PROPOSAL TESIS
i
PERSETUJUAN PROPOSAL TESIS
Menyatakan bahwa Proposal Tesis tersebut telah dikoreksi dan disetujui untuk
diseminarkan.*
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan limpahan rahmat serta berkat yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal tesis dengan judul “Pengaruh Persepsi Dukungan
Organisasi dengan Modal Psikologi Terhadap Organizational Citizenship
Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus
Pada Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Sungai Raya)”. Penulisan proposal tesis
ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat mencapai gelar akademis magister
manajemen tingkat Strata-2 (S2) pada jurusan Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura Pontianak. Penulis menyadari
bahwa proposal tesis ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya
dukungan, bimbingan serta doa dari berbagai pihak selama penulisan. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. Nur Afifah, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
2. Bapak Dr. Ahmad Shalahuddin, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan saran selama masa studi penulis di jurusan Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura.
3. Segenanp dosen, asisten dosen, staf akademik, staf tata usaha, staf
perpustakaan dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Tanjungpura.
4. Kedua orang tua, bapak dan ibu tercinta yang selalu mendoakan serta
mendukung penulis dalam proses perkuliahan dan penyusunan proposal
tesis.
5. Teman-teman Magister Manajemen Angkatan 47 atas berbagai
pengalaman dan informasi yang diberikan selama perkuliahan.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat penulisa sebutkan satu persatu yang telah
turut membantu sehingga penulisan proposal tesis ini dapat terselesaikan.
iii
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal tesis ini belum seutuhnya
sempurna. Untuk itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam
penulisan proposal tesis ini terdapat kekeliruan maupun kesalahan. kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, semoga isi dan hasil
dari penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
iv
DAFTAR ISI
v
2.1.3.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Organizational
Citizenship Behavior (OCB).........................................22
2.1.4. Kepuasan Kerja............................................................................24
2.1.4.1. Definisi Kepuasan Kerja...............................................24
2.1.4.2. Indikator Kepuasan Kerja.............................................25
2.1.4.3. Faktor Kepuasan Kerja.................................................26
2.2. Kajian Empiris.....................................................................................27
2.3. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian.................................43
2.3.1. Kerangka Konseptual..................................................................43
2.3.2. Hubungan Antar Variable............................................................44
2.3.3. Hipotesis Penelitian.....................................................................45
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................49
3.1. Bentuk Penelitian................................................................................49
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................................49
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................49
3.4. Populasi Dan Sampel...........................................................................50
3.4.1. Populasi.......................................................................................50
3.4.2. Sampel.........................................................................................50
3.5. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel......................51
3.5.1. Variabel Penelitian......................................................................51
3.5.2. Definisi Operasional Variavel.....................................................52
3.5.3. Pengukuran Konstruk Variabel...................................................53
3.5.4. Skala Pengukuran Variabel.........................................................54
3.6. Teknik Analisis Data...........................................................................54
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................58
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Rekapitulasi Jumlah Guru Sekolah Dasar dan Kebutuhan Guru
Berdasarkan ABK di Kabupaten Kubu Raya................................9
Tabel 3.1 . Definisi Operasional Variabel....................................................53
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Tuntutan inovasi yang dibebankan kepada guru sebagai tenaga pengajar tidak
disertai dengan fasilitas dan dukungan yang merata pada semua satuan
pendidikan yang ada di Indonesia. Sistem penerapan kurikulum Merdeka Belajar
masih dianggap kurang efisien bagi beberapa guru khususnya guru yang
mengajar di daerah yang cukup jauh dari akses fasilitas yang memadai. Seperti
pada penelitian yang dilakukan oleh Sasmita dan Darmansyah (2022) yang
dilakukan di SDN 21 Koto Tuo, Kecamatan Baso Kabupaten Agam Sumatera
Barat didapatkan hasil bahwa para guru masih mengalami kendala dalam
menerapkan Kurikulum Merdeka dikarenakan adanya keterbatasan literasi,
teknologi dan kompetensi. Hal itu juga selaras pada penelitian yang dilakukan
oleh Sunarni dan Hari (2023) yang dilakukan di sebuah sekolah dasar bahwa
ditemukan kendala pada guru yang bertugas di daerah yang mengalami kesulitan
untuk akses internet. Kemudian, untuk guru yang sudah berusia lanjut seperti di
atas 50 tahun juga kesulitan mengikuti perkembangan kurikulum Merdeka
Belajar. Hal itu dikarenakan pada kuruikulum ini diwajibkan penggunaan
internet untuk mengakses media belajar. Melihat permasalahan itu, penting
untuk diketahui bahwasanya berbagai hal yang menjadi kendala para guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar tentunya perlu untuk di tindak lanjuti agar
tetap dapat menjaga suasana kerja menjadi nyaman dan lebih maksimal dalam
menumbuhkan perasaan positif.
