Skripsi
Diajukan Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
AGUSTUS 2020
ABSTRAK
Kinerja keungan yang diproksikan oleh Return on Assets (ROA) adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif dan efisien kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan, semakin besar
Return on Asset semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset. Dalam penentuan
tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian Return
on Asset karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank
yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan
masyarakat sehingga Return on Asset lebih mewakili dalam mengukur tingkat
profitabilitas perbankan. Faktor yang mempengaruhi ROA yaitu proporsi dewan
komisaris independen, jumlah dewan direksi dan jumlah komite audit. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh proporsi dewan komisaris
independen, jumlah dewan direksi dan jumlah komite audit terhadap Return on
Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2018 baik secara parsial maupun simultan.
ii
audit berpengaruh negatif terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini terjadi karena
arah hubungan yang negatif menjelaskan bahwa semakin besar nilai komite audit
maka akan semakin menurunkan kinerja keuangan. Secara simultan proporsi dewan
komisaris independen, jumlah dewan direksi dan jumlah komite audit berpengaruh
terhadap ROA, Hal ini menunjukkan bahwa hanya 12% variasi return on assets
(ROA) yang dapat dijelaskan oleh variasi proporsi dewan komisaris independen,
jumlah dewan direksi dan jumlah komite audit. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
iii
iv
v
PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
PERIODE 2015-2018
Skripsi
Menyetujui,
vi
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah,, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar Fakultas Ekonomi Univeristas Pakuan.
Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa seizin Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahamat dan
hidyah-Nya yang senantiasa dilimpahakan kepada penulis, sehingga bisa
menyelasaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2015- 2018”.
Penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk menyelesaiakan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pakuan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari
sempurna baik dari segi teknis maupun segi ilmiahnya yang semua itu disebabkan
dari keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak
sehingga dapat dijadikan masukan yang bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan penulis agar menjadi lebih baik.
Dalam penyusunan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
viii
9. Ibu May Mulyaningsih, S.E., M.Ak., selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah membantu serta mengarahkan penulis sehingga proposal penelitian
ini dapat terselesaikan dengan baik.
10. Seluruh dosen Strata 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Bogor yang
telah membimbing dan memberikan ilmu kepada penulis.
11. Seluruh staf Tata Usaha dan pelaksana Universitas Pakuan Bogor yang telah
memberikan bantuan dan informasi dalam menjunjung kegiatan perkuliahan.
12. Kedelapan sahabat saya Another Home (Ajeng Siti Nandini, Sharah Salsabila,
Gita Tiara Febrian, Devita Andhina Sukmayadi, Pebi Yolanda, Anawati, Puji
Herawati, Yaumil Annisa) yang sudah bersama-sama dalam suka dan duka di
bangku perkuliahan, terima kasih atas kebersamaannya yang selalu
memberikan semangat.
13. Teman-teman kelas A dan B Akuntansi angkatan 2016 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya dari awal kuliah
sampai saat ini.
14. Teman-teman seperjuangan dan seperbimbingan yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya dalam suka maupun duka
yang sudah berjuang bersama dalam proses bimbingan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
ABSTRAK.......................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PRODI .................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN TELAH DISIDANGKAN .................................... v
HAK CIPTA....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................. 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ............................................................ 7
1.2.2 Perumusan Masalah ............................................................ 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...................................................... 9
1.3.1 Maksud Penelitian .............................................................. 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ................................................................ 9
1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 9
1.4.1 Kegunaan Akademis ........................................................... 10
1.4.2 Kegunaan Praktis ................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Good Corporate Governance (GCG) ............................................ 11
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance (GCG) ................. 11
2.1.2 Prinsip Dasar Good Corporate Governance (GCG) ............ 12
2.1.3 Manfaat Good Corporate Governance ............................... 14
2.1.4 Teori Good Corporate Governance ................................... 15
2.1.5 Mekanisme Corporate Governance .................................... 16
2.2 Kinerja Keuangan ......................................................................... 20
2.2.1 Analisis Laporan Keuangan ............................................... 20
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan .................................... 20
2.2.3 Alat dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ..................... 22
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan ................................................... 24
2.2.5 Return on Assets ................................................................. 25
2.2.5.1 Pengertian Return on Assets.................................... 25
2.2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ROA .............. 26
2.2.5.3 Kriteria Penilaian Return on Assets ........................ 27
2.3 Penelitian Sebelumnya dan Kerangka Pemikiran .......................... 27
2.3.1 Penelitian Sebelumnya .......................................................... 27
x
2.3.2 Kerangka Pemikiran ........................................................... 35
2.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 39
3.2 Objek, Unit Analisis, dan Lokasi Penelitian ................................. 39
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ................................................ 39
3.4 Operasionalisasi Variabel ............................................................. 39
3.5 Metode Penarikan Sampel ........................................................... 40
3.6 Metode Pengumpulan Data .......................................................... 43
3.7 Metode Pengolahan/Analisis Data ............................................... 44
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 44
3.7.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 44
3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda ....................................... 45
3.7.4 Uji Hipotesis ....................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Pengumpulan Data .............................................................. 48
4.1.1 Proporsi Dewan Komisaris Independen .............................. 48
4.1.2 Jumlah Dewan Direksi ........................................................ 50
4.1.3 Jumlah Komite Audit .......................................................... 51
4.1.4 Return on Assets (ROA)...................................................... 52
4.2 Analisis Data ............................................................................... 53
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 53
4.2.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 54
4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ....................................... 57
4.2.4 Uji Hipotesis ....................................................................... 58
4.3 Pembahasan ................................................................................. 60
4.3.1 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen Terhadap
Return on Assets (ROA) ..................................................... 61
4.3.2 Pengaruh Jumlah Dewan Direksi Terhadap Return on
Assets (ROA) ..................................................................... 62
