Anda di halaman 1dari 90

PENGARUH KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.INSPIRASI KULINER


INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI

Ditulis Oleh
DWI SULISTYOWATI
NIM. 171010508661

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
PENGARUH KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA, DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT.INSPIRASI KULINER INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Manajemen

Ditulis Oleh
DWI SULISTYOWATI
NIM. 171010508661

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH

SWT, TUHAN semesta alam yang telah memberikan berkat, rahmat dan karunia-

Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Proposal

skripsi ini berjudul: “PENGARUH KOMPENSASI KERJA, DISIPLIN KERJA,

DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.INSPIRSI

KULINER INDONESIA”. Penulisan proposal skripsi ini dilakukan dalam rangka

memenuhi salah satu syarat pengajuan dalam pembuatan skripsi untuk mencapai

gelar Sarjana Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang.

Saya menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini, dapat diselesaikan dengan baik

dan tepat waktu. Maka dari itu, saya dengan penuh rasa hormat ingin mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. (HC) Drs. H. Darsono, selaku ketua Yayasan Universitas Pamulang.

2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M., M.Si selaku Rektor Universitas pamulang.

3. Ibu Endang Ruhiyat, S.E, M.M, CSRA, CMA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pamulang.

4. Bapak Dr. Ali Maddinsyah, S.E., M.M selaku Kaprodi Manajemen Universitas

Pamulang.

ii
5. Bapak Dr.Moh. Sutoro, S.E., M.M., M.H selaku Dosen Pembimbing yang

senantiasa sabar memberikan pengarahan.

6. Seluruh Dosen Universitas Pamulang yang telah mengajarkan penulis banyak

ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

7. Seluruh karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia yang telah banyak membantu

dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan.

8. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral dan

moril maupun spiritual beserta doanya.

9. Seluruh sahabat dan teman-teman mahasiswa/i Universitas Pamulang.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dan dorongan serta

doa dari semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan penelitian

ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan penulisan penelitian ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak yang

dapat memberikan masukan untuk penyempurnaan. Demikian penulisan penelitian ini

disusun, semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak, bagi penulis dan bagi pihak

lain.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pamulang, Juli 2022

Penulis,

DWI SULISTYOWATI

iii
NIM. 171010508661

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR........................................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori .............................................................................................................
2.1.1 Manajemen........................................................................................................................
2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................................................................
2.1.3 Kompensasi .......................................................................................................................
2.1.4 Disiplin Kerja.....................................................................................................................
2.1.5 Kepuasan Kerja..................................................................................................................
2.1.6 Kinerja Karyawan..............................................................................................................
2.2 Penelitian Terdahulu......................................................................................................
2.3 Kerangka Berfikir .........................................................................................................
2.4 Pengembangan Hipotesis...............................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ..........................................................Error! Bookmark not defined.

iv
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................Error! Bookmark not defined.
3.3 Definisi dan Operasional Variabel Penelitian ...............................................................
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................................
3.5 Metode Pengumpulan Data ...........................................................................................
3.6 Metode Analisi Data .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Absensi Karyawan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Pedoman Uji Autokorelasi
Tabel 3.4 Skala Likert
Tabel 3.5 Skala Interval

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam suatu perusahaan, peran sumber daya manusia dalam sebuah

organisasi begitu penting dan menentukan. Oleh karena itu, diperlukan

pengelolaan secara sistematis, terencana dan terpola agar tujuan yang diinginkan

baik di masa sekarang atau di masa depan dapat dicapai secara optimal. sumber

daya manusia merupakan masalah perusahaan yang paling kompleks, karena

dapat menyebabkan sumber daya lain berfungsi, menciptakan efisiensi,

efektivitas, dan peningkatan produktivitas perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia didasari pada suatu konsep bahwa

setiap karyawan adalah manusia, bukan mesin, dan bukan menjadi sumber daya

bisnis. Manajemen sumber daya menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk menunjang

aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Unsur sumber daya manusia adalah manusia, dimana menyangkut pula sistem

perencanaan, penyusunan karyawan pengembangan karyawan, pengelolaan karir,

evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenaga kerjaan yang baik

(Widiati, Amboningtyas, Rakanita, dan Warso, 2015).

Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur yang sangat menentukan

keberhasilan organisasi, disisi lain juga sebagai makhluk yang mempunyai

1
pikiran, perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan tertentu, hal ini sangat

memerlukan karena faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi prestasi, dedokasi

dan loyalitas serta kecintaan terhadap pekerjaan dan organisasinya. Keadaan

menciptakan sumber daya manusia sebagai asset yang harus ditingkatkan

produktivitasnya, untuk mencapai hal tersebut, maka organisasi harus mampu

menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan kenyamanan

untuk mengembangkan dan menigkatkan kemampuan serta keterampilan yang

dimiliki secara optimal, salah satu upaya yang dapat ditempuh organisasi untuk

mencapai kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi. Pentingnya

kompensasi sebagai salah satu indikator kepuasaan dalam bekerja sulit ditaksir

karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau imbalan langsung

nampaknya sangat subyektif dan barangkali merupakan sesuatu yang sangat khas

dalam industry, tetapi pada dasarnya adanya dugaan, ketidakadilan, dalam

memberikan upah atau gaji, merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap

kompensasi yang pada akhirnya bisa menimbulkan perselisihan dan sangat rendah

dari karyawan itu sendiri. Akibat dari ketidakpuasan dalam pembayaran bisa jadi

mengurangi kinerja, meningkatkan keluhan-keluhan, penyebab mogok kerja, dan

mengarah pada tindakan-tindakan fisik dan psikologis, seperti meningkatkan

derajat ketidak hadiran dan peraturan karyawan, yang pada giliran akan

meningkatkan kesehatan jiwa karyawan yang parah. Sebaliknya, jika terjadi

kelebihan pembayaran, juga akan menyebabkan perusahaan dan individual

berkurang daya kompetisinya dan menyebabkan perselisihan, perasaan bersalah,

2
dan suasana yang tidak nyaman di kalangan karyawan. Kebijakan karyawan

banyak berhubungan dengan pertimbangan untuk menentukan kompensasi

karyawan. Tingkat besar kecilnya kompensasi pegawai sangat berkaitan dengan

tingkat pendidikan, tingkat jabatan, dan masa kerja karyawan. Maka dari itu

dalam menentukan kompensasi karyawan perlu didasarkan pada penilaian

prestasi, kondisi karyawan, tingkat pendidikan, jabatan, dan masa kerja karyawan.

Sebagai kantor yang memperhatikan kinerja, kedisiplinan dan loyalitas

pegawainya sudah sepantasnya ada kompensasi yang diberikan terhadap pegawai

untuk lebih memotivasi dan lebih mendorong kinerja karyawan agar bisa bekerja

secara professional.

Mengingat begitu besarnya peran dan kedudukan sumber daya manusia

sebagai karyawan dalam kegiatan usaha perusahaan maka diperlukan disiplin kerja

yang tinggi. Disiplin merupakan perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan

dan prosedur kerja yang ada pada organisasi, baik secara tertulis maupun yang

tidak tertulis. Disiplin kerja karyawan yang baik akan mempercepat tujuan

perusahaan, sedangkan karyawan yang tidak disiplin memperlambat pencapaian

tujuan perusahaan. Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri

tiap karyawan. Kesadaran karyawan diperlukan dengan mematuhi peraturan-

peraturan yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan

dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di

3
perusahaan. Selain itu perusahaan sendiri harus mengusahakan agar peraturan itu

bersifat jelas, mudah dipahami dan berlaku bagi semua karyawan.

Disiplin sangat penting untuk perkembangan perusahaan karena dapat

dijadikan sebagai alat untuk memotivasi agar dapat mendisiplinkan diri dalam

melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok. Disamping itu

disiplin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi peraturan, prosedur,

maupun kebijakan yang ada sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

Bagi PT. Inspirasi Kuliner Indoneisa, yakni sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Dalam memberikan

pelayanan penjualan sangat dibutuhkan efektifitas dan efisiensi waktu. Hal ini

berkaitan dengan kecepatan membuat pesanan dan berdampak pada kualitas

pelayanan yang diberikan kepada konsumen pembeli. Akan tetapi masih saja

ditemui keterlambatan proses pelayanan membuat pesanan yang diberikan kepada

konsumen sehingga berpengaruh pada penurunan kualitas pelayanan. Dan hal ini

juga akan berdampak pada kinerja perusahaan. Berdasarkan fenomena yang terjadi

pada perusahaan, nampak bahwa salah satu faktor yang mengakibatkan penurunan

kualitas pelayanan adalah disebabkan karena perusahaan mempunyai masalah

yang kompleks dalam hal sumber daya manusia, khususnya mengenai masalah

kurangnya kedisiplinan karyawan, dimana seringkali karyawan masih ada yang

belum mentaati disiplin jam kerja, seperti mereka masuk kantor setelah jam 08.00

Wib dan pulang sebelum jam 17.00 Wib, selain itu masih ada karyawan yang tidak

mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku pada perusahaan, sehingga

4
mengakibatkan kinerja karyawan mengalami penurunan. Sehingga dengan

menurunnya kinerja karyawan maka perusahaan harus menerapkan kedisiplinan

karyawan, yakni dengan mematuhi segala peraturan atau tata tertib yang akan

menjadi rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh seluruh karyawan dalam

organisasi. Adapun peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin

adalah : peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat, peraturan dasar melakukan

pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain, serta peraturan tentang apa

yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam

perusahaan.