3
Kondisi ideal yang diharapkan oleh Mendikburistek tidak serta merta mudah
di laksanakan di tiap daerah. Tantangan pelaksanaan proses belajar mengajar
juga terjadi di Kabupaten Kubu Raya, kekurangan guru yang berstatus pegawai
negeri sipil di sekolah dasar terjadi pada semua kecamatan dengan total selisih
kebutuhan dan ketersediaan guru sejumlah 1.119 guru (Data Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya, 2023). Kekurangan tenaga pengajar
tersebut tentunya merupakan kendala yang harus segera ditangani karena selama
ini pihak sekolah yang mengalami kekurangan masih mengandalkan tenaga
honorer untuk mengisi kekosongan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh
Ismail selaku Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sungai Kakap mengatakan bahwa
mereka mengalami kekurangan guru PNS sehingga agar proses belajar mengajar
tetap dapat berjalan di atasi dengan merekrut tenaga guru honorer dimana hal
tersebut menyedot dana BOS sekitar hampir 50% yang mungkin sebenarnya bisa
digunakan untuk kebutuhan sekolah yang lebih penting (Anonim, 2023). Hal
tersebut juga selaras seperti yang disampaikan Sekretaris Dinas Pendidikan
Kabupaten Kubu Raya pada wawancara singkat yang dilakukan penulis, bahwa
hingga saat ini masih terjadi keadaan yang tumpang tindih antara kebutuhan
dengan ketersediaan guru di sekolah dasar. Ia menyebutkan banyak guru yang
tidak bersedia ditugaskan pada daerah yang minim fasilitas sehigga proses
belajar mengajar menjadi tidak maksimal. Salah satu guru SD di Kecamatan
Sungai Ambawang juga merasakan keluhan yang sama, bahwa disekolah
tempatnya mengajar mengalami kekurangan tenaga guru PNS dan guru honor
tidak bisa serta merta langsung di rekrut karena butuh analisa terperinci yang
berikatan dengan dana. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut beberapa kelas
sering terjadi kekosongan tenaga pengajar dan murid hanya diberikan tugas
tanpa penjelasan yang mendetail. Hal itu tentunya menjadi kendala yang dapat
mempengaruhi kualitas belajar mengajar yang harus di telaah lebih dalam.
Berbagai kendala yang menjadi penghambat dalam menciptakan proses
belajar mengajar yang efektif, menuntut setiap guru untuk bersedia melakukan
kerja ekstra diluar tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. Perilaku tersebut
dikenal sebagai perilaku Organization Citizenship Behavior (OCB). Istilah OCB
4
sebagai kapabilitas utama yang dianggap penting untuk motivasi manusia, proses
kognitif, daya juang, dan kinerja yang dihasilkan (Suzanne J.P dkk, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Bogler & Anit (2019) menunjukkan bahwa modal
psikologis dapat meningkatkan dampak pada kemuan tim untuk terlibat pada
perilaku OCB. Kemudian, penelitian serupa juga dilakukan Udin & Ahyar (2020)
dimana diketahui bahwa modal psikologis secara signifikan berpengaruh pada
perilaku OCB.
