Anda di halaman 1dari 101

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR


DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:
Jusniati
Stb. 022 2016 0105
Jurusan/Prodi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:
Jusniati
Stb. 022 2016 0105

SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH


GELAR SARJANA PADA FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

JURUSAN/PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
Judul Skripsi : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return
Saham Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia

Nama Mahasiswa : Jusniati

Stb. : 022 2016 0105

Jurusan/Prodi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Dasar Penetapan Pembimbing : Nomor: 4409/H.20/DE.0/UMI/VIII/2019

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Lukman Chalid, SE., M.Si Tanggal: .........................................

Pembimbing II

Dr. Annas Plyriadi, SE., MM Tanggal:..........................................

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Return Saham Perusahaan Kosmetik Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Nama Mahasiswa : Jusniati
Satmbuk : 022 2016 0105
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan/Prodi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan
Dasar Penetapan Penguji :
Tanggal Kelulusan

Disahkan Oleh

Komisi Penguji

Dr. Lukman Chalid, SE., M.Si (Ketua) (...................................)

Dr. Annas Plyriadi, SE., MM (Anggota (...................................)


)

(Anggota (...................................)
)

(Anggota (...................................)
)

Mengetahui
Dekan

Prof. Dr. H. Mahfudnurnajamuddin, SE., M.M

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jusniati
Stb. : 022 2016 0105
Jurusan/Prodi : Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM


PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah
skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah di ajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis di kutip dalam naskah ini dan di sebutkan dalam sumber kutipan
dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah ini terdapat
unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan
di proses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Makassar, 2 Maret 2020


Yang membuat pernyataan,
Peneliti
Materai
6000

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin
Assalamualaikum. Wr. Wb
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN KOSMETIK YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Penyusunan skripsi ini
dimaksudkan guna melengkapi dan memenuhi sebagai persyaratan untuk meraih
gelar sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Muslim Indonesia.
Selama penulisan skripsi ini ada berbagai hambatan dan kesuliatan yang
peneliti hadapi. Namun, berkat petunjuk dan hidayah Allah SWT, dukungan,
bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini peneliti persembahkan kepada Ibunda tercinta dan
Ayahanda tersayang, terimakasih untuk cinta dan kasih sayang yang tak lekang
oleh waktu. Pada kesempatan ini izinkanlah peneliti menyampaikan terima kasih
yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Basri Modding., SE., M.Si selaku Rektor Universitas
Muslim Indonesia
2. Bapak Prof. Dr. H. Mahfudnurnajamuddin,SE., MM selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia
3. Bapak Dr. Suriyanti, SE., MM selaku ketua jurusan Manajemen
4. Bapak Dr. Lukman Chalid, SE., M.Si selaku dosen pembimbing I dan
bapak Dr. Annas Plyriadi, SE., MM Selaku dosen Pembimbing II atas
kesediaannya memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan yang sangat
membangun dalam proses menyelesaikan skripsi ini
5. Para Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia yang
telah membagikan ilmunya kepada peneliti. Dan para staf dan karyawan

vi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia yang telah
banyak membantu sehingga urusan administrasi peneliti menjadi lancar.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, teruntuk yang sering
bertanya kapan ujian hasil , terimakasih atas bantuan dan jam pengingatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan mereka, serta ilmu, amal
dan iman yang kita miliki dapat diterima di sisi-Nya. Akhirnya, dengan segala
kerendahan hati, penulis mempersembahkan skripsi ini kelak dapat bermanfaat
kepada semua pihak yang berkepentingan khususnya bagi penelitian yang akan
datang. Semoga ALLAH SWT senantiasa mengiringi setiap langkah kita.
Amiiin yaa rabbal ‘aalamiin.
.

Makassar, 2 Maret 2020

Peneliti

vii
ABSTRAK

Jusniati. 2020. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan


Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Dibimbing oleh Lukman
Chalid dan Annas Plyriadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pengaruh
Pengaruh CR, DER dan ROA Terhadap Return Saham. Hipotesis penelitian
menggunakan basis teori/konsep, didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya
yang mempunyai kesamaan variabel.
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang digunakan
adalah data Sekunder. Menggunakan teknik statistik deskriptif dan regresi data
panel berbantuan Eviews 10.0 untuk analisis data.
Hasil penelitian menemukan bahwa CR berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap Return Saham, DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Return Saham. ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return
Saham.
Kata kunci: CR, DER, ROA dan Return Saham

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
HALAMAN SAMPUL DALAM..........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING..................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI...........................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
ABSTRAK...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Masalah Pokok......................................................................................8
C. Tujuan Penelitian..................................................................................8
D. Manfaat Penelitian................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
A. Landasan Teori....................................................................................10
1. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan..................................10
2. Return Saham...............................................................................14
3. Profitabilitas.................................................................................19
4. Likuiditas.....................................................................................21
5. Solvabilitas (Leverage)................................................................25
B. Penelitian Terdahulu...........................................................................26
C. Hipotesis..............................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................
A. Lokasi dan Waktu Penelitian..............................................................30
B. Populasi dan Sampel...........................................................................30
C. Metode Pengumpulan Data.................................................................31

ix
D. Jenis Data dan Sumber Data...............................................................32
E. Metode Analisis Data..........................................................................32
F. Definisi Operasional Variabel.............................................................43
BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI OBYEK PENELITIAN..............45
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia.............................................................45
B. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................
A. Hasil Penelitian...................................................................................57
B. Pembahasan.........................................................................................70
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...................................................................
A. Simpulan.............................................................................................75
B. Saran....................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................

x
DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman


1. Daftar harga saham perusahaan Kosmetik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia....................................................................................7
2. Tabel Populasi.................................................................................................30
3. Definisi Operasional.......................................................................................43
4. Analisis Deskriptif Statistik............................................................................57
5. Uji Chow.........................................................................................................61
6. Uji Hausman...................................................................................................62
7. Uji Multikolinearitas.......................................................................................64
8. Uji Heterokedestisitas.....................................................................................65
9. Uji Autokorelasi..............................................................................................65
10. Hasil Regresi Data Panel (Fixed Effect Model)..............................................66
11. Hasil Uji F.......................................................................................................69
12. Hasil Uji Determinasi.....................................................................................70

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman


1. Uji Normalitas.................................................................................................63

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman


1. Data Penelitian................................................................................................80
2. Hasil Uji Regresi Data Panel.........................................................................81
3. Hasil Uji Asumsi Klasik.................................................................................85

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perusahaan tidak lagi beroperasi hanya untuk menghasilkan laba

sebesar-besarnya, namun perusahaan memiliki tujuan lain, yaitu meningkatkan

kekayaan pemegang saham.informasi mengenai kinerja perusahaan sangat

diperlukan untuk menarik investor menanamkan modalnya karena dapat dijadikan

tolak ukur dalam berinventasi.

Perusahaan manufaktur di Indonesia berusaha untuk memproduksi barang

yang berkualitas tinggi dengan penekanan biaya yang rendah dalam rangka

meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun dipasar global.

Persaingan bisnis yang sangat ketat membuat perusahaan harus mempunyai

keunggulan yang kompetitif agar dapat bersaing dan bertahan. Hal ini membuat

perusahaan harus dapat mengembangakan, mempertahankan dan meningkatkan

kinerja sebagai upaya menjaga kelangsungan usahanya agar dapat bersaing

dengan perusahaan lain.

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri

yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, sehingga perusahaan

manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau likuiditasnya. Investasi

merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan kemampuan untuk

mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Investasi dapat diartikan sebagai

komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang. Pihak – pihak yang
2

melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010:223). Salah satu

pilihan berinvestasi dapat dilakukan melalui pasar modal.

Kosmetik menjadi suatu kebutuhan pokok bagi sebagian orang terutama

kaum wanita. Kecantikan semakin berkembang dan berkembang dari masa ke

masa, bukan lagi hanya menjadi sebuah keinginan, melainkan sudah menjadi

sebuah kebutuhan yang akhirnya berdampak pada semakin meningkatnya industri

kosmetik di dunia, Industri kosmetik kini telah berkembang pesat. Semakin

banyak perusahaan dengan berbagai macan produk dan merek menjadi salah satu

bukti perkembangan industri kosmetik saat ini. Dalam menjalankan

operasionalnya, perusahaan umumnya memerlukan dana tambahan untuk

pengembangan usaha dan penambahan modal kerja. Untuk mendapatkan dana

tersebut banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yang salah satunya

adalah dengan menjual saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan

oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diperdagangkan di pasar

modal.

Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan

dana dengan pihak yang membutuhkan dana untuk memperjualbelikan sekuritas

yang umumnya memiliki lebih dari satu tahun, seperti saham (Tandelilin,

2010:26). Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang ada di Indonesia

yang merupakan sarana untuk melakukan jual beli instrumen keuangan jangka

panjang yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, yang diterbitkan

pemerintah maupun perusahaan swasta seperti saham dan obligasi.


3

Tujuan utama seorang investor dalam menginvestasikan dananya adalah

untuk memperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa pendapatan dividen

(dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga

belinya (capital gain) (Sandy dan Nur, 2013:70).

Menurut Sundjaja (2003) dalam Trisnawati (2009) Return merupakan total

laba atau rugi yang diperoleh investor dalam periode tertentu yang dihitung dari

selisi pendapatan atas investasi pada periode tertentu dengan pendapatan investasi

awal. Pendapat lain mendefinisikan return sebagai total laba atau rugi yang

diperoleh dari suatu investasi selama periode tertentu yang dihitung dengan cara

membagi distribusi aset secara tunai selama satu periode ditambah dengan

perubahan nilainya dengan nilai investasi di awal periode (Gitman 2012).

Menurut Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa return merupakan hasil yang

diperoleh dari investasi yang dapat berupa return realisasi atau retrun ekspektasi.

Return saham menurut Hartono (2008) dalam Sunardi (2010) merupakan tingkat

pengembalian saham atas penginvestasian oleh investor. Secara teori semakin

tinggi tingkat return yang diharapkan maka semakin tinggi pula tingkat risiko

yang dihadapi dan demikian pula sebaliknya.

Investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada

pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk

pengambilan keputusan investasi. Secara garis besar informasi yang diperlukan

investor terdiri dari informasi yang bersifat fundamental dan informasi teknikal.

Melalui dua pendekatan informasi tersebut diharapkan investor yang melakukan


4

investasi mendapatkan keuntungan yang siginfikan ataupun dapat menghindari

kerugian yang harus ditanggung (Sakti. 2010)

Motivasi penelitian ini untuk menganalisa pengaruh kinerja keuangan yang

mempengaruhi return saham yaitu mengetahui pengaruh profitabilitas,likuiditas

dan Leverage terhadap return saham perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan - aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan

suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik

buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja

dalam periode tertentu (Fahmi, 2011:2).

Kinerja keuangan pada perusahaan kosmetik dapat dinilai dengan

menggunakan pendekatan analisis rasio keuangan. Jika kinerja perusahaan

meningkat maka nilai perusahaan akan semakin tinggi. Di bursa efek hal ini akan

direspon oleh pasar dalam bentuk kenaikan harga saham. kinerja perusahaan dapat

diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi

keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk

memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa depan dan hal lain yang

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, upah,

pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

komitmennya ketika jatuh tempo.


5

Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi yang dilakukan (Ang,1997). Husnan (1996) juga menyatakan

bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Investasi

harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan

tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau

kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisi

keadaan harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak

faktor termasuk diantaranya kondisi (performance) dari perusahaan. Kendala-

kendala ekteral, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta

kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham

Profitabilitas perusahaan merupakan fungsi dari faktor internal dan

eksternal. Faktor internal merupakan faktor mikro atau faktor spesifik perusahaan

yang menentukan profitabilitas. Sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-

variabel yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen perusahaan,

tetapi faktor tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian

dan hukum yang akan berdampak pada kinerja lembaga keuangan.

Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan perusahaan kosmetik

adalah dengan melihat tingkat profitabilitas serta tingkat efisiensinya. Pada

dasarnya analisis rasio dikelompokan ke dalam lima macam kategori Salah

satunya adalah rasio profitabilitas. rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat

penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Ukuran profitabilitas yang

digunakan adalah Return on Asset (ROA). ROA memfokuskan pada kemampuan


6

perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar

ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat

kembalian (return) semakin besar (Husnan, 1996). Return On Asset (ROA)

digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return

On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset.

