Anda di halaman 1dari 109

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN

OPERASIONAL, BI RATE, DAN CAPITAL ADEQUACY

RATIO TERHADAP PERSENTASE BAGI HASIL

DEPOSITO MUDHARABAH DENGAN RETURN ON ASSET

SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2015-2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

WAHYU PUTRI ANGGREANI

NIM 63010170014

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2021
PENGARUH BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN

OPERASIONAL, BI RATE, DAN CAPITAL ADEQUACY

RATIO TERHADAP PERSENTASE BAGI HASIL

DEPOSITO MUDHARABAH DENGAN RETURN ON ASSET

SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2015-2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh :

WAHYU PUTRI ANGGREANI

NIM 63010170014

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2021
vi
vii
viii
ix
MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

(Al Insyirah: 5)

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan

Allah”

(Turmudzi)

“Optimisme merupakan kepercayaan yang menuju pencapaian. Tidak ada

yang bisa dilakukan tanpa adanya harapan dan keyakinan”

(Hellen Keller)

x
PERSEMBAHAN

Kepada Allah Subhanahu wa ta’ala terimakasih atas segala nikmat

yang telah Engkau berikan. Kepada Nabi Muhammad Sallahu ‘alaihi

wasallam suri tauladan bagi seluruh umat islam.

Untuk kedua orang tua saya Bapak Nur Kholis dan Ibu Suliani yang

telah mengajarkan, mendidik, menuangkan segala usaha dan do’a, serta

memberi semangat dan kasih sayang tanpa batas yang tak mengenal lelah

demi masa depan penulis. Untuk adik serta keluarga yang selalu

memberi dukungan dan mendoakan yang terbaik bagi penulis.

Untuk Pembimbing Skripsi Bapak Taufikur Rahman M.Si yang

memberikan bimbingan, mengarhkan serta memberikan saran dalam

penulisan.

Untuk sahabat, teman-teman serta teman seperjuangan saya yang

sudah menemani dan memberikan semangat dan do’anya bagi penulis.

Untuk teman-teman organisasi KSEI IAIN Salatiga, Kopma Fatawa

dan PONPES Nurul Asna terimaksih telah memberikan begitu banyak

pengalaman dan ilmu pengetahuan.

xi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

atas segala rahmat dan ridha-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Biaya Operasional

Pendapatan Operasional, BI Rate, dan Capital Adequacy Ratio terhadap

Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Return On Asset sebagai

Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2019”

dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta Salam senantiasa penulis haturkan

kepada Nabi Agung Muhammad Shollallahu Allaihi Wassalam, yang selalu kita

nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.

Penelitian ini dilakukan dan diajukan guna memenuhi tugas dan syarat

mahasiswa untuk memperoleh gelar strata satu (S1) dalam Program Studi

Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

Selesainya penelitian ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dan

membatu secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan dan

penyusunan penelitian ini terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan fakultas Ekonomi dan

bisnis Islam IAIN Salatiga.

3. Bapak Ari Setiyawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

Syariah.

xii
4. Bapak Taufikur Rahman, M.Si. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

5. Segenap dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

yang telah memberikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan yang

bermanfaat bagi penulis.

6. Kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan

dukungan serta doa restunya dalam menyelesaikan penelitian ini.

7. Teman-teman Perbankan Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

angkatan 2017 dari awal masuk perkuliahan sampai berjuang di akhir

perkuliahan ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan penelitian

ini jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran penulis terima dengan tujuan untuk

menjadikan pembelajaran kedepannya supaya menjadi lebih baik lagi. Akhir kata

penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Salatiga, 7 Agustus 2021

Penulis,

Wahyu Putri Anggreani

NIM. 63010170014

xiii
ABSTRAK

Anggreani, Wahyu Putri. 2021. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan


Operasional, BI Rate, dan Capital Adequacy Ratio terhadap Persentase
Bagi Hasil Deposito Mudharbah dengan Return On Asset sebagai
Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2015-2019. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program Studi
Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen
Pembimbing : Taufikur Rahman M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Biaya


Operasional Pendapatan Operasional, BI Rate dan Capital Adequay Ratio
terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Return On Aseet
sebagai Variabel Moderasi pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian
ini menggunakan penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif pada
bank umum syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan sebagai
populasinya dengan bentuk data panel. Dalam sampel penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan peneliti dan mendapat 45 sampel dari 9 bank umum syariah
pada periode 2015-2019. Penelitian ini menggunakan teknik pengujian regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya Operasional
Pendapatan Operasional dan BI Rate imenunjukkan bahwa variabel tersebut
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap persentase bagi hasil deposito
mudharabah. Capital Adequay Ratio menunjukkan bahwa variabel tersebut
berpengaruh negative dan signifikan terhadap persentase bagi hasil deposito
mudharabah. Berdasarkan uji Moderated Regression Analysis (MRA)
menunjukkan hasil bahwa ROA dapat memoderasi hubungan variabel BOPO
terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah. ROA tidak dapat
memoderasi hubungan variabel BI Rate dan variabel CAR terhadap persentase
bagi hasil deposito mudharabah.

Kata Kunci: BOPO, BI Rate, CAR, ROA dan Persentase Bagi Hasil Deposito
Mudharabah

xiv
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii

PENGESAHAAN ............................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................................ v

MOTTO............................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ xi

KATA PENGANTAR .................................................................................... xii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xix

BAB I ................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN............................................................................................. 1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................6

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................7

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................8

E. Sistematika Penulisan ..............................................................................8

BAB II ............................................................................................................. 10

xv
LANDASAN TEORI ...................................................................................... 10

A. Telaah Pustaka .......................................................................................10

B. Kerangka Teori ......................................................................................16

1. Teori Sinyal (Signaling Theory) .......................................................16

2. Perbankan Syariah ............................................................................18

3. Bagi Hasil Deposito Mudharabah .....................................................19

4. Return On Asset (ROA) ....................................................................23

5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).......................25

6. BI Rate ..............................................................................................26

7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ........................................................28

C. Kerangka Penelitian...............................................................................29

D. Hipotesis Penelitian ...............................................................................31

BAB III............................................................................................................ 37

METODE PENELITIAN ................................................................................ 37

A. Jenis Penelitian ......................................................................................37

B. Jenis dan Sumber Data ..........................................................................37

C. Populasi dan Sampel..............................................................................38

D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian ........................41

E. Teknik Analisis Data .............................................................................43

F. Alat Analisis Data..................................................................................50

BAB IV ........................................................................................................... 51

xvi
ANALISIS DATA .......................................................................................... 51

A. Deskriptif Objek Penelitian ...................................................................51

B. Analisis Data .........................................................................................53

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................65

BAB V ............................................................................................................. 73

PENUTUP ....................................................................................................... 73

A. Kesimpulan ............................................................................................73

B. Keterbatasan Penelitian .........................................................................73

C. Saran......... .............................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75

LAMPIRAN .................................................................................................... 79

LAMPIRAN 1 ................................................................................................. 80

SURAT TUGAS PEMBIMBING SKRIPSI ................................................... 90

LEMBAR KONSULTASI .............................................................................. 91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................... 92

xvii
DAFTAR TABEL

Table 1.1 Perbandingan Tingkat Bagi Hasil…………………………………..1

Table 1.2 Perkembangan Rata-rata Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah dan Rasio Keuangan……………………………………………..2

Tabel 2. 1 Research Gap……………………………………………………..10

Tabel 2. 2 Kriteria Penilaian Peringkat (ROA)……………………………....25

Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Peringkat (BOPO).........................................26

Tabel 3. 1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia………………………...38

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian…………………………………………………40

Tabel 3. 3 Sampel yang tidak sesuai…………………………………………40

Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel…………………………………….41

Tabel 4. 1 Statistic Deskriptif………………………………………………...52

Tabel 4. 2 Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level…………………………….53

Tabel 4. 3 Hasil Uji Chow……………………………………………………54

Tabel 4. 4 Hasil Uji Hausman………………………………………………..55

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Random Effect Model…………………………...55

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas……………………………………………...58

Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolineritas………………………………………...59

Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi…………………………………………….60

Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………………..60

Tabel 4. 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi………………………………...61

Tabel 4. 11 Hasil Uji F……………………………………………………….62

Tabel 4. 12 Hasil Uji T……………………………………………………….63

Tabel 4. 13 Hasil Penelitian………………………………………………….72

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian……………………………………………30

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem perbankan syariah di Indonesia melakukan perkembangan

dengan kerangka system perbankan ganda dalam Arsitektur Perbankan

Indonesia (API). Perkembangan sektor perbankan syariah di Indonesia

terhitung sangat pesat, menurut data yang dihimpun di situs Otoritas Jasa

Keuangan per Desember 2019 terdapat 14 bank umum syariah (BUS), 34

Unit Usaha Syariah (UUS) dan total 2.753 kantor.

Table 1.1 Perbandingan Tingkat Bagi Hasil

Tahun TBH Bank Umum Syariah TBH Bank Umum Konvensional

2015 7,99 9,67

2016 6,01 8,64

2017 5,58 8,15

2018 5,15 8,00

2019 6,37 8,00

Sumber: Statistika Perbankan Syariah 2019 (otoritas jasa keuangan, 2019)

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan perbedaan tingkat bagi hasil

bank umum syariah dengan bank umum konvensional. Perbedaan tersebut

mempengaruhi kepercayaan nasabah dalam menitipkan dananya kepada

bank umum syariah karena apabila tingkat bagi hasil bank syariah

menurun maka tingkat kepuasan nasabah juga ikut menurun dan akan

mengakibatkan nasabah memindahkan dananya ke bank lain. Oleh karena

itu, tingkat bagi hasil menjadi salah satu factor penentu yang menjadikan

kemajuan bank syariah dalam menghimpun dana pihak ketiga. Salah satu

1
2

produk yang menjadi pilihan nasabah di bank syariah yaitu deposito

mudharabah. Produk deposito mudharabah bank syariah dari tahun ke

tahun terus mengalami peningkatan, sebagai produk tabungan yang

berjangka sebagian besar hasil pembagian nisbah bagi hasil dalam

deposito mudharabah akan lebih menguntungkan dibanding dengan

tabungan biasa (Widarto, 2019).

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan

prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling

menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta mengedepankan aspek

kewajaran dalam bertransaksi, beretika investasi, mengutamakan nilai

persaudaraan dalam kegiatan operasinya menghindari aktivitas spekulatif

dalam transaksi. Perhitungan bagi hasil di perbankan syariah di Indonesia

didasarkan pada keuntungan yang diperoleh berdasarkan pada bagi hasil.

Keuntungan akan dibagikan sesuai kesepakatan di awal akad oleh nasabah

dan bank syariah (Ismail., 2011).

Table 1.2 Perkembangan Rata-rata Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah dan Rasio Keuangan

Tahun BHDM BOPO BI Rate CAR ROA

2015 35,81 97,01 7,50 15,02 0,49

2016 34,64 96,22 4,75 16,63 0,63

2017 35,22 94,91 4,75 17,91 0,63

2018 32,35 89,18 5,50 20,39 1,28

2019 39,89 84,45 5,75 20,59 1,73

Sumber: Statistika Perbankan Syariah 2019 (otoritas jasa keuangan, 2019)


3

Berdasarkan dalam tabel diatas, dalam nilai persentase nisbah bagi

hasil tergantung pada seberapa besar kinerja dan pendapatan yang

diperoleh bank syariah. Penilaian kemampuan suatu bank guna

mengetahui tingkat kesehatan pada bank dapat dilakukan dengan menilai

bagaimana kinerja keuangan pada bank tersebut, karena kinerja keuangan

bisa menunjukkan bagaimana kualitas bank itu sendiri melalui perhitungan

rasio keuangan yang dimiliki. Dengan melakukan analisis laporan

keuangan suatu bank dapat menghitung rasio keuangan yang dapat

digunakan dalam penelitian, karena dalam laporan keuangan terdapat

beberapa informasi yang penting tentang perusahaan yang bisa

mengindikasikan kesehatan dan kemampuan bank tersebut (Khairiyah &

Sunaryo, 2012).

Persentase tingat bagi hasil simpanan bank syariah dapat

dipengaruhi dengan beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor internal terutama terkait dengan kinerja manajemen bank syariah

seperti efektivitas fungsi intermediasi, efisiensi operasional, dan

kemampuan profitabilitas, sedangkan kondisi makro sebagai faktor

eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh manajemen yang menjadi

pengaruh terhadap hasil yang diterima dari pembiayaan (Novianti et al.,

2016). Rasio keuangan yang mempengaruhi bagi hasil deposito

mudharabah pada perbankan syariah terdapat beberapa factor diantaranya

yaitu Suku Bunga (BI Rate), Beban Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO), dan Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Aseet (ROA),dan

inflasi (Juniarty et al., 2017).


4

Untuk mengetahui persentase bagi hasil deposito mudharabah,

maka digunakan rasio BOPO yang digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

Rasio BOPO yang semakin meningkat akan mencerminkan kurangnya

kemampuan bank yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang

efisien dalam mengelola kegiatannya (Yanti, 2019). Penelitian terkait

pengaruh BOPO terhadap bagi hasil deposito mudharabah yang dilakukan

oleh Cahyani (2018) menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh positif dan

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan

penelitian yang dilakukan Sabtatianto (2019) menunjukkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito

mudharabah.

Tingkat suku bunga atau BI rate merupakan salah satu factor

ekonomi makro yang mempengaruhi jumlah deposito mudharabah pada

bank syariah. Nilai suku bunga yang mengalami kenaikan akan

berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah yang juga

ikut naik agar dapat bersaing dengan bank konvensional dan menjaga

eksistensi bank syariah (Farianto, 2014). Penelitian terkait pengaruh BI

rate terhadap bagi hasil deposito mudharabah yang dilakukan Isna (2012)

menunjukkan bahwa BI rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan penelitian yang

dilakukan Islami (2017) menunjukkan bahwa BI rate tidak berpengaruh

terhadap bagi hasil deposito mudharabah.


5

Rasio yang mempengaruhi bagi hasil deposito mudharabah salah

satunya yaitu CAR yang menunjukkan kemampuan bank dalam

mempertahankan modal dan mengontrol resiko-resiko yang timbul.