Secara umum, karyawan yang bersedia melakukan pekerjaan di luar tugas dan
tanggung jawabnya biasanya sudah mengalami perasaan puas terhadap suatu
organisasi. Bagi para karyawan, kepuasan kerja akan menimbulkan perasaan
senang sehingga dapat dianggap sebagai cerminan dari perasaan karyawan
terhadap pekerjaan dan lingkungan yang dihadapinya. Jika terjadi ketidakpuasan
karyawan, diharapkan pihak manajerial organisasi cepat mengatasi kondisi
tersebut karena karyawan yang tidak puas akan cenderung bersikap negatif
terhadap pekerjaannya dalam bentuk yang beragam (Wiliandari & Isrososiawan
2015). Ketika karyawan yang memiliki kepuasan yang cukup tinggi terhadap
pekerjaannya, maka sikap loyalitasnya pun akan sedikit- demi sedikit terbangun
sehingga dapat membentuk komitmen dalam mengabdi ke perusahaan yang
biasanya disebut sebagai Organization Citizenship Behavior (OCB). Rasa
kepuasan yang timbul dari bentuk kepedulian yang diberikan organisasi, akan
mendorong karyawan untuk melakukan pengembangan diri mereka secara
maksimal dan hal itu pun akan berdampak yang positif untuk keberlangsungan
sebuah organisasi.
Perasaan yang dimiliki seseorang terhadap pekerjaan dan lingkungannya
dapat didefinisikan sebagai kepuasan kerja. Kepuasan kerja juga dapat meliputi
tentang sejauh mana seorang pekerja merasa terpenuhi kebutuhan dan harapan
mereka dalam suatu pekerjaan yang dilakukan. Kepuasan kerja merupakan salah
satu faktor penting yang harus diperhatikan karena hal itu dapat mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan pribadi dan professional mereka. Menurut survey yang
dilakukan oleh Society for Human Resource Management (SHRM) pada tahun
8
Berikut ini adaah Tabel 1.1 yang menunjukkan jumlah ketersediaan guru
sekolah dasar yang berstatus PNS dengan jumlah kebutuhan ideal di semua
kecamatan yang ada di Kabupaten Kubu Raya.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Jumlah Guru Sekolah Dasar berstatus ASN dan
Kebutuhan Guru Berdasarkan ABK di Kabupaten Kubu
Raya
Selisih
Jumlah
Ketersediaan
Jumlah Kebutuhan
Guru dengan
Guru Guru
No Nama Kecamatan Jumlah
Saat Ini Berdasarkan
Kebutuhan
ABK
Guru
1 Batu Ampar 198 371 173
2 Kuala Mandor B 118 210 92
3 Kubu 235 443 208
4 Rasau Jaya 117 244 127
5 Sungai 278 463 185
Ambawang
6 Sungai Kakap 404 577 173
7 Sungai Raya 675 979 304
8 Teluk Pakedai 136 268 132
9 Terentang 98 183 85
Jumlah 2.259 3.738 1.479
Sumber: Data tahun 2023 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya
10
citizenship behavior dan kepuasan kerja. Selain itu diharapkan penelitian ini juga
dapat menambah rujukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
14
positif bagi kedua belah pihak dalam hal ini karyawan dan organisasi.
15
16
a) Altriusm
Yaitu perilaku yang dilakukan oleh karyawan untuk menolong
sesama rekan kerja yang mengalami kesulitan dimana hal itu
merupakan pekerjaan diluar tugas dan tanggung jawabnya
sehingga dilakukan benar-benar secara sukarela.