Dalam Return On Assets (ROA), akan terlihat kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dengan membandingkan total aset yang dimiliki.

Sehingga apabila semakin besar ROA suatu perusahaan , maka tingkat

keuntungan yang didapat oleh perusahaan juga semakin besar.

Likuiditas suatu perusahaan menunjukkan bahwa suatu perusahaan mampu

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan alat-alat likuid yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut. Likuiditas perusahaan dalam penelitian ini diproksikan oleh

Current Ratio. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kepentingan likuiditas dan

rentabilitas bertentangan satu sama lain. Maka, ketika nilai LDR kecil,

kemungkinan perusahaan tersebut akan mendapatkan rentabilitas yang tinggi.

Dalam hal ini diharapkan pimpinan perusahaan dapat menjaga likuiditasnya. Ia

harus mengetahui berapa jumlah alat likuid yang dikuasai setiap hari agar dapat

memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar. Selain harus likuid, perusahaan

harus rendebel (menguntungkan atau berusaha mencari untung). Keuntungan

diperoleh apabila penghasilan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Salah satu rasio keuangan yang penting dalam analisis kinerja keuangan

adalah rasio solvabilitas (leverage). Dalam praktiknya untuk menutupi


7

kekurangan dana, perusahaan memiliki beberapa pilihan sumber dana. Pemilihan

sumber dana tersebut tergantung dari tujuan, syarat-syarat, keuntungan dan

kemampuan dari perusahaan. Sumber-sumber dana pada umumnya dapat

diperoleh dari modal sendiri dan pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya).

Leverage dapat dijadikan ukuran untuk melihat baik buruknya kinerja solvabilitas

suatu perusahaan. Melalui rasio ini dapat diketahui perbandingan penggunaan

dana perusahaan yang berasal dari pihak luar atau pinjaman. Rasio solvabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.

Tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi minat para invertor untuk

membeli saham dan hal ini akan menyebabkan harga saham semakin menurun.

Jika harga saham semakin menurun maka para investor beranggapan bahwa

Penurunan harga saham akan membuat nilai perusahaan dipandang oleh para

investor juga rendah.

Tabel 1.
Daftar harga saham perusahaan Kosmetik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Tahun
Kode
2014 2015 2016 2017 2018
ADES 1.375 1.000 885 885 920
MBTO 135 126 140 100 240
MRAT 350 280 210 206 179
TCID 17.525 16.500 12.500 17.900 15.000
ULVR 32.300 32.700 38.000 55.900 45.400
Rata-rata 10.337 10.121 10.347 14.998 12.348
Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan tabel 1 diatas rata-rata harga saham bergerak fluktuatif naik

dan turun setiap tahunnya. Perusahan kosmetik yang terdiri dari PT. Akasha Wira

International Tbk, PT. Martina Berto Tbk, PT. Mustika Ratu Tbk, PT. Mandom
8

Indonesia Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk. pada tabel 1 diatas harga saham

tertinggi pada PT Unilever Indonesia Tbk (ULVR) pada tahun 2017 sebesar Rp.

55.900 sedangkan harga saham terendah yakni PT. Martina Berto Tbk (MBTO)

pada tahun 2017 sebesar Rp.100.

Dalam Penelitian Ignatius Oki Dewi Brata, et al (2017) berjudul Analisis

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Return Saham menemukan hasil ROA

dan DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan

skripsi dengan judul Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham

Perusahaan Kosmetik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Masalah Pokok

Berdasarkan paparan latar belakang penelitian di atas, maka penulis

menyimpulkan rumusan masalah yang dapat mengarahkan penyelesaian penelitian

ini, yaitu :

1. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap return saham perusahaan kosmetik

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Solvabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan

kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham perusahaan

kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian adalah sebagai berikut :


9

1. Untuk Mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap return saham perusahaan

kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Untuk Mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap return saham perusahaan

kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Untuk Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap return saham

perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini berbagi menjadi dua, yaitu dari segi teoritis dan

secara praktis.

1. Secara teoritis pada prespektif akademis yaitu:

Menambah dan memperkaya bahan kajian dan pustaka serta khasanah

tentang pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada perusahaan

kosmetik yang terdaftar di BEI sebagai pembuktian teori yang memperoleh

dalam perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi

bagi penelitian ini yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa akan

datang

2. Secara praktis bagi penelitian yaitu

Memberikan serangkaian informasi mengenai pengaruh kinerja keuangan

terhadap return saham terhadap perusahaan kosmetik yang terdaftar di BEI.

Yang selanjutnya membantu para praktisi bisnis di bidang Kosmetik dalam

pengambilan keputusan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan

Fahmi (2012) Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan

untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar

seperti dalam membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar

atau ketentuan dalam SAK (standar akuntansi keuangan) atau GAAP

(generally accepted accounting principl). Kinerja keuangan dapat dinilai

melalui berbagai macam variabel. Sumber utama variabel yang dijadikan

dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diketahui kondisi keuangan

bank secara keseluruhan. Kasmir (2012) Laporan keuangan merupakan

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat iniatau

dalam periode tertentu.

Fahmi (2012), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan

dari sudut angka dalam suatu moneter.

Kasmir (2016) menyatakan tujuan laporan keuangan bank adalah:

a. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis –

jenis aktiva yang dimiliki.


11

b. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban dan jenis

– jenis kewajiban baik jangka pendek (lancer) maupun jangka

panjang.

c. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis –

jenis modal pada waktu tertentu.

d. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari

jumlah pendapatan yang diperoleh dari sumber – sumber pendapatan

bank tersebut.

e. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya – biaya yang

dikeluarkan dalam periode tertentu.

f. Memberika informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi

dalam aktiva, kewajiban dan modal suatu bank.

g. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu

periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.

h. Memberikan informasi keuangan suatu perusahaan baik pada saat

tertentu maupun waktu tertentu

Kasmir (2016) menyatakan pihak – pihak yang memiliki kepentingan

terhadap laporan keuangan bank adalah sebagai berikut :

a. Pemilik Saham

Kegunaannya adalah untuk melihat kemajuan perusahaan dalam

menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut.

b. Pemerintah
12

Bagi pemerintah adalah untuk mengetahui kemajuan dan kepatuhan

bank dalam melaksanakan kebijakan moneter dan pengembangan

sektor–sektor industri tersebut.

c. Manajemen

Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target

yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja

manajemen dalam mengelolah sumber daya yang dimilikinya.

d. Karyawan

Untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga karyawan juga

merasa perlu mengharapkan peningkatan kesejahteraaan apabila bank

mengalami keuntungan dan sebaliknya.

e. Masyarakat Luas

Bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap dananya

yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh keuangan yang ada

dengan melihat angka-angka yang ada di laporan keuangan dimana

dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan.

Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001,

bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan

cakupan yang tediri dari:


13

a. Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank

dalam kurun waktu satu tahun.

Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir tahun

bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku

dan wajib diaudit oleh Akuntan public.

Laporan Keuangan Tahunan adalah:

1) Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha

yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada

suatu tanggal tertentu.

2) Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan

beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

3) Laporan perubahan equitas adalah laporan perubahan modal dari

satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba

komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

4) Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran

kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan

pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.

b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar

akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.

c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan


14

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan

bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan

dipublikasikan setiap bulan.

d. Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau

memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolodasi

berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta

menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan

BankIndonesia.

2. Return Saham

Tujuan keuangan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai dalam

perusahaan. Tujuan ini bisa menyebabkan konflik antara pemilik perusahaan

dengan kreditur, jika perusahaan menikmati laba yang besar , nilai pasar saham

(dana pemilik) akan meningkat, sementara nilai hutang perusahaan (dana

kreditur) tidak berpengaruh (phardono dan christiawan 2004).

Sebaliknya apabila perusahaan mengalami kerugian bahkan

kebangkrutan maka hak kreditur didahulukan sementara nilai saham akan nilai

menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham meurpakan alat ukur yang

tepat untuk mengukur keefektivitasan perusahaan, sehingga sering kali

dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan

kekayaan perusahaan.

Menurut Jogiyanto Hartono ada dua jenis return yaitu:


15

“Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.

Return ini dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting

karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return

realisasi juga berguna dalam penentuan return ekspektasi (expected return) dan

risiko yang akan datang.”

“Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang.” Dari teori definisi di

atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis return terdiri dari:

a. Realisasi

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan

penghitungannya menggunakan data histori perusahaan yang berguna untuk

mengukur kinerja perusahaan. Return realisasi atau disebut juga return

historis berguna juga untuk menentukan return ekspektasi (expected return)

dan risiko di masa yang akan datang.

Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan

adalah return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif

return (return cumulative) dan return yang disesuaikan (adjusted return).

Sedang rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika

(arithmetic mean) dan rata-rata geometric (geometric mean). Rata-rata

geometrik banyak digunakan untuk menghitung rata-rata return beberapa

periode, misalnya untuk menghitung return mingguan atau return bulanan

yang dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari return-return harian


16

Untuk perhitungan retur seperti ini, rata-rata geometrik lebih tepat digunaka

dibandingkan jika digunakn metode rata-rata aritmatika biasa.

b. Ekpektasi

Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return

ini lebih penting dibandingkan return historis (realisasi) karena return ini

yang diharapkan oleh semua investor di masa yang akan datang.

Return ekspetasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan

beberapa cara sebagai berikut ini:

1) Berdasarkan nilai ekspetasian masa depan.

2) .Berdasarkan nilai-nilai return historis.

3) Berdasarkan model return ekspetasian yang ada.

Dengan demikian returm dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

(Jogiyanto, 2003:111)

Pt −(Pt−1)
Return Saham=
Pt−1

R:Return Saham

Pt : Harga Saham Waktu Tertentu

Pt-1 : Harga Saham Periode Sebelumnya

Bila prospek perusahaan membaik, maka harga saham tersebut akan

meningkat, dengan naiknya harga saham diharapkan return saham juga naik

karena return saham merupakan selisih harga saham sekarang dikurangi

dengan harga saham sebelumnya (Husnan, 2001:53).


17

Komponen Pengembalian Return Saham Menurut Abdul Halim

Return Saham terdiri dari dua komponen utama, yaitu:

1) Gain yaitu merupakan keuntungan bagi investor yang diperoleh dari

kelebihan harga jual di atas harga beli yang keduanya terjadi di pasar

sekunder.

2) Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima secara

periodik. Misalnya berupa deviden atau bunga.

Sedangkan menurut Tjiptono D. Dan Hendy M. Fakhrudin, pada

dasrnya berpendapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan

membeli atau memiliki saham yaitu:

1) Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan

perusahaan.

2) Capital Gain merupakan selisih antaa harga beli dan harga jual.

Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham

di pasar sekunder.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi return saham

Menurut Alwi Z. Iskandar (2003) dalam Rika Verawati (2014),

terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi return saham, antara

lain:

1) Faktor Internal

a) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk


18

baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan

penjualan.

b) Pengumuman pendanaan (financing ennouncements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas atau hutang.

c) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian

direktur manajemen, dan struktur organisasi.

d) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan

merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian

dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

e) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti

melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan

usaha lainnya.

f) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan

laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal,

Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), Price

Earnings Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On

Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Price to Book Value

(PBV), maupun Economic Value Added (EVA), dan Market Value

Added (MPV) yang nilainya tidak tercantum dalam laporan

keuangan, dan lain-lain.


19

2) Faktor Eksternal

a) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga

tabungan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai

regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh

pemerintah.

b) Pengumuman hukum (legal announcements), sepertituntutan

karyawan terhadap perusahaan atau terhadapmanajernya dan

tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, valume atau harga saham

perdagangan, pembatasan atau penundaan trading.

d) Gejolak politik luar negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga

saham di bursa efek suatu negara.

3. Profitabilitas

Profitabiltas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimilikinya. Besar kecilnya

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ini dapat diukur dari

perbandingan antara laba dengan seluruh modal yang dimilikinya. Rasio

rentabilitas sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan

perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan baik yang berasal dari kegiatan

operasional maupun kegiatan non operasional .