4.3.3 Pengaruh Jumlah Komite Audit Terhadap Return on
Assets (ROA) ..................................................................... 62
4.3.4 Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen, Jumlah
Dewan Direksi, dan Jumlah Komite Audit Terhadap Return
on Assets (ROA) ................................................................ 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 65
5.2 Saran ............................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ 73
LAMPIRAN ......................................................................................... 74
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Rata-Rata Pengaruh GCG Terhadap Kinerja Keuangan .......... 5
Tabel 2.1 Matriks Kriteria Penilaian Tingkat ROA ......................................... 27
Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 28
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ............................................................... 40
Tabel 3.2 Populasi Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode
2015-2018 ..................................................................................... 41
Tabel 3.3 Perusahaan Perbankan Yang Menjadi Sampel Penelitian ................ 43
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2015-2018 ................................................ 48
Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 53
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearita ............................................................... 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 57
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .......................................... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji t ....................................................................................... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji F ...................................................................................... 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 60
Tabel 4.10 Hasil Hipotesis Penelitian ............................................................... 60
Tabel 4.11 Rata-Rata Proporsi Dewan Komisaris Independen Dan Return on
Assets (ROA) ................................................................................ 61
Tabel 4.12 Rata-Rata Jumlah Dewan Direksi dan Return on Assets (ROA) ...... 62
Tabel 4.13 Rata-Rata Jumlah Komite Audit dan Return on Assets (ROA) ........ 63
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik GCG dan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan .......... 6
Gambar 2.1 Konstelasi Penelitian ..................................................................... 37
Gambar 4.1 Proporsi Dewan Komisaris Independen Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018 .................................... 49
Gambar 4.2 Jumlah Dewan Direksi Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2015-2018 ............................................................ 50
Gambar 4.3 Jumlah Komite Audit Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2015-2018 ............................................................ 51
Gambar 4.4 Return on Assets (ROA) Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2015-2018 ............................................................ 52
Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 56
xiii
LAMPIRAN
Lampiran 1 .................................................................................................... 74
Lampiran 2 .................................................................................................... 78
Lampiran 3 .................................................................................................... 86
Lampiran 4 .................................................................................................... 90
Lampiran 5 .................................................................................................... 94
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
maka pengawasan yang dilakukan semakin baik dan diharapkan dapat memperkecil
upaya manajemen untuk memanipulasi masalah data-data yang berkaitan dengan
keuangan dan prosedur akuntansi, sehingga kinerja keuangan perusahaan pun akan
semakin meningkat.
ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aset yang dimiliki perusahaan yang dihitung dengan membagi laba
dengan total aset perusahaan. Menurut Nizamullah, Darwanis, dan Abdullah (2014)
rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset
dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Semakin besar nilai rasio ini
menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat.
Penelitian ini dilakukan pada 14 (empatbelas) perusahaan perbankan yang terdaftar
di BEI yaitu Bank Central Asia Tbk, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Bank
Mandiri (Persero) Tbk, OCBC NISP Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk, Bank Pan Indonesia Tbk, Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk, Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, Bank Maybank
Indonesia Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Woori Saudara Indonesia 1906
Tbk.
Berikut disajikan perkembangan rata-rata ROA perusahaan sub sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018.
Tabel 1.1
Data Rata-Rata Pengaruh GCG Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan
Tahun 2014-2018
Tahun
Uraian
2015 2016 2017 2018
Proporsi Dewan Komisaris Independen
% 57,81 60,19 60,18 55,41
Jumlah Dewan Direksi 8,93 8,79 8,79 9,14
Jumlah Komite Audit 4,21 4,79 4,21 4,21
ROA % 2,13 2,22 2,26 2,42
Sumber: www.idnfinancial.com (data diolah, 2020)
6
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bila GCG yang diproksikan dengan
proporsi dewan komisaris independen, jumlah dewan direksi, dan jumlah komite
audit dalam keadaan naik maka ROA akan naik, dan apabila proporsi dewan
komisaris independen, jumlah dewan direksi, dan jumlah komite audit dalam
keadaan turun maka ROA akan turun. Namun data tersebut pada tahun 2017 ketika
proporsi dewan komisaris independen mengalami penurunan sebesar 60,18 tetapi
ROA mengalami kenaikan menjadi 2,26 dan pada tahun 2018 ketika proporsi dewan
komisaris independen mengalami penurunan sebesar 55,41 tetapi ROA mengalami
kenaikan menjadi 2,42. Pada tahun 2016 ketika jumlah dewan direksi mengalami
penurunan sebesar 8,79 tetapi ROA mengalami kenaikan menjadi 2,22. Sedangkan
pada tahun 2017 ketika jumlah komite audit mengalami penurunan sebesar 4,21
tetapi ROA mengalami kenaikan menjadi 2,26.
Dalam hal ini penulis ingin melakukan perbandingan untuk memperoleh
informasi sejauh mana pengaruh penerapan GCG bagi keberlangsungan kinerja
keuangan perusahaan yang memang sudah menerapkan prinsip GCG terutama dalam
industri perbankan, karena industri perbankan memiliki peran yang penting dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pemerataan.
Penelitian ini merupakan replika dari beberapa penelitian terdahulu yang
7
nantinya akan mengalami peningkatan (Sari, 2018). Ukuran dewan komisaris yang
besar menyebabkan monitoring manajemen semakin baik. Jika makin banyak dewan
komisaris maka perusahaan akan lebih diawasi dan dapat meminimalisasi
kecurangan dalam perusahaan sehingga membuat kinerja keuangan perusahaan
semakin meningkat (Rahmawati, Rikumahu, dan Dillak, 2017). Rata-rata proporsi
dewan komisaris independen pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun
2015-2018 yaitu pada tahun 2017 ketika proporsi dewan komisaris independen
mengalami penurunan sebesar 60,18 tetapi ROA mengalami kenaikan menjadi 2,26.
Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yang ada dimana semakin meningkatnya
jumlah dewan komisaris membuat kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA
semakin meningkat.
Dewan direksi merupakan pimpinan perusahaan yang memiliki wewenang
dan tanggung jawab dalam pengelolaan bank. Dewan direksi memiliki tugas untuk
menetapkan arah strategis, menetapkan kebijakan operasional dan bertanggung
jawab memastikan tingkat kesehatan manajemen bank (Dewi, 2018). semakin
banyak anggota dewan direksi, akan membuat network dengan pihak luar perusahaan
akan menjadi lebih baik, hal tersebut akan membuat kinerja keuangan perusahaan
akan semakin membaik (Rahmawati, Rikumahu, dan Dillak, 2017). Pada tahun 2016
ketika jumlah dewan direksi mengalami penurunan sebesar 8,79 tetapi ROA
mengalami kenaikkan menjadi 2,22. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan semakin banyak jumlah dewan direksi akan meningkatkan kinerja
keuangan.
