TESIS
Oleh:
FIKRI MAULANA
NIM 12010116420116
Saya, Fikri Maulana, yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tesis
yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah
disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program magister manajemen ini
ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena itu
pertanggungjawabannya sepenuhnya berada di pundak saya.
Fikri Maulana
ii
PENGESAHAN TESIS
yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
Pembimbing Utama
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
Tugas akhir ini adalah bagian dari Ibadahku kepada Allah SWT, karena hanya
kepada-Nya kami menyembah dan kepada-Nya kami mohon pertolongan
Kedua orang tua, Bapak Sungep dan Ibu Sri Hartini yang selalu memberikan
kasih sayang, dukungan, motivasi dan pelajaran hidup hingga saya ada diposisi
sekarang ini
Adik tersayang Khusni Maulida untuk segala ikatan kakak beradik selama ini
Dina Erdiana yang selalu mengisi hari hari serta bisa jadi tempat berkeluh kesah
Teman Angkatan 50, khususnya kelas malam A dan kelas keuangan malam, tanpa
kalian mungkin masa-masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja, maaf jika
banyak salah kata yang terucap dan tindakan yang tanpa sadar . Terima kasih
untuk support yang luar biasa
iv
ABSTRACT
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya akhirnya dapat
terselesaikan penyusunan tesis dengan judul “PENGARUH KOMISARIS
PEREMPUAN, BOARD SIZE, KOMISARIS INDEPENDEN DAN UKURAN
KOMITE AUDIT TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN DENGAN
LEVERAGE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”. Tesis ini disusun sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Master Manajemen (S2) pada Jurusan Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan
namun berkat dukungan, bimbingan serta motivasi serta doa dari berbagai pihak
semuanya dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih dan penghargaan kepada :
vii
8. Pihak lain yang telah membantu penulis namun tidak bisa disebutkan
satu persatu dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran akan diterima secara terbuka. Penulis juga berharap
agar tesis ini dapat berguna bagi semua yang membacanya. Terimakasih.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
4.1 Statistik Deskriptif .................................................................................. 85
4.2 Analisis Data ........................................................................................... 90
4.3 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ................................................ 107
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN................................ 120
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 120
5.2 Implikasi Teoritis .................................................................................. 121
5.3 Implikasi Kebijakan .............................................................................. 128
5.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 129
5.5 Agenda Penelitian Mendatang .............................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130
LAMPIRAN ........................................................................................................ 139
x
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Data empiris nilai rata-rata dari return on asset, financial leverage,
proporsi komisaris perempuan, board size, proporsi komisaris
independen, dan ukuran komite audit pada perusahaan non-keuangan
yang terdaftar pada pasar saham Negara-negara Asean-5 ................... 6
Table 1.2 Kinerja keuangan perusahaan di negara-negara ASEAN menggunakan
rata-rata sederhana, 2017...................................................................... 9
Table 1.3 Research Gap...................................................................................... 18
Table 2.1 Hasil-hasil penelitian terkait hubungan komisaris perempuan, board
size, komisaaris independen, dan ukuran komite audit terhadap return
on asset dan tingkat leverage .............................................................. 50
Table 3.1 Ringkasan Operasional Variabel ........................................................ 74
Table 4.1 Descriptive Statistics .......................................................................... 86
Table 4.2 Hasil uji normalitas residual menggunakan Kolmogorov-Smirnov
(K-S) ................................................................................................... 91
Table 4.3 Hasil uji multikolinieritas dengan leverage sebagai variabel
dependen............................................................................................. 92
Table 4.4 Hasil uji multikolinieritas dengan return on asset sebagai variabel
dependen............................................................................................. 92
Table 4.5 Hasil uji heteroskedastisitas nilai residual leverage ........................... 93
Table 4.6 Hasil uji heteroskedastisitas nilai residual return on asset ................. 94
Table 4.7 Hasil uji autokorelasi model persamaan 1.......................................... 94
Table 4.8 Hasil uji autokorelasi model persamaan 2.......................................... 95
Table 4.9 Hasil Uji koefisien determinasi (R2) untuk persamaan pertama ........ 96
Table 4.10 Hasil Uji koefisien determinasi (R2) untuk persamaan kedua............ 96
Table 4.11 Hasil uji F persamaan pertama ........................................................... 97
Table 4.12 Hasil uji F persamaan kedua .............................................................. 97
Table 4.13 Hasil uji T persamaan pertama ........................................................... 98
Table 4.14 Hasil uji T persamaan kedua ............................................................ 100
Table 4.15 Hasil uji Analisa Jalur (Path Analysis) ............................................ 104
Table 4.16 Hasil Sobel Test ............................................................................... 104
Table 4.17 Ringkasan hasil uji hipotesis ............................................................ 107
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
disebut board menjadi dua sistem, yaitu sistem one-tier board dan two-tier board.
sistem two-tier board. Dalam konteks Indonesia yang merupakan negara bekas
perusahaan digabung atau dijadikan satu wadah atau yang biasa disebut board of
directors (Ticker, 2009). Sedangkan sistem two tier board memisah fungsi
pelaksanaan yang dijalankan oleh dewan eksekutif (executive board) dan fungsi
pelaksana atau biasa disebut dewan direksi terdiri atas Cief Executive Officer (CEO)
atau Direktur Utama (Dirut), Cief Financial Officer (CFO) atau Direktur Keuangan
(Dirkeu), dan Cief Operating Officer (COO) atau Direktur Operasional (Dirop)
1
harian perusahaan serta memberikan laporannya untuk CEO dan juga manajer yang
Dewan pengawas atau biasa disebut dewan komisaris yang memiliki tugas
pengawasan dan menjadi pihak yang memiliki peran vital dan strategis untuk
Kehadiran dari dewan komisaris menimbulkan efek pada kualitas suatu laporan
dilakukan oleh dewan direksi (Marrakchi Chtourou, Be'dard, & Courteau, 2005).
jawabnya kepada komite yang dibentuk oleh dewan itu sendiri (Renee B. Adams,
2003). Beberapa komite ini dibentuk untuk jangka waktu tertentu dan untuk suatu
tugas tertentu. Sementara itu, komite ini didelegasikan dengan fungsi yang spesifik
dan didefinisikan secara implisit (khusus). Jumlah dan fungsi komite bervariasi di
umum dan hampir setiap perusahaan memilikinya adalah komite audit, nominasi,
dan kompensasi. Fokus tugas dari komite audit ialah memilih auditor independen
2
kompensasi berurusan dengan kompensasi dan benefit yang didapat oleh dewan
eksekutif.
merupakan wilayah tugas dari direksi (KNKG, 2006). Saat keadaan seperti ini,
dewan komisaris hanya boleh mengambil keputusan pada tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pihak pengawas dan penasihat terhadap keputusan dan kebijakan
menjadi fungsi dan tugas dari dewan direksi (Campbell & Vera, 2009). Wewenang
komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas hanya sebatas memberi sanksi dalam
untuk diisi oleh orang yang memiliki keahlian yang relevan, bukan hanya sebatas
dikampanyekan dalam satu dekade terakhir. Kampanye ini ialah untuk mendorong
3
menetapkan jumlah tertentu untuk keanggotaan perempuan dalam posisi strategis
dari perempuan dalam tata kelola perusahan. Padahal, gagasan untuk meningkatkan
perusahaan.
biasa diukur, yaitu kinerja operasional dan kinerja pasar (Klapper & Love, 2004),
merupakan derajat laba bersih yang didapatkan oleh perusahaan terhadap upayanya
melaksanakan segala aktivitas operasional suatu perusahaan (R. P. Chang & Rhee,
1990).
4
Profitabilitas dapat dikukur dengan Return on Assets (ROA), Return on
Ivesment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Gross
Profit Margin, serta dapat melalui asset utilization, layaknya total assets turnover,
inventory turnover, dan working capital turnover. Pada pengkajian kali ini, hanya
ROA yang dipakai sebagai alat untuk mengukur profitabiltas perusahaan. ROA
atau keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Gibson, Ivancevich, &
Donnelly (1989), ROA merupakan rasio profitabilitas yang paling banyak dan
suatu aktivitas pemanfaatan sumber dana dan asset oleh perusahaan yang
menanggung beban atau biaya tetap demi upaya meningkatkan keuntungan yang
masih bisa diwujudkan bagi para pemilik atau investor suatu perusahaan. Tingkat
Adapun data empiris nilai rata-rata dari return on asset, financial leverage,
ukuran komite audit pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar pada pasar
5
saham Negara-negara Asean-5 seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan
Singapura pada tahun 2015-2017 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Table 1.1
Data empiris nilai rata-rata dari return on asset, financial leverage, proporsi
komisaris perempuan, board size, proporsi komisaris independen, dan
ukuran komite audit pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar pada
pasar saham Negara-negara Asean-5
tahun 2016 namun rata-rata return on asset malah mengalami penurunan pada tahun
yang sama. Kemudian pada tahun 2017 rata-rata financial leverage turun namun
rata-rata return on asset tetap mengalami penurunan pada tahun yang sama. Padahal
terhadap kinerja perusahaan selama keuntungan yang didapat dari hutang lebih
periode tahun 2015 – 2017. Pada tahun 2016 terlihat bahwa rata-rata proporsi
komisaris perempuan mengalami penurunan dan pada tahun 2017 rata-rata proporsi
perempuan mengalami kenaikan pada tahun 2017 namun rata-rata return on asset
6
tetap mengalami penurunan pada tahun yang sama. Padahal tujuan peningkatan
kemudian pada tahun 2017 nilai rata-ratanya sama dengan tahun 2016. Pada tahun
2016 saat rata-rata board size mengalami penurunan, rata-rata return on asset juga
mengalami penurunan. Sedangkan pada tahun 2017 saat rata-rata board size
nilainya sama dengan rata rata tahun 2016, rata-rata return on asset tetap
mungkin disebabkan oleh inefisiensi dari bord size yang belum proporsional bagi
perusahaan.
selalu mengalami peningkatan, namun disisi yang lain rata-rata return on asset
selalu mengalami penurunan di rentang periode tahun yang sama. Padahal tujuan
Sedangkan untuk ukuran komite audit, rata-ratanya pada rentang tahun 2015-
2017 fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2016 saat rata-rata
mengalami penurunan pada tahun 2017, rata-rata return on asset juga tetap
mengalami penurunan pada periode tahun yang sama. Padahal menurut agency
7
theory, peningkatan pengawasan perusahaan salah satunya oleh komite audit
kecil.
perusahaan telah diteliti secara luas (Adams & Ferreira, 2009; Carter, D’Souza,
board size dan komisaris independen yang merupakan salah satu mekanisme utama
dalam corporate governance (Bhagat & Brian, 2008; Z. Chen, Cheung, Stouraitis,
& Wong, 2005; Jackling & Johl, 2009). Kemudian, hasil terbaru dari penelitian
perpanjangan dari dewan dalam melaksanakan tugasnya (Guo & Masulis, 2015).
Hal ini penting karena dewan melakukan sebagian besar keputusan melalui komite
komite audit. Komite audit pada dasarnya adalah perpanjangan tangan dewan yang
kehadirannya dirasa penting dan berpengaruh terhadap kinerja perusahan (Z. Chen
8
Table 1.2
Kinerja keuangan perusahaan di negara-negara ASEAN menggunakan
rata-rata sederhana, 2017
Sumber: : Economist Intelligence Unit analysis pada “Board Gender Diversity in ASEAN”
komisaris perempuan, board size, komisaris independen dan ukuran komite audit
Working Group (WEP WG), bersama Bursa Efek Indonesia meluncurkan sebuah
Singapura, Thailand, dan Vietnam yang memiliki lebih dari 30% dewan perusahaan
perempuan memiliki rata rata Return on Assets (ROA) sebesar 3,8%, lebih besar
perempuan yang hanya memiliki ROA sebesar 2,4%. Dalam laporan tersebut
9
perusahaan perempuan berpotensi memberikan performa finansial keuangan
bahwa keragaman gender yang diukur dengan persentase perempuan pada dewan
perusahaan di Spanyol. Hasil serupa didapat oleh Strøm, D’Espallier, & Mersland
perempuan pada dewan perusahaan menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik
keragaman gender pada posisi karyawan senior dan kinerja perusahaan di negara-
negara Uni Eropa. Bahkan pengaruh positifnya lebih kuat pada sektor-sektor yang
tenaga kerjanya lebih feminis dan di sektor yang membutuhkan banyak ilmu
Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Adams & Ferreira (2009) yang
dalam jajarannya memiliki pengaruh negatif bagi kinerja perusahaan meski catatan
kehadiran dan pemantauannya lebih baik dan lebih efektif jika perusahaan memiliki
dewan perusahaan dengan komposisi yang seimbang. Sejalan dengan Adams &
Ferreira (2009), hasil penelitian dari Carter et al. (2010) juga menyimpulkan bahwa
perusahaan.
10
Terdapat hasil lain terkait penelitian perempuan yang menepati posisi
perempuan berpengaruh negatif pada leverage. Sejalan dengan Chang, Huang et al.
perusahaan. Alasan yang mungkin tentang fenomena ini ialah bahwa perempuan
ukuran dewan perusahaan atau yang biasa disebut board size. Pada acuan Good
kompleksitas organisasi. Board size yang besar memberikan pengaruh positif bagi
11
banyak diharapkan bisa memberikan informasi yang beragam dari masing directors
kebutuhan relasi perusahaan dengan pihak luar yang semakin efektif, maka
kebutuhan board size yang besar akan semakin tinggi. Namun board size yang besar
berkaitan erat dengan dua hal, yaitu: (1) Semakin tingginya permasalahan
negatif board size terhadap kinerja perusahaan berdasarkan sampel dari 452
perusahaan industri besar AS selama periode 1984 sampai 1991. Serupa dengan
perusahan di Finlandia. Mak & Kusnadi (2005) juga menemukan hubungan negatif
perusahaan yang kompleks. Hal tersebut berarti board size berhubungan positif
12
terhadap kinerja perusahaan. Jackling & Johl (2009) juga menemukan bahwa board
perusahaan dengan board size yang besar mempunyai tingkat leverage lebih tinggi
ketimbang perusahaan dengan board size lebih rendah. Hubungan positif antara
board size dan tingkat leverage ini merupakan dukungan terhadap gagasan bahwa
perusahaan dengan board size yang besar memungkinkan untuk mendapat akses
yang lebih baik terhadap pihak eksternal perusahaan (pemodal dan kreditur) karena
positif terhadap tingkat leverage bagi perusahaan dengan tata kelola yang rendah,
Namun hal yang berbeda justru dikemukakan oleh P. G. Berger et al. (1997)
yang menyatakan bahwa board size berpengaruh negatif terhadap tingkat leverage
perusahaan. Sejalan dengan Berger dkk, Jiraporn et al. (2012) juga mengungkapkan
bahwa board size memiliki hubungan yang negatif terhadap tingkat leverage
leverage perusahaan.
13
berhubungan dengan organisasi (perusahaan) tersebut sedangkan independent
directors disebutkan sebagai pihak/bagian yang tidak berasal dari pihak terafiliasi
dengan perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi ialah pihak
yang terhubung atau memiliki koneksi bisnis maupun kekerabatan dengan pemilik
saham atau kelompok pemilik saham dalam bentuk apapun (KNKG, 2006).
hubungan positif serta sedikit signifikan antara kinerja perusahaan yang dinilai
kinerja perusahaan di Afrika secara positif. Hasil-hasil ini sejalan dengan penelitian
yang sudah diungkapkan Fama & Jensen (1983) dan Jensen, M. & Meckling (1976)
berpotensi memiliki pengaruh positif bagi kinerja. Hal ini menyiratkan bahwa
Namun hal berbeda diungkapkan oleh Agrawal & Knoeber (1996) yang
meneliti perusahaan di Amerika Serikat dan menemukan bahwa kinerja yang dinilai
pengaruh yang negatif. Hal senada diungkapkan J. W. Coles et al. (2001) yang
14
yang dinilai dengan market value added. Sedangkan Dalton, Daily, Ellstrand, &
perusahaan.
negatif antara proporsi komisaris dan leverage. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang sudah ada oleh Berger et al. (1997) yang menyebutkan bahwa leverage lebih
rendah saat relatif lebih banyak pihak luar (komisaris independen) dalam jajaran
perangkat pengawasan.
komite yang dibentuk untuk membatu tugasnya dalam hal pengawasan, termasuk
komite audit. Komite audit yang bekerja secara independen menjadi mekanisme
perusahaan. Meskipun belum ada pedoman khusus yang mengatur jumlah anggota
15
jumlah komite audit juga selalu menjaga efektivitas pada proses penentuan
keputusan.
komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja operasi perusahaan. Abor (2007)
oleh komite audit secara positif. Akan tetapi, hasil yang sedikit berbeda
diungkapkan oleh Aldamen et al. (2012) menyebutkan tentang komite audit yang
Selain itu,P. F. Chen et al. (2016) menunjukkan bahwa adanya komite audit
berpengaruh positif bagi leverage. Hal ini dijelaskan bahwa laporan keuangan yang
risiko kredit kepada kreditur atau penyedia modal. Informasi ini mungkin dapat
negatif diberikan oleh komite audit terhadap kinerja perusahaan. Kemudian Wen et
al. (2002) mengungkapkan komite audit tidak memiliki pengaruh atas tingkat
leverage.
perusahaan perusahaan (Jiraporn et al., 2012). Pilihan struktur modal yang dipilih
1976 dalam agency theory, hutang adalah satu dari banyak mekanisme yang bisa
dipakai untuk meminimalisir agency conflict atau dapat diartikan hutang dapat
16
digunakan untuk mengontrol agency conflict. Perusahaan yang memiliki hutang
hutang secara teratur dengan jangka waktu yang telah ditentukan (Jensen, 1986).
terbaik. Sejalan dengan Jensen, Grossman & Hart (1982) berpendapat bahwa
Berger & Bonaccorsi di Patti (2006) menunjukkan tingkat leverage yang tinggi
dikaitkan pada kinerja perusahaan yang positif. Margaritis & Psillaki (2010)
perusahaan. Dia menganggap leverage yang tinggi dapat mengurangi agency cost
acuan bagi manajer manajer untuk lebih berhati-hati dalam memanfaatkan dana
17
perusahaan Thailand menemukan bahwa leverage memiliki hubungan negatif
hutang pada batas tertentu bisa menurunkan beban modal perusahaan karena biaya
yang timbul dari hutang dapat menjadi peringanan pajak. Pengurangan beban pajak
Berdasarkan uraian research gap diatas, dapat dirangkum seperti pada Tabel
Table 1.3
Research Gap
18
No Hubungan Variabel Judul Peneliti dan Tahun
governance in microfinance
institutions.
