Anda di halaman 1dari 112

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada
Sekolah Tingg Ilmu Ekonomi (STIE) Pasaman

Disusun Oleh :

AFRIZAL
17612010043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PASAMAN

2021
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2015-2019

Nama :AFRIZAL

Nim :17612010043

Program Studi :Manajemen Keuangan

Simpang Empat 16 Agustus 2021

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Roza Gustika, SE.,MM Zuhafni St Perpatih, SE.M.Si

i
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI

Dinyatakan Lulus Setelah Dipertahankan Didepan Tim Penguji Skripsi


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Simpang Empat

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG

TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2015-2019

Nama : AFRIZAL

Nim : 17612010043

Program Studi : Manajemen Keuangan

Simpang Empat 16 Agustus 20121

Disetujui Oleh

Ketua :Roza Gustika, SE.,MM ....................................

Sekretaris :Zuhafni ST Perpatih,SE.,M.Si ....................................

ii
Anggota :1.Jayasman,S.E.,M.Si ....................................

2.Mia Muchia Desda,S.Si.,MM ....................................

Program Studi Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman

Ketua,

M.SALEH LUBIS,SE.,M.Si
SURAT PERNYATAAN

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Skirpsi ini

berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemamparan asli dari saya

sendiri. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan sumber

yang jelas

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran

dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh, atau sanksi lain sesuai

dengan peraturan yang berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman

iii
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa

paksaan dari pihak mana pun,

Simpang Empat, 16 Agustus

2021

AFRIZAL

17612010043

MOTTO

Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan


matiku hanya karena ALLAH SWT
ALAH akan meningkatkan derajat orang- orang yang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang
memiliki ilmu pengetahuan.(AL-mujadalah:11)
Memulai dengan penuh keyakinan
menjalani penuh dengan keikhlasan

iv
menyelesaikan penuh dengan kebahagiaan
kita bahagia karena kasih sayang
kita matang karena masalah
kita lemah karena putus asa
kita maju karena usaha dan
kita kuat karena do’a.

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohiim
Terima kasih ku ucapkan padamu ya Allah
atas karunia yang kau berikan seta kesehatan dan
kesempatan sehingga aku telah dapat
menyelesaikan program studi manajemen hingga
tugas akhir skripsi ini selesai.
Untuk itu kupersembahkan ungkapan
terimakasihku terutaa sekali kepada kedua orang
tuakau Ayahanda (alm Jasman) dan Ibunda(Mariani).
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu

v
dan ayah bahagia karena kusadar selama ini belum
bisa berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang
selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendoakan ku disetiap
sujudmu,dan selalu menasehatiku menjadi lebih baik.
Rasa terimakasihku kepada para dosen yang
selalu mengajariku yang tak pernah letih dan
mengeluh dalam memberikan ilmunya kepadaku serta
para sahabat yang selau membantu dan memberikan
semangat.
Semua ini ku persembahkan untuk kalian yang
memberikan warna dalam hidupku menemaniku di
saat susah dan senang kalian selalu ada disaatku
membutuhkan kalian.

ABSTRAK

Judul :PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN


PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR
FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2015-2021

Pembimbing :1.Roza Gustika,SE.,MM

2.Zuhafni ST Perpatih,SE.,M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt to equity


Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Terhadap Price Book Value
(PBV) pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jenis penelitian ini termasuk penelitian

vi
kuantitatif dengan pendekatan assosiatif. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 10 Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2015-2019. Sampel yang diambil dengan menggunakan
metode purposive sampling, sehingga diperoleh 6 perusahaan untuk
dijadikan sampel. Analisis data menggunakan metode Regresi Linier
Berganda, Uji t, Uji F, dan koefisien determinasi dengan menggunakan
Statistic SPSS versi 16.00. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa secara parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan dan Return On Equity
berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Secara simultan
Debt to Equty Ratio dan Return On Equity berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan sub sektor
Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-
2019. Nilai Koefisien Determinasi sebesar 47,6% artinya variabel-
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat dalam penelitian ini
terbatas dan sisanya 52.4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci :Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Price
Book Value (PBV).

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

yang terdaftar di BEI periode 2015-2019” dapat terselesaikan dengan

baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

vii
pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Manajemen Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasaman.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari tahap awal sampai pada tahap akhir penyusunan

skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini :

1. Bapak M. Saleh Lubis, SE.,M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Pasaman.

2. Ibu Hj. Erdawati, SE.,M.Si selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik dan

Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman.

3. Bapak Wildan, SE.,MM selaku Wakil Ketua II Bidang Keuangan dan

Pengelolaan Aset Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman.

4. Ibu Citra Suci Mantauv, SE.,M.Si selaku Wakil Ketua III Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman.

5. Ibu Mega Usvita, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman.

6. Bapak Elondri, SE.,MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasaman.

viii
7. Ibu Roza Gustika,SE.,MM selaku dosen pembimbing I yang telah

mengarahkan dan memberikan masukan serta saran kepada penulis dalam

pembuatan skripsi ini.

8. Bapak Zuhafni ST Perpatih,SE.,M.Si selaku dosen pembimbing II

yang telah mengarahkan dan memberikan masukan serta saran kepada

penulis dalam pembuatan skripsi ini.

9. Bapak / Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasaman.

10. Bapak / Ibu kepala BAAK dan BAU beserta Staf STIE Pasaman.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap kritik dan saran

yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Simpang Empat, 16 Agustus 2021

AFRIZAL

17612010067

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI..............................................................i


HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI...................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iii
MOTTO.................................................................................................................iv
PERSEMBAHAN...................................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................................6
1.3. Batasan Masalah...............................................................................................6
1.4. Rumusan Masalah.............................................................................................7
1.5. Tujuan Penelitian..............................................................................................7
1.6. Manfaat Penelitian............................................................................................8
1.7. Sistematika Penulisan.......................................................................................9
BAB II KAJIAN LITERATUR..........................................................................11
2.1. Nilai Perusahaan.............................................................................................11
2.1.1. Pengertian Nilai Perusahaan.................................................................11
2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan...................................12
2.1.3. Tujuan Dan Manfaat Nilai Perusahaan.............................................13
2.1.4. Jenis-Jenis Nilai Perusahaan.................................................................14
2.1.5. Pengukuran Nilai Perusahaan...............................................................16
2.2. Struktur Modal................................................................................................18

x
2.2.1. Pengertian Struktur Modal....................................................................18
2.2.2. Teori struktur modal.............................................................................20
2.2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal.......................................22
2.2.4. Pengukuran Struktur Modal..................................................................25
2.2.5. Hubungan struktur modal (DER) dengan nilai perusahaan.................27
2.3. Profitabilitas....................................................................................................28
2.3.1. Pengertian Profitabilitas........................................................................28
2.3.2. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas.............................................................30
2.3.3. Hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan.................................32
2.4. Penelitian Terdahulu.......................................................................................33
2.5. Kerangka Konseptual......................................................................................36
2.6. Hipotesis Penelitian.........................................................................................39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................41
3.1 Jenis Dan Sumber Data Penelitian.................................................................41
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian.........................................................................41
3.3 Populasi Dan Sampel.......................................................................................42
3.3.1. Populasi.................................................................................................42
3.3.2. Sampel..................................................................................................42
3.4 Definisi Operasional Variabel..........................................................................43
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................45
3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................45
3.7 Teknik Analisis Data........................................................................................46
3.7.1. Analisis Deskriptif................................................................................46
3.7.2. Uji Asumsi Klasik.................................................................................47
3.7.2.1. Uji Normalitas................................................................................47
3.7.2.2. Multikolinearitas............................................................................48
3.7.2.3. Uji Heterokedastisitas....................................................................48
3.7.2.4. Uji Autokorelasi.............................................................................49
3.7.3. Analisis Regresi Linear Berganda........................................................50
3.7.4. Uji Hipotesis.........................................................................................51
3.7.4.1. Uji t...............................................................................................51

xi
3.7.4.2. Uji F..............................................................................................52
3.7.5.Uji Koefisien Determinasi (R2)..............................................................53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................54
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.................................................................54
4.2 Profil Perusahaan Subsektor Farmasi yang terdaftar Di BEI...........................55
4.2.1 PT.Darya Varia Laboratoria Tbk.........................................................55
4.2.2 PT.Kimia Farma Tbk...........................................................................55
4.2.3 PT.Kalbe Farma Tbk...........................................................................56
4.2.4 PT.Pyridam Farma Tbk.......................................................................57
4.2.5 PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sidomuncul Tbk...............................57
4.2.6 PT. Tempo Scan Pacifik Tbk...............................................................58
4.3 Hasil Analisis Deskriptif..................................................................................59
4.3.1 Price Book Value (PBV).....................................................................59
4.3.2 Debt To Equity Ratio (DER)...............................................................60
4.3.3 Return On Equity (ROE).....................................................................62
4.4 Uji Asumsi Klasik............................................................................................63
4.4.1 Uji Normalitas.....................................................................................63
4.4.2 Uji Multikolinearitas............................................................................65
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas........................................................................67
4.4.4 Uji Autokorelasi...................................................................................68
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda....................................................................69
4.6 Uji hipotesis.....................................................................................................71
4.6.1 Uji T.......................................................................................................71
4.6.2 UJI F......................................................................................................73
4.7 Uji Koofesien Determinasi (R2)......................................................................74
4.8 Pembahasan......................................................................................................75
4.8.1 Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan............................75
4.8.2 Pengaruh Return On Equiti (ROE) terhadap Price Book Value (PBV76
4.8.3 Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE)
secara bersama- sama terhadap Prce Book Value (PBV)...............................77
BAB V PENUTUP................................................................................................79

xii
5.1 Kesimpulan......................................................................................................79
5.2 Saran.................................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82
LAMPIRAN..........................................................................................................84

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Perusahaan..............................................................................3


Tabel 3.1 Daftar Populasi.................................................................................39
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian..................................................................40
Tabel 4.1 Perhitungan Price Book Value (PBV)..............................................60
Tabel 4.2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER).........................................62
Tabel 4.3 Perhitungan Return On Euity (ROE)...............................................63
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Ssmirnov (K-S) ..........................................66
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ..............................................................67
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi.....................................................................70
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda..................................................71
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................73
Tabel 4.9 Hasil Uji F (Uji Simultan) ...............................................................74
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................75

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual......................................................................36


Gambar 4.1 Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regresion Standardized Residual....65
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas............................................................69

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data......................................................................................84


Lampiran 2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)...............................................85
Lampiran 3 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................85
Lampiran 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas..............................................................86
Lampiran 5 Hasil Uji Autokorelasi........................................................................86
Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda.....................................................87
Lampiran 7 Hasil Uji Parsial (Uji t).......................................................................87
Lampiran 8 Hasil uji F...........................................................................................87
Lampiran 9 Uji Koefisien Determinasi..................................................................88

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam industri manufaktur yang semakin kompetitif membuat

setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerjanya agar

tujuannya dapat tercapai. Salah satu tujuannya adalah untuk memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan

Sartono (2010), Dengan semakin baik nilai perusahaan, maka perusahaan

tersebut akan dipandang semakin bernilai oleh para calon investor. Tujuan ini

dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan dengan asumsi

bahwa pemilik perusahaan atau pemegang saham akan makmur jika

kekayaannya meningkat.

Menurut Sudana (2011), Nilai perusahaan merupakan nilai sekarang dari

arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang.

Nilai sekarang berasal dari pendapatan atau kas perusahaan. Nilai sekarang

Diharapkan bisa diterima dimasa yang akan datang sehingga perusahaan tersebut

memiliki nilai perusahaan yang baik sehingga dapat menarik para investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan nilai buku saham. Nilai buku saham dapat lebih

tinggi atau lebih rendah dibandingkan harga pasar sahamnya. Harga saham

cenderung tinggi pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk

berinvestasi maka harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.

1
2

Persaingan yang semakin kompetitif menjadikan tugas manajer

keuangan semakin rumit yaitu untuk mencari alternatif pendanaan yang dapat

meminimalkan biaya modal yang akan membuat perusahaan dapat menciptakan

keunggulan kompetitif. Menurut Hery (2017), menyatakan bahwa meningkatnya

nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang selaras dengan keinginan para

pemilik dengan meningkatnya nilai perusahaan maka kesejahteraan bagi para

pemilik juga akan meningkat. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan

direpresentasikan oleh harga pasar saham yang merupakan cerminan dari

keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Harga saham yang tinggi

membuat pasar percaya dengan kinerja perusahaan saat ini dan juga terhadap

prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Jika perusahaan berjalan lancar

maka nilai saham perusahaan akan meningkat. Nilai perusahaan dapat dilihat

dari harga nilai buku yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan

nilai buku perlembar saham. Dalam penelitian ini nilai perusahaan diproksikan

dengan menggunakan rasio Price Book Value (PBV). PBV menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan.