Optimalisasi tanggungjawab perusahaan dalam menghadapi tuntutan

perkembangan zaman mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan secara

matang kualitas sumber daya manusia. Ketersediaan sumber daya manusia

merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan, maka perlu adanya keterlibatan

pegawai/karyawan dalam menjalankan seluruh aktivitas perusahaan. Karyawan

merupakan aset perusahaan yang sangat berharga yang harus dikelola dengan baik

oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal. Salah satu hal

yang harus menjadi perhatian perusahaan adalah kepuasan kerja para karyawan.

Karyawan yang dalam bekerja tidak merasakan kenyamanan, kurang dihargai, dan

tidak bisa mengembangkan segala potensi yang mereka miliki, maka secara

otomatis karyawan tidak dapat fokus dan berkonsentrasi secara penuh terhadap

pekerjaan yang dilakukan. Kepuasan kerja karyawan dapat dilihat tidak hanya saat

melakukan pekerjaan, tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti interaksi dengan

5
rekan kerja, atasan, mengikuti peraturan, dan lingkungan kerja. Kepuasan kerja

merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi

para karyawan terhadap pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan

perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat terlihat dari sikap karyawan

terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan pekerjaan. Bertitik tolak dari

uraian di atas kepuasan kerja merupakan unsur penting yang tidak dapat diabaikan

oleh setiap perusahaan. Pada kenyataannya kepuasan kerja sering kali kurang

mendapat perhatian oleh setiap perusahaan.

Sumber daya manusia juga merupakan faktor penting penentu kesuksesan

perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena berhasil atau tidaknya perusahaan

dalam mencapai tujuan sangat tergantung pada kemampuan SDM atau

karyawannya dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Kemampuan

karyawan dalam menjalankan tugas-tugasnya dapat dilihat melalui kinerjanya,

sehingga kinerja karyawan menjadi hal yang sangat penting bagi keberhasilan

perusahaan. Kinerja karyawan adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi

atau dimensi pekerjaan atau profesi yang dilaksanakan oleh sumber daya manusia

atau pegawai dalam waktu tertentu (Wirawan, 2013).

Putri dan Prasetio (2017) menyatakan bahwa saat ini banyak perusahaan

menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah perusahaan

paling penting, karena melalui sumber daya manusialah yang menyebabkan

sumber daya lain dalam perusahaan dapat berfungsi atau dijalankan. Hal inilah

6
yang menjadikan SDM sebagai investasi penting bagi banyak perusahaan atau

organisasi. Seiring dengan perkembangan sebuah organisasi.

Akan tetapi tidak semua perusahaan menyadari pentingnya peranan SDM

yang dimiliki. Seringkali perusahaan kurang memperhatikan peranan tersebut

sehingga sering kali menjadi masalah yang harus dihadapi perusahaan mulai dari

proses perekrutan, stres kerja hingga rendahnya kinerja karyawan. Hal ini akan

berdampak tidak baik pada kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Hal ini juga yang terjadi pada PT. Inspirasi Kuliner Indonesia atau yang

lebih dikenal dengan produknya Let’s Go! Chicken, sebuah perusahaan yang

bergerak di bidang industri makanan dan minuman yang didirikan sejak 2015.

Perusahaan yang saat ini memiliki 1000 lebih karyawan dan masih terus

bertambah sampai sekarang. Sesuai dengan data internal perusahaan terdapat

masalah kompensasi, disiplin kerja hingga kepuasan. Tingkat kehadiran,

sehubungan dengan itu tingkat kinerja juga mengalami penurunan yang cukup

signifikan.

Berdasarkan data yang diberikan oleh Ibu Rani selaku HRD PT. Inspirasi

Kuliner Indonesia diperoleh informasi bahwa terdapat indikasi penurunan kerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia pada tahun 2020. Kinerja karyawan

mengalami penurunan pada tahun 2020 yang dibuktikan dengan tingkat realisasi

penjualan yang menurun pada tahun 2020 juga. Faktor-faktor lain penyebab

rendahnya kinerja karyawan yaitu, rendahnya tingkat kedisplinan dalam bekerja

7
karena tidak sesuai dengan jobdesk nya masing-masing, dan ketidakdisiplinan

dalam absensi kehadiran yang menunjukan bahwa adanya ketidakpuasan karyawan

dalam pekerjaannya.

Tabel 1.1

Daftar Absensi Karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia Tahun 2019

sampai Tahun 2021

Jumlah
Cut
Tahun Karyawa Sakit % Izin % % Terlambat %
i
n
2019 62 11 18 8 13 6 9 20 33
2020 62 8 13 4 7 4 6 10 16

2021 62 9 15 6 10 3 5 16 26
Total 28 46 18 30 13 20 46 75
Jumlah rata-rata 9,3 15,3 6 10 4,3 6,7 15,3 25

Sumber: PT. Inspirasi Kuliner Indonesia (Data diolah 2022)

Dapat dilihat tabel 1.1 bahwa persentase pada sakit dan terlambat yang

cukup besar. Rata-rata dalam tiga tahun terdapat 15% (persen) karyawan yang

sakit dari tahun 2019 sampai 2021 atau 28 orang sakit dan rata-rata dalam setiap

tahun karyawan yang terlambat 25% tercatat dari tahun 2019 sampai 2021 atau 46

orang terlambat dalam periode tersebut. Untuk izin sebesar 10 % (persen) atau 18

orang karyawan izin dari tahun 2019 sampai 2021. Untuk cuti sebesar 7% (persen)

atau 13 orang cuti dalam periode tersebut hal ini dapat menjadi indikasi bahwa

ketidakpuasan karyawan dalam pekerjaan mereka.

8
Oleh sebab itu, Penting bagi perusahaan untuk memperhatikan dan

menginginkan vestigasi lebih lanjut mengenai tingkat kinerja yang terjadi di dalam

perusahaan. Pada PT. Inspirasi Kuliner Indonesia, pencapaian omset tahunan 2019

sampai 2021 mengalami fluktuatif yang cukup signifikan. Tabel 1.2 dibawah ini

secara jelas menunjukan tingkat kinerja karyawan secara keseluruhan yang terjadi

pada PT. Inspirasi Kuliner Indonesia.

Permasalahan ini dapat dilihat dari tabel 1.2, sebagai berikut:

Tabel 1.2

Data Target Penjualan dan Realisasi PT. Inspirasi Kuliner Indonesia

Persentase
Tahun Target Omset (Rp) Realisasi (Rp)
(%)
2019 Rp 3.000.000.000 Rp 2.520.000.000 84
2020 Rp 2.800.000.000 Rp 1.652.000.000 59

2021 Rp 3.000.000.000 Rp 1.920.000.000 64


Sumber: PT. Inspirasi Kuliner Indonesia (Data diolah 2022)

Berdasarkan data tersebut, dapat di gambarkan bahwa selama tahun 2019

sampai dengan 2021, target omset pada PT. Inspirasi Kuliner Indonesia mengalami

fluktuatif. Selama tiga tahun terakhir, realisasi penjualan mengalami penurunan

yang cukup tinggi pada tahun 2020, penurunan omset sebesar 41% dari target yang

telah ditetapkan. Kinerja karyawan yang cukup menurun akan berpengaruh tidak

baik terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

9
Berdasarkan latar belakang ini, maka saya tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Kompensasi, Disiplin Kerja, dan

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Dari latar belakang diatas, maka peneliti mencoba meneliti dengan

masalah sebagai berikut:

1) Apakah kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia?

2) Apakah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia?

3) Apakah kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia?

4) Apakah kompensasi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan, maka tujuan yang

ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia?

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia?

10
3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Inspirasi Kuliner Indonesia ?

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kompensasi, disiplin kerja, dan

kepuasan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Inspirasi

Kuliner Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dilakukan, maka kegunaan hasil penelitian

ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan juga

pengetahuan untuk membangun keilmuan dalam bidang manajemen sumber

daya manusia yang berkaitan dengan kepuasan kerja, disiplin kerja dan

kompensasi tearhadap kinerja karyawan.

1.4.2 Manfaat Praktis

a) Bagi Perusahaan

Sebagai sumber informasi dan masukan bagi perusahaan dalam mengelola

sumber daya manusia atau karyawan yang dimiliki secara baik, sehingga

kinerja karyawan lebih optimal.

b) Bagi Peneliti

11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi bagi penelitian

selanjutnya, yang akan melakukan penelitian dalam bidang sumber daya

manusia dengan variabel yang sama.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Secara etimologi, kata manajemen berasa dari berbagai bahasa, yang

pertama yaitu bahasa Prancis kuno yakni Menagement, yang berarti seni

melaksanakan dan mengatur. Lalu dalam bahasa Italia, yaitu Meneggiare yang

memiliki arti mengendalikan. Sedangkan dari bahasa Inggris berasal dari kata

to Manage yang artinya mengelola atau mengatur. Adapun defenisi dari

manajemen secara etimologis dapat disimpulkan bahwa manajemen

merupakan sebuah aktivitas mengatur atau mengelola. Berikut ini juga

disampaikan definisi manajemen menurut para ahli diantaranya sebagai

berikut:

Menurut G. R Terry dalam Aditama (2020:1) “Manajemen adalah suatu

proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya

11
Menurut M. P Follet dalam Aditama (2020:2) “Manajemen adalah

sebagai suatu seni. Tiap-tiap pekerjaan bisa dikerjakan dengan orang lain”.