Gender Diversity in Senior (Christiansen et al.,
Positions and Firm 2016)
Performance: Evidence
from Europe.
3 Komisaris perempuan Women in the boardroom (Adams & Ferreira,
berpengaruh negatif and their impact on 2009)
terhadap profitabilitas governance and
performance.
4 Komisaris perempuan The gender and ethnic (Carter et al., 2010)
tidak berpengaruh diversity of US boards and
terhadap profitabilitas board committees and firm
financial performance.
5 Board size Agency costs of free cash (Jensen, 1986)
berpengaruh positif flow, corporate finance,
terhadap leverage and takeovers.
Agency problems and (La Porta et al.,
dividend policies around 2000)
the world.
6 Board size Managerial entrenchment (P. G. Berger et al.,
berpengaruh negatif and capital structure 1997)
terhadap leverage decisions.
Capital structure and (Jiraporn et al.,
corporate governance 2012)
quality: Evidence from the
Institutional Shareholder
Services (ISS).
7 Board size tidak Does CEO duality really (Elsayed, 2007)
berpengaruh terhadap affect corporate
leverage performance?
8 Board size The external control of (Pfeffer & Salancik,
berpengaruh positif organizations: A resource 1978)
terhadap profitabilitas dependence perspective.
Boards: Does one size fit (J. L. Coles et al.,
all? 2008)
Board structure and firm (Jackling & Johl,
performance: Evidence 2009)
from India’s top
companies.
19
No Hubungan Variabel Judul Peneliti dan Tahun
9 Board size Higher market valuation of (Yermack, 1996)
berpengaruh negatif companies with a small
terhadap profitabilitas board of directors.
Larger board size and (Eisenberg et al.,
decreasing firm value in 1998)
small firms.
Size really matters: Further (Mak & Kusnadi,
evidence on the negative 2005)
relationship between board
size and firm value.
10 Board size tidak Does CEO duality really (Elsayed, 2007)
berpengaruh terhadap affect corporate
profitabilitas performance?
11 Komisaris independen Agency costs of free cash (Jensen, 1986)
berpengaruh positif flow, corporate finance,
terhadap leverage and takeovers.
Capital structure and firm (A. N. Berger &
performance: A new Bonaccorsi di Patti,
approach to testing agency 2006)
theory and an application
to the banking industry.
12 Komisaris independen Managerial entrenchment (P. G. Berger et al.,
berpengaruh negatif and capital structure 1997)
terhadap leverage decisions.
Capital structure and (Jiraporn et al.,
corporate governance 2012)
quality: Evidence from the
Institutional Shareholder
Services (ISS).
13 Komisaris independen Ownership concentration, (Z. Chen et al.,
tidak berpengaruh firm performance, and 2005)
terhadap leverage dividend policy in Hong
Kong.
14 Komisaris independen Board structure and firm (Jackling & Johl,
berpengaruh positif performance: Evidence 2009)
terhadap profitabilitas from India’s top
companies.
Board independence, (Muniandy &
investment opportunity set Hillier, 2015)
20
No Hubungan Variabel Judul Peneliti dan Tahun
and performance of South
African firms.
15 Komisaris independen Firm Performance and (Agrawal &
berpengaruh negatif Mechanisms to Control Knoeber, 1996)
terhadap profitabilitas Agency Problems between
Managers and
Shareholders.
An examination of the (J. W. Coles et al.,
relationship of governance 2001)
mechanisms to
performance.
16 Komisaris independen Ownership concentration, (Z. Chen et al.,
tidak berpengaruh firm performance, and 2005)
terhadap profitabilitas dividend policy in Hong
Kong.
Meta‐analytic reviews of (Dalton et al., 1998)
board composition,
leadership structure, and
financial performance.
17 Komite audit The information role of (P. F. Chen et al.,
berpengaruh positif audit opinions in debt 2016)
terhadap leverage contracting.
18 Komite audit Capital structure and (Jiraporn et al.,
berpengaruh negatif corporate governance 2012)
terhadap leverage quality: Evidence from the
Institutional Shareholder
Services (ISS).
19 Komite audit tidak Corporate governance and (Wen et al., 2002)
berpengaruh terhadap capital structure decisions
leverage of the Chinese listed firms.
20 Komite audit Ownership concentration, (Z. Chen et al.,
berpengaruh positif firm performance, and 2005)
terhadap profitabilitas dividend policy in Hong
Kong.
Debt policy and (Abor, 2007)
performance of SMEs:
evidence from Ghanaian
and South African firms.
21
No Hubungan Variabel Judul Peneliti dan Tahun
21 Komite audit Audit committee (Aldamen et al.,
berpengaruh negatif characteristics and firm 2012)
terhadap profitabilitas performance during the
global financial crisis.
22 Leverage berpengaruh Corporate Financial (Grossman & Hart,
positif profitabilitas Structure and Managerial 1982)
Incentives.
Firm Performance and (Agrawal &
Mechanisms to Control Knoeber, 1996)
Agency Problems between
Managers and
Shareholders.
Capital structure and firm (A. N. Berger &
performance: A new Bonaccorsi di Patti,
approach to testing agency 2006)
theory and an application
to the banking industry.
Capital structure, equity (Margaritis &
ownership and firm Psillaki, 2010)
performance.
23 Leverage berpengaruh The Determinants of (Antoniou et al.,
negatif terhadap Capital Structure: Capital 2008)
profitabilitas Market-Oriented versus
Bank-Oriented Institutions.
The effect of leverage on (Vithessonthi &
performance: Domestically Tongurai, 2015a)
oriented versus
internationally oriented
firms.
Sumber: Berbagai Jurnal
ukuran komite audit) terhadap variabel dependen (return on asset) serta variabel
memberi ruang bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut terkait
22
hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat serta variabel perantara yang
rata-rata return on asset mengalami penurunan pada rentang tahun 2015, 2016, dan
2017, padahal di periode yang sama rata rata financial leverage sempat mengalami
kenaikan pada periode 2016 yang tidak sejalan dengan trade off theory dan rata-
rata proporsi komisaris independen yang selalu naik pada periode 2015 – 2017
independen dan ukuran komite audit terhadap leverage dan return on asset seperti
yang telah dijelaskan pada Tabel 1.3 juga menjadi alasan dilakukannya penelitian
ini.
penelitian ini adalah adanya perbedaan fenomena yang ada dengan trade-of theory
dan agency theory serta ketidak konsistennya hasil penelitian mengenai hubungan
23
1. Apakah proporsi komisaris perempuan berpengaruh terhadap tingkat
leverage?
leverage?
asset?
asset?
return on asset?
24
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
leverage.
leverage.
on asset.
on asset.
return on asset.
25
13. Menganalisis tingkat leverage memediasi pengaruh ukuran komite
komite audit terhadap return on asset dan tingkat leverage pada perusahaan-
asset dan tingkat leverage. Selain itu, penelitian ini juga memberikan
26
bukti untuk menguji validitas teori keuangan dalam menjelaskan
tingkat leverage.
ditentukan yang dijadikan dasar agar pengkajian masalah dapat diungkapkan secara
BAB I Pendahuluan
27
penelitian, serta metode yang gunakan untuk memperoleh data dan
Pada bab ini penulis menjelaskan data yang dipakai pada penelitian,
analisis data yang dilakukan dan pembahasan dari hasil analisis yang
dilakukan.
28
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN
PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN
Intent (LOI) dengan IMF sehingga KNKG beranggapan implementasi standar GCG
(Wibowo, 2010). Pelaksanaan corporate governance tidak terlepas dari lima prinsip
dasar yang dijelaskan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance yang menjadi
dan tanggung jawab dari setiap organ perusahaan sesuai dengan aturan
29
3. Responsibility, yaitu dalam mengelola perusahaan selalu patuh terhadap
aturan dan hukum yang berlaku sebagai tanggung jawab yang harus
dilaksanakan.
biaya modal yang rendah, peningkatan kinerja serta pengaruh baik terhadap harga
saham.
governance (Hill, Jones, & Galvin, 2004). Mekanisme yang berjalan baik sehingga
perusahaan. Nilai perusahaan yang baik dapat dipenuhi jika disesuaikan dengan
prinsip corporate governance yang berlaku. Fakta yang ada menyatakan bahwa
30
corporate governance yang mengarah pada peningkatan nilai perusahaan tidak
terlepas dari adanya faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor tersebut
perusahaan lain.
menjadi dua sisi yaitu, mekanisme internal dan eksternal perusahaan (Gillan, 2006).
internal adalah dewan direksi yang mengawal operasional dan proses manajemen,
tidak memiliki hak saat mengambil keputusan operasional, posisinya hanya sebagai
31
pemberi masukan dan saran atas keputusan tersebut. Kedudukan antar anggota
dewan komisaris mencangkup juga komisaris utama adalah seimbang, tidak ada
yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Fungsi komisaris utama ialah untuk
executive board atau biasa disebut dewan direksi. Perusahaan dikelola dan diwakili
oleh dewan direksi yang didasarkan pada pengawasan dan arahan dari dewan
seperti yang diungkapkan oleh Forum for Corporate Governance Indonesia. Dalam
32
hal pelaksanaannya pada suatu perusahaan, corporate governance menganggap
direksi sebagai salah satu mekanisme internal yang utama. Telah banyak
kepada pemegang saham dan tanggung jawab untuk memberikan arahan dan
dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan publik pasal 1, direksi adalah organ
emiten atau perusahaan publik yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan emiten atau perusahaan publik sejalan dengan maksud dan tujuannya
serta dapat menjadi wakil bagi emiten atau perusahaan publik di dalam maupun di
luar pengadilan sejalan dengan anggaran dasar. Namun, ketika tata kelola eksternal
kurang efektif dan perlindungan hukum untuk investor masih lemah, maka
untuk memitigasi konflik kepentingan diantara pemegang saham yang sering terjadi
sebagai mekanisme utama dalam corporate governance dan sarana utama bagi
pemegang saham untuk mengawasi kegiatan manajemen (John & Senbet, 1998).
33
konflik keagenan. Ukuran dewan direksi beragam bergantung pada beberapa faktor
seperti ukuran perusahaan, ukuran aset perusahaan dan budaya dewan (Fauzi &
Locke, 2012). Pengawasan yang lebih baik disediakan dengan adanya ukuran
dewan yang lebih besar sehingga meningkatkan kinerja perusahaan, oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan (J. L. Coles et al., 2008). Jumlah dewan direksi dianggap sebagai suatu
aspek yang mempengaruhi kinerja perusahaan, namun tidak terdapat ukuran dewan
direksi yang optimal (Fauzi & Locke, 2012). Lebih lanjut mengenai direksi,
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik pada pasal 2, direksi emiten atau
perusahaan publik paling kurang terdiri dari dua orang anggota direksi, dimana satu
diantara anggota direksi diangkat menjadi direktur utama. Jensen & Meckling
ukuran dewan direksi dalam suatu perusahan, antara lain bahwa pengawasan
manajemen dapat dilakukan lebih baik dengan adanya ukuran dewan direksi yang
lebih besar dikarenakan lebih banyak orang yang mengawasi tindakan manajemen;
akses terhadap sumber daya untuk perusahaan; stewardship theory, dimana ukuran
dewan direksi yang lebih besar menciptakan keuntungan dalam hal pengambilan
34
keputusan yang didasarkan pada informasi, keahlian, dan ilmu pengetahuan yang
Dalam pedoman Good Corporate Governance bahwa board size atau ukuran
jumlahnya harus disesuaikan dengan fungsi dan kompleksitas yang ada dengan
33/POJK.04/2014).
keputusan yang lebih baik. Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa
al. (1994), keuntungan perusahaan yang lebih besar dapat dicapai dengan memiliki
jumlah dewan yang lebih besar. Hal itu sepaham dengan Resource Dependence
sumber daya maka akan berpengaruh terhadap profitabilitas yang lebih baik pula.
35
Sedangkan menurut Lipton & Lorsch (1992) beranggapan bahwa jumlah
dewan yang terlalu besar mengakibatkan pengeluaran biaya yang lebih besar. Hal
lainnya, bahwa kesepakatan hasil diskusi yang terbaik untuk perusahaan akan lebih
sulit didapatkan karena lebih banyak opini yang dihasilkan sehingga hal tersebut
akan menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu, Lipton & Lorsch (1992)
menyatakan jumlah anggota dewan yang baik berjumlah tujuh sampai delapan
orang.
oleh kehadiran komisaris independen. Hal tersebut merupakan prinsip utama dalam
bentuk apapun.
publik.
36
d) Tidak memiliki jalinan usaha yang terasosiasi dengan ekonomi usaha
telah tentukan ialah paling tidak terdapat satu anggota yang berlatar belakang
atau perusahaan publik memiliki paling sedikit satu orang komisaris independen.
semua anggota dewan komisaris dan mulai efektif bertugas sebagai komisaris
37
independen harus mengedepankan kesetaraan (fairness) untuk mewujudkan situasi
komite audit merupakan lembaga dalan organisasi perusahaan yang bertugas untuk
keanggotaannya disusun oleh Dewan Komisaris. Fungsi dari komite audit ialah
bahwa membantu dewan komisaris dalam mengontrol pihak manajemen pada saat
Seperti halnya pada komisaris independen, banyaknya komite audit juga tidak
diatur secara jelas pada pedoman Good Corporate Governance. Penentuan jumlah
atau perusahaan publik mendirikan komite audit yang jumlahnya paling sedikit tiga
orang dengan seorang komisaris independen yang juga merupakan ketua komite
audit.
keberagaman. Sedangkan kamus Oxford (2000) yang jika diartikan dalam bahasa
Indonesia mengungkapkan bahwa diversity adalah beberapa orang atau benda yang
38
memiliki ciri unik antara satu dan lainnya. Sedangkan diversity menurut Allard
(2004) adalah perbedaan sosial, kultural fisik, dan lingkungan antara orang orang
perusahaan dengan gabungan kualitas, karakteristik beserta keahlian yang unik dari
setiap anggota pada dewan perusahaan yang terkait pengambilan kebijakan serta
prosedur lainnya (Walt & Ingley, 2003). Sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang
board diversity yakni suatu perbedaan serta variasi atribut berdasarkan jasmani,
hubungan masyarakat, tradisi dan lain sebagainya yang dimiliki oleh dewan
perusahaan.
baru yang unik, peningkatan kreatifitas, dan strategi inovatif yang modern; (3)
manajer yang dikarenakan informasi yang didapat dari dewan yang beragam; (4)
pihak yang memiliki kepentingan dan sumber daya penting dalam lingkungan luar
perusahaan; (5) Diversity dewan komisaris dan direksi memberikan isyarat positif
pada labor market, product market, dan money market; (6)Diversity pada dewan
39
perusahaan memberikan pengukuhan bagi perusahaan dengan pihak-pihak yang
Manfaat keberagaman telah dibuktikan dalam sebuah laporan dari Ernst &
Young (2009) yang menemukan kecenderungan kinerja yang lebih baik ketika
meskipun dengan kemampuan yang lebih baik. Sedangkan Carter et al. (2003)
dewan dan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
akan berpengaruh pada optimalnya nilai perusahaan saat struktur dewan memiliki
dan efisien merupakan topik menarik yang selalu dibahas dalam penelitian
dan kinerja pasar merupakan dua macam kinerja yang biasa dijadikan ukuran
melakukan penelitian kinerja. Akan tetapi, dalam penelitian ini hanya membahas
40
menghasilkan laba. Chang & Rhee (1990) mengemukakan bahwa tingkat laba
disebut profitabilitas.
Ivesment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Gross
Profit Margin, serta dapat melalui asset utilization layaknya total assets turnover,
inventory turnover, dan working capital turnover. Pada pengkajian kali ini hanya
keuntungan pada jangka waktu tertentu. Menurut Gibson (1987), ROA merupakan
rasio profitabilitas yang paling banyak dan paling populer digunakan untuk
periode berikutnya.
on Asset (ROA). Ang (1997) mengatakan bahwa rasio laba bersih sesudah pajak
terhadap total aset disebut ROA. ROA mampu memperlihatkan seberapa efektif
perusahaan. Jika ROA meningkat, maka secara relatif perusahaan dapat dianggap
profitable. Tinggi rendahnya peningkatan laba pada jangka waktu yang akan datang
sangat bergantung pada posisi ROA setelah perhitungan dividen (Chasanah, 2008).
41
Menurut Brigham & Houston (2010), cara mengukur ROA adalah
membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham dengan total
aset. Laba bersih yang dimaksud adalah laba bersih setelah dikurangi pajak dan
beban bunga (Earning After Tax/EAT), sedangkan yang dimaksud total aset adalah
keseluruhan kekayaan perusahaan yang diperoleh dari modal sendiri dan pendanaan
operasional perusahaan.