Berdasarkan analisis laporan keuangan yang ada pada Perusahaan Sub

Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019,

ditemukan masalah bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan PBV selalu

berfluktuasi dan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan

lainnya. Adapun rasio yang menunjukkan nilai PBV pada Perusahaan Sub Sektor

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 sebagai

berikut:
3

Tabel 1.1

Nilai perusahaan manufaktur subsektor farmasi

yang terdaftar di BEI Periode 2015-2018( Dalam Satuan Kali)

PRICE BOOK VALUE(PBV) RATA-RATA


N
KODE
O
2015 2016 2017 2018 2019

1 DVLA 1,50 1,84 1,95 1,81 1,92 1,80

2 KAEF 2,59 6,84 5,83 4,30 0,93 4,10

3 KLBF 5,66 6,01 5,97 4,65 4,54 5,37

4 PYFA 0,59 1,03 0,90 0,85 0,84 0,84

5 SIDO 3,18 3,05 2,99 4,34 6,23 3,96

6 TSPC 1,82 1,94 1,66 1,15 1,04 1,52

JUMLAH 15,34 20,71 19,30 17,10 15,50 17,59

Rta-Rata 2,56 3,45 3,22 2,85 2,58 2,93


Sumber : Bursa Efek Indonesia (data telah diolah)

Dari rasio PBV tersebut, nilai perusahaan yang baik terlihat pada saat

nilai PBV diatas 1 (satu). Jika makin tinggi rasio PBV akan menunjukkan nilai

perusahaan semakin baik. Sebaliknya apabila PBV dibawah 1 (satu) berarti

menunjukkan nilai perusahaan tidak baik. Sehingga persepsi investor terhadap

perusahaan juga tidak baik, karena dengan nilai perusahaan dibawah satu

menggambarkan harga jual perusahaan bernilai rendah dan komponen struktur

keuangan perusahaan memburuk.

Diantaranya adalah perusahaan PYFA pada tahun 2015 kemudian

tahun 2017 serta tahun 2018 nilai PBV nya di bawah 1 (satu). Kondisi tersebut

tentunya sangat mempengaruhi kinerja perusahaan pada masa yang akan


4

datang. Namun perlu ditelusuri bahwa kondisi tersebut juga dikarenakan

banyak faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan

adalah struktur modal, profitabilitas, keputusan investasi, kebijakan deviden,

kebijakan hutang, ukuran perusahaan, serta faktor-faktor lainnya. Semua

perusahaan akan berupaya untuk meningkatkan nilai perusahaannya dengan cara

meningkatkan nilai PBV nya karena semakin tinggi rasio PBV suatu perusahaan

menunjukkan semakin tinggi pula penilaian investor terhadap perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Brigham dan Houston (2012), menjelaskan bahwa perusahaan

yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari pihak

internal maupun eksternal. Perusahaan secara umum lebih mengutamakan

pendanaan internal dalam membiayai kegiatan usahanya.

Struktur modal menjadi masalah yang penting untuk perusahaan karena

baik atau buruknya struktur modal akan berpengaruh langsung pada posisi

finansial perusahaan. Dalam penelitian ini struktur modal diukur melalui DER

(Debt to equity ratio) yang merupakan perbandingan antara penggunaan hutang

dengan total modal. Modal yang ada pada perusahaan farmasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 setiap tahunnya meningkat, dimana

perusahaan terus menambah modalnya untuk kegatan operasional perusahaan.

Rata-rata total modal tahun 2015 sebesar 3.468.430 tahun 2016 sebesar

3.885.584 tahun 2017 sebesar 4.278.264 tahun 2018 sebesar 4.717.618 dan

tahun 2019 sebesar 4.416.814.


5

Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai

perusahaan dengan meminimalkan biaya modal perusahaan. Apabila posisi

struktur modal berada diatas target struktur modal optimalnya, maka

setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Hutang yang

meningkat akan membuat nilai perusahaan menjadi rendah, hal ini menunjukkan

perusahaan tersebut tidak mampu melunasi kewajibannya.

Sehingga perusahaan dituntut untuk melakukan kebijakan- kebijakan

tertentu. Salah satunya dengan kebijakan pendanaan perusahaan dalam

menentukkan struktur modal, hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan nilai

perusahaan. Apabila perbandingan antara hutang dan modal sangat besar

melebihi batas kewajaran, pada umumnya perusahaan tersebut dalam keadaan

yang tidak sehat sehingga tidak dapat menarik investor untuk berinvestasi.

Investor juga akan melihat laba yang dihasilkan perusahaan, laba yang

tinggi akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini

Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio Return on Equity (ROE) yaitu

membandingkan antara total laba dengan total modal. Laba pada perusahaan

subsektor farmasi yang terdaftar di BEI terdapat beberapa perusahaan yang

mengalami fluktuasi. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan, karena laba

yang rendah akan menghasilkan nilai perusahaan yang rendah pula. Dengan

demikian setiap perusahaan harus mampu menghasilkan laba yang maksimal

setiap tahunnya karena dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang

telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik


6

modal, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi

baru.

Perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang maksimal dan stabil

akan menarik investor, karena otomatis menguntungkan investor. Kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba yang besar juga menunjukkan manajemen

perusahaan yang baik, sehingga menumbuhkan kepercayaan investor.

Kepercayaan investor ini pada akhirnya dapat menjadi instrumen yang

paling efektif untuk mengangkat harga saham perusahaan.

Peningkatan harga saham sama artinya meningkatkan nilai perusahaan,

sehingga lebih lanjut dapat menjamin kemakmuran pemegang saham dan

kelanjutan hidup perusahaan itu sendiri.

Menurut permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI dengan judul “Pengaruh

Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2015-2019”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka penulis

mengidentifikasikan masalah yang ada yaitu

1. Nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi di BEI mengalami fluktuasi

yang berbeda-beda.
7

2. Terjadi peningkatan pada hutang yang membuat nilai perusahaan yang

diukur dengan Price Book Value menurun.

3. Terjadi penurunan pada laba bersih yang membuat perusahaan

mengalami penurunan nilai Price Book Value sehingga sulit menarik

investor.

1.3. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini mendapatkan hasil yang akurat penulis membatasi

penelitian ini pada permasalahan Struktur Modal yang diukur dengan Debt to

Equity Ratio (DER), Profitabilitas yang diukur dengan Return on Equity (ROE),

dan juga Nilai Perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV).

Sedangkan data pengamatan laporan keuangan dalam penelitian ini di

batasi pada tahun 2015-2019. Adapun perusahaan manufaktur sub sektor farmasi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah 10 perusahaan, namun dalam

penelitian ini dibatasi pada 6 perusahaan, hal ini disebabkan adanya beberapa

perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan dengan lengkap di Bursa

Efek Indonesia.

1.4. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai

perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV) pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI.

2. Bagaimanakah pengaruh Return On Equity Ratio (ROE) terhadap

nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV) pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI?


8

3. Bagaimanakah pengaruh Debt Equity Ratio (DER) dan Return on Equity

(ROE) secara bersama-sama terhadap Price Book Value (PBV) pada

perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yan terdaftar di BEI?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan alam penelitian ini

maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Price

Book Value (PBV).

2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Price Book

Value (PBV).

3. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) dan Return On

Equity secara bersama terhadap Price Book Value (PBV).

1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka

penelitian ini akan bermanfaat bagi:

1. Perusahaan: sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam

mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini untuk membantu

meningkatkan nilai perusahaan .

2. Investor :Bagi investor penelitian ni dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk melakukan keputusan investasi yang lebih baik

setelah mengetahui kinerja perusahaan melalui nilai perusahaan .


9

3. Akademisi : Penelitian ini diharapkan memberikann kontribusi dalam

pengembangan teori mengenai struktur modal, profitabiitas, dan nilai

perusahaan ,sehingga bagi penelitian selanjutnya dapat memperluas

,mengembangkan dan menyempurnakan penelitian.

4. Peneliti yang akan datang : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi atau bahan wacana dibidang keuangan sehingga dapat bermanfaat

bagi peneliti selanjutnya mengenai nilai perusahaaan pada masa yang akan

datang.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah kerangka penulisan rencana penelitian atau

kegiatan yang meliputi beberapa elemen penting muali dari judul, isi, hingga

daftar pustaka guna menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagai mana riset akan

dilakukan serta memudahkan dalam penyusunan proposal penelitian ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,batasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penulisan proposal.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Bab ini menjelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu, landasan teori

yang menjadi kunci utama dalam penelitian, kerangka pemikiran dan

hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


10

Bab ini berisi tentang rancangan penelitian, batasan penelitian,

identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran

variabel,populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan

metode pengumpulan data, serta teknik atau metode analisis data .

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang: Gambaran umum, visi dan misi, dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Berisi tentang penjelasan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian,keterbatasan

penelitian dan saran. Saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian dan

merupakan anjuran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak pihak yang

memiliki kepentingan dalam penelitian

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
11
BAB II

KAJIAN LITERATUR
2.1. Nilai Perusahaan

2.1.1. Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan indikator penilaian pasar bagi perusahaan

secara keseluruhan, sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan

kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Meningkatnya nilai perusahaan

dapat menarik investor untuk menanam modalnya.

Nilai perusahaan menurut Sudana (2011), merupakan nilai sekarang dari

arus pendapatan atau kas yang diharapkan diterima pada masa yang akan datang.

Nilai sekarang berasal dari pendapatan atau kas perusahaan. nilai sekarang

Diharapkan bisa diterima dimasa yang akan datang sehingga perusahaan tersebut

memiliki nilai perusahaan yang baik sehingga dapat menarik para investor untuk

menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan nilai buku saham. Nilai buku saham dapat lebih

tinggi atau lebih rendah dibandingkan harga pasar sahamnya. Harga saham

cenderung tinggi pada saat perusahaan memiliki banyak kesempatan untuk

berinvestasi.. nilai perusahaan diukur menggunakan rasio Price to Book

Value yang merupakan salah satu indikator utama untuk melihat apakah suatu

saham mahal atau tidak.

Menurut Brigham dan Houston (2012), menyatakan bahwa tujuan utama

perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan pemegang saham

yang berarti memaksimalkan nilai saham. Maksimalisasi harga saham

11
12

mengharuskan perusahaan mempertimbangkan keuntungan dan juga harus

memikirkan resiko keuntungan tersebut, apakah akan dibayarkan kembali sebagai

dividen atau ditahan dan diinvestasikan kedalam usaha.

2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2012), nilai perusahaan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

1) Rasio Likuiditas

Aset likuid merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga

dapat dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku. Rasio

likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dengan aset lancar perusahaan

lainnya dengan kewajiban lancarnya. Perusahaan dapat dikatakan likuid apabila

perusahaan mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut telah jatuh tempo.

Semakin likuid perusahaan maka perusahaan tersebut mampu membayar

kewajibannya sehingga investor tertarik untuk membeli saham dan harga saham

akan bergerak naik, dengan demikian nilai perusahaan akan meningkat.

2) Rasio manajemen aset

Rasio manajemen aset mengukur seberapa efektif perusahaan

mengelola asetnya. Rasio ini menggambarkan jumlah aset terlihat wajar,

terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dilihat dari sisi penjualan. Jika

perusahaan memiliki terlalu banyak aset maka biaya modalnya terlalu

tinggi dan labanya akan tertekan.

3) Rasio manajemen utang (Leverage)


13

Rasio leverage mengukur sejauh mana perusahaan mendanai usahanya

dengan membandingkan antara dana sendiri yang telah disetorkan dengan

jumlah pinjaman kepada kreditur. Perusahaan dengan rasio leverage yang

rendah memiliki risiko kecil apabila kondisi perekonomian menurun,

tetapi sebaliknya apabila kondisi perekonomian sedang naik perusahaan akan

kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang relatif besar.

Keputusan dengan penggunaan leverage harus dipertimbangkan dengan

seksama antara kemungkinan risiko dengan tingkat keuntungan yang akan

diperoleh agar perusahaan tidak mengalami penurunan.

4) Rasio profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan

dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba

perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih

perusahaan maupun modal sendiri Rasio ini lebih diminati oleh

para pemegang saham dan manajemen akan dikembangkan,

dipertahankan dan sebagainya.

2.1.3. Tujuan Dan Manfaat Nilai Perusahaan

Dalam arti luas nilai perusahaan merupakan alat ukur yang digunakan

para investor untuk menanamkan modalnya keperusahaan yang dituju. Dalam

hal ini perusahaan harus memiliki tujuan dan manfaat yang baik bagi

perusahaan, sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para investor.

Menurut Hery (2016), menyatakan bahwa tujuan dari operasional

perusahaan adalah memaksimalkan profit. Disamping itu ada juga jenis


14

perusahaan yang memang kegiatan usahanya lebih diprioritaskan pada

pelayanan secara maksimal kepada masyarakat. Hakikatnya setiap

perusahaan menginginkan profit yang tinggi untuk mensejahterakan

perusahaan dan para pemegang saham. Akan tetapi hal ini kembali

lagi kepada kinerja perusahaan tersebut dalam mencapai keuntungan

yang maksimal.

