila dan berdasarkan ajaran Islam

serta mencerminkan cita- cita Institut.

d. Bendera

1) Bendera Institut

Gambar 4.2
Bendera IAIN Bukittinggi

a) Berbentuk empat persegi panjang yang lebarnya dua pertiga dari

panjangnya.
54

b) Berwarna dasar kuning, mencerminkan kesan optimis, nyaman,

aman, modern, canggih, dan mahal.

c) Di tengah bendera Institut terpampang lambang Institut Agama

Islam Negeri Bukittinggi.

d) Di bawah lambang bertuliskan: Institut Agama Islam Negeri IAIN

BUKITTINGGI.

2) Bendera Fakultas dan Pascasarjana

Berbentuk Bendera Fakultas dan Pascasarjana adalah empat

persegi panjang yang lebarnya dua pertiga dari panjangnya. Di tengah

bendera Fakultas dan Pascasarjana terpampang lambang Institut Agama

Islam Negeri Bukittinggi. Dan di bawah lambang Institut Agama Islam

Negeri Bukittinggi terdapat tulisan nama Fakultas dan Pascasarjana.

Adapun warna bendera dan makna dari bendera fakultas dan

pascasarjana adalah sebagai berikut:

a) Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan berwarna kuning

melambangkan optimis, integritas, profesional, intelektualitas,

bersahabat, kerja sama.


55

Gambar 4.3
Bendera Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

b) Fakultas syariah berwarna hijau melambangkan kedamaian, sehat,

pembaharuan, muda, kesuksesan, pertumbuhan, harmoni, optimisme,

kebebasan, dan keseimbangan serta kedalaman.

Gambar 4.4
Bendera Fakultas Syariah
56

c) Fakultas ushuluddin, adab, dan dakwah berwarna berwarna putih

melambangkan Kesucian, kedamaian, spiritualitas, natural, netral,

kemurnian, dan kesederhanaan.

Gambar 4.5
Bendera Fakultas Ushuliddin Adab dan Dakwah

d) Fakultas ekonomi dan bisnis islam berwarna biru melambangkan

kepercayaan diri, kedalaman ilmu pengetahuan, religius, teknologi,

keteraturan, kedamaian, istiqomah, profesionalisme, kebijakan,

kreativitas, loyalitas, dan keikhlasan.

Gambar 4.6
Bendera Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
57

e) Pascasarjana berwarna kuning mencerminkan kemulyaan,

kebijaksanaan, dan intelektualitas.

Gambar 4.7
Bendera Pascasarjana

5. Program Studi di IAIN Bukitttinggi

Berikut ini adalah daftar dari fakultas dan jurusan yang ada di Institut Agama

Islam Negeri Bukittinggi:

a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)

Program Studi: 

1) Akuntansi Syari'ah

2) Ekonomi Islam

3) Manajemen Bisnis Syariah

4) Manajemen Haji dan Umrah

5) Pariwisata Syari'ah

6) Perbankan Syari'ah (D3)

7) Perbankan Syari'ah (S1)


58

b. Fakultas Syari'ah (FSyar)

Program Studi:

1) Hukum Ekonomi Syari'ah

2) Hukum Keluarga

3) Hukum Tata Negara Islam

4) Hukum Pidana Islam

c. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Program Studi:

1) Pendidikan Agama Islam

2) Pendidikan Bahasa Arab

3) Pendidikan Bahasa Inggris

4) Pendidikan Bimbingan dan Konseling

5) Pendidikan Matematika

6) Pendidikan Teknik Informatika Komputer

d. Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD)

Program Studi :

1) Filsafat Agama

2) Ilmu Al Quran dan Tafsir

3) Ilmu Hadist

4) Komunikasi dan Penyiaran Islam

5) Sejarah Peradaban Islam

6) Sosiologi Agama
59

e. Pascasarjana (S2)

Program Studi :

1) Ekonomi Syari'ah

2) Hukum Islam

3) Pendidikan Agama Islam

B. Karakteristik Narasumber

Narasumber dalam penelitian ini adalah nasabah Pimpinan dari Perguruan

Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Berikut ini adalah deskripsi

mengenai identitas narasumber penelitian yang terdiri dari Jenis Kelamin, Umur,

Pekerjaan, Tamatan dan Jabatan.

1. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Jenis Kelamin

Data karakteristik narasumber berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1
Data Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


1 Pria 1 100
2 Wanita 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Olahan, 2019
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa 1 orang atau

100 % narasumber berjenis kelamin laki-laki dan sisanya s ebanyak 0

orang atau 0 % narasumber berjenis kelamin perempuan.


60

2. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Umur

Data karakteristik narasumber berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut :

Tabel 4.2
Data Umur

No Umur Jumlah Persentase (%)


1 > 17 tahun 0 0
2 17 tahun -30 tahun 0 0
3 30 tahun- 50 tahun 0 0
4 > 50 tahun 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Olahan, 2019
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa narasumber berumur

<17 tahun sebanyak 0 orang, yang berumur 17 tahun – 30 tahun sebanyak 0

orang, yang berumur 30 tahun – 50 tahun sebanyak 0 orang, yang berumur > 50

tahun sebanyak 1 orang.

3. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Pekerjaan

Data karakteristik narasumber berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut :

Tabel. 4.3
Data Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


1 Petani 0 0
2 PNS 1 100
3 Wirausaha 0 0
4 Lainnya 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Olahan, 2019
61

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa narasumber yang

bekerja petani sebanyak 0 orang, yang bekerja PNS sebanyak 1 orang, yang

bekerja wirausaha sebanyak 0 orang, yang bekerja lainnya sebanyak 0 orang.

4. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada

tabel 4.4.

Tabel 4.4
Tingkat Pendidikan

No Tamatan Jumlah Persentase (%)


1 SD 0 0
2 SMP 0 0
3 SMA 0 0
4 Diploma 0 0
5 Sarjana 1 100
Jumlah 1 100
Sumber : Data Olahan, 2019

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa narasumber yang

tamatan SD sebanyak 0 orang, yang tamatan SMP sebanyak 0 orang, yang

tamatan SMA sebanyak 0 orang, yang tamatan Diploma sebanyak 0 orang, yang

tamatan Sarjana sebanyak 1 orang.

5. Deskripsi Narasumber Berdasarkan Tingkat Jabatan


62

Data karakteristik narasumber berdasarkan jabatan dapat dilihat pada

tabel 4.5.

Tabel 4.5

Tingkat Jabatan
No Tamatan Jumlah Persentase (%)
1 Rektor 0 0
2 Wakil Rektor 1 100
3 Biro 0 0
4 Dekan 0 0
5 Kabag 0 0
Jumlah 1 100
Sumber : Data Olahan, 2019

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa narasumber yang

menjabat sebagai Rektor sebanyak 0 orang, yang menjabat sebagai wakil rektor

sebanyak 1 orang, yang menjabat sebagai Biro sebanyak 0 orang, yang menjabat

sebagai Dekan sebanyak 0 orang, yang menjabat sebagai Kabag sebanyak 0

orang.

C. Hasil Wawancara

1. Pertanyaan : Dalam menjalin hubungan kerjasama dengan


63

perbankan syariah di Bukittinggi, apa landasan utama

atau acuan yang di pedomani oleh IAIN Bukittinggi?


Jawaban : Landasan yang pertama kita mengacu kepada

ketentuan kerjasama yang diatur oleh Dirjen Dikti,

yang kedua kerjasama dengan bank syariah ini

berlandaskan kepada satu tujuan yang sama yakni

antara IAIN Bukittinggi dengan Perbankan syariah

kan sebenarnya punya satu tujuan yang sama untuk

mengembangkan ekonomi islam, oleh karena itu

memang kita untuk kerjasama ini dilandasi suatu

kepentingan yang sama.

2. Pertanyaan : Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan IAIN

Bukittinggi dalam mengambil keputusan untuk

menerima atau menolak hubungan kerjasama dengan

perbankan syariah di Bukittinggi?