20

Sartono (2010:122) definisi profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun

modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat

berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini. ROA adalah rasio yang

digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara

relatif dibandingkan dengan total asetnya.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA merupakan perkalian antara Net

Profit Margin dengan perputaran aktiva. Net Profit Margin menunjukkan

kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh

perusahaan. Sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh

perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya.

Apabila kedua faktor itu meningkat maka ROA juga akan meningkat. Apabila

ROA meningkat maka profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak

akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang

saham.

LABA BERSIH
ROA= X 100 %
TOTAL ASSET

Syamsuddin (2007:63) dalam bukunya, manajemen keuangan perusahaan

menyatakan bahwa para pemegang saham menaruh perhatian utama pada

tingkat keuntungan baik sekarang maupun masa yang akan datang karena

tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka

miliki. Jadi, dengan meningkatnya profitabilitas perusahaan berarti


21

meningkatkan harga saham secara tidak langsung akan meningkatkan

pendapatan per lembar saham (earning per share) yang akan diterima oleh

pemegang saham.

ROA menujukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh

aktivanya untuk memperoleh pendapatan. Susan Irawati (2010:59), yang

menyatakan bahwa : Return On Assets adalah kemampuan suatu perusahaan

(aktiva perusahaan) dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk

menghasilkan laba operasi perusahaan (EBIT) atau perbandingan laba usaha

dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan

laba dan dinyatakan dalam persentase. Return On Assets sering kali disebut

sebagai Rentabilitas Ekonomi (RE) atau Earning Power.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2008:72) , yang menyatakan bahwa :

Rentabilitas Ekonomi : Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan

memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin

diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Bambang Riyanto

(2008:336) , yang menyatakan bahwa: Kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa

return on assets adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Likuiditas

Tingkat kemampuan suatu perusahaan untuk dapat membayar hutang-

hutang jangka pendeknya sering disebut likuiditas. Perusahaan yang

mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut


22

perusahaan yang likuid. Sedang apabila perusahaan berada dalam keadaan

tidak mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek yang cukup ,

disebut illikuid (Harnanto, 2012 : 173). Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau pada saat

tertagih.

Menurut Riyanto (2010:26), likuiditas suatu perusahaan dapat

dibedakan atas dua, yaitu likuiditas badan usaha dan likuiditas perusahaan.

Kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang

berhubungan dengan pihak luar atau kreditur disebut likuiditas badan usaha,

sedang yang berhubungan dengan pihak intern perusahaan atau proses produksi

dinamakan likuiditas perusahaan.

Kemampuan untuk membayar utang jangka pendek dari suatu

perusahaan terletak pada atau diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan

kas (alat pembayaran) atau kemampuannya untuk mengkonversikan aktiva non

kas menjadi kas. Pada umumnya aspek likuiditas tidak dipandang hanya pada

suatu saat, tetapi dikaitkan dengan satu periode tahun buku atau kadang-kadang

diidentifikasikan dengan siklus operasi normal perusahaan. Siklus operasi

normal perusahaan adalah jangka waktu yang tercakup sejak dimulainya

aktivitas pembelian, produksi, penjualan hingga aktivitas pengumpulan

piutang.

Arti pentingnya aspek likuiditas bagi setiap perusahaan, akan sangat

dirasakan pada berbagai akibat yang merugikan atau tidak dapat digunakannya
23

kesempatan untuk memperoleh laba, jika perusahaan berada dalam keadaan

tidak likuid (illiquid). Menurut Harnanto (2012:174), berbagai kemungkinan

rugi atau tidak dapat digunakannya kesempatan untuk memperoleh laba akibat

keadaan tidak likuidnya perusahaan, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Perusahaan tidak dapat memanfaatkan kesempatan potongan harga

(discount) untuk pembelian tunai yang ditawarkan oleh para supplier.

Akibatnya, perusahaan terpaksa beroperasi pada tingkat harga yang

tinggi, sehingga mengurangi kesempatan untuk memperoleh laba yang

besar.

b. Perusahaan akan kesulitan atau tidak bisa melunasi hutang jangka

pendeknya pada tanggal jatuh tempo. Dalam keadaan demikian, maka

kadang-kadang perusahaan terpaksa harus menarik pinjaman baru

dengan tingkat bunga yang relative tinggi, menjual investasi jangka

panjang, atau aktiva tetapnya untuk melunasi hutang jangka pendek

tersebut. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka perusahaan

akan menghadapi risiko kebangkrutan.

c. Bagi para pemilik (perusahaan), keadaan illikuid berarti mengurangi

kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, atau

kehilangan control terhadap sebagian atau seluruh modal yang

diinvestasikan.

d. Bagi para kreditor perusahaan, keadaan illikuid dari perusahaan yang

diberi pinjaman/kredit, berarti penundaan pengumpulan atas bunga dan

pokok pinjaman yang diberikan. Keadaan ini bisa berarti sebagai suatu
24

awal kerugian yang akan diterima atas sebagian atau seluruh jumlah

bunga dan pokok pinjaman tersebut bagi kreditor yang bersangkutan.

e. Para langganan seperti halnya para supplier atau leveransier atas

barang-barang dan jasa bagi perusahaan, akan terpengaruh berupa

keadaan ketidakmampuan perusahaan yang illikuid dalam

melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam

kontrak, atau kehilangan arti (manfaat) dalam hubungannya dengan

perusahaan sebagai supplier bagi langganan yang bersangkutan.

Dari berbagai akibat yang dapat terjadi karena keadaan yang tidak likuid

tersebut, dapatlah dipahami mengapa pengukuran atau penilaian terhadap

aspek likuiditas di dalam dunia usaha dianggap sebagai suatu persoalan yang

sangat penting. Begitu pentingnya aspek likuiditas ini, sehingga eksistensi

perusahaan akan diragukan, apabila perusahaan tidak lagi berkemampuan

cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek pada tanggal jatuh

temponya. Apabila hal ini terjadi pada perusahaan, berarti penilaian terhadap

aspek-aspek yang lain dalam perusahaan itu tidak bermanfaat lagi bagi pihak-

pihak berkepentingan.

Rasio Likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya pada saat

dilakukan penagihan.

Current Ratio, Current ratio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk membayar hutang yang akan segera jatuh tempo dengan aktiva lancar.

total current asset


current ratio= × 100 %
total current reabilities
25

5. Solvabilitas (Leverage)

Solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang

apabila perusahaan dibubarkan. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh utang atau oleh pihak lain dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal. Jadi, penggunaan jumlah utang

perusahaan tergantung pada keberhasilan pendapatan dan ketersedian aktiva

yang bisa digunakan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi solvabiltas,

perusahaan harus semaksimal mungkin meningkatkan labanya agar mampu

membiayai dan membayar utang. Apabila tidak mampu menghasilkan laba,

dengan demikian, perusahaan tersebut akan bangkrut.

Menurut Kasmir (2012:113), rasio solvabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan

utang. Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata

memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya

risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba juga

besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah

tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat

perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat

hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.


26

Rasio Solvabilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur sampai berapa

jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Total Debt to Equity Ratio ini

menunjukkan bagian bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan

jaminan keseluruhan hutang.

total debt
debt ¿ equity ratio= × 100 %
total equity

B. Penelitian Terdahulu

1. Dewi Marlina dan Eka Nurmala Sari/2009 yang berjudul Pengaruh Rasio

Profitabilitas dan Leverage Terhadap Return Saham, variabel pada

penelitian ini Variabel dependen: return saham, Variabel independen: Net

Profit Margin (NPM), Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE)

dan Debt to Equity Rasio (DER), dan hasil penelitian yakni NPM dan

DER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham ROA

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadapn return saham, dan ROE

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham.

2. Desi Arista (2012) berjudul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi

Return Saham, Variabel dependen: return saham Variabel independen:

Return On Aset (ROA), Debt to Equity Rasio (DER). Hasil penelitian

Earning Per Share (EPS), dan Price to Book Value (PBV) ROA dan EPS

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham, DER

Berpengaruh negatif signifikan Terhadap return saham dan PBV

berpengaruh positif signifikan terhadap return saham


27

3. Fajar Indrawan Bur (2012), berjudul pengaruh Return On Equity (ROE),

Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Beta terhadap

Return Saham perusahaan manufaktur sektor industri food dan beverages

di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Variabel independen: Return

On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER)

dan Beta. Variabel dependen: Return Saham. Hasil penelitian Return On

Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap Return Saham, Debt to Equity

Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Return Saham, Price Earning

Ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap Return Saham BETA

berpengaruh terhadap Return Saham.

4. Muhammad Reza Alviansyah, et al (2018), berjudul Pengaruh

Profitabilitas, Leverage, dan kuran Perusahaan Terhadap Return Saham.

Variabel dependen: return saham Variabel independen: Debt to Equity

Ratio (DER), Return On Asset (ROA), ukuran perusahaan. Hasil

penelitian ROA berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return

saham, dan DER dan Ukuran Peruashaan berpengaruh berpengaruh positif

secara signifikan terhadap return saham

5. Ignatius Oki Dewi Brata, et al (2017) berjudul Analisis Faktor Faktor

Yang Berpengaruh Terhadap Return Saham Variabel dependen: return

saham Variabel independen: adalah Return On Asset (ROA) dan Debt to

Equity Ratio (DER) ROA dan DER berpengaruh positif signifikan

terhadap return saham.


28

6. Yulia, W. 2013. Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan

Solvabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008 Sampai 2012.

Variabel independen: return saham, Variabel independen Current Ratio

(CR), Return on Assets (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER). Hasil

penelitian Variabel Current Ratio(CR) secara parsial berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhdap return saham, Variabel Return on

Assets(ROA) secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap return saham, Variabel Debt Equity Ratio(DER) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian dan hasil temuan penelitian terdahulu, hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Current Rasio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Debt to Equty Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return

saham perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah Return On Asset positif dan signifikan berpengaruh terhadap return

saham perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?


29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan

mengambil data di Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia yaitu PT. IDX di

Makassar yang berlokasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim

Indonesia, Jl. Urip Sumoharjo No. 5 dan melalui website resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id).

2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk menyelesaikan penelitian ini selama

kurang lebih 2 bulan, dari bulan Desember 2019 sampai dengan Februari 2020.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Indriantoro dan Supomo (2014) “populasi adalah sekelompok orang,

kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan kosmetik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2014 hingga 2018. Adapun

perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu:

Tabel 2. Tabel Populasi


No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ADES PT Akasha Wira International Tbk
2 MBTO PT Martina Berto Tbk
3 MRAT PT Mustika Ratu Tbk
4 TCID PT Mandom Indonesia Tbk
5 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id
31

2. Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan

kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 – 2018 dan

menerbitkan laporan keuangan tahunan periode 2014 – 2018. Dipilihnya

perusahaan kosmetik karena lebih dari separuh perusahaan yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia adalah perusahaan kosmetik yang tergolong ke dalam perusahaan

Manufaktur, untuk menjernihkan analisis maka perlu mengkonsentrasikan pada

perusahaan sub sektor kosmetik dan Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

sebanyak 5 perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 – 2018.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan:

1. Teknik studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan kategori dan

klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah

penelitian. Data tersebut diolah kembali sesuai dengan kebutuhan model

yang digunakan. Data tersebut seperti: narrative text, foto, tabel dan

grafik yang memuat penjelasan mengenai perusahaan.

2. Studi Pustaka yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan, membaca, dan mempelajari literatur referensi dari

jurnal, makalah, dan buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang

dikaji untuk mendapatkan kejelasan konsep dalam upaya penyusunan

landasan teori yang berguna dalam penyelesaian masalah dalam

penelitian ini.
32

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai

dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis

menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang telah

diolah sebelumnya, yaitu data yang diperoleh oleh peneliti yang berasal

dari informasi tertulis atau biasa disebut data sekunder seperti buku,

jurnal atau berbentuk dokumen lain yang berhubungan dengan penulisan

penelitian ini. Dalam penelitian ini, laporan tahunan Perusahaan

kosmetik yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia juga menjadi

perhatian utama.

E. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi panel data.

regresi panel data adalah penelitian yang menggabungkan antara cross section

seperti rumah tangga, negara, perusahaan, dan sebagainya dengan periode waktu.

Sementara itu, (Suliyanto, 2011) mengungkapkan yang dimaksud dengan

analisis regresi panel data adalah regresi yang menggunakan panel data atau pool

data yang merupakan kombinasi dari data time series dan data cross section.