Menurut Kasmir (2010), menyatakan bahwa tujuan

memaksimalkan nilai saham perusahaan akan memberikan keuntungan

baik kepada pemegang saham. Artinya dengan meningkatkan nilai

saham maka otomatis pemegang saham akan bertambah makmur,

namun apabila terjadi penurunan nilai saham maka akan merugikan

pemegang saham dan akan kehilangan keuntungan dan nilai sahamnya.

Kesejahteraan para pemegang saham merupakan tujuan dari keuangan

perusahaan dan hal ini tidak menutup kemungkinan untuk meningkatkan

nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan yang tinggi menjamin

kesejahteraan bagi perusahaan maupun investor.

2.1.4. Jenis-Jenis Nilai Perusahaan

Menurut Aziz, Mintarti dan Nadir (2015), mengatakan bahwa terdapat

beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan, yaitu :

1) Nilai Buku

Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten.

Nilai buku per lembar saham adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang

saham dengan memiliki satu lembar saham.


15

2) Nilai Nominal

Nilai nominal dari suatu saham merupakan nilai kewaiban yang ditetapkan

untuk tiap – tiap lembar saham. Untuk saham yang tidak mepunyai nilai nominal, dewan

direksi umumnya menekan nilai sendiri per lembarnya jika tidak ada nilai yang

ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara hukum adalah semua

permintaan bersih yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham

bersangkutan.

3) Nilai pasar

sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar

di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan

dijual di pasar saham.

3) Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu

kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep

nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai

perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan

keuntungan di kemudian hari.

5) Nilai Likuidasi

Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi dapat dihitung

dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca

performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.


16

Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan nilai perusahaan pada

nilai bukunya yang dapat diproksi dari harga saham. Salah satu pendekatan

dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah PBV (price book value).

PBV atau atau rasio harga nilai buku merupakan hubungan antara

harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan

dikatakan baik apabila nilai PBV lebih dari 1 akan tetapi jika nilai PBV nya

kurang dari 1 biasanya perusahaan tersebut undervalued. Semakin tinggi PBV

berarti investor percaya bahwa prospek perusahaan tersebut baik dan hal ini juga

menaikan nilai perusahaan. PBV menunjukan seberapa jauh perusahaan mampu

menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap modal yang diinvestasikan.

Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan

harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula.

Pada penelitian ini digunakan PBV sebagai indikator dari nilai

perusahaan karena PBV banyak digunakan dalam pengambilan keputusan

investasi. Selain itu, ada beberapa keunggulan dari PBV merupakan ukuran yang

stabil dan sederhana dibandingkan dengan harga pasar. Rasio ini dapat

memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari

pergerakan itu secara tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh

terhadap harga saham.

2.1.5. Pengukuran Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan ini merupakan gambaran keseluruhan internal

perusahaan . untuk mengetahui nilai suatu perusahaan maka digunakan alat ukur

untuk menghitung krena hal itu adalah hal yang paling penting bagi para
17

pemegang saham ataupun calon investor yang ingin menanamkan modalnya

diperusahaan .

Adapun rasio yang digunakan mengukur nilai perusahaan adalah:

1. PER (Price Earning Ratio)

Price earning Ratio merupakan rasio harga per saham terhadap terhadap

laba per saham menunjukan berapa banyak uang yang rela dikeluarkkan oleh para

investor untuk membayar setiap laba yang dilaporkan. Brigham dan Houston,

(2011). Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar

menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per sharenya.

Price earning ratio menunjukan hubungan antara pasar saham biasa dengan

earning per sharnya. Secara sistematis price erning ratio dapat dirumuskan

sebagai berikut:

2. PBV (Price Book Value)

Price book value dapat dihitung dengan membandingkan antara

harga pasar dengan nilai buku saham. Harga pasar merupakan nilai

sekarang dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dimasa yang

akan datang Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2012), sedangkan nilai

buku dapat diperoleh dari total ekuitas dibagi dengan jumlah saham

perusahaaan yang beredar. Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku

saham memberikan indikasi lain tentang bagimana investor memandang

perusahaan. perusahaan dengan tingkat pengembalian ekuitas yang relatif


18

tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai

bukunya, dibanding dengan perusahaan dengan tingkat pengembalian

equitas yang rendah . PBV dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Tobin’s Q

Tobin’s Q dikemukakan oleh seorang pemenang nobel dari

amerika serikat yaitu James Tobin. Tobin’s q adalah nilai pasar dari aset

perusahaan dengan biaya penggantinya .menurut konsepnya, rasio Q

lebih unggul dari pada raso nilai pasar terhadap nilai buku karena rasio

ini fokus pada beberapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap

beberapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Pada

praktiknya rasio Q sulit untuk dihitung dengan akurat karena

memperkirakan biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan bukanlah

suatu pekerjaan yang mudah. Margaretha (2014), Secara sistematis

Tobin’ Q ratio dapat dirumuskan sebagi berikut:

(MVE+ D)
Q= (BVE+ D)

2.2. Struktur Modal

2.2.1. Pengertian Struktur Modal

Modal merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan

pelaksanaan kegiatan perusahaan, di samping sumber daya manusia, mesin,

material dan metode. Keputusan dalam menetapkan modal perusahaan berkaitan


19

dengan sumber dana, baik yang berasal dari internal maupun eksternal

perusahaan, di mana pada dasarnya tersusun dalam struktur modal perusahaan.

Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan

keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan. Struktur modal tercermin pada

unsur-unsur hutang dan unsur-unsur modal. Struktur modal merupakan

perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri: hutang jangka

pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang dengan modal sendiri

yang terdiri dari: saham preferen dan saham biasa. Sartono ( 2010), Struktur

modal merupakan perbandingan antara besarnya hutang dengan modal sendiri.

Teori struktur modal menjelaskan adanya pengaruh perubahan struktur modal

terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan dividen yang

dipegang konstan.

Sudana (2011) berpendapat bahwa struktur modal (capital structure)

berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur

dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuan

perusahaan untuk mengoptimalkan pendanaan struktur modal adalah untuk

meningkatkan penghasilan dan kemakmuran para pemegang saham.

Berdasarkan defenisi diatas disimpulakan bahwa sruktur modal adalah

perimbangan antara pengguna modal pinjaman berupa hutang jangka pendek

yang bersifat permanen, hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri

dari saham preferen dan saham biasa. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh

modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio).
20

Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri yang digunakan semakin

sedikit dibandingkan dengan kewajibannya. Semakin rendah rasio ini, semakin

tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan

semakin besar perlindungan bagi kreditur jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau

kerugian besar.

Menurut Brigham dan Houston (2011), menyatakan bahwa setiap

perusahaan memiliki struktur modal yang optimal, yang dinyatakan sebagai

kombinasi antara utang preferen, dan ekuitas biasanya menyebabkan harga

sahamnya maksimal.

Jadi, perusahaan yang ingin memaksimalkan nilainya akan

mengestimasikan struktur modal optimalnya.

2.2.2. Teori struktur modal

Setiap perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara

keseluruhan, hal ini disebabkan masing-masing jenis modal mempunyai biaya

modal sendiri-sendiri. Selain itu, teori- teori struktur modal dianggap penting

karena besarnya biaya modal secara keseluruhan ini nantinya digunakan sebagai

cut of rate pada pengambilan keputusan investasi. Menurut Hanafi (2012), teori

mengenai struktur modal terdiri dari:

1. Pendekatan tradisional

Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya strukur modal yang

optimal. dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai
21

perusahaan. Struktur modal bisa diubah–ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan

yang optimal.

2. Pendekatan Modigliani Dan Miller

Pada pendekatan Modigliani Dan Miller (MM), tahun 1960-an

berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modal

dengan asumsi bahwa tidak ada pajak, biaya kebangkrutan, individu dan

perusahaan dapat meminjam dan meminjamkan pada tingkat bunga pasar yang

sama, tidak ada biaya transaksi atau hambatan untuk memperoleh informasi.

Kenaikan utang pada struktur modal akan menaikan ROE (return

on equity) sekaligus menaikan pula risiko investor.

3.Teori trade off

Teori trade off merupakan gabungan antara teori struktur modal

modigliani dan miler dengan memasukan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan

yang mengindikasikan adanya penghematan pajak dari utang dengan biaya

kebangkrutan.

4.Model Miller dengan Pajak Perusahaan dan Personal

Modigliani dan Miller mengembangkan model struktur model

tanpa pajak dan dengan pajak. Nilai perusahaan dengan pajak leih tinggi

dibanding tanpa pajak. Miller kemudian mengembangkan model struktur

modal dengan memasukan pajak personal. pemegang saham dan


22

pemegang utang harus membaar pajak jika mereka menerima dividen

(untuk pemegang saham) atau bunga (untuk pemegang utang). Menurut

model tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah tidak hanya

meminimalkan pajak perusahaaan, tetapi meminimalkan total pajak yang

harus dibayarkan (pajak perusahaan, pajak atas pemegang saham, dan

pajak atas pemegang utang).

5.Pecking Order Theory

Teori pecking order menjelaskan kenapa perusahaan yang

mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat

utang yang lebih kecil. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak

dikarenakan perusahaan perusahaan mempunyai target tingkat utang yang

kecil, tetapi karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Tingkat

keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal mereka cukup untuk

memenuhi kebutuhan investasi.

6.Teori Asimetri dan signaling

Konsep Signaling dan asimetri berkaitan erat. teori asimetri mengatakan

bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi

yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai

informasi yang lebih baik dibandingkan yang lainnya. Teori signaling adalah

model dimana strukur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang

disampaikan oleh manajer ke pasar. Perusahaan yang meningkatkan utang bisa


23

dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaaan dimasa

mendatang.

2.2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Banyak aspek yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2011), berpendapat bahwa yang mempengaruhi

struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur asset, leverage operasi,

tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak kendali, sikap manajemen, sikap

pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal

perusahaan, fleksibilitas keuangan. Adapun faktor yang mempengaruhi struktur

modal di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Stabilitas pinjaman

Perusahaan yang memiliki kondisi penjualan yang relatif stabil,biasanya

perusahaan tersebut akan mengambil utang dalam jumlah yang cukup besar

walaupun beban tetapnya juga akan besar, demikian sebaliknya dengan

perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2. Struktur asset

Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan

pinjaman, perusahaan tersebut cenderung akan cukup banyak menggunakan

hutang. Asset umum yang dapat digunakan oleh perusahan bisa menjadi jaminan

yang baik, sementara tidak untuk asset dengan tujuan khusus. Jadi perusahaan

yang real estate biasanya memiliki leverage yang tinggi, sementara perusahaaan

yang terlibat dalam bidang penelitian teknologi, hal seperti ini tidak berlaku.

3. Leverage operasi
24

Perusahaan yang memiliki leverage operasi yang lebih rendah akan

lebih mampu menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan

memiliki risiko usaha yang lebih rendah.

4. Tingkat pertumbuhan

Perusahan dengan pertumbuhan yang lebih cepat harus lebih

mengandalkan diri pada modal eksternal. Selain itu, biaya emisi yang berkaitan

dengan penjualan saham biasa akan melebihi biaya emisi yang akan terjadi ketika

perusahaan menjual utang, mendorong perusahaan yang mengalami pertumbuhan

pesat untuk lebih mengandalkan diri pada utang. Namun, pada pada waktu

bersamaan, perusahaan tersebut sering kali menghadapi ketidak pastin yang lebih

tinggi, cendrung akan menurunkan keinginan mereka untuk menggunakan utang.

5. Profitabilitas

Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang

sangat tinggi ternyata menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif

sedikit, karena perusahaan akan menggunakan keuntungan yang

mereka peroleh dari kegiatan investasi untuk membiayai operasional

perusahaan.

6) Pajak

Bunga merupakan suatu beban pengurangan pajak, dan

pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang

tinggi. Jadi, makin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin

besar keunggulan dari hutang.


25

7) Kendali

Pertimbangan kendali dapat mengarah pada pengguna baik itu

hutang maupun ekuitas. Karena jenis modal yang memberikan

perlindungan terbaik Kepada manajemen akan bervariasi dari situasi ke

situasi uang lain. Jadi, fleksibilitas kendali manajemen dalam

memutuskan penggunaan hutang atau modal sangat penting karena

setiap sumber pendanaan tersebut memiliki risiko dan biaya modal

masing-masing.

8) Sikap Manajemen

Sikap manajemen dalam hal ini terkait bagaimana keberanian

manajemen dalam memutuskan penggunaan hutang. Beberapa

manajemen biasanya akan menggunakan hutang yang relatif lebih rendah

dibandingan dengan rata-rata industrinya. Namun manajemen yang

agresif akan menggunakan penggunaan hutang yang lebih besar dalam

usaha mereka dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang lebih

tinggi.

9) Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat

Kinerja keuangan yang kurang baik dan program penerbitan

obligasi perusahaan yang terlalu banyak tentunya akan mengundang

teguran bahkan hukuman dari pemberi pinjaman dan lembaga

pemeringkat. Hal ini akan mempengaruhi keputusan penggunaan sumber

dana yang akan diambil, sehingga perusahaan memutuskan untuk

mendanai ekspansinya dengan ekuitas biasa.