Komite audit berperan untuk melakukan pengawasan internal perusahaan atas
proses pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit, dan implementasi
Corporate Governance (CG) di perusahaan-perusahaan. Adanya komite audit
diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi pengawasan yang dilakukkan oleh dewan
komisaris dan direksi (Dewi, 2018). semakin banyaknya anggota komite audit, maka
pengawasan yang dilakukan semakin baik dan diharapkan dapat memperkecil
upaya manajemen untuk memanipulasi masalah data-data yang berkaitan dengan
keuangan dan prosedur akuntansi, sehingga kinerja keuangan perusahaan pun akan
semakin meningkat (Rahmawati, Rikumahu, dan Dillak, 2017). Pada tahun 2017
ketika jumlah komite audit mengalami penurunan sebesar 4,21 tetapi ROA
mengalami kenaikkan menjadi 2,26. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan semakin banyak jumlah komite audit akan meningkatkan kinerja
keuangan.
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan diatas, maka perumusan
masalah yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode
9
2015-2018 ?
2. Bagaimana jumlah dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018 ?
3. Bagaimana jumlah komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018 ?
4. Bagaimana proporsi dewan komisaris independen, jumlah dewan direksi , dan
jumlah komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis
keterkaitan/hubungan penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap
kinerja keuangan di perusahaan perbankan. Serta sebagai bahan yang akan diolah
untuk menyusun seminar proposal dalam memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas
Pakuan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
periode 2015-2018.
2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah dewan direksi terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.
3. Untuk menganalisis pengaruh jumlah komite audit terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018.
4. Untuk menganalisis secara bersama-sama pengaruh proporsi dewan komisaris
independen, jumlah dewan direksi dan jumlah komite audit terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode
2015-2018.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian tersebut, penulis berharap bahwa
penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh penerapan Good Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memberikan manfaat dan kegunaan
sebagai berikut:
10
11
12
Dari beberapa pengertian yang tertera diatas dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance (GCG) merupakan suatu prinsip yang mengatur atau
mengendalikan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dalam peningkatan
kinerja keuangan dan mengatur hubungan para pemegang saham.GCG juga
merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan
dalam jangka panjang sekaligus memenangkan persaingan global terutama bagi
perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka.
2.1.2 Prinsip Dasar Good Corporate Governance (GCG)
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip dasar GCG diterapkan
pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta keadilan dan
kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha perusahaan dengan
memperhatikan pemangku kepentingan (stakeholders).
Secara umum, penerapan Corporate Governance secara konkret menurut
Organization for Economic Coperation and Development (OECD) (2004:4),
memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut:
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing.
2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
3. Memberikan kepuasan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi
perusahaan.
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri stakeholder terhadap perusahaan.
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
Prinsip-prinsip dari Corporate Governance yang menjadi indikator,
sebagaimana dijelaskan oleh Organization for Economic Coperation and
Development (OECD), adalah:
1. Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi
seluruh pemegang saham. Keadilan disini diartikan sebagai perlakuan yang sama
terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan
pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam
melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan
kesetaraan.
2. Transparancy (Transparansi)
Transparansi adalah adanya pengungkapan suatu informasi yang terbuka,
tepat waktu, serta jelas, dan dapat dibandingkan dengan keadaan yang menyangkut
tentang keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. Untuk
13
Dengan demikian dewan direksi merupakan salah satu indikator vital dalam
pelaksanaan corporate governance yang bertanggung jawab dalam manajemen
perusahaan. Dewan direksi memilki tugas untuk menentukan arah kebijakan dan
strategi sumber daya yang dimilki perusahaan, naik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang.
3. Jumlah Komite Audit
Komite audit meerupakan mekanisme corporate governance yang
diasumsikan mampu mengurangi masalah keagenan yang timbul dalam suatu
perusahaan. Kompetensi komite audit juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kondisi perusahaan.
Konsep Komite Audit pertama kali diperkenalkan oleh New York Stock
Exchange (NYSE) pada tahun 1939. Pada awal tahun 1970-an Komisi Sekuritas di
Amerika Serikat merekomendasikan perusahaan yang listing di bursa efek menyusun
komite audit yang terdiri dari non-executive directors dan pada tahun 1979 NYSE
menentukan persyaratan bahwa semua anggota komite audit haruslah dari kalangan
independen (Fulop, 2013).
Dalam keputusan Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004 disebutkan bahwa
19
Menurut Wild (2014:40) analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat
analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Sebuah rasio
menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Menurut Freddy (2006:69)
analisis rasio keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja
keuangan perusahaan. Dengan bertujuan untuk mengevaluasi situasi yang terjadi saat
ini dan memprediksi kondisi keuangan masa yang akan datang.
Menurut Munawir (2010) dalam dewi (2017) analisis rasio keuangan adalah
analisis yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan menggunakan alat analisa berupa rasio yang
dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio
tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah
proses analisis yang sering digunakan dengan menggunakan beberapa rasio keuangan
yang dibutuhkan. Hasil analisis rasio keuangan pun bertujuan untuk mengetahui
kondisi perusahaan di masa yang akan datang.
2.2.5 Return on Assets
2.2.5.1 Pengertian Return on Assets
Rasio Return on Asset dinilai terpenting di antara rasio profitabilitas yang
ada, karena rasio Return on Asset dapat melihat kemampuan perusahaan
menghasilkan laba nya dengan aset yang dimiliki, semakin baik pengembalian atas
aset maka semakin baik pula kinerja perusahaan.
Return on Asset menurut Sutrisno (2012), bahwa: “Return on Asset sering
juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal
ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.”
Menurut Hanafi dan Halim (2016) Analisis Return on Asset mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang
dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset
tersebut. Asset yang dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan yang diperoleh
dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi
aset perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Return on Asset digunakan untuk mengukur seberapa efektif dan efisien
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan,
semakin besar Return on Asset semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset. Selain
itu juga, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih
mementingkan penilaian Return on Asset daripada Return on Equity karena Bank
Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan
aset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga
26
Keterangan :
Laba sebelum pajak adalah laba sebagaimana tercatat dalam laba rugi Bank tahun
berjalan yang disetahunkan.