2.1.4 Leverage
yang memiliki yang juga memiliki biaya tetap yang bertujuan untuk
untuk memperoleh dana dan sumber investasi dengan menanggung biaya tetap.
seberapa besar jumlah hutang yang dipakai untuk membiayai pembelian asset
hutang yang lebih besar dibandingkan dengan equity yang dimiliki perusahaan
tersebut.
leverage, lebih tinggi hutang atau modal sendiri. Tinggi rendahnya risiko yang
dihadapi oleh perusahaan juga dapat ditunjukkan oleh rasio leverage. Risiko yang
42
ketidakpastian perusahaan dapat menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
Tingginya leverage karena hutang yang tinggi oleh Modigliani & Miller (1958)
Namun, Jensen, M., & Meckling (1976) berargumen tentang moral hazard
yang menyatakan bahwa level hutang yang tinggi akan mengakibatkan perusahaan-
kepentingan pemegang saham (Jensen, M., & Meckling, 1976). Hal tersebut dapat
diwakilkan oleh manajer. Namun, inti dari hubungan keagenan ialah adanya
munculnya konflik keagenan ialah gap kepentingan antara pemilik dan pihak
Borolla (2011) dalam artikelnya memakai tiga asumsi dari sifat manusia
43
rationality), serta menjauhi risiko (risk averse) yang ketiganya adalah
kecenderungan sifat manusia. Mengacu pada tiga asumsi tersebut, manajer yang
juga bagian dari manusia akan bersifat oportunis (opportunistic), yaitu lebih
Agency theory dilandaskan pada problem agensi yang hadir dari tidak
perusahaan. Kontribusi tersebut dapat berupa modal, kemampuan serta segala usaha
membuat kebijakan yang tidak sejalan dengan kepentingan pemilik yang akan
menjadi pemicu timbulnya biaya keagenan (agency cost) karena terjadinya konflik
agency theory. Perbedaan tujuan dari masing-masing pihak yang dijadikan alasan
terjadinya konflik ini jika didasarkan pada posisi dan kepentingan masing-masing
pada perusahaan (Borolla, 2011). Manajer yang berperan sebagai agent memiliki
44
keuntungan, akan tetapi manajer juga mendambakan untuk mendapatkan
mengendalikan problem yang mungkin terjadi pada hubungan antara agent dan
1. Masalah agency yang muncul pada saat tujuan dari principal dan agent
berlawanan. Masalah ini merupakan suatu hal yang sulit atau mahal
2. Masalah pembagian risiko yang timbul pada saat pemilik dan agent
perusahaan. Didalam kontrak yang baik harus mampu menjelaskan secara detail
hal-hal yang wajib dilakukan oleh manajer ketika memanfaatkan dana para investor
kemungkinan yang akan dilakukan manajer dikemudian hari serta bagaimana laba
perusahaan akan dibagi harus dijelaskan secara detail pada perjanjian/kontrak yang
45
2.1.6 Trade-off Theory
modal perusahaan. Trade-off theory adalah teori tentang komposisi modal yang
(Brigham & Houston, 2010). Asumsi dari teori tersebut ialah komposisi modal
perusahaan adalah hasil dari pengalihan kentungan dari pajak penggunaan hutang
dan biaya yang mungkin muncul sebagai dampak dari hutang tersebut. Hakikat dari
teori ini adalah keseimbangan antara manfaat dan pengorbanan yang muncul dari
hutang. Penambahan hutang boleh dilakukan jika manfaatnya masih lebih besar dari
bahkan dibatalkan jika pengorbanan yang harus ditanggung lebih besar besar dari
struktur modal yang optimal, namun tetap harus mendapat perhatian karena mampu
yaitu:
46
2.1.7 Resource Dependence Theory
eksternal dengan kekuasaan yang dipegang oleh divisi paling penting untuk
mengatasi dan memecahkan masalah organisasi yang timbul dari lingkungan sekitar
anggota dewan dengan akses yang tinggi dengan lingkungan eksternal akan
corporate governance dan kinerja perusahaan. Sumber daya yang telah diselidiki
memiliki nilai tambah bagi perusahaan termasuk keuangan dan modal (Allen &
Burt, 1985).
lain di luar perusahaan untuk mengatasi dependensi lingkungan. Pfeffer & Salancik
(1978) menyarankan empat manfaat utama untuk hubungan eskternal, yaitu: (1)
Penyedia sumber daya (informasi dan keahlian); (2) Pencipta saluran komunikasi
diatas menjadi taksonomi jenis direktur yang menyediakan berbagai sumber daya
untuk perusahaan, yaitu: internal, ahli bisnis support spesialis dan tokoh
masyarakat. Hillman, AJ, Cannella & Paetzold (2000) juga berpendapat bahwa
47
perusahaan. Sehingga, dewan yang lebih beragam akan menyediakan lebih banyak
perusahaan yang lebih baik. Perbedaan jenis kelamin dan etnis pada dewan
yang unik bagi perusahaan sehingga dapat digunakan oleh manajemen untuk
membuat keputusan yang lebih baik yang akan menguntungkan bagi perusahaan.
Selain itu, komposisi dewan yang beragam juga menyediakan akses ke konstituen
dewan diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang berpengaruh pada kinerja
dari karya Becker (1964) yang membahas peran seorang dilihat dari pendidikan,
bahwa wanita memiliki kualitas sumber daya yang sama baiknya dengan laki-laki,
pengalaman sebagai pakar bisnis (Terjesen et al., 2009). Oleh karena itu, human
keberagaman dewan yang merupakan efek dari keunikan sumber daya manusia
48
yang beragam, namun efeknya bisa positif atau bahkan sebaliknya (negatif) dalam
pada status minoritas berasal dari social impact theory. Teori ini memprediksi
(Westphal & Milton, 2000). Hal tersebut memungkinkan anggota dewan yang
lebih lebih besar diantara anggota dewan menghasilkan opini yang lebih beragam
serta kemampuan langkah strategis tim manajemen puncak dalam analisis tentang
keberagaman dewan mungkin memiliki efek, baik positif maupun negatif terhadap
kinerja perusahaan.
49
2.2 Penelitian Terdahulu
perempuan, board size, komisaris independen, dan ukuran komite audit terhadap
return on asset dan tingkat leverage yang digunakan sebagai dasar acuan dalam
komisaris perempuan, board size, komisaris independen, dan ukuran komite audit
terhadap return on asset dan tingkat leverage dijelaskan pada tabel berikut:
Table 2.1
Hasil-hasil penelitian terkait hubungan komisaris perempuan, board size,
komisaris independen, dan ukuran komite audit terhadap return on asset dan
tingkat leverage
50
No. Judul Peneliti dan Hasil
Tahun
sehingga meningkatkan
kepercayaan pihak eksternal yang
akan memberikan modalnya untuk
dikelola perusahaan.
5. Board independence Uribe- Kehadiran komisaris perempuan
and firm performance: Bohorquez et pada dewan menyebabkan
The moderating effect al. (2018) inefisiensi dalam pengambilan
of institutional context keputusan yang akan berpengaruh
negatif bagi perusahaan.
6. On the relationship Pillai & Al- Perusahaan harus membatasi board
between corporate Malkawi size untuk menjaga kinerja
governance and firm (2018) perusahaan.
performance: Evidence
from GCC countries
7. Board independence, Muniandy & Komisaris independen memiliki
investment opportunity Hillier (2015 pengaruh positif pada kinerja
set and performance of perusahaan di Afrika Selatan yang
South African firms diukur menggunakan ROA
8. Dynamic study of Shao (2019) Peningkatan pengawasan yang
corporate governance dilakukan oleh komite audit
structure and firm berpengaruh positif terhadap
performance in China: kinerja perusahaan.
Evidence from 2001-
2015
9. Form versus substance: Connelly et Perusahaan menggunakan
The effect of ownership al. (2012) pendanaan eksternal maka akan
structure and corporate meningkatkan pengawasan oleh
governance on firm pihak eksternal (kreditur) sehingga
value in Thailand perusahaan akan berinvestasi pada
proyek-proyek yang lebih
menguntungkan sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan.
Sumber : Jurnal Pendukung
51
2.3 Hubungan Antar Variabel
masyarakat lebih baik dari pada anggota komisaris laki-laki (Zelechowski &
Bilimoria, 2004).
kehadiran dan kualitas pemantauan yang lebih baik. Kemudian menurut Carter et
direksi menjadi lebih baik karena komisaris perempuan dianggap lebih independen
dari pada komisaris laki-laki. Pengawasan yang lebih baik dapat meminimalisir
produktif. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Perryman et al.
(2016) yang mengatakan bahwa peningkatan kehadiran perempuan pada Top Level
52
Management dapat menurunkan tingkat leverage perusahaan sehingga dapat
menurunkan risiko.
Meskipun dianggap penting, namun tidak ada pedoman yang jelas mengenai board
Oleh karena itu, board size yang besar akan berpengaruh negatif bagi
53
pengembangan perusahaan. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh
Jiraporn et al. (2012) yang menyebutkan bahwa board size yang tinggi berpengaruh
negatif terhadap leverage. Mereka berasumsi bahwa dewan board size yang tinggi
pemegang saham dan perusahaan yang diwakilkan oleh manajer. Jensen, M., &
saham atau pemberi modal merupakan awal munculnya agency conflict. Fama &
menguntungkan diri sendiri dan merugikan para pemegang saham sehingga akan
perusahaan dapat mengurangi konflik antara pemilik dan manajemen. Oleh karena
kreditur.
54
Oleh karena itu, peningkatan proporsi komisaris independen berpengaruh
pengawasan perusahaan, termasuk dari kreditur. Hal tersebut selaras dengan yang
diungkapkan oleh Margaritis & Psillaki (2010) yang mengatakan bahwa komisaris
tinggi dapat mengurangi agency cost karena pengawasan yang lebih baik.
mengatakan komite audit yang terlalu kecil atau terlalu besar menjadikannya tidak
manajemen dapat dilakukan jika komite audit memiki ukuran yang tepat sehingga
perusahaan yang lebih baik. Pengawasan yang lebih baik diharapkan mampu
yang disediakan perusahaan kepada publik (investor dan kreditur), maka pihak
eksternal akan merasa aman untuk menitipkan dananya untuk perusahaan sehingga
55
Oleh sebab itu, jumlah anggota komite audit yang tinggi dapat berpengaruh
Chen et al. (2016) yang menyatakan pengawasan yang baik dari komite audit
perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada argumen yang kuat untuk meningkatkan
peran seorang dilihat dari keunikan sumber daya yang dapat digunakan untuk
kehadiran dan kualitas pemantauan yang lebih baik. Pada ruang lingkup good
56
corporate governance, peningkatan proporsi wanita dapat meningkatkan
independensi dewan. Namun, menurut Walt & Ingley (2003) kehadiran perempuan
pada dewan komisaris menyebabkan heterogenitas yang lebih besar pada dewan
kinerja.
berpengaruh negatif bagi ROA. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh
governance, namun belum ada patokan khusus dalam menentukan board size untuk
perusahaan. Menurut Uchida (2011), penentuan board size yang optimal bagi
menghabiskan banyak energi. Hal ini karena semakian banyak pendapat yang harus
57
dalam mengambil keputusan. Lamanya proses pengambilan keputusan dapat
Oleh karena itu, board size yang besar dapat berpengaruh negatif terhadap
dewan komisaris yang tidak efektif. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan
oleh Pillai & Al-Malkawi (2018) yang mengatakan bahwa perusahaan harus
konflik tersebut diperlukan adanya pihak yang dapat menjadi wakil dari
perusahaan.
58
Fama & Jensen (1983) menjelaskan bahwa fungsi monitoring harus
yang menguntungkan diri sendiri dan merugikan para pemegang saham sehingga
akan muncul agency conflict. Oleh karena itu, sejauh mana komisaris independen
perusahaan (Muniandy & Hillier, 2015). Kepercayaan dari pihak eksternal jelas
eksternal sehingga menurunkan potensi agency conflict. Hal tersebut selaras dengan
yang diungkapkan oleh Muniandy & Hillier (2015) yang mengatakan pengaruh
disyaratkan. Rahmat et al. (2009) mengatakan komite audit yang terlalu kecil atau
59
manajemen agar tidak bertindak untuk menguntungkan dirinya sendiri yang sesuai
tersebut diharapkan dapat menurunkan agency cost karena pengawasan yang baik
Oleh sebab itu, peningkatan ukuran komite audit dapat berpengaruh positif
cost. Hal tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Shao (2019) yang
tinggi hutang atau modal sendiri. Rasio leverage menunjukkan tinggi rendahnya
dimasa yang akan datang. Modigliani & Miller (1958) mengatakan tingginya
60
leverage perusahaan karena hutang menandakan perusahaan memiliki banyak
perusahaan.
Dalam menentukan sumber dana yang akan digunakan oleh perusahaan, harus
theory merupakan teori yang menelaah tentang peringkat sumber pendanaan yang
akan digunakan, yaitu pendanaan internal (laba ditahan) dan pendanaan eksternal
(penerbitan ekuitas baru). Teori ini menjelaskan kebijakan urutan pendanaan untuk
Houston (2010) menjelaskan bahwa jika manfaat yang dihasilkan dari hutan masih
lebih besar atau sebanding dengan pengorbanan dan risiko yang mengikutinya,
maka hutang bisa berpengaruh positif bagi kinerja perusahaan. Anggapan ini
dari pajak pendanaan hutang dengan masalah yang mungkin ditimbulkan oleh
pada ROA karena risiko yang dihasilkan dari hutang sebanding dengan manfaat
atau bahkan lebih besar manfaat dari hutang tersebut. Hal tersebut selaras dengan
yang diungkapkan oleh Connelly et al. (2012) yang menyatakan jika perusahaan
61
menggunakan pendanaan eksternal maka akan meningkatkan pengawasan oleh
perusahaan.
manfaat yang dihasilkan dari hutang masih lebih besar atau sebanding dengan
pengorbanan dan risiko yang mengikutinya, maka hutang bisa berpengaruh positif
strategis perusahaan yang pada umumnya dijabat oleh laki-laki. Tujuan utamanya
jelas untuk meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Hasil penelitian yang ada
menurunkan risiko (Perryman et al., 2016). Hasil lain menemukan bahwa kehadiran
62
komisaris perempuan pada dewan menyebabkan inefisiensi dalam pengambilan
2018).
ROA
on Asset
manfaat yang dihasilkan dari hutang masih lebih besar atau sebanding dengan
pengorbanan dan risiko yang mengikutinya, maka hutang bisa berpengaruh positif
governance. Board size yang beragam dan memiliki akses yang luas terhadap
eksternal dengan pengetahuan dan pengalaman yang baik mungkin akan berhati-
yang baik. Penelitian yang ada mengungkapkan bahwa board size yang tinggi akan
63
menekan perusahaan (manajemen) untuk menurunkan rasio hutang untuk
terhadap leverage (Jiraporn et al., 2012). Hasil lain juga berpendapat bahwa
perusahaan harus membatasi board size untuk menjaga kinerja perusahaan (Pillai
& Al-Malkawi, 2018). Pillai & Al-Malkawi berpendapat bahwa tingginya board
manfaat yang dihasilkan dari hutang masih lebih besar atau sebanding dengan
pengorbanan dan risiko yang mengikutinya, maka hutang bisa berpengaruh positif
64
atau informasi yang lebih dan dapat memberikan kepercayaan terhadap pihak
agency cost karena tingginya tingat leverage akan membuat pengawasan yang lebih
baik (Margaritis & Psillaki, 2010). Hasil lain mengungkapkan adanya pengaruh
positif antara komisaris independen dan kinerja perusahaan di Afrika Selatan yang
ROA
manfaat yang dihasilkan dari hutang masih lebih besar atau sebanding dengan
pengorbanan dan risiko yang mengikutinya, maka hutang bisa berpengaruh positif
65
Salah satu proses penting dalam good corporate governance ialah kehadiran
dari komite audit. Komite audit merupakan lembaga yang disusun dan diangkat
laporan keuangan yang akurat sesuai dengan standar pelaporan sistem kontrol
internal dan standar audit yang baik. Komite audit memberikan perlindungan
tambahan terhadap kecurangan yang mungkin terjadi. Hasil penelitian yang ada
pihak eksternal yang akan memberikan modalnya untuk dikelola perusahaan (P. F.
pengawasan yang dilakukan oleh komite audit karena berpengaruh positif terhadap
2019).
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini ialah return on asset
pada dewan perusahaan, board size, komisaris independen, dan ukuran komite audit
66
Di bawah ini ditampilkan gambar mengenai hubungan antar variabel yang
variabel intervening.
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Teoritis (KPT)
Proporsi Komisaris
Perempuan
Board Size
Financial H9 (+)
Return on Asset
Leverage
Proporsi Komisaris
Independen
Sumber: Perryman et al. (2016); Jiraporn et al. (2012); Margaritis & Psillaki (2010); P. F. Chen
et al. (2016); Bohorquez et al. (2018); Pillai & Al-Malkawi (2018); Muniandy & Hillier (2015);
Shao (2019); &Connelly et al. (2012)
Keterangan:
67
H4 : Ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap leverage
ROA
ROA
68
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdasarkan jenis datanya, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
data kuantitatif. Data kuantitatif ialah data dalam bentuk angka-angka atau data
kualitatif yang angkakan. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data laporan keuangan dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di bursa
efek lima negara Asean, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau berdasarkan pihak lain.
Data sekunder didapat melalui berbagai sumber seperti, literature terkait, artikel
ilmiah, jurnal penelitian, serta website yang berkaitan terhadap penelitian yang akan
dilaksanakan. Semua sumber data yang digunkan untuk menghitung setiap variabel
didapat dari data blomberg tentang kumpulan data laporan keuangan perusahaan
go-public.