10) Kondisi pasar


26

Fluktuasi pada pasar saham dan obligasi pada jangka panjang

atau jangka pendek akan memberikan arah penting bagi perusahaan.

Karena saat terjadi kebijakan uang ketat, perusahaan berperingkat rendah

yang membutuhkan modal terpaksa pergi ke pasar saham atau pasar

hutang jangka pendek tanpa melihat sasaran struktur modalnya. Namun

ketika kondisi melonggar, perusahaan-perusahaan ini akan menjual

obligasi jangka panjang untuk mengembalikan struktur modalnya

kembali sasaran.

11) Kondisi internal perusahaan

Kondisi internal suatu perusahaan sendiri juga terdapat pada

sasaran struktur modalnya. Misalnya, suatu perusahaan baru saja berhasil

menyelesaikan suatu program litbang, dan perusahaan meramalkan laba

yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang tidak lama lagi. Namun laba

yang baru ini belum diantisipasi oleh investor sehingga tidak tercermin

dalam harga sahamnya. Perusahaan tersebut tidak akan menerbitkan

saham, perusahaan lebih memilih melakukan pendanaan dengan

hutang sampai laba yang lebih tinggi terwujud dan tercermin pada harga

saham. Selanjutnya perusahaan dapat menjual penerbitan saham biasa,

menggunakan hasilnya untuk melunasi hutang, dan kembali kepada

sasaran struktur modalnya.

12) Fleksibilitas keuangan


27

Fleksibilitas keuangan ialah bagaimana seorang manajer harus

mampu mempertimbangkan berbagai alternatif dalam memutuskan suatu

struktur modal yang akan digunakan.

2.2.4. Pengukuran Struktur Modal

Dalam mengukur struktur modal terdapat ketentuan yang dapat dijadikan

acuan/pedoman. Dalam mengukur struktur modal, dimana ukuran variabel

struktur modal dapat dijadikan sebagai indikator.

Berdasarkan teori struktur modal, maka dalam penelitian ini struktur

modal diukur dengan rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap modal

sendiri.

Menurut Sutrisno (2012), rasio leverage menunjukan seberapa besar

kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Rasio leverage terdiri dari:

1) Debt to Assets (DAR)

Debt to Assets (DAR) digunakan untuk mengukur persentase besarnya

dana atau modal yang disediakan oleh kreditur. Selain itu rasio ini juga

digunakan untuk mengukur seberapa besar investasi aktiva dibiayai dengan total

hutang. Semakin tinggi rasio DAR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman

yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Perhitungan

DAR dilakukan dengan menggunakan rumus :


28

2) Longterm debt to Asset Ratio (LDAR)

Rasio LDAR dugunakan untuk mengukur seberapa besar hutang jangka

panjang digunakan untuk investasi pada sektor aktiva. Hal ini menunjukkan

hubungan antara jumlah pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh

kreditur dengan jumlah aktiva yang dibiayai dengan hutang jangka panjang.

Perhitungan LDAR dengan rumus:

3) Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio DER untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban dalam membayar hutangnya dengan jaminan modal sendiri. Selain itu

rasio ini juga bisa digunakan untuk mengukur perimbangan antara kewajiaban

yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.

Semakin tinggi rasio DER berarti modal sendiri yang digunakan

semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Rumus yang digunakan adalah:

4) Longterm debt to Equity Ratio (LDER)

Ratio LDER menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman jangka

panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan

oleh pemilik perusahaan. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur seberapa

besar perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau
29

seberapa besar hutang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri. Perhitungan

LDER dilakukan dengan menggunakan rumus:

2.2.5. Hubungan struktur modal (DER) dengan nilai perusahaan

Menurut kasmir (2014) debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan equitas. Rasio ini dihitung dengan

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh

equitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan

peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini

berfungsi untuk mengetahui setiap modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan

utang bagi bank (kreditur), semakin besar rasio ini akan semakin tidak

menguntungkan, karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas

kegagalan yang mungkin terjadi di prusahaan. Namun bagi perusahaan justru

semakin besar rasio ini akan semakin baik. Sebaliknya, dengan rasio yang rendah

semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar

pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan pada nilai

aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko

keuangan perusahaan. Jadi rasio DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan

yang mana investor akan memilih nilai DER yang tinggi karena menunjukan

kecilnya resiko keuangan yang ditanggung oleh perusahaan .


30

2.3. Profitabilitas

2.3.1. Pengertian Profitabilitas

Tujuan akhir perusahaan adalah memperoleh laba/keuntungan yang

maksimal. Laba yang maksimal dapat memberikan kontribusi positif bagi

perusahaan dalam melalui berbagai aktifitas seperti peningkatan mutu produk dan

melakukan investasi baru. Bahkan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

modal dan keuntungan perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan diharapkan dapat

memenuhi target yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan, dimana

pada dasarnya besarnya keuntungan hendaklah dapat dicapai sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam pendapat Sudana (2011), pengertian profitabilitas dapat

dikemukakan sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

perusahaan seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Rasio ini juga

memberikan tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan

oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi lainnya.

Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk

mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin

tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang

diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.

Dengan kata lain, jika semakin tinggi kemampuan perusahaan menghasilkan

laba, maka pasar akan merespon positif sehingga harga saham akan naik.

Sehingga profitabilitas dapat menggambarkan kinerja fundamental perusahaan


31

ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam

memperoleh laba. Harmono, (2010).

Profitabilitas dapat dijadikan sebagai alat analisis bagi investor/pemegang

saham, dimana profitabilitas perusahaan dapat dilihat dengan keuntungan yang

benar-benar diterima dalam bentuk deviden. Perusahaan haruslah senantiasa

dalam keadaan menguntungkan. Namun jika sebaliknya, perusahaan akan sulit

dalam menarik modal dari luar. Para kreditur dan pemilik modal mengharapkan

keuntungan yang maksimal. Disisi lain, manajemen perusahaan akan berusaha

meningkatkan keuntungan. Tujuannya agar keuntungan yang diperoleh dapat

menjadi modal dasar bagi ekstensi perusahaan di masa depan.

2.3.2. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio

profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas

yang dapat digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan

dalam suatu periode tertentu atau beberapa periode. Jenis-jenis rasio profitabilitas

menurut Sudana (2011) adalah sebagai berikut:

1) Profit Margin Ratio (profit margin on sales)

Rasio tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dari penjualan yang berhasil dicapai biasanya disebut Profit margin ratio.

Dimana, jika rasio ini semakin tinggi, maka dapat dikatakan perusahaan efisien

dalam menjalankan operasionalnya. Adapun rumus untuk mencari profit

margin ratio adalah sebagai berikut:

a. Untuk margin laba kotor dengan rumus:


32

Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap

perusahaan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok

penjualan.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba kotor dengan penjualan yang dilakukan perusahaan.

b. Untuk laba margin operasi dengan rumus:

Rasio ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba

sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan.

Rasio ini menunjukkan efisiensi bagian produksi, personalia, serta

pemasaran dalam menghasilkan laba.

c. Untuk laba margin bersih dengan rumus:

Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan

membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan

dengan penjualan.

2) Hasil pengembalian atas asset atau Return on Assets (ROA)


33

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi

pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensin

manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan.

Semakin besar ROA, berarti semakin efisiensi pengguna aktiva

perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa

dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

3) Hasil Pengembalian atas Ekuitas atau Return on Equity (ROE)

Adapun Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on

Equity/ROE) Atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk

mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari ekuitas yang

dimiliki,dimana rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak dengan

modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat efisiensi dari

modal perusahaan semakin baik. Adapun rumus ROE adalah sebagai

berikut:

4) Basic Earning Power

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total

aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini


34

mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengelolahan seluruh investasi

yang telah dilakukan seluruh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin efektif dan efisien pengolahan seluruh aktiva yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak. Rumus

yang digunakan sebagai berikut:

2.3.3. Hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan

Profitabilitas sangatlah penting untuk perusahaan dalam rangka

mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka panjang, hal ini

dikarenakan profitabilitas menunjukan apakah perusahaan mempunyai prospek

yang bagus dimasa yang akan datang atau tidak. Menurut Kasmir (2010),

profitabilitas merupakan faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Jika

manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka biaya yang akan

dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil sehingga laba yang

dihasilkan menjadi lebih besar. Besar atau kecilnya laba ini akan mempengaruhi

nilai perusahaan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Rai Prastuti dan I Gede

Merta Sudiartha (2016), tentang pengaruh struktur modal, kebijakan

dividen, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

signifikansi pengaruh secara parsial variable stuktur modal,


35

kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2011-

2013. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini digunakan

teknik analisis regresi linear berganda yang didahului dengan uji

asumsi klasik, serta uji parsial (uji t). Pada pengujian secara parsial (uji

t) dengan taraf nyata (α) = 5 persen, menunjukkan bahwa variabel

struktur modal dan kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara variable ukuran

perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-

2013. Kontribusi ketiga variabel bebas tersebut terhadap

variabel terikatnya yaitu nilai perusahaan dapat dilihat dari nilai

Adj. R Square yang diperoleh yaitu sebesar 0,879. Ini berarti bahwa

87,9 persen variasi nilai perusahaan dipengaruhi oleh variable struktur

modal, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dompak Pasaribu dan Doli

Natama Lumban Tobing (2017), tentang Analisis Pengaruh Struktur

Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan Pada Peerusahaan Farmasi Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan

menganalisis pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan

Dividen, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian

ini dilakukan disektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek


36

Indonesia (BEI). Metode pengambilan sampel adalah purposive

sampling. Metode analisis data adalah regresi berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara parsial (uji t) StrukturModal (DER)

berpengaruh positif tidak signifikan (sig. 0,831) terhadap Nilai

Perusahaan, Profitabilitas (NPM) berpengaruh negatif tidak signifikan

(sig. 0,993) terhadap Nilai Perusahaan. Ukuran Perusahaan (Perubahan

Penjualan) berpengaruh positif tidak signifikan (0,069) terhadap Nilai

Perusahaan, Sedangkan Kebijakan Dividen (DPR) berpengaruh

positif dan signifikan (sig.0,018) terhadapNilai Perusahaan. Secara

simultan (uji F) Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan

Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan (sig.0,004) terhadap nilai

perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Gita Syardiana, dkk (2015),

tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Struktur Modal, Dan

Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set (IOS),

struktur modal, pertumbuhan perusahaan, return on asset (ROA)

terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012

sampai 2014. Jumlah seluruh perusahaan yang dijadikan sampel

penelitian ini adalah 119 perusahaan dengan pengamatan selama

3 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel

penelitian adalah 357 laporan keuangan dan laporan tahunan.


37

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

investment opportunity set (IOS), pertumbuhan perusahaan, dan

return on asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan, sedangkan struktur modal tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dialkukan oleh karina meidiawati dan titik

mildawati, (2016), tentang Pengaruh Size, Growth, Profitabilitas,

Struktur Modal, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Nilai

perusahaan menunjukkan peningkatan kemakmuran pemegang saham

apabila harga saham tersebut meningkat. Nilai perusahaan menjadi sangat

penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat

mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, pertumbuhan

perusahaan, profitabilitas, struktur modal, dan kebijakan dividen terhadap

nilai perusahaan.Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 21 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

2012-2014 dan dipilih secara purposive sampling. Alat uji statistik SPSS

versi 22 digunakan untuk melakukan uji asumsi klasik, analisis regresi

linier berganda, dan pengujian hipotesis. Berdasarkan uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi tidak

ditemukan variabel yang menyimpang dari asumsi klasik. Hasil penelitian

uji hipotesis menunjukkan bahwa : (1) Ukuran perusahaan tidak


38

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. (2) Pertumbuhan perusahaan tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. (3) Profitabilitas berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. (4) Struktur modal berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. (5) Kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2.5. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara

panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas. Pada landasan teori

menjelaskan beberapa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk itu perlu dianalisis masing-masing pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penilitian ini adalah

Struktur modal yang diukur dengan Debt Equity Ratio (DER) dan Profitabilitas

yang diukur dengan Return on Equity (ROE). Sedangkan variabel dependen

dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan yang diukur dengan Price

Book Value (PBV). Untuk memberikan gambaran dalam kerangka konsep pada

bagian ini dapat dikembangkan sebagai berikut:

1) Pengaruh Struktur Modal (DER) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio DER akan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan (PBV) dimana investor akan memilih nilai


39

DER yang rendah karena menunjukan kecilnya risiko keuangan yang

ditanggung perusahaan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ni Kadek Rai

Prastuti (2016) menunjukan bahwa rasio Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Natama Lumban Tobing, (2017)

menyatakan struktur modal berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Herry Subagyo (2011), menunjukkan bahwa efektifitas struktur

modal ditentukan oleh peluang investasi yang tersedia. Penggunaan

hutang efektif meningkatkan nilai perusahaan ketika peluang investasi

rendah, apabila peluang investasi tinggi penggunaan hutang akan

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Temuan ini

mengindikasikan adanya kecenderungan investasi yang berlebih yang

dilakukan oleh manajemen pada saat peluang investasinya tinggi.