Contoh : Untuk posisi bulan Juni akumulasi laba perposisi Juni dihitung dengan
cara dibagi 6 dan dikalikan dengan 12.
Tabel 2.1
Matriks Kriteria Penilaian Tingkat ROA
Ranking Ratio Predikat
1 ROA > 1,5% Sangat Baik
2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Baik
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup
4 0% < ROA ≤ 0,5% Tidak Baik
5 0 < ROA ≤ 0,5% Sangat Tidak Baik
Sumber : Kodifikasi Penilaian Kesehatan Bank tahun 2012
Proporsi Dewan
Komisaris Independen
(X1) H1
Kinerja Keuangan
Rasio Profitabilitas
H2
Jumlah Dewan Direksi Return on Asset
(X2) (ROA)
H3
(Y)
H4
Gambar 2.1
Konstelasi Penelitian
39
40
Variabel Independen
Proporsi Dewan
Jumlah Dewan Komisaris Independen x 100%
Komisaris
Independen Rasio
Total Dewan Komisaris
(X1)
Good
Jumlah Dewan
Corporate
Direksi
Governan Jumlah anggota dewan direksi = Ʃ dewan direksi Rasio
(X2)
ce
Jumlah Komite
(GCG)
Audit
Jumlah anggota Komite Audit = Ʃ Komite Audit Rasio
(X3)
Variabel Dependen
Return on Assets
(ROA)
Kinerja Laba Bersih Sebelum Pajak x 100
Rasio
Keuangan
(Y)
Total Aset
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun
berturut-turut yaitu tahun 2015-2018.
2. Perusahaan perbankan yang mempublikasikan secara lengkap laporan keuangan
di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2015-2018.
3. Perusahaan perbankan yang mengungkapkan data mengenai Dewan Komisaris,
Dewan Direksi, dan Komite Audit selama tahun 2015-2018.
4. Perusahaan yang termasuk kedalam “ Indonesian Institute for Corporate
Directorship (IICD) Corporate Governance (CG) Conference & Award For
Top Biggest Market Cap and Mid Cap of Public Listed Companies in
Indonesia” selama tahun 2015-2018.
5. Perusahaan yang mengalami laba atau tidak mengalami kerugian selama periode
yang diteliti yaitu pada 2015-2018.
6. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan dalam Jutaan Rupiah (Rp) per 31
Desember setiap tahunnya serta memiliki data keuangan yang lengkap terutama
tentang variabel yang diteliti.
Tabel 3.2
Populasi Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2018
Kode Kriteria
Nama Emiten
Saham
1 2 3 4 5 6
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga
AGRO
Tbk
AGRS Bank IBK Indonesia Tbk
ARTO Bank Artos Indonesia Tbk
BABP Bank MNC Internasional Tbk
BACA Bank Capital Indonesia Tbk
BBCA Bank Central Asia Tbk
BBHI Bank Harda Internasional Tbk
BBKP Bank Bukopin Tbk
BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
BBRI Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
42
Kode Kriteria
Nama Emiten
Saham
1 2 3 4 5 6
BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk
BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk
BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Pembangunan Daerah Banten
BEKS
Tbk
BGTB Bank Ganesha Tbk
BINA Bank Ina Perdana Tbk
Bank Pembangunan Daerah Jawa
BJBR
Barat dan Banten Tbk
Bank Pembangunan Daerah Jawa
BJTM
Timur Tbk
BKSW Bank GNB Indonesia Tbk
BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
BNBA Bank Bumi Arta Tbk
BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk
BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
BNLI Bank Permata Tbk
BSIM Bank Sinar Mas Tbk
BSWD Bank of India Indonesia Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional
BTPN
Tbk
BVIC Bank Victoria Intrnasional Tbk
DNAR Bank Oke Indonesia Tbk
INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
Bank China Construction Bank
MCOR
Indonesia Tbk
MEGA Bank Mega Tbk
NAGA Bank Mitraniaga Tbk
43
Kode Kriteria
Nama Emiten
Saham
1 2 3 4 5 6
NISP OCBC NISP Tbk
NOBU Bank Nationalnobu Tbk
PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
PNBS Bank Panin Syariah Tbk
Bank Woori Saudara Indonesia 1906
SDRA
Tbk
Sumber: Data sekunder, diolah 2020
Berdasarkan pertimbangan sampel yang telah ditentukan di atas, didapatkan
sampel penelitian sebanyak 14 perusahaan, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Perusahaan Perbankan Yang Menjadi Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Tanggal Listing di
Perusahaan BEI
1 BBCA Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000
2 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 November 1996
3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 November 2003
4 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17 Desember 2009
5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14 Juli 2003
6 NISP OCBC NISP Tbk 20 Oktober 1994
29 November
7 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk
1989
8 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12 Maret 2008
29 Desember
9 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
1982
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
10 BJBR 08 Juli 2010
Banten Tbk
11 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 12 Juli 2012
21 November
12 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk
1989
06 Desember
13 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
1989
15 Desember
14 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
2006
Sumber: data sekunder diolah 2020
merupakan data-data yang bersumber dari laporan keuangan dan laporan tahunan
(annual report) perusahaan perbankan dengan mengunduh dari situs
www.idnfinancial.com. Pengumpulan data lainnya didapat dengan mebaca buku,
jurnal-jurnal yang terkait dengan penelitian sehingga memperkuat teori yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
memproses variabel-variabel yang ada sehingga menghasilkan suatu hasil penelitian
yang berguna dan memperoleh suatu kesimpulan. Pada penelitian ini penulis
menggunakan metode analisis kuantitatif dengan teknik pengelolaan data
menggunakan statistik deskriptif. Pada penelitian ini penulis menggunakan program
SPSS 25 sebagai alat untuk meguji data. Analisis data pada penelitian ini sebagai
berikut:
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai minimum (min), nilai maksimum (max), nilai rata-rata (mean), dan
standar deviasi mengenai variabel independen dan dependen yang dijabarkan dalam
bentuk statistik (Ghozali, 2016).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti memiliki kualitas yang baik. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Jika data yang telah dikumpulkan sudah
memenuhi seluruh kriteria asumsi klasik, maka data yang ada termasuk dalam
kategori data yang baik (Ghozali, 2016).