Sedangkan menurut A. F Stoner dalam Aditama (2020:2) “Manajemen adalah

proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya yang

lain, dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Menurut Afandi (2018:1) Manajemen adalah proses kerja sama antar

karyawan untuk mencapai tujuan organisasi sesuai dengan pelaksanaan

fungsifungsi perencanaan, pengorganisasian, personalia, pengarahan,

kepemimpinan, dan pengawasan. Proses tersebut dapat menentukan

pencapaian sasaran-sasaran yang telah ditentukan dengan pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumbersumber daya lainnya untuk mencapai hasil

lebih yang efisien dan efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka manajemen merupakan

aktivitas mengatur atau mengelola tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan guna untuk

mencapai kesejahteraan dan kebahagian yang maksimal bagi pemimpin

maupun para pekerja.

2. Pentingnya Manajemen

Manajemen dalam sebuah organisasi akan sangat dibutuhkan dalam

setiap aktivitas perusahaan atau organisasi bisnis untuk mencapai tujuan yang

14
diharapkan dengan efektif dan efisien. Menurut Handoko dalam Aditama

(2020:3) arti penting manajemen bagi organisasi terdiri dari 3 (tiga), yaitu:

a. Untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan.

c. Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas.

3. Unsur-unsur Manajemen

Terdapat unsur-unsur dalam manajemen, yaitu yang dikenal dengan 6 M

(Aditama, 2020:6) yaitu:

a. Man (Manusia)

b. Money (Uang)

c. Materials (Bahan-bahan)

d. Machine (Masin)

e. Methods (Metode)

f. Market (Pasar)

4. Tujuan Manajemen

Sebuah perusahaan dibangun dengan satu tujuan yang hendak dicapai oleh

seluruh anggota organisasi, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka

panjang. Tujuan tersebut diantaranya meliputi:

a. Kelangsungan hidup usaha.

b. Keuntungan yang maksimal.

c. Pertumbuhan yang berkelanjutan.

15
d. Penyediaan lapangan kerja.

e. Investasi dan pengembangan usaha, dan sebagainya.

5. Fungsi Manajemen

Aditama (2020:11) mejelaskan fungsi manajemen di kenal dengan POAC

(Planning, Organizing, Actuating, Controling).

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan adalah proses yang mendifinisikan tujuan dari

organisasi, membuat strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

dari organisasi, serta mengembangkan rencana aktivitas organisasi.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan

atau alokasi sumber daya organisasi dalam bentuk desain organisasi atau

struktur organisasi sesuai dengan tujuan perusahaan yang tertuang didalam

visi dan misi perusahaan, sumber daya organisasi dan lingkungan bisnis

perusahaan tersebut.

c. Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua

anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan

perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.

d. Controling (Kontrol/Evaluasi)

Kontrol/Evaluasi adalah salah satu fungsi manajemen untuk

melakukan kontrol atau evaluasi terhadap kinerja organisasi. Dalam hal ini

16
guna memastikan bahwa apa yang sudah direncanakan, disusun dan

dijalankan dapat berjalan sesuai dengan aturan main atau prosedur yang

telah dibuat.

2.1.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Edy Sutrisno (2016:6) Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM) adalah: “Kegiatan perencanaan, pengadaan,

pengembangan,

pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara

individu

maupun organisasi.”

Menurut Kasmir (2016:25), menyatakan bahwa Manajemen

Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah: “Proses pengelolaan manusia,

melalui

perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan, pemberian

kompensasi, karier, keselamatan dan kesehatan serta menjaga hubungan

industrial

sampai pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan perusahaan dan

peningkatan kesejahteraan stakeholder”.

Menurut Dessler (2015:5) pengertian manajemen sumber daya manusia

adalah proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi

kepada karyawan, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.

17
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang digunakan untuk

mengelola sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan atau organisasi

dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

2. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Sadili (2010:30) Tujuan manajemen sumber daya manusia

adalah :

1) Tujuan sosial agar organisasi atau perusahaan beertanggung jawab secara

sosial dan etis terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat dengan

meminimalkan dampak negatifnya.

2) Tujuan individual tujuan pribadi dari setiap anggota dicapai melalui

aktivitasnya dalam organisasi atau perusahaan.

3) Tujuan fungsional mempertahankan kontribussi departemen manajemen

sumber daya manusia pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

4) Tujuan organisasional sasaran formal yang dibuat untuk membantu organisasi

mencapi tujuannya.

3. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Arifin dan Fauzi (2007:8) peran manajemen sumber daya

manusia adalah :

1) Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai

dengan kebutuhan perusahaan.

18
2) Melakukan perekrutan karyawan, seleksi dan penempatan pegawai sesuai

kualifikasi pegawai yang dibutuhkan perusahaan.

3) Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan promosi dan pemutusan

hubungan kerja.

4) Membuat perkiraan kebutuhan pegawai di masa yang akan datang.

5) Memperkirakan kondisi ekonomi pada umumnya dan perkembangan

perusahaan pada khususnya.

6) Senantiasa memantau perkembangan undang-undang ketenagakerjaan dari

waktu ke waktu khususnya yang berkaitan dengan masalah gaji/upah atau

kompensasi terhadap pegawai.

7) Memberikan kesempatan karyawan dalam hal pendidikan, latihan dan

penilaian prestasi kerja karyawan.

8) Mengatur mutasi karyawan.

9) Mengatur pensiun, pemutusan hubungan kerja beserta perhitungan pesangon

yang menjadi hak karyawan.

4. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Wahyudi (2010:12) mengemukakan fungsi-fungsi dari manajemen

sumber daya manusia adalah :

1) Fungsi Manajerial, meliputi :

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah melaksanakan tugas dalam peerencanaan kebutuhan,

pengaduan, pengembangan dan pemeliharaan.

19
b) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalan menyusun suatu organisasi dengan mendesain

struktur dan hubungan antara tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tenaga

kerja yang telah dipersiapkan.

c) Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah memberikan dorongan untuk mencipkan kemauan kerja

yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.

d) Pengendalian (Controlling)

Pengendalian adalah melakukan pengukuran atar kegiatan yang dilakukan

dengan standar-standar yang telah ditetapkan khususnya di bidang tenaga

kerja.

2) Fungsi Operasional

Fungsi operasional dalam manajemen sumber daya manusia

merupakan dasar (basic) pelaksanaan proses manajemen sumber daya

manusia yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan

orgaanisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 (lima), secara

singkat diuraikan sebgai berikut :

a) Fungsi pengadaan, adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,

orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

b) Fungsi pengembangan, adalah proses peningkatan keterampilan teknis,

teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan

20
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.

c) Fungsi kompensasi, adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak

langsung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai timbal

jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan. Prisip kompensasi

adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab karyawan

tersebut.

d) Fungsi pengintegrasian, adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta

kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana

pengintegrasian adalah hal dan sulit dalam manajemen sumber daya

manusia, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak

belakang antara karyawan dan perusahaan.

e) Fungsi pemelihaan, adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan

kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan kerja

jangka panjang. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

2.1.3 Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi

Menurut Hasibuan (2017:119) Kompensasi adalah semua pendapatan

yang

berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan

21
sebagai

imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Pemberian kompensasi

juga dapat mencerminkan status, jabatan atau posisi, dan juga masa

pengabdian dari seorang pegawai perusahaan tersebut.

Menurut Akbar, et al.,(2021:125) kompensasi adalah semua bentuk

pengembalian (return) finansial dan tunjangan-tunjangan yang diperoleh

pegawai

sebagai bagian dari sebuah hubungan kepegawaian.

Selanjutnya menurut Sutrisno (2017:181) “kompensasi merupakan salah

satu fungsi yang penting dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM)”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka kompensasi merupakan

pemberian balas jasa bagi pekerja yang diberikan secara langsung berupa uang

maupun secara tidak langsung berupa non uang.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kompensasi

Pemberian kompensasi dipengaruhi beberapa faktor antara lain:

1) Faktor Pemerintah

2) Serikat Pekerja

3) Ukuran Perbandingan Upah

4) Standar Biaya Hidup Pegawai

3. Indikator Kompensasi

22
Indikator penelitian pada variabel kompensasi menggunakan dari

Hasibuan (2017:4), dimana kompensasi ini terdapat kompensasi langsung dan

tidak langsung yaitu:

1) Kompensasi Langsung

a) Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan

tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.

b) Insentif atau bonus adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada

karyawan tertentu yang prestasinya di atas standar.

2) Kompensasi Tidak Langsung

a) Tunjangan adalah kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan

kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawan.

b) Fasilitas adalah kompensasi tambahan yang diberikan kepada

karyawan sebagai penunjang kelancaran untuk bekerja dan memotivasi

karyawan agar semangat bekerja.

2.1.4 Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Menurut Agustini (2019:81) "disiplin kerja juga merupakan kemauan dan

kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan yang ada di instansi

yang bersangkutan".