Penulis menggunakan software Eviews 10 sebagai bantuan dalam melakukan

analisis data.

Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data pada

penelitian ini:
33

1. Pengujian Model Regresi Data Panel

(Ghazali, 2013) Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

analisis regresi berganda dengan data panel. Data panel merupakan penelitian

yang menggabungkan antara cross section (data silang) dengan time series

(runtun waktu). Dalam menganalisis data menggunakan metode analisis regresi

panel data, diawali dengan melakukan polling data dalam bentuk workfile.

Berikut ini langkah-langkah dalam estimasi model regresi panel data,

diantaranya yaitu:

a. Model Common Effect

Regresi data panel dengan metode common effect adalah asumsi yang

menganggap bahwa intersep dan slope selalu tetap baik antar waktu maupun

antar individu. Setiap individu (n) yang diregresi untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependen dengan variabel- variabel

independennya akan memberikan nilai intersep maupun slope yang sama

besarnya. Begitu pula dengan waktu (t), nilai intesep dan slope dalam

persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara variabel

dependen dan variabel-variabel independennya adalah sama untuk setiap

waktu. Hal ini dikarenakan dasar yang digunakan dalam regresi data panel

ini menggambarkan pengaruh individu dan waktu pada model yang

dibentuknya (Sriyana, 2014).

Langkah pertama untuk menguji model regresi data panel adalah

dengan menguji model Common Effect. Model ini merupakan model paling

sederhana dibandingkan dengan kedua model lainnya karena hanya


34

mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak

diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa

perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa

menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat

terkecil untuk mengestimasi model data panel.

b. Model Fixed Effect

Pendekatan ini merupakan cara memasukkan “individualitas” setiap

perusahaan atau setiap unit cross section adalah dengan membuat intersep

bervariasi untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap berasumsi bahwa

koefisien slope konstan untuk setiap perusahaan (Ghozali, 2013).

Langkah kedua untuk menguji model regresi data panel adalah dengan

menguji model Fixed Effect. Model ini menggunakan teknik variable

dummy untuk menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan

intersep bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial, dan insentif.

Namun demikian slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi ini sering

juga disebut dengan teknik Least Square Dummy Variable (LSDV).

c. Model Random Effect

Model Random Effect tidak seperti pada model Fixed Effect, model

ini diasumsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh

residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode waktu

yang terjadi secara random (Sriyana, 2014)

Langkah keempat untuk menguji model regresi data panel adalah

dengan menguji model Random Effect. Model ini mengestimasi data panel
35

yang variabel residual diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar

subjek. model Random Effect digunakan untuk mengatasi kelemahan model

Fixed Effect yang menggunakan variabel dummy. Metode analisis data

panel dengan model Random Effect harus memenuhi persyaratan yaitu

jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian.

2. Estimasi Pemilihan Model

Untuk menentukan model data panel yang tepat, maka penguji perlu

melakukan pengujian beberapa tahap, yaitu:

a. Uji Chow

Uji Chow ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan yang

akan digunakan Common Effect atau Fixed Effect dengan melihat nilai

probabilitasnya. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah (Sriyana,

2014):

H0 : Common Effect Model

Ha : Fixed Effect Model

Jika nilai probabilitas > α 0.05 maka H0 diterima atau model yang

digunakan adalah model pendekatan Common Effect. Jika nilai probabilitas

< α 0.05 maka ditolak, artinya model regresi data panel yang tepat untuk

digunakan adalah Fixed Effect. Namun jika ditolak, maka model Fixed

Effect harus diuji kembali untuk memilih apakah memakai model Fixed

Effect atau Random Effcet baru dianalisis.

b. Uji Hausman

Uji Hausman ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan yang


36

digunakan Fixed Effect atau Random Effect. Hipotesis yang digunakan

dalam uji ini adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014):

H0: Random Effect Model

Ha: Fixed Effect Model

Jika nilai Probabilitas > α 0.05 maka H0 diterima atau model yang

digunakan adalah model pendekatan Random Effect. Jika nilai probabilitas <

α 0.05 maka H0 ditolak, artinya model regresi data panel yang tepat untuk

digunakan adalah Fixed Effect.

c. Uji Lagrange Multiplier

Pengujian untuk menentukan model common effect atau random effect

yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Hipotesis

dalam uji lagrange multiplier adalah:

H0: common effect

Ha: random effect

Kriteria pengujian menyatakan jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0

ditolak. Dan sebaliknya jika pengujian menyatakan nilai probabilitas < 0,05

maka H0 diterima. Jika H0 diterima, maka model yang digunakan adalah

common effect. Namun jika H0 ditolak dan Ha diterima, maka model yang

digunakan adalah random effect.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Seperti


37

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual mengikuti

distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji statistik

menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran sampel kecil Imam Ghozali

dan Ratmono (2013).

Menurut Ghozali (2013), kita perlu memperhatikan bahwa asumsi

distibusi normal residual ini terutama untuk ukuran sampel yang kecil. Oleh

karena itu, kita dapat mengabaikannya untuk ukuran sampel besar.

Pengujian asumsi sebaiknya lebih kita tekankan pada heteroskedasitas dan

autokorelasi yang dapat menyebabkan pengambilan kesimpulan statistik

menjadi tidak valid.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

Jarque-Bera (JB) dengan melihat pada nilai probabilitas. Jika nilai

probability lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data

dalam penelitian ini terdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari tingkat signifikansi α

= 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal.

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Data terdistribusi normal

Ha = Data tidak terdistribusi normal

Jika hasil JB Hitung < Chi Square Table, maka H0 diterima.

Artinya pengujian bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya karena data

telah berdistribusi normal.


38

Jika hasil JB Hitung > Chi Square Table, maka H0 ditolak. Artinya

diperlukan perbaikan karena data tidak berdistribusi normal. Untuk

menormalkan data tersebut, dilakukan transformasi data dengan metode

logaritma natural (Ln). (Ghozali, 2011)

Transformasi variabel menggunakan logaritma pada model regresi

sangat umum digunakan untuk mengatasi situasi dimana terdapat hubungan

tidak linear antara variabel independen dan dependen. Transformasi

logaritma dapat mengubah data yang tidak linear dapat digunakan dalam

model linear. Selain itu, transformasi logaritma juga merupakan cara yang

mudah untuk mengubah data yang awalnya sangat miring (berdistribusi

tidak normal) menjadi atau mendekati distribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Dalam model regresi diasumsikan tidak memuat hubungan dependensi

linear antarvariabel independen. Jika terjadi hubungan dependensi linear

yang kuat di antara variabel independen maka dinamakan terjadi problem

multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas maka nilai standard error

dari koefisien menjadi tidak valid sehingga hasil uji signifikansi koefisien

dengan uji t tidak valid (Dedi Rosadi, 2012).

Multikoliniearitas merupakan situasi dimana terdapat kondisi

variabel-variabel bebas antara satu dengan yang lainnya. Model regresi

yang baik sebaiknya tidak ada korelasi antar variabel bebas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dapat menggunakan melihat

Tolerence Value dan Variance Inflation Factor (VIF). variabel yang


39

menyebabkan multikoliniearitas dapat dilihat jika nilai Tolerance Value

lebih kecil dari 0.1 atau besar Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih

besar daripada 10 (Ghozali, 2013: 108).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Dedi Rosadi (2012) uji ini bertujuan untuk menganalisis

apakah variansi dari error bersifat tetap/konstan (homokedastik) atau

berubah-ubah (heterokedastik). Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan uji Breusch Pagan

Godfrey dengan cara melihat nilai probability Chi Square dari Obs*R-

squared. Jika nilai probability Chi Square lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terkena

heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai probability Chi Square lebih kecil

dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian ini

terkena heteroskedastisitas. Cara mendekteksi heteroskedastisitas yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Breusch Pagan

Godfrey. Hipotesis uji white adalah (Ghozali, 2013):

H0 : tidak ada heteroskedastsitas

Ha : ada heteroskedastsitas

Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05, maka diterima Bila Probabilitas

Obs*R² < 0,05, maka H0 ditolak.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali dan Ratmono (2013: 137) uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi
40

antarkeseluruhan pengganggu (residual) pada periode t dengan kesalahan

pada periode t-1 (sebelumnya).

Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

uji Lagrange Multiplier (LM Test) atau disebut juga uji Breusch-Godfrey

dengan melihat nilai probability Chi Square. Jika nilai probability Chi

Square lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data

dalam penelitian ini tidak terkena. Sebaliknya jika nilai probability Chi

Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data

dalam penelitian ini terkena autokorelasi. Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada autokorelasi

H1 : ada autokorelasi

Bila Probabilitas Obs*R² > 0,05, maka diterima Bila Probabilitas

Obs*R² < 0,05, maka H0 ditolak

4. Model Regresi Data Panel

Model persamaan dasar dasar data panel adalah:

Yit = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3+ ei

Dimana:

β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β4 = koefisien regresi

e = standar error

Yit = Return Saham

X1it = Likuiditas (CR)

X2it = Solvabilitas (DER)


41

X3it = Profitabilitas (ROA)

5. Uji Signifikansi

Dalam pengujian hipotesis ini, pengolahan data menggunakan software

Eviews 10. Dan juga menggunakan uji statistik meliputi Uji t, Uji F, dan Uji

Koefisien Determinasi.

a. Uji t (Uji regresi secara parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap

variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013). Uji statistik t dalam

penelitian ini dapat dilihat pada nilai probabilitas t- statistic. Uji statistik t

dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh CAR, NPL, dan

LDR secara individual terhadap ROA.

Jika nilai probabilitas t-statistic lebih besar dari tingkat signifikansi α

= 0.05 atau 5% maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas t-

statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara

parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Secara parsial variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Ha = Secaraparsial variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.


42

Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan (H0

diterima, Ha ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang tidak signifikan

secara parsial).

Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan (H0

ditolak, H1 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

parsial).

b. Uji F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Uji statistik F dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai probabilitas F-

statistic.

Jika nilai probabilitas F-statistic lebih besar dari tingkat signifikansi α

= 0.05 atau 5% maka secara simultan variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai

probabilitas F-statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5%

maka secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = Secara simultan variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Ha = Secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.


43

Bila probabilitas α > 0,05 → variabel independen tidak signifikan (H0

diterima, Ha ditolak yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan). Bila probabilitas α < 0,05 → variabel independen signifikan (H0

ditolak, Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan).

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah nol dan satu. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (cross-section) relatif rendah karena adanya

variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data

runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi

yang tinggi (Ghozali dan Ratmono, 2013: 59).

Koefisien determinasi (R-squared) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah nilai R-squared. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan

lebih dari satu variabel independen. Nilai R² dikatakan baik jika nilainya di

atas 0.5 hal ini dikarenakan nilai R² berkisar antara 0-1. Nilai R-squared

dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke

dalam model.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.
Definisi Operasional
No
Variabel Konsep variabel Indikator Skala
.
44

1 Return Pengukuran kinerja keuangan Laba Bersih Rasio


ROA= X 100 %
On Aset pada penelitian ini Total Asset
(ROA) menggunakan pengukuran
kinerja konvensional yang
diukur dengan berdasarkan pada
nilai rasio keuangan ROA.
ROA merupakan rasio yang
mengukur kemampuan
manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara
keseluruhan selama periode
tertentu.
2 Current rasio yang digunakan untuk current ratio=¿ Rasio
ratio mengukur sampai berapa jauh
( CR) aktiva perusahaan dibiayai oleh total current asset
hutang. Total Debt to Equity total current liabilities
Ratio ini menunjukkan bagian
bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan
keseluruhan hutang.
3 Debt to rasio yang digunakan untuk Debt to equity ratio = Rasio
equity mengukur sampai berapa jauh
ratio aktiva perusahaan dibiayai oleh total debt
x 100 %
(DER) hutang. Debt to Equity Ratio ini total equity
menunjukkan bagian bagian
dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan
keseluruhan hutang.
4 Return Return merupakan hasil yang Return Saham = Rasio
Saham diperoleh dari sebuah investasi. Pt −( Pt−1)
Return dapat berupa return Pt−1
realisasi (realized return) yaitu Pt : Harga Saham Waktu
return yang telah terjadi atau
return ekspektasi (expected Tertentu
return) yaitu return yang Pt-1 : Harga Saham
diharapkan akan terjadi di masa Periode Sebelumnya
yang akan datang
BAB IV

GAMABARAN UMUM LOKASI OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia atau dahulu dikenal dengan Bursa Efek Jakarta adalah

salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluan investasi dan sumber

pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional.

Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal

lokal yang besar dan solid untuk mencapai pasar modal Indonesia yang stabil. Jika

dikaji lebih lanjut pasar modal di Indonesia bukan merupakan hal baru. Sejarah

pasar modal di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak Pemerintahan Hindia

Belanda mendirikan bursa efek di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang

diselenggarakan oleh Vereneging Voor de Effectenhandel. Dengan

berkembangnya bursa efek di Batavia, pada tanggal 11 Januari 1925 Bursa Efek

Surabaya, kemudian disusul dengan pembukaan bursa efek di Semarang pada

tanggal 1 Agustus 1925. Sehubungan pecahnya Perang Dunia II, maka pemerintah

Hindia Belanda menutup bursa efek di Batavia pada tanggal 10 Mei 1940.

Pada zaman Republik Indonesia Serikat (RIS), bursa efek diaktifkan

kembali. Diawali dengan diterbitkannya Obligasi Pemerintah Republik Indonesia

tahun 1950, kemudian disusul dengan diterbitkannya Undang-Undang Darurat

tentang bursa Nomor 13 tanggal 01 September 1951. Undang-Undang Darurat itu

kemudian ditetapkan sebagai Undang-Undang nomor 15 tahun 1952. Pada saat itu

penyelenggaraan bursa diserahkan pada Perserikatan Perdagangan Uang dan


46

Efek-efek (PPUE) dan Bank Indonesia (BI) ditunjuk sebagai penasihat. Kegiatan

bursa kembali terhenti ketika pemerintah Belanda meluncurkan program

nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah Belanda pada tahun 1956.

Program nasionalisasi ini disebabkan adanya sengketa antara pemerintah

Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat, dan sekarang bernama Papua,

yang mengakibatkan lainnya modal usaha ke luar negeri.

Pada tanggal 10 Agustus 1977, Presiden Suharto secara resmi membuka

pasar modal di Indonesia yang ditandai dengan Go Public-nya PT. Semen

Cibinong. Pada tahun itu juga pemerintah memperkenalkan Badan Pelaksanaan

Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai usaha untuk menghidupkan pasar modal.

Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat seiring

dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta yang mencapai puncak

perkembangan pada tahun 1990.

Pada tanggal 13 Juli 1991 bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa

Efek Jakarta yang selanjutnya disebut dengan nama BEJ dengan menjadi salah

satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi BEJ

ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM menjadi badan Pengawas Pasar

Modal.

Tahun 1995 adalah tahun dimana BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei

1995 BEJ meluncurkan Jakarta Automatic Trading System (JATS), sebuah sistem

perdagangan manual otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual.

Dalam sistem perdagangan manual di lantai bursa terlihat dua (2) deret antrian,

yang satu untuk antrian beli dan yang satu untuk antrian jual, yang cukup panjang
47

masing-masing sekuritas dan kegiatan transaksi dicatat di papan tulis. Oleh

karena itu, setelah otomatis ini yang sekarang terlihat di lantai bursa adalah

jaringan komputer-komputer yang digunakan pialang atau broker dalam

bertransaksi. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan

frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang adil dan

transparan dibandingkan dengan sistem perdagangan manual. Pada Juli 2006 BEJ

menerapkan perdagangan tanpa warkat atau Secriples Trading dengan tujuan

untuk meningkatkan likuiditas pasar dan menghindari peristiwa saham hilang

danpemalsuan saham, serta untuk mempercepat proses penyelesaian transaksi.

Tahun 2008 BEJ juga mulai menerapkan perdagangan jarak jauh atau Remote

Tranding sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisien pasar, kecepatan dan

frekuensi perdagangan. Saham yang dicatatkan di BEJ adalah saham yang berasal

dari berbagai jenis perusahaan yang go public, antara lain dapat berupa saham

yang berasal dari perusahaan manufaktur, perusahaan perdagangan, perusahaan

jasa dan lain-lain. Perusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang bergerak

dalam bidang jasa keuangan. Perusahaan ini terdiri dari dua kategori yaitu

perbankan dan perusahaan jasa keuangan nonBank.

Perusahaan-perusahaan go public yang tercatat pada PT. BEJ

diklasifikasikan menurut sektor industri yang telah ditetapkan oleh PT. BEJ yang

disebut dengan JASICA (Jakarta Stock Exchange Industry Classification).

Terdapat 9 (sembilan) sektor industri berdasarkan klasifikasi PT. BEJ, yaitu:

1. Sektor Pertanian (Agriculture),

2. Sektor Pertambangan (Mining),


48

3. Sektor Industri Dasar dan Kimia (Basic Industry and Chemicals),

4. Sektor Aneka Industri (Miscellaneous Industry)

5. Sektor Industri Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry),

6. Sektor Properti dan Real Estate (Property and Real Estate)

7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi (Infrastructure, Utillities

and

Transportation),

8. Sektor Keuangan (Finance),

9. Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi (Trade, Service, and Investment).

Klasifikasi sektor industri perusahaan publik ini sangat bermanfaat dalam

menganalisis perkembangan saham-saham perusahaan publik dari sektor terkait.

Cara pandang saham dari perspektif klasifikasi sektor industri merupakan suatu

cara yang populer dan dipakai luas baik leh pemodal institusional maupun

individu.

Seiring perkembangan teknologi dan informasi yang serba cepat, kebutuhan

masyarakat pun meningkat tajam, setiap orang menginginkan segala sesuatu yang

serba instan termasuk makanan dan minuman, untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan makanan instan perusahaan memproduksi berbagai komoditi

makanan dan minuman. Beberapa komoditi makanan dan minuman yang

mengalami kenaikan cukup tajam di masyarakat yaitu biskuit, minuman kesehatan

dan mie instan.

B. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan sampel perusahaan-perusahaan kosmetik


49

yang terdaftar di bursa Efek Indonesia untuk periode 2014-2018. Berikut

gambaran umum perusahaan yang akan diteliti:

1. PT. Martina Berto Tbk PT. (MBTO)

Martina Berto merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1977

oleh Dr HC. Martha Tilaar, (alm) Pranata Bernard, dan Theresa Bu

Harsini Setiady. Perusahaan ini bergerak di bidang barang kosmetik, obat

tradisional (jamu) dan pemasaran serta perdagangan kosmetik, perawatan

kecantikan dan barang-barang obat tradisional.Selain itu, perusahaan

memiliki dukungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan oleh anak

perusahaannya, PT Cedefindo, yang merupakan kosmetik manufaktur

kontrak atau makloon dengan kering, semipadat, cairan, dan aerosol. Pada

tahun 1981 perusahaan ini mendirikan pabrik di kawasan industri

Pulogadung dengan partnership Grup Kalbe. Setelah dua tahun kemudian,

mendirikan pabrik keduanya PT. Sari Ayu Indonesia untuk mendukung

distribusin kosmetik. Dari tahun 1988 - 1995 mereka melakukan konsolidasi

dari beberapa bisnis yang diperoleh oleh Martha Tilaar Group menjadi PT.

Martina Berto.Pada tahun 1999 PT. Martino Berto resmi menjadi

perusahaan keluarga Martha Tilaar.

2. PT. Mustika Ratu Tbk. (MRAT)

Awal pendirian PT. Mustika Ratu Tbk (MRAT) pada tahun 1975,

dimulai dari garasi kediaman Ibu BRA. Mooryati Soedibyo. Tahun 1978

PT. Mustika Ratu Tbk mulai menjalankan usahanya secara komersial,

yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta,


50

Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya

permintaan konsumen semakin meningkat, hingga pada tahun 1980-an MRAT

mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional.Pada tanggal 8

April 1981 pabrik MRAT resmi di operasikan.Dalam rangka

memperkokoh struktur permodalan serta mewujudkan visinya sebagai

perusahaan Kosmetika dan Jamu Alami Berteknologi Tinggi Terbaik di

Indonesia. MRAT melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan

sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995. MRAT memulai

menerapkan standar internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu

serta ISO14001 tentang Sistem ManajemenLingkungan sejak tahun 1996.

Ruang lingkup kegiatan MRAT meliputi pabrikasi, perdagangan dan

distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan

usaha lain yang berkaitan. Selama tahun 2005 Perseroan telah mnegadakan

training “The Power of Motivation and Personality”. Training yang dihadiri

oleh 77 karyawan yang terdiri dari level Supervisor, Superintendent dan

manajer tersebut bertujuan untuk memperbaiki karakter karyawan sehingga

dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Di samping itu,

Perseroan juga mengadakan training “Kiat jitu mengoptimalkan Performa

Karyawan dengan prinsip Empati”. Training khusus ditujukan bagi para

manajer ini menginformasikan tentang kiat-kiat untuk meningkatkan performa

karyawan dengan prinsip empati.Dalam training tersebut dibahas cara-cara jitu

untuk mengelola anak buah dan mempertahankan loyalitas bawahan dengan

pendekatan empati.Selama tahun 2005 Perseroan telah mengirim 23


51

karyawan untuk mengikuti barbagai pelatihan maupun seminar dan workshop

yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kerja dari karyawan. PT.

Mustika Ratu Tbk berdomisili atau berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto Kav.

74 –75, Jakarta Selatan dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4

Ciracas Jakarta Timur.

3. PT. Mandom Indonesia. Tbk. (TCID)

PT Mandom Indonesia Tbk ini didirikan di Jakarta pada 5

November 1969. Pertama kali didirikan dengan nama PT Tancho

Indonesia. Bergerak di bidang usaha industri kosmetika, wangi-wangian,

perbekalan kesehatan rumah tangga, toiletries dan kemasan plastik. Sebagai

Perusahaan yang menjalankan usaha di Indonesia, PT Mandom Indonesia Tbk

telah menetapkan komitmennya untuk melayani dan memberikan kontribusi

bagi pasar domestik dengan produk-produk terbaik Mandom.Setiap Brand PT

Mandom Indonesia Tbk secara khusus diciptakan dengan keunggulan dan

keunikan masing-masing yang ditargetkan untuk konsumen yang berbeda-

beda. Sejak didirikan pada tahun 1969 sampai saat ini PT Mandom Indonesia

Tbk mengalami perkembangan yang cukup pesat. Terbukti dengan

kenaikan penjualan PT Mandom Indonesia Tbk pada setiap tahunnya dan

pada 7 Desember 2007 penjualan PT Mandom Indonesia Tbk mencapai 1

triliun yang sesuai dengan Rencana Manajemen Jangka Menengah Tahap

ke-1 (MID-1). Pencapaian ini merupakan suatu lembaran sejarah tersendiri

bagi Perseroan dan merupakan batu pijakan menuju Perusahaan yang

berskala lebih besar. PT Mandom Indonesia Tbk bergerak di bidang


52

usaha industri kosmetika, wangi-wangian, perbekalan kesehatan rumah

tangga, toiletries dan kemasan plastik. Usaha kosmetika dan toiletries

merupakan suatu usaha yang cukup menjanjikan di era globalisasi terbukti

dari peningkatan penjualan yang konsisten selama 5 tahun terakhir ini,

apalagi sekarang ini di Indonesia semakin meningkatnya kesadaran

masyarakat akan merawat tubuh dan penampilan baik laki-laki dan

perempuan. Untuk itu PT Mandom Indonesia Tbk melakukan beberapa

program marketing seperti Launcing produk baru Pixy, Mensponsori acara

Lets Dance Contest yang sesuai dengan segmentasi Gatsby yang memiliki ciri

khas ”Gaya” dan ”Aktif” dan untuk lebih mendekatkan lagi dengan

konsumen, Gatsby mensponsori acara musik dengan konsep baru, yaitu ”MTV

Monday Soundsation” yang tayang secara live. PT Mandom Indonesia Tbk

juga melakukan promosi dengan cara Mandom Fair, dimana PT Mandom

Indonesia Tbk memperkenalkan produk-produknya kepada target market

lewat lomba, pameran, atau event.

4. PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

PT. Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember

1933 sebagai Zeep fabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh

Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur

Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16

Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302

pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant

pada tanggal 9 Januari1934 .Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris
53

Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah

menjadiPT Unilever IndonesiaTbk. Akta ini disetujui oleh Menteri

Kehakimandengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23

Februari 1998 dan diumumkan di BeritaNegara No. 2620 tanggal 15 Mei

1998.Perusahaan mendaftarkan 15% darisahamnya di Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan

Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16

November 1981.Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24

Juni 2003, para pemegang saham menyepakat ipemecahan saham, dengan

mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 persaham menjadi Rp 10 per

saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris denganakta No. 46 yang dibuat

oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003dan disetujui oleh

Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan

keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.Perusahaan bergerak dalam

bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan

yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan

produk-produk kosmetik. Dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada

tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat

oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan

juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian

pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-

undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan

keputusan No.C-18482HT.01.04-TH.2000. Perusahaan memulai operasi


54

komersialnya pada tahun 1933.Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan

mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan

perusahaan baru yakni PTAnugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang

pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan

saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-

merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.Pada tanggal 3 Juli

2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources

Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever

yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan

menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November

2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham

dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian tersebut

Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia

Lever kepada Technopia Singapore Pte.Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa

perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima

persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham

PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak

terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual

beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited

pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan

digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan

menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham

(pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima


55

penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi

badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuaid dengan persetujuan

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No.

740/III/PMA/2004 tertanggal 9Juli 2004.Pada tahun 2007, PT Unilever

Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan

PT Ultrajaya Milk Industry &Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan

dengan pengambilalihan industry minuman sari buah melalui pengalihan

merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi

dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

5. PT. Akasha Wira International, Tbk (ADES)

PT Akasha Wira International Tbk (dahulu Ades Waters Indonesia Tbk)

(ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan

mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES

berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. Letjend. T.B. Simatupang Kav. 88,

Jakarta 12520 – Indonesia. Telp : (62-21) 2754-5000 (Hunting), Fax : (62-21)

7884-5549. Pemegang saham mayoritas Akasha Wira International Tbk

adalah Water Partners Bottling S.A. (91,94%), merupakan perusahaan joint

venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada

tanggal 3 Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte.

Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura, Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam

kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan
56

perdagangan besar. Kegiatan utama Akasha International adalah bergerak

dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan

(merek Nestle Pure Life dan Vica) serta perdagangan besar produk-produk

kosmetika. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai

pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada

tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012.

Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan

pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung. Pada tanggal 2 Mei 1994,

ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan

Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak

15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga

penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji

generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sampel. Variabel yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi Current Rasio (CR), Debt to Equityt Ratio

(DER), Return on Asset (ROA), dan Return Saham. Nilai statistik yang

dihasilkan dalam proses awal belum menghasilkan data yang normal.

Data yang diperoleh merupakan data kondisi keuangan Perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Akasha Wira International Tbk.,

PT. Martina Berto Tbk., PT. Mustika Ratu Tbk., PT. Mandom Indonesia Tbk.,

PT Unilever Indonesia Tbk yang dipublikasikan dari tahun 2014 hingga tahun

2018.

Data ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa

Efek Indonesia dan Situs pribadi Perusahaan yang dalam penelitian dalam

bentuk laporan data-data lainnya yang mendukung dalam penelitian ini. Serta

hasil pengujian asumsi regresi dan pengujian hipotesis menggunakan program

pengolahan data Eviews 10. Seperti di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.
Analisis Deskriptif Statistik
RETURN_SAHAM CR DER ROA
 Mean -0.036320  262.0892  0.885200  10.35880
 Median -0.058000  211.2200  0.610000  5.030000
 Maximum  0.750000  575.9100  2.650000  46.66000
 Minimum -0.406000  60.56000  0.210000 -17.77000
 Std. Dev.  0.250411  161.4373  0.755823  16.74494
58

Sumber: Output Eviews 10 , 2020

a. Return Saham

Berdasarkan Tabel 4, hasil Eviews untuk uji statistik deskriptif

variabel independen Return Saham menunjukkan sampel (N) sebanyak 25,

yang diperoleh dari data per tahun periode tahun 2014-2018. Hasil dalam

penelitian ini merupakan hasil dari Return Saham selama tahun publikasi

dalam rangka memenuhi uji normalitas data.

Pada tabel Return Saham dari 25 sampel tersebut, dapat dilihat bahwa

nilai Return Saham minimum yang diwakili oleh MRAT sebesar -0.406

pada tahun 2015, sedangkan nilai Return Saham maksimum yang diwakili

oleh TCID sebesar 0.75 pada tahun 2017 dengan rata-rata sebesar -

0.036320.

Standar deviasi sebesar 0.250411 yang berarti kecenderungan data

Return Saham ditiap tahunnya selama tahun penelitian mempunyai tingkat

penyimpangan sebesar 0.250411.

b. Current Rasio (CR)

Berdasarkan Tabel 4, hasil Eviews untuk uji statistik deskriptif

variabel independen Current Rasio menunjukkan sampel (N) sebanyak 25,

yang diperoleh dari data per tahun periode tahun 2014-2018. Hasil dalam

penelitian ini merupakan hasil dari Current Rasio selama tahun publikasi

dalam rangka memenuhi uji normalitas data.


59

Pada tabel Current Rasio dari 25 sampel tersebut, dapat dilihat bahwa

nilai Current Rasio minimum yang diwakili oleh TCID sebesar 60.56 pada

tahun 2018, sedangkan nilai Current Rasio maksimum yang diwakili oleh

ULVR sebesar 575.91 pada tahun 2016 dengan rata-rata sebesar 262.0892.

Standar deviasi sebesar 161.4373 yang berarti kecenderungan data

Current Rasio ditiap tahunnya selama tahun penelitian mempunyai tingkat

penyimpangan sebesar 161.4373.

c. Debt to Equity Ratio (DER)

Berdasarkan Tabel 4, hasil Eviews untuk uji statistik deskriptif

variabel independen Debt to Equity Ratio menunjukkan sampel (N)

sebanyak 25, yang diperoleh dari data per tahun periode tahun 2014-2018.

Hasil dalam penelitian ini merupakan hasil dari Debt to Equity Ratio selama

tahun publikasi dalam rangka memenuhi uji normalitas data.

Pada tabel Debt to Equity Ratio dari 25 sampel tersebut, dapat dilihat

bahwa nilai Debt to Equity Ratio minimum yang diwakili oleh MRAT

sebesar 0.21% pada tahun 2014, sedangkan nilai Debt to Equity Ratio

maksimum yang diwakili oleh TCID sebesar 2.65% pada tahun 2015

dengan rata-rata sebesar 0.885200.

Standar deviasi sebesar 0.755823 yang berarti kecenderungan data

Debt to Equity Ratio ditiap tahunnya selama tahun penelitian mempunyai

tingkat penyimpangan sebesar 0.755823.


60

d. Retrun On Assets (ROA)

Berdasarkan Tabel 5, hasil Eviews untuk uji statistik deskriptif

variabel independen Return On Asset menunjukkan sampel (N) sebanyak

25, yang diperoleh dari data per tahun periode tahun 2014-2018. Hasil

dalam penelitian ini merupakan hasil dari Return On Asset selama tahun

publikasi dalam rangka memenuhi uji normalitas data.

Pada tabel Descriptive Statistic dari 25 sampel tersebut, dapat dilihat

bahwa nilai Return On Asset minimum yang diwakili oleh MBTO sebesar -

17.77% pada tahun 2015, sedangkan nilai Return On Asset maksimum yang

diwakili oleh ULVR sebesar 46.66% pada tahun 2018 dengan rata-rata

sebesar 10.35880.

Standar deviasi sebesar 16.74494 yang berarti kecenderungan data

Return On Asset ditiap tahunnya selama tahun penelitian mempunyai tingkat

penyimpangan sebesar 16.74494.

2. Penentuan Model Regresi Data Panel

Penentuan model Regresi Data Panel dapat dilakukan dengan 3 uji yang

berbeda yaitu Chow test, Housman test, dan Lagrange Multiplier test yang

mana masing-masing uji tersebut membantu untuk memilih model terbaik

manakah yang sebaiknya digunakan. Adapun hipotesa pengujian pada masing-

masing uji adalah sebagai berikut :

a. Uji Chow

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel

dengan metode Fixed Effect lebih baik dari regresi model data panel tanpa
61

vaiabel dummy atau metode Common Effect. Hiptesis dari pengujian ini

adalah sebagai berikut:

H0 : Model OLS Pooled (Common Effect)

Ha : Model Fixed Effect

Kriteria pengujian ini adalah dilihat dari p value dari F statistik.

Apabila nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak artinya efek dalam model

estimasi regresi panel yang tepat digunakan adalah Fixed effect model, dan

sebaliknya apabila nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima artinya dalam

model estimasi regresi panel yang sesuai adalah Common Effect model

(CEM). Hasil pengujian model menggunakan uji Chow dapat dilihat melalui

tabel berikut:

Tabel 5.
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 4.157598 (4,17) 0.0158


Cross-section Chi-square 17.055421 4 0.0019

Sumber: Output Eviews 10 , 2020

Dari tabel 5, hasil empiris menyatakan bahwa H0 diterima, karena

dilihat dari nilai signifikansinya yaitu Probabilitas dari Cross-section F <

0.05 atau 0.0158 < 0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat

kepercayaan sebesar 95%, dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model

lebih baik digunakan dibandingkan dengan Common Effect Model.


62

b. Uji Haushman

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah teknik regresi data panel

yang tepat menggunakan random effect ataukah Fixed effect. Hipotesis yang

digunakan dalam uji Hausman adalah sebagai berikut :

H0 : Model Random Effect

Ha : Model Fixed Effect

Kriteria pengujian ini adalah apabila nilai probabilitas < 0.05 maka H0

ditolak artinya efek dalam model estimasi regresi panel yang tepaat

digunakan adalah Fixed effect model, dan sebaliknya apabila nilai

probabilitas > 0.05 maka H0 diterima artinya dalam model estimasi regresi

panel yang sesuai adalah Model Random Effect. Hasil pengujian model

menggunakan uji Hausman dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 6.
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 

Cross-section random 15.265659 3 0.0016

Sumber: Output Eviews 10 , 2020

Dari tabel 6, hasil empiris menyatakan bahwa H0 diterima, karena

dilihat dari nilai signifikansinya yaitu Probabilitas < 0.05 atau 0.0016 <

0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan sebesar

95%, dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model lebih baik digunakan

dibandingkan dengan Random-Effect Model.


63

c. Uji LM (Lagrange Multiplier)

Berdasakan hasil pengujian chow dan hausman diperoleh hasil yang

sama maka tidak perlu dilakukan uji LM. Pengujian lagrange multiplier

dilakukan untuk menentukan model common effect atau random effect yang

paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel.

Setelah dilakukan tahapan-tahapan pemilihan model terbaik dengan

pengujian Chow test, LM dan Hausman test didapatkan kesimpulan bahwa

model yang terbaik untuk menjelaskan hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen adalah “Fixed Effect Model”.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat melalui uji Jarque

Bera. Residual dinyatakan normal apabila probabilitas dari uji Jarque Bera

bernilai lebih besar dari level of significant (alpha). Berikut ini adalah hasil

pengujian asumsi normalitas melalui Jarque Bera :


64

Gambar 1.
Uji Normalitas
Sumber: Output Eviews 10 , 2020

Pengujian asumsi normalitas menghasilkan statistik uji Jarque Bera

sebesar 1.034367 dengan probabilitas sebesar 0.96197. Hasil ini

menunjukkan bahwa probabilitas > level of significant (α = 0,05). Hal ini

berarti residual yang diperoleh dari model regresi yang terbentu

dinyatakan berdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas

terpenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya multikoliniearitas

dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas

yakni dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). VIF kurang dari 10

maka tidak terjadi multikoliniearitas dalam model regresi tersebut

Tabel 7.
Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 03/04/20 Time: 22:14
Sample: 1 25
Included observations: 25
65

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C  0.065617  27.13050  NA


CR  3.23E-07  12.52550  3.344159
DER  0.026630  14.66640  6.038533
ROA  2.39E-05  3.718162  2.658414

Sumber: Output Eviews 10 , 2020

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen

yang memiliki VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan tidak ada

multikoliniearitas dalam model regresi.

c. Uji Heterokedestisitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian

ini digunakan uji Breusch Pagan Godfrey dengan cara melihat nilai

probability Chi Square pada Obs*R-Squared . Jika nilai probability Chi

Square pada Obs*R-Squared lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05

atau 5% maka data dalam penelitian ini tidak terkena heteroskedastisitas.