3.7.2.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel independen dan variabel dependen keduanya memiliki distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Seperti diketahui bahwa uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas data dilakukan dengan
menggunakan metode analisis Kolmogorov-Smirnov.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Salah satu cara
untuk mengetahui ada/tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan
45
Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) (Ghozali, 2013). Kriteria
pengambilan keputusan dengan nilai tolerance dan VIF adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, berarti terjadi multikolinearitas
2. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, berarti tidak terjadi
multikolinearitas
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2016).
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk
mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi maka dalam
penelitian ini digunakan run test. Run test merupakan bagian dari statistik non-
parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak
(sistematis). Dengan hipotesis dasar di atas, maka dasar pengambilan keputusan uji
statistik dengan run test adalah:
1. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti data residual terjadi secara tidak random (sistematis).
2. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Hal ini berarti data residual terjadi secara random (acak).
3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen (Darmadi, 2013). Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda
sebagai berikut (Juliansah, 2019):
Keterangan:
Y : Kinerja Keuangan (ROA)
α : Konstanta
β1, β2, β3 : Koefisien Regresi
X1 : Proporsi Dewan Komisaris Independen
X2 : Dewan Direksi
X3 : Komite Audit
e : Residual (standar eror)
3.7.4 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyatakan hubungan antara variabel
dependen, yaitu Y (ROA) dengan variabel independen, yaitu X (Proporsi Dewan
Komisaris Independen, Dewan Direksi, Komite Audit).
3.7.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Pengujian signifikansi parameter individual ini digunakan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan
asumsi variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2016). Kriteria pengujian
hipotesis adalah seperti berikut ini:
1. Ha ditolak
Yaitu apabila nilai signifikan t > 0,05 atau bila nilai signifikansi lebih dari nilai α
0,05 berarti variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2. Ha diterima
Yaitu apabila nilai signifikan t < 0,05 atau bila nilai signifikansi kurang dari atau
sama dengan nilai α 0,05 berarti variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.7.4.2 Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)
F-test digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama
sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2016). Kriteria pengujiannya
(Uji-F) adalah sebagai berikut:
1. Ha ditolak
Yaitu apabila nilai signifikan F > 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini
tidak layak untuk digunakan dalam penelitian.
2. Ha diterima
Yaitu apabila nilai signifikan F < 0,05 berarti model regresi dalam penelitian ini
layak untuk digunakan dalam penelitian.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Gambar 4.1
Proporsi Dewan Komisaris Independen Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018
perusahaan, maka akan menciptakan kontrol perusahaan yang lebih baik untuk
mencapai tujuan perusahaan sehingga manajemen akan bekerja lebih baik dan jujur
dalam mengelola perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
perusahaan.
Gambar 4.2
Jumlah Dewan Direksi Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018
tinggi sebesar 14 dibandingkan dengan perusahaan lain. Sedangkan pada tahun 2015-
2016 perusahaan dengan kode BJTM memiliki jumlah dewan direksi paling rendah
yaitu sebesar 5, disusul pada tahun 2018 perusahaan dengan kode BJBR memilki
jumlah dewan direksi paling rendah yaitu sebesar 4. Tinggi dan rendahnya tingkat
dewan direksi menunjukkan bahwa semakin banyak anggota dewan direksi, akan
membuat network dengan pihak luar perusahaan akan menjadi lebih baik, hal
tersebut akan membuat kinerja keuangan perusahaan semakin membaik
4.1.3 Jumlah Komite Audit
Pengumpulan data jumlah komite audit dalam penelitian ini dilakukan pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018. Data diperoleh dari
laporan tahunan (annual report) yang tersedia di website BEI yaitu
www.idnfinancial.com. Metode penarikan sampel pada penelitian ini yaitu metode
non probability sampling kategori purposive sampling. Dimana dari 43 populasi
perusahaan hanya 14 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Jadi, data jumlah
komite audit yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari 14 perusahaan
perbankan selama 4 tahun yaitu sebanyak 56 data jumlah komite audit. Jumlah
komite audit dihitung dengan menghitung banyaknya komite audit yang dimiliki
perusahaan. Tingkat komite audit perusahaan perbankan yang menjadi sampel
penelitian dapat disajikan berdasarkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3
Jumlah Komite Audit Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018
jumlah komite audit yang terus naik dan tidak mengalami penurunan selama tahun
2015-2018. Perusahaan dengan kode BNGA pada tahun 2016 memilki jumlah
komite audit yang paling tinggi yaitu sebesar 9 dibandingkan dengan perusahaan
lain. Sedangkan perusahaan dengan kode BBCA memilki tingkat komite audit yang
paling rendah yaitu sebesar 3 dan tidak mengalami kenaikan dari tahun 2015-2018.
Tinggi dan rendahnya jumlah komite audit berarti bahwa semakin besar jumlah
komite audit tentu akan lebih baik bagi perusahaan. Hal tersebut menunjukkan
pengawasan yang lebih maksimal. Artinya, dengan semakin banyaknya anggota
komite audit, maka pengawasan yang dilakukan semakin baik dan dapat
memperkecil upaya manajemen untuk memanipulasi masalah data-data yang
berkaitan dengan keuangan dan prosedur akuntansi, sehingga kinerja keuangan
perusahaan akan semakin meningkat.
.
4.1.4 Return on Assets (ROA)
Pengumpulan data Return on Assets (ROA) dalam penelitian ini dilakukan
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2015-2018. Data diperoleh
dari laporan tahunan (annual report) yang tersedia di website BEI yaitu
www.idnfinancial.com. Metode penarikan sampel pada penelitian ini yaitu metode
non probability sampling kategori purposive sampling. Dimana dari 43 populasi
perusahaan hanya 14 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Jadi, data ROA
yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari 14 perusahaan perbankan selama
4 tahun yaitu sebanyak 56 data ROA. ROA dihitung dengan membandingkan antara
total laba yang diperoleh perusahaan dengan total asset yang dimilki perusahaan.