3.2.1 Populasi
mengandung kualitas serta ciri spesifik yang ditentukan peneliti supaya dapat
digunakan, peneliti memilih perusahaan non keuangan yang listing di bursa Negara-
69
negara Asean-5 seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina pada
3.2.2 Sampel
populasi yang disebut sampel dan akan diselidiki. Penentuan sampel menggunakan
kualifikasi spesifik yang akan dipakai pada penelitian. Berikut kualifikasi sampel
digunakan.
yang tercantum pada data blomberg yang berupa data financial report perusahaan
non keuangan yang terdaftar di pasar saham Negara Asean-5 seperti Indonesia,
Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina pada rentang tahun 2015 – 2017.
70
3.4 Variabel Penelitian
menerangkan hubungan variabel dependen dan independen. Selain itu, peneliti juga
adalah variabel yang nilainya merupakan hasil dari pengaruh variabel lain. Variabel
penelitian ini adalah Proporsi komisaris perempuan, Board Size, Proporsi komisaris
71
3.5 Definisi Operasional Variabel
Perbandingan antara laba bersih dikurangi beban pajak terhadap total aset
biasa disebut dengan ROA. Menurut Brigham & Houston (2010), cara mengukur
ROA adalah dengan membandingkan laba bersih yang ada untuk pemegang saham
dengan total aset. Laba bersih yang dimaksud adalah laba bersih setelah dikurangi
pajak dan beban bunga (Earning After Tax/ EAT), sedangkan yang dimaksud total
aset adalah keseluruhan kekayaan perusahaan yang diperoleh dari modal sendiri
dan pendanaan external yang telah diubah perusahaan menjadi aset untuk
3.5.2 Leverage
yang didanai dari hutang atau sumber eksternal ditunjukkan melalui rasio ini.
menghasilkan keuntungan yang lebih besar untuk menjamin keamanan dana yang
diberikan kreditur atau pemilik modal kepada perusahaan. Menurut Bhatt &
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐿𝑒𝑣 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
72
3.5.3 Komisaris Perempuan
Boar size dalam penelitian ini diukur dengan menghitung jumlah anggota
73
3.5.6 Ukuran Komite Audit
Kehadiran komite audit merupakan salah satu mekanisme penting dalam tata
kelola perusahaan yang baik. Lembaga yang diangkat oleh dewan komisaris ini
keuangan yang akurat sesuai dengan standar pelaporan sistem kontrol internal dan
standar audit yang baik. Menurut Detthamrong et al. (2017), ukuran komite audit
Table 3.1
Ringkasan Operasional Variabel
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
2 Leverage 𝐿𝐸𝑉 = Intervening
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Komisaris 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
3 𝑃𝐹𝑂𝐵 = Independen
Perempuan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑜𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
𝐵𝑜𝑎𝑟𝑑 𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛
4 Board Size Independen
𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛
Komisaris
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
5 Independen 𝑃𝑂𝐼𝐷 = Independen
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠
Ukuran
Komite
6 Audit 𝐴𝑈𝐶𝑍 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑐𝑜𝑚𝑚𝑖𝑡𝑡𝑒𝑒 Independen
74
3.6 Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi
model yang bebas dari pelanggaran asumsi klasik yang akan diuji terhadap hipotesis
dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Interpretasi yang
dilakukan pada penelitian ini dengan cara parsial melalui uji-t ataupun dengan cara
simultan menggunakan uji-f serta uji R2 dilakukan untuk mengukur seberapa besar
Pengujian mediasi menggunakan analisa jalur (path analysis) dan sobel test.
Analisa jalur masih varian dari analisis regresi linier berganda yang menghitung
pengaruh antar variabel yang dijadikan hipotesis dengan dukungan teori maupun
hasil penelitian yang sudah ada (Ghozali, 2013). Sedangkan sobel test bertujuan
variabel dependen.
Sebelum melakukan uji hipotesis perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah suatu model bebas dari penyimpangan normalitas,
75
A. Uji Normalitas
Nilai residual suatu model regresi yang baik harus terdistribusi normal maka
untuk mengetahuinya perlu dilakukan uji normalitas. Model regresi yang nilai
residualnya terdistribusi normal adalah model regresi yang baik. Uji ini dapat
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dari uji normalitas ini dapat disimpulkan
dengan melihat nilai signifikasi nilai residualnya. Suatu model dapat dikatakan
berdistribusi normal jika nilai signifikasinya > 0,05, jika sebaliknya maka model
B. Uji Multikoloniaritas
antara sebagian atau keseluruhan variabel independen dari model. Jika suatu model
terdapat multikolinieritas maka koefisien regresi jadi tidak menentu dan kesalahan
melihat apakah variabel independen pada model regresi terdapat korelasi yang
sempurna atau hampir pasti. Variabel independen yang dipilih semestinya tidak
mengandung korelasi sehingga model regresi dianggap baik (Ghozali, 2013). Jika
nilai tolerance value > 0,1 atau Variance Inflantion Factor (VIF)<10 maka tidak
timbul multikoloniaritas.
C. Uji Heteroskedastisitas
tidak konstan untuk semua variabel independen. Suatu model regresi yang baik
76
adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat dilakukan dengan
ini dilakukan untuk merespon variabel 𝑋 selaku variabel independen dengan nilai
hasil uji diatas level signifikasinya (𝜌 > 0,05) maka tidak terjadi
D. Uji Autokorelasi
mendeteksi pengganggu pada model regresi linier antara periode 𝑡 dan periode 𝑡-1.
Uji autokorelasi memakai nilai Durbin Watson (DW) dengan mengkalkulasi nilai
pada statistik uji. Kemudian membandingkan nilai statistik uji dengan nilai pada
table (hasil SPSS) dengan tingkat signifikasi sebesar 5% dan menggunakan dasar
b) Jika DL < DW < DU, maka ragu-ragu apakah terjadi autokorelasi atau
tidak.
atau tidak.
77
Keterangan:
lebih dari satu terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian regresi linier
Model 1:
Model 2:
Keterangan:
78
𝑃𝐼𝐷 : Proporsi komisaris independen
𝛼0 , 𝛼1 : Konstanta
𝜀1 , 𝜀2 : Eror
perbedaan diantara variabel dependen. Hasil dari uji ini berada diantara angka nol
dan satu. Jika angka yang dihasilkan kecil maka dapat diartikan bahwa kapasitas
Namun jika angka yang dihasilkan mengarah ke angka satu maka dapat diartikan
variabel dependen diberikan oleh variabel indpenden yang dipilih (Ghozali, 2013).
dependen perlu dilakukan Uji-F atau Anova. Untuk Uji-F dapat dilihat langsung
melalui nilai signifikasi F. Jika nilai signifikasi F < 0,05, maka H 0 ditolak dan H1
79
berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat membandingkan F
hitung dengan F tabel. Jika F hitung lebih besar dari F tabel (F hitung > F tabel)
independen dengan cara satu per satu variabel dalam menerangkan variabel
pengujian variabel independen. Jika nilai signifikasi (p value) > 0,05 maka secara
mandiri per satu variabel independen tidak memiliki pengaruh yang signifikan
intervening.
Gambar 3.1
Uji Mediasi
Panel 2
Panel 1 C
p
A B
p*
A B
Panel 1: Secara langsung A mempengaruhi B
Panel 2: Secara tidak langsung A mempengaruhi B melalui C
80
Pada Gambar 3.1 panel 1, terlihat bahwa variabel B dipengaruhi secara
langsung oleh variabel A atau biasa dengan direct effect, akan tetapi pada panel 2
terjadi mediasi sederhana yaitu variabel B secara tidak langsung dipengaruhi oleh
antara A dan B disebut direct effect dengan nilai koefisien direct effect p (lihat panel
Analisa jalur adalah salah satu bagian dari analisis regresi linier berganda. Namun
hubungan sebab akibat dan hubungan kausalitas antar variabel tidak dapat
landasan teori telah terbentuk, sedangkan analisa jalur menggambarkan pola relasi
dua sampai tiga variabel serta tidak bisa dipakai dalam konfirmasi atau penolakan
on asset (ROA) yang di mediasi oleh tingkat leverage (LEV) yang digambarkan
81
Gambar 3.2
Model Analisa Jalur (Path Analysis)
LEV
K2 K3
K1 e
PID ROA
Pada Gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa ROA (return on asset) dipengaruhi
secara langsung oleh PID (proporsi komisaris independen), tetapi juga memiliki
pengaruh tidak langsung melalui LEV (tingkat leverage) terlebih dahulu baru
Pengertian dari koefisien jalur ialah nilai stadarized koefisien regresi, dan
82
menjelaskan relasi variabel yang disusun hipotesisnya. Terdapat dua persamaan
yang dijelaskan:
Standarize koefisien untuk PID pada persamaan (i) akan memberikan nilai
K2. Sedangkan koefisien untuk PID dan LEV pada persamaan (ii) akan
B. Sobel Test
Sobel test bertujuan untuk mengukur signifikasi tingkat leverage memediasi
independen, dan ukuran komite audit terhadap return on asset, serta mensyaratkan
normal. Apabila suatu variabel terlibat dalam mempengaruhi relasi antara variabel
independen dan variabel dependen maka variabel tersebut dapat disebut variabel
intervening.
sampel kecil. Jumlah sampel yang besar disyaratkan untuk melakukan uji
terdistribusi normal jika sampel yang digunakan kecil sehingga uji signifikasi dapat
83
menyesatkan. Sebagai alternatif dapat dilakukan pengujian dengan resampling
Standar eror yang dihitung dengan sobel test, dari indirect effect (𝑆𝑝2𝑝3)
Dari rumus hasil 𝑆𝑝2𝑝3 diatas dapat dihitung nilai t-statistik pengaruh
𝑝2𝑝3
𝑡 = 𝑆𝑝2𝑝3
2013). Dalam konteks penelitian ini, apabila t-hitung > t-tabel yaitu 1,96 maka bisa
perempuan, board size, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit
84
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diungkapkan perihal data-data yang berhasil dihimpun,
hasil pengolahan data serta pembahasan hasil pengujian model yang dipakai.
Pembahasan pada bab ini adalah pembahasan umum mengenai gambaran umum
data, analisis data melalui uji asumsi klasik, uji model dan uji mediasi serta
didapat dari data blomberg. Jenis data yang dipakai pada penelitian ini merupakan
gabungan antara data time series dan data cross section atau yang disebut data panel
(pooled data). Hal ini karena data penelitian ini merupakan gabungan dari beberapa
kualifikasi spesifik yang akan dipakai pada penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2015 – 2017 dengan sampel sebanyak 141 perusahaan, diperoleh nilai
(PFOB), board size (BOZ), proporsi komisaris independen (PID), dan ukuran
komite audit (AUCZ). Ringkasan analisis statistik deskriptif seperti jumlah data
(N), nilai minimum (minimum), nilai maksimum (maximum), nilai rata-rata (mean)
dan standar deviasi (std. deviasi) ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut:
85
Table 4.1
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat data yang dipakai berjumlah 423 data (hasil
kali 3 periode penelitian dan 141 jumlah perusahaan yang menjadi objek
penelitian). Pada Tabel 4.1 juga telah ditunjukkan bahwa perusahaan non keuangan
pada bursa negara Asean-5 yang diteliti didapatkan data sebagai berikut:
a. Return on Asset
Dari 423 data yang diteliti, diketahui bahwa nilai minimum dari return
on asset (ROA) adalah 0.0013 pada perusahaan non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Negara Asean-5 pada rentang tahun 2015 – 2017 dan nilai
maksimum dari return on asset (ROA) adalah 0.7307 pada perusahaan non
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Negara Asean-5 pada rentang tahun
2015 - 2017. Rata-rata nilai dari return on asset (ROA) adalah 0.083261 dan
nilai standar deviasi dari return on asset (ROA) adalah 0.0809968. Nilai
standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa
adanya sebaran data dari variabel return on asset (ROA) yang lebih kecil atau
86
dapat diartikan bahwa tidak ada kesenjangan data antara nilai minimum dan
nilai maksimum yang cukup besar pada variabel return on asset (ROA).
b. Leverage
Dari 423 data yang diteliti, diketahui bahwa nilai minimum dari
leverage (LEV) adalah 0.0000 pada perusahaan non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Negara Asean-5 dari tahun 2015 sampai tahun 2017 dan nilai
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Negara Asean-5 dari tahun 2015
sampai tahun 2017. Nilai rata-rata leverage (LEV) adalah 0.253631 dan nilai
standar deviasi dari leverage (LEV) adalah 0.1593034. Adanya sebaran data
dari variabel leverage (LEV) yang lebih kecil ditunjukkan dari nilai rata-rata
yang lebih besar dari nilai standar deviasi atau dapat diartikan bahwa tidak
ada kesenjangan data antara nilai minimum dan nilai maksimum yang cukup
besar pada variabel leverage (LEV). Berdasarkan hasil tersebut, meski ada
besar.
Dari 423 data yang diteliti, diketahui bahwa nilai minimum dari
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Negara Asean-5 rentang 2015 - 2017
87
0.4286 pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Negara
(PFOB) adalah 0.118607 dan nilai standar deviasi dari proporsi komisaris
proporsi komisaris perempuan (PFOB) yang lebih kecil ditunjukkan dari nilai
nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi atau dapat diartikan bahwa
tidak ada kesenjangan data antara nilai minimum dan nilai maksimum yang
d. Board size
Dari 423 data yang diteliti, diketahui bahwa nilai minimum dari board
size (BOZ) adalah 3 dan nilai maksimum dari board size (BOZ) adalah 15
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Negara Asean-5 rentang 2015
-2017. Nilai rata-rata board size (BOZ) adalah 9.22 dan nilai standar deviasi
dari board size (BOZ) adalah 2.904 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Negara Asean-5 rentang 2015 - 2017. Nilai standar deviasi yang lebih
kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa adanya sebaran data dari
variabel board size (BOZ) yang lebih kecil atau dapat diartikan bahwa tidak
ada kesenjangan data antara nilai minimum dan nilai maksimum yang cukup
besar pada variabel board size (BOZ). Berdasarkan hasil tersebut, maka tidak
ada perusahaan yang memiliki board size yang terlalu kecil atau terlalu besar
88
e. Proporsi Komisaris Independen
Dari 423 data yang diteliti, nilai minimum dari proporsi komisaris
yang terdaftar di Bursa Efek Negara Asean-5 rentang 2015 - 2017 dan nilai
adalah 0.453326 dan nilai standar deviasi dari proporsi komisaris independen
komisaris independen (PID) yang lebih kecil ditunjukkan dari lebih besarnya
nilai rata-rata dari pada nilai standar deviasi atau dapat diartikan bahwa tidak
ada kesenjangan data antara nilai minimum dan nilai maksimum yang cukup
minimum untuk proporsi komisaris independen kecil, akan tetapi tidak ada
jajaran komisarisnya.
Dari 423 data yang diteliti, diketahui bahwa nilai minimum dari ukuran
komite audit (AUCZ) adalah 1 pada perusahaan non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Negara Asean-5 rentang 2015- 2017 dan nilai maksimum dari
ukuran komite audit (AUCZ) adalah 6 pada perusahaan non keuangan yang
ukuran komite audit (AUCZ) adalah 3.28 dan 1.039 untuk nilai standar
89
deviasi dari ukuran komite audit (AUCZ). Nilai standar deviasi yang lebih
kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa adanya sebaran data dari
Model 1:
Model 2:
A. Uji Normalitas
(K-S). Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov masing masing model ditunjukkan pada
90
Table 4.2
Hasil uji normalitas residual menggunakan
Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Residual Residual
N 423 423
Normal Parametersa Mean .0000000 .0000000
Std. Deviation .14555172 .10529451
Most Extreme Differences Absolute .051 .076
Positive .051 .076
Negative -.049 -.060
Kolmogorov-Smirnov Z 1.045 1.563
Asymp. Sig. (2-tailed) .225 .015
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai residual dari kedua model lebih
besar dari pada nilai signifikasi (Sig > 0,05) yaitu model persamaan 1 sebesar 0.225
dan model persamaan 2 sebesar 0,015. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat
B. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance value atau Variance
Inflantion Factor (VIF). Jika didapat nilai tolerance > 0,1 atau jika besaran VIF
<10 maka tidak timbul multikoloniaritas atau tidak terjadi hubungan yang pasti
91
Table 4.3
Hasil uji multikolinieritas dengan leverage sebagai variabel dependen
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Lg_PFOB .998 1.002
Lg_BOZ .957 1.044
Lg_PID .975 1.026
Lg_AUCZ .977 1.023
a. Dependent Variable: LEV
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance
> 0,1 dan besaran nilai VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
persamaan model 1 tidak memeliki pengaruh yang pasti antar variabel bebas.
Table 4.4
Hasil uji multikolinieritas dengan return on assetsebagai variabel dependen
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Lg_PFOB .996 1.004
Lg_BOZ .856 1.169
Lg_PID .934 1.071
Lg_AUCZ .976 1.025
Pre LEV .835 1.198
a. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance
> 0,1dan besaran nilai VIF < 10. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa
persamaan model 1 tidak memeliki pengaruh yang pasti antar variabel bebas.