Sebaliknya penggunaan hutang dapat membatasi manajemen melakukan

investasi yang berlebih. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai perusahaan

lebih banyak dipengaruhi oleh indikator lain seperti sentiment pasar

ataupun faktor- faktor lainnya.

2) Pengaruh Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi Ayuningtyas dan

Kurnia (2013), menunjukkan bahwa profitabilitas terbukti


40

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adanya pengaruh ini

dimungkinkan akan menimbulkan terjadinya sentiment positif pada para

investor, sehingga harga saham meningkat, dan meningkatnya harga

saham membuat nilai perusahaan akan meningkat pula Dengan kata lain,

semakin besar laba atau profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka

akan melahirkan sentiment positif yang sangat kuat pada para investor

sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat.

3) Pengaruh Struktur Modal (DER) dan Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai

Perusahaan (PBV)

Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal

berada diatas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan

hutang akan menurunkan nilai perusahaan.

Struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER)

yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Sedangkan

Profitabilitas sangat penting untuk kelangsungan kegiatan operasional

perusahaan, pada dasarnya Return on Equity (ROE) adalah salah satu alat

pengukuran dari profitabilitas. Peningkatan Return on Equity (ROE)

perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dompak pasaribu dan Doli

natama Lumban Tobing (2017), menyimpulkan bahwa hasil pengujian

hipotesis menunjukan struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen,

dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap


41

nilai perusahaan (PBV) hal ini mengindikasikan bahwa manajemen

perusahaan dan pihak terkait memandang pentingnya melihat bagaimana

kondisi struktur modal, ukuran perusahaan dan profitabilitas secara

bersama dalam mengukur nilai perusahaan.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan di atas, maka

kerangka konseptual variabel independen dan variabel dependen dalam

melihat pengaruh antar variabel baik secara parsial dan simultan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Struktur Modal (DER)


X1 H1

H3 Nilai perusahaan (PBV)


Y

Profitabilitas (ROE) H2
X2

2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

Hipotesis juga menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua

variabel atau lebih. Sugiyono (2011). Hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:
42

H1 : Diduga bahwa Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price Book Value) pada

perusahaan manufaktur sub sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2015-2019.

H2 : Diduga bahwa Profitabilitas (Return On Equity) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Price Book Value) pada

perusahaan manufaktur sub sektor Farmasi yang terdafar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2015-2019.

H3 : Diduga bahwa Struktur Modal (Debt to Equity Ratio) dan Profitabilitas

(Return On Equity) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Nilai Perusahaan (Price Book Value) pada perusahaan

manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada periode 2015-2019.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif bersifat asosiatif

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.

dimana pendekatan ini didasari pada pengujian dan penganalisaan teori yang

disusun dari berbagai variabel, pengukuran yang melibatkan angka-angka, dan

dianalisis menggunakan prosedur statistik. Pradigma ini konsisten dengan apa

yang disebut pendekatan kuantitatif, yaitu dengan tujuan untuk mengembangkan

dan menggunakan model-model matematis, dan teori-teori atau hipotesis yang

berkaitan dengan fenomena, dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian.

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dan berbentuk

dokumen, data ini terdiri data laporan keuangan 2015-2019. Data sekunder yaitu

data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta dipubikasikan pada

masyarakat pengguna data.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian

Guna memperoleh data yag diperlukan dalam penulisan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”

maka penulis mengadakan penelitian pada perusahaan manufaktur subsektor

farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu www.idx.co.id. Dan pada www.sahamok.go.id. Sedangkan waktu

pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2021.

41
42

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut sugiyono (2011), dalam penelitian kuantitatif populasi diartikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

mempeajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini

penulis mengangkat dan menjadikan populasi adalah pada perusahaan manufaktur

subsektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tabel 3.1
Populasi Perusahaan Manufaktur Subsektor Farmasiyang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia

NO Kode Perusahaan
1 DVLA Darya Varia laboratoria Tbk
2 KLBF Kalbe Farma Tbk
3 MERK Merck indonesia Tbk
4 PYFA Pyridam Farma Tbk
5 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
6 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
7 TSPC Temp Scan Pasific Tbk
8 INAF Indo Farma Tbk
9 KAEF Kimia Farma Tbk
10 PEHA Pharos Tbk
Sumber:www.idx.co.id tahun 2020
3.3.2. Sampel

Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive

sampling. Dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian beberapa

karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan pertimbangan tertentu

Sugiyono (2010). Tujuan menggunakan purposive sampling adalah untuk

mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.


43

Adapun kriteria sampel yang diteliti pada perusahaan manufaktur sub

sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan subsektor farmasi yang terdaftar di bursa efek indonesia yang

mempunyai laporan keuangan yang lengkap dan telah dipublikasikan dari

tahun 2015-2019.

2. Perusahaan memiliki data lengkap mengenai variabel yang digunakan dalam

penelitian.

3. Mempublikasikan harga saham dari tahun 2015-2019.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh jumlah samapel untuk tahun

2015-2019 yang akan digunakan dalam penelitian sebanyak 6 sampel. Berikut

nama perusahaan manufaktur subsektor farmasi yang di jadikan sampel.

Tabel 3.2
Daftar perusahaan manufaktur subsektor farmasi
yang dijadikan sampel penelitian

NO Kode Perusahaan
1 DVLA Darya Varia laboratoria Tbk
2 KAEF Kimia Farma Tbk
3 KLBF Kalbe Farma Tbk
4 PYFA Pyridam Farma Tbk
5 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
6 TSPC Temp Scan Pasific Tbk
Sumber:www.idx.co.id tahun 2020

3.4 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

perhatian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabe dependen dan variabel

independen.Variabel dependen adalah variabel yaang nilainya dipengaruhi

olehnilai variabel lain, dan variabel independen adalah variabel yang nilainya
44

tidak tergantung pada variabel lain. Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri

dari:

1. Variabel Dependen (Variabel Y)

Adapun variabel dependen (Y) adalah variabel yang

nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (X). Variabel dependen

dari penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur dengan

pengukuran Price Book Value (PBV) dengan membandingkan harga

saham per lembar dengan nilai buku per lembar saham. Rasio harga

saham terhadap nilai buku perusahaan atau Price Book Value (PBV),

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif.

Rumus pengukurannya sebagai berikut:

2. Variabel Independen (Variabel X)

Adapun variabel independen adalah variabel yang menyebabkan

terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Ada beberapa variabel

independen yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel-variabel

tersebut terhadap nilai perusahaan. Variabel-variabel tersebut antara lain:

a. Struktur modal (Debt Equity Ratio) (X1)

Struktur modal merupakan perbandingan antara pengguna

modal pinjaman yang terdiri: hutang jangka pendek yang bersifat

permanen, hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri

dari: saham preferen dan saham biasa Sartono (2010). Rumus

pengukurannya sebagai berikut:


45

b. Profitabilitas (Return on Equity) (X2)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba

bersih setelah pajak dengan modal sendiri Sudana (2011). Return on

Equity (ROE) dapat diukur dengan rumus berikut:

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi

pustaka dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal ilmiah, skripsi, tesis

dan sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini untuk

memperoleh landasan teoritis secara komperehensif.

Selain dengan studi pustaka, pengumpulan data juga dilakukan

dengan metode dokumentasi yaitu mengeksplorasi laporan-laporan

keuangan dari perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

yang dipublikasikan melalui website www.idx.go.id.


46

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah perkiran dengan menggunakan rumus rasio-

rasio keuangan yang lazim dalam sebuah perusahaan. Sebagaimana yang telah

dijelaskan dalam defenisi operasional. Dimana data keuangan suatu perusahaan

diolah dan dihitung menggunakan rumus rasio keuangan perusahaan menjadi

persentase pertahunnya. Sehingga dapat diolah menggunakan bantuan program

software SPSS 16.0 untuk melihat seberapa besar (signifikan) pengaruh antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 3.3
Skala Pengukuran Variabel

Variabel Defenisi skala Pengukuran variabel


Rasio ini mengetahui
DER (debt perbandingan antara Rasio Total Debt
DER =
Equity hutang degan modal Total Equity
Ratio)
ROE(Return Merupakan rasio yang
On Equity) menunjukan hasil Earning After Tax
ROE =
(return) atas jumlah Rasio Equity
aktiva yang digunakan
dalam perusahaan
PBV( price Membandingkan
to book harga pasar saham Rasio Harga saham
PBV =
value akhir dengan nilai Nilai Buku
buku perusahaan
Sumber: Brigham dan Houston (2011)

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang

akan diteliti apakah variabel bebas Struktur Modal dan Profitabilitas (Debt to

Equity Ratio dan Return on Equity) tersebut berpengaruh terhadap variabel


47

terikat Nilai Perusahaan (Price Book Value), baik secara parsial maupun

simultan. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Program Software

SPSS. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat

perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain.

Sugiyono, (2011).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkn bahwa metode analisis deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan

secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel

yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data , mengolah, menganalisis, dan

menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

3.7.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka peneliti terlebih dahulu

menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi. Pengujian ini dilakukan

dengan bantuan software SPSS 16.0.

Uji asumsi klasik ini dapat dikatakan sebagai kriteria ekonometrika untuk

melihat apakah hasil estimasi memenuhi dasar linier klasik atau tidak. Setelah

data dipastikan bebas dari penyimpangan asumsi klasik, maka dilanjutkan dengan
48

uji hipotesis yakni uji individual (uji t), pengujian secara serentak (uji F), dan

koefisien determinasi (R2). Uji asumsi klasik terdiri dari :

3.7.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar data

berdistribusi secara normal dalam variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Data yang baik dapat dipakai dalam suatu peneltian adalah data ang telah

berdistribusi secara normal dalam penelitian ini yang digunakan adalah uji tatistik

non parametik kolmogorof smirnov. Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis

H0: Data residual berdistribusi normal

H1: Data residual tidak berdistribusi normal

Pengujian dengan Kolmogorov smirnov ini mempunyai kriteria

yang digunakan yaitu:

a. Jika nilai signifikansinya ≥ 0,05, maka data berdistribusi normal.


b. Jika nilai signifikansinya < 0,05, maka data tidak berdistibusi normal.
3.7.2.2. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah pada

model regresi liner ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat suatu

masalah multikolinearitas. Namun jika kedua variabel independen

terbukti berkorelasi secara kuat, maka dikatakan terdapat

multikolinearitas pada kedua variabel tersebut. Deteksi adanya

multikolinearitas Menurut Idris (2012, hal.4) adalah sebagai berikut:


49

1) Besaran VIF (Variance Inflance Factor) dan Tolerance Pedoman suatu model

regresi yang bebas multikolinearitas yaitu:

a) Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

b) Mempunyai angka Tolerance mendekati angka 1

c) Memiliki lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10

3.7.2.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain.Cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dapat dilihat sebaran

titik pada grafik scatterplot.

Dari grafk scatterplot jika terlihat titik-titik menyebar secara acak baik

diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka disimpulakan bahwa tidak

terjadi heterokedastisitas pada model regresi .

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas. Heterokedastisitas menunjukan bahwa varians dari

setiap error bersifat heterogen yang berarti melanggar asumsi klasik yang

mensyaratkan bahwa varians dari error harus bersifat homogennya.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

Uji Breusch-Pagan. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

a) Jika ProbObs*R-Squared ≤ 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika ProbObs*R-Squared > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.


50

3.7.2.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokolerasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier terdapat kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada

problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.pengujian terhadap adanya

fenomena autokoreasi dalam data yang dianalisis dapat dilakukan menggunakan

Durbin – Watson test. Secara umum dapat diambil patokan sebagi berikut:

1) Jika nilai D-W dibawah -2, maka ada autokorelasi positif.

2) Jika nilai D-W di antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi.


3) Jika nilai D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.7.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi linier berganda (multiple linier regrssion method) digunakan

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari satu variabel

terikat (dependen) dan lebih dari satu variabel bebas (independen). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur subsektor farmasi yang di proksikan dengan Price To Book Vale

(PBV) dan variabel independen Debit Equitiy Ratio (DER), dan Return on equity

(ROE). Anlisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Model


51

hubungan nilai perusahaan dengan steruktur modal dan profitabilitas dapat

disusun dalam persamaan linear sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + ei

Dimana :

Y = Nilai Perusahaan

a = Konstanta

X1 = Struktur Modal (DER)

X2 = Profitabilitas (ROE)

b1 = Koefisien Regresi Struktur Modal

b2 = Koefisien Regresi Profitabilitas

e = Standar Eror

3.7.4. Uji Hipotesis

3.7.4.1. Uji t

“Menurut Sugiyono (2014), Uji t dilakukan untuk pengujian terhadap

koefisien regresi secara parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

signifikansi secara parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap

konstan.

maka uji t dilakuakan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Distribusi t
52

r = Koefisien korelasi parsial


r²= Koefisien determinasi.
n= jumlah data sampel
Hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan t tabel

serta menggunakan tingkat signifikan () = 0.05. Adapun rumus diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila t hitung > t tabel atau –t hitung < -t

tabel, maka apabila terjadi penerimaan Ho dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya terdapat

pengaruh yang signifikan.