Menurut Afandi (2016:1) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu

tata tertib atau peraturan yang dibuat oleh manajemen suatu organisasi,

23
disahkan oleh dewan komisaris atau pemilik modal, disepakati oleh serikat

pekerja dan diketahui oleh Dinas Tenaga Kerja seterusnya orang orang yang

tergabung dalam organisasi tunduk pada tata tertib yang ada dengan rasa

senang hati, sehingga tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan

ketertiban

Menurut Sinambela (2018:335) menyimpulkan bahwa: Disiplin kerja

adalah kesadaran dan kesediaan pegawai menaati semua peraturan organisasi

dan norma-norma sosial yang berlaku. Dengan demikian, disiplin kerja

merupakan suatu alat yang digunakan pimpinan untuk berkomunikasi dengan

pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah perilaku mereka mengikuti

aturan main yang ditetapkan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka disiplin kerja merupakan

suatu bentuk perilaku dan sikap pegawai dan pemimpin yang berusaha

memperbaiki agar bekerja secara kooperatif untuk meningkatkan prestasi

kerjanya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Menurut Malayu Hasibuan (2013), faktor yang mempengaruhi disiplin

kerja adalah sebagai berikut:

1) Tujuan dan Kemampuan

2) Teladan Pemimpin

3) Balas Jasa

24
4) Keadilan

5) Kepengawasan Melekat

6) Sanksi Hukum

7) Ketegasan

8) Hubungan Kemanusiaan

3. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Rivai (2005:444) menjelaskan bahwa, disiplin kerja memiliki

beberapa komponen yang dapat dijadikan indikator yang mempengaruhi

tingkat kedisiplinan pegawai pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:

1) Kehadiran

Hal ini menjadi indikator yang mendasar untuk mengukur kedisiplinan dan

biasanya pegawai yang memiliki disiplin kerja rendah terbiasa untuk

terlambat datang atau pulang lebih cepat dalam bekerja.

2) Ketaatan Pada Kewajiban dan Peraturan Kerja

Pegawai yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur kerja

dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh organisasi.

3) Ketaatan pada Standar Kerja

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab pegawai terhadap

tugas yang diamanahkan kepadanya.

4) Tingkat kewaspadaan tinggi

25
Karyawan memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh

perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan sesuatu

secara efektif dan efisien.

5) Bekerja Etis

Beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan ke

pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Hal ini merupakan

salah satu bentuk tindakan indisipliner, sehingga bekerja sebagai salah satu

wujud dari disiplin kerja pegawai.

2.1.5 Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan kerja

Menurut Afandi (2018: 74) kepuasan kerja adalah sikap yang positif dari

tenaga kerja meliputi perasaan dan tingkah laku terhadap pekerjaannya melalui

penilaian salah satu pekerjaan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu

nilai-nilai penting pekerjaan.

Menurut Hamali (2016: 202) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah

suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja,

kerjasama antar karyawan, imbalan yang diterima dalam bekerja, dan hal-hal lain

yang menyangkut faktor fisik dan psikologis. Sikap terhadap pekerjaan ini

merupakan hasil dari sejumlah sikap khusus individu terhadap faktor-faktor

pekerjaan, penyesuaian diri inidividu, dan hubungan sosial individu diluar

26
pekerjaan sehingga menimbulkan sikap umum individu terhadap pekerjaan yang

dihadapinya.

Menurut Robbins (2015: 170) bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap

umum terhadap pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran

yang diterima karyawan dengan banyaknya ganjaran yang diyakini seharusnya

diterima.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka kepuasan kerja merupakan

suatu sikap emosional yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan yang

ditunjukan oleh seseorang atas pekerjaan mereka.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (2013), faktor kepuasan kerja antara lain :

1) Balas jasa yang adil

2) Penempatan kerja sesuai dengan keahlian

3) Suasana dan lingkungan pekerjaan

4) Berat ringannya pekerjaan

5) Peralatan yang menunjang

6) Sikap pemimpin dalam kepemimpinannya

7) Sikap pekerjaan monoton atau tidak

3. Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Celluci dan DeVries dalam Mas’ud (2004:43) dimensi dan

indikator kepuasan kerja adalah sebagai berikut :

1) Kepuasan dengan gaji (Satisfaction with pay)

27
a) Organisasi memberi gaji yang lebih baik daripada pesaing.

b) Gaji saya cukup, mengingat tanggung jawab yang saya pikul.

c) Tunjangan yang saya terima cukup banyak

2) Kepuasan dengan Promosi (Satisfaction with promotion)

a) Jika saya melaksanakan pekerjaan dengan baik, saya akan dipromosikan.

b) Saya puas dengan tingkat kemajuan saya.

3) Kepuasan dengan Rekan Sekerja (Satisfaction with Co-Workers)

a) Ketika saya meminta orang (teman) melakukan pekerjaan tertentu,

pekerjaan tersebut selesai.

b) Saya menikmati bekerja dengan teman-teman saya disini.

c) Saya bekerja dengan orang bertanggung jawab.

4) Kepuasan dengan Penyelia (Satisfaction with Supervisor)

a) Para manajer (supervisor) yang saya bekerja untuk mereka memberikan

dukungan saya.

b) Para manajer (supervisor) yang saya bekrja untuk mereka mempunyai

motivasi kerja yang tinggi.

5) Kepuasan dengan Pekerjaan Itu Sendiri (Satifaction with Work Itself)

a) Pekerjaan saya sangat menarik

b) Saya merasa senang dengan tingkat tanggung jawab dalam pekerjaan

saya.

c) Rekan sekerja saya sangat menolong saya dlam menyelesaikan pekerjaan.

28
d) Rekan sekerja saya mau mendengarkan saya berkaitan dengan masalah

saya yang saya hadapi.

e) Rekan sekerja saya dapat diandalkan ketika saya menghadapi masalah

berat dengan pekerjaan.

2.1.6 Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Afandi (2018:83) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi secara illegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan

moral dan etika.

Menurut Kaswan (2017: 278) kinerja pegawai mencerminkan perilaku

pegawai di tempat kerja sebagai penerapan keterampilan, kemampuan, dan

pengetahuan, yang memberikan kontribusi atau nilai terhadap tujuan organisasi.

Menurut Rismawati dan Mattalata (2018: 2) kinerja merupakan suatu

kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk

mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang

diemban suatu perusahaan atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan

negatif dari suatu kebijakan operasional.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka kinerja karyawan merupakan

hasil kerja seseorang yang dapat dinilai dan diukur secara objektif agar bekerja

29
lebih baik dan jika dinilai secara subjektif dapat menimbulkan ketidakpuasan

dalam bekerja.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu

dalam organisasi menurut Mangkunegara (2011) adalah sebagai berikut:

a) Faktor Kemampuan/Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas

yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya

integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut

memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal

utama manusia untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya

secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari

dalam mencapai tujuan organisasi.

b) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai prestasi kerja, faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain

uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang,

pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan

dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

3. Indikator Kinerja Karyawan

Menurut Methis dan Jackson (2006:378) ada 5 dimensi dan indikator dalam

kinerja, yaitu:

30
a. Kuantitas

merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas yang diukur dari

persepsi Karyawan terhadap jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta

hasilnya.

1) Jumlah Unit

2) Jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan

b. Kualitas

merupakan ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi. Tingkat dimana hasil

aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna dalam arti memenuhi

kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap

ketrampilan dan kemampuan Karyawan.

1) Ketaatan dalam prosedur

2) Disiplin

3) Dedikasi

c. Keandalan

merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan

supervisi minimum.

d. Kehadiran

merupakan keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai dengan jam

kerja.

e. Kemampuan bekerja sama

31
merupakan kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama dengan

orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah

ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-

besarnya.

Menurut Wirawan (2009:166) indikator dari kinerja adalah:

1) Keterampilan Kerja

Penguasaan pegawai mengenai prosedur (metode/teknik/tata

cara/peralatan)pelaksanaan tugas-tugas jawabannya.

2) Kualitas Pekerjaan

Kemampuan pegawai menunjukkan kualitas hasil kerja ditinjau dari segi

ketelitian dan kerapian.

3) Tanggung Jawab

Kesediaan pegawai dalam mengembangkan ide/gagasan dan tindakan uang

menunjang penyelesaian tugas.

4) Disiplin

Kesediaan pegawai dalam memenuhi peraturan perusahaan berkaitan

dengan ketepatan waktu masuk/pulang kerja, jumlah kehadiran, dan keluar

kantor bukan untuk urusan dinas.

5) Kerjasama

Kemampuan pegawai untuk membina hubungan dengan pegawai lain

dalam rangka menyelesaikan tugas.

6) Kuantitas Pekerjaan

32
Kemampuan pegawai dalam menyelesaikan sejumlah hasil tugas setiap

harinya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu sebagai berikut:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Nama dan Variabel


No. Judul Hasil
Tahun Sama Beda

1. Sagita S.H, Pengaruh (X1) - Kp


Hamid dan Kompensasi Kompensas Berpengaruh
Heru Terhadap i (+)
Kinerja melalui signifikan
disiplin kerja KK
Jurnal Sosial sebagai
Ekonomi dan variable
Humaniora intervening (Y) Kinerja
(Studi kasus Karyawan
No. ISSN : pada karyawan Kp tidak
2461-0666 PT. Berpengaruh
Telekomunikasi (-)
Volume : 2
Indonesia, Tbk signifikan
Tahun : 2019 Witel Kediri) KK

2. Udin, Bakri Motivasi Kerja (X2) (X1) MK


H., Wiri W dan Kompensas Motivasi Berpengaruh
Kompensasi i Kerja (+)
Terhadap Signifikan
Jurnal Bisnis Kinerja KK
dan Karyawan PT.
Manajemen Balindo
Manunggal

33
No. ISSN : Bersama (Y) Kinerja Kp
2443-3578 Karyawan Berpengaruh
(+)
Volume : 4 Signifikan
Tahun : 2018 KK

3. Mardi Pengaruh (X1) (X2) DK


Astutik Disiplin Kerja Disiplin Budaya Berpengaruh
dan Budaya Kerja Organisasi (+)
Organisasi Signifikan
Jurnal Bisnis, Terhadap KK
Manajemen Kinerja
& Perbankan Pegawai
Dewan (Y) Kinerja BO
No. ISSN : Perwakilan Karyawan Berpengaruh
2528-4649 Rakyat Daerah (+)
Kabupaten Signifikan
Volume :2
Jombang KK
Tahun : 2016