92
C. Uji Heteroskedastisitas
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung < 2.822 (nilai yang
didapat dari tabel statistik) dan nilai signifikasinya > 0,05 kesimpulannya
Table 4.5
Hasil uji heteroskedastisitas nilai residual leverage
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .177 .027 6.522 .000
Lg_PFOB .014 .012 .057 1.192 .234
Lg_BOZ -.091 .026 -.170 -3.500 .072
Lg_PID -.083 .024 -.165 -3.414 .017
Lg_AUCZ .017 .024 .034 .701 .484
a. Dependent Variable: Abs_RES1
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
memiliki nilai t hitung < 2.822 dan nilai signifikasinya > 0,05. Hasil tersebut
93
Table 4.6
Hasil uji heteroskedastisitas nilai residual return on asset
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .191 .031 6.255 .000
Lg_PFOB -.035 .011 -.149 -3.199 .051
Lg_BOZ -.083 .025 -.168 -3.353 .014
Lg_PID .050 .022 .108 2.254 .025
Lg_AUCZ -.078 .022 -.166 -3.531 .047
Pre LEV .003 .023 .006 .119 .905
a. Dependent Variable: Abs_RES2
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa semua variabel pada persamaan model
2 memiliki nilai t hitung < 2.822 dan nilai signifikasinya > 0,05. Hasil tersebut
D. Uji Autokorelasi
Ujii autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) pada hasil
Table 4.7
Hasil uji autokorelasi model persamaan 1
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .406a .165 .157 .1462465 .647
a. Predictors: (Constant), Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_PFOB, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: LEV
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
94
Table 4.8
Hasil uji autokorelasi model persamaan 2
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .421a .177 .167 .1059239 .945
a. Predictors: (Constant), LEV, Lg_PFOB, Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.7 dan Tabel 4.8, terlihat bahwa kedua persamaan
mengalami masalah autokorelasi karena nilai DW tidak lebih besar atau nilannya
dibawah nilai dU dan 4-dU. Hal ini terjadi karena data yang dipakai pada penelitian
ini adalah data gabungan antara data time series dan cross section atau biasa disebut
data panel (pooled data) sehingga dapat dilakukan untuk uji selanjutnya.
perempuan, board size, proporsi komisaris independen, dan ukuran komite audit
terhadap leverage dan return on asset. Analisis regresi berganda bertujuan untuk
simultan atau gabungan (uji F), parsial atau individu (uji t) dan menghitung nilai
terhadap variabel dependen suatu model regresi. Jika nilai R2 mendekati 1, maka
95
Table 4.9
Hasil Uji koefisien determinasi (R2) untuk persamaan pertama
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .406a .165 .157 .1462465 .647
a. Predictors: (Constant), Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_PFOB, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: LEV
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
sebesar 0.157 atau 15.7%. Dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa leverage
(LEV) dapat dipengaruhi oleh proporsi komisaris perempuan, board size, proporsi
komisaris independen dan ukuran komite audit hanya sebesar 15.7%, sedangkan
sisanya 84.3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan model pertama.
Table 4.10
Hasil Uji koefisien determinasi (R2) untuk persamaan kedua
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .421a .177 .167 .1059239 .945
a. Predictors: (Constant), LEV, Lg_PFOB, Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
sebesar 0.167 atau 16.7%. Hal ini dapat diartikan bahwa return on asset (ROA)
komisaris independen, ukuran komite audit dan leverage hanya sebesar 16.7%,
sedangkan sisanya 83.3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan model
kedua.
96
B. Uji F (Uji Serempak)
independen terhadap variabel dependen. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel
dan nilai signifikasi F < 0,05 maka secara simultan atau bersama-sama variabel
Table 4.11
Hasil uji F persamaan pertama
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.769 4 .442 20.679 .000a
Residual 8.940 418 .021
Total 10.709 422
a. Predictors: (Constant), Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_PFOB, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: LEV
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh nilai F Hitung senilai 20.679 dengan nilai
signifikasi 0.000. Karena F Hitung 20.679 > 3.772 (nilai F tabel) dengan signifikasi
lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen pada
Table 4.12
Hasil uji F persamaan kedua
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.008 5 .202 17.970 .000a
Residual 4.679 417 .011
Total 5.687 422
a. Predictors: (Constant), LEV, Lg_PFOB, Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
97
Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai F hitung senilai 17.970 dengan nilai
signifikasi 0.000. Karena F hitung 17.970 > 3.405 (nilai F tabel) dengan signifikasi
lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen pada
Uji ini dilakukan untuk menguji secara parsial atau individu masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikasinya < 0,05
dependen.
Table 4.13
Hasil uji T persamaan pertama
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .782 .052 15.155 .000
Lg_PFOB .023 .023 .044 .989 .323
Lg_BOZ -.349 .049 -.322 -7.051 .000
Lg_PID .197 .046 .194 4.277 .000
Lg_AUCZ -.034 .046 -.033 -.741 .459
a. Dependent Variable: LEV
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
berikut:
𝐿𝐸𝑉 = 0.782 + 0.023 𝑃𝐹𝑂𝐵 − 0.349 𝐵𝑂𝑍 + 0.197 𝑃𝐼𝐷 − 0.043 𝐴𝑈𝐶𝑍
98
Keterangan:
Nilai konstanta (α) pada model pertama sebesar 0.782 yang artinya jika
nilai variabel bebas (PFOB, BOZ, PID dan AUCZ) sama dengan nol,
maka variabel terikat (LEV) akan bernilai 0.782. Dengan kata lain jika
t-hitung sebesar 0.989 dan signifikasi 0.323. Karena signifikasi 0.323 >
Setiap kenaikan board size tanpa disertai kenaikan variabel lain (cateris
dan signifikasi 0.000. Karena signifikasi 0.000 < 0.05, sehingga board
99
4. Koefisien variabel proporsi komisaris independen (PID)
t-hitung sebesar 4.277 dan signifikasi 0.000. Karena signifikasi 0.000 <
Table 4.14
Hasil uji T persamaan kedua
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .207 .047 4.452 .000
Lg_PFOB -.062 .017 -.167 -3.742 .000
Lg_BOZ -.090 .038 -.114 -2.365 .018
Lg_PID -.025 .034 -.034 -.742 .458
Lg_AUCZ .017 .034 .022 .497 .619
Pre LEV .254 .035 .348 7.160 .000
a. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
100
Berdasarkan Tabel 4.14, persamaan regresi model kedua disusun sebagai
berikut:
𝑅𝑂𝐴 = 0.207 − 0.062 𝑃𝐹𝑂𝐵 − 0.090 𝐵𝑂𝑍 − 0.025 𝑃𝐼𝐷 + 0.017 𝐴𝑈𝐶𝑍
+ 0.254 𝐿𝐸𝑉
Keterangan:
Nilai konstanta (α) pada model kedua sebesar 0.207 yang artinya jika
nilai variabel bebas (PFOB, BOZ, PID, AUCZ dan LEV) sama dengan
nol, maka variabel terikat (ROA) akan bernilai 0.207. Dengan kata lain
Setiap kenaikan board size tanpa disertai kenaikan variabel lain (cateris
101
berlawanan (negatif). Hasil pengujian parsial terlihat bahwa t-hitung
sebesar -2.365 dan signifikasi 0.018. Karena signifikasi 0.018 < 0.05,
asset.
sebesar 0.497 dan signifikasi 0.619. Karena signifikasi 0.619 > 0.05,
return on asset.
102
dan signifikasi 0.000. Karena signifikasi 0.000<0.05, sehingga leverage
Gambar 4.1
Hasil penelitian
Proporsi Komisaris
Perempuan
Board Size
Financial Β = 0.254
Return on Asset
Leverage sig = 0.000
Proporsi Komisaris
Independen
untuk mengetahui besarnya pengaruh mediasi diperoleh dari hasil kali koefisien
Kombinasi dari persamaan pertama dan persamaan kedua dalam penelitian ini.
103
Table 4.15
Hasil uji Analisa Jalur (Path Analysis)
Variabel Independen
Keterangan
PFOB BOZ PID AUCZ
Pengaruh variabel independen terhadap
-0.062 -0.090 0.000 0.000
return on asset (ROA)
Pengaruh variable independen terhadap
0.000 -0.349 0.197 0.000
leverage (LEV)
Pengaruh leverage (LEV) terhadap
0.254 0.254 0.254 0.254
return on asset (ROA)
Pengaruh tidak langsung variabel
independen terhadap return on asset 0.000 -0.089 0.050 0.000
(ROA) melalui leverage (LEV)
Pengaruh total variabel independen
-0.062 -0.179 0.050 0.000
terhadap return on asset (ROA)
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2020
independen terhadap variabel dependen melalui variabel mediasi dan total pengaruh
seberapa kuat pengaruh (signifikasi), perlu dilakukan uji menggunakan sobel test.
Table 4.16
Hasil Sobel Test
Bersumber pada hasil sobel test Tebel 4.16 didapatkan hasil p2p3, Sp2p3 dan
104
1. Proporsi komisaris perempuan terhadap return on asset melalui
leverage.
sobel test pada Table 4.16 didapatkan nilai t-hitung sebesar 0.000,
ROA
berdasarkan hasil sobel test pada Table 4.16 didapatkan nilai t hitung
105
Berdasarkan analisa jalur dan sobel test dapat disimpulkan leverage
leverage.
sobel test pada Table 4.16 didapatkan nilai t hitung sebesar 6.89113,
Kemudian berdasarkan hasil sobel test pada Table 4.16 didapatkan nilai
106
Berdasarkan analisa jalur dan sobel testdapat disimpulkan leverage
Setelah melakukan uji statistik terhadap data yang telah diperoleh untuk
maupun yang diterima. Berikut adalah ringkasan hasil uji hipotesis yang diajukan
Table 4.17
Ringkasan hasil uji hipotesis
107
Hipotesis Hasil Penelitian Kesimpulan
Bersumber pada Tabel 4.17 terlihat hanya 6 hipotesis diterima dari 13 usulan
hipotesis.
108
dapat disebabkan kerena proporsinya yang masih kecil sehingga tidak memberikan
pengaruh terhadap financial leverage. Hasil penelitian ini tidak selaras dengan hasil
peningkatan risiko yang mungkin akan dialami oleh perusahaan karena peningkatan
leverage.
bahwa anggota dewan yang beragam (termasuk keberagaman gender) dengan akses
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil yang diungkapkan oleh Jiraporn et al.
(2012) yang berpendapat bahwa pengaruh negatif diberikan board size yang tinggi
terhadap leverage. Mereka berasumsi bahwa dewan board size yang tinggi akan
109
meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa board size yang
tinggi dapat mengakibatkan proses pengambilan keputusan yang tidak efisien, sama
perusahaan. Hal tersebut akhirnya dapat berpengaruh negatif bagi tingkat leverage
perusahaan.
Pengaruh negatif dari dari board size terhadap leverage juga sejalan dengan
sehingga H3 Diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil yang diungkapkan
mengurangi agency cost karena pengawasan yang lebih baik. Hasil ini
110
perusahaan. Pengawasan ini diharapkan mampu mengontrol agar manajemen tidak
juga sejalan dengan agency theory yang berpendapat bahwa peningkatan hutang
dalam struktur modal perusahaan dapat mengurangi konflik antara pemilik dan
manajemen. Oleh karena itu, komisaris akan mendorong penggunaan hutang dalam
tidak signifikan dari peningkatan ukuran komite audit terhadap leverage dapat
disebabkan karena perusahaan telah memiliki ukuran komite audit yang optimal
dengan komposisi yang sudah baik sehingga ketika ada peningkatan ukuran komite
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan hasil yang diungkapkan oleh P. F.
Chen et al. (2016) yang berpendapat pengawasan yang baik dari komite audit
111
Tidak signifikannya pengaruh peningkatan ukuran komite audit terhadap
Diterima. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil yang diungkapkan oleh Uribe-
berpengaruh negatif bagi perusahaan. Hal ini mungkin terjadi karena peningkatan
mungkin didasarkan pada agency cost yang tinggi karena adanya agency conflict
yang terjadi karena pengawasan tidak berjalan sebagaimana mestinya karena faktor
pengambilan keputusan.
112
2.4.6 Pengaruh Board Size Terhadap Return on Asset
Berdasarkan hasil pengujian didapat hasil bahwa peningkatan board size akan
sejalan dengan hasil yang diungkapkan Pillai & Al-Malkawi (2018) yang
menyebutkan perusahaan harus membatasi board size agar dapat menjaga kinerja
perusahaan. Hasil ini menguatkan anggapan bahwa board size yang terlalu besar
perusahaan menjadi tidak efektif. Hal ini tentu bisa berpengaruh kurang baik bagi
perusahaan karena lebih banyak energi yang terpakai saat membuat keputusan,
Pengaruh negatif dari dari board size terhadap ROA mungkin didasarkan
pada agency cost yang tinggi karena adanya agency conflict yang terjadi karena
pengawasan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal tersebut bisa terjadi karena
board size yang tidak proporsional sehingga pengambilan keputusan jadi tidak
113
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang diungkapkan oleh
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA.
Muniandy & Hillier (2015) menganggap proporsi komisaris independen yang tinggi
perusahaan.
signifikan dari peningkatan ukuran komite audit terhadap ROA dapat disebabkan
karena perusahaan telah memiliki ukuran komite audit yang optimal dengan
komposisi yang sudah baik sehingga ketika ada peningkatan ukuran komite audit
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan hasil yang diungkapkan oleh Shao
peningkatan jumlah anggota komite audit berpengaruh positif terhadap ROA. Hasil
dari Shao (2019) mungkin karena peningkatan ukuran komite audit yang
menurunkan potensi agency conflict seperti yang dijelaskan pada agency theory.
114
2.4.9 Pengaruh Leverage Terhadap Return on Asset
selaras dengan hasil yang diungkapkan oleh Connelly et al. (2012) yang
meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil ini juga selaras dengan hasil yang
Psillaki menganggap bahwa tingkat hutang yang tinggi dapat mengurangi agency
Pengaruh positif dari leverage terhadap ROA sejalan dengan trade-off theory
yang beranggapan bahwa leverage yang tinggi dapat berpengaruh positif saat
terjadi timbal balik yang seimbang antara keuntungan dan beban (risiko) yang
Hasil dari path analysis pada Tabel 4.15 ini menunjukkan tidak adanya
ROA karena nilai koefisien pengaruh total sama dengan nilai koefisien pengaruh
langsung proporsi komisaris perempuan terhadap ROA. Hasil dari sobel test pada
115
Tabel 4.16 menguatkan tidak adanya pengaruh mediasi dari leverage terhadap
pengaruh proporsi komisaris perempuan terhadap ROA karena nilai t hitung lebih
kecil dari nilai t tabel sehingga pengaruh mediasinya tidak signifikan. Dengan
uraian diatas tentang analisa jalur dan sobel test sehingga disimpulkan leverage
H10 Ditolak.
berpengaruh langsung terhadap ROA tanpa melalui leverage seperti hasil Uribe-
Return on Asset
Hasil dari path analysis pada Tabel 4.15 ini menunjukkan adanya pengaruh
mediasi leverage pada pengaruh board size terhadap ROA karena nilai koefisien
pengaruh total tidak sama dengan koefisien pengaruh langsung board size terhadap
ROA. Namun, hasil dari sobel test pada Tabel 4.16 menunjukkan tidak adanya
pengaruh mediasi dari leverage terhadap pengaruh board size terhadap ROA karena
nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel sehingga pengaruh mediasinya tidak
signifikan. Dengan uraian diatas tentang analisa jalur dan sobel test sehingga
116
Dengan hasil ini maka terlihat bahwa board size berpengaruh langsung
terhadap ROA tanpa melalui leverage seperti hasil penelitian Pillai & Al-Malkawi
(2018) menyebutkan bahwa perusahaan harus membatasi board size agar dapat
Hasil dari path analysis pada Tabel 4.15 ini menunjukkan adanya pengaruh
karena nilai koefisien pengaruh total tidak sama dengan koefisien pengaruh
langsung proporsi komisaris independen terhadap ROA. Hasil dari sobel test pada
Tabel 4.16 menguatkan adanya pengaruh mediasi dari leverage terhadap pengaruh
proporsi komisaris independen terhadap ROA karena nilai t hitung lebih besar dari
nilai t tabel. Berdasarkan pada uraian diatas tentang analisa jalur dan sobel
tidak langsung terhadap ROA melalui leverage meski tidak memiliki pengaruh
langsung terhadap ROA seperti hasil penelitian Margaritis & Psillaki (2010) yang
karena menganggap leverage yang tinggi dapat mengurangi agency cost karena
pengawasan yang lebih baik karena hasil penelitian Connelly et al. (2012) yang
117
meningkatkan pengawasan oleh pihak eksternal (kreditur) sehingga perusahaan
Hasil dari path analysis pada Tabel 4.15 ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
mediasi leverage pada pengaruh ukuran komite audit terhadap ROA karena nilai
koefisien pengaruh total sama dengan nilai koefisien pengaruh langsung ukuran
komite audit terhadap ROA. Hasil dari sobel test pada Tabel 4.16 menguatkan tidak
adanya pengaruh mediasi dari leverage terhadap pengaruh ukuran komite audit
terhadap ROA karena nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel. Berdasarkan pada
uraian diatas tentang analisa jalur dan sobel test sehingga disimpulkan leverage
tidak memediasi pengaruh ukuran komite audit terhadap ROA sehingga H13
Ditolak.
Dengan hasil ini maka terlihat bahwa ukuran komite audit tidak memliki
pengaruh terhadap ROA baik langsung maupun melalui leverage sebagai variabel
mediasi yang tidak sejalan dengan hasil penelitian Shao (2019) yang mengatakan
anggota komite audit berpengaruh positif terhadap ROA serta hasil penelitian
118
sehingga perusahaan akan berinvestasi pada proyek-proyek yang lebih
119
BAB V
5.1 Kesimpulan
karena data yang digunakan ialah data panel (pooled data) yang merupakan
gabungan antara data time series dan cross section sehingga dapat dilakukan untuk
uji selanjutnya.
secara signifikan.
120
6. Hasil pengujian untuk H6 menunjukkan board size mempengaruhi ROA
secara signifikan.
signifikan.
