Anda di halaman 1dari 37

HALAMAN JUDUL

ANALISIS PELAKSANAAN FINGER PRINT DALAM


MENINGKATKAN KEHADIRAN GURU DAN PENGAWAI
MTsN 2 SUMBAWA BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh:

MULIANSYAH
NPM : 19.2301.1.021

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR
TAHUN 2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL PROPOSAL PENELITIAN:

ANALISIS PELAKSANAAN FINGER PRINT DALAM


MENINGKATKAN KEHADIRAN GURU DAN PENGAWAI
MTsN 2 SUMBAWA BARAT

NAMA MAHASISWA:

MULIANSYAH
NPM : 19.2301.1.021

HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini telah disahkan:
Hari Tanggal:

OLEH

Pembimbing I Pembimbing II

Ade Sujastiawan, M.Si M. Salahuddin, M.Si

ii
KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan rasa Syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat nikmat, taaufik dan hidaya-Nya dilimpahkan kepada kita sehingga

penulis,dengan berbagai daya dan upaya sehingga proposal skripsi yang berjudul

“Analisis Pelaksanaan Finger Print Dalam Meningkatkan Kehadiran Guru Dan

Pengawai MTsN 2 Sumbawa Barat” dapat diselesaikan sesuai batas waktu yang

ditentukan.

Terselesaikannya proposal skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan dan

dukungan berbagai pihak, untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terimah kasih banyak kepada Yth:

1. Bapak syarfuddin, SE, MM selaku Rektor Universitas Samawa yang

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di

Universitas Samawa Sumbawa Besar.

2. Ibu Sri Nurhidayati, S.IP., MPA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Samawa (UNSA) Sumbawa Besar

3. Bapak Ade Sujastiawan, M.Si Sebagai Pembimbing I sejak awal sudah

membantu memberikan saran dan kritik dalam penulisan ini

4. Bapak M. Salahuddin, M.Si sebagai pembimbing II yang sejak awal

sudah membantu memberikan saran dan kritik dalam penulisan ini

5. Dosen pada Program Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Samawa Sumbawa Besar yang telah

memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

iii
6. Bapak Kaharuddin, SE, M. Ec. Dev selaku kepala bidang anggaran pada

pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumbawa yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penyususnan proposal ini.

7. Rekan-rekan di bidang Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Ddaerah Kabupaten Sumbawa yang sejak awal merencanakan judul

sampai dengan penyususnan proposal skripsi ini, banyak berdiskusi dan

memberikan saran serta masukann desela-sela kesibukan kerja serta rekan

nsejawat yang tidak dapat disebutkan satu persatu pada kesempatan ini,

atas segala bantuan baik moril maupun spiritual sehingga proposal skripsi

penelitian ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa proposal

skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari tata bahasa maupun

penulisannya, untuk itu saran dan kritik serta masukan yang sifatnya

membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi sempurnanya

proposal skripsi ini. Akhirnya saya berharap semoga proposal skiripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Sumbawa Besar, Mei 2023


Penulis

Muliansyah

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................i
KATA PENGATAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................6
A. Latar Belakang Masalah..................................................................6
B. Rumusan Masalah.........................................................................11
C. Tujuan Penelitian...........................................................................11
D. Manfaat Penelitian.........................................................................11
E. Hipotesis........................................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI................................................................13
A. Absensi Finger Print......................................................................13
a. Pengertian Absensi dan Finger Print.......................................13
b. Cara Kerja Mesin Absensi Finger Print..................................18
c. Keunggulan dan Kelemahan Mesin Absensi Finger Print......20
d. Tujuan Penggunaan Absensi Finger Print..............................23
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................25
1. Jenis Penelitian..............................................................................25
2. Fokus Penelitian............................................................................26
3. Lokasi Penelitian...........................................................................26
4. Variabel Penelitian........................................................................26
5. Sumber Data Penelitian.................................................................26
6. Tekhnik Pengumpulan Data..........................................................27
1. Wawancara..............................................................................27
2. Observasi.................................................................................28
3. Dokumentasi............................................................................29
4. Tekhnik Analisis Data...................................................................30

v
a. Reduksi Data............................................................................31
b. Penyajian Data.........................................................................31
c. Verifikasi.................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................34

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu perkembangan teknologi informasi yang penting adalah

semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin

mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi

dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer. Peran

sistem informasi dalam pendidikan pada dasarnya adalah proses komunikasi

yang mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-

keterampilan di luar lingkungan. Jika sistem informasi diterapkan dalam

dunia pendidikan maka akan terjalin suatu relasi atau hubungan yang

membawa dampak positif bagi dunia pendidikan itu sendiri.