22
b) Conscientiousness
Suatu perilaku yang dilakukan karyawan untuk meraih sebuah
pencapaian yang lebih besar dari suatu target yang diberikan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara kreatif.
c) Sporrtmanship
Perilaku toleransi yang dilakukan karyawan secara sukarela
untuk menjaga lingkungan tetap kondusif dan positif ketika
berhadapan dengan keadaan yang kurang ideal sehingga tidak
memiliki keinginan untuk mengajukan keberatan.
d) Courtessy
Kondisi dimana karyawan menjaga hubungan baik dengan
rekan kerja agar menghindari masalah-masalah interpersonal
dan bersikap menghargai dan memperhatikan kebutuhan orang
lain.
e) Civic Virtue
Keaktifkan karyawan untuk menyampaikan gagasan secara
terbuka dengan mengamati ancaman dan peluang yang ada
di lingkungan organisasi dan juga mengambil sikap inisiatif
untuk merekomendasikan bagaimana prosedur dapat di
perbaiki.
f) Jenis Kelamin
Menurut Morrison (1994) terbukti bahwa ada perbedaan
persepsi pada perilaku OCB antara laki-laki dan perempuan
dimana perempuan menganggap perilaku OCB merupakan
bagian dari perilaku in role yang akan mereka lakukan jika
dibandingan dengan laki-laki. Perempuan dianggap cenderung
menginternalisasi harapan-harapan organisasi, rasa
kebersamaan serta aktivitas menolong sesama rekan kerja
sebagai bagian dari tugas yang wajib mereka lakukan.
saling mempengaruhi satu sama lain. Kreitner dan Angelo (2008) juga
memaparkan hal yang serupa yaitu kepuasan kerja merupakan suatu
respons emosional atau efektifitas terhadap berbagai aspek pekerjaan.
Kepuasan kerja menjadi suatu wujud sikap karyawan atas pekerjaan
yang dilakukan yang terlihat berdasarkan penilaian mereka
teerhada[ lingkungan dan situasi organisasi.
Ashar (2014) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja memiliki tiga teori
dasar yaitu teori pertentangan, teori kepuasan bidang dan teori proses-
bertentangan. Teori Pertentangan ialah teori yang menjelaskan bahwa
kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh tentang sejauh mana
prediksi antara apa yang diharapkan (das sollen) dan kenyataan yang
dirasakan (das sein). Teori keadilan ialah teori yang mengutamakan
rasa keadilan yang didapatkan secara nyata dengan membandingkan
pencapain diri sendiri dengan orang lain yang setaraf, sekantor atau
yang berada di tempat lain namun masih memiliki karakteristik yang
sama. Dan teori dua faktor, yaitu melihat kepuasan kerja bukan dari
konsep yang kontinu namun melalui pengaruh antara dua kelompok
situasi yaitu kelompok yang memberi kepuasan (meliputi pencapaian
kerja, tanggung jawab, dan kesempatan promosi) dan kelompok yang
tidak memberikan kepuasan (meliputi administrasi, kebijakan, teknik
pengawasan, hubungan interpersonal, gaji, kondisi kerja, jaminan
kerja serta status).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepuasan kerja merupakan perasaan positif yang timbul dikarenakan
aspek-aspek lingkungan dan situasi organisasi mendukungnya untuk
berkembang sehingga timbul rasa mencintai yang kemudian akan
berpengaruh kepada loyalitas pencapaian kinerja karyawan.
d) Supervisi
Peran pengawasan bagi karyawan dapat mempengaruhi kepuasan
kerja. Kepedulian yang diberikan atasan terhadap karyawan dapat berupa
apresiasi, pengarahan, nasehat, bimbingan dan suasana komunikasi yang
positif. Kemudian, kesempatan yang diberikan kepada bawahan untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan juga turut serta berpengaruh
terhadap kepuasan kerja yang dirasakan karyawan.
e) Rekan Kerja
28
kepuasan kerja tidak ada hubungan antara niat inovatif karyawan dan
perilaku inovatif karyawan. Mengenai hubungan tidak langsung, penulis
menemukan bahwa kepuasan kerja karyawan memainkan peran mediasi
parsial antara modal psikologis dan perilaku inovatif karyawan. Namunm
niat inovatif karyawan tidak memediasi hubungan antara modal
psikologis dan perilaku inovatif karyawan. Keterbatasan pada penelitian
ini adalah (1) dikarenakan hanya menargetkan karyawan UKM di Arab
Saudi sehingga kemungkinan terjadi perbedaan pemahaman dan
tanggapan terhadap proses dan hasil penelitian mungkin akan terjadi.