Semakin tinggi nilai CAR maka semakin baik pula kinerja keuangan dan

tingkat keuntungan bank juga akan meningkat. Penelitian terkait pengaruh

CAR terhadap bagi hasil deposito mudharabah yang dilakukan Sari (2019)

menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan penelitian yang dilakukan

Widarto (2019) menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap

tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Berdasarkan latar belakang diatas adanya research gap yang

ketidaksesuaian hasil dari penelitian yang sebelumnya, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai persentase bagi hasil

deposito mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia dengan

menambahkan variable Return On Aseet (ROA) sebagai variabel

moderasi. Variabel moderasi mempunyai pengaruh memperkuat atau

melemahkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya

(Sugiyono, 2017). Adanya ROA sebagai variabel moderasi dikarenakan

rasio ROA yang tinggi akan semakin baik produktivitas asset dalam

memperoleh keuntungan bersih yang mempengaruhi peningkatan daya

tarik perusahaan menjadikan perusahaan semakin diminati oleh investor.

Oleh karena itu, penulis mengangkat judul penelitian ” Pengaruh Biaya

Operasional Pendapatan Operasional, BI Rate, dan Capital Adequacy

Ratio terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan


6

Return On Asset sebagai Variabel Moderasi Pada Bank Umum

Syariah Di Indonesia Periode 2015-2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat

menurunkan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai

beriikut :

1. Bagaimana pengaruh BOPO terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-

2019?

2. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-

2019?

3. Bagaimana pengaruh CAR terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-

2019?

4. Bagaimana pengaruh BOPO terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah yang dimoderasi oleh ROA pada bank umum syariah di

Indonesia periode 2015-2019?

5. Bagaimana pengaruh antara BI Rate terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabaah yang dimoderasi oleh ROA pada bank umum

syariah di Indonesia periode 2015-2019?

6. Bagaimana pengaruh CAR teerhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabaah yang dimoderasi oleh ROA pada bank umum syariah di

Indonesia periode 2015-2019?


7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai beriikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode

2015-2019

2. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode

2015-2019

3. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode

2015-2019

4. Untuk menganalisis pengaruh BOPO terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah yang dimoderasi oleh ROA pada bank umum

syariah di Indonesia periode 2015-2019

5. Untuk menganalisis pengaruh BI Rate terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah yang dimoderasi oleh ROA bank umum syariah

di Indonesia periode 2015-2019

6. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah yang dimoderasi oleh ROA pada bank umum

syariah di Indonesia periode 2015-2019


8

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan penelitian ini

dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang

analisis laporan keuangan dan memperdalam pengetahuan tentang

permasalahan yang ada pada bank umum syariah di Indonesia, serta

dapat meningkatkan dan melatih cara berpikir secara ilmiah.

2. Bagi Bank Syariah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

perusahaan, sehingga bank syariah dapat memininalkan resiko yang

terjadi dan bank syariah dapat meningkatkan kinerja perusahaan

melalui tindakan yang efisien dan efektif.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini dapat memberi dan menambah pengetahuan dan

referensi ilmiah yang dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk

dapat diteliti lebih lanjut mengenai rasio keuangan bank yang dapat

mempengaruhi besarnya persentase bagi hasil deposito mudharabah.

E. Sistematika Penulisan

Pembuatan sistematika penulisan supaya dapat memudahkan

pembaca dalam memahami penelitian yang dijelaskan oleh penulis.

Penyusunan sistematika penulisan terdiri dari lima bab, diantaranya

sebagai berikut:
9

Bab I Pendahuluan. Bab pendahuluan berisikan latar belakang;

rumusan masalah; tujuan penelitian; kegunaan penelitian yang dapat

memberikan sebuah gambaran dari hasil penelitian yang dilakukan.

Bab II Landasan Teori. Landasan teori dalam bab ini berisikan

teori-teori yang melandasi penelitian ini yang terdiri dari telaah pustaka

sebagai ringkasan dari beberapa penelitian yang terdahulu; kerangka teori

yang membantu menjelaskan teori-teori untuk menganalisis variabel

penelitian; kerangka penelitian yang menggambarkan posisi variabel-

variabel yang diteliti dan bagaimana pengaruhnya terhadap antar variabel.

Bab III Metode Penelitian. Dalam metode penelitian berisikan

jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti; lokasi dan waktu penelitian;

populasi dan sampel yang digunakan sebagai penelitian; teknik

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian; definisi konsep dan

operasional dari variabel yang diteliti serta analisis data.

Bab IV Analisis Data. Analisis data dalam bab ini mencakup

analisa penelitian yang menjelaskan deskripsi objek penelitian dan analisa

data yang telah dilakukan dari data laporan keuangan menjadi sebuah hasil

penelitian yang dilakukan.

Bab V Penutup. Pada bab penutup ini berisikan kesimpulan yang

di dapat dari penelitian; keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian

ini serta saran yang ditujukan untuk lembaga terkait dan peneliti

selanjutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini terdapat beberapa temuan penelitian yang

sebelumnya sebagai acuan untuk membangun telaah pustaka dalam

melakukan penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi. Beberapa

penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Research Gap

No. Peneliti & Variabel Hasil Perbedaan penelitian

Tahun

Pengaruh BOPO Terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah

1. Wulandari Variabel BOPO berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

Nur Cahyani, independen: ROA, positif dan dan CAR sebagai

dkk (2018) ROE, BOPO, Suku signifikan terhadap variabel independen

Bunga Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Variabel dependen: Deposito sebagai variabel

Tingkat Bagi Hasil Mudharabah moderasi

Deposito 3) Menggunakan periode

Mudharabah tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

2. Putri Ayu Variabel BOPO berpengaruh 1) Menambahkan CAR

Rahayu dan independen: ROA, negatif signifikan sebagai variabel

Bustaman, BOPO, BI Rate terhadap Tingkat independen

(2016) Variabel dependen: Bagi Hasil Deposito 2) Menggunakan ROA

Tingkat Bagi Hasil Mudharabah sebagai variabel

10
11

Deposito moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

3. Nissa Pratiwi Variabel BOPO berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

Widarto, independen: ROA, positif dan sebagai variabel

(2019) CAR, FDR, BOPO signifikan terhadap independen

Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

4. Reandy Variabel BOPO berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

Sabtatianto independen: BOPO, negatif dan sebagai variabel

dan CAR, FDR, ROA signifikan terhadap independen

Muhamad Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Yusuf, (2019) Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

5. Nur Afitri, Variabel BOPO berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

(2020) independen: CAR, negatif dan sebagai variabel

ROA, BOPO, FDR signifikan terhadap independen

Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode


12

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

Pengaruh BI Rate Terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah

1. Bayu Aji Variabel Suku Bunga 1) Menambahkan CAR

Saputra, independen: FDR, Deposito dan BOPO sebagai

(2019) NPF, Suku Bunga berpengaruh negatif variabel independen

Deposito dan signifikan 2) Menggunakan ROA

Variabel dependen: terhadap Tingkat sebagai variabel

Tingkat Bagi Hasil Bagi Hasil Deposito moderasi

Deposito Mudharabah 3) Menggunakan periode

Mudharabah tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

2. Khansa Variabel BI Rate berpengaruh 1) Menambahkan BOPO

Fairuz Islami, independen: NPF, negatif dan dan CAR sebagai

(2017) FDR, ROA, BI Rate signifikan terhadap variabel independen

Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

3. Dewi Variabel Suku Bunga 1) Menggunakan ROA

Purnama Sari, independen: ROA, berpengaruh negatif sebagai variabel

(2019) BOPO, Suku Bunga, dan signifikan moderasi

CAR terhadap Jumlah 2) Menggunakan periode

Variabel dependen: Deposito tahun yang berbeda

Tingkat Bagi Hasil Mudharabah yaitu 2015-2019

Deposito

Mudharabah
13

4. Idil Adhar, Variabel BI Rate berpengaruh 1) Menambahkan BOPO

(2017) independen: BI positif dan dan CAR sebagai

Rate, CAR, FDR, seignifikan terhadap variabel independen

NPF, SBIS Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Variabel dependen: Deposito sebagai variabel

Tingkat Bagi Hasil Mudharabah moderasi

Deposito 3) Menggunakan periode

Mudharabah tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

5. Fauzan Al Variabel BI Rate berpengaruh 1) Menambahkan BOPO

Farizi dan independen: Inflasi, positif dan dan CAR sebagai

Akhmad Suku Bunga, seignifikan terhadap variabel independen

Riduwan, Likuiditas, Bagi Deposito 2) Menggunakan ROA

(2016) Hasil Mudharabah sebagai variabel

Variabel dependen: moderasi

Deposito 3) Menggunakan periode

Mudharabah tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

Pengaruh CAR Terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah

1. Dewi Variabel CAR berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

Purnama Sari, independen: ROA, positif dan sebagai variabel

(2019) BOPO, Suku Bunga, signifikan terhadap independen

CAR Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Variabel dependen: Deposito sebagai variabel

Tingkat Bagi Hasil Mudharabah moderasi

Deposito 3) Menggunakan periode

Mudharabah tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019
14

2. Reandy Variabel CAR berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

Sabtatianto independen: BOPO, negative dan sebagai variabel

dan CAR, FDR, ROA signifikan terhadap independen

Muhamad Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Yusuf, (2019) Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

3. Nissa Pratiwi Variabel CAR berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

Widarto, independen: ROA, negative dan sebagai variabel

(2019) CAR, FDR, BOPO signifikan terhadap independen

Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

4. Nur Afitri, Variabel CAR berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

(2020) independen: CAR, negatif dan sebagai variabel

ROA, BOPO, FDR signifikan terhadap independen

Variabel dependen: Return Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Tingkat Bagi Hasil Deposito sebagai variabel

Deposito Mudharabah moderasi

Mudharabah 3) Menggunakan periode

tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

5. Idil Adhar, Variabel CAR berpengaruh 1) Menambahkan BI rate

(2017) independen: BI positif dan sebagai variabel


15

Rate, CAR, FDR, signifikan terhadap independen

NPF, SBIS Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan ROA

Variabel dependen: Deposito sebagai variabel

Tingkat Bagi Hasil Mudharabah moderasi

Deposito 3) Menggunakan periode

Mudharabah tahun yang berbeda

yaitu 2015-2019

Pengaruh ROA Sebagai Variabel Moderasi

1. Amran Variabel ROA dapat 1) Menambahkan BI rate

Prasetya independen: BOPO, memoderasi sebagai variabel

Nugraha, CAR, NPF, FDR hubungan antara independen

(2019) dan Inflasi variabel BOPO, 2) Menggunakan periode

Variabel dependen: CAR, NPF, FDR tahun yang berbeda

Tingkat Bagi Hasil dan Inflasi terhadap yaitu 2015-2019

Deposito Tingkat Bagi Hasil

Mudharabah Deposito

Variabel moderasi: Mudharabah

ROA

2. Aninda Eva Variabel ROA dapat 1) Menambahkan BI rate

Riri I D dan independen: NPF, memoderasi variabel dan CAR sebagai

Arna Asna FDR, dan BOPO BOPO terhadap variabel independen

Annisa, Variabel dependen: Tingkat Bagi Hasil 2) Menggunakan periode

(2021) Tingkat Bagi Hasil Deposito tahun yang berbeda

Deposito Mudharabah yaitu 2015-2019

Mudharabah

Variabel moderasi:

ROA

3. Muhammad Variabel ROA dapat 1) Menambahkan BOPO

Arief dkk, independen: Suku memoderasi variabel dan CAR sebagai


16

(2021) Bunga Suku Bunga variabel independen

Variabel dependen: terhadap Tingkat 2) Menggunakan periode

Tingkat Bagi Hasil Bagi Hasil Deposito tahun yang berbeda

Deposito Mudharabah yaitu 2015-2019

Mudharabah

Variabel moderasi:

ROA

4. Alfan Variabel ROA tidak dapat 1) Menambahkan BOPO

Yoolanda independen: CAR, memoderasi dan BI Rate sebagai

Harahap, NPF, dan FDR hubungan antara variabel independen

(2017) Variabel dependen: variabel CAR, NPF, 2) Menggunakan periode

Tingkat Bagi Hasil FDR terhadap tahun yang berbeda

Deposito Tingkat Bagi Hasil yaitu 2015-2019

Mudharabah Deposito

Variabel moderasi: Mudharabah

ROA

B. Kerangka Teori

1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal pertama kali dikemukakan oleh Spence tahun 1973

yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi)

memberikan suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang

mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak

penerima (investor). Teori sinyal ini dilakukan oleh perusahaan guna

memberikan sinyal kepada pengguna laporan kuangan seperti pihak

investor. Sinyal dapat diartikan dalam berbagai bentuk, baik secara

langsung dapat dilihat dan diamati ataupun dalam bentuk tidak


17

langsung yang harus dilakukan penelaahan terlebih dahulu untuk

mengetahuinya. Semua bentuk sinyal yang dikeluarkan perusahaan,

diartikan supaya dapat menyiratkan suatu harapan untuk pihak

eksternal yang akan menjadikan perubahan penilaian terhadap

perusahaan tersebut. Agar merubah penilaian pihak eksternal, sinyal

yang dikeluarkan perusahaan harus mengandung kekuatan informasi

yang baik dan lebih banyak mengenai prospek perusahaan yang akan

datang (Gumanti, 2009).

Menurut Gumanti (2009) teori sinyal dalam literatur ekonomi dan

keuangan dijelaskan untuk mengungkapkan bukti bahwa pihak yang

terlibat dalam lingkungan perusahaan (corporate insiders, yang terdiri

dari officers dan directors) yang memiliki informasi lebih baik

mengenai kondisi perusahaan maupun prospek dimasa yang akan

datang dibanding dengan pihak luar (seperti investor, kreditor,

pemerintah atau pemegang saham). Dalam pihak perusahaan memiliki

kelebihan atas penegendalian informasi dari pihak luar yang

mempunyai kepentingan terhadap perusahaan.

Signaling theory berkaitan erat dengan ketersediaan informasi yang

terdapat didalam laporan keuangan. Penggunaan teori sinyal berupa

informasi yang diberikan dari tingkat pengembalian atas asset (ROA)

atau berapa besar laba yang dimiliki perusahaan serta informasi yang

mengukur perbandingan antara biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (BOPO) yang didapat dari perusahaan dan informasi yang

mengukur kecukupan modal (CAR) yang dimiliki perusahaan. Apabila


18

nilai ROA tinggi, maka menunjukkan bahwa kinerja kuangan

perusahaan tergolong baik yang akan menjadi sinyal bagi pihak

eksternal. Dan apabila nilai BOPO lebih kecil dari nilai pendapatan,

maka menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tergolong baik

(Maharani, 2020).