Sebaliknya jika nilai probability Chi Square pada Obs*R-Squared lebih

kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data dalam penelitian

ini terkena heteroskedastisitas. Berikut hasil pengujian heterokedestisitas:

Tabel 8.
Uji Heterokedestisitas
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 2.537662     Prob. F(3,21) 0.0842


Obs*R-squared 6.651688     Prob. Chi-Square(3) 0.0839
Scaled explained SS 14.13229     Prob. Chi-Square(3) 0.0027

Sumber: Output Eviews 10 , 2020

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hal

ini terbukti dengan nilai probability chi-square > 0.05 (0.6587> 0.050),
66

artinya tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga dapat dilanjutkan ke

pengujian selanjutnya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

uji Lagrange Multiplier (LM Test) atau disebut juga uji Breusch-Godfrey

dengan melihat nilai probability Chi Square. Jika nilai probability Chi

Square lebih besar dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data

dalam penelitian ini tidak terkena. Sebaliknya jika nilai probability Chi

Square lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka data

dalam penelitian ini terkena autokorelasi. Berikut hasil pengujian

Autokorelasi:

Tabel 9. Uji Autokorelasi


Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.328295    Prob. F(2,19) 0.7242


Obs*R-squared 0.835075    Prob. Chi-Square(2) 0.6587

Sumber: Output Eviews 10 , 2020

Berdasarkan tabel 9 diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi dalam model. Hal ini dibuktikan dengan nilai probability chi-

square > 0.05 (0.6587 > 0.05), yang artinya H0 diterima.

4. Model Regresi Data Panel

Tabel 10.
Hasil Regresi Data Panel (Fixed Effect Model)
Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:10
Sample: 2014 2018
67

Periods included: 5
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.110602 0.335890 0.329279 0.7460


CR -0.001370 0.000591 -2.317879 0.0332
DER 0.238393 0.229999 1.036494 0.3145
ROA 0.000096 0.009013 0.010598 0.9917

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.573504    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.397888    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.194309    Akaike info criterion -0.184396
Sum squared resid 0.641852    Schwarz criterion 0.205644
Log likelihood 10.30496    Hannan-Quinn criter. -0.076216
F-statistic 3.265667    Durbin-Watson stat 2.442679
Prob(F-statistic) 0.021824

Sumber: Output Eviews 10, 2020

Berdasarkan Tabel 10 diatas, maka diperoleh persamaan model regresi

antara variabel dependen return saham dan variabel independen (CR, DER,

dan ROA) sebagai berikut:

Y= 0.110602 - 0.001370X1 + 0.238393X2 + 0.000096X3 + ei

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:

a. Konstanta sebesar 0.110602 mengindikasikan bahwa secara umum

apabila CR, DER, dan ROA bernilai konstan (tidak berubah) maka

return saham sebesar 0.110602 poin.

b. Koefisien CR (X1) sebesar -0.001370 mengindikasikan bahwa CR (X1)

berpengaruh negatif terhadap Return Saham (Y). Hal ini berarti

terjadinya peningkatan CR (X1) sebesar 1 poin maka akan menurunkan

Return Saham (Y) sebesar -0.001370 poin.


68

c. Koefisien DER (X2) sebesar 0.238393 mengindikasikan bahwa DER

(X2) berpengaruh positif terhadap Return Saham (Y). Hal ini berarti

terjadinya peningkatan DER (X2) sebesar 1 poin maka akan

meningkatkan Return Saham (Y) sebesar 0.238393 poin.

d. Koefisien ROA (X3) sebesar 0.000096 mengindikasikan bahwa ROA

(X3) berpengaruh positif terhadap Return Saham (Y). Hal ini berarti

terjadinya peningkatan ROA (X3) sebesar 1 poin maka akan

meningkatkan Return Saham (Y) sebesar 0.000096 poin.

5. Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai probabilitas t-

statistic. Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

CR, DER, dan ROA secara individual terhadap Return Saham.

Jika nilai probabilitas t-statistic lebih besar dari tingkat signifikansi α =

0.05 atau 5% maka secara parsial variabel independen tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika nilai probabilitas t-

statistic lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 0.05 atau 5% maka secara

parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Dari tabel 10, diketahui tingkat signifikansi variabel bebas terhadap

variabel terikat. Berikut akan dijelaskan secara parsial pengaruh masing-

masing variabel dalam penelitian:


69

a. Pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Return Saham (Y)

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukan nilai

coefficient Current Ratio (X1) sebesar -2.317879 yang menunjukan

bahwa arah koefisien negatif, sedangkan niali probabilitas Current

Ratio (X1) sebesar 0.0332 < 0.05 menyebabkan H0 diterima dan Ha

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Current Rasio (X1)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham (Y).

b. Pengaruh Debt to Equity Ratio (X2) terhadap Return Saham (Y)

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukan nilai

coefficient Debt to Equity Ratio (X2) sebesar 1.036494 yang

menunjukan bahwa arah koefisien positif, sedangkan niali probabilitas

Debt to Equity Ratio sebesar 0.3145 > 0.05 menyebabkan H0 diterima

dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity

Ratio (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return

Saham (Y).

c. Pengaruh Return on Asset (X3) terhadap Return Saham (Y)

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukan nilai

coefficient Return on Asset sebesar 0.010598 yang menunjukan bahwa

arah koefisien positif, sedangkan niali probabilitas Return on Asset

(X3) sebesar 0.9917 > 0.05 menyebabkan H0 diterima dan Ha ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return on Aset (X3) berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham (Y). 0.563041


70

6. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel CR, DER,

dan ROA secara simultan terhadap Return Saham. Pengujian secara simultan

atau uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila probabilitas < 0.05 maka

H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel

dependen. Sedangkan apabila nilai probabilitasnya > 0.05 maka H0 diterima

dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji

Hipotesis secara simultan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 11. Hasil Uji F

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.573504    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.397888    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.194309    Akaike info criterion -0.184396
Sum squared resid 0.641852    Schwarz criterion 0.205644
Log likelihood 10.30496    Hannan-Quinn criter. -0.076216
F-statistic 3.265667    Durbin-Watson stat 2.442679
Prob(F-statistic) 0.021824

Sumber: Output Eviews 10, 2020

Berdasarkan hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai probabilitas F- statistic

sebesar 0.021824 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel independen (CR, DER, dan ROA) terhadap Return

Saham.
71

7. Uji Determinasi

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel dependen.

Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Hasil Uji Determinasi

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.573504    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.397888    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.194309    Akaike info criterion -0.184396
Sum squared resid 0.641852    Schwarz criterion 0.205644
Log likelihood 10.30496    Hannan-Quinn criter. -0.076216
F-statistic 3.265667    Durbin-Watson stat 2.442679
Prob(F-statistic) 0.021824

Sumber: Output Eviews 10, 2020

Berdasarkan tabel 12 diatas besarnya nilai R-squared adalah 0.5735. Hal

ini menujukkan Return Saham dapat dijelaskan oleh variabel (CR, DER, dan

ROA) sebesar 57,35%. Sedangkan sisanya 52,65 dijelaskan oleh faktor lain

diluar variabel penelitian.

B. Pembahasan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh CR, DER, dan ROA terhadap Return Saham Perusahaan Kosmetik yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 sampai dengan 2018 akan

dijabarkan sebagai berikut:

1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian didapati hasil variabel Current Ratio

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return Saham. Sementara

dari hasil uji parsial (uji t), didapati bahwa Current Ratio memiliki pengaruh
72

yang signifikan terhadap Return Saham di Perusahaan Kosmetik yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia, hasil ini berarti Current Ratio berpengaruh terhadap

Return Saham. Dengan demikian dapat dikatakan Current Ratio merupakan

faktor penentu meningkat dan turunnyanya Return Saham pada Perusahaan

Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dalam penelitian ini bahwa Current Ratio (CR) memiliki hasil negatif.

Current Ratio (CR) berpengaruh negatif terhadap return saham pada

perusahaan food and baverages artinya perusahaan yang memiliki nilai Current

Ratio (CR) yang tinggi belum pasti akan menghasilkan imbal balik return

saham yang tinggi dan pembayaran utang akan terpenuhi apabila perusahaan

sudah jatuh tempo. Dapat disebabkan oleh nilai jumlah persediaan yang tinggi

dibandingkan taksiran penjualan yang akan datang, sehingga akan

menunjukkan kelebihan persediaan serta memperlihatkan bahwa perusahaan

tidak bisa memaksimalkan persediaan yang ada.

Menurut Hanafi dan Halim (2003:54) “Current Ratio yang terlalu tinggi

menunjukkan kelebihan aktiva lancar yang menganggur sehingga tidak baik

bagi profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar menghasilkan return yang

lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap”. “Apabila rasio lancar

(Current Ratio) rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal

untuk membayar utang. Namun, Apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum

tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena aktiva

tidak digunakan sebaik mungkin” (Kasmir, 2015:135). Berdasarkan pendapat

para ahli diatas dapat memperkuat atau menjadi acuan bahwa Ketidakjelasan
73

kondisi Current Ratio ini menjadi dasar bagi investor tidak menggunakan

informasi Current Ratio, sehingga tidak dapat mempengaruhi investor dalam

pengambilan keputusan investasinya.

Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian Yulia Wingsih

(2016) yang hasilnya menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif

terhadap return saham.

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian didapati hasil variabel Debt to Equity Ratio

memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham.

Sementara dari hasil uji parsial (uji t), didapati bahwa Debt to Equity Ratio

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Return Saham di Perusahaan

Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil ini berarti Debt to

Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Dengan demikian

dapat dikatakan Debt to Equity Ratio bukan merupakan faktor penentu

meningkat dan turunnyanya Return Saham pada Perusahaan Kosmetik yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

DER berpengaruh tidak signifikan disebabkan oleh perbandingan modal

sendiri dan modal yang dibiayai utang bukan hanya pengaruh kinerja

manajemen, tetapi faktor lainnya maka DER tidak menjadi acuan investor

dalam berinvestas. Pengaruh yang tidak signifikan dari DER terhadap return

saham juga dapat berarti bahwa ada penilaian yang berbeda dari investor

terhadap arti pentingnya hutang bagi perusahaan. Beberapa investor dapat

berpikir bahwa DER yang besar akan menjadi beban bagi perusahaan karena
74

adanya kewajiban dari perusahaan untuk membayar hutang dan adanya resiko

kebangkrutan yang akan ditanggung oleh investor. Di sisi lain beberapa

investor juga berpendapat bahwa hutang sangat dibutuhkan oleh perusahaan

untuk operasional perusahaan. Hutang diperlukan oleh perusahaan untuk

menambah modal perusahaan karena dengan memiliki hutang yang besar dapat

digunakan untuk meningkatkan modal perusahaan sehingga perusahaan dapat

mengembangkan usahanya dan dengan melakukan pengembangan usaha maka

investor lebih tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut.

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage

dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka panjang. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi hutang semakin

besar dibandingkan dengan total modal sendiri, hal ini menunjukkan sumber

modal perusahaan tergantung dari pihak luar, sehingga akan mengurangi minat

investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan yang memiliki DER

tinggi. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham

yang berakibat terhadap menurunnya total return perusahaan (Kasmir, 2015).

Hasil penelitian ini mendukung hasil dari penelitian Fajar Indrawan Bur

(2012), yang hasilnya menunjukkan bahwa Hasil penelitian Debt to Equity

Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Return Saham.

3. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian didapati hasil variabel Return on Asset

memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return Saham.