Tenaga kependidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional BAB I, Pasal 1, menerangkan bahwa tenaga

kependidikan (pegawai) adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri

dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Tenaga

kependidikan bertugas merencanakan dan melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan tekhnis untuk

menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik (guru)

berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I, Pasal 1 menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang

7
8

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara,

tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pegawai dan guru, baik yang berstatus sebagai PNS maupun tenaga

honorer dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dituntut untuk

dapat memberikan contoh yang baik kepada peserta didik maupun masyarakat

luas. Salah satunya dalam menjalankan tugas, guru dan pegawai diharuskan

dapat memberikan contoh mengenai kedisiplinan bekerja.

Pendisiplinan adalah usaha-usaha untuk menanamkan nilai ataupun

pemaksaan agar subjek memiliki kemampuan untuk menaati sebuah

peraturan. Sedangkan disiplin guru menurut Ali Imron adalah suatu keadaan

tertib dan teratur yang dimiliki guru dalam bekerja di sekolah, tanpa ada

pelanggaran-pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap diri sendiri, teman sejawat dan terhadap sekolah

secara keseluruhan.

Guna mengetahui kehadiran pegawai dan guru, diperlukan sistem

absensi yang dapat mencatat seluruh kehadiran. Fitranto, menjelaskan absensi

adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat prestasi

kehadiran serta tingkat kedisiplinan dari anggota dalam suatu instansi,

institusi atau perusahaan. Sedangkan menurut Supriatna, absensi mengandung

pemahaman sebagai suatu bentuk kehadiran seseorang di sebuah tempat

untuk memenuhi kewajibannya. Berdasarkan pengertian diatas dapat

diketahui absensi adalah suatu kegiatan pencatatan kehadiran untuk


9

mengetahui kinerja sesorang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di

suatu lembaga atau perusahaan. Jadi adanya system absensi untuk mencegah

adanya kegiatan titip absen. Seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi yang semakin maju, terdapat sebuah solusi untuk

mengatasi permasalahan kehadiran tersebut. Salah satu solusinya adalah

dengan penggunaan Finger Print sebagai sistem absensi.

Sejak tahun 1970-an, beberapa perusahaan sedikitnya di 10 negara di

dunia sudah menggunakan tekhnologi ini. Efisiensi menjadi dasar

penggunaan sistem identifikasi Finger Print di perusahaan atau instansi, alat

ini mendorong perusahaan untuk menghemat waktu, tenaga, sekaligus

menjamin keamanan. Dengan demikian, bukti kehadiran pegawai (absensi)

bisa didapat melalui alat ini. Tentu saja hal ini sangat membantu divisi

sumber daya manusia untuk mengevaluasi kinerja para pegawai, contoh

instansi yang berhasil menerapkan absensi Finger Print untuk memotivasi

kerja pegawainya yaitu di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penerapan absensi

Finger Print diterapkan kepada pegawai sejak tahun 2005 yang berada di

masing-masing fakultas. Dan hasil dari penerapan absensi Finger Print

tersebut memiliki pengaruh yang baik, sehingga tidak ada lagi pegawai yang

datang terlambat atau korupsi waktu dan tidak lagi menitip absen kepada

pegawai lain, karena peralatan ini hanya merekam sidik jari pegawai yang

bersangkutan, selain itu peralatan ini bekerja online dan dapat dipantau

melalui komputer yang terhubung dengan peralatan tersebut. Finger Print ini

juga memudahkan bagi adminnya untuk merekap absensi para pegawai.


10

Dalam penelitian ini, penulis mengamati gejala yang terjadi di MTs

Negeri 2 Sumbawa Barat ketika pra survey dari tanggal 10 Oktober - 9

Desember 2022. Dugaan pelanggaran yang dilakukan pegawai dan guru MTs

Negeri 2 Sumbawa Barat yang penulis temukan diantaranya :

1. Diduga adanya perilaku guru maupun pegawai yang tidak sesuai dengan

kode etik seperti tidak masuk kerja tanpa keterangan.

2. Diduga adanya pegawai dan guru tidak mengikuti upacara setiap hari

Senin. Hal ini dapat penulis kemukakan sebab, pada setiap upacara hari

Senin banyak pegawai dan guru yang lebih memilih mengobrol dan

duduk di ruangannya ketika upacara hari Senin dilakukan, bahkan tidak

sedikit pula yang datang terlambat ke sekolah. Jumlah pegawai MTs

Negeri 2 Sumbawa Barat 28 orang baik yang ASN maupun yang Honorer,

tapi yang ada di lapangan pada setiap upacara hari Senin tidak lebih dari

15 orang.