Ketika nilai ROA tinggi, maka semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat
rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat. Tingkat ROA perusahaan perbankan
yang menjadi sampel penelitian dapat disajikan berdasarkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4
ROA Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2018
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 56
Normal Mean ,0000000
a,b
Parameters Std. Deviation ,03244448
Most Extreme Absolute ,117
Differences Positive ,098
Negative -,117
Test Statistic ,117
Asymp. Sig. (2-tailed) ,055c
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2020
Di dalam uji normalitas yang telah disajikan di atas, terlihat bahwa nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,055, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi
normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas berfungsi untuk mengetahui apakah variabel independen
55
di dalam penelitian saling berkorelasi antara satu dengan lainnya. Data dinyatakan
tidak terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10.
Berikut hasil uji multikolinearitas yang dilakukan dalam penelitian ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1(Constant)
Dewan Komisaris Independen ,777 1,287
(X1)
Dewan Direksi (X2) ,765 1,307
Komite Audit (X3) ,982 1,018
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji apakah di dalam suatu model
regresi terjadi varians yang fluktuatif dari suatu residu atau tidak. Untuk mendeteksi
adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat dengan residualnya, jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil uji
multikolinearitas yang dilakukan dalam penelitian ini.
56
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode
sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk
mengetahui apakah terjadi autokorelasi dalam suatu model regresi maka dalam
penelitian ini digunakan run test. Run test digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Data dinyatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari
0,05. Berikut hasil autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini.
57
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -,00082
Cases < Test Value 28
Cases >= Test Value 28
Total Cases 56
Number of Runs 22
Z -1,888
Asymp. Sig. (2-tailed) ,059
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) ,015 ,012
Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil penelitian untuk uji t sebagai berikut:
1. Dewan komisaris independen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,335 > 0,05
dengan nilai t Hitung sebesaar 0,972, maka dapat dinyatakan H1 ditolak bahwa
dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap ROA.
2. Dewan direksi mempunyai nilai signifikan sebesar 0,041 < 0,05 dengan nilai
tHitung sebesar 2,095, maka dapat dinyatakan H2 diterima bahwa dewan direksi
berpengaruh positif terhadap ROA.
3. Komite audit mempunyai nilai signifikan sebesar 0,009 < 0,05 dengan nilai
tHitung sebesar -2,730, maka dapat dinyatakan H3 diterima bahwa komite audit
berpengaruh negatif terhadap ROA.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau
simultan terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam menguji
statistik dapat dilihat pada nilai signifikan, maka apabila nilai sig < 0,05 maka secara
simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Begitu
sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka secara simultan variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji t di dalam
penelitian ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,001 3 ,000 3,525 ,021b
Residual ,004 52 ,000
Total ,005 55
Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2020
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(0,21<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H4 diterima yaitu bahwa variabel
independen (dewan komisaris independen, dewan direksi dan komite audit) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (ROA).
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
Dewan Komisaris Independen (X1) Tidak berpengaruh terhadap Return on Assets
atau ROA (Y), Dewan Direksi (X2) berpengaruh terhadap ROA (Y), Komite Audit
(X3) berpengaruh terhadap ROA (Y). Berikut hasil hipotesis penelitian ini:
Tabel 4.10
Hasil Hipotesis Penelitian
Tabel 4.11
Rata-Rata Proporsi Dewan Komisaris Independen dan ROA
Ket 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata
Tabel 4.12
Rata-rata Dewan Direksi dan ROA
Ket 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata
Tabel 4.13
Rata-Rata Komite Audit dan ROA
Ket 2015 2016 2017 2018 Rata-Rata
semakin banyak anggota Dewan Direksi, maka semakin tinggi profitabilitas. Dan
sebaliknya, semakin sedikit anggota Dewan Direksi, maka akan semakin rendah
profitabilitas. Ketiga, Sekaredi (2011) berpendapat bahwa semakin banyaknya
jumlah komite audit maka dapat meningkatkan efektivitas komite audit sehingga
dapat mencegah praktik manajemen laba yang dilakukan manajemen. Efektifnya
fungsi pengawasan juga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
65
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
mengenai Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen, Jumlah Dewan Direksi
dan Jumlah Komite Audit terhadap Return on Assets (ROA) pada Perusahaan
Perbankan Periode 2015-2018, berikut beberapa simpulan yang dapat penulis
rangkum dari hasil penelitian ini:
1. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap Return on
Assets (ROA). Hal ini terjadi karena kemungkinan dewan komisaris independen
tidak menjalankan fungsinya dengan baik sehingga tidak mampu meningkatkan
kinerja keuangan. Artinya jumlah dewan komisaris independen yang tinggi
bukan jaminan bahwa kinerja keuangan akan semakin baik.
2. Dewan direksi berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini
terjadi karena semakin banyaknya jumlah dewan direksi, maka semakin banyak
pula ahli yang memiliki kemampuan operasional dalam berbagai bidang dan
divisi. Sehingga visi misi dan strategi perusahaan dapat dilaksanakan sesuai
dengan rencana.
3. Komite audit berpengaruh negatif terhadap Return on Assets (ROA). Hal ini
terjadi karena arah hubungan yang negatif menjelaskan bahwa semakin besar
nilai komite audit maka akan semakin menurunkan kinerja keuangan.
4. Proporsi Dewan Komisaris Independen, Jumlah Dewan Direksi dan Jumlah
Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Return on Assets (ROA).
Dengan nilai Adjusted R-squared sebesar 0,121 atau 12%. Hal ini menunjukkan
bahwa hanya 12% variasi return on assets (ROA) yang dapat dijelaskan oleh
variasi proporsi dewan komisaris independen, jumlah dewan direksi dan jumlah
komite audit. Sedangkan sisanya 88% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak ada
dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan
kepustakaan/referensi empiris bagi peneliti yang mempunyai minat yang sama
mengenai pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap
kinerja keuangan serta dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan pada bidang konsentrasi Akuntansi Keuangan khususnya pada
proses yang terkait dengan kinerja keuangan perusahaan.