4. Jasman Pengaruh (X1) (X2) DK


Saripuddin Disiplin Kerja Disiplin Motivasi Berpengaruh
Hasibuan, dan Motivasi Kerja Kerja (+)
Beby Silvya Terhadap Signifikan
Kinerja KK
Jurnal Karyawan
Prosiding
Seminar (Y) Kinerja
Nasional MK
Karyawan Berpengaruh
USM
(+)
No. ISSN : Signifikan
2614-1469 KK

Volume : 2

Tahun : 2019

34
5. Natalia C. P. Pengaruh (X1) - KpK
Paparang, Kepuasan Kerja Kepuasan Berpengaruh
William A, Terhadap Kerja (+)
Areros Kinerja Signifikan
Ventje Pegawai Kantor KK
Tatimu PT. Post
Indonesia di
Jurnal Manado (Y) Kinerja
Program Karyawan
Studi
Administrais
Bisnis

No. ISSN :
2723-0112

Volume : 2

Tahun : 2021

6. Reina Poetri (X1) (X2) KpK


Narulita, Pengaruh Kepuasan Motivasi Berpengaruh
Anne Kepuasan Kerja Kerja Kerja (+)
Charina dan Motivasi Signifikan
Kerja terhadap KK
Jurnal Kinerja
Ekonomi Karyawan di
Pertanian dan Perusahaan (Y) Kinerja
Agribisnis Bumi Saba MK tidak
Karyawan Berpengaruh
Indonesia
No. ISSN : (-) KK
2598-8174

Volume : 4

Tahun : 2020

7. Wanda Pengaruh (X1) - KpK


Febriyana, Kepuasan Kerja Kepuasan Berpengaruh
Fetty Terhadap Kerja (+)
Poerwita Kinerja Signifikan

35
Sary Karyawan PT. KK
Kabepe Chakra
2015
Jurnal e- (Y) Kinerja
proceeding Karyawan
of
Management,
Universitas
Telkom

No. ISSN :
2355-9357

Volume : 2

Tahun : 2015

8. Lyta Lestary Pengaruh (Y) Kinerja (X1) LK


dan Harmon Lingkungan Karyawan Lingkungan Berpengaruh
Kerja Terhadap Kerja (+)
Kinerja
Jurnal Riset Karyawan
Bisnis &
Investasi

No. ISSN :
2460-8211

Volume : 3

Tahun : 2017

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala

yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran

36
bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam

membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa

hipotesis.

Kerangka pemikiran merupakan sintesis atau kesimpulan sementara

tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang teliti dan

merupakan hipotesis yang berbentuk bagan alur yang dilengkapi penjelasan

kuantatif (Sugiyono, 2016). Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara

teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Menurut

(Sugiyono, 2015) “mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-

teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan

hipotesis”. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan. Pada penelitian ini menggunakan empat

variabel yang terdiri dari 3 variabel bebas (X1, X2, dan X3) dan satu variabel

terikat (Y).

Menurut Hasibuan (2019), kompensasi adalah semua pendapatan yang

berbentuk uang, barang langsung, atau tidak langsung, yang diterima karyawan

sebagai imbalan atas jasa yang diberikan pada perusahaan. Indikator kompensasi

menurut Hasibuan (2017:4), terdiri dari:

1. Kompensasi Langsung

a. Gaji

b. Insentif

37
2. Kompenasasi Tidak Langsung

a. Tunjungan

b. Fasilitas

Menurut Rivai (2005:444) menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki

beberapa komponen yang dapat dijadikan indikator yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan pegawai pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Kehadiran

2. Ketaatan Pada Kewajiban dan Peraturan Kerja

3. Ketaatan pada Standar Kerja

4. Bekerja Etis

Kepuasan kerja adalah sikap emosional atau perasaan yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral

kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam oekerjaan,

luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan, 2017, 202).

Menurut Celluci dan DeVries dalam Mas’ud (2004:43) indikator kepuasan kerja

adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan dengan gaji (Satisfaction with pay)

2. Kepuasan dengan Promosi (Satisfaction with promotion)

3. Kepuasan dengan Rekan Sekerja (Satisfaction with Co-Workers)

4. Kepuasan dengan Penyelia/Atasan (Satisfaction with Supervisor)

38
5. Kepuasan dengan Pekerjaan Itu Sendiri (Satifaction with Work Itself)

Menurut Afandi (2018:83) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi secara illegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan

moral dan etika. Berikut indikator kinerja menurut Wirawan (2009:166) :

1. Keterampilan Kerja

2. Kualitas Pekerjaan

3. Tanggung Jawab

4. Disiplin

5. Kerjasama

6. Kuantitas Pekerjaan

39
Adapun kerangka berfikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pengaruh Kompensasi, Disiplin Kerja, dan Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan PT.Inspirasi Kuliner Indonesia

Kompensasi
1. Kompensasi Langsung
2. Kompenasasi Tidak Langsung

Sumber: Hasibuan (2017:4)

Disiplin Kerja Kinerja Karyawan

1.Kehadiran H
1.Keterampilan
1 Kerja
2.Ketaatan Pada Kewajiban dan 2.Kualitas Pekerjaan
Peraturan Kerja 3.Tanggung Jawab
H2
3.Ketaatan pada Standar Kerja 4.Disiplin
4. Tingkat kewaspadaan tinggi 5.Kerjasama
5. Bekerja Etis 6.Kuantitas Pekerjaan
H3
Sumber: Rivai (2005:444) Sumber: Wirawan (2009:166)
Kepuasan Kerja

1. Kepuasan dengan gaji


2. Kepuasan dengan Promosi
3. Kepuasan dengan Rekan Sekerja
4. Kepuasan dengan Penyelia
5. Kepuasan dengan Pekerjaan Itu
Sendiri Celluci dan DeVries
Sumber:
(2004: 97) 40
H4

Gambar 1.1

Kerangka Berfikir

2.4 Pengembangan Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2016:64) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.

Berdasarkan hasil analisis di atas kompensasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

kompensasi yang diterima karyawan maka semakin tinggi pula kinerja

karyawannya. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh

Njoroge & Kwasira (2015) dan Hameed et al (2014) yang menyatakan bahwa

kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini maupun penelitian

sebelumnya dapat disimpulkan bahwa benar disiplin kerja memiliki pengaruh

terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi disiplin kerja maka semakin tinggi

kinerja yang dihasilkan karyawan. Sesuai dengan pendapat Sinambela (2016:332)

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan di antara variabel

kinerja dengan disiplin kerja. Apabila ditelaah sebenarnya disiplin kerjalah yang

mempengaruhi kinerja karyawan, artinya semakin tinggi disiplin kerja seseorang

maka akan semakin tinggi juga kinerja orang tersebut.

41
Hasil penelitian sementara ini didukung oleh penelitian Ali, Idris dan

Kalalinggi (2013) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian Ali, Idris dan

Kalalinggi (2013) senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosita dan

Yuniati (2016) serta Febriana (2015) yang juga menunjukkan hasil yaitu kepuasan

kerja berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.

Ha1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kompensasi terhadap

kinerja karyawan.

Ha2 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan.

Ha3 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan.

Ha4 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kompensasi, Disiplin

Kerja, dan Kepuasan kerja terhadap Kinerja karyawan secara simultan.

42
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah asosiatif, Menurut (Sugiyono, 2015:44) yaitu

“penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua

variabel atau lebih”. Dengan demikian penelitian asosiatif ini dapat dibangun suatu

teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk menguji pengaruh

kompensasi, disiplin kerja, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2016:13) berpendapat “tempat penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

tentang sesuatu hal yang objektif”. Untuk memperoleh data dalam penelitian

penyusunan skripsi ini, penulis memilih tempat penelitian pada PT. Inspirasi

Kuliner Indonesia – Jl. Hos Cokroaminoto No. 35 Kreo Selatan 15156.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan terhitung pada

bulan Juli sampai dengan bulan September 2022. Adapun penelitian dilakukan

secara bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penulis, diawali dengan

43
persiapan pendahuluan berupa penulisan proposal judul penelitian, seminar

proposal judul skripsi, penyempurnaan materi proposal, pembuatan instrumen

penelitian, pengumpulan data primer dan skunder, pengolahan data yang telah

didapat oleh penulis dan penyusunan pelaporan skripsi. Adapun kegiatan

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 3.1
Jadwal Penelitian

Juli 2022 Agustus September


N (minggu) 2022 2022
Jadwal Kegiatan
o (minggu) (minggu)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Usulan Proposal
Revisi Usulan Proposal
2
Skripsi
Penyusunan Insterumen
3
Penelitian
Penyebaran Instrumen
4
Penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Tabulasi Data
Pengolahan dan Analisis
7
Data
8 Penyusunan Skripsi

3.3 Operasional dan Variabel Penelitian

Operasional variabel Menurut (Sugiyono, 2016:63) berpendapat

“operasional variabel adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang diterapkan

44
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Operasionalisasi

variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-

variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat

bantu statistik dapat dilakukan secara benar. Dalam penelitian yang dilakukan penulis

terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun penjelasan dari

masing-masing variabel itu adalah sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Independen dan Bebas (X1, X2, dan X3)

Menurut (Sugiyono, 2016:33) berpendapat “variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas

merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel

lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti

untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel

bebas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1. Kompensasi (X1)

kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung, atau tidak langsung, yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa

yang diberikan pada perusahaan. Indikator kompensasi menurut Hasibuan

(2017:4), terdiri dari :

1. Kompensasi Langsung

a. Gaji

b. Insentif

45
2. Kompenasasi Tidak Langsung

a. Tunjungan

b. Fasilitas

2. Disiplin Kerja (X2)

Menurut Rivai (2005:444) menjelaskan bahwa disiplin kerja memiliki

beberapa komponen yang dapat dijadikan indikator yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan pegawai pada suatu organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Kehadiran

2. Ketaatan Pada Kewajiban dan Peraturan Kerja

3. Ketaatan pada Standar Kerja

4. Tingkat kewaspadaan tinggi

5. Bekerja Etis

3. Kepuasan Kerja (X3)

Kepuasan kerja adalah sikap emosional atau perasaan yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral

kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam oekerjaan,

luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan, 2017, p. 202).