1) Bentuk pengujian
Ho : rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas
(X) dengan variabel terikat (Y).

H1 : rs = 0, artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X)


dengan variabel terikat (Y).

2) Kriteria pengembalian keputusan

Ho diterima jika : t hitung > t table atau nilai sig >

H1 ditolak jika : t hitung < t tabel atau nilai sig <

3.7.4.2. Uji F

Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-

sama antara variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini

dilakukan dengan membandingkan F hitung dan F tabel dengan ketentuan.

Rumus perhitungan uji F yaitu : F=

Keterangan :

FH = Nilai f hitung
53

R² = Koefisien determinan

K = Jumlah variabel bebas

n = Banyak data sampel

F hasil perhitungan ini dibandingkan dengan F tabel yang diperoleh

dengan menggunakan tingkat resiko atau signifikan level 5% atau df = (n-k-1),

dengan kriteria sebagai berikut:

Ho diterima jika F hitung < F tabel atau nilai sig > α

Ho ditolak jika F hitung > F tabel atau nilai sig < α

Jika terjadi penerimaan Ho, maka dapat diartikan tidak berpengaruh

signifikan model regresi berganda yang diperoleh sehingga mengakibatkan tidak

signifikan pula pengaruh dari variabel-variabel bebas secara simultan terhadap

variabel terikat.

Adapun yang menjadi hipotesis nol Ho dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 : tidak berpengaruh signifikan

2. H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 = 0 : terdapat pengaruh yang signifikan

Ketentuan:

1. Bila F hitung > F tabel dan F hitung < F tabel maka Ho ditolak karena

adanya korelasi yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan Y.

2. Bila F hitung ≤ F tabel dan F hitung > F tabel maka Ho diterima karena

tidak adanya korelasi yang signifikan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y.


54

3.7.5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian

atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Apabila

nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien

determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya. Besarnya koefisien

determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd = r² × 100% Dimana:

Kd = Koefisien determinasi
r² = Koefisien korelasi
100% = Persentase Kontribusi

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah:


a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen lemah.
b. Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen kuat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia disingkat dengan BEI, dalam bahasa inggris

Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham yang

merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarrta dengan Bursa Efek

Surabaya melebur kedalam Bursa Efek Jakarta. Perusahaan hasil

penggabungan usaha ini memulai opersinya pada 1 desember 2007, Bursa

Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur utama Erry Firmansyah, mantan

direktur utama BEJ, mantan direktur utama Pasaribu menjabat sebagai

direktur perdagangan Fixed income dan Derivatif.keanggotaan dan

partisipan.

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur subsektor farmasi yang telah go public dan sahamnya diperjual

belikan di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Jumlah perusahaan

manufaktur subsektor farmasi yang terdaftar di bursa effek indonesia

dijadiakan populasi adalah sebanya 10 perusahaan dan jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 6 perusahaan.

Penelitian ini melihat pengaruh struktur modal (DER) dan return

on equity (ROE) terhadap nilai perusahaan dengan tahun pengamatan

2015-2019. Data mengenai rasio keuangan dan harga saham perusahaan

sesuai periode tahun pengamatan diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia

www.idx.co.id.

54
55

Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan manufaktur

subsektor Farmasi yang menjadi sampel dalam penelitian ini yag terdiri

dari 6 perusahaan.

4.2 Profil Perusahaan Subsektor Farmasi yang terdaftar Di BEI

4.2.1 PT.Darya Varia Laboratoria Tbk

Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30 April 1976

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Induk usaha

Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah Blue Sphere Singapore Pte Ltd

(menguasai 92,66% saham DVLA), merupakan afiliasi dari United Laboratories

Inc, perusahaan farmasi di Filipina. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan DVLA adalah bergerak dalam bidang manufaktur,

perdagangan, jasa dan distribusi produk-produk farmasi, produk-produk kimia

yang berhubungan dengan farmasi, dan perawatan kesehatan.

Kegiatan utama DVLA adalah menjalankan usaha manufaktur,

perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi. Merek-merek yang dimiliki

oleh Darya-Varia, antara lain: Natur-E, Enervon-C, Decolgen, Neozep, Cetapain,

Paracetamol Infuse, dan Prodiva.

4.2.2 PT.Kimia Farma Tbk

Kimia Farma mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang

pada saat itu bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku obat.

Pada tahun 1958, pada saat Pemerintah Indonesia menasionalisasikan semua

Perusahaan Belanda, status KAEF tersebut diubah menjadi beberapa Perusahaan

Negara (PN). Pada tahun 1969, beberapa Perusahaan Negara (PN) tersebut
56

diubah menjadi satu Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat

Kesehatan Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma.

Pada tahun 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah status

Perusahaan Negara tersebut diubah menjadi Persero dengan nama PT Kimia

Farma (Persero).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KAEF adalah

menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi khususnya bidang

industri kimia, farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan/minuman dan

apotik. Saat ini, Kimia Farma telah memproduksi sebanyak 361 jenis obat yang

terdiri dari beberapa kategori produk, yaitu obat generik, produk kesehatan

konsumen Over The Counter (OTC), obat herbal dan komestik), produk

etikal, antiretroviral, narkotika, kontrasepsi, dan bahan baku.

4.2.3 PT.Kalbe Farma Tbk

Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September

1966dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1966. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi,

perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam

bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi,

produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman

kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan

primer. Produk-produk unggulan yang dimiliki oleh Kalbe,


57

diantaranya obat resep (Brainact, Cefspan, Mycoral, Cernevit, Cravit,

Neuralgin, Broadced, Neurotam, Hemapo, dan CPG), produk kesehatan

(Promag, Mixagrip, Extra Joss, Komix, Woods, Entrostop, Procold,

Fatigon, Hydro Coco, dan Original Love Juice), produk nutrisi mulai dari

bayi hingga usia senja, serta konsumen dengan kebutuhan khusus

(Morinaga Chil Kid, Morinaga Chil School, Morinaga Chil Mil, Morinaga

BMT, Prenagen, Milna, Diabetasol Zee, Fitbar, Entrasol, Nutrive Benecol

dan Diva).

4.2.4 PT.Pyridam Farma Tbk

Pyridam Farma Tbk (PYFA) didirikan dengan nama PT Pyridam pada

tanggal 27 Nopember 1977 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1977. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PYFA

meliputi industri obat- obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia

lainnya, serta melakukan perdagangan, termasuk impor, ekspor dan antar pulau,

dan bertindak selaku agen, grosir, distributor dan penyalur dari segala

macam barang. Kegiatan usaha Pyridam Farma meliputi produksi dan

pengembangan obat-obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan.

4.2.5 PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sidomuncul Tbk

PT Sidomuncul adalah pabrik jamu tradisional yang berdiri pada tahun

1940 di Yogyakarta dikelola oleh Ny. Rahkmat Sulistio. Pada awalnya PT

Sidomuncul adalah industri rumahan yang secara perlahan berkembang menjadi

perusahaan besar, terkenal secara nasional dan internasional. Pada tahun 1951,
58

keluarga Ny. Rahkmat Sulistio pindah ke Semarang, dan di sana mereka

mendirikan pabrik jamu secara sederhana tetapi produknya diterima masyarakat

secara luas.

Sukses tersebut juga tercermin dengan kembali diraihnya penghargaan

Indonesian Best Brand Award IBBA 2004 untuk kategori Man Sexual Enhancer.

Bahkan penghargaan itu merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut

hattrick diraih oleh Kuku Bima TL.

Jamu yang bukan sebuah produk yang harus dikonsumsi setiap orang

membuat perusahaan ini harus selalu berusaha terus mempertahankan

eksistensinya di masyarakat selain itu persaingan bisnis yang berkembang pesat

akhir-akhir ini juga menjadi salah satu alasan PT Sidomuncul untuk terus

mempertahankan eksistensinya di tengah masyarakat. Banyak hal yang dilakukan

mulai dengan melakukan inovasi-inovasi baru di setiap produknya sampai

melakukan kegiatan komunikasi.

Penghargaan atas sejumlah kriteria penilaian meliputi brand awareness,

market share, loyalitas konsumen dan harga. Hasilnya, Kuku Bima TL mampu

mendulang sukses. Selain meraih penghargaan IBBA, jamu merek Kuku Bima TL

juga sebelumnya pernah mengantongi penghargaan sebagai merek terpopuler

tahun 2000 untuk kategori jamu atau obat kuat.

4.2.6 PT. Tempo Scan Pacifik Tbk

Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) didirikan di Indonesia tanggal 20 Mei

1970 dengan nama PT Scanchemie dan memulai kegiatan komersialnya sejak


59

tahun 1970. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

TSPC bergerak dalam bidang usaha farmasi. Saat ini, kegiatan usaha TSPC

adalah farmasi (obat- obatan), produk konsumen dan komestika dan distribusi.

Produk-produk Tempo Scan yang telah dikenal masyarakat,

diantaranya produk kesehatan (Bodrex, Hemaviton, NEO rheumacyl, Oskadon,

Ipi Vitamin, Brodexin, Contrex, Contrexyn, Vidoran, Zevit dan Neo

Hormoviton), obat resep dan rumah sakit (Hospira, SciClone, Alif, Ericaf, Timoc,

Triptagic dan Trozyn) serta produk konsumen dan komestika.

4.3 Hasil Analisis Deskriptif

4.3.1 Price Book Value (PBV)

Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai

Perusahaan yang diukur dengan Price Book Value. Nilai perusahaan

merupakan tujuan normatif dari manajemen keuangan. Dalam penelitian ini nilai

perusahaan diproksikan dengan PBV (Price Book Value) yaitu rasio yang

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham dari suatu

perusahaan. Rasio ini erat kaitannya dengan harga saham dan digunakan untuk

menilai sebuah perusahaan, apakah perusahaan tersebut undervalue, overvalue,

atau fairvalue. Serta bertujuan untuk dijadikan jaminan kemakmuran pemegang

saham dan daya tarik investor. Berikut ini adalah hasil perhitungan

NilaiPerusahaan (Price Book Value) pada masing- masing Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-

2019.
60

Tabel 4.1
Perhitungan Price Book Value (PBV) pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi
di BEI periode 2015-2019 (Dalam satuan kali)

RATA-
PRICE BOOK VALUE(PBV)
RATA
NO KODE
2015 2016 2017 2018 2019

1 DVLA 1,50 1,84 1,95 1,81 1,92 1,80

2 KAEF 2,59 6,84 5,83 4,30 0,93 4,10

3 KLBF 5,66 6,01 5,97 4,65 4,54 5,37

4 PYFA 0,59 1,03 0,90 0,85 0,84 0,84

5 SIDO 3,18 3,05 2,99 4,34 6,23 3,96

6 TSPC 1,82 1,94 1,66 1,15 1,04 1,52

JUMLAH 15,34 20,71 19,30 17,10 15,50 17,59

Rata-Rata 2,56 3,45 3,22 2,85 2,58 2,93

Sumber : Bursa Efek Indonesia (2020), data diolah

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa nilai Price Book Value (PBV)

pada beberapa periode penelitian mengalami fluktuasi, ada yang mengalami

peningkatan maupun penurunan. Perusahaan dengan nilai PBV tertinggi selama

tahun pengamatan adalah PT. Kalbefarma.Tbk. sebesar 6,84 pada tahun 2016, dan

nilai terendahnya selama tahun pengamatan adalah PT. Pyridam farma Tbk

sebesar 0,59 pada tahun 2015. Untuk rata-rata nilai PBV dari keseluruhan

perusahaan juga mengalami fluktuasi. Rata-rata pada tahun 2015 sebesar 2,64

kemudian pada tahun 2016 sebesar 3,45 pada tahun 2017 sebesar 3,22 pada tahun

2018 sebesar 2,85 serta pada tahun 2019 sebesar 2,58.


61

Saham yang memiliki rasio PBV yang besar bisa dikatakan memiliki

valuasi yang tinggi sedangkan saham yang memiliki Pbv dibawah 1 (satu) seperti

PT.Pyridamfarma Tbk pada tahun 2015 sebesar 0,59 tahun 2017 sebesar 0,90

kemudian tahun 2018 sebesar 0,85 serta tahun 2019 sebesar 0,84. Hal ini

menyatakan tingkat valuasinya rendah (undervalue). Jika suatu perusahaan

mempunyai PBV yang tinggi artinya harga saham yang dimiliki oleh perusahaan

berharga mahal begitu juga sebaliknya, hal inilah yang menjadi perhatian para

investor.

4.3.2 Debt To Equity Ratio (DER)

Variabel Bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Struktur

Modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio. Rasio ini merupakan

perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas (modal sendiri).