66
2. Bagi Praktisi
a. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan dan mengantisipasi
masalah yang ada pada lokasi yang diteliti, dalam hal ini yaitu perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang dapat berguna bagi
pengambilan keputusan manajemen dan bisnis. Hasil penelitian ini juga
dapat memberikan kontribusi praktis sebagai bahan pertimbangan dalam
pembuatan kebijaksanaan untuk lebih banyak menerapkan GCG dalam
setiap perusahaan.
b. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau
masukan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang terutama
dalam menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi di masa yang akan
datang sehingga target jangka panjang dapat terlaksana di tengah persaingan
yang ada. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
nilai perusahaan yang menerapkan GCG sehingga dijadikan sebagai acuan
untuk pembuatan keputusan investasi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S., & Ardana, I. C. (2009). Etika Bisnis dan Profesi Edisi: Revisi. Jakarta:
Salemba Empat.
Audriene, D. (2016, 11 14). Sejak 2014, OJK Tindak Tegas 108 Kasus Kejahatan
Perbankan. Retrieved 2 23, 2020, from CNN Indonesia:
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20161114120838-78-172491/sejak-
2014-ojk-tindak-tegas-108-kasus-kejahatan-perbankan
Dani, R., & Hasan , S. S. (2011). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Return on Assets, Net Profit Margin, dan Earning Per Share Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index.
Jurnal Ekonomi Vol.14 No. 3.
FCGI. (2008). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit Dalam Pelaksanaan
Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) Jilid II. Jakarta: Citra
Graha.
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2014). Analisis Laporan Keuangan . Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Helena, S., & Saifi, M. (2018). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial
Distress (Studi Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2016). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 60, No. 2, Juli
2018.
Primadhyta, S. (2018, 05 21). Kerugian Negara Dari Kasus Bank Mandiri Bengkak
Jadi Rp 1,83 T. Retrieved 02 23, 2020, from CNN Indonesia:
https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20180521123918-78-299953/kerugian-
negara-dari-kasus-bank-mandiri-bengkak-jadi-rp183-t
Pura, B. D., Hamzah, M. z., & Hariyanti. (2018). Analisis Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2017. Seminar Nasional Cendikiawan Ke-4
Tahun 2018, 879-884.
Putri, D. S., Azieb, & Senjiati, I. H. (2018). Analisis Pengaruh Rasio Nilai Pasar
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar
Produksi dan Konsumsi Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode
2013-2016. Prosiding Hukum Ekonomi Syariah Vol. 4 No. 2 2018.
Rahmawati, I., Rikumahu, B., & Dillak, V. J. (2017). Pengaruh Dewan Direksi,
Dewan Komisaris, Komite Audit dan Corporate Social Responsibility
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Vol.
2 No. 2.
Satriadi, F., Haryono, L., Bagaskara, M. A., & Pranoto, T. (2018). Pengaruh Tata
Kelola Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1.
syafitri, M. L. (2017). Analisis Rasio Solvabilitas dan Aktivitas Pada PT. Bank
Negara Indonesia Syariah. Skripsi, Palembang, Universitas Islam Negeri
Raden Fatah.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Laporan Keuangan Perusahaan
*Dalam Satuan
Tahun
Kode 2015 2016 2017 2018
KI JDK KI JDK KI JDK KI JDK
BBCA 3 5 3 5 3 5 3 5
BBNI 5 8 5 8 4 8 5 9
BBRI 5 8 5 9 5 10 5 10
BBTN 4 7 4 7 5 8 5 9
BMRI 4 8 5 8 5 8 4 8
NISP 4 8 4 8 5 8 5 8
BNGA 4 8 4 8 4 8 4 7
BTPN 3 6 3 5 3 5 3 5
PNBN 3 6 3 6 3 6 2 4
BJBR 3 4 4 5 4 5 1 2
BJTM 3 5 4 5 4 5 2 4
BNII 3 6 3 6 3 6 3 6
BDMN 4 7 3 6 3 6 4 8
SDRA 3 4 3 4 3 4 3 4
Keterangan:
KI : Komisaris Independen
JDK : Jumlah Dewan Komisaris
75
*Dalam Satuan
Tahun
Kode
2015 2016 2017 2018
BBCA 10 11 11 12
BBNI 9 10 10 11
BBRI 12 11 11 14
BBTN 8 8 8 9
BMRI 11 10 10 11
NISP 10 10 10 9
BNGA 9 10 11 12
BTPN 11 7 7 5
PNBN 11 11 11 11
BJBR 7 7 7 4
BJTM 5 5 7 7
BNII 9 8 7 8
BDMN 7 9 7 9
SDRA 6 6 6 6
Tahun
Kode
2015 2016 2017 2018
BBCA 3 3 3 3
BBNI 4 3 4 4
BBRI 4 6 6 6
BBTN 5 7 6 6
BMRI 5 6 6 6
NISP 4 3 3 4
BNGA 6 9 4 4
BTPN 3 4 4 4
PNBN 4 4 4 3