10. Hasil pengujian untuk H10 menunjukkan leverage tidak memediasi pengaruh
11. Hasil pengujian untuk H11 menunjukkan leverage tidak memediasi pengaruh
13. Hasil pengujian untuk H13 menunjukkan leverage tidak memediasi pengaruh
Hasil penelitian ini selaras terhadap hasil yang sudah ada terkait:
121
M., & Meckling, 1976). Sedangkan menurut Adams & Ferreira (2009)
pemantauan yang lebih baik. Serta menurut Carter et al. (2010) yang
secara positif, hasil ini selaras dengan agency theory yang berpendapat
122
ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Margaritis
al. (2016) yang menyatakan pengawasan yang baik dari komite audit
negatif, hal ini mungkin didasarkan pada agency cost yang tinggi
123
yang baik, akan tetapi mungkin karena kekerabatan. Hasil penelitian ini
sebagaimana mestinya. Hal tersebut bisa terjadi karena board size yang
efisien dan membutuhkan energi yang lebih. Hasil penelitian ini juga
hal ini tidak sejalan dengan agency theory yang mengatakan bahwa
124
penelitian yang dilakukan oleh Muniandy & Hillier (2015) yang
8. Ukuran komite audit tidak signifikan mempengaruhi ROA, hal ini tidak
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shao (2019) yang
125
yang tinggi dapat berpengaruh positif saat ada keseimbangan manfaat
dan pengorbanan (risiko) yang timbul dari hutang (Brigham & Houston,
perusahaan.
11. Leverage tidak memediasi pengaruh board size terhadap ROA. Hasil
ROA tanpa melalui leverage seperti hasil penelitian Pillai & Al-
126
tidak memiliki pengaruh langsung terhadap ROA seperti hasil
perusahaan.
ROA. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran komite audit tidak memliki
perusahaan.
127
5.3 Implikasi Kebijakan
perempuan, board size, proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit
tahun 2015 – 2017), maka implikasi kebijakan yang dapat diambil dari penelitian
menggunakan ROA.
128
ROA, namun ketika leverage dipilih menjadi variabel mediasi maka
menggunakan ROA.
leverage (LEV) menjelaskan 15.7% dan return on asset (ROA) menjelaskan 16.7%.
Hal ini mengidentifikasikan bahwa ada variabel (faktor) lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel leverage dan return
audit.
sebelumnya, saran untuk dilakukan penelitian yang akan datang antara lain:
129
DAFTAR PUSTAKA
Abbasi, M., Kalantari, E., & Abbasi, H. (2012). Impact of Corporate Governance
Mechanisms on Firm Value: Evidence from the Food Industry of Iran. Journal
of Basic and Applied Scientific Research, 2(5), 4712–4721. Retrieved from
https://www.textroad.com/pdf/JBASR/J. Basic. Appl. Sci. Res., 2(5)4712-
4721, 2012.pdf
Abor, J. (2007). Debt policy and performance of SMEs: evidence from Ghanaian
and South African firms. The Journal of Risk Finance, 8(4), 364–379.
https://doi.org/10.1108/15265940710777315
Adams, R. B., & Ferreira, D. (2009). Women in the boardroom and their impact on
governance and performance. Journal of Financial Economics.
https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2008.10.007
Agrawal, A., & Knoeber, C. R. (1996). Firm Performance and Mechanisms to
Control Agency Problems between Managers and Shareholders. The Journal
of Financial and Quantitative Analysis. https://doi.org/10.2307/2331397
Aldamen, H., Duncan, K., Kelly, S., Mcnamara, R., & Nagel, S. (2012). Audit
committee characteristics and firm performance during the global financial
crisis. Accounting and Finance. https://doi.org/10.1111/j.1467-
629X.2011.00447.x
Allard, K. (2004). Business as War. Battling for Competitive Advantage. In
Behavioral Assessment. https://doi.org/10.1016/j.patrec.2005.01.006
Allen, M. P., & Burt, R. S. (1985). Corporate Profits and Cooptation: Networks of
Market Constraints and Directorate Ties in the American Economy. Social
Forces. https://doi.org/10.2307/2578666
Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. In Keuangan.
Antoniou, A., Guney, Y., & Paudyal, K. (2008). The Determinants of Capital
Structure: Capital Market-Oriented versus Bank-Oriented Institutions. Journal
of Financial and Quantitative Analysis.
https://doi.org/10.1017/s0022109000002751
Becker, G. S. (1964). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, with
130
Special Reference to Education. In University of Chicago - Department of
Economics; University of Chicago - Booth School of Business (First Edit).
Chicago: University of Chicago Press.
Berger, A. N., & Bonaccorsi di Patti, E. (2006). Capital structure and firm
performance: A new approach to testing agency theory and an application to
the banking industry. Journal of Banking and Finance, 30(4), 1065–1102.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2005.05.015
Berger, P. G., Ofek, E., & Yermack, D. L. (1997). Managerial entrenchment and
capital structure decisions. Journal of Finance. https://doi.org/10.1111/j.1540-
6261.1997.tb01115.x
Bhagat, S., & Brian, B. (2008). Corporate governance and firm performance Sanjai.
Journal of Corporate Finance, 14, 257–273. https://doi.org/10.1016/j.jcorp
Bhatt, R. R., & Bhattacharya, S. (2015). Board structure and firm performance in
Indian IT firms. Journal of Advances in Management Research.
https://doi.org/10.1108/JAMR-07-2014-0042
Borolla, J. D. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Prestasi.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan.
In Erlangga Jakarta. https://doi.org/10.1016/0377-841X(78)90069-4
Campbell, K., & Mínguez-Vera, A. (2008). Gender diversity in the boardroom and
firm financial performance. Journal of Business Ethics.
https://doi.org/10.1007/s10551-007-9630-y
Campbell, K., & Vera, A. M. (2009). Female board appointments and firm
valuation: Short and long-term effects. Journal of Management and
Governance. https://doi.org/10.1007/s10997-009-9092-y
Carter, D. A., D’Souza, F., Simkins, B. J., & Simpson, W. G. (2010). The gender
and ethnic diversity of US boards and board committees and firm financial
performance. Corporate Governance: An International Review.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2010.00809.x
Carter, D. A., Simkins, B. J., & Simpson, W. G. (2003). Corporate governance,
board diversity, and firm value. Financial Review.
131
https://doi.org/10.1111/1540-6288.00034
Chamlou, M. R. I. and N. (2000). Corporate Governance: A Framework for
Implementation. The International Bank for Reconstruction and Development.
The World Bank. https://doi.org/10.1016/j.ceramint.2016.03.231
Chancharat, N., Krishnamurti, C., & Tian, G. (2012). Board structure and survival
of new economy IPO firms. Corporate Governance: An International Review.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2011.00906.x
Chang, R. P., & Rhee, S. G. (1990). The Impact of Personal Taxes on Corporate
Dividend Policy and Capital Structure Decisions. Financial Management,
19(2), 21–31. https://doi.org/10.2307/3665631
Chang, Y. K., Chou, R. K., & Huang, T. H. (2014). Corporate governance and the
dynamics of capital structure: New evidence. Journal of Banking and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2014.04.026
Chasanah, N. (2008). Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacy dan Budaya
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan.
UNDIP Semarang.
Chen, P. F., He, S., Ma, Z., & Stice, D. (2016). The information role of audit
opinions in debt contracting. Journal of Accounting and Economics.
https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2015.04.002
Chen, Z., Cheung, Y. L., Stouraitis, A., & Wong, A. W. S. (2005). Ownership
concentration, firm performance, and dividend policy in Hong Kong. Pacific
Basin Finance Journal. https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2004.12.001
Christiansen, L. E., Lin, H., Pereira, J., Topalova, P., & Turk, R. (2016). Gender
Diversity in Senior Positions and Firm Performance: Evidence from Europe.
IMF Working Papers. https://doi.org/10.5089/9781513553283.001
Coles, J. L., Daniel, N. D., & Naveen, L. (2008). Boards: Does one size fit all?
Journal of Financial Economics.
https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2006.08.008
Coles, J. W., McWilliams, V. B., & Sen, N. (2001). An examination of the
relationship of governance mechanisms to performance. Journal of
Management. https://doi.org/10.1016/S0149-2063(00)00085-4
132
Connelly, J. T., Limpaphayom, P., & Nagarajan, N. J. (2012). Form versus
substance: The effect of ownership structure and corporate governance on firm
value in Thailand. Journal of Banking and Finance, 36(6), 1722–1743.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2012.01.017
Dalton, D. R., Daily, C. M., Ellstrand, A. E., & Johnson, J. L. (1998). Meta‐analytic
reviews of board composition, leadership structure, and financial performance.
Strategic Management Journal. https://doi.org/10.1002/(sici)1097-
0266(199803)19:3<269::aid-smj950>3.3.co;2-b
Detthamrong, U., Chancharat, N., & Vithessonthi, C. (2017). Corporate
governance, capital structure and firm performance: Evidence from Thailand.
Research in International Business and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2017.07.011
Eisenberg, T., Sundgren, S., & Wells, M. T. (1998). Larger board size and
decreasing firm value in small firms. Journal of Financial Economics.
Elsayed, K. (2007). Does CEO duality really affect corporate performance?
Corporate Governance: An International Review.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2007.00641.x
Fama, E. F., & Jensen, M. C. (1983). Separation of Ownership and Control. Journal
of Law and Economics, XXVI, 32 Pages.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.94034
Fauzi, F., & Locke, S. (2012). Board structure, ownership structure and firm
performance: A study of New Zealand listed-firms. Asian Academy of
Management Journal of Accounting and Finance.
Fitzsimmons, S. R. (2012). Women on boards of directors: Why skirts in seats
aren’t enough. Business Horizons.
https://doi.org/10.1016/j.bushor.2012.07.003
Ghozali, I. (2011). Ekonometrika: teori, konsep dan aplikasi dengan SPSS 17.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Indonesia.
Ghozali, I. (2013). Analisis Multivariate dengan program IBSM SPSS21.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., & Donnelly, J. H. (1989). Organisasi : perilaku,
133
struktur, proses, jilid 2. In Organisasi.
Gillan, S. L. (2006). Recent Developments in Corporate Governance: An Overview.
Journal of Corporate Finance. https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2005.11.002
Goodstein, J., Gautam, K., & Boeker, W. (1994). The effects of board size and
diversity on strategic change. Strategic Management Journal.
https://doi.org/10.1002/smj.4250150305
Grossman, S. J., & Hart, O. (1982). Corporate Financial Structure and Managerial
Incentives. The Economics of Information and Uncertainty, (1983), 107–140.
Retrieved from https://ssrn.com/abstract=578641
Guo, L., & Masulis, R. W. (2015). Board Structure and Monitoring: New Evidence
from CEO Turnovers. Review of Financial Studies.
https://doi.org/10.1093/rfs/hhv038
Hill, C., Jones, G., & Galvin, P. (2004). Strategic Management: An Integrated
Approach. In Strategic Management: An Integrated Approach.
https://doi.org/10.2218/ijdc.v5i1.148
Hillman, AJ, Cannella, A., & Paetzold, R. (2000). The resource dependence role of
corporate directors: Strategic adaptation of board composition in response to
environmental change. Journal of Management ….
Huang, M., Li, P., Meschke, F., & Guthrie, J. P. (2015). Family firms, employee
satisfaction, and corporate performance. Journal of Corporate Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jcorpfin.2015.08.002
Husnan Suad. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Managerial Finance. https://doi.org/10.1021/jm050518j
Jackling, B., & Johl, S. (2009). Board structure and firm performance: Evidence
from India’s top companies. Corporate Governance: An International Review.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00760.x
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of the Firm: Managerial. Journal of
Financial Economics. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/0304-
405X(76)90026-X
Jensen, M. C. (1986). Agency costs of free cash flow, corporate finance, and
takeovers. The American Economic Review, 76(2), 323–329.
134
https://doi.org/10.2139/ssrn.99580
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4),
305–360. https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
Jiraporn, P., Kim, J. C., Kim, Y. S., & Kitsabunnarat, P. (2012). Capital structure
and corporate governance quality: Evidence from the Institutional Shareholder
Services (ISS). International Review of Economics and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.iref.2011.10.014
John, K., & Senbet, L. W. (1998). Corporate governance and board effectiveness.
Journal of Banking and Finance. https://doi.org/10.1016/S0378-
4266(98)00005-3
Kim, B., Burns, M. L., & Prescott, J. E. (2009). The strategic role of the board: The
impact of board structure on top management team strategic action capability.
Corporate Governance: An International Review.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00775.x
Klapper, L. F., & Love, I. (2004). Corporate governance, investor protection, and
performance in emerging markets. Journal of Corporate Finance.
https://doi.org/10.1016/S0929-1199(03)00046-4
KNKG. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. In
Komite Nasional Kebijakan Governance.
La Porta, R., Lopez-De-Silanes, F., Shleifer, A., & Vishny, R. W. (2000). Agency
problems and dividend policies around the world. Journal of Finance.
https://doi.org/10.1111/0022-1082.00199
Lipton, M., & Lorsch, J. W. (1992). A Modest Proposal for Improved Corporate
Governance. The Business Lawyer, 48(1), 59–77.
Mak, Y. T., & Kusnadi, Y. (2005). Size really matters: Further evidence on the
negative relationship between board size and firm value. Pacific Basin
Finance Journal. https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2004.09.002
Margaritis, D., & Psillaki, M. (2010). Capital structure, equity ownership and firm
performance. Journal of Banking and Finance, 34(3), 621–632.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2009.08.023
135
Marrakchi Chtourou, S., Badard, J., & Courteau, L. (2005). Corporate Governance
and Earnings Management. SSRN Electronic Journal.
https://doi.org/10.2139/ssrn.275053
Modigliani, F., & Miller, M. H. (1958). The Cost of Capital, Corporation Finnace
and the Theory of Invesment. The American Economic Review, 48(3), 261–
297.
Muniandy, B., & Hillier, J. (2015). Board independence, investment opportunity
set and performance of South African firms. Pacific Basin Finance Journal.
https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2014.11.003
Nadeem, M., Suleman, T., & Ahmed, A. (2019). Women on boards, firm risk and
the profitability nexus: Does gender diversity moderate the risk and return
relationship? International Review of Economics and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.iref.2019.08.007
Perryman, A. A., Fernando, G. D., & Tripathy, A. (2016). Do gender differences
persist? An examination of gender diversity on firm performance, risk, and
executive compensation. Journal of Business Research.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2015.05.013
Pfeffer, J., & Salancik, G. (1978). The external control of organizations: A resource
dependence perspective. In Stanford University Press.
https://doi.org/10.2307/2392573
Pillai, R., & Al-Malkawi, H. A. N. (2018). On the relationship between corporate
governance and firm performance: Evidence from GCC countries. Research
in International Business and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2017.07.110
Renee B. Adams. (2003). What Do Boards Do? Evidence from Board Committee
and Director Compensation Data. EFA 2005 Moscow Meetings Paper, 38
Pages. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.397401
Shao, L. (2019). Dynamic study of corporate governance structure and firm
performance in China: Evidence from 2001-2015. Chinese Management
Studies. https://doi.org/10.1108/CMS-08-2017-0217
Strøm, R. Ø., D’Espallier, B., & Mersland, R. (2014). Female leadership,
136
performance, and governance in microfinance institutions. Journal of Banking
and Finance. https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2014.01.014
Suresh, T., & Savas, L. (2019). Board Gender Diversity in ASEAN. Retrieved from
https://www.ifc.org/wps/wcm/connect/21f19cfe-9cce-4089-bfc1-
e4c38767394e/Board_Gender_Diversity_in_ASEAN.pdf?MOD=AJPERES
Sutrisno. (2001). Manajemen Keuangan Teori Konsep & Aplikasi. In Manajemen
Keuangan Teori Konsep & Aplikasi.
Terjesen, S., Sealy, R., & Singh, V. (2009). Women directors on corporate boards:
A review and research agenda. Corporate Governance: An International
Review. https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00742.x
Ticker, R. I. (2009). Corporate Governance - Principles, Policies and Practices.
Oxford: Oxford University Press.
Uchida, K. (2011). Does corporate board downsizing increase shareholder value?
Evidence from Japan. International Review of Economics and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.iref.2010.10.003
Uribe-Bohorquez, M. V., Martínez-Ferrero, J., & García-Sánchez, I. M. (2018).
Board independence and firm performance: The moderating effect of
institutional context. Journal of Business Research.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.03.005
Vithessonthi, C., & Tongurai, J. (2015a). The effect of leverage on performance:
Domestically-oriented versus internationally-oriented firms. Research in
International Business and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2015.02.016
Vithessonthi, C., & Tongurai, J. (2015b). The effect of leverage on performance:
Domestically oriented versus internationally oriented firms. Research in
International Business and Finance, 34, 265–280.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2015.02.016
Walt, N., & Ingley, C. (2003). Board Dynamics and the Influence of Professional
Background, Gender and Ethnic Diversity of Directors. Corporate
Governance. https://doi.org/10.1111/1467-8683.00320
Wen, Y., Rwegasira, K., & Bilderbeek, J. (2002). Corporate governance and capital
137
structure decisions of the Chinese listed firms. Corporate Governance.
https://doi.org/10.1111/1467-8683.00271
Westphal, J. D., & Milton, L. P. (2000). How Experience and Network Ties Affect
the Influence of Demographic Minorities on Corporate Boards. Administrative
Science Quarterly. https://doi.org/10.2307/2667075
Wibowo, E. (2010). Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan.