Jawaban : Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan IAIN

Bukittinggi dalam mengambil keputusan untuk

menerima atau menolak hubungan kerjasama dengan

perbankan syariah ialah yang pertama tentu IAIN

Bukittinggi melihat di bank syariah nya terlebih

dahulu, yang kedua tentu tentang pelayanan bank

syariah itu sendiri artinya banyaknya produk-produk


64

pelayanan dari bank syariah tersebut yang bisa

diberikannya kepada IAIN Bukittinggi, seperti

kemudahan-kemudahan untuk pembayaran uang

kuliah. Sehingga bank yang memberikan kemudahan-

kemudahan terutama untuk kepentingan mahasiswa

seperti:

a. Bank tersebut bersedia membuka counternya

di kampus IAIN Bukittinggi.

b. Bank tersebut mampu menyediakan fasilitas-

fasilitas seperti ATM

c. Keuntungan - keuntungan yang bisa dia

berikan kepada IAIN Bukittinggi misalnya

seberapa besar bank itu mampu memberikan

beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi

di IAIN Bukittinggi.

Kemudian tentunya kekuatan bank itu sendiri

misalnya kekuatan IT bank itu seperti jaringan bank

itu sendiri tentu itu harus menjadi pertimbangan IAIN

Bukittinggi karena begini mahasiswa kita itu dari

berbagai daerah dan bahkan ada yang dari pelosok,

maka yang kita pertimbangkan tentang jaringan-

jaringan pelayanan bank itu sejauh mana dia bisa


65

memberikan pelayanan kepada mahasiswa kita

misalnya dalam pemberan fasilitas pembayaran uang

kuliah. Karena pada umumnya mahasiswa kita

tinggal di daerah-daerah mungkin saja tinggal di

perkampungan ini kan memerlukan jaringan bank

yang kuat karena kalau hanya jaringannya di kota

tentu mahasiswa kita akan kesulitan untuk membayar

uang kuliah makanya kita pilih bank yang memiliki

jaringan hingga ke desa-desa.

3. Pertanyaan : Apakah dalam hubungan kerjasama yang dilakukan

oleh IAIN Bukittinggi terdapat prioritas diantara

perbankan syariah dan perbankan konvensional?


Jawaban : Pertama kita memang memprioritaskan kepada bank

syariah dalam arti kita punya tujuan dan pandangan

yang sama tapi tentunya juga bank syariah yang

mempu memberikan pelayanan maksimal terutama

seperti yang kita katakan tadi bank syariah yang

memiliki sistem IT yang tinggi dan jaringan luas itu

yang kita prioritaskan.

4. Pertanyaan : Apakah track record perbankan tersebut menjadi


pertimbangan bagi IAIN Bukittinggi dalam menjalin
hubungan kerjasama dengan perbankan. Mohon
66

dijelaskan?

Jawaban : Itu memang suatu kemestian, track record bank itu

suatu kemestian karena tentu IAIN Bukittinggi tidak

mau korban karena ketidaksiapan bank tersebut. Jadi

track record itu penting bagi IAIN Bukittinggi dalam

mengambil keputusan kerjasama.

5. Pertanyaan : Apakah dalam menjalin hubungan kerjasama dengan

perbankan syariah di Bukittinggi faktor teknologi

juga menjadi pertimbangan bagi IAIN Bukittinggi,

mohon dijelaskan bagaimana standar minimal

teknologi atau system IT yang harus disediakan oleh

perbankan syariah?
Jawaban : Jadi memang faktor teknologi atau IT itu faktor

utama bagi IAIN Bukittinggi karena memang

kepentingan IAIN Bukittinggi di perbankan itu

adalah untuk jaringan pembayaran uang kuliah

khususnya bagi mahasiswa kita, sekarang kan melalui

online seluruhnya makanya yang kita perlukan bank

yang mempunyai sistem IT yang canggih dan punya

sistem jaringan yang luas. Kemudian untuk

kepentingan lembaga yang lain karena kita sistem


67

sekarang kan non tunai, semua pembayaran

pembayaran non tunai maka oleh karena itu memang

bank yang menjadi mitra IAIN Bukittinggi itu bank

yang punya sistem IT yang tinggi agar IAIN

Bukittinggi tidak terbengkala dalam pembayaran-

pembayaran non tunai. Kemudian IAIN Bukittinggi

pembayaran non tunai itu perlu suatu sistem bank

yang cepat artinya bank yang punya jaringan baik

sehingga sistem pembayaran non tunai kita itu bisa

segera mungkin seperti yang kita harapkan.