Kemudian (2) dikarenakan sampel yang diterima terbatas sehingga tidak
bisa serta merta dilakukan generalisasi. Selain itu (3) penelitian ini juga
tidak menelaah pengaruh variable control seperti pengalaman, usia dan
yang lainnya.
17. Widodo dan Sulistiasih (2023) pada penelitiannya yang berjudul
Improving Teachers’s Organizational Citizenship Behavior Based on
Emotional Intelligence and Psychological Capital. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meneliti pengaruh antara kecerdasan emosional terhadap
modal psikologis dan perilaku OCB dan juga ingin mengetahui
bagaimana modal psikologis memediasi kecerdasan emosional dalam
mempengaruhi perilaku OCB. Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data melalui metode survei menggunakan kuisioner dalam
bentuk skala liker dengan jumlah responden adalah 250 guru SMP di
Indonesia yang tersebar di tiga provinsi yaitu Banten, Jakarta dan Jawa
Barat. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis jalur yang
dilengkapi dengan analisis deskriptif dan korelasional dengan SPSS 22.
Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa
(1) kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap perilaku
OCB guru secara langsung dan tidak langsung dimediasi oleh modal
psikologis. Kemudian (2) selain memedias pengaruh kecerdasan
emosiona terhadap perilaku OCB, modal psikologis juga memiliki
pengaruh langsung yang lebih kuat daripada kecerdasan emosional.
43
Gambar 2.1
METODE PENELITIAN
a) Observasi
Menurut Sugiyono (2017), observasi adalah teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik lainnya. Observasi
dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan misal proses kerja, kondisi
kerja dan lingkungan kerja yang dapat digunakan untuk menentukan faktor
layak yang didukung dengan adanya wawancara dan kuesioner.
b) Kuesioner
49
50
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari keseluruhan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobability sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi. Dalam, pengambilan sampel
tidak dilakukan secara acak karena sudah ditentukan oleh peneliti demi
kemudahan dan kelancaran penelitian. Pada penelitian ini, penulis memilih
nonprobability sampling dengan cara mengambil subjek berdasarkan adanya
tujuan tertentu.
Tabel 3.1
1. Konstruk Reflektif
Menurut Ghozali & Latan (2017), konstruk dengan indikator reflektif
mengasumsikan bahwa indikatornya merupakan perwujudan atau
refleksi dari konstruknya, sehingga pada penelitian ini konstruk
reflektif adalah variabel persepsi dukungan organisasi dan modal
psikologis.
2. Konstruk Formatif
Menurut Ghozali & Latan (2017), konstruk dengan indikator formatif
mengasumsikan bahwa indikantornya mendefinisikan atau
54
1. Convergent Validity
Menurut Ghozali & Latan (2017), parameter untuk mengukur
convergent vailidity yaitu dengan melihat nilai average variance
extracted (AVE). Kriteria penilaian convergent vailidity yaitu nilai
AVE harus lebih besar dari 0.50 yang berarti 50 persen varian dari
indikator dapat dijelaskan.
2. Discriminant Validity
Menurut Ghozali & Latan (2017), parameter untuk mengukur
discriminant vailidity yaitu dengan melihat nilai kuadrat AVE dan
korelasi antar konstruk laten. Kriteria penilaian discriminant
vailidity yaitu nilai akar AVE konstruk harus lebih dibanding
korelasinya dengan konstruk lain dan nilai loading konstruk harus
lebih besar dari cross loading terhadap konstruk lain.
3. Indicator Reliability
Menurut Ghozali & Latan (2017), ukuran reliabilitas indikator
dapat dilihat dari nilai loading faktor tiap indikator konstruk.