Yermack, D. (1996). Higher market valuation of companies with a small board of
directors. Journal of Financial Economics. https://doi.org/10.1016/0304-
405X(95)00844-5
Zelechowski, D. D., & Bilimoria, D. (2004). Characteristics of women and men
corporate inside directors in the US. Corporate Governance: An International
Review. https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2004.00374.x
138
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data List Perusahaan dan Nilai Variabel yang Dipakai
139
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
7 BUKIT ASAM TBK PT 2015 12.82% 11.97% 0.00% 6 33,33% 3
2016 11.31% 12.75% 0.00% 6 33,33% 3
2017 22.07% 4.43% 0.00% 6 33,33% 3
8 CHAROEN POKPHAND 2015 8.03% 33.17% 0.00% 5 40% 5
INDONESI PT 2016 9.04% 27.31% 0.00% 4 50% 5
2017 10.26% 23.99% 0.00% 3 33,33% 4
9 DARMA HENWA PT TBK 2015 0.13% 14.07% 0.00% 6 33,33% 1
2016 0.14% 13.21% 0.00% 6 33,33% 1
2017 0.70% 8.75% 0.00% 5 40% 1
10 DARYA VARIA 2015 8.24% 0.00% 16.67% 6 33,33% 3
LABORATORIA PT 2016 10.46% 0.00% 14.29% 7 42,86% 3
2017 10.23% 0.00% 14.29% 7 42,86% 3
11 GLOBAL MEDIACOM 2015 0.27% 30.61% 20.00% 5 60% 3
TBK PT 2016 0.80% 33.46% 20.00% 5 60% 3
2017 1.89% 37.04% 25.00% 4 75% 3
12 GUDANG GARAM TBK 2015 10.57% 32.38% 25.00% 4 50% 3
PT 2016 10.56% 31.38% 25.00% 4 50% 3
2017 11.96% 30.86% 25.00% 4 50% 2
13 INDO ACIDATAMA TBK 2015 2.98% 30.11% 0.00% 8 37,5% 3
PT 2016 1.71% 35.91% 0.00% 8 37,5% 3
2017 2.58% 27.59% 0.00% 8 37,5% 3
14 2015 5.07% 0.00% 20.00% 5 40% 3
140
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
INDO TAMBANGRAYA 2016 10.95% 0.00% 20.00% 5 40% 3
MEGAH TBK P 2017 19.67% 0.00% 14.29% 7 28,57% 3
15 INDOCEMENT TUNGGAL 2015 15.42% 0.44% 0.00% 7 42,86% 3
PRAKARSA 2016 13.39% 0.36% 0.00% 7 42,86% 3
2017 6.30% 0.37% 0.00% 7 42,86% 2
16 INDOFOOD CBP SUKSES 2015 11.63% 10.74% 0.00% 6 50% 3
MAKMUR T 2016 12.98% 7.06% 0.00% 6 50% 2
2017 12.55% 7.44% 0.00% 6 50% 2
17 INDOFOOD SUKSES 2015 3.34% 30.04% 0.00% 8 37,5% 3
MAKMUR TBK P 2016 4.76% 27.28% 0.00% 8 37,5% 3
2017 4.87% 27.51% 0.00% 8 37,5% 2
18 JASA MARGA (PERSERO) 2015 4.28% 39.78% 0.00% 6 33,33% 3
TBK PT 2016 4.19% 45.84% 0.00% 6 33,33% 3
2017 3.32% 40.33% 0.00% 6 33,33% 3
19 KALBE FARMA TBK PT 2015 15.34% 2.91% 14.29% 7 42,86% 3
2016 15.90% 1.86% 14.29% 7 42,86% 3
2017 15.10% 1.92% 14.29% 7 42,86% 3
20 MEDIA NUSANTARA 2015 8.44% 25.96% 0.00% 5 40% 3
CITRA TBK PT 2016 9.53% 25.85% 0.00% 3 33,33% 2
2017 9.92% 24.47% 0.00% 3 33,33% 2
21 MITRA ADIPERKASA TBK 2015 0.41% 38.55% 20.00% 5 40% 3
PT 2016 2.07% 42.09% 40.00% 5 40% 3
141
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2017 3.03% 30.93% 40.00% 5 40% 2
22 PERUSAHAAN GAS 2015 6.59% 41.71% 0.00% 5 40% 5
NEGARA TBK PT 2016 4.57% 42.47% 0.00% 6 33,33% 5
2017 2.62% 34.31% 16.67% 6 33,33% 5
23 PP LONDON SUMATRA 2015 7.10% 0.00% 16.67% 6 33,33% 3
INDONES PT 2016 6.49% 0.00% 16.67% 6 33,33% 3
2017 7.59% 0.00% 16.67% 6 33,33% 2
24 SEMEN INDONESIA 2015 12.48% 10.49% 0.00% 7 28,57% 4
PERSERO TBK 2016 10.98% 14.16% 0.00% 7 28,57% 4
2017 4.32% 20.46% 0.00% 7 28,57% 4
25 SURYA CITRA MEDIA PT 2015 32.71% 3.30% 20.00% 5 40% 3
TBK 2016 31.98% 4.30% 20.00% 5 40% 3
2017 26.09% 1.24% 20.00% 5 40% 3
26 TELEKOMUNIKASI 2015 10.06% 20.05% 28.57% 7 42,86% 5
INDONESIA PER 2016 11.19% 17.70% 28.57% 7 42,86% 4
2017 11.71% 17.87% 28.57% 7 57,14% 6
27 UNILEVER INDONESIA 2015 39.00% 10.81% 0.00% 5 80% 3
TBK PT 2016 39.36% 14.29% 0.00% 5 80% 3
2017 39.29% 18.25% 0.00% 5 80% 1
28 WIJAYA KARYA PERSERO 2015 3.52% 17.91% 28.57% 7 42,86% 4
TBK PT 2016 4.16% 21.51% 33.33% 6 33,33% 4
2017 3.12% 19.73% 33.33% 6 33,33% 4
142
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
29 ASTRO MALAYSIA 2015 7.51% 52.05% 37.50% 8 50% 4
HOLDINGS BHD 2016 9.03% 55.14% 37.50% 8 50% 4
2017 9.47% 54.35% 30.00% 10 40% 2
30 AXIATA GROUP BERHAD 2015 4.85% 29.21% 10.00% 10 70% 4
2016 0.79% 31.46% 11.11% 9 55,56% 4
2017 1.29% 27.44% 10.00% 10 60% 3
31 BERJAYA SPORTS TOTO 2015 16.43% 30.89% 0.00% 8 37,5% 3
BHD 2016 12.58% 43.35% 11.11% 9 33,33% 3
2017 9.02% 43.89% 11.11% 9 33,33% 3
32 BOUSTEAD HOLDINGS 2015 0.50% 45.60% 0.00% 6 50% 3
BHD 2016 2.49% 40.80% 0.00% 6 50% 3
2017 2.82% 33.86% 14.29% 7 57,14% 3
33 BRITISH AMERICAN 2015 73.07% 25.27% 25.00% 8 37,5% 3
TOBACCO BHD 2016 60.04% 10.90% 25.00% 8 50% 3
2017 43.98% 36.19% 28.57% 7 57,14% 3
34 CARLSBERG BREWERY 2015 32.63% 4.76% 0.00% 6 33,33% 2
MALAYSIA B 2016 30.98% 5.05% 0.00% 6 33,33% 2
2017 33.69% 2.58% 14.29% 7 57,14% 2
35 DIALOG GROUP BHD 2015 7.99% 23.64% 37.50% 8 37,5% 3
2016 7.59% 21.16% 37.50% 8 37,5% 3
2017 7.45% 24.48% 37.50% 8 37,5% 3
36 DIGI.COM BHD 2015 38.43% 27.75% 33.33% 6 50% 3
143
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2016 32.14% 41.50% 42.86% 7 42,86% 3
2017 26.06% 46.36% 28.57% 7 42,86% 2
37 FGV HOLDINGS BHD 2015 0.88% 26.25% 11.11% 9 55,56% 3
2016 0.15% 26.46% 11.11% 9 55,56% 2
2017 0.63% 26.68% 18.18% 11 54,55% 1
38 FRASER & NEAVE 2015 9.73% 9.93% 0.00% 11 36,36% 3
HOLDINGS BHD 2016 12.37% 12.62% 0.00% 11 36,36% 3
2017 10.05% 11.73% 0.00% 11 36,36% 3
39 GAMUDA BHD 2015 5.76% 31.03% 22.22% 9 33,33% 3
2016 4.55% 33.94% 33.33% 9 33,33% 2
2017 4.02% 33.25% 33.33% 9 33,33% 2
40 GENTING BHD 2015 2.15% 20.69% 0.00% 7 57,14% 3
2016 2.78% 19.62% 0.00% 7 57,14% 3
2017 1.84% 29.03% 12.50% 8 62,5% 3
41 GENTING MALAYSIA 2015 5.21% 16.81% 0.00% 9 66,67% 4
BHD 2016 10.39% 15.51% 0.00% 9 66,67% 4
2017 4.01% 23.27% 0.00% 9 66,67% 4
42 GENTING PLANTATIONS 2015 2.96% 31.60% 0.00% 7 71,43% 5
BHD 2016 4.59% 31.37% 0.00% 7 71,43% 5
2017 4.20% 37.75% 0.00% 6 66,67% 4
43 HAP SENG 2015 10.20% 41.77% 11.11% 9 44,44% 4
CONSOLIDATED 2016 9.20% 37.74% 11.11% 9 44,44% 4
144
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2017 8.83% 34.01% 10.00% 10 60% 4
44 HAP SENG 2015 4.35% 0.00% 0.00% 10 40% 3
PLANTATIONS HLDGS 2016 5.49% 0.00% 10.00% 10 30% 3
2017 4.96% 0.00% 8.33% 12 50% 3
45 HARTALEGA HOLDINGS 2015 16.32% 0.44% 0.00% 8 50% 2
BHD 2016 15.06% 12.65% 0.00% 8 50% 2
2017 13.32% 13.56% 25.00% 8 50% 4
46 HENGYUAN REFINING 2015 12.21% 50.20% 28.57% 7 57,14% 3
CO BHD 2016 11.12% 46.02% 22.22% 9 55,56% 4
2017 27.63% 33.00% 28.57% 7 57,14% 2
47 IHH HEALTHCARE BHD 2015 2.91% 18.86% 10.00% 10 40% 2
2016 1.68% 20.13% 10.00% 10 40% 3
2017 2.55% 19.62% 10.00% 10 40% 3
48 IJM CORP BHD 2015 2.52% 30.09% 0.00% 8 50% 3
2016 4.01% 29.30% 0.00% 8 50% 3
2017 3.23% 28.95% 0.00% 9 66,67% 3
49 IOI CORP BHD 2015 0.33% 40.42% 0.00% 8 37,5% 2
2016 3.70% 42.04% 0.00% 8 37,5% 3
2017 4.18% 40.74% 0.00% 8 37,5% 3
50 KPJ HEALTHCARE 2015 3.73% 39.28% 20.00% 10 50% 2
BERHAD 2016 3.80% 40.04% 18.18% 11 54,55% 2
2017 3.96% 37.62% 18.18% 11 54,55% 2
145
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
51 KUALA LUMPUR 2015 5.77% 26.62% 0.00% 7 57,14% 3
KEPONG BHD 2016 8.95% 24.76% 0.00% 8 62,5% 3
2017 5.31% 22.78% 11.11% 9 66,67% 3
52 MAGNUM BHD 2015 6.23% 27.42% 0.00% 6 33,33% 2
2016 5.23% 27.39% 0.00% 6 33,33% 3
2017 5.76% 23.27% 0.00% 6 33,33% 2
53 MALAYSIA AIRPORTS 2015 0.19% 26.82% 11.11% 9 44,44% 3
HLDGS BHD 2016 0.33% 26.21% 27.27% 11 45,45% 3
2017 1.10% 24.99% 27.27% 11 45,45% 3
54 MALAYSIAN RESOURCES 2015 4.68% 47.78% 25.00% 8 37,5% 1
CORP BHD 2016 3.66% 39.13% 25.00% 8 37,5% 1
2017 1.82% 22.50% 25.00% 8 37,5% 1
55 MAXIS BHD 2015 9.38% 52.18% 11.11% 9 44,44% 2
2016 10.42% 50.22% 9.09% 11 36,36% 4
2017 11.24% 39.96% 9.09% 11 36,36% 6
56 MISC BHD 2015 5.54% 13.68% 22.22% 9 55,56% 5
2016 4.98% 22.44% 22.22% 9 66,67% 4
2017 3.72% 23.11% 12.50% 8 50% 4
57 MMC CORP BHD 2015 4.97% 40.01% 11.11% 9 66,67% 4
2016 2.47% 39.79% 12.50% 8 75% 4
2017 0.92% 38.71% 12.50% 8 87,5% 4
58 2015 24.66% 14.04% 25.00% 8 75% 3
146
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
NESTLE (MALAYSIA) 2016 25.57% 11.11% 25.00% 8 75% 3
BERHAD 2017 25.14% 17.34% 25.00% 8 75% 3
59 PETRONAS CHEMICALS 2015 9.38% 0.24% 25.00% 8 50% 4
GROUP BHD 2016 9.34% 0.22% 25.00% 8 50% 5
2017 12.81% 0.15% 25.00% 8 50% 5
60 PETRONAS DAGANGAN 2015 8.97% 2.62% 25.00% 8 37,5% 3
BHD 2016 10.84% 1.27% 25.00% 8 50% 3
2017 16.11% 0.69% 28.57% 7 42,86% 3
61 PETRONAS GAS BHD 2015 14.38% 7.36% 12.50% 8 50% 2
2016 11.24% 13.59% 37.50% 8 37,5% 4
2017 10.49% 17.50% 42.86% 7 42,86% 4
62 PPB GROUP BERHAD 2015 5.19% 3.32% 14.29% 7 42,86% 3
2016 4.68% 2.33% 14.29% 7 42,86% 3
2017 5.19% 4.58% 14.29% 7 57,14% 3
63 SIME DARBY BERHAD 2015 4.29% 29.26% 15.38% 13 46,15% 3
2016 3.87% 24.75% 23.08% 13 46,15% 2
2017 3.88% 4.74% 25.00% 12 58,33% 1
64 TELEKOM MALAYSIA 2015 2.98% 31.06% 16.67% 12 58,33% 2
BHD 2016 3.14% 33.45% 25.00% 12 58,33% 4
2017 3.74% 32.91% 25.00% 12 58,33% 4
65 TENAGA NASIONAL BHD 2015 5.37% 26.81% 20.00% 10 60% 3
2016 5.89% 30.29% 25.00% 12 66,67% 4
147
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2017 5.02% 31.10% 33.33% 12 66,67% 4
66 TOP GLOVE CORP BHD 2015 12.11% 23.66% 27.27% 11 45,45% 4
2016 13.52% 15.08% 25.00% 12 58,33% 4
2017 11.73% 12.59% 33.33% 12 58,33% 4
67 V.S. INDUSTRY BERHAD 2015 7.79% 22.21% 12.50% 8 37,5% 3
2016 6.14% 20.91% 12.50% 8 37,5% 3
2017 6.41% 24.42% 12.50% 8 37,5% 3
68 WCT HOLDINGS BHD 2015 3.23% 38.41% 0.00% 8 37,5% 3
2016 0.97% 40.63% 0.00% 7 57,14% 1
2017 2.00% 40.35% 0.00% 8 50% 1
69 YTL CORP BHD 2015 1.59% 56.19% 15.38% 13 30,77% 2
2016 1.37% 55.10% 15.38% 13 30,77% 3
2017 1.15% 57.75% 15.38% 13 30,77% 3
70 YTL POWER 2015 2.19% 58.04% 15.38% 13 30,77% 3
INTERNATIONAL BHD 2016 2.44% 55.91% 15.38% 13 30,77% 2
2017 1.51% 58.82% 15.38% 13 30,77% 3
71 ADVANCED INFO 2015 25.41% 36.00% 20.00% 10 40% 3
SERVICE PCL 2016 13.41% 35.90% 20.00% 10 40% 3
2017 10.75% 38.61% 9.09% 11 45,45% 3
72 ASIAN INSULATORS PCL 2015 4.83% 8.92% 0.00% 7 42,86% 3
2016 8.21% 3.63% 0.00% 7 42,86% 3
2017 7.62% 0.00% 0.00% 7 42,86% 3
148
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
73 BANGKOK DUSIT MED 2015 8.20% 29.31% 13.33% 15 46,67% 3
SERVICE 2016 8.01% 29.81% 7.14% 14 42,86% 3
2017 8.90% 32.08% 7.69% 13 46,15% 3
74 BEC WORLD PUBLIC CO 2015 18.82% 25.95% 28.57% 14 35,71% 3
LTD 2016 8.15% 34.38% 28.57% 14 35,71% 4
2017 0.42% 26.01% 28.57% 14 35,71% 3
75 BTS GROUP HOLDINGS 2015 4.10% 6.82% 0.00% 12 41,67% 3
PCL 2016 6.26% 14.28% 7.14% 14 35,71% 3
2017 2.52% 40.92% 7.14% 14 35,71% 3
76 CHAROEN POKPHAND 2015 2.43% 52.15% 6.67% 15 33,33% 4
FOODS PUB 2016 2.73% 53.72% 13.33% 15 33,33% 4
2017 2.60% 48.65% 13.33% 15 33,33% 4
77 CP ALL PCL 2015 4.17% 57.58% 0.00% 15 33,33% 3
2016 4.90% 53.68% 0.00% 15 33,33% 3
2017 5.59% 46.36% 0.00% 15 33,33% 3
78 DELTA ELECTRONICS 2015 16.37% 0.43% 11.11% 9 44,44% 3
THAI PCL 2016 12.25% 0.69% 0.00% 8 37,5% 3
2017 10.66% 0.50% 0.00% 8 37,5% 3
79 ELECTRICITY 2015 2.54% 49.68% 6.67% 15 40% 3
GENERATING PCL 2016 4.41% 51.05% 13.33% 15 40% 3
2017 5.95% 49.33% 14.29% 14 42,86% 1
80 FABRINET 2015 7.06% 6.02% 16.67% 6 83,33% 1
149
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2016 8.10% 7.06% 20.00% 5 80% 3
2017 10.28% 7.02% 20.00% 5 80% 3
81 HOME PRODUCT 2015 7.66% 30.60% 8.33% 12 33,33% 3
CENTER PCL 2016 8.36% 32.61% 8.33% 12 33,33% 3
2017 9.52% 29.56% 9.09% 11 36,36% 3
82 INDORAMA VENTURES 2015 3.18% 37.72% 7.14% 14 50% 2
PCL 2016 6.75% 39.51% 7.14% 14 50% 3
2017 7.72% 33.92% 7.14% 14 50% 2