Rasio ini adalah salah satu rasio leverage yang bertujuan sebagai

jaminan untuk keseluruhan utang perusahaan.

Berikut ini adalah hasil perhitungan Struktur Modal (Debt to

Equity Ratio) pada masing- masing Perusahaan Manufaktur Sub Sektor

Farmasi di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019.

Tabel 4.2
Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi di
BEI periode 2015-2019(Dalam Persen)

RATA
DEBT EQUITY RATIO (DER) -
N KOD
RATA
O E
2015 2016 2017 2018 2019
62

1 DVLA 0,41 0,42 0,47 0,40 0,40 0,43

2 KAEF 0,74 1,03 1,37 1,82 1,48 1,29

3 KLBF 0,25 0,22 0,20 0,19 0,21 0,21

4 PYFA 0,58 0,58 0,47 0,57 0,52 0,54

5 SIDO 0,08 0,08 0,09 0,15 0,15 0,11

6 TSPC 0,45 0,42 0,46 0,45 0,44 0,44

JUMLAH 2,51 2,75 3,06 3,58 3,20 3,03

Rata-Rata 0,42 0,46 0,51 0,60 0,53 0,50


Sumber : Bursa Efek Indonesia (2020), data diolah

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa nilai Debt to equity

ratio (DER) pada beberapa penelitian mengalami fluktuasi ada yang

mengalami peningkatan maupun penurunan.

Perusahaan dengan nilai DER tertinggi selama tahun pengamatan

adalah PT.Kimia Farma.Tbk. tertinggi sebesar 1,82 pada tahun 2018,

sedangkan terendah selama tahun pengamatan adalah PT. Industri jamu

dan farmasi sidomuncul.Tbk sebesar 0,08 pada tahun 2015.

Untuk rata-rata nilai DER dari keseluruhan perusahaan selama

tahun pengamatan juga mengalami fluktuasi. Rata-rata pada tahun 2015

sebesar 0,42 kemudian pada tahun 2016 sebesar 0,46 pada tahun 2017

sebesar 0,51 dan pada tahun 2018 sebesar 0,60 serta pada tahun 2019

sebesar 0,53 .
63

4.3.3 Return On Equity (ROE)

Variabel bebas (X2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE). Return On Equity

(ROE) adalah merupakan salah satu rasio profitabilitas yang menunjukkan untuk

mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Berikut ini

adalah hasil perhitungan Return On Equity (ROE) pada masing- masing

Perusahaan Manufaktur subsektor Farmasiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2015-2019

Tabel 4.3
Perhitungan Return On Equity (ROE) pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi
di BEI periode 2015-2019 ( Dalam Persen)

RATA-
N RETURN ON EQUITY (ROE)
KODE RATA
O
2015 2016 2017 2018 2019
1 DVLA 11,08 14,09 14,53 16,70 16,98 14,68
2 KAEF 13,59 11,96 12,89 11,97 0,21 10,12
3 KLBF 18,81 18,86 17,66 16,32 15,19 17,37
4 PYFA 3,05 4,88 6,55 7,12 7,49 5,82
5 SIDO 16,84 17,42 18,43 22,87 26,32 20,38
6 TSPC 12,20 11,77 10,97 9,94 19,27 12,83
JUMLAH 75,57 78,98 81,03 84,92 85,46 81,19
Rata-Rata 12,60 13,16 13,51 14,15 14,24 13,53
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2020), data diolah

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa Return On Equity pada

masing- masing Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Farmasi mengalami

fluktuasi dimana pada setiap tahunnya kadang mengalami kenaikkan dan kadang

juga mengalami penurunan. Perusahaan dengan nilai ROE tertinggi selama

tahun pengamatan adalah PT.Kalbe Farma Tbk sebasar 18,86 sedangkan nilai

ROE terendah selama tahun pengamatan adalah PT.Pyridamfarma Tbk sebesar


64

3,05. Untuk rata-rata nilai ROE dari keseluruhan perusahaan selama tahun

pengamatan juga mengalami fuktuasi. Rata-rata pada tahun 2015 sebesar

12,60 kemudian pada tahun 2016 sebesar 13,16 pada tahun 2017 sebesar 13,51

pada tahun 2018 sebesar 14,15 serta pada tahun 2019 sebesar 14,24.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan

pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi

penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih

dahulu. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi Uji normalitas, Uji

multikolinearitas, Uji heterokedastisitas dan Uji autokorelasi.

4.4.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan untuk melihat apakah model regresi,

variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak.

Model yang paling baik hendaknya berdistribusikan data normal atau

mendekati normal. Dengan menggunakan SPSS for windows versi 16, Maka

dapat diperoleh hasil grafik Normal P-P Plot dan Uji Kolmogorov-Smirnov

sebagai berikut:

1) Uji Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual

Uji dapat digunakan untuk melihat model regresi normal atau tidaknya

dengan syarat yaitu:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


65

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1
Hasil uji normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil SPSS Versi 2016

Berdasarkan Gambar IV.1 diatas dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar

didaerah garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Oleh karena itu hasil uji

normalitas data dengan menggunakan Normal P-P Plot diatas dapat dinyatakan

bahwa data tersebut berdistribusi normal atau telah memenuhi asumsi

normalitas.

2) Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) Jika angka signifikansi > 0.05 maka data berdistribusi normal.


66

b) Jika angka signifikansi < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.4
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.44794000

Most Extreme Differences Absolute .133

Positive .133

Negative -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .731

Asymp. Sig. (2-tailed) .659

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Hasil SPSS Versi 2016

Dari hasil pengolahan data pada tabel diatas diperoleh besarnya nilai

Kolmogorov Smirnov (K-S) yaitu 0.731 dan signifikansi pada 0.659. Nilai

signifikansi lebih besar dari 0.05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data residual

berdistribusi normal. Sehingga model regresi yang didapat dalam penelitian ini

adalah berdistribusi normal.


67

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat

kolerasi antara variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi

terjadi multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai

standart error menjadi tidak terhingga. Untuk melihat ada atau tidaknya

multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari:

1) Nilai tolerance dan lawannya

2) Variance Inflance Factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel independen yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF

yang tinggi (karena VIF = 1 / tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.05 atau sama

dengan VIF > 5. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut

ini

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
68

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -1.908 1.072 -1.780 .086

DER 1.974 .787 .412 2.508 .018 .720 1.389

ROE .282 .057 .813 4.951 .000 .720 1.389

a. Dependent Variable:
PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 2016


Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa model tidak

terdapat multikolinearitas masalah, karena VIF (Variabel Inflation Factor) tidak

lebih dari 5 (VIF), yaitu :

VIF Debt to Equity Ratio = 1.389 < 5

VIF Return On Equity = 1.389 < 5

Dengan demikian dalam penelitian ini tidak terjadi gejala

multikolinearitas dalam variabel bebasnya.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Cara untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat melalui

sebaran titik pada grafik scatterplot jika terlihat titik-titik menyebar secara acak

baik diatas maupun diatas angka 0 pada sumbu Y maka disimpulkan bahwatidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi Ghozali (2016).


69

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas dimana

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Dasar

analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyimpit) maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastis.

Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Hasil SPSS Versi 16


70

Berdasarkan Gambar 4.2 grafik scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik

menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.

4.4.4 Uji Autokorelasi

Uji autokerelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode ke t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Gozali:2016). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem korelasi. Model regresi yang baik adalah bebas

dari autokorelasi Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan

dengan menggunakan Watson Statistik, yaitu dengan melihat koefisien korelasi

Durbin Watson.

Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .690a .476 .437 1.50061 .783

a. Predictors: (Constant), ROE, DER

b. Dependent Variable: PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 16

Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1) Jika nilai D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3) Jika nilai D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.


71

Dari hasil diatas diketahui bahwa nilai Durbin-Watson yang didapat

sebesar 0.783 yang berarti termasuk pada kriteria, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak ada autokorelasi.

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam menganalisis data digunakan analisis regresi linear berganda.

Dimana analisis berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variabel bebas(variabel independen) yaitu Struktur modal(X1) dan Return

on Equity (X2) terhadap variabel terikat(Variabel dependen) yaitu nilai

perusahaan. Berikut ini adalah hasil bentuk persamaan regresi yang dapat

dirumuskan:

Y= a+ b1x1+b2x2+ei

Y =Nilai perusahaan

a =Kostanta

b (1dan2) =Koefisien regresi dari variabel X(1dan2)

X1 =Struktur Modal

X2 =Return On Equity

e =Error (faktor pengganggu atau diluar variabel

Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
72

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -1.908 1.072 -1.780 .086

DER 1.974 .787 .412 2.508 .018

ROE .282 .057 .813 4.951 .000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 16

Dari hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS Versi

16, diperoleh koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda sebagai

berikut:

PBV = a + b1 DER + b2 ROE + e

= -1.098 + 1.972 DER + 0,282 ROE + e

Persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut:

1) Koefisien konstanta sebesar -1.098 yang artinya menunjukkan apabila

DER dan ROE tidak ada atau sama dengan 0 maka akan menurunkan nilai

Price Book Value pada perusahaan Manufaktur Sub Sektor farmasi sebesar

-1.098 dan bernilai negatif.

2) β1 sebesar 1.972 artinya Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh

positif terhadap Price Book Value (PBV), dimana apabila rasio Debt to

Equity Ratio. (DER) turun 1% maka nilai Price Book Value (PBV) pada

perusahaan akan naik sebesar RP.1.972.000 .-


73

3) β2 sebesar 0.282 artinya Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh

positif terhadap Price Book Value (PBV) dimana apabila Return On Equity

(ROE) turun 1% maka nilai Price Book Value (PBV) pada

perusahaan akan turun sebesar 0.282 atau Rp. 282.000.-

4.6 Uji hipotesis

4.6.1 Uji T

Uji t dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

kemampuan dari masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi

variabel dependen dengan tarf signifikansi 5% (Gozali:2016).

1. Jika (sig t) > α (0,05) artinya tidak ada pengaruh signifikan secara parsial dari

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

2. Jika (sig t) < α (0,05) artinya ada pengaruh signifikan secara parsial dari variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y).

Untuk uji statistik t penulis menggunakan pengolahan data SPSS

versi 16 Maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji Parsial (Uji t)
74

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1.908 1.072 -1.780 .086

DER 1.974 .787 .412 2.508 .018

ROE .282 .057 .813 4.951 .000

Sumber:Hasil SPSS Versi 16

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat di interpretasikan sebagai berikut:

1. Variabel DER memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,018 < 0,05 dan nilai t

hitung sebesar 2,508. Dengan demikian tingkat signifikansi yang lebih kecil

dari 0,05 menunjukan bahwa DER Berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan sehingga hipotesis H1 diterima.

2. Variabel ROE memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.00 < 0,05 dan nilai t

hitung sebesar 4,951. Denan demikian tingkat signifikan yang lebih kecil

dari 0,05 menunjukan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan, sehingga hipotesis H2 diterima.


75

4.6.2 UJI F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama sama berpengruh sinifikan terhadap variabel dependen. Langkah-

langkah ui f sebagai berikut:

Pengambilan keputusan

1. Jika (sig F) > α (0,05) artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel ndependen terhadap variabel dependen.

2. Jika (sig F) < α (0,05) arinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen erhadap variabel dependen.

Tabel 4.9
Hasil uji F
ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 55.238 2 27.619 12.265 .000a

Residual 60.799 27 2.252

Total 116.037 29

a. Predictors: (Constant), ROE, DER

b. Dependent Variable: PBV

Sumber:Hasil SPSS Versi 16

Dari hasil perhitungan nilai signifikansinya sebesar 0.00. karena nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka dapat diartikan bahwa struktur modal

dan Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini

berarti hipotesis H3 diterima.


76

4.7 Uji Koofesien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini berfungsi untuk mengetahui persentase besarnya

pengaruh variabel independen dan variabel dependen yaitu dengan

mengkuadratkan koefisien yang diterima. Dalam penggunaanya, koefisien

determinasi ini dinyatakan dalam persentase (%). Untuk mengetahui sejauh mana

kontribusi atau persentase pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return

On Equity (ROE) terhadap Price Book Value (PBV) maka dapat diketahui

melalui uji determinasi.

Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .690a .476 .437 1.50061

a. Predictors: (Constant), ROE, DER

b. Dependent Variable: PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 16


2
Dari tabel didapat nilai adjusted R Square (R ) atau koefisien determinasi

adalah sebesar 0.476. Angka ini mengidentifikasikan bahwa Price Book Value

(variabel dependen) mampu dijelaskan oleh DER dan ROE (variabel

independen) sebesar 47,6%, sedangkan selebihnya sebesar 52,4% dijelaskan oleh

sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kemudian standart

error of the estimate adalah sebesar 1,50061 dimana semakin kecil angka ini

akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi Price Book

Value (PBV).
77

4.8 Pembahasan

Analisis hasil temuan penelitian ini adalah mengenai hasil temuan

penelitian terhadap kesesuaian teori, pendapat maupun penelitian terdahulu yang

telah dikemukakan sebelumnya serta pola prilaku yang harus dilakukan

untuk mengatasi hal tersebut. Berikut ini ada 3 (tiga) bagian utama yang akan

dibahas dalam analisis hasil temuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

4.8.1 Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan

Hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Debt to Equity

Ratio (DER) terhadap Price Book Value (PBV) pada Perusahaan

Manufaktur Subsektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia adalah hasil uji

hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk variabel DER

adalah 2,508 dan nilai signifikansi sebesar 0.018 (lebih kecil dari 0.05) artinya

hipotesis H1 diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara

parsial Debt to Equity Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Price

Book Value pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor farmasi di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2019.