2. Perbankan Syariah
Dalam melakukan kegiatan operasionalnya perbankan syariah

menggunkan prinsip-prinsip syariah, dan demokrasi ekonomi.

Perbankan syariah berbeda dengan bank konvensional dalam system

kegiatan operasionalnya, bank syariah menggunakan layanan yang

bebas dari bunga dalam bentuk transaksi apapun yang dilakukan oleh

nasabah. Bank syariah dalam kegiatan operasionalnya hanya

menggunkan bagi hasil dari akad-akad yang ada dalam produk bank

syariah, yang bertujuan untuk meningkatkan keadilan, kebersamaan,

dan pemerataan kesejahteraan masyarakat dalam rangka untuk

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional di Indonesia

(Andrianto, 2019).

Bank syariah memiliki fungsi utama yaitu yang pertama untuk

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi

seperti tabungan, giro atau deposito berjangka, yang kedua untuk

menyalurkan dana kepada masyarkat yang membutuhkan dana seperti

dalam akad murabahah, mudharbah, musyarakah, ijarah dan istishna

serta fungsi yang ketiga untuk memberikan pelayanan dalam bentuk

jasa di perbankan syariah. Bank syariah juga merupakan lembaga

intermediasi dan penyedia jasa keuanagn dengan menggunakan system


19

nilai-nilai islam dan berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Hadist Nabi

SAW (Fadli, 2018).

Menurut Andrianto (2019:31) Prinsip bank syariah dalam

menjalankan kegiatan usaha operasionalnya harus mempunyai prinsip

dasar dengan unsur-unsur yang diikat dengan prinsip dasar tersebut.

Beberapa prinsip dasar bank syariah sebagai berikut:

a. Larangan atas transaksi barang atau jasa yang diharamkan

b. Larangan atas system dan prosedur transaksi dalam memperoleh

keuntungan yang diharamkan

Dengan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bank

syariah merupakan sebuah perusahaan yang menjalankan kegiatan

usaha operasionalnya dengan menghimpun dana dari nasabah dalam

bentuk simpanan yang menjadi sumber dana yang diperoleh bank,

selanjutnya dana tersebut disalurkan kepada nasabah yang

membutuhkan dana dalam bentuk kredit dengan berlandaskan prinsip

syariah dan menggunkan prinsip bagi hasil disetiap transaksi yang

dilakukan.

3. Bagi Hasil Deposito Mudharabah

a. Bagi Hasil

Menurut terminology bagi hasil disebut dengan profit sharing

yang dapat diartikan sebagai pembagian laba. Menurut Antonio

(2001:96) bagi hasil merupakan system pembagian hasil usaha

antara pemilik modal usaha (Shohibul maal) dengan pengelola

usaha (mudharib). Bagi hasil yang diperoleh dari dana transaksi-


20

transaksi yang dilakukan ataupun dari investasi yang diberikan

oleh bank kepada nasabah yang harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) Perhitungan bagi hasil yang disepakati menggunakan metode

pendekatan:

a) Revenue Sharing

b) Profit & Loss Sharing

2) Pada saat akad diawal wajib disepakati system bagi hasil yang

akan digunakan nantinya ketika sudah berakhir:

a) Waktu dibagikannya bagi hasil yang harus disepakati disaat

awal akad oleh kedua belah pihak

b) Pembagian nisbah bagi hasil harus sesuai nisbah diakad

yang telah disepakati diawal yang tercantum dalam akad

System bagi hasil dilakukan dengan perjanjian atau ikatan

(akad) bersama dalam melakukan kegiatan transaksi opersional

usahanya. Dalam kegiatan usaha tersebut dijanjikan bahwa adanya

pembagian hasil atas keuntungan yang akan didapat antara kedua

belah pihak yang sudah ditentukan waktu kesepakatan diawal akad.

Besarnya persentase bagi hasil antara nasabah dengan bank

ditentukan sesuai kesepakatan bersama dengan adanya unsur

kerelaan atau keridhoan kedua belah pihak yang didasari tanpa

adanya unsur pemaksaan didalamnya (Andrianto, 2019: 471).

Bagi hasil kegiatan usaha operasional bank syariah akan

didistribusikan sesuai dengan prinsip yang ditetapkan MUI yang


21

berlaku khusus untuk bank syariah. Pernyataan tersebut

berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional nomor

15/DSNMUI/IX/2000 yanhg berkaitan dengan Prinsip Distribusi

Hasil Usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Lembaga Keuangan Syariah boleh menggunakan prinsip bagi

hasil (Net Revenue Sharing) maupun bagi keuntungan (Profit

Sharing) dalam pembagian hasil usaha kepada nasabahnya.

2) Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini pembagian

hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil (Net

Revenue Sharing).

3) Penerapan prinsip pembagian hasil usaha harus disepakati

dalam akad.

b. Deposito Mudharabah

Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 1988,

pengertian deposito adalah produk penyimpanan dana yang

penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu yang telah

disepakati oleh nasabah atau pada waktu jatuh tempo. Jangka

waktu deposito biasanya telah ditentukan oleh bank, sedangkan

pada bank syariah investasi deposito bisa dilakukan untuk surat-

surat berharga dengan menggunakan prinsip Mudharabah. Akad

Mudharabah merupakan salah satu akad kerja sama antara dua

belah pihak, pihak pertama pemilik modal usaha (Shohibul maal)

yang menyediakan modal seluruhnya sedangkan pihak kedua


22

sebagai pengelola usaha (mudharib). Keuntungan dari kegiatan

usaha dengan akad ini dibagi nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan

diawal akad (Andrianto, 2019: 339).

Menurut Andrianto (2019) mekanisme akad mudharabah

diantaranya sebagai berikut:

1) Kedua belah pihak yaitu nasabah dan bank sudah sepakat untuk

melakukan transaksi dengan akad mudharabah.

2) Dalam akad mudharabah pada kegiatan usaha bank sebagai

pemilik modal (shohibul maal) dan nasabah sebagai pengelola

dana (mudharabah).

3) Jangka waktu pembiayaan, jumlah pembiayaan, pengembalian

dan nisbah bagi hasil usaha ditentukan sesuai kesepakatan

bersama diawal akad.

4) Kerugian dalam kegiatan usaha yang dikelola nasabah

ditanggung oleh bank sebesar pembiayaan yang diberikan pada

kegiatan usaha tersebut.

Pernyataan berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

03/DSN-MUI/IV/2000 yang berkaitan dengan deposito

mudharabah menerapkan bahwa:

1) Jenis Deposito

a) Deposito dengan sistem bunga tidak diperbolehkan dalam

prinsip syariah

b) Deposito yang dibenarkan sesuai dengan syariat islam yaitu

deposito dengan prinsip mudharabah


23

2) Ketentuan umum:

a) Dalam kegiatan operasional ketika bertransaksi, Shahibul

mal sebagai pemilik dana yaitu nasabah, sedangkan

mudharib sebagai pengelola dana atau pengelola usaha

yaitu bank syariah

b) Bank syariah memiliki kapasitas melakukan pengelolaan

modal dengan segala macam kegiatan usaha dengan

berdasarkan pinsip syariah

c) Berdasarkan dengan jumlahnya, modal yang diberikan

harus dalam keadaan tunai dan tidak merupakan piutang

d) Nisbah bagi hasil dinyatakan pembagian keuntungan dalam

akad pembukaan rekening

e) Bank syariah menutup biaya operasional deposito dengan

berdasarkan prinsip nisbah bagi hasil keuntungan yang

telah menjadi haknya

f) Tidak diperbolehkan mengurangi nisbah bagi hasil

keuntungan tanpa persetujuan kedua belah pihak yang

bersangkutan.

4. Return On Asset (ROA)

Dalam penelitian ini, ROA dipilih sebagai indicator penelitian ini

karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas kegiatan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang diperoleh dengan

memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh


24

dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi ROA maka akan semakin baik

produktivitas asset perusahaan dalam memperoleh keuntungan bersih.

Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut

semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau

deviden akan semakin besar, hal ini akan berdampak pada harga saham

perusahan di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga

ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan (Khairiyah

& Sunaryo, 2012).

Rasio ROA merupakan salah satu rasio yang dapat memberikan

informasi bagaimana penilaian kinerja perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya. Dalam rasio ini apabila nilai ROA tinggi

maka kinerja perusahaan dinilai baik dalam menggambarkan

kemampuan bank syariah dalam menghasilkan keuntungan bersih

terhadap asset perusahaan (Cahyani et al., 2018). Rasio ROA juga

merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan

atau kinerja perusahaan dengan keseluruhan dana yang diinvestasikan

kepada bank syariah untuk kegiatan operasional dalam menghasilkan

keuntungan bersih perusahaan terhadap nilai total asset perusahaan

(Sabtatianto & Yusuf, 2019).

ROA dapat dihitung dengan rumus yang tercantum pada Surat Edaran

Bank Indonesia No 12/11/DPNP, yaitu ROA dihitung dengan rumus:

x 100%
25

Sistem kriteria penilaian tingkat kesehatan Bank Umum Syariah

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP dengan

prinsip syariah diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Kriteria Penilaian Peringkat (ROA)

Peringkat Kriteria Keterangan

Peringkat 1 ROA > 1,5% Sangat baik

Peringkat 2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Baik

Peringkat 3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup baik

Peringkat 4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang baik

Peringkat 5 ROA ≤ 0% Lemah

5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Dalam penelitian ini, BOPO dipilih sebagai indicator penelitian ini

karena BOPO diukur dari perbandingan antara biaya operasional

terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional merupakan biaya

yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan aktivitas kegiatan

usaha pokok seperti biaya tetap, biaya pemasaran, dan biaya

operasional lainnya. Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya,

semakin kecil rasio ini maka semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan (Sabtatianto & Yusuf, 2019).

Rasio BOPO merupakan rasio efisiensi untuk mengukur

kemampuan manajemen bank syariah dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasional dalam

kegiatan usaha dikeluarkan oleh bank dalam bentuk biaya-biaya seperti

biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran atau biaya


26

operasional lainnya. Sedangkan pendapatan operasional merupakan

pendapatan bunga dalam bentuk kredit yang diperoleh dari

penempatan dana atau pendapatan-pendapatan lainnya (Khairiyah &

Sunaryo, 2012). Oleh karena itu, rasio BOPO dapat menunjukkan

efisiensi manajemen bank syariah dalam mengelola perusahaan,

apabila nilai BOPO rendah akan menunjukkan tingkat efisiensi yang

baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan

(Cahyani et al., 2018).

BOPO dapat dihitung dengan rumus yang tercantum pada Surat

Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP, yaitu BOPO dihitung dengan

rumus :

x 100%

Sistem kriteria penilaian tingkat efisiensi operasional Bank Umum

Syariah berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No 13/24/DPNP

dengan prinsip syariah diantaranya sebagai berikut:

Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Peringkat (BOPO)

Peringkat Kriteria Keterangan

Peringkat 1 BOPO ≤ 83% Sangat baik

Peringkat 2 83% < BOPO ≤ 85% Baik

Peringkat 3 85% < ROA ≤ 87% Cukup baik

Peringkat 4 87% < ROA ≤ 89% Kurang baik

Peringkat 5 ROA > 89% Lemah

6. BI Rate

Tingkat suku bunga atau BI rate merupakan indicator dalam

penelitian ini karena suku bunga jangka pendek yang diinginkan Bank
27

Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. Bank Indonesia

melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan

memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru

yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016. Selain BI Rate yang digunakan saat ini, perkenalan suku bunga

kebijakan yang baru ini tidak mengubah stance kebijakan moneter

yang sedang diterapkan. Pada masa transisi, BI Rate akan tetap

digunakan sebagai acuan bersama dengan BI Repo Rate 7 Hari,

penguatan kerangka operasi moneter ini merupakan hal yang biasa

dilakukan di berbagai bank sentral dan merupakan best practice

internasional dalam pelaksanaan operasi moneter (Rahayu &

Bustaman, 2016).

Menurut Khairiyah dan Sunaryo (2012) Tingat suku bunga atau BI

Rate merupakan tingkat harga dari penggunaan uang untuk jangka

waktu tertentu yang telah disesuaikan dengan tingkat permintaan

dalam pasar dana investasi pada deposito berjangka sebagai imbalan

dari penanaman dana kepada perusahaan. Tingkat suku bunga juga

menjadi salah satu factor penentu yang akan menjadi daya tarik

nasabah dalam mendepositkan dananya kepada bank syariah (Novianti

et al., 2015). Apabila tingkat BI Rate tinggi maka nasabah akan tertarik

menitipkan dananya kepada bank syariah dan akan berpengaruh

kepada peningkatan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.

Bank Indonesia dalam menetapkan BI Rate melihat beberapa factor

berdasarkan (Farianto, 2014):


28

a. Pertumbuhan atau perkembangan nilai tukar

b. Pertumbuhan atau perkembangan inflasi

c. Pertumbuhan atau perkembangan jumlah uang yang beredar

atau kondisi meneter lainnya.

7. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Dalam penelitian ini, CAR dipilih sebagai indicator penelitian ini

karena CAR merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh akvita

bank mengandung risiko seperti kredit, penyertaan surat berharga, atau

tagihan pada bank lain yang ikut dibiayai dari modal sendiri selain

memperoleh dana dari sumber-sumber lain diluar bank seperti dana

masyarakat, pinjaman, utang atau dana lainnya (Dendawijaya, 2003).

Menurut Rivai dan Arifin (2010) rasio CAR dapat digunakan untuk

mengetahui keamanan dan kesehatan bank syariah dari sudut modal

pemiliknya.

Menurut Amelia (2011) rasio CAR merupakan rasio yang

mengukur kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank dalam mempertahankan modal dan mengontrol resiko-

resiko yang timbul sehingga berpengaruh terhadap besarnya modal,

CAR juga merupakan rasio permodalan yang menunjukkan

kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan

pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang

diakibatkan oleh kegiatan operasional bank. Apabila nilai CAR tinggi

(sesuai ketentuan BI modal minimum sebesar 8%) maka bank dalam

kegiatan operasional mampu membiayai dan memberikan peranan


29

yang cukup besar bagi rasio profitabilitas perusahaan serta dapat

meningkatkan persentase bagi hasil yang diperoleh nasabah.