Menurut Celluci dan DeVries dalam Mas’ud (2004:43) dimensi dan indikator

kepuasan kerja adalah sebagai berikut :

1. Kepuasan dengan gaji (Satisfaction with pay)

2. Kepuasan dengan Promosi (Satisfaction with promotion)

46
3. Kepuasan dengan Rekan Sekerja (Satisfaction with Co-Workers)

4. Kepuasan dengan Penyelia (Satisfaction with Supervisor)

5. Kepuasan dengan Pekerjaan Itu Sendiri (Satifaction with Work Itself)

4. Variabel Dependen atau Terikat (Y)

Menurut Afandi (2018:83) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi secara illegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan

moral dan etika. Berikut indikator kinerja menurut Wirawan (2009:166) :

1. Keterampilan Kerja

2. Kualitas Pekerjaan

3. Tanggung Jawab

4. Disiplin

5. Kerjasama

6. Kuantitas Pekerjaan

Table 3.2
Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Nomor Skala


Kuesioner

Kompensasi 1. Kompensasi Langsung 1, 2, 3 Interval


(X1) (Gaji)

1. Kompensasi Langsung 4, 5, 6
(Insentif)

47
Sumber : 2. Kompensasi Tidak 7, 8, 9
(Hasibuan, Langsung (Tunjangan)
2017:4)
3. Kompensasi Tidak 10, 11, 12
Langsung (Fasilitas)

Disiplin Kerja 1. Kehadiran 1, 2 Interval


(X2)
2. Ketaatan Pada 3, 4, 5
Kewajiban dan
Peraturan Kerja
Sumber :
(Rivai, 2005) 3. Ketaatan pada Standar 6, 7
Kerja

4. Bekerja Etis 8, 9, 10

1. Kepuasan dengan gaji 1, 2, 3 Interval


(Satisfaction with pay)
Kepuasan
Kerja (X3) 1. Kepuasan dengan 4, 5
Promosi (Satisfaction
with promotion)

2. Kepuasan dengan 6, 7
Sumber : Rekan Sekerja
(Celluci dan (Satisfaction with Co-
DeVries Workers)
dalam
Mas’ud, 3. Kepuasan dengan 8, 9, 10
2004) Penyelia (Satisfaction
with Supervisor)

4. Kepuasan dengan 11, 12


Pekerjaan Itu Sendiri
(Satifaction with Work
Itself)

Kinerja 1. Keterampilan Kerja 1, 2 Interval

48
Karyawan 2. Kualitas Pekerjaan 3, 4

3. Tanggung Jawab 5, 6

Sumber : 4. Disiplin 7, 8
(Wirawan,
2009:166) 5. Kerjasama 9, 10

5. Kuantitas Pekerjaan 11, 12

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014:117) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dan

dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah karyawan PT. Inspirasi Kuliner

Indonesia yang berjumlah 62 orang.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014:117) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode sampling yang digunakan

oleh peneliti adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2014:124) Sampling Jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 62 orang.

49
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Teknik probability sampling ini ada bermacam-macam yaitu simple random

sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified

random, sampling area (cluster) sampling (Sugiyono, 2010: 120). Sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010: 109).

Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010: 112), jika

subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar

atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Untuk mendapatkan sampel yang representatif maka penulis mengambil

beberapa sampel yang memiliki peluang yang sama dengan menggunakan rumus

Slovin, dengan rumus sebagai berikut :

N
n
2
N (e)  1

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N: Jumlah Populasi (sebesar 900 orang)

e : Kesalahan dalam mengambil sampel yang ditetapkan sebesar 10%

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

50
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai anggota sampel.

Di dalam penelitian ini sampel yang diambil secara acak, dan sesuai dengan rumus

ukuran sampel diatas, adalah :


N
n 
N (e)  1

900
n 
2
900(0,10)  1

900
n 
900(0,01)  1

900
n
10

n= 90 Sampel yang digunakan 90 responden.


3.4.3 Teknik Sampling

Menurut (Sugiyono 2016:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik

pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Dalam pengambilan

sampel dapat menggunakan sampling jenuh. Menurut (Sugiyono 2016:82)

berpendapat “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana anggota populasi di jadikan sampel. Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan sebanyak 62 orang.

51
3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang

akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut (Sugiyono, 2016:155)

menyampaikan “metode pengumpulan data adalah cara ilmiah utuk mendapatkan data

yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan

sehingga dapat digunakan memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

3.5.1 Observasi

Menurut (Sugiyono, 2016:141) berpendapat “observasi adalah proses

yang tersusun dari berbagai proses sehingga diperoleh data berdasarkan fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Dalam hal ini penulis

melaksanakan pengamatan langsung terhadap pelanggan Tokopedia dimana

pengamatan terbatas pada pokok permasalahan sehingga perhatian lebih fokus kepada

data (riil) dan relevan.

3.5.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada

responden secara tertulis. Daftar pertanyaan ditujukan terutama yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti. Menurut (Sekaran dalam Sugiyono, 2015:142)

berpendapat “kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien apabila

peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan yang diharapkan dari responden”.

Dalam penelitian ini kuesioner yang dibuat berupa pertanyaan dengan jawaban

52
mengacu pada skala likert: Sangat Tidak Setuju (bobot 1), Tidak Setuju (bobot 2),

Kurang Setuju (bobot 3), Setuju (bobot 4) dan Sangat Setuju (bobot 5).

3.5.3 Dokumentasi

Menurut (Sugiyono 2015:138) berpendapat “dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar. Metode

ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah perusahaan, jumlah karyawan

dan lain sebagainya.

3.5.4 Studi Kepustakaan

Menurut (Sugiyono, 2015:139) berpendapat “studi kepustakaan berkaitan

dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang diteliti dan penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan

penelitian tidak akan lepas dari literatur ilmiah”. Dalam penelitian ini studi

kepustakaan dilakukan dengan mencari landasan teoritis yang berhubungan dengan

judul penelitian.

3.6 Metode Analisa Data

Menurut (Sugiyono, 2016:147) berpendapat “Dalam penelitian kuantitatif

analisa data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber-sumber yang

diperoleh”. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenisnya, mentabulasi berdasarkan variabel, menyajikan data

53
berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:

3.6.1 Uji Instrumen Data

Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan

berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya data sangat

menentukan kualitas dari data tersebut. Hal ini tergantung instrumen yang digunakan

apakah sudah memenuhi asas validitas dan reliabilitas. Adapun dalam pengujian

instrumen ini digunakan 2 (dua) pengujian yaitu:

1. Uji Validitas

Valid adalah menunjukan derajat ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada tobyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti. Menurut (Sugiyono, 2016:361) berpendapat ”valid berarti terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya”.

Menurut (Ghozali, 2017:52) berpendapat “suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”. Untuk melakukan uji validitas

dilihat dari tabel Item-Total Statistics.

54
Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel atau dapat juga

dengan nilai chronbath alpa > standar kritis alpa, maka dikatakan valid. Untuk

menguji validitas setiap instrumen, rumus yang digunakan adalah koefisien

korelasi product moment sebagai berikut:

n ( ∑ xy ) −( ∑ x )( ∑ y )
rxy=
√{n .∑ x −(∑ x ) } {n. ∑ y −( ∑ y ) }
2 2 ❑ 2 2

Sumber: Sugiyono (2017: 356)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar X dan Y

n = jumlah responden

x = skor item kuesioner

y = total skor item kuesioner

∑x² = jumlah kuadrat seluruh skor X

∑y² = jumlah kuadrat seluruh skor Y

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat validitasnya dilakukan

dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for

Social Science (SPSS) for window versi 26, sehingga dapat diketahui nilai dari

kuesioner pada setiap variabel bebas.

Kriteria atau syarat keputusan suatu instrumen dikatakan valid dan

tidaknya Menurut (Sugiyono 2016: 173) yaitu dengan membandingkan antara

rhitung dengan rtabel dengan ketentuan:

55
a. Jika rhitung > rtabel, maka instrument valid,

b. Jika rhitung < rtabel, maka dikatakan tidak valid.

Dalam pengujian validitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan

langkah-langjah sebagai berikut:

a. Buka menu SPSS Versi 26 statistik

b. Klik type in data, kemudian masukan data mentah

c. Pilih menu analyze, pilih correlate dan klik bivariate, masukan data (nilai

seluruh item sampai pada total score)

d. Pilih rumus correlation coefficients spearmen

e. Klik two-tailed pada kolom test of significance

f. Kemudian klik ok

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian

alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan

alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu.