Hal ini menyatakan bahwa dengan menekan pengeluaran pembiayaan

operasional perusahaan akan dapat menaikkan nilai perusahaan dilihat dari harga

buku per lembar sahamnya, semakin baik perusahaan mengatur modalnya

maka semakin baik masa depan perusahaan itu sendiri. Dalam hal ini

Perusahaan Sub Sektor farmasi menggunakan modal yang terdiri atas hutang

sedangkan diketahui bahwa penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan

timbulnya biaya kebangkrutan dan beban bunga yang semakin besar.


78

Apabila biaya kebangkrutan semakin besar, maka biaya modal hutang

akan semakin tinggi karena pemberian pinjaman akan membebankan bunga.

Akan tetapi hal tersebut terkadang tidak terlalu diperdulikan oleh perusahaan

karena apabila manfaat hutang masih lebih besar dibandingkan dengan biaya

kebangkrutan maka perusahaan akan terus menggunakan hutang.

Penelitian yang mendukung ialah yang dilakukan Gisela Prisilia Rompas

(2013), menunjukan bahwa rasio Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

4.8.2 Pengaruh Return On Equiti (ROE) terhadap Price Book Value (PBV)

Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai pengaruh antara Return On

Equity (ROE) terhadap Price Book Value (PBV) pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor farmasi di Bursa Efek Indonesia yang menyatakan

bahwa t hitung untuk variabel ROE adalah 4,951 dan nilai signifikasinya sebesar

0 (lebih kecil dari 0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis H 2 diterima. Hal ini

menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Price Book Value (PBV) pada Perusahaan Manufaktur Sub

Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Hasil Return On Equity (ROE) menyatakan bahwa perusahaan

menghasilkan laba yang kurang memuaskan, sehingga apabila ROE tinggi akan

memberikan sinyal positif pada investor. Perusahaan yang mampu menghasilkan

labanya diatas modal yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut mampu

meningkatkan nilai perusahaan sehingga permintaan saham tinggi.


79

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ferina (2015), Karina

(2016), yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dengan laba bersih yang tinggi akan

mendapat respon positif dari investor karena kinerja keuangannya yang baik,

respon positif tersebut akan ditunjukan melalui kenaikan harga saham sehingga

nilai perusahaan juga akan meningkat.

4.8.3 Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE)

secara bersama- sama terhadap Prce Book Value (PBV)

Mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio dan Return On Equity secara

bersama-sama terhadap Price Book Value pada perusahaan Subsektor Farmasi

di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 sudah jelas terbukti berpengaruh,

dimana berdasarkan uji F didapat nilai Fhitung sebesar 12,265 dengan signifikan

0 < 0.05. artinya secara bersama-sama DER dan ROE berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor farmasi di

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019.

Maka hal ini dapat disimpulkan laba yang tinggi serta penggunaan modal

yang baik akan mampu menaikkan nilai perusahaan sehingga dapat

menjadi tujuan utama perusahaan dalam menarik investor sebagai jaminan masa

depan perusahaan dan para pemegang saham.

Adapun hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan laba

serta struktur modal nya yaitu dengan meningkatkan penjualannya tanpa adanya

peningkatan beban dan biaya secara operasional, dengan kata lain perusahaan

harus meningkatkan efisiensi penjualan.


80

Meningkatkan efisiensi penjualan dapat dilakukan dengan memasang

iklan, atau memperlancar distribusi produk dari perusahaan. Kemudian

mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi perusahan hal ini dapat

dilakukan dengan cara menyortir alat-alat perusahaan dan mengganti atau

memperbaiki peralatan yang telah rusak, dengan begitu beban operasional sedikit

berkurang dengan berkurangnya beban operasional maka profit dapat meningkat.

Selanjutnya meningkatkan penjualan secara relatif atas dasar nilai aktiva

hal ini dapa dilakukan dengan dua cara yaitu meningkatkan penjualan atau

mengurangi jumlah investasi pada aktiva perusahaan. Serta meningkatkan

peggunaan relatif terhadap ekuitas, peningkatan ini dilakukan sampai titik dimana

tidak membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh Struktur

Modal (Debt to Equity Ratio) dan Profitabilitas (Return On Equity) terhadap nilai

perusahaan (Price Book Value) pada perusahaan subsektor Farmasi di Bursa Efek

Indonesia tahun 2015-2019, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian pada 10 perusahaan subsektor farmasi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 maka dapat disimpulkan Debt to Equity

Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Price Book Value (PBV).

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 10 perusahaan subsektor Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019 disimpulkan bahwa

Return On Equity (ROE) secara individu atau parsial berpengaruh signifikan

terhadap Nilai Perusahaan.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 10 perusahaan subsektor Farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 dapat disimpulkan bahwa Debt

to Equity Ratio dan Return On Equity secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor farmasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Maka hal ini disimpulkan

bahwa laba yang tinggi serta penggunaan modal yang baik mampu menaikan nilai

perusahaan sehingga dapat menjadi tujuan utama perusahaan dalam menarik

investor sebagai jaminan masa depan perusahaan dan para pemegang saham.
82

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan tetap menjaga nilai PBV atau menaikannya dalam hal

ini maka perusahaan juga harus menjaga rasio DER atau meningkatkan

rasio DER tersebut serta modal perusahaan yang ada harus digunakan

dengan optimal.

2. Sebaiknya perusahaan mengambil kebijakan untuk meningkatkan

pendapatan laba sehingga tidak terus mengandalkan modal. Perusahaan juga

harus tetap menjaga rasio DER dan meningkatkannya agar nilai PBV juga

ikut naik.

3. Perusahaan juga tetap memperhatikan rasio DER, ROE, agar nilai PBV

perusahaan tetap tinggi agar nantinya mampu menarik investor sehingga

masa depan perusahaan tetap baik dan terjaga.

4. Para investor dalam mengambil keputusan lebih memperhatikan apabila

membeli saham suatu perusahaan dapat dilihat melalui harga saham bagi

perusahaan yang menerbitkan harga saham dipasar modal. Semakin tinggi

harga saham berati semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor

dan hal itu berati semakin tinggi juga nilai perusahaaan yang terkait dengan

tujuan dari perusahaan itu sendiri yaitu memaksimalkan kemakmuran

pemegang saham .

5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel yang lebih

besar dan tidak hanya pada perusahaan subsektor farmasi saja, periode tahun
83

perusahaan juga dapat ditambahkan agar hasil penelitian lebih akurat. Dan

penambahan variabel lain juga dapat dilakukan agar dapat memberikan

informasi tentang tingkat kesehatan perusahaan.

6. Apabila melakukan penelitian lanjutan diharapkan dengan variabel yang

lebih lengkap diantaranya LDR, GPM, ROI dan lain-lain agar diperoleh

informasi yang menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M., Mintarti, S. Nadir, M.(2015). Manajemen investasi dan


fundamental,teknikal,perilaku investor dan return
saham.Yogyakarta:DEEPUBLISH (Grup penerbitan CV BUDI
UTAMA).

Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. (2011). Dasar-dasar Manajemen


Keuangan (Edisi 11). Jakarta: Salemba Empat.

Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. (2012). Dasar-dasar Manajemen


Keuangan. (Edisi 5). Jakarta: Salemba Empat.

Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim (2010).”Analisis Laporan keuangan”UPP


APP YKPN:Yogyakarta

Harmono. (2010). Manajemen Keuangan. Berbasis Balanced


Scorecard(Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis). Jakarta: Bumi
Aksara

Harahap, Sofyan S. (2010). Analisa Kritis atas Laporan Kuangan. Cet.


11.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hery. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.


Horne, James C. Van., & Wachowicz, Jr, John M. (2013). Fundamentals of
Financial Management, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Jakarta:Salemba Empat.

Karian Meidiawati & Titik Mildawati, (2016). Pengaruh Size, Growth,


Profitabilitas, Struktur Modal, Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi.5(2).

Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

Ni Kadek Ray Prastuty Dan I Gede Merta Sudiartha (2016). Pengaruh Struktur
Modal,Kebijakan Dividen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nialai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur.Jurnal Manajemen Unud
5(3).1572-1598.

Pasaribu, Dompak., & Doli Natama Lumban Tobing. (2017). Analisis Pengaruh
Struktur Modal, Profitabilitas, Kebijakan Dividen dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Methodist. 1(1): 32-44.

84
85

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, (2012). Dasar-dasar manjemen keuangan.


Edisi keenam cetakan pertama. Yogyakarta:UPP STIM YKPN

Syardiana, Gita, Ahmad Rodoni, Zuwesty Eka Putri. (2015). Pengaruh Investment
Opportunity Set, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan , Dan
Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan.Akuntansi. 8 (1): 39-46

Sartono, Agus. (2010). Manajemen Keuangan, Teori dan Praktik. Yogyakarta:


BPFE.

Sjahrial, D. (2011). Manajemen keuangan (Edisi 2). Jakarta: Mitra Wacana Media
Sudana, I Made. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan, Teori dan
praktik.Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2011) Metodologi penelitian. Bandung: Afabeta.

Utari, D, Purwanti, A., & Prawironegoro, D. (2014). Manajemen Keuangan:


Kajian Pratik dan Teori dalam Mengelola Keuangan Organisasi
Perusahaan. Jakarta: Mitra Wacana Media.

www.idx.co.id . BEI, Jakarta.


LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data

Kode
NO Perusahaa Tahun DER(%) ROE(%) PBV(Kali)
n

2.015 0.41 11.08 1.50

2.016 0.42 14.09 1.82

1 DVLA 2.017 0.47 14.53 1.95

2.018 0.40 16.70 1.81

2.019 0.40 16.98 1.92

2.015 0.74 13.59 2.59

2.016 1.03 11.96 6.84

2 KAEF 2.017 1.37 12.89 5.83

2.018 1.82 11.97 4.30

2.019 1.48 0.21 0.93

2.015 0.25 18.81 5.66

2.016 0.22 18.86 6.01

3 KLBF 2.017 0.20 17.66 5.97

2.018 0.19 16.32 4.65

2.019 0.21 15.19 4.54

4 PYFA 2.015 0.58 3.05 0.59

2.016 0.58 4.88 1.03

2.017 0.47 6.55 0.90

2.018 0.57 7.12 0.85

86
87

2.019 0.52 7.49 0.84

2.015 0.08 16.84 3.18

2.016 0.08 17.42 3.05

5 SIDO 2.017 0.09 18.43 2.99

2.018 0.15 22.87 4.34

2.019 0.15 26.32 6.23

2.015 0.45 12.20 1.82

2.016 0.42 11.77 1.94

6 TSPC 2.017 0.46 10.97 1.66

2.018 0.45 9.94 1.15

2.019 0.44 19.27 1.4


Lampiran 2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.44794000

Most Extreme Differences Absolute .133

Positive .133

Negative -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .731

Asymp. Sig. (2-tailed) .659

a. Test distribution is Normal.


88

Sumber: Hasil SPSS Versi 2016

Lampiran 3 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -1.908 1.072 -1.780 .086

DER 1.974 .787 .412 2.508 .018 .720 1.389

ROE .282 .057 .813 4.951 .000 .720 1.389

a. Dependent Variable:PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 2020

Lampiran 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas


89

Sumber: Hasil SPSS Versi 16

Lampiran 5 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .690a .476 .437 1.50061 .783

a. Predictors: (Constant), ROE, DER

b. Dependent Variable: PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 16

Lampiran 6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
Model T Sig.

1 (Constant) -1.908 1.072 -1.780 .086

DER 1.974 .787 .412 2.508 .018

ROE .282 .057 .813 4.951 .000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber: Hasil SPSS Versi 16

Lampiran 7 Hasil Uji Parsial (Uji t)


90

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -1.908 1.072 -1.780 .086

DER 1.974 .787 .412 2.508 .018

ROE .282 .057 .813 4.951 .000

Sumber:Hasil SPSS Versi 16

Lampiran 8 Hasil uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 55.238 2 27.619 12.265 .000a

Residual 60.799 27 2.252

Total 116.037 29

a. Predictors: (Constant), ROE, DER

b. Dependent Variable: PBV

Sumber:Hasil SPSS Versi 16

Lampiran 9 Uji Koefisien Determinasi


91

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .690a .476 .437 1.50061

a. Predictors: (Constant), ROE, DER

b. Dependent Variable: PBV


Sumber: Hasil SPSS Versi 16

Anda mungkin juga menyukai