CAR merupakan rasio yang berfungsi mampu menampung risiko

kerugian yang dihadapi bank syariah yang kemungkinan akan terjadi

dimasa akan datang. Apabila nilai CAR tinggi maka semakin baik

kemampuan dalam menanggung risiko bank syariah. Tingkat CAR

dalam sebuah perusahaan dapat membentuk persepsi pasar terhadap

tingkat keamanan dan kesehatan yang dimiliki perusahaan tersebut

(Sabtatianto & Yusuf, 2019).

Beberapa faktor dibawah ini yang dapat memperkuat perkiraan

kecukupan modal yaitu sebagai berikut (Widarto, 2019):

1. Kualitas manajemen dan likuiditas asset

2. Riwarat laba dan laba ditahan

3. Kualitas dan sifat kepemilikan

4. Potensi perubahan struktur asset

5. Beban dalam menutupi biaya penempatan

CAR dapat dihitung dengan rumus yang tercantum pada Surat

Edaran Bank Indonesia No 6/23/DPNP, yaitu CAR dihitung dengan

rumus :

C. Kerangka Penelitian

Dalam kerangka penelitian digunakan untuk acuan bagi peneliti agar

penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan sesuai dengan tujuan

penelitian terkait pengaruh variabel independen terhadap variabel


30

dependen yang diperkuat atau diperlemah oleh variabel moderasi. Maka

disajikan kerangka penelitian yang dituangkan pada gambar dibawah ini:

BOPO
(X1)
H1
Persentase Bagi
H2
BI Rate Hasil Deposiito
(X2) Mudharabah (Y)
H3
H4 H5 (Y)
CAR
(X3) H6

ROA (Z)

Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian

Dalam pengujian variabel independen (BOPO, BI Rate, dan CAR)

terhadap variabel dependen (tingkat bagi hasil deposito mudharabah)

dengan ROA sebagai variabel moderasi pada bank umum syariah di

Indonesia, maka dapat dituliskan menggunakan fungsi persamaan:

Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+Z+e

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+β4X1*Z+β5X2*Z+β6X3*Z

Keterangan :

Y = Bagi Hasil Deposito Mudharabah

X1 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

X2 = BI Rate

X3 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

Z = Return On Asset (ROA)


31

t = time/waktu

e = komponen error

a = konstanta

β1, β2, β3 = koefisien

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:96) hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

telah disusun dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan pada landasan teori

yang didukung dengan penelitian sebelumnya maka dalam penelitian ini

dapat diambil hipotesis sebebagai berikut:

1. Pengaruh BOPO terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia

Berdasarkan dengan teori sinyal bahwa nilai rasio BOPO yang

tinggi akan berpengaruh terhadap pembagian nisbah bagi hasil

deposito mudharabah. Variabel BOPO memiliki arah negatif dalam

perhitungan BOPO yang menjelaskan bahwa apabila nilai BOPO

semakin tinggi maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin

rendah, bisa diartikan jika BOPO semakin tinggi maka margin bagi

hasil yang akan diterima akan semakin rendah akan menunjukkan

tingkat efisiensi yang baik sehingga dapat meningkatkan keuntungan

bagi perusahaan (Cahyani et al., 2018). Oleh karena itu, rasio BOPO

dapat menunjukkan efisiensi manajemen bank syariah dalam

mengelola perusahaan.
32

Diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya, yang diantaranya

dilakukan oleh Rahayu (2016) dan Sabtatianto (2019) menunjukkan

bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap persentase

bagi hasil pada deposito mudharabah. Sehingga peneliti dapat

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum

syariah di Indonesia

2. Pengaruh BI Rate terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah

pada bank umum syariah di Indonesia

Kaitannya dengan teori sinyal bahwa nilai suku bunga yang

mengalami kenaikan akan berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil

deposito mudharabah yang juga ikut naik agar dapat bersaing dengan

bank umum konvensinal dan dapat menjaga eksistensi dengan bank

umum syariah (Cahyani et al., 2018). Diperkuat dengan hasil

penelitian sebelumnya, yang diantaranya dilakukan oleh Islami (2017)

dan Nofianti (2015) menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap persentase bagi hasil pada deposito

mudharabah. Hal ini dikarenakan adanya hubungan terbalik antara BI

Rate dengan bagi hasil yang akan diberikan kepada nasabah bank

syariah. Setiap adanya penambahan kenaikan BI Rate maka banyak

nasabah yang memindahkan dananya ke bank konvensional. Jadi, bagi

hasil deposito mudharabah akan menurun. Sehingga peneliti dapat

merumuskan hipotesis sebagai berikut:


33

H2: BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum

syariah di Indonesia

3. Pengaruh CAR terhadap perseentase bagi hasil deposito mudharabah

pada bank umum syariah di Indonesia

Berdasarkan dengan teori sinyal bahwa jika nilai CAR tinggi

(sesuai ketentuan BI modal minimum sebesar 8%) maka bank dalam

kegiatan operasional mampu membiayai dan memberikan peranan

yang cukup besar bagi rasio profitabilitas perusahaan serta dapat

meningkatkan persentase bagi hasil yang diperoleh nasabah. Oleh

karena itu, tingkat CAR dalam sebuah perusahaan dapat membentuk

persepsi pasar terhadap tingkat keamanan dan kesehatan yang dimiliki

perusahaan tersebut (Sabtatianto & Yusuf, 2019). Diperkuat dengan

hasil penelitian sebelumnya, yang diantaranya dilakukan oleh Sari

(2019) dan Adhar (2017) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh

positif dan signifikan terhadap persentase bagi hasil pada deposito

mudharabah. Sehingga peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H3: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap persentase

bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah di

Indonesia

4. ROA memoderasi BOPO terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia


34

Kaitannya dengan teori sinyal bahwa ROA dapat mempengaruhi

pendapatan operasional sehingga bank harus lebih memperhatikan

dalam pembagian bagi hasil, untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan

nasabah kepada bank syariah. Besar kecilnya tingkat BOPO dapat

dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh suatu bank. Pada saat

nilai BOPO tinggi, maka pendapatan yang diterima oleh bank akan

menurun, begitupun sebaliknya jika nilai BOPO rendah maka

pendapatan yang diterima bank akan meningkat. Besar kecilnya

pendapatan suatu bank yang diperoleh menjadi factor penentu

pembagian bagi hasil kepada nasabah. Dengan melihat rasio ROA

dapat diketahui bank memiliki kemampuan untuk memperoleh

laba/pendapatan, rasio ROA dipilih sebagai indikator pengukuran

kinerja keuangan perbankan karena ROA digunakan untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimiliki (Farianto, 2014).

Diperkuat dengan hasil penelitian sebelumya, yang diantaranya

dilakukan oleh Nugraha (2019) dan Riri I D dan Annisa (2021)

menunjukkan bahwa ROA dapat memoderasi variabel BOPO terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah. Sehingga peneliti dapat

menemukan hipotesis sebagai berikut :

H4: ROA dapat memoderasi pengaruh BOPO terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum

syariah di Indonesia
35

5. ROA memoderasi BI Rate terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia

Kaitannya dengan teori sinyal bahwa ROA dapat mempengaruhi

tingkat BI Rate sehingga bank harus lebih memperhatikan dalam

pembagian bagi hasil, untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan

nasabah kepada bank syariah. Ketika BI Rate mengalami kenaikan

maka bank syariah akan meningkatkan nisbah bagi hasil deposito

mudharabah agar dapat bersaing dengan bank umum konvensinal dan

dapat menjaga eksistensi dengan bank umum syariah. Jika BI Rate

mengalami kenaikan maka akan mempengaruhi ROA yang nilainya

juga meningkat apabila bank syariah dapat memberikan pengertian dan

pemahaman agar nasabah akan tetap bertahan dalam berinvestasi pada

bank syariah sehingga akan mendapatkan ROA yang tinggi. Jika ROA

tinggi maka akan meningkatkan nisbah bagi hasil deposito

mudharabah yang akan diperoleh nasabah (Arief et al., 2021).

Diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Arief dkk, (2021) menunjukkan bahwa ROA dapat memoderasi

variabel BI Rate terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah.

Sehingga peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: ROA dapat memoderasi pengaruh BI Rate terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum

syariah di Indonesia

6. ROA memoderasi CAR terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia


36

Kaitannya dengan teori sinyal bahwa ROA dapat mempengaruhi

tingkat kecukupan modal sehingga bank harus lebih memperhatikan

dalam pembagian bagi hasil, untuk menjaga kepercayaan dan kepuasan

nasabah kepada bank syariah. Ketika tingkat kecukupan modal untuk

menanggung risiko kredit macet tinggi, maka kinerja bank semakin

baik dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk

menginvestasikan dananya kepada bank syariah. Sehingga pembiayaan

yang dilakukan bank syariah akan meningkat yang akan menyebabkan

bank syariah memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi juga akan

berdampak pada laba yang didapatkan oleh bank syariah. Jika ROA

tinggi maka akan meningkatkan nisbah bagi hasil deposito

mudharabah yang akan diperoleh nasabah (Nugraha, 2019).

Diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Nugraha (2019) menunjukkan bahwa ROA dapat memoderasi

variabel CAR terhadap persentase bagi hasil pada deposito

mudharabah. Sehingga peneliti dapat menemukan hipotesis sebagai

berikut:

H6: ROA dapat memoderasi pengaruh CAR terhadap persentase

bagi hasil deposito mudharabah pada bank umum syariah di

Indonesia
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan

pendekatan kuantitatif menggunakan analisis data pada laporan

keuangan perusahaan perbankan umum syariah yang terdaftar di Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan tahun 2015-2019. Metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya diilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017: 35).

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di situs

resmi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan periode 2015-2019.

Data sekunder umumnya digunakan sebagai kegiatan penelitian

pendahuluan baik untuk penelitian eksploratif maupun deskriptif.

Dalam penelitian ini menggunakan data panel yang meliputi laporan

keuangan bank umum syariah periode 2015-2019 yang tercantum di

situs resmi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta di situs

resmi masing-masing bank umum Syariah terkait.

37
38

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari

manusia, hewan, tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data

yang memiliki krakteristik tertentu dalam sebuah penelitian

(Sugiyono, 2017:61). Popuulasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah periode 2015-

2019 yang tercantum pada situs resmi Bank Indonesia dan Otoritas

Jasa Keuangan. Nama perusahaan perbankan yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Daftar Bank Umum Syariah di Indonesia

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT Bank Central Asia Syariah

2 PT Bank Jabar Banten Syariah

3 PT Bank Mega Syariah

4 PT Bank Muamalat Syariah

5 PT Bank Nasional Indonesia Syariah

6 PT Bank Panin Dubai Syariah

7 PT Bank Rakyat Indonesia Syariah

8 PT Bank Syariah Bukopin

9 PT Bank Syariah Mandiri

10 PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Syariah

11 PT Bank Victoria Syariah

12 PT Bank Aceh Syariah

13 PT BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

14 PT MyBank Syariah Indonesia

Sumber: Statistika Perbankan Syariah 2019 (otoritas jasa keuangan, 2019)


39

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari rangkaian karakteristik yang

dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan

mempertimbangkan kriteria tertentu (Sugiyono, 2017: 67). Alasan

pemilihan sampel dalam penelitian ini karena perusahaan

perbankan syariah yang menjadi sampel disini akan mampu

memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini,

dimana sampel tersebut digunakan jika memenuhi kriteria yang

dipahami sebagai berikut:

1) Bank Umum Syariah yang terdaftar di situs resmi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan periode 2015-2019

2) Bank umum syariah mempublikasikan laporan keuangan

tahunan untuk periode 2015-2019 dan telah dipublikasikan baik

di website resmi BUS masing-masing maupun di website Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

3) Bank Umum Syariah menunjukkan data atau informasi yang

terkait dengan variable penelitian

Dari kriteria di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang

sesuai dengan kriteria sebutan sampel dalam penelitian ini adalah 9

bank umum syariah. Laporan keuangan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rasio keuangan selama lima tahun terakhir

mulai tahun 2015-2019. Penelitian ini menggunakan data panel


40

yang terdiri dari data time series dan data cross sectional. Di bawah

ini nama perusahaan perbankan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian

No Nama Bank Umum Syariah

1 PT Bank Mega Syariah

2 PT Bank Nasional Indonesia Syariah

3 PT Bank Panin Dubai Syariah

4 PT Bank Rakyat Indonesia Syariah

5 PT Bank Syariah Bukopin

6 PT Bank Syariah Mandiri

7 PT Bank Victoria Syariah

8 PT Bank Muamalat Indonesia

9 PT Bank Jabar Banten Syariah

Sumber: Statistika Perbankan Syariah 2019 (otoritas jasa keuangan, 2019)

Terdapat 5 Bank Umum Syariah yang tidak memenuhi kriteria

adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Sampel yang tidak sesuai

No. Nama Bank Umum Syariah Keteranagan

1 PT Bank Aceh Syariah Beroperasi pada tahun 2016,

sehingga laporan keuangan pada

tahun 2015 belum tercatat di OJK

2 PT BPD Nusa Tenggara Barat Beroperasi pada tahun 2018,

Syariah sehingga laporan keuangan pada

tahun 2015-2017 belum tercatat di

OJK

3 PT BCA Syariah Pada tahun 2015-2017 tidak terdapat


41

data tingkat bagi hasil dalam laporan

keuangan tahunan

4 PT Bank Tabungan Pensiun Pada tahun 2015 bank belum

Nasional Syariah memiliki produk deposito

mudharabah berjangka 12 bulan pada

laporan keuangan tahunan

5 PT Maybank Syariah Indonesia Tidak mempublikasikan laporan

keuangan tahunan karena peralihan

kepemilikan sehingga belum

memiliki kelengkapan data untuk

penelitian ini.

D. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi operasional Pengukuran

1. BOPO Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur

(X1) tingkat efisiensi dan kemampuan bank

dalam melakukan kegiatan operasinya,

semakin kecil rasio ini maka semakin


x 100%
efisien biaya operasional yang

dikeluarkan oleh bank yang

bersangkutan (Novianti et al., 2015).

2. BI Rate BI rate merupakan indikasi suku bunga Variabel ini dinyatakan

(X2) jangka pendek yang diinginkan Bank dalam bentuk persen data

Indonesia dalam upaya mencapai target yang diambil adalah rata-

inflasi. Bank Indonesia melakukan rata BI Rate per tahun

penguatan kerangka operasi moneter mulai dari tahun 2015-

dengan memperkenalkan suku bunga 2019.