Menurut (Sugiyono 2016:168) berpendapat ”instrumen yang reliabel jika

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Sedangkan Menurut (Ghozali, 2017:47)

berpendapat ”reliabilitas merupakan alat untuk menguji kekonsistenan

jawaban responden atas pertanyaan di kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

56
reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu.

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas diartikan sebagai

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan. Disebut

reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur

dalam diri subjek memang belum berubah.

Rumus yang digunakan pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan

menggunakan rumus alpha atau cronbach’s alpha (α) dikarenakan instrumen

pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai

dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5. Menurut

(Suharsimi Arikunto 2015:223) cara menghitung tingkat reliabilitas suatu data

yaitu dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

[ ][ ∑ σb
]
2
k
r 11 = 1−
k−1 σ 12

Sumber: (Suharsimi Arikunto 2015:223)

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan

∑ σ b2 = Jumlah variansi butir pertanyaan


2
σ1 = variansi total

57
Jumlah varians skor setiap item dan varians total, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

(∑ X i )
2

2
∑ X1 − 2
n Sumber: (Suharsimi Arikunto 2015:227)
σ =
i
n

Sedangkan vartians total, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

(∑ Y t )
2

∑ Yt −
2
n Sumber: (Suharsimi Arikunto 2015:227)
σ t 2=
n

Keterangan:
2
σ i = variansi tiap item

2
σ t = variansi tiap item

X11 = Jawaban responden untuk setiap butir soal

∑Yt = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

n = Jumlah responden

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for

Social Science (SPSS) for window versi 26.

Kriteria yang digunakan apabila suatu alat ukur memberikan hasil

yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Pengukuran dilakukan sekali

dan reliabilitas dengan uji statistik.

58
Dalam penelitian ini pengukuran yang dipakai dengan

membandingkan nilai Cronbach's Alpha dengan 0,60, dimana menurut

Ghozali (2017:238) dapat berpedoman sebagai berikut:

a. Jika Nilai Cronbach's Alpha > 0,60, maka instrumen reliabel.

b. Jika Nilai Cronbach's Alpha < 0,60, maka instrumen tidak reliabel.

Dalam pengujian reliabilitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Burka menu SPSS 26 statistik

b. Klik type in data kemudian masukan data mentah

c. Pilih menu analyze →scale → reliability analysis, masukan data (nilai

seluruh item tidak dengan total score)

d. Pilih rumus koefisien alpha cronbach

e. Pilih menu statistik

f. Kemudian klik item dan scale if item deleted → continue → ok

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan sebuah data.

Menurut (Singgih Santoso 2015:223) berpendapat “sebuah model regresi akan

digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah model

dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah

model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa

disebut asumsi klasik”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan

59
adalah meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan

Uji Heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Menurut (Ghozali 2017:160) berpendapat ”model

regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal”. Jadi uji

normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai

residualnya. Dengan demikian uji ini untuk memeriksa apakah data yang

berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Lebih lanjut

(Ghozali 2017:160) menjelaskan bahwa uji normalitas dapat berpedoman pada

uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada

(titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Adapun Menurut (Ghozali 2017:160)

dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

60
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.

Dalam pengujian normalitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Klik analyze-regresion- linier

b. Pindahkan item utam ake kotak dependen. Item pendukung kek kotan

independen klik save, unchecklist mahalanobis distance, checklist

residual unsetandardized lalu klik continue.

c. Klik OK , hasil Res_1 keluar pada unjung paling kakan input data

d. Klik analyze-non parametic test-legalcy dialogs-1sample K-S

e. Klik unstandardised residual pindahkan ke kotak test variabel list.

f. Pastikan test distribution -normal telah di check list lalu klik OK muncul

tabel one - sample kolmogorov smirnove-test.

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas ini bertujuan menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut (Ghozali

2017:160) berpendapat bahwa “uji multikolineritas bertujuan untuk menguji

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

61
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan

nol.

Menurut (Singgih Santoso 2015:234) berpendapat “jika terbukti ada

multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada

dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali”.

Adapun untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model

regresi dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF)

dengan rumus sebagai berikut:

1
VIF= 2
1−R1

Sumber: (Singgih Santoso 2015:234)

Atau dapat juga menggunakan rumus dibawah ini :

N ∑ xy−( ∑ x )( ∑ y )
r xy =
√ { N ∑ x −( ∑ x ) } { N ∑ y −( ∑ y ) }
2 2 2 2

Sumber: (Ghozali 2017:43)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor item

Y = Sskor total

62
N = Jumlah subjek

∑xy= Jumlah perkalian antara X dan Y

∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y

∑x2 = Jumlah kuadrat dari X

∑y2 = Jumlah kuadrat dari Y

Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen

yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =

1/Tolerance). Model Regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

multikolinieritas.

Dalam pengujian, digunakan sofware SPSS versi 26. Untuk

mendeteksi hal tersebut pedomannya adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation factor

(VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

63
b. Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation factor

(VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas.

Dalam pengujian multikolinieritas ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Klik Analyze, pilih regresion- Linear.

b. Pindahkan item utama ke kotak dependen dan item pendukung ke kotak

independent, Klik Save, uncheklist residual unstandardized, lalu continue.

c. Klik statistic, pilih colinearity diagnostic, lalu continue.

d. Klik OK dan akan keluar hasil ooutput nya apada tabel coefficient.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar anggota

sampel. Menurut (Ghozali 2017:110) berpendapat bahwa “uji autokorelasi

bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi antar

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1”. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya

autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson (DW test)

dengan rumus:

64
n
d=∑ ❑=2 ¿ ¿
t

Sumber: Singgih Santoso (2015:234)

Keterangan:

et : adalah residual tahun

tet-1 : adalah residual satu tahun sebelumnya.

Menurut (Algifari 2015:88) menyampaikan bahwa “konsekuensi dari

adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak

dapat menjelaskan varian populasinya”. Dalam pengujian ini, digunakan

sofware SPSS versi 26. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan:

Table 3.3
Pedoman Uji Autokorelasi Dengan Darbin-Watson (DW test)

Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada autokorelasi
1,100 – 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada autokorelasi
Sumber: (Algifari 2015:88)

Dalam pengujian autokorelasi ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Buka Program SPSS

65
b. Pada kolom menu klik Analyse,

c. Kemudian pilih Regression,

d. Pilih Linier,

e. Masukan variabel item pernyataan variabel independen ke kotak Independen

dan variabel dependen ke kotak dependent,

f. Kemudian Klik Statistik lalu centang covariance matrix, Coliniearty

Diagnostics,

g. Klik Continue, dan Ok.

4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut (Ghozali 2017:139) berpendapat “uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain”.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskesdastisitas adalah dengan

menggunakan uji Glejser. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ln=( ε i 2 )=β o + LnX i + μ i


Sumber: (Ghozali 2017:140-141)

Keterangan:

Ln = Regresi

έ i2 = Kuadrat nilai undstandarized residual dari uji regresi

66
βo = Konstanta regresi

βln(X1) = Konstanta regresi variabel independen

µi = Residual test

Ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat hasil uji nilai residual absolut

diregresi dengan variabel independen (Ghozali 2017:143). Dalam pengujian

ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan terjadi atau tidak

terjadi gangguan heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1. Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

2. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak terjadi gangguan heteroskesdastisitas.

Cara lain dalam menguji heteroskesdastisitas juga dapat dilakukan

dengan grafik scater plot dapat melihat grafik scatter plot(Ghozali 2017:125-

126), dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak membentuk

pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat

disimpulkan tidak terjadi problem Heteroskesdastisitas

2. Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola tertentu

(naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat disimpulkan terjadi

problem Heteroskesdastisitas.

Dalam pengujian heteroskesdastisitas ini, digunakan sofware SPSS versi

26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

67
1. Buka Program SPSS Versi 26

2. Buka menu Transform, Klik Compute variable.

3. Lalu pada kolom “Target Variabel” ketik: RES2

4. Pada Kolom: “Numeric Expression” ketik ABS_RES(RES_1), Lalu Klik

OK

5. Kemudian lihat pada Data View maka akan muncul Variabel baru dengan

nama RES2.

6. Kemudian klik Analyse, pilik Regression, Klik Linier

7. Keluarkan dulu variabel Y diganti dengan variabel RES_2, lalu klik save.

8. Muncul Linier Regression: Save, lalu hilangkan tanda centang di

Understand, kemudian klik Continue, lalu klik OK.

3.6.3 Analisi Deskriptif

Metode deskriptif merupakan data yang digunakan dengan mengadakan

pengumpulan data dan menganalisa sehingga diperoleh deskripsi, gambar yang

jelas mengenai fakosmetik Wardah, sifat-sifat serta pengaruh fenomena yang

diteliti.

1. Pembuatan Skala Likert

Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan

skala pengukuran. Menurut (Sugiyono 2016:92), skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang

68
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila digunakan akan

menghasilkan data kuantitatif.

Dalam ilmu statistik banyak sekali jenis-jenis skala dipelajari dan

digunakan baik untuk kepentingan akademisi maupun kepentingan praktisi.

Dari sekian banyak jenis skala yang telah dikembangkan, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert dalam bentuk data-data yang

diperoleh.

Pendapat di atas dipertegas oleh (Sugiyono 2015:92) bahwa “Skala

Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Lebih

lanjut (Sugiyono 2015:92) menjelaskan bahwa “Dengan menggunakan skala

likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel

dan indikator tersebut dijadikan acuan dalam menyusun pertanyaan maupun

pernyataan”.