Kriteria pengukuran yaitu nilai loading faktor harus lebih besar
dari 0.70 untuk penelitian confirmatory sedangkan nilai loading
faktor antara 0.60-0.70 masih dapat diterima untuk penelitian
exploratory.
e. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (p) dan
koefisien jalur (β). Hipotesis diterima apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari 0.05 (p<0.05), sebaliknya hipotesis ditolak apabila
signifikansi lebih besar dari 0.05 (p>0.05). Nilai koefisien jalur (β)
menunjukkan kekuatan pengaruh hubungan antar variabel yang
dihipotesiskan. Nilai koefisien jalur yang semakin tinggi berarti
kekuatan pengaruhnya semakin besar.
57
DAFTAR PUSTAKA
Avey, J.B., Rebecca, J.R., Fred, L., Ketan H.M. (2011). Meta Analysis of the
Impact of Positive Psychological Capital on Employee Attitudes
Behaviors and Performance. Human Resources Development
Quarterly, 22 (2).
fhttps://digitalcommons.unl.edu/managementfacpub/140
Azizollah, A., Hajipour, R & Mahdi, S.S. (2014) The Correlation Between
Justice and Organizational Citizenship Behavior and Organizational
Identity Among Nurses. Global Journal of Health Science, 6 (6).
Badan Pusat Statistik. (2022). Eknomi Indonesia Triwulan II-2022 Tumbuh
5,44 Persen (y-on-y).
https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/08/05/1913/ekonomi-
indonesia-triwulan-ii- 2022-tumbuh-5-44-persen--y-on-y-.html
Bakker, A. B., & Leiter M. P. (2010). Work engagement: A handbook of
essential theory and research. New York: Psychology Press
Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York:
Freeman
Bogler, R., & Somech, A. (2019). Psychological Capital, Team Resources and
Organizational Citizenship Behavior. The Journal of Psychology, 153
(8) . doi:10.1080/00223980.2019.161451
Budiharjo, A. (2011). Organisasi : Menuju Pencapaian Kinerja Optimum.
Jakarta : Prasetya Mulya Publishing.
Chan, D. (2017). Psychological Capitals : Essays. Singapore : World
Scientific Publishing Company.
Chiang, C.F & Tsung, S.H. (2012). The Impacts Of Perceived Organizational
Support And Psychological Empowerment On Job Performance: The
Mediating Effects Of Organizational Citizenship Behavior.
International Journal of Hospitality Management, 31 (1).
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2011.04.011.
Culbertson, S.S., Fullagar, C.J., & Mills, M.J. (2010). Feeling Good and Doing
Great: The Relationship Between Psychological Capital and Well-
Being. Journal of Occupational Health Psychology, 15 (4).
Da, S dkk. (2021). Psychological Capital, Positive Affect, and Organizational
Outcomes: A Three- Wave Cross-Lagged Study. Journal of Pacific
Psychology, 15 (-). doi: 10.1177/18344909211010514
Damerounti, E., Bakker, A.B., Nachreiner, F & Schaufeli, W.B. (2000). A
59
Noe, R.A dkk. (2006). Human Resources Management. New York : Mc. Grow
Hill
Oplatka, I. (2009). Organizational Citizenship Behavior In Theacing : The
Consequences For Teachers, Pupils and The School. The
International Journal of Educational Management, 23 (5).
Organ, D.W dkk. (2006). Organizational Citizenship Behavior: Its Nature,
Antecendents and Consequences. California : Sage Publications, inc.
Organ, D.W. (1995). A Meta Analitic Review of Attitudinal and Dispositional
Predictors of Organizational Citizenship Behavior . Personnel
Psychology, 48(-). -
Podsakoff, N.P, Philip, M,P & Scott, B.M. (2018). The Oxford Handbook of
Organizational Citizenship Behavior. England : Oxford University
Press
62
Wright, P.M., Goerge, J.M., Farnsworth, S.R., & McMahan, G.C. (1993).
Productivity and Extra- Role Behavior: The Effects of Goals and
Incentives on Spontaneous Helping. Journal of Applied Psychology,
78 (-).
Zaman, N. & Endang, T. (2017). Pengaruh Modal Psikologis Dan
Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Dimediasi
Oleh Kepuasan Kerja. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 24 (1).