42

acuan atau suku bunga kebijakan baru

yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan

berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016

(Sari, 2019).

3. CAR CAR adalah rasio kinerja bank untuk

(X3) mengukur kecukupan modal yang

dimiliiki bank untuk menunjang atauu

menghasilkan risiko, misalnya

pembiayaan yang diberikan, besarnya

modal suatu bank akan mempengaruhi

tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap kinerja bank (Nugraha, 2019).

4. Persentas Prinsip bagi hasil adalah pembagian

e bagi hasil usaha pihak nasabah dan pihak

hasil bank syariah yang telah membuat

deposito perjanjian sebelumnya. Hasil usaha yang

mudhara diterima oleh kedua belah pihak

bah (Y) nantinya akan dibagi menurut porsi atau

bagian masing-masing sesuai dengan

perjanjian yang ditetapkan dengan

nisbah. Pengertian nisbah adalah

persentase atau jumlah bagian yang

disepakati oleh pihak nasabah dan pihak

bank ketika melakukan kerjasama (Fadli,

2018).

5. ROA (Z) ROA adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur laba bersih yang diperoleh

dari peenggunaan asset, semakin tinggi

ROA maka semakin baik produktivitas


43

usaha dalam menghasilkan laba bersih

(Khansa Fairuz Islami, 2017).

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas digunakan untuk menguji data panel dalam

penelitian, uji yang digunakan adalah uji Unit root test dengan uji

Phillips-Perron test dilakukan dalam pengujian ini. Menurut

Winarno (2017) dalam pengambilan keputusan pada uji stasioner

jika nilai probabilitas < 0,05 maka data tersebut bersifat stasioner.

2. Uji Regresi Data Panel

Penelitian data panel yaitu penelitian yang menggabungkan

data antara cross section (data silang) dengan time series (runtun

waktu). Menurut Bawono (2018) Supaya mengatahui dalam

menganalisis data model analisis regresi data panel diperlukan

pengujian model untuk menentukan ketepatan data panel setiap

satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen

yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Adapun langkah-langkah

dalam memilih pengujian model regresi adalah sebagai berikut:

a. Regresi dengan Common Effect

Dalam model regresi ini mengasumsikan bahwa data yang

digabungkan dalam penelitian menunjukkan bahwa kondisi

yang sesungguhnya dengan hasil analisis regresi dianggap

berlaku pada semua objek dengan periode semua waktu


44

(Winarno, 2017). Regresi ini dapat dijelaskan melalui uji

Lagrange-Multiplier Test.

b. Regresi dengan Fixed Effect

Dalam model regresi ini mengasumsikan bahwa data yang

digabungkan dalam data penelitian memiliki efek tetap, yang

berarti satu objek memiliki konstanta dan koefisien regresi

yang tetap untuk berbagai periode semua waktu (Winarno,

2017). Model regresi fixed effect dapat dilakukan melalui

pengujian chow-test dengan likelihood ratio. Pengambilan

keputusannya adalah jika nilai cross-section chisquare lebih

besar dari 0,05, maka regresi yang digunakan adalah regresi

common dan berlaku sebaliknya.

c. Regresi dengan Random Effect

Dalam model regresi ini dilakukan untuk mengatasi

kelemahan metode efek tetap dengan metode random

menggunakan residual yang memiliki hubungan antar waktu

dan antar objek dalam penelitian (Winarno, 2017). Uji regresi

dengan random effect dapat dilakukan apabila objek data silang

lebih besar dari nilai koefisien.

3. Menentukan Model Regresi

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk memilih model pada regresi

data panel, yaitu memilih antara model efek tetap (fixed effect)

atau dengan model efek umum (common effect) (Ghozali,


45

2018). Hasil uji yang menunjukkan bahwa nilai Prob* < 0,05

maka yang dipilih adalah menggunakan uji fixed effect model.

b. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk memilih model uji yaitu

menggunkan model efek tetap (fixed effect) atau dengan efek

acak (random effect) (Ghozali, 2018). Hasil uji yang

menunjukkan bahwa nilai Prob* > 0,05 maka yang dipilih

adalah menggunakan uji random effect model.

4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model

regresi dalam penelitian ini. Ketidaksesuaian yang terjadi pada

pengujian hipotesis asumsi klasik ini akan menunjukkan bahwa

model regresi yang diperoleh akan kurang valid. (Ghozali, 2018)

Pengujian asumsi klasik ada beberapa macam pengujian, meliputi :

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian uji normalitas

untuk melihat dan menguji pada nilai residual antar variabel-

variabel penelitian. Pengujian ini dianggap baik apabila nilai

residualnya terbilang normal, apabila ada data yang tidak

normal dikarenakan adanya output data yang tidak berdistribusi

dengan normal. Penyebab data tidak terdistribusi normal karena

adanya outlier dan data memang tidak dapat terdistribusi

normal atau bedistribusi lain yaitu seperti bedistribusi

eksponensial, gamma, dll (Bawono & Shina, 2018). Uji


46

normalitas dapat dikatakan normal jika nilai probabilitasnya >

0,05 dengan menggunakan uji Jarque-Bera.

b. Uji Multikolineritas

Dalam penelitian ini pengujian multikolineritas dilakukan

guna untuk menguji apakah terdapat korelasi pada model

regresi antar variabel independen, dalam uji ini hasil yang baik

seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ketika

terjadi multikolineritas salah satunya terjadi karena adanya nilai

koefisien korelasi yang kuat diantara variabel-variabel

independen (Bawono & Shina, 2018). Dalam uji

multikolineritas penelitian ini menggunakan uji Correlation

Matrix Untuk mendeteksi apakah ada atau tidaknya

multikolineritas dalam uji ini dapat dilihat nilai antar variabel

independen tidak melebihi batas yang sudah ditentukan dalam

correlation matriks yaitu ≤ 0,8 maka data tidak mengalami

multikolineritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan guna untuk menguji apakah ada

korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan

kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1) pada

model regresi. Tidak terpenuhinya uji autokorelasi terjadi

karena adanya variabel independen penting yang tidak masuk

dalam model atau adanya manipulasi data (Bawono & Shina,

2018). Uji autokorelasi dalam penelitian ini munggunakan


47

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test untuk mendeteksi

apakah data terbebas dari autokorelasi, apabila data

menunjukkan bahwa nilai Prob. Chi-Square > 0,05 maka data

tersebut terbebas dari masalah Autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan guna menguji apakah

terjadi kesamaan variansi dari residual pengamatan satu dengan

pengamatan yang lain pada model regresi. Uji

heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Glejser untuk mendeteksi apakah data tersebut terbebas dari

heteroskedastisitas, apabila hasil uji menunjukkan bahwa nilai

Prob. Chi-Square pada Obs*R-squared > 0,05 maka data

terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

5. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan guna mengukur

kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel

independen pada model regresi. Nilai koefisien determinasi

yang kecil menandakan kemampuan dari variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen akan

terbatas. Pengujian R2 memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Nilai R2 selalu positif

2) Nilai 0 ≤ R2 ≥ 1
48

a) R2 = 0, diartikan apabila data dalam model regresi

sudah terbentuk untuk menandakan nilai variabel

independen tidak tepat

b) R2 = 1, diartikan apabila data dalam model regresi

sudah terbentuk untuk menandakan nilai variabel

independen sudah tepat (Ghozali, 2018)

b. Uji F (Simultan)

Pengujian F dilakukan guna mengetahui apakah variabel

independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen pada model regresi, dan untuk menentukan apakah

pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap

variabel dependen. Pengujian uji f memiliki kriteria sebagai

berikut:

1) Apabila nilai probabilitas signifikan > 0,05 serta f

hitung < f tabel maka secara bersama-sama variabel

bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

2) Apabila nilai probabilitas signifikan < 0,05 serta f

hitung > f tabel maka secara bersama-sama variabel

bebas dapat berpengaruh terhadap variabel terikat

(Ghozali, 2018).

c. Uji T (Parsial)

Pengujian t dilakukan guna mengukur apakah variabel

independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen pada model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan


49

banyaknya jumlah variabel independen. Pengujian uji t

memiliki kriteria sebagai berikut:

3) Apabila nilai probabilitas signifikan > 0,05 serta t

hitung < t tabel maka H0 ditolak, sedangkan H1

diterima

4) Apabila nilai probabilitas signifikan < 0,05 serta t

hitung > t tabel maka H0 diterima sedangkan H1 ditolak

(Ghozali, 2018).

6. Uji MRA (Moderating Regression Analysis)

Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis

Moderating Regression Analysis. Analisis MRA ini tidak hanya

untuk melihat apakah ada pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen, tetapi juga untuk melihat apakah dengan

memperhatikan variabel moderasi dalam model dapat

meningkatkan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen atau sebaliknya.

Sebelum melakukan analisis lebih lanjut, variabel moderasi

terlebih dahulu diuji dengan regresi persamaan berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+Z

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+β4X1*Z+β5X2*Z+β6X3*Z

Keterangan :

Y = Bagi Hasil Deposito Mudharabah

X1 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

X2 = BI Rate
50

X3 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

Z = Return On Asset (ROA)

t = time/waktu

a = konstanta

β1, β2, β3 = koefisien

F. Alat Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis Moderating Regression

Analysis (MRA), untuk menganalisis uji hipotesis penelitian. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

eviews versi 9. Aplikasi tersebut merupakan program komputer yang

digunakan untuk mengelola data statistik dan ekonometri (Winarno,

2017).
BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskriptif Objek Penelitian

1. Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunkan

laporan keuangan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa

Keuangan dengan menggunakan laporan tahunan dari masing-masing

Bank Umum Syariah dari tahun 2015 sampai tahun 2019 dengan

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dimana

sampel akan digunakan jika memenuhi kriteria penentuan sampel. Dari

kriteria sampel tersebut yang memenuhi kriteria terdapat 9 Bank

Umum Syariah di Indonesia meliputi Bank Mega Syariah, Bank BNI

Syariah, Bank Panin Dubai Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Syariah

Bukopin, Bank Syariah Mandiri, Bank Victoria Syariah Indonesia,

Bank Muamalat Indonesia dan Bank Jabar Banten Syariah.

Bank syariah yang tidak termasuk dalam penelitian ini terdapat 5

bank yaitu Bank BCA Syariah, Bank BTPN Syariah, Bank Aceh

Syariah, BPD NTB Syariah, dan MyBank Syariah. Bank tersebut tidak

dimasukkan dalam sampel penelitian ini karena belum memenuhi

kriteria yaitu belum mempublikasikan laporan keuangan dari tahun

2015 sampai tahun 2019 dan tidak adanya informasi atau data yang

terkait dengan variable penelitian. Data periode yang digunakan

masing-masing bank adalah 5 periode dari tahun 2015-2019 dan

51
52

terdapat 9 BUS sebagai sampel yang memenuhi kriteria dengan total

hasil pemilihan sampel yang diperoleh sebanyak 45 data penelitian.

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan sebuah gambaran suatu data yang

melihatkan rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai minimum

dan nilai maksimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali,

2018).

Tabel 4. 1 Statistic Deskriptif

Sample: 2015 2019

Y X1 X2 X3 Z

Mean 6.186444 100.0724 5.650000 17.66044 -0.083556


Median 5.960000 96.02000 5.500000 16.43000 0.370000
Maximum 10.00000 217.4000 7.500000 29.73000 2.630000
Minimum 4.280000 81.26000 4.750000 11.51000 -10.77000
Std. Dev. 1.314059 20.90270 1.018856 3.867213 2.417970
Skewness 1.165356 4.223543 0.952733 0.675491 -3.044727
Kurtosis 3.981072 23.46074 2.528829 3.554731 12.44335

Jarque-Bera 11.99010 918.7412 7.224010 3.999143 236.7345


Probability 0.002491 0.000000 0.026998 0.135393 0.000000

Sum 278.3900 4503.260 254.2500 794.7200 -3.760000


Sum Sq. Dev. 75.97703 19224.60 45.67500 658.0348 257.2494

Observations 45 45 45 45 45
Sumber : Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Dari data statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa variable

X1 yaitu BOPO memiliki nilai mean sebesar 100.0724 dengan standar

deviasi 20.90270, mediannya sebesar 96.02000, nilai maximum sebesar

217.4000 dan nilai minimum yaitu 81.26000. Variable X2 yaitu BI rate

memiliki nilai mean sebesar 5.650000 dengan standar deviasi

1.022180, mediannya sebesar 5.500000, nilai maximum sebesar

7.500000 dan nilai minimum yaitu 4.750000. Variable X3 yaitu CAR


53

memiliki nilai mean sebesar 17.66044 dengan standar deviasi

3.867213, mediannya sebesar 16.43000, nilai maximum sebesar

29.73000 dan nilai minimum yaitu 11.51000. Variable Y yaitu

Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah memiliki nilai mean

sebesar 6.186444 dengan standar deviasi 1.314059, mediannya sebesar

5.96000, nilai maximum sebesar 10.00000 dan nilai minimum yaitu

4.280000 serta variabel Z yaitu ROA memiliki nilai mean sebesar -

0.083556 dengan standar deviasi 2.417970, mediannya sebesar

0.37000, nilai maximum sebesar 2.630000 dan nilai minimum yaitu -

10.77000.

B. Analisis Data

1. Uji Stasioneritas

Unit root test dengan uji Phillips-Perron test dilakukan dalam

pengujian ini, dalam pengambilan keputusan pada uji stasioner jika

nilai probabilitas < 0,05 maka data tersebut bersifat stasioner. Table

hasil uji dibawah ini :

Tabel 4. 2 Hasil Uji Stasioneritas Tingkat Level

No. Variabel Prob* Keterangan

1. BOPO (X1) 0.0000 Data Stasioner

2. BI Rate (X2) 0.0000 Data Stasioner

3. CAR (X3 0.0014 Data Stasioner

4. Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Y) 0.0096 Data Stasioner

5. ROA (Z) 0.0001 Data Stasioner

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021


54

Berdasarkan hasil pengujian tabel diatas menunjukkan bahwa

variabel independen, variabel dependen dan variabel moderasi dengan

nilai probabilitias < 0,05 yang berarti bahwa variabel-variabel tersebut

memenuhi uji stasioneritas.