Sementara dari hasil uji parsial (uji t), didapati bahwa Return on Asset
75

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Return Saham di Perusahaan

Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil ini berarti Return on

Asset tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Dengan demikian dapat

dikatakan Return on Asset bukan merupakan faktor penentu meningkat dan

turunnyanya Return Saham pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Tidak berpengaruh variabel return on asset pada return saham

dikarenakan minimnya return on asset yang menyebabkan tingginya aset

perusahaan yang tidak digunakan, investasi pada persediaan yang sangat tinggi,

lebihnya dana, dan aktiva tetap beroperasi di bawah normal.. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham karena

dapat diindikasikan bahwa tinggi atau rendahnya ROA tidak dijadikan tolak

ukur investor dalam melakukan investasi di suatu perusahaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Muhammad Reza Alviansyah, et al

(2018), berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan kuran Perusahaan

Terhadap Return Saham. Hasil penelitian ROA berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap return saham.


76

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return

Saham pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Return Saham pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

3. Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap Return Saham pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran yang dapat di berikan adalah

sebagai berikut:

1. Dalam hal ini pengelolaan hutang yang baik, adalah dengan cara

pengurangan hutang perusahaan dengan mengurangkan aktiva lancar

berupa kas sehingga hutang berkurang, dan presentase dari DER akan

lebih kecil, seiring hal tersebut maka tingkat return saham akan meningkat.

2. Selain itu, dalam pengelolaan asset terutama asset lancar dalam hal ini

untuk meningkatkan tingkat current ratio harus dilakukan secara efektif

dan efisien, pengelolaan asset secara efisien ini dilakukan agar bisa
77

meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan khususnya perusahaan

kosmetik ini. Maka, ketepatan dalam penggunaan asset ini sangatlah

penting. Dalam hal ini yang dapat dilakukan perusahaan dalam

pemanfaatan asset lancarnya adalah penggunaan asset lancar dalam bentuk

kas untuk mengurangi hutang lancarnya, sehingga tingkat current rationya

dapat meningkat dan return saham yang didapatkan akan meningkat.

3. Selain itu dalam hal profitabilitas pada perusahaan kosmetik ini perlu

meningkatkan lagi ROA pada perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan

nilai ROA atau Return on Assets kita dapat meningkatkan margin

(tentunya harga diterima pasar) atau mengurangi biaya. Selain itu

perusahaan dapat meningkatkan frekuensi penjualan atau meningkatkan

perputaran persediaan (inventory turnover). Sehingga profitabilitas atau

dalam hal ini ROA akan semakin meningkat dan return saham akan

meningkat.
78
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita R, Sakti A. 2010. Teori Pertumbuhan Kota (Perkotaan). Makassar:


Universitas Hasanuddin
Agus Sartono. 2010. Menejemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE
Yogyakarta
Ahmad Sandy dan Nur Fadjrih Asyik. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan
Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan
Otomotif. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vo.1. No.1.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, ed. 4, BPFE-
YOGYAKARTA.
Dedi Rosadi. (2012). Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan
Eviews. Yogyakarta : Andi Offset
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Akuntansi. Bandung: Alfabeta
. 2012. Analisis Kinerja Keuangan , Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam, & Dwi Ratmono. 2013. Analisis Multivariat dan Ekonometrika.
Semarang: Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS
19 edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas DiponegoroGitman,
L.J.; Zutter, C.J. 2012. Principles of Managerial Finance. 13e. Boston:
Pearson.
Gujarati, Damodar N. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat
Hanafi, M.M. & Abdul, H. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Harjono Sunardi. 2010. Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA
terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam
Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol.2 No.1
Hal: 70-92
Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofollio dan Analisis Investasi, Edisi kelima.
Yogyakarta: BPEE
Husnan, Suad. 1996. Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN –
Yogyakarta
. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. AMP
YPKN. Yogyakarta.
. 2008. Manajemen Keuangan : Teori dan Penerapan Buku 1. Edisi
4. BPFE. Yogyakarta
80

Ifa, N. (2017). Analisis Current Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan
Pertumbuhan pendapatan berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 2010-2014. Jurnal
Kreatif. Vol.5 No.1
Indriantoro, Nur and Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi 1. Cetakan ke-12. Yogyakarta:
BPFE.
Irawati, Susan. 2010. Manajemen Keuangan. Pustaka. Bandung
Kasmir. 2012. Analisis laporan keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedelapan. PT
Rajagrafindo Persada. Jakarta.
. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lukman Syamsudin. (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
grafindo Persada.
Phardono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan
Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham yang Diterima Oleh
Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Salim, Joko. 2010. Cara Gampang Bermain Saham. Jakarta: Visimedia
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan - Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: ANDI.
Trisnawati, Ita. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi,
Resudual Income, Ernings, Operating Leverage, dan Market Value
Added Terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol 11,
No 1, April 2009.
Yulia, W. 2013. Analisis Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008 Sampai 2012.
LAMPIRAN
82

Lampiran 1. Data Penelitian


Return current
No. Kode Tahun DER ROA
Saham Rasio
1 ADES 2014 -0.31 153.53 0.71 6.14
    2015 -0.26 138.60 0.99 5.03
    2016 -0.01 163.51 1.00 7.29
    2017 -0.12 120.15 0.99 4.55
    2018 0.04 138.77 0.91 0.17
2 MBTO 2014 0.00 395.42 0.37 0.47
    2015 -0.34 313.50 0.49 -2.17
    2016 0.08 304.45 0.61 1.24
    2017 -0.27 206.30 0.89 -3.16
    2018 -0.07 211.22 0.90 -17.77
3 MRAT 2014 -0.25 361.28 0.30 1.48
    2015 -0.41 370.26 0.32 0.21
    2016 0.01 397.06 0.31 -1.15
    2017 -0.02 359.75 0.36 -0.26
    2018 -0.13 310.73 0.43 0.01
4 TCID 2014 0.75 179.82 0.44 9.41
    2015 0.00 499.11 0.21 26.15
    2016 -0.06 525.95 0.23 7.42
    2017 0.08 491.32 0.27 7.58
    2018 -0.16 575.91 0.24 7.08
5 ULVR 2014 0.24 71.49 2.11 40.18
    2015 0.15 65.40 2.26 37.20
    2016 0.05 60.56 2.56 38.16
    2017 0.44 63.37 2.65 37.05
    2018 -0.19 74.77 1.58 46.66
83

Lampiran 2. Hasil Uji Regresi Data Panel


A. Common effect
Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:10
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -0.095304 0.256158 -0.372052 0.7136


CR -6.08E-05 0.000569 -0.106930 0.9159
DER 0.034199 0.163189 0.209568 0.8360
ROA 0.004310 0.004887 0.881852 0.3878

R-squared 0.156280    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.035749    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.245895    Akaike info criterion 0.177820
Sum squared resid 1.269749    Schwarz criterion 0.372840
Log likelihood 1.777246    Hannan-Quinn criter. 0.231911
F-statistic 1.296594    Durbin-Watson stat 1.769340
Prob(F-statistic) 0.301730

B. Fixed Effect
Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:10
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.110602 0.335890 0.329279 0.7460


CR -0.001370 0.000591 -2.317879 0.0332
DER 0.238393 0.229999 1.036494 0.3145
ROA 0.000096 0.009013 0.010598 0.9917

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.573504    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.397888    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.194309    Akaike info criterion -0.184396
Sum squared resid 0.641852    Schwarz criterion 0.205644
Log likelihood 10.30496    Hannan-Quinn criter. -0.076216
F-statistic 3.265667    Durbin-Watson stat 2.442679
Prob(F-statistic) 0.021824
84

C. Random Effect
Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/04/20 Time: 22:11
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 25
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -0.087790 0.204216 -0.429888 0.6717


CR -8.56E-05 0.000453 -0.188706 0.8521
DER 0.035671 0.129724 0.274974 0.7860
ROA 0.004085 0.003905 1.046273 0.3073

Effects Specification
S.D.   Rho  

Cross-section random 0.021514 0.0121


Idiosyncratic random 0.194309 0.9879

Weighted Statistics

R-squared 0.150212    Mean dependent var -0.035256


Adjusted R-squared 0.028814    S.D. dependent var 0.248159
S.E. of regression 0.244558    Sum squared resid 1.255978
F-statistic 1.237349    Durbin-Watson stat 1.767784
Prob(F-statistic) 0.321172

Unweighted Statistics

R-squared 0.155980    Mean dependent var -0.036320


Sum squared resid 1.270201    Durbin-Watson stat 1.747990

D. Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 4.157598 (4,17) 0.0158


Cross-section Chi-square 17.055421 4 0.0019

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:11
Sample: 2014 2018
85

Periods included: 5
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C -0.095304 0.256158 -0.372052 0.7136


CR -6.08E-05 0.000569 -0.106930 0.9159
DER 0.034199 0.163189 0.209568 0.8360
ROA 0.004310 0.004887 0.881852 0.3878

R-squared 0.156280    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.035749    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.245895    Akaike info criterion 0.177820
Sum squared resid 1.269749    Schwarz criterion 0.372840
Log likelihood 1.777246    Hannan-Quinn criter. 0.231911
F-statistic 1.296594    Durbin-Watson stat 1.769340
Prob(F-statistic) 0.301730

E. Hausman Test
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 

Cross-section random 15.265659 3 0.0016

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed   Random  Var(Diff.)  Prob. 

CR -0.001370 -0.000086 0.000000 0.0007


DER 0.238393 0.035671 0.036072 0.2858
ROA 0.000096 0.004085 0.000066 0.6233

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: RETURN_SAHAM
Method: Panel Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:11
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 5
Total panel (balanced) observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.110602 0.335890 0.329279 0.7460


CR -0.001370 0.000591 -2.317879 0.0332
DER 0.238393 0.229999 1.036494 0.3145
ROA 9.55E-05 0.009013 0.010598 0.9917
86

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.573504    Mean dependent var -0.036320


Adjusted R-squared 0.397888    S.D. dependent var 0.250411
S.E. of regression 0.194309    Akaike info criterion -0.184396
Sum squared resid 0.641852    Schwarz criterion 0.205644
Log likelihood 10.30496    Hannan-Quinn criter. -0.076216
F-statistic 3.265667    Durbin-Watson stat 2.442679
Prob(F-statistic) 0.021824
87

Lampiran 3. Hasil Uji Asumsi Klasik


A. Normality Test

B. Variance Inflation Factors Test

Variance Inflation Factors


Date: 03/04/20 Time: 22:14
Sample: 1 25
Included observations: 25

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

C  0.065617  27.13050  NA


CR  3.23E-07  12.52550  3.344159
DER  0.026630  14.66640  6.038533
ROA  2.39E-05  3.718162  2.658414

C. Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test


Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.328295    Prob. F(2,19) 0.7242


Obs*R-squared 0.835075    Prob. Chi-Square(2) 0.6587

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:14
Sample: 1 25
Included observations: 25
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  


88

C 0.026742 0.275042 0.097228 0.9236


CR -9.81E-06 0.000628 -0.015624 0.9877
DER -0.056958 0.183456 -0.310471 0.7596
ROA 0.002825 0.006654 0.424594 0.6759
RESID(-1) -0.229769 0.339536 -0.676714 0.5067
RESID(-2) 0.064753 0.274095 0.236242 0.8158

R-squared 0.033403    Mean dependent var -6.66E-18


Adjusted R-squared -0.220965    S.D. dependent var 0.230013
S.E. of regression 0.254159    Akaike info criterion 0.303847
Sum squared resid 1.227335    Schwarz criterion 0.596377
Log likelihood 2.201916    Hannan-Quinn criter. 0.384982
F-statistic 0.131318    Durbin-Watson stat 1.884334
Prob(F-statistic) 0.983249

D. Heteroskedasticity Test

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

F-statistic 2.537662     Prob. F(3,21) 0.0842


Obs*R-squared 6.651688     Prob. Chi-Square(3) 0.0839
Scaled explained SS 14.13229     Prob. Chi-Square(3) 0.0027

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 03/04/20 Time: 22:22
Sample: 1 25
Included observations: 25

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 0.368462 0.121367 3.035928 0.0063


CR -0.000699 0.000269 -2.595521 0.0169
DER -0.200690 0.077318 -2.595639 0.0169
ROA 0.004173 0.002316 1.802306 0.0859

R-squared 0.266068     Mean dependent var 0.050790


Adjusted R-squared 0.161220     S.D. dependent var 0.127209
S.E. of regression 0.116504     Akaike info criterion -1.316129
Sum squared resid 0.285039     Schwarz criterion -1.121109
Log likelihood 20.45162     Hannan-Quinn criter. -1.262039
F-statistic 2.537662     Durbin-Watson stat 2.322847
Prob(F-statistic) 0.084161

Anda mungkin juga menyukai