Dalam penelitian fenomena sosial ini, variabel telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dalam penelitian ini skala likert dan nilai (scoring) yang digunakan sebagai

berikut:

Table 3.4
Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot

Sangat Setuju 5

69
Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Di adaptasi dari Sugiyono (2017:92)

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan

instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih

akurat, efisien dan komunikatif.

Selanjutnya Menurut pendapat (Istijianto 2014:91) menyatakan bahwa

“Penggunaan 5 kategori dalam skala likert di atas sangat populer dalam survei

konsumen karena dipandang mewakili dengan baik tingkat intensitas penilaian

responden”. Penggunaan kategori yang terlalu banyak (misalnya sampai 9

kategori) sering kali justru membingungkan responden karena perbedaan tiap

kategori menjadi sedemikian tipis dan responden kesulitan untuk membuat

pilihan. Sebaliknya penggunaan skala dengan jumlah kategori yang sedikit

(misalnya 2 kategori) membuat responden tidak leluasa mengungkapkan

penilaiannya dan menjadi terpaksa memilih karena tidak ada pilihan yang

lebih cocok.

2. Skala Interval

Setelah dibuat skala likert dan skala nilainya (scoring), selanjutnya

dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan penilaian

rata-rata tersebut, maka digunakan skala interval. Sedangkan skala interval

70
itu sendiri Menurut (Istijianto 2014:83), adalah ”Skala yang memiliki urutan

dan memiliki interval atau jarak yang sama antara kategori atau titik-titik

terdekatnya”.

Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut maka digunakan

interval, untuk menentukan panjang kelas interval, Menurut (Sudjana

2014:47) digunakan rumus sebagai berikut:

R
P=
K

Sumber: (Sudjana 2014:47)

Keterangan:

P = Panjang Kelas Interval

K = Banyak Kelas

R = Rentang (data terbesar – data terkecil)

Jadi panjang kelas interval sebagai berikut: P = = 0,8

Maka panjang kelas interval a dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai

berikut:

Tabel 3.5
Skala Interval
Kriteria atau Interpretasi Kategori Skala Interval
Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Baik 1,00 – 1,79
Tidak Setuju atau Tidak Baik 1,80 – 2,59
Kurang Setuju atau Kurang Baik 2,60 – 3,39
Setuju atau Baik 3,40 – 4,19
Sangat Setuju atau Sangat Baik

71
Sumber: Di adaptasi dari Sujana (2005:47)

3.6.4 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai

pengaruh, dan signifikansi pengaruh tersebut. Menurut (Sugiyono, 2016:55)

berpendapat “metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Dengan demikian dari

hasil dari analisis ini akan memberikan jawaban awal dari rumusan masalah

mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

tahapan analisis yang dilakukan adalah:

1. Analisis regresi Linier Sederhana dan Linier Berganda

Menurut (Sugiyono 2016:277) berpendapat “analisis regresi digunakan

untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila

nilai variabel independen dinaikan/diturunkan”. Dalam pengujian ini

dilakukan dengan regresi linier sederhana dan linier berganda.

Model hubungan ini disusun dalam fungsi atau persamaan regresi ganda

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + έ

Sumber: Sugiyono (2016:277).

Keterangan:

a = Bilangan konstanta

72
Y = Variabel dependen

b1,2 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1,2 = Variabel Independen

έ = Disturbance’s error / variabel pengganggu

Dalam pengujian regresi ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan

langkah-langjah sebagai berikut:

a. Masuk program SPSS

b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data variabel

c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada type

pilih numeric

d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan variabelnya

e. Klik analyze-regression-linear

f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan

tabel model summary.

2. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui besarnya

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen baik secara

parsial maupun simultan. Menurut (Andi Supangat 2015:350) berpendapat

“koefisien determinasi merupakan besaran untuk menunjukkan tingkat

kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk persen”.

73
Berdasarkan dari pengertian ini maka koefisien determinasi merupakan bagian

dari keragaman total dari variabel terikat yang dapat diperhitungkan oleh

keragaman variabel bebas dihitung dengan koefisien determinasi dengan

asumsi dasar faktor-faktor lain di luar variabel dianggap konstan.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini Menurut (Sugiyono, 2016:350)

untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel

terikat yang dapat dihitung suatu koefisien yang disebut koefisien penentuan,

yang dirumuskan sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

(Sugiyono, 2016:350)

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi antara variabel bebas dan terikat (yang

dikuadratkan)

100% : Pengalian yang diprosentasikan

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun

ketentuan besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu) dimana interpretasinya adalah :

1. Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara variabel

X1 dan X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

74
2. Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna dari

ketepatan perkiraan model.

Dalam pengujian koefisien determinasi ini, digunakan sofware SPSS

versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Masuk program SPSS

b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data variabel

c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada

type pilih numeric

d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan variabelnya

e. Klik analyze-regression-linear

f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan

tabel model summary.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu

hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut (Sugiyono, 2016:213)

berpendapat “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya

disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dengan demikian hipotesis

75
penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus

diuji secara empiris. Maka pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana pengaruh

masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel

terikatnya. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat adalah sebagai

berikut:

1) Variabel Kompensasi (X1)


H0 : ρ1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan PT.Inspirasi

Kuliner Indonesia

Ha : ρ1  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompensasi

terhadap Kinerja Karyawan PT.Inspirasi Kuliner

Indonesia

2) Variabel Disiplin Kerja (X2)

H0 : ρ2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT.Inspirasi

Kuliner Indonesia

Ha : ρ2  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Disiplin

76
Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT.Inspirasi Kuliner

Indonesia

3) Variabel Kepuasan Kerja (X3)


H0 : ρ2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan

PT.Inspirasi Kuliner Indonesia

Ha : ρ2  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepuasan

Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT.Inspirasi Kuliner

Indonesia

Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, Menurut

(Sugiyono, 2016:184) dapat menggunakan dengan mencari nilai t hitung dengan

rumus sebagai berikut:

r 1 √ n−2
t=
√(¿ 1−r 1
2
)¿

Sumber: Sugiyono (2016:184)

Keterangan:

t = Probabilitas

r = Koefisien korelasi parsial

n = Jumlah sampel.

77
Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05 artinya kemungkinan hasil

penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi kesalahan

5%.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria hipotesis

diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan antara nilai t hitung

dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau probability

signifikansi < 0,05. Dalam pengujian hipotesis (uji t) ini, digunakan sofware

SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

1. Masuk program SPSS

2. Klik analyze-regression-linear

3. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

4. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan

tabel model summary

b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau simultan dimaksudkan untuk menguji pengaruh semua variabel

bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini rumusan

hipotesis yang dibuat, sebagai berikut:

78
H0 : ρ3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

Kompensasi (X1), Disipin Kerja (X2), dan Kepuasan

Kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) secara

simultan pada PT.Inspirasi Kuliner Indonesia

Ha : ρ3  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara

Kompensasi (X1), Disipin Kerja (X2), dan Kepuasan

Kerja (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) secara

simultan pada PT.Inspirasi Kuliner Indonesia

Rumus yang digunakan Menurut (Sugiyono, 2016:252) “Uji F digunakan

untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel

independen terhadap variabel dependen”. Untuk mencari nilai F hitung

digunakan rumus sebagai berikut:


2
r /k
F hitung = 2
(1−r )/(n−k −1)

Sumber: Sugiyono (2017:252)

Keterangan:

r2 = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data (sampel responden).

79
Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria hipotesis

diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai F hitung dengan

F tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau probability

signifikansi < 0,05. Dalam pengujian hipotesis (UJi F) ini, digunakan sofware

SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

1. Masuk program SPSS

2. Klik analyze-regression-linear

3. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

4. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan

tabel model summary.

80
DAFTAR PUSTAKA

Adeoye, A. Olarewaju, & Elegunde, A. Folarin. (2014). Compensation Management


and Motivation. Mediterranean Journal of Social Sciences, 27 (4), 2039-9340.

Astutik, M. (2016). Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap


Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
Jombang. Jurnal Bisnis, Manajemen&Perbankan, 2 (2), 121-140.
Haryani S. Sagita, Hamid D., dan Susilo H. (2015). Pengaruh Kompensasi Terhadap
Motivasi Kerja dan Kinerja (Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk Malang), Administration Business Student Journal, 25 (1)

Kannaiah, D. & Shanthi, R. (2015). A Study on Emotional Intelligence At Wotk


Place. European Journal of Business and Management, 24 (7), 2222-1905.
Komariah, Haryono, dan Minarsih (2015). Pengaruh Konflik Peran, Kepuasan Kerja
dan Komitmen Organisasi Terhadap Turnover Intention pada CV. Bartec
Semarang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 6 (1), 115-210.

81
Odunlami, B. & Matthew, O. (2014). Compensation Management and Employees
Performance in the Manufacturing Sector, A Case Study of a Reputable
Organization in the Food and Beverage Industry, 9 (2), 2349-0330.

Saeed, I. Waseem, M. Sikander, S. Rizwan, M. (2014). The Relationship of Turnover


Intention with Job Satisfaction, Job Performance, Leader Member Exchange,
Emotional Intelligence and Organizational Commitment, International Journal
of Learning & Development, 4 (2), 2164-4063.
Susiawan dan Palupiningdyah (2015). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional,
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Management Journal Indonesia, 4
(3), 304-313.

Tyas, R. D., & Sunuharyo, B. S. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT. Pertamina
(Persero) Refinery Unit IV Cilacap), Jurnal Administrasi Bisnis.
Wijaya Iwan K. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV
Bukit Sanomas. AGORA, 6 (2).

82

Anda mungkin juga menyukai