2. Menentukan Uji Regresi

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk memilih model pada regresi data

panel, yaitu memilih antara model efek tetap (fixed effect) atau

dengan model efek umum (common effect) (Ghozali, 2018). Hasil

uji table dibawah ini menunjukkan bahwa nilai Prob* 0,0000 yang

< 0,05 maka yang dipilih adalah menggunakan uji fixed effect

model.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: FEM
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 10.440112 (8,30) 0.0000


Cross-section Chi-square 59.885531 8 0.0000

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

b. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk memilih model uji yaitu

menggunkan model efek tetap (fixed effect) atau dengan efek acak

(random effect) (Ghozali, 2018). Hasil uji tabel dibawah ini

menunjukkan bahwa nilai Prob* 0.8257 yang > 0,05 maka yang

dipilih adalah menggunakan uji random effect model.


55

Tabel 4. 4 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: FEM
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.864254 6 0.8257

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan uji chow

dan uji Hasman dapat diperoleh hasil uji dengan nilai Prob* 0,8257

yang > 0,05 maka yang dipilih adalah menggunakan uji random

effect model. Model uji ini dilakukan untuk menguji hubungan

antar variable independen (BOPO, BI rate, CAR, dan Variabel

moderasi ROA) terhadap variable dependen yaitu Persentase Bagi

Hasil Deposito Mudharabah. Dibawah ini merupakan hasil

pengujian random effect model :

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Random Effect Model

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/28/21 Time: 01:46
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.257866 3.127018 1.681431 0.1009


X1 0.030551 0.027821 1.098153 0.2790
X2 0.102252 0.115877 0.882422 0.3831
X3 -0.141683 0.044073 -3.214765 0.0027
X1*Z 0.004279 0.001679 2.548894 0.0150
X2*Z -0.169119 0.086163 -1.962771 0.0570
X3*Z 0.026378 0.019605 1.345456 0.1865

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 1.338553 0.7774


56

Idiosyncratic random 0.716359 0.2226

Weighted Statistics

R-squared 0.369366 Mean dependent var 1.439978


Adjusted R-squared 0.269792 S.D. dependent var 0.814417
S.E. of regression 0.695937 Sum squared resid 18.40449
F-statistic 3.709463 Durbin-Watson stat 1.491291
Prob(F-statistic) 0.005327

Unweighted Statistics

R-squared 0.085969 Mean dependent var 6.186444


Sum squared resid 69.44535 Durbin-Watson stat 0.395224

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Hasil pengujian model regresi yang diperoleh dari pengujian

diatas dapat ditulis sebagai berikut :

1. Bagi Hasil Deposito Mudharabah = α+β1X1+β2X2+β3X3

2. Bagi Hasil Deposito Mudharabah =

α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X1*Z+β5X2*Z+β6X3*Z

Apabila dimasukkan pada variabel penelitian yang digunakan

yang menjadi:

1. Bagi Hasil Deposito Mudharabah = 5,257866 + 0,030551 +

0,102252 – 0,141683

2. Bagi Hasil Deposito Mudharabah = 5.257866 + 0.030551 +

0,102252 – 0,141683 + 0,004279 – 0,169119 + 0,026378

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta yaitu sebesar 5,257866 yang dimaksud jika

variabel independen sama dengan nol, maka nilai Bagi Hasil

Deposito Mudharabah sebesar 5,257866.


57

b) Nilai koefisien variabel dependen X1 (BOPO) sebesar

0,030551 dengan arah koefisien positif namun tidak signifikan.

Oleh karena itu jika variabel BOPO akan meningkat sebesar 1

satuan, maka Bagi Hasil Deposito Mudharabah naik 0,030551

namun kenaikan tersebut tidak signifikan.

c) Nilai koefisien variabel dependen X2 (BI Rate) sebesar

0,102252 dengan arah koefisien positif namun tidak signifikan.

Oleh karena itu jika variabel BI Rate akan meningkat sebesar 1

satuan, maka Bagi Hasil Deposito Mudharabah naik 0,102252

namun kenaikan tersebut tidak signifikan.

d) Nilai koefisien variabel dependen X3 (CAR) sebesar -0,141683

dengan arah koefisien negatif. Oleh karena itu jika variabel

CAR akan meningkat sebesar 1 satuan, maka Bagi Hasil

Deposito Mudharabah turun 0,141683.

e) Nilai interaksi koefisien variabel X1 (BOPO) dengan Z (ROA)

sebesar 0,004279 dengan arah koefisien positif. Oleh karena itu

jika interaksi variabel X1 dengan Z akan meningkat sebesar 1

satuan, maka Bagi Hasil Deposito Mudharabah naik 0,004279.

f) Nilai interaksi koefisien variabel X2 (BI Rate) dengan Z

(ROA) sebesar -0,169119 dengan arah koefisien negatif. Oleh

karena itu jika interaksi variabel X2 dengan Z akan meningkat

sebesar 1 satuan, maka Bagi Hasil Deposito Mudharabah turun

0,169119.
58

g) Nilai interaksi koefisien variabel X3 (CAR) dengan Z (ROA)

sebesar 0,026378 dengan arah koefisien positif namun tidak

signifikan. Oleh karena itu jika interaksi variabel X3 dengan Z

akan meningkat sebesar 1 satuan, maka Bagi Hasil Deposito

Mudharabah naik 0,026378.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji kelayakan model

regresi dalam penelitian ini. Ketidaksesuaian yang terjadi pada

pengujian hipotesis asumsi klasik ini akan menunjukkan bahwa model

regresi yang diperoleh akan kurang valid. (Ghozali, 2018) pengujian

klasik ada beberapa macam pengujian, meliputi :

a. Uji Normalitas

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas


12
Series: Residuals
Sample 1 45
10 Observations 45

8 Mean -2.57e-16
Median 0.001550
Maximum 0.440134
6 Minimum -0.420112
Std. Dev. 0.175459
Skewness 0.372473
4
Kurtosis 3.478741

2 Jarque-Bera 1.470259
Probability 0.479443
0
-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Dengan hasil uji diatas cara untuk mengetahui apakah data

tersebut dapat terdistribusi dengan normal adalah apabila nilai

Jarque-Bera dan Probability > 0,05. Dalam hasil uji diatas dapat

dilihat bahwa nilai Jarque-Bera yaitu 1,470259 dan nilai


59

Probabilitas yaitu 0,479443 > 0,05 maka data tersebut sudah

terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas dilakukan guna untuk menguji apakah

terdapat korelasi pada model regresi antar variabel independen,

dalam uji ini hasil yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar

variabel independen. Ketika terjadi multikolineritas salah satunya

terjadi karena adanya nilai koefisien korelasi yang kuat diantara

variabel-variabel independen (Bawono & Shina, 2018). Dalam uji

multikolineritas penelitian ini menggunakan uji Correlation Matrix

Untuk mendeteksi apakah ada atau tidaknya multikolineritas dalam

uji ini dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolineritas

X1 X2 X3 Z

X1 1.000000 -0.174793 -0.282310 -0.912873


X2 -0.174793 1.000000 -0.094168 0.193931
X3 -0.282310 -0.094168 1.000000 0.259632
Z -0.912873 0.193931 0.259632 1.000000
Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Berdasarkan tabel 4.7, hasil uji tersebut menunjukkan

bahwa nilai antar variabel independen tidak melebihi batas yang

sudah ditentukan dalam correlation matriks yaitu ≤ 0,8. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini tidak mengalami

multikolineritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan guna untuk menguji apakah ada

korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan


60

kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1) pada model

regresi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini munggunakan

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test untuk mendeteksi

apakah data terbebas dari autokorelasi, berikut hasil uji

autokorelasi :

Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.670102 Prob. F(2,35) 0.5181


Obs*R-squared 1.622693 Prob. Chi-Square(2) 0.4443

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Berdasarkan hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai

Prob. Chi-Square > 0,05 yaitu 0,4443. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam penelitian ini dipastikan terbebas dari masalah

autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan guna menguji apakah

terjadi kesamaan variansi dari residual pengamatan satu dengan

pengamatan yang lain pada model regresi. Uji heteroskedastisitas

dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser untuk mendeteksi

apakah data tersebut terbebas dari heteroskedastisitas, baerikut

hasil uji heteroskedastisitas :

Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.662638 Prob. F(6,38) 0.6800


Obs*R-squared 4.262268 Prob. Chi-Square(6) 0.6412
Scaled explained SS 4.585364 Prob. Chi-Square(6) 0.5980

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021


61

Berdasarkan hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai

Prob. Chi-Square pada Obs*R-squared > 0,05 yaitu 0,6412.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini

dipastikan terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dilakukan guna mengukur

kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel

dependen pada model regresi. Nilai koefisien determinasi yang

kecil menandakan kemampuan dari variabel independen dalam

menjelaskan variabel-variabel dependen akan terbatas (Ghozali,

2018). Dibawah ini dapat dilihat nilai koefisien determinasi dalam

tabel berikut:

Tabel 4. 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Weighted Statistics

R-squared 0.369366 Mean dependent var 1.439978


S
Adjusted R-squared 0.269792 S.D. dependent var 0.814417
S.E. of regression 0.695937 Sum squared resid 18.40449
F-statistic 3.709463 Durbin-Watson stat 1.491291
Prob(F-statistic)
S 0.005327

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Pada hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa model regresi

antara variabel independen dengan variabel dependen memiliki

nilai koefisien determinasi pada nilai Adjusted R-squared sebesar

0,269792 dan itu berarti variabel dependen mampu menjelaskan

variabel-variabel independen sebesar 26,98%. Sedangkan sisanya


62

73,02% dipengaruhi variabel lain yang tidak tercantum dalam

penelitian ini.

b. Uji F (Simultan)

Pengujian F dilakukan guna mengetahui apakah variabel

independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen pada model regresi, dan untuk menentukan apakah

pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel

dependen (Ghozali, 2018). Dibawah ini dapat dilihat nilai f dalam

tabel berikut:

Tabel 4. 11 Hasil Uji F

Weighted Statistics

R-squared 0.369366 Mean dependent var 1.439978


Adjusted R-squared 0.269792 S.D. dependent var 0.814417
S.E. of regression 0.695937 Sum squared resid 18.40449
F-statistic 3.709463 Durbin-Watson stat 1.491291
Prob(F-statistic) 0.005327

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Dari hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa nilai f

sebesar 3,709463 > F tabel (2.61) dengan Prob(F-statistic) < 0,05

yaitu sebesar 0,005327. Sehingga dapat disumpulkan bahwa

variabel dependen (Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah)

memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel independen

(BOPO, BI Rate, CAR, dan ROA).

c. Uji T (Parsial)

Pengujian t dilakukan guna mengukur apakah variabel

independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen

pada model regresi (Ghozali, 2018). Nilai dalam t tabel dalam data
63

penelitian ini yaitu 1,68 dengan 0,05 sebagai tingkat signifikannya.

Dibawah ini dapat dilihat hasil pengujian dalam tabel berikut:

Tabel 4. 12 Hasil Uji T

Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/28/21 Time: 01:46
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.257866 3.127018 1.681431 0.1009


X1 0.030551 0.027821 1.098153 0.2790
X2 0.102252 0.115877 0.882422 0.3831
X3 -0.141683 0.044073 -3.214765 0.0027
X1*Z 0.004279 0.001679 2.548894 0.0150
X2*Z -0.169119 0.086163 -1.962771 0.0570
X3*Z 0.026378 0.019605 1.345456 0.1865

Sumber: Data sekunder yang diolah eviews 9, 2021

Hasil pengujian regresi diatas menunjukkan bahwa:

1) Pengaruh BOPO terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Variabel BOPO menunjukkan bahwa nilai t-Statistic

sebesar 1,098153 < t tabel dengan nilai prob* 0,2790 > 0,05

dengan koefisien positif. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa BOPO secara parsial berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah,

atau bisa juga dikatakan bahwa variabel BOPO tidak

berpengaruh terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah.
64

2) Pengaruh BI Rate terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Variabel BI Rate menunjukkan bahwa nilai t-Statistic

sebesar 0,882422 < t tabel dengan nilai prob* 0,3831 > 0,05

dengan koefisien positif. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa BI Rate secara parsial berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah,

atau bisa juga dikatakan bahwa variabel BI Rate tidak

berpengaruh terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah.

3) Pengaruh CAR terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Variabel CAR menunjukkan bahwa nilai t-Statistic sebesar

3,214765 > t tabel dengan nilai prob* 0,0027 < 0,05 dengan

koefisien negatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

CAR secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah.

4) Pengaruh BOPO terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah dengan ROA sebagai variabel pemoderasi

Variabel BOPO menunjukkan bahwa nilai t-Statistic

sebesar 2.548894 > t tabel dengan nilai prob* 0,0150 < 0,05

dengan koefisien positif. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa BOPO yang dimoderasi oleh ROA secara parsial


65

berpengaruh positif dan signifikan terhadap persentase bagi

hasil deposito mudharabah.

5) Pengaruh BI Rate terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah dengan ROA sebagai variabel pemoderasi

Variabel BI Rate menunjukkan bahwa nilai t-Statistic

sebesar 1,962771 > t tabel dengan nilai prob* 0,0570 < 0,05

dengan koefisien negatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa BI Rate yang dimoderasi oleh ROA secara parsial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap persentase

bagi hasil deposito mudharabah, atau bisa dikatakan bahwa

variabel ROA tidak dapat memoderasi hubungan antara

variabel BI Rate terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah.

6) Pengaruh CAR terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharbah dengan ROA sebagai variabel pemoderasi

Variabel CAR menunjukkan bahwa nilai t-Statistic sebesar

1,345456 < t tabel dengan nilai prob* 0,1865 > 0,05 dengan

koefisien positif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

CAR yang dimoderasi oleh ROA secara parsial berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dibawah ini merupakan hasil penelitian dari variabel independen

terhadap variabel-variabel dependen:


66

1. Pengaruh BOPO terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Berdasarkan hasil pengujian model regresi dari tabel 4.5 variabel

BOPO memiliki nilai coefficient sebesar 0,030551 dengan nilai

signifikan (probabilitas) sebesar 0,2790 > 0,05 atau melebihi nilai

signifikannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak karena

variabel BOPO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widarto,

(2019) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah. Berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Rahayu dan Bustaman (2016) yang

menyatakan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Dalam hasil penelitian, BOPO dapat mengukur efisiensi bank

yaitu dengan salah satu indikator perbandingan antara biaya

operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Semakin kecil

rasio BOPO maka semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan

oleh bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil. Nilai BOPO menurun apabila biaya

operasional menurun maka pendapatan operasional tetap, apabila

biaya operasional tetap maka pendapatan operasional meningkat.

Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil

yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Dengan demikian dapat


67

dikatakan bahwa semakin rendah BOPO maka semakin tinggi tingkat

bagi hasil yang diterima oleh para nasabah .

2. Pengaruh BI Rate terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito

Mudharabah

Berdasarkan hasil pengujian model regresi dari tabel 4.5 variabel

BI Rate memiliki nilai coefficient sebesar 0,102252 dengan nilai

signifikan (probabilitas) sebesar 0,3831 > 0,05 atau melebihi nilai

signifikannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak karena

variabel BI Rate berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhar (2017)

yang menunjukkan bahwa BI Rate berpengaruh positif terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah. Berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Nofianti, dkk (2015) yang

menyatakan bahwa variabel BI Rate berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah.

Hal itu dikarenakan dalam penentuan tingkat bagi hasil deposito

mudharabah di bank umum syariah, tidak hanya memperhatikan dari

aspek pasar, namum mempertimbangkan tingkat laba perusahaan.

Semakin besar laba yang diperoleh bank syariah, maka semakin besar

pula tingkat bagi hasil yang diberikan oleh perusahaan kepada para

deposan. Selain itu, dalam tingkat bagi hasil deposito mudharabah

dilakukan di awal akad perjanjian sama jumlahnya sampai waktu jatuh


68

tempo. Jadi besarnya tingkat bagi hasil yang diberikan sama dengan

yang ditetapkan di awal akad.

3. Pengaruh CAR terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah

Berdasarkan hasil pengujian model regresi dari tabel 4.5 variabel

CAR memiliki nilai coefficient sebesar -0,141683 dengan nilai

signifikan (probabilitas) sebesar 0,0027 < 0,05 atau tidak melebihi

nilai signifikannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak

karena variabel CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini

didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widarto

(2019) yang menyatakan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap bagi hasil deposito mudharabah. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sari (2019) yang menyatakan bahwa

CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil

deposito mudharabah.

CAR merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan

modal yang dimiliki bank dalam mempertahankan modal dan

mengontrol resiko-resiko yang timbul yang dapat berpengaruh

terhadap besarnya modal. Karena modal adalah salah satu faktor

penting dalam suatu unit bisnis bank. Semakin rendah nilai CAR

(sesuai ketentuan BI nilai modal minimum sebesar 8%) maka semakin

menurun kinerja keuangan, oleh karena itu jika nilai CAR rendah di

bawah 8% maka kinerja keuangan buruk (Umiyati & Syarif, 2019).


69

Oleh karena itu variabel CAR tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap bagi hasil deposito mudharabah.

4. Pengaruh ROA memoderasi BOPO terhadap Persentase Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Berdasarkan hasil pengujian model regresi dari tabel 4.5 variabel

BOPO dengan ROA sebagai variabel moderasi memiliki nilai

coefficient sebesar 0,004279 dengan nilai signifikan (probabilitas)

sebesar 0,0150 < 0,05 atau tidak melebihi nilai signifikannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 diterima karena variabel BOPO

dengan ROA sebagai variabel moderasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil

penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Nugraha (2019) yang menyatakan bahwa variabel ROA dapat

memoderasi variabel BOPO terhadap bagi hasil deposito mudharabah.

Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa adanya

variabel ROA dapat memperkuat hubungan antara variabel BOPO

terhadap bagi hasil deposito mudharabah. Pada saat bank umum

syariah dalam mengelola beban operasional yang dikeluarkan sudah

dikategorikan efisien, maka bank dalam kondisi bermasalah

kemungkinan semakin kecil dan berpengaruh pada pendapatan

keuntungan untuk yang memudahkan melakukan pembagian bagi

hasil. Apabila BOPO menurun maka pendapatan bank meningkat,

dengan adanya peningkatan pendapatan maka tingkat bagi hasil yang

diterima oleh nasabah juga meningkat (Nugraha, 2019).


70

5. Pengaruh ROA memoderasi BI Rate terhadap Persentase Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Berdasarkan hasil pengujian model regresi dari tabel 4.5 variabel

BI Rate dengan ROA sebagai variabel moderasi memiliki nilai

coefficient sebesar -0,169119 dengan nilai signifikan (probabilitas)

sebesar 0,0570 < 0,05 atau melebihi nilai signifikannya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak karena variabel BI Rate dengan

ROA sebagai variabel moderasi berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Arief dkk (2021) yang menyatakan bahwa variabel ROA dapat

memoderasi hubungan variabel BI Rate terhadap bagi hasil deposito

mudharabah.

Variabel ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimiliki, BI-rate merupakan faktor pokok penentu suku bunga kredit

dan penyaluran dana. Akan tetapi masyarakat masih menganggap

bahwa bagi hasil bank syariah masih mengacu pada tingkat suku bunga

bank konvensional. Hal ini dikarenakan adanya hubungan terbalik

antara BI Rate dengan bagi hasil yang akan diberikan kepada nasabah

bank syariah. Setiap adanya penambahan kenaikan BI Rate maka

banyak nasabah yang memindahkan dananya ke bank konvensional.

Jadi, bagi hasil deposito mudharabah akan menurun. Oleh karena itu,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA tidak dapat


71

memoderasi hubungan variabel BI Rate terhadap bagi hasil deposito

mudharabah (Arief et al., 2021).

6. Pengaruh ROA memoderasi CAR terhadap Persentase Bagi Hasil

Deposito Mudharabah

Berdasarkan hasil pengujian model regresi dari tabel 4.5 variabel

CAR dengan ROA sebagai variabel moderasi memiliki nilai coefficient

sebesar 0,050673 dengan nilai signifikan (probabilitas) sebesar 0,1135

> 0,05 atau melebihi nilai signifikannya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa H6 ditolak karena variabel CAR dengan ROA sebagai variabel

moderasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Persentase

Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harahap (2017) yang

menyatakan bahwa variabel ROA tidak dapat memoderasi hubungan

antara variabel CAR terhadap bagi hasil deposito mudharabah.

Variabel ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimiliki. Semakin rendah nilai CAR (sesuai ketentuan BI nilai modal

minimum sebesar 8%) maka semakin menurun kinerja keuangan, oleh

karena itu jika nilai CAR rendah di bawah 8% maka kinerja keuangan

buruk (Umiyati & Syarif, 2019). Jadi rendahnya kecukupan modal

untuk menanggung risiko kredit macet, sehingga kinerja bank semakin

menurun dan tidak dapat meyakinkan kepercayaan masyarakat untuk

menginvestasikan dananya terhadap bank tersebut (Nugraha, 2019).


72

Tabel 4. 13 Hasil Penelitian

Hipotesis Hasil Keteranagan

H1 Positif tidak signifikan Ditolak

H2 Positif tidak signifikan Ditolak

H3 Negative signifikan Ditolak

H4 Positif signifikan Diterima

H5 Negative tidak signifikan Ditolak

H6 Positif tidak signifikan Ditolak


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

menganalisis data dengan berbagai pengujian terhadap hipotesis pada

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) dan BI Rate menunjukkan bahwa variabel tersebut

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap persentase bagi hasil

deposito mudharabah. Capital Adequay Ratio (CAR) menunjukkan

bahwa variabel tersebut berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

persentase bagi hasil deposito mudharabah. ROA dapat memoderasi

hubungan variabel BOPO terhadap persentase bagi hasil deposito

mudharabah. ROA tidak dapat memoderasi hubungan variabel BI Rate

dan CAR terhadap persentase bagi hasil deposito mudharabah.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa keterbatasan antara

lain:

1. Penelitian terdahulu yang mendung penelitian ini masih terbatas,

khusunya dalan variabel ROA sebagai variabel moderasi.

Diperlukan rujukan yang lebih memperkuat hasil penelitian.

2. Periode penelitian masih terbatas, dikarenakan beberapa annual

report Bank Umum Syariah tahun 2020 belum dipublikasikan pada

waktu olah data dalam penelitian ini.

73
74

C. Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

menganalisis data dengan berbagai pengujian terhadap hipotesis pada

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai peneliti

mempunyai saran sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini menggunkan 3 variabel independen, 1

variabel dependen dan 1 variabel moderasi, sehingga peneliti

mengharapkan pada penelitian selanjutnya akan lebih baik

menambahkan atau mengganti variabel-variabel lain.

2. Dalam melakukan penelitian selanjutnya dapat memperbaharui

periode penelitian akan yang dilakukan.

3. Dalam melakukan penelitian selanjutnya dapat menambahkan

objek penelitian sehingga tidak berfokus hanya di Bank Umum

Syariah tetapi bisa melakukan penelitian yang lebih meluas atau

mendalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Adhar, I. (2017). Pengaruh BI Rate, CAR, FDR, NPF, dan Tingkat Bonus
Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Di Bank Umum Syariah Tahun 2011-2016. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Afitri, N. (2020). Pengaruh CAR, ROA, BOPO, dan FDR terhadap Tingkat Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2017-2019. Skripsi IAIN Ponorogo.

Amelia, R. (2011). Pengaruh CAR, FDR dan NPF terhadap Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Andrianto, A. F. 2019. (2019). Manajemen Bank Syariah (Implementasi Teori dan


Praktek). Surabaya: Qiara Media.

Antonio, M. S. (2001). Bank syariah : dari teori ke praktik. 255. Indonesia: Tazkia
Institute.

Arief, M., dkk (2021). Pengaruh Suku Bunga terhadap Bagi Hasil Deposito
Mudharabah dengan Mediasi Return On Asset (ROA). I-Finance: A
Research Journal on Islamic Finance, Vol. 7 No. (1).

Bawono, A., & Shina, I. A. F. (2018). Ekonometrika Terapan untuk Ekonomi dan
Bisnis Islam Aplikasi dengan Eviews. Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga.

Cahyani, dkk (2018). Analisis Pengaruh ROA, ROE, BOPO, dan Suku Bunga
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah.
MALIA: Journal of Islamic Banking and Finance, Vol. 1 No. (1).

Damayanti, A. E. R. I., & Annisa, A. A. (2021). Pengaruh NPF, FDR, dan BOPO
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah: ROA Sebagai Variabel
Moderating. Journal of Accounting and Digital Finance, Vol. 1 No. (1).

Dendawijaya. (2003). Manajemen Perbankan. Edisi Revisi Sembilan. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Fadli, A. A. Y. (2018). Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non-


Performing Financing (NPF) terhadap Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada
Bank Syariah Mandiri. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan
Entrepreneurship, Vol. 8 No. (1).

Farianto, A. (2014). Analisis Pengaruh Retrun on Aset (ROA), BOPO dan BI Rate
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2012-2013. Jurnal EQUILIBRIUM, Vol. 2 No.
1.

75
Farizi, F. Al, & Riduwan, A. (2016). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Likuiditas,
Dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi (JIRA), Vol. 5 No. (4).

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Ponorogo.

Gumanti, T. A. (2009). Teori Sinyal Dalam Manajemen. Jakarta: Universitas


Bhayangkara

Harahap, A. Y. (2017). Pengaruh CAR, NPF dan FDR terhadap Return Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2012 –
2016 dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating. Skripsi Universitas
Sumatera Utara.

Ismail. (2011). Perbankan syariah. Penadamedia Group, Jakarta.

Juniarty, N., Mifrahi, M. N., & Tohirin, A. (2017). Faktor-faktor yang


mempengaruhi deposito mudharabah pada bank syariah di Indonesia. Jurnal
Ekonomi & Keuangan Islam, Vol. 3 No. (1), 36–42.

Kartika Maharani. (2020). Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Biaya


Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Skripsi UIN Raden Fatah
Palembang.

Khairiyah, A. I., & Sunaryo, K. (2012). Analisis Pengaruh Return On Asset


(ROA), BOPO, dan Suku Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, Vol. 11.

Khansa Fairuz Islami, 14313365. (2017). Analisis Pengaruh NPF (Non


Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), ROA (Return On
Asset), dan BI Rate terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011-2015. Jurnal Universitas Islam
Indonesia.

Novianti, dkk (2015). Analisis Pengaruh Return on Asset (ROA), Biaya


Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga,
Financing to Deposits Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF)
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah (Studi Empiris pada
Bank Um. Esensi: Jurnal Bisnis Dan Manajemen, Vol. 5 No.(1).

Nugraha, A. P. (2019). Analisis Pengaruh BOPO, CAR, NPF, FDR dan Inflasi
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan ROA sebagai
Variabel Moderasi pada Bank Umum Syariah. STIE Perbanas, Vol. 53 No.
(9).

Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Statistik Perbankan Syariah - Desember. Journal


of Chemical Information and Modeling, Vol. 53 No. (9).

76
Rahayu, P. A., & Bustaman. (2016). Pengaruh Return On Asset , BOPO dan suku
Bunga terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum
Syariah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), Vol. 1 No.
(1).

Rivai, V., & Arifin, A. (2010). Islamic banking : sistem bank Islam bukan hanya
solusi menghadapi krisis namun solusi dalam menghadapi berbagai
persoalan perbankan & ekonomi global : sebuah teori, konsep, dan aplikasi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sabtatianto, R., & Yusuf, M. (2019). Pengaruh BOPO, CAR, FDR dan ROA
terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum
Syariah di Indonesia. ULTIMA Accounting, Vol. 10 No. (2).

Saputra, B. A. (2019). Analisis Pengaruh FDR, NPF, Suku Bunga Deposito, dan
Inflasi terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Syariah di
Indonesia (Tahun 2011-2018). Journal of Wind Engineering and Industrial
Aerodynamics, Vol. 26 No. (3).

Sari, D. P. (2019). Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), Biaya Operasional


Pendapatan Operasional (BOPO), Suku Bunga Dan Capital Adequacy Ratio
(CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah. Skripsi IAIN
Salatiga.

Sugiyono, D. (2017). Metode penelitian kuatintatif , kualitatif dan R & D.


Bandung: Alfabeta (Vol. 15, Issue 2010).

Umiyati, U., & Syarif, S. M. (2019). Kinerja Keuangan Dan Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Islam, Vol. 4 No. (1).

Widarto, N. P. (2019). Analisis ROA, CAR, FDR, dan BOPO terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah. Artikel Ilmiah
STIE Perbanas.

Winarno, W. W. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.


Edisi 5. Yogyakarta: UPP STI YKPN.

Yanti, A. E. (2019). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Bagi


Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Journal
of Chemical Information and Modeling.