Kemudian bank yang IAIN Bukittinggi ajak

kerjasama adalah bank yang sanggup menyediakan

fasilitas kartu ATM yang sekaligus sama dengan

kartu mahasiswa makanya bank-bank yang

kerjasama dengan kita hari ini itu semuanya yang

harus menyediakan kartu ATM untuk mahasiswa

yang sekaligus kartu nanti kartu pustaka jadi kartu

yang terintegritit namanya. Kartu mahasiswa yang

diterima juga sesuai dengan bank tempat membayar

uang kuliah.
6. Pertanyaan : Benefit apa saja yang diperoleh oleh IAIN

Bukittinggi dalam hubungan kerjasama dengan


68

perbankan syariah di Bukittinggi?


Jawaban : Secara prinsip IAIN Bukittinggi tidak mengutamakan

benefit itu, bagi IAIN Bukittinggi secara prinsip

sepanjang bank itu bisa memberikan pelayanan

maksimal terhadap lembaga dalam artian apakah

dosen, karyawan, mahasiswa terpenuhi kebutuhannya

itu yang paling penting, jadi IAIN Bukittinggi tidak

berharap benefit dan itu bukan yang utama. Yang

IAIN Bukittinggi utamakan adalah pelayanan kepada

seluruh civitas akademika.

7. Pertanyaan : Apakah IAIN Bukittinggi telah melaksanakan

hubungan kerjasama dengan perbankan konvensional

dan perbankan syariah di kota Bukittinggi.


Jawaban : Sekarang IAIN Bukittinggi sudah kerjasama dengan

banyak bank juga bank syariah bank konvensional

seperti bank BNI, BRI, Mandiri dan bank Nagari itu

yang konvensional kalau yang Perbankan Syariah ada

Mandiri Syariah, BRI Syariah, Nagari Syariah. Kita

kerjasama semuanya, jadi IAIN Bukittinggi sudah

menjalin bekerjasama baik ke bank konvensional

maupun bank syariah.

8. Pertanyaan : Pada bidang apa saja hubungan kerjasama dengan


69

perbankan konvensional dan perbankan syariah

tersebut terlaksana?
Jawaban : Pada umumnya kerja sama IAIN Bukittinggi pertama

pada pembayaran uang kuliah mahasiswa, kemudian

untuk pembayaran gaji dosen-dosen, karyawan dan

penggelolaan keuangan lainnya di Institusi.

D. Analisis Pembahasan

Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti

terhadap narasumber bahwasannya faktor yang paling mempengaruhi

hubungan kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan

perbankan syariah yang ada di Bukittinggi adalah sistem IT. Karena sistem IT

yang dibutuhkan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dalam

memenuhi kebutuhannya dengan perbankan sangatlah tinggi. Dalam

pembayaran keuangan di lingkup Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi sudah berbasis online atau non tunai. Tentu dalam kondisi yang

seperti ini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi akan mencari mitra

kerjanya dalam perbankan yang bisa memfasilitasi kegiatan keuangan non

tunai atau online tersebut.


70

Sistem IT yang semakin cangih dimiliki oleh suatu perbankan syariah itu

tentu akan lebih menarik perhatian dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi untuk menjadikan perbankan syariah itu sebagai mitra kerjasama. Inovasi

dalam bidang IT perbankan syariah di Bukittinggi akan berdampak positif terhadap

keputusan yang di ambil oleh pimpinan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi dalam menjalin kerjasama.