BJBR 5 5 4 3
BJTM 3 3 5 4
BNII 4 4 3 4
BDMN 5 5 3 4
SDRA 4 5 4 4
76
ROA
Kode
No Tahun Total Laba Total Aset (dalam
Emiten
persen)
2015 Rp 22.657.114.000.000 Rp 594.372.770.000.000 3,81%
2016 Rp 25.839.200.000.000 Rp 676.738.753.000.000 3,82%
1 BBCA
2017 Rp 29.158.743.000.000 Rp 750.319.671.000.000 3,89%
2018 Rp 32.706.064.000.000 Rp 824.787.944.000.000 3,97%
2015 Rp 11.466.148.000.000 Rp 508.595.288.000.000 2,25%
2016 Rp 14.302.905.000.000 Rp 603.031.880.000.000 2,37%
2 BBNI
2017 Rp 17.165.387.000.000 Rp 709.330.084.000.000 2,42%
2018 Rp 19.820.715.000.000 Rp 808.572.011.000.000 2,45%
2015 Rp 32.494.018.000.000 Rp 878.426.312.000.000 3,70%
2016 Rp 33.973.770.000.000 Rp 1.003.644.426.000.000 3,39%
3 BBRI
2017 Rp 37.022.157.000.000 Rp 1.126.248.442.000.000 3,29%
2018 Rp 41.753.694.000.000 Rp 1.296.898.292.000.000 3,22%
2015 Rp 2.541.886.000.000 Rp 171.807.592.000.000 1,48%
2016 Rp 3.330.084.000.000 Rp 214.168.479.000.000 1,55%
4 BBTN
2017 Rp 3.861.555.000.000 Rp 261.365.267.000.000 1,48%
2018 Rp 3.610.275.000.000 Rp 306.436.194.000.000 1,18%
2015 Rp 26.369.430.000.000 Rp 910.063.409.000.000 2,90%
2016 Rp 18.572.965.000.000 Rp 1.038.706.009.000.000 1,79%
5 BMRI
2017 Rp 27.156.863.000.000 Rp 1.124.700.847.000.000 2,41%
2018 Rp 33.943.369.000.000 Rp 1.202.252.094.000.000 2,82%
2015 Rp 2.001.461.000.000 Rp 120.480.402.000.000 1,66%
2016 Rp 2.351.102.000.000 Rp 138.196.341.000.000 1,70%
6 NISP
2017 Rp 2.877.654.000.000 Rp 153.773.957.000.000 1,87%
2018 Rp 3.485.834.000.000 Rp 173.582.894.000.000 2,01%
2015 Rp 570.004.000.000 Rp 238.849.252.000.000 0,24%
2016 Rp 2.850.708.000.000 Rp 241.571.728.000.000 1,18%
7 BNGA
2017 Rp 4.155.020.000.000 Rp 266.305.445.000.000 1,56%
2018 Rp 4.850.818.000.000 Rp 266.781.498.000.000 1,82%
2015 Rp 2.432.611.000.000 Rp 81.039.663.000.000 3,00%
2016 Rp 2.604.519.000.000 Rp 91.371.387.000.000 2,85%
8 BTPN
2017 Rp 1.936.845.000.000 Rp 95.489.850.000.000 2,03%
2018 Rp 3.049.248.000.000 Rp 101.919.301.000.000 2,99%
2015 Rp 2.457.684.000.000 Rp 183.120.540.000.000 1,34%
2016 Rp 3.306.183.000.000 Rp 199.175.053.000.000 1,66%
9 PNBN
2017 Rp 2.963.453.000.000 Rp 213.541.797.000.000 1,39%
2018 Rp 4.572.779.000.000 Rp 207.204.418.000.000 2,21%
2015 Rp 1.766.398.000.000 Rp 88.697.430.000.000 1,99%
2016 Rp 1.463.908.000.000 Rp 102.318.457.000.000 1,43%
10 BJBR
2017 Rp 1.631.965.000.000 Rp 114.980.168.000.000 1,42%
2018 Rp 1.937.044.000.000 Rp 120.191.387.000.000 1,61%
85
ROA
Kode
No Tahun Total Laba Total Aset (dalam
Emiten
persen)
2015 Rp 1.261.253.000.000 Rp 42.803.631.000.000 2,95%
2016 Rp 1.452.128.000.000 Rp 43.032.950.000.000 3,37%
11 BJTM
2017 Rp 1.636.941.000.000 Rp 51.518.681.000.000 3,18%
2018 Rp 1.753.698.000.000 Rp 62.689.118.000.000 2,80%
2015 Rp 1.545.023.000.000 Rp 157.619.013.000.000 0,98%
2016 Rp 2.610.640.000.000 Rp 166.678.902.000.000 1,57%
12 BNII
2017 Rp 2.519.690.000.000 Rp 173.253.491.000.000 1,45%
2018 Rp 3.035.577.000.000 Rp 177.532.858.000.000 1,71%
2015 Rp 3.281.534.000.000 Rp 188.057.412.000.000 1,74%
2016 Rp 4.393.037.000.000 Rp 174.086.730.000.000 2,52%
13 BDMN
2017 Rp 5.367.120.000.000 Rp 178.257.092.000.000 3,01%
2018 Rp 4.925.686.000.000 Rp 186.762.189.000.000 2,64%
2015 Rp 362.094.000.000 Rp 20.019.523.000.000 1,81%
2016 Rp 419.489.000.000 Rp 22.630.634.000.000 1,85%
14 SDRA
2017 Rp 595.492.000.000 Rp 27.086.504.000.000 2,20%
2018 Rp 734.723.000.000 Rp 29.631.693.000.000 2,48%
86
BBCA 10 11 11 12
BBNI 9 10 10 11
BBRI 12 11 11 14
BBTN 8 8 8 9
BMRI 11 10 10 11
NISP 10 10 10 9
BNGA 9 10 11 12
BTPN 11 7 7 5
PNBN 11 11 11 11
BJBR 7 7 7 4
BJTM 5 5 7 7
BNII 9 8 7 8
BDMN 7 9 7 9
SDRA 6 6 6 6
88
BBCA 3 3 3 3
BBNI 4 3 4 4
BBRI 4 6 6 6
BBTN 5 7 6 6
BMRI 5 6 6 6
NISP 4 3 3 4
BNGA 6 9 4 4
BTPN 3 4 4 4
PNBN 4 4 4 3
BJBR 5 5 4 3
BJTM 3 3 5 4
BNII 4 4 3 4
BDMN 5 5 3 4
SDRA 4 5 4 4
89
BBCA 10 11 11 12 11
BBNI 9 10 10 11 10
BBRI 12 11 11 14 12
BBTN 8 8 8 9 8,25
BMRI 11 10 10 11 10,5
NISP 10 10 10 9 9,75
BNGA 9 10 11 12 10,5
BTPN 11 7 7 5 7,5
PNBN 11 11 11 11 11
BJBR 7 7 7 4 6,25
BJTM 5 5 7 7 6
BNII 9 8 7 8 8
BDMN 7 9 7 9 8
SDRA 6 6 6 6 6
BBCA 3 3 3 3 3
BBNI 4 3 4 4 3,75
BBRI 4 6 6 6 5,5
BBTN 5 7 6 6 6
BMRI 5 6 6 6 5,75
NISP 4 3 3 4 3,5
BNGA 6 9 4 4 5,75
BTPN 3 4 4 4 3,75
PNBN 4 4 4 3 3,75
BJBR 5 5 4 3 4,25
BJTM 3 3 5 4 3,75
BNII 4 4 3 4 3,75
BDMN 5 5 3 4 4,25
SDRA 4 5 4 4 4,25
Lampiran 5