Website:

https://ojk.go.id
https://bi.go.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.megasyariah.co.id

77
www.paninbanksyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bankmuamalat.co.id

78
79

LAMPIRAN
80

LAMPIRAN 1

DATA SEKUNDER PENELITIAN

BANK TAHUN X1 X2 X3 Y Z

2015 93.79 7.5 13.94 9.48 0.77

2016 91.33 4.75 20.63 8.81 0.95

BRI Syariah 2017 95.34 4.75 20.05 7.35 0.51

2018 95.32 5.5 29.73 7 0.43

2019 96.2 5.75 25.26 5.77 0.31

2015 89.63 7.5 15.48 5.95 1.43

2016 87.67 4.75 14.92 5.49 1.44

BNI Syariah 2017 87.62 4.75 20.14 5.11 1.31

2018 85.37 5.5 19.31 4.6 1.42

2019 81.26 5.75 18.88 4.74 1.82

2015 94.78 7.5 12.85 6.3 0.56

2016 94.12 4.75 14.01 6.15 0.59


Mandiri
2017 94.44 4.75 15.89 6.21 0.59
Syariah
2018 90.68 5.5 16.26 5.89 0.88

2019 82.89 5.75 16.15 5.9 1.69

2015 99.51 7.5 18.74 4.28 0.3

2016 88.16 4.75 23.53 4.68 2.63

Mega Syariah 2017 89.16 4.75 21.19 4.64 1.56

2018 93.84 5.5 20.54 4.9 0.93

2019 93.71 5.75 19.96 5.2 0.89

2015 91.99 7.5 16.31 5.63 0.79

2016 109.99 4.75 15.15 5.12 -1.12


Bukopin
2017 99.2 4.75 19.2 5.11 0.02
Syariah
2018 99.45 5.5 19.31 6.42 0.02

2019 99.6 5.75 15.25 5.6 0.04


81

2015 119.19 7.5 16.14 10 -2.36

2016 131.34 4.75 15.98 9 -2.19


Victoria
2017 96.02 4.75 19.29 8 0.36
Syariah
2018 96.38 5.5 22.07 6 0.32

2019 99.8 5.75 19.44 6.25 0.05

2015 89.29 7.5 20.3 6.2 1.14

2016 96.17 4.75 18.17 7.78 0.37

Panin Syariah 2017 217.4 4.75 11.51 7.16 -10.77

2018 99.57 5.5 23.15 6.8 0.26

2019 97.74 5.75 14.46 7.6 0.25

2015 98.78 7.5 22.53 5.99 0.25

2016 122.77 4.75 18.25 5.13 -8.09

BJB Syariah 2017 134.63 4.75 16.25 5.13 -5.69

2018 94.66 5.5 16.43 5.13 0.54

2019 93.93 5.75 14.95 5.99 0.6

2015 97.36 7.5 12 5.52 0.13

2016 97.76 4.75 12.74 6.24 0.14


Muamalat
2017 97.68 4.75 13.62 6.24 0.04
Syariah
2018 98.24 5.5 12.34 5.96 0.08

2019 99.5 5.75 12.42 5.94 0.05


82

LAMPIRAN 2
1. Uji Statistik Deskritif
Date:
08/28/21
Time: 00:47
Sample: 2015 2019

Y X1 X2 X3 Z

Mean 6.186444 100.0724 5.650000 17.66044 -0.083556


Median 5.960000 96.02000 5.500000 16.43000 0.370000
Maximum 10.00000 217.4000 7.500000 29.73000 2.630000
Minimum 4.280000 81.26000 4.750000 11.51000 -10.77000
Std. Dev. 1.314059 20.90270 1.018856 3.867213 2.417970
Skewness 1.165356 4.223543 0.952733 0.675491 -3.044727
Kurtosis 3.981072 23.46074 2.528829 3.554731 12.44335

Jarque-Bera 11.99010 918.7412 7.224010 3.999143 236.7345


Probability 0.002491 0.000000 0.026998 0.135393 0.000000

Sum 278.3900 4503.260 254.2500 794.7200 -3.760000


Sum Sq. Dev. 75.97703 19224.60 45.67500 658.0348 257.2494

Observations 45 45 45 45 45

2. Uji Stasioneritas
a. BOPO
Null Hypothesis: X1 has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 0 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -5.794423 0.0000


Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064

b. BI Rate
Null Hypothesis: X2 has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 12 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -11.82397 0.0000


Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064
83

c. CAR
Null Hypothesis: X3 has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 1 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -4.295969 0.0014


Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064

d. Persentase Bagi Hasil Deposito Mudharabah


Null Hypothesis: Y has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 3 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -3.605255 0.0096


Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064

e. ROA
Null Hypothesis: Z has a unit root
Exogenous: Constant
Bandwidth: 4 (Newey-West automatic) using Bartlett kernel

Adj. t-Stat Prob.*

Phillips-Perron test statistic -5.103677 0.0001


Test critical values: 1% level -3.588509
5% level -2.929734
10% level -2.603064
84

3. Uji Regresi
a. Uji Common Effect Model
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 08/28/21 Time: 01:43
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.394883 4.308635 -0.555833 0.5816


X1 0.082200 0.040780 2.015689 0.0509
X2 0.169299 0.196987 0.859439 0.3955
X3 -0.016832 0.053754 -0.313135 0.7559
X1*Z 0.005948 0.002160 2.753227 0.0090
X2*Z -0.129142 0.140401 -0.919807 0.3635
X3*Z 0.015051 0.031868 0.472296 0.6394

R-squared 0.233247 Mean dependent var 6.186444


Adjusted R-squared 0.112181 S.D. dependent var 1.314059
S.E. of regression 1.238161 Akaike info criterion 3.407166
Sum squared resid 58.25563 Schwarz criterion 3.688203
Log likelihood -69.66124 Hannan-Quinn criter. 3.511934
F-statistic 1.926605 Durbin-Watson stat 0.584853
Prob(F-statistic) 0.101448

b. Uji Fixed Effect Model


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 08/28/21 Time: 01:45
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.237637 3.165678 1.970395 0.0581


X1 0.024142 0.028291 0.853358 0.4002
X2 0.092179 0.116115 0.793861 0.4335
X3 -0.158470 0.045491 -3.483587 0.0015
X1*Z 0.004016 0.001723 2.331113 0.0267
X2*Z -0.170929 0.086581 -1.974199 0.0576
X3*Z 0.027413 0.019699 1.391577 0.1743

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.797371 Mean dependent var 6.186444


Adjusted R-squared 0.702811 S.D. dependent var 1.314059
S.E. of regression 0.716359 Akaike info criterion 2.431932
Sum squared resid 15.39513 Schwarz criterion 3.034153
85

Log likelihood -39.71848 Hannan-Quinn criter. 2.656434


F-statistic 8.432432 Durbin-Watson stat 1.827861
Prob(F-statistic) 0.000001

c. Uji Random Effect Model


Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 08/28/21 Time: 01:46
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.257866 3.127018 1.681431 0.1009


X1 0.030551 0.027821 1.098153 0.2790
X2 0.102252 0.115877 0.882422 0.3831
X3 -0.141683 0.044073 -3.214765 0.0027
X1*Z 0.004279 0.001679 2.548894 0.0150
X2*Z -0.169119 0.086163 -1.962771 0.0570
X3*Z 0.026378 0.019605 1.345456 0.1865

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 1.338553 0.7774


Idiosyncratic random 0.716359 0.2226

Weighted Statistics

R-squared 0.369366 Mean dependent var 1.439978


Adjusted R-squared 0.269792 S.D. dependent var 0.814417
S.E. of regression 0.695937 Sum squared resid 18.40449
F-statistic 3.709463 Durbin-Watson stat 1.491291
Prob(F-statistic) 0.005327

Unweighted Statistics

R-squared 0.085969 Mean dependent var 6.186444


Sum squared resid 69.44535 Durbin-Watson stat 0.395224
86

4. Uji Ketetaan Model Regresi


a. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FEM
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 10.440112 (8,30) 0.0000


Cross-section Chi-square 59.885531 8 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 08/28/21 Time: 01:52
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.394883 4.308635 -0.555833 0.5816


X1 0.082200 0.040780 2.015689 0.0509
X2 0.169299 0.196987 0.859439 0.3955
X3 -0.016832 0.053754 -0.313135 0.7559
X1*Z 0.005948 0.002160 2.753227 0.0090
X2*Z -0.129142 0.140401 -0.919807 0.3635
X3*Z 0.015051 0.031868 0.472296 0.6394

R-squared 0.233247 Mean dependent var 6.186444


Adjusted R-squared 0.112181 S.D. dependent var 1.314059
S.E. of regression 1.238161 Akaike info criterion 3.407166
Sum squared resid 58.25563 Schwarz criterion 3.688203
Log likelihood -69.66124 Hannan-Quinn criter. 3.511934
F-statistic 1.926605 Durbin-Watson stat 0.584853
Prob(F-statistic) 0.101448

b. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: FEM
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 2.864254 6 0.8257

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.


87

X1 0.024142 0.030551 0.000026 0.2120


X2 0.092179 0.102252 0.000055 0.1754
X3 -0.158470 -0.141683 0.000127 0.1363
X1*Z 0.004016 0.004279 0.000000 0.4965
X2*Z -0.170929 -0.169119 0.000072 0.8313
X3*Z 0.027413 0.026378 0.000004 0.5901

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 08/28/21 Time: 02:00
Sample: 2015 2019
Periods included: 5
Cross-sections included: 9
Total panel (balanced) observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.237637 3.165678 1.970395 0.0581


X1 0.024142 0.028291 0.853358 0.4002
X2 0.092179 0.116115 0.793861 0.4335
X3 -0.158470 0.045491 -3.483587 0.0015
X1*Z 0.004016 0.001723 2.331113 0.0267
X2*Z -0.170929 0.086581 -1.974199 0.0576
X3*Z 0.027413 0.019699 1.391577 0.1743

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.797371 Mean dependent var 6.186444


Adjusted R-squared 0.702811 S.D. dependent var 1.314059
S.E. of regression 0.716359 Akaike info criterion 2.431932
Sum squared resid 15.39513 Schwarz criterion 3.034153
Log likelihood -39.71848 Hannan-Quinn criter. 2.656434
F-statistic 8.432432 Durbin-Watson stat 1.827861
Prob(F-statistic) 0.000001

5. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
12
Series: Residuals
Sample 1 45
10 Observations 45

8 Mean -2.57e-16
Median 0.001550
Maximum 0.440134
6 Minimum -0.420112
Std. Dev. 0.175459
Skewness 0.372473
4
Kurtosis 3.478741

2 Jarque-Bera 1.470259
Probability 0.479443
0
-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4
88

b. Uji Multikolineritas
X1 X2 X3 Z

X1 1.000000 -0.174793 -0.282310 -0.912873


X2 -0.174793 1.000000 -0.094168 0.193931
X3 -0.282310 -0.094168 1.000000 0.259632
Z -0.912873 0.193931 0.259632 1.000000

c. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.670102 Prob. F(2,35) 0.5181


Obs*R-squared 1.622693 Prob. Chi-Square(2) 0.4443

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 08/28/21 Time: 01:22
Sample: 2 45
Included observations: 44
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -6.96E-05 0.145316 -0.000479 0.9996


D(X1) 0.008733 0.024897 0.350770 0.7279
D(X2) -0.024440 0.104573 -0.233709 0.8166
D(X3) -0.000956 0.042920 -0.022269 0.9824
D(X1*Z) 9.06E-05 0.001478 0.061288 0.9515
D(X2*Z) 0.033193 0.082279 0.403428 0.6891
D(X3*Z) -0.007755 0.019114 -0.405723 0.6874
RESID(-1) -0.210462 0.183601 -1.146303 0.2594
RESID(-2) 0.027039 0.181303 0.149140 0.8823

R-squared 0.036879 Mean dependent var -7.89E-17


Adjusted R-squared -0.183262 S.D. dependent var 0.885358
S.E. of regression 0.963074 Akaike info criterion 2.942876
Sum squared resid 32.46288 Schwarz criterion 3.307824
Log likelihood -55.74327 Hannan-Quinn criter. 3.078216
F-statistic 0.167526 Durbin-Watson stat 1.996002
Prob(F-statistic) 0.993883
89

d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 0.662638 Prob. F(6,38) 0.6800


Obs*R-squared 4.262268 Prob. Chi-Square(6) 0.6412
Scaled explained SS 4.585364 Prob. Chi-Square(6) 0.5980

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 08/28/21 Time: 01:14
Sample: 1 45
Included observations: 45

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.286610 2.789289 -0.819783 0.4175


X1 0.023330 0.026400 0.883717 0.3824
X2 0.094664 0.127524 0.742324 0.4625
X3 0.020499 0.034799 0.589055 0.5593
X1*Z 0.002270 0.001398 1.623281 0.1128
X2*Z -0.070532 0.090892 -0.775994 0.4426
X3*Z 0.011049 0.020630 0.535553 0.5954

R-squared 0.094717 Mean dependent var 0.833825


Adjusted R-squared -0.048222 S.D. dependent var 0.782896
S.E. of regression 0.801551 Akaike info criterion 2.537497
Sum squared resid 24.41436 Schwarz criterion 2.818534
Log likelihood -50.09369 Hannan-Quinn criter. 2.642265
F-statistic 0.662638 Durbin-Watson stat 1.080642
Prob(F-statistic) 0.680014
90

SURAT TUGAS PEMBIMBING SKRIPSI


91

LEMBAR KONSULTASI
92

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Wahyu Putri Anggreani

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 11 Oktober 1999

Fakultas/Prodi : FEBI/S1 Perbankan Syariah

NIM : 63010170014

Alamat : Tempuran RT 06/RW 04, Kec.Demak Kab.Demak

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Orang Tua

Ayah : Nur Kholis


Ibu : Suliani

E-mail : putrianggreani11@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Tempuran Demak
2. MTs NU Demak
3. MA Negeri Demak
4. IAIN Salatiga Lulus Tahun 2021

Pengalaman Organisasi :
1. 2018 – Anggota KSEI IAIN Salatiga
2. 2019 – Pengurus Devisi ZISMA KSEI IAIN Salatiga
3. 2019 – Anggota Koprasi Mahasiswa (KOPMA) Fatawa IAIN Salatiga
4. 2019 & 2020 Pengurus Devisi Kaderisasi Ikatan Mahasiswa Demak (IMADE)

Salatiga, 28 Oktober 2020

Penulis,

Wahyu Putri Anggreani

NIM. 63010170014

Anda mungkin juga menyukai