83 INTOUCH HOLDINGS 2015 28.35% 20.27% 11.11% 9 44,44% 3
PCL 2016 29.17% 18.62% 20.00% 10 40% 3
2017 20.22% 14.84% 20.00% 10 50% 3
84 IRPC PCL 2015 5.77% 32.91% 0.00% 15 40% 1
2016 5.79% 36.31% 6.67% 15 53,33% 3
2017 6.36% 31.85% 13.33% 15 46,67% 3
85 LAND & HOUSES PUB 2015 8.56% 42.42% 0.00% 9 44,44% 3
CO LTD 2016 8.64% 43.03% 0.00% 8 37,5% 3
2017 9.92% 44.75% 0.00% 7 42,86% 3
86 MINOR INTERNATIONAL 2015 8.15% 46.22% 12.50% 8 25% 3
PCL 2016 6.37% 45.95% 22.22% 9 33,33% 3
2017 4.76% 42.12% 20.00% 10 40% 4
87 PTT GLOBAL CHEMICAL 2015 5.43% 28.08% 20.00% 15 60% 3
PCL 2016 6.47% 23.49% 13.33% 15 60% 3
150
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2017 9.26% 22.49% 13.33% 15 60% 3
88 PTT PCL 2015 0.90% 30.33% 6.67% 15 73,33% 6
2016 4.29% 27.50% 7.14% 14 78,57% 3
2017 6.06% 23.72% 6.67% 15 80% 3
89 RATCH GROUP PCL 2015 3.38% 23.17% 21.43% 14 57,14% 4
2016 6.52% 25.65% 15.38% 13 53,85% 3
2017 6.35% 23.38% 15.38% 13 46,15% 3
90 ROBINSON PCL 2015 8.76% 13.74% 8.33% 12 41,67% 4
2016 10.61% 12.10% 8.33% 12 41,67% 4
2017 10.05% 6.42% 8.33% 12 41,67% 4
91 SIAM CEMENT PCL/THE 2015 9.31% 39.76% 8.33% 12 58,33% 3
2016 10.69% 35.98% 8.33% 12 58,33% 4
2017 9.89% 36.48% 8.33% 12 58,33% 4
92 SIAM CITY CEMENT PUB 2015 12.54% 22.18% 16.67% 12 33,33% 3
CO LTD 2016 7.78% 43.91% 16.67% 12 33,33% 3
2017 2.53% 39.09% 16.67% 12 33,33% 4
93 SNC FORMER PCL 2015 9.87% 6.28% 10.00% 10 60% 2
2016 8.58% 17.34% 11.11% 9 66,67% 2
2017 7.96% 15.10% 11.11% 9 66,67% 2
94 SVI PCL 2015 28.61% 0.24% 0.00% 6 66,67% 2
2016 17.34% 7.39% 16.67% 6 66,67% 3
2017 4.46% 7.76% 16.67% 6 50% 2
151
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
95 THAI OIL PCL 2015 6.32% 39.29% 14.29% 14 50% 4
2016 10.35% 35.04% 35.71% 14 42,86% 4
2017 11.15% 29.14% 28.57% 14 50% 4
96 THAI UNION GROUP PCL 2015 4.75% 35.27% 0.00% 12 33,33% 3
2016 4.15% 46.25% 0.00% 12 33,33% 3
2017 4.15% 45.98% 0.00% 12 33,33% 3
97 TOTAL ACCESS 2015 5.42% 43.23% 25.00% 12 33,33% 1
COMMUNICATION 2016 1.84% 42.61% 33.33% 12 33,33% 3
2017 1.84% 42.81% 33.33% 12 33,33% 3
98 ABOITIZ EQUITY 2015 5.69% 47.37% 0.00% 9 33,33% 5
VENTURES INC 2016 5.58% 55.25% 0.00% 9 33,33% 5
2017 4.51% 53.26% 0.00% 9 33,33% 4
99 ABOITIZ POWER CORP 2015 7.67% 47.26% 0.00% 9 33,33% 4
2016 6.67% 60.47% 0.00% 9 33,33% 4
2017 5.68% 56.99% 0.00% 9 33,33% 5
100 ASIAN TERMINALS INC 2015 8.56% 0.00% 10.00% 10 20% 3
2016 8.55% 0.00% 0.00% 8 25% 3
2017 10.17% 0.00% 0.00% 8 25% 3
101 BELLE CORP 2015 3.65% 14.28% 18.18% 11 27,27% 4
2016 6.41% 16.22% 20.00% 10 30% 3
2017 6.73% 20.20% 16.67% 12 25% 3
102 DMCI HOLDINGS INC 2015 8.47% 27.74% 22.22% 9 22,22% 2
152
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2016 8.38% 23.66% 22.22% 9 22,22% 2
2017 9.01% 22.99% 22.22% 9 22,22% 3
103 FIRST GEN 2015 3.10% 53.69% 0.00% 9 22,22% 4
CORPORATION 2016 3.69% 50.63% 0.00% 9 33,33% 4
2017 2.49% 45.68% 0.00% 9 33,33% 4
104 FIRST PHILIPPINE HLDGS 2015 1.63% 50.02% 0.00% 14 28,57% 6
2016 2.89% 47.09% 6.67% 15 33,33% 5
2017 1.64% 42.78% 7.69% 13 23,08% 5
105 GLOBE TELECOM INC 2015 8.79% 36.91% 9.09% 11 27,27% 3
2016 7.13% 42.31% 9.09% 11 27,27% 2
2017 5.71% 47.35% 9.09% 11 27,27% 3
106 GT CAPITAL HOLDINGS 2015 4.64% 38.74% 0.00% 11 36,36% 3
INC 2016 5.14% 32.63% 0.00% 11 36,36% 4
2017 4.95% 28.41% 0.00% 10 30% 2
107 INTEGRATED MICRO- 2015 5.39% 23.21% 9.09% 11 27,27% 3
ELECTRONICS 2016 4.87% 28.28% 9.09% 11 27,27% 3
2017 4.36% 32.59% 9.09% 11 27,27% 3
108 INTL CONTAINER TERM 2015 1.62% 28.33% 0.00% 7 28,57% 3
SVCS INC 2016 4.49% 33.04% 0.00% 7 28,57% 3
2017 4.26% 34.19% 0.00% 7 28,57% 2
109 JG SUMMIT HOLDINGS 2015 3.91% 33.77% 18.18% 11 27,27% 6
INC 2016 1.73% 33.18% 18.18% 11 27,27% 6
153
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2017 4.18% 30.77% 18.18% 11 27,27% 6
110 JOLLIBEE FOODS CORP 2015 8.29% 15.44% 0.00% 9 22,22% 2
2016 8.97% 16.71% 0.00% 9 22,22% 4
2017 8.75% 17.95% 0.00% 9 22,22% 4
111 MACROASIA 2015 8.90% 1.53% 18.18% 11 27,27% 6
CORPORATION 2016 8.76% 3.52% 18.18% 11 27,27% 5
2017 17.97% 4.40% 20.00% 10 30% 4
112 MANILA ELECTRIC 2015 6.93% 10.74% 0.00% 11 18,18% 1
COMPANY 2016 6.63% 13.63% 9.09% 11 18,18% 2
2017 6.80% 13.27% 9.09% 11 18,18% 6
113 MANILA WATER 2015 7.66% 42.36% 18.18% 11 36,36% 4
COMPANY 2016 7.30% 41.32% 18.18% 11 36,36% 3
2017 6.54% 46.03% 9.09% 11 36,36% 3
114 METRO PACIFIC 2015 3.56% 29.01% 6.67% 15 33,33% 3
INVESTMENTS CO 2016 3.50% 27.91% 6.67% 15 26,67% 1
2017 3.07% 37.54% 7.14% 14 21,43% 1
115 PETRON CORP 2015 1.64% 58.42% 20.00% 15 20% 6
2016 3.29% 53.38% 20.00% 15 20% 6
2017 3.88% 50.67% 20.00% 15 20% 5
116 PHILEX MINING CORP 2015 2.03% 22.00% 18.18% 11 18,18% 5
2016 3.87% 25.03% 18.18% 11 18,18% 5
2017 4.23% 23.68% 27.27% 11 18,18% 5
154
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
117 PLDT INC 2015 4.95% 35.35% 15.38% 13 23,08% 5
2016 4.30% 38.94% 23.08% 13 23,08% 4
2017 2.86% 37.57% 23.08% 13 23,08% 4
118 SAN MIGUEL CORP 2015 1.01% 55.74% 6.67% 15 33,33% 5
2016 2.29% 52.66% 6.67% 15 20% 5
2017 2.10% 51.05% 6.67% 15 20% 4
119 SEMIRARA MINING AND 2015 15.56% 34.19% 27.27% 11 18,18% 3
POWER CO 2016 19.59% 25.38% 30.00% 10 20% 3
2017 21.15% 26.28% 36.36% 11 18,18% 3
120 SM INVESTMENTS CORP 2015 3.82% 35.86% 12.50% 8 37,5% 3
2016 3.79% 37.13% 25.00% 8 37,5% 3
2017 3.61% 37.19% 22.22% 9 33,33% 2
121 UNIVERSAL ROBINA 2015 13.13% 24.68% 0.00% 9 22,22% 2
CORP 2016 12.01% 30.19% 0.00% 9 22,22% 5
2017 7.53% 26.00% 0.00% 9 22,22% 6
122 CHINA SUNSINE 2015 12.11% 9.13% 12.50% 8 50% 4
CHEMICAL HLDGS 2016 13.73% 0.00% 14.29% 7 42,86% 4
2017 18.11% 0.00% 12.50% 8 50% 4
123 COMFORTDELGRO 2015 5.78% 10.71% 12.50% 8 87,5% 4
CORP LTD 2016 6.18% 6.83% 12.50% 8 87,5% 4
2017 6.11% 6.68% 22.22% 9 88,89% 4
124 FIRST RESOURCES LTD 2015 6.00% 31.57% 12.50% 8 62,5% 4
155
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2016 7.67% 26.35% 12.50% 8 62,5% 4
2017 8.03% 28.67% 12.50% 8 62,5% 4
125 GENTING SINGAPORE 2015 1.56% 13.56% 0.00% 5 60% 4
LTD 2016 3.28% 10.17% 0.00% 5 60% 4
2017 6.51% 12.66% 0.00% 7 71,43% 4
126 GOLDEN AGRI- 2015 0.13% 37.90% 0.00% 8 50% 3
RESOURCES LTD 2016 4.89% 36.92% 0.00% 8 50% 3
2017 0.90% 36.77% 0.00% 8 50% 3
127 JARDINE CYCLE & 2015 3.42% 26.11% 7.69% 13 53,85% 6
CARRIAGE LTD 2016 3.40% 24.60% 7.69% 13 61,54% 6
2017 3.99% 26.94% 15.38% 13 61,54% 6
128 KEPPEL CORP LTD 2015 5.04% 28.56% 10.00% 10 80% 6
2016 2.70% 30.97% 11.11% 9 77,78% 4
2017 0.68% 27.17% 11.11% 9 77,78% 4
129 RAFFLES MEDICAL 2015 9.43% 3.96% 10.00% 10 70% 3
GROUP LTD 2016 8.19% 3.38% 10.00% 10 70% 4
2017 7.43% 7.87% 10.00% 10 70% 4
130 SATS LTD 2015 9.69% 5.21% 12.50% 8 87,5% 4
2016 10.69% 5.26% 10.00% 10 90% 3
2017 11.76% 4.77% 11.11% 9 88,89% 4
131 SEMBCORP INDUSTRIES 2015 2.96% 34.31% 10.00% 10 70% 4
LTD 2016 1.87% 41.37% 9.09% 11 72,73% 3
156
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
2017 1.66% 41.47% 10.00% 10 80% 5
132 SIA ENGINEERING CO 2015 10.90% 2.01% 10.00% 10 60% 4
LTD 2016 10.16% 1.83% 11.11% 9 66,67% 5
2017 17.77% 1.35% 11.11% 9 55,56% 3
133 SINGAPORE AIRLINES 2015 1.58% 7.27% 12.50% 8 75% 3
LTD 2016 3.37% 5.65% 11.11% 9 77,78% 3
2017 1.55% 0.19% 0.00% 7 85,71% 3
134 SINGAPORE POST LTD 2015 7.98% 10.78% 8.33% 12 66,67% 4
2016 10.74% 11.55% 8.33% 12 58,33% 2
2017 1.30% 13.40% 30.00% 10 70% 2
135 SINGAPORE PRESS 2015 5.06% 21.15% 30.00% 10 90% 5
HOLDINGS LTD 2016 4.42% 21.88% 27.27% 11 90,91% 4
2017 5.81% 24.62% 30.00% 10 80% 3
136 SINGAPORE 2015 9.29% 21.34% 27.27% 11 72,73% 5
TELECOMMUNICATIONS 2016 9.04% 22.82% 33.33% 9 66,67% 3
2017 8.39% 23.16% 33.33% 9 66,67% 3
137 STARHUB LTD 2015 19.11% 36.01% 7.69% 13 46,15% 5
2016 16.63% 44.96% 8.33% 12 41,67% 4
2017 11.29% 37.07% 16.67% 12 50% 4
138 TECKWAH INDUSTRIAL 2015 6.54% 10.37% 12.50% 8 50% 4
CORP LTD 2016 6.86% 6.73% 12.50% 8 50% 4
2017 5.64% 0.60% 12.50% 8 50% 3
157
Proportion of Size of The Proportion of Audit
Return on Leverage
NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN Women on Board Independent Committee
Asset (ROA) (LEV)
Board (PFOB) (BOZ) Directors (PID) Size (AUCZ)
139 VENTURE CORP LTD 2015 6.17% 5.34% 0.00% 7 85,71% 4
2016 6.84% 3.36% 0.00% 7 85,71% 4
2017 12.63% 0.98% 0.00% 7 85,71% 4
140 WILMAR 2015 2.57% 47.19% 0.00% 11 36,36% 4
INTERNATIONAL LTD 2016 2.63% 45.96% 0.00% 11 36,36% 3
2017 3.07% 48.44% 0.00% 11 36,36% 4
141 XP POWER LTD 2015 17.75% 7.23% 0.00% 8 37,5% 2
2016 16.52% 3.96% 12.50% 8 37,5% 3
2017 18.23% 13.99% 12.50% 8 37,5% 3
158
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik
Descriptives
Descriptive Statistics
Output Model 1
Regression
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Lg_AUCZ,
Lg_PID,
. Enter
Lg_PFOB,
Lg_BOZa
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LEV
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
1 .406a .165 .157 .1462465 .647
a. Predictors: (Constant), Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_PFOB, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: LEV
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.769 4 .442 20.679 .000a
Residual 8.940 418 .021
Total 10.709 422
a. Predictors: (Constant), Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_PFOB, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: LEV
159
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .782 .052 15.155 .000
Lg_PFOB .023 .023 .044 .989 .323 .998 1.002
Lg_BOZ -.349 .049 -.322 -7.051 .000 .957 1.044
Lg_PID .197 .046 .194 4.277 .000 .975 1.026
Lg_AUCZ -.034 .046 -.033 -.741 .459 .977 1.023
a. Dependent
Variable: LEV
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Lg_PFOB Lg_BOZ Lg_PID Lg_AUCZ
1 1 4.598 1.000 .00 .01 .00 .01 .00
2 .214 4.634 .00 .84 .00 .13 .01
3 .125 6.065 .00 .09 .00 .63 .26
4 .051 9.482 .07 .05 .14 .23 .71
5 .012 19.962 .92 .02 .85 .00 .02
a. Dependent Variable: LEV
Residuals Statisticsa
Output Model 2
Regression
160
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 LEV, Lg_PFOB,
Lg_AUCZ, . Enter
Lg_PID, Lg_BOZa
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
1 .421a .177 .167 .1059239 .945
a. Predictors: (Constant), LEV, Lg_PFOB, Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: Sqrt_ROA
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.008 5 .202 17.970 .000a
Residual 4.679 417 .011
Total 5.687 422
a. Predictors: (Constant), LEV, Lg_PFOB, Lg_AUCZ, Lg_PID, Lg_BOZ
b. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .207 .047 4.452 .000
Lg_PFOB -.062 .017 -.167 -3.742 .000 .996 1.004
Lg_BOZ -.090 .038 -.114 -2.365 .018 .856 1.169
Lg_PID -.025 .034 -.034 -.742 .458 .934 1.071
Lg_AUCZ .017 .034 .022 .497 .619 .976 1.025
LEV .254 .035 .348 7.160 .000 .835 1.198
a. Dependent Variable: Sqrt_ROA
161
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) Lg_PFOB Lg_BOZ Lg_PID Lg_AUCZ LEV
1 1 5.413 1.000 .00 .01 .00 .00 .00 .00
2 .218 4.982 .00 .84 .00 .01 .00 .11
3 .202 5.173 .00 .05 .00 .29 .00 .36
4 .111 6.992 .00 .04 .01 .39 .41 .15
5 .047 10.717 .04 .04 .18 .27 .56 .07
6 .008 25.561 .96 .02 .80 .04 .02 .30
a. Dependent Variable: Sqrt_ROA
Residuals Statisticsa
162
CURRICULUM VITAE
CURRICULUM VITAE
INFORMASI
Pendidikan Formal
2017 – Sekarang : Magister Manajemen (Konsentrasi
PENDIDIKAN
163