Tidak sampai disitu, kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi dengan perbankan syariah juga berkaitan dengan mahasiswa

terkhususnya didalam pembayaran uang kuliah. Perbankan syariah yang memiliki

jaringan atau kantor yang tersebar di berbagai daerah yang terdekat dengan kampung

halaman mahasiswa akan menjadi prioritas Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi dalam memilih untuk bekerjasama. Karena perbankan syariah itu

diharapkan mampu untuk memudahkan mahasiswa dalam hal pembayaaran uang

kuliah, sehingga mahasiswa tidak perlu jauh – jauh untuk membayar uang kulianya

sendiri.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari Penelitian yang dilakukan di Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam Negeri (PTKIN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dapat

dikemukakan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Landasan atau Acuan Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi Dalam menjalin

hubungan kerjasama adalah Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor

35 tahun 2017 tentang Statuta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

yang tertuang didalam bab XII pasal 109 yang menyatakan:

a. Kerjasama dilakukan untuk meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Kerja sama dengan pihak lain dilakukan atas dasar saling menguntungkan.

c. Fakultas, Jurusan, Pascasarjana, Lembaga, Pusat, dan UPT dapat

melakukan kerja sama dalam bidang akademik dan atau non-akademik

dengan pihak lain baik dalam maupun luar negeri.

d. Kerja sama dengan pihak lain dilakukan atas persetujuan Rektor.

e. Kerja sama dalam bidang akademik dan non-akademik dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

72
73

2. Faktor pendukung utama yang mempengaruhi hubungan kerjasama Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dengan bank syariah di Bukittinggi

adalah:

a. Teknologi yang digunakan oleh bank syariah di Bukittinggi dilihat dari segi

aplikatifnya dan friendly user.

b. Pelayanan yang ditawarkan bank syariah di Bukittinggi terhadap mitra

kerjasamanya.

c. Kompetitif dan inovatif bank syariah untuk menjalin kerjasama dengan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi dapat memperluas hubungan kerjasama dalam berbagai bentuk

dengan perbankan syariah yang ada di Bukittinggi khususnya dan tingkat

nasional umumnya.

2. Diharapkan kepada perbankan syariah yang akan menjalin kerjasama dengan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi dapat lebih inovatif dalam hal

pelayan serta IT yang digunakan haruslah maksimal.

3. Diharapkan untuk penelitan selanjutnya dengan tujuan meneliti faktor-faktor

yang mempengaruhi hubungan kerjasama IAIN Bukittinggi dengan bank syariah

di Bukittinggi dapat lebih mendasar dan terperinci serta mendapatkan keterangan

dari semua pihak yang bersangkutan dalam memebrikan keputusan kerjasama


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Ghazaly. 2010. Fiqh Muamalah Cet. 1. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Abdullah Thamrin, dkk. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Abdulsyani. 2010. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara.
Abuddin Nata. 2012. Ilmu Pendidkan Islam. Jakarta: Prenada Media Group.
Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia.
Al Arif M. Nur Rianto. 2012. Dasar – Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung:
Alfabeta.
Boediono. 2013. Ekonomi Nasional. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Chaudhry Muhammad Sharif. 2012. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Darmawi Herman. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FEBI Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi, disurvei pada 19 November 2018.
Dwi Ade Candra, Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT PLN dengan PT Rejeki
Cahaya Elektro di kota Yogyakarta, Skripsi Fakultas Hukum Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta, 2016.
Euis Amalia. Perbankan syariah di indonesia dan Peran perguruan
tinggi dalam rangka akselerasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan,
Vol. 14, No.1 Januari 2010.
Fitri Maghfirah, Ananlisis kontrak kerjasama pada usaha peternakan ayam pedaging
di desa Keude Blang kabupaten Aceh Utara di tinjau menurut konsep syirkan
‘inan. Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, 2017.
Ghazaly Abdul Rahman. 2010. Fiqh Muamalah Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Gustina. Islamic Banking System: Studi Analisis Perkembangan Perbankan Syariah
di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 6 No.1. 2011.
Ghufron, A. Mas’adi. 2002. Fiqh Muamalah Konstekstual. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Hasan Ali. 2009. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ika Puspitasari dan Budi Santoso, Perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Swasta
dengan pola Build Operate Transfer (BOT) dalam pembangunan jalan tol
(studi kasus pembangunan jalan tol Semarang-Solo, Jurnal Law Reform,
Volume 14 nomor 1, 2018
Ismail. 2016. Perbankan Syariah. Jakarta : Prenadamedia Grup.
Janwari Yadi. 2016. Pemikiran Ekonomi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Karim Adiwarman A. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 217 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Kerja Sama. Pasal 3
Lukman Hakim. 2012. Pinsip-Pinsip Ekonomi Islam. Jakarta: Erlangga.

Marimin Agus. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi


Islam - Vol. 01, No. 02. 2015.

Muhammad. 2015. Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta : Pt. Raja grafindo
Persada.
Muhammad. 2008. Paradigma, Metodologi dan Aplikasi Ekonomi Syariah.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muhammad Sharif Chaudhry. 2012. Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Peraturan Menteri Agama Nomor 35 tahun 2017 tentang Statuta Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi, Pasal 109 ayat 1 dan 2.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 14 tahun 2014 tentang
Kerja Sama Perguruan Tinggi. Pasal 48.
Peraturan Rektor Universitas Negeri Makassar nomor 586/UN36/KP/2017 tentang
Petunjuk Operasional Teknis Pengolaan Kerja Sama. Pasal 5

Qamarul Huda. 2011. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras.

Rini Elvira. Faktor-factor yang mempengaruhi kerja sama lembaga Perbankan


dengan wirausahawan. Jurnal Al-Intaj Vol.1, No.1. 2015.
Siti Rafika Ilhami, Pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. Serasi Autoraya
dengan Audi Variasi, JOM Fakultas Hukum Volume II nomor 1, 2015

Suharsimi Arikunto. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Supriyanto Ahmad Sani. 2012. Metodologi Penelitian Manajemen Sumberdaya
Manusia. Malang : UIN Maliki Press.
Syarwandi Hasan. 2009. Bagaimana Bank Islam. Yogyakarta: Pt. Dana Bakhti
Wakaf.
Syihabuddin. Peran peran kerja sama perbankan syariah dengan pemerintah daerah
dalam memajukan perekonomian masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Hukum
Islam, Vol. 2, No. 1. 2012.
Yasin M. Nur. 2010. Epistemologi Keilmuan Perbankan Syariah. Malang: UIN
Maliki Press.

Zainul Arifin. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta : Azkia


Publisher.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Judul Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN


KERJA SAMA IAIN BUKITTINGGI DENGAN BANK SYARIAH DI
BUKITTINGGI

1. Dalam menjalin hubungan kerjasama dengan perbankan syariahdi Bukittinggi,


apa landasan utama atau acuan yang di pedomani oleh IAIN Bukittinggi?
2. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan IAIN Bukittinggi dalam
mengambil keputusan untuk menerima atau menolak hubungan kerjasama
dengan perbankan syariah di Bukittinggi?
3. Apakah dalam hubungan kerjasama yang dilakukan oleh IAIN Bukittinggi
terdapat prioritas diantara perbankan syariah dan perbankan konvensional?
4. Apakah track record perbankan tersebut menjadi pertimbangan bagi IAIN
Bukittinggi dalam menjalin hubungan kerjasama dengan perbankan. Mohon
dijelaskan?
5. Apakah dalam menjalin hubungan kerjasama dengan perbankan syariah di
Bukittinggi faktor teknologi juga menjadi pertimbangan bagi IAIN
Bukittinggi, mohon dijelaskan bagaimana standar minimal teknologi atau
system IT yang harus disediakan oleh perbankan syariah?
6. Benefit apa saja yang diperoleh oleh IAIN Bukittinggi dalam hubungan
kerjasama dengan perbankan syariah di Bukittinggi?
7. Apakah IAIN Bukittinggi telah melaksanakan hubungan kerjasama dengan
perbankan konvensional dan perbankan syariah di kota Bukittinggi.
8. Pada bidang apa saja hubungan kerjasama dengan perbankan konvensional
dan perbankan syariah tersebut terlaksana?

Anda mungkin juga menyukai