3. Diduga adanya pegawai & guru yang datang terlambat dan pulang dari

sekolah tidak sesuai jam kerja

4. Diduga adanya pegawai yang menunda pekerjaan dan meninggalkan

sekolah disaat jam kerja untuk mengurusi kepentingan pribadi dan

terkadang pegawai tidak izin dahulu kepada atasan. Hal ini dapat penulis

kemukakan sebab, selama melakukan pra penelitian penulis sering berada

di kantor, dan penulis temui banyak pekerjaan yang tertunda karena

pegawai yang dibutuhkan tidak ada diruangan. Bahkan penulis beberapa

kali mendapati para alumni yang hendak mengurus legalisir ijazah harus
11

menelan kecewa dan kembali ke rumah karena pegawai keserketariatan

yang mengurusi bidang tersebut tidak ada di ruangannya.

Dugaan pelanggaran diatas peneliti temukan ketika peneliti

melakukan observasi selama pra survey pada tanggal 10 Oktober 2022 – 04

Desember 2022 di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat. Pegawai yang mengurusi

masalah kepegawaian, kurikulum, kesiswaan, umum dan keserketariatan

sering tidak ada di tempat karena keluar mengurusi urusan pribadi sehingga

bila pegawai lain maupun peserta didik membutuhkan pegawai tersebut akan

sulit mencarinya dan pekerjaan pun menjadi tertunda.

Oleh karena itu, dalam rangka mendisiplinkan guru dan pegawainya,

Kepala MTs Negeri 2 Sumbawa Barat saat itu Pak Hamzanwadi, S.PdI

dengan mandat Menteri Agama, menerapkan absensi Finger Print yang

mulai berlaku sejak Juli 2008 dan terus dipertahankan sampai saat ini ketika

jabatan Kepala Sekolah dijabat oleh Pak Abd. Rahman, S.Pdi. Selain itu,

penerapan absensi Finger Print ini dilakukan agar memudahkan Kepala

Sekolah untuk melihat tingkat kedisiplinan dari masing-masing guru dan

pegawai. Karena selama ini pada absensi manual (hanya berupa buku daftar

hadir), Kepala Sekolah, guru dan pegawai lain yang melihat absensi tidak

bisa mengetahui tingkat kedisiplinan guru dan pegawai lain, masalahnya pada

absensi manual tidak ada keterangan kapan pegawai tersebut datang dan

pulang, pegawai bisa merapel di hari lain atau menitip absen pada pegawai

lain. Sehingga sistem absensi Finger Print ini diterapkan sebagai perwujudan

perbaikan penggunaan absensi manual yang dianggap tidak efektif dan efisien
12

dalam penerapannya.

Dari latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui seperti apa

penerapan absensi Finger Print dan kedisiplinan kerja khususnya pegawai

dari bulan Oktober 2022 - Maret 2023.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana penerapan absensi

Finger Print dalam mendisiplinkan kerja pegawai di MTs Negeri 2 Sumbawa

Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut : Untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan efektivitas dari

diterapkannya sistem absensi Finger Print dalam mendisiplinkan kerja

pegawai di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi tenaga pendidik dan kependidikan, agar selalu meningkatkan

kedisiplinan serta kinerja mereka supaya para peserta didik yang ada di

MTs Negeri 2 Sumbawa Barat juga ikut termotivasi untuk disiplin karena

mendapatkan contoh dari para guru dan pegawai sekolah.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan,

dan sebagai bahan refrensi bagi para peneliti-peneliti lain terutama yang

berkaitan dengan absensi Finger Print.


13

3. Bagi sekolah yang diteliti, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

acuan dan pengetahuan yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut

dansekaligus dapat digunakan untuk mengembangkan program absensi dengan

Finger Print.

4. Bagi peneliti, penilitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk

menambah wawasan keilmuan mengenai sistem informasi manajemen di

sekolah khususnya tentang absensi Finger Print.

E. Hipotesis
Hipotesis Dalam penelitian ini akan membahas tentang pengaruh

Absensi Fingger print, terhadap kehadiran Guru dan Karyawan MTs Negeri 2

Sumbawa Barat, berdasarkan pokok permasalahan yang diteliti maka dalam

penelitian ini penulis mengajukan hipotensis sebagai berikut : Di duga

Absensi fingger print dapat berpengaruh signifikan terhadap kehadiran Guru

dan Karywan MTs.Negeri 2 Sumbawa Barat.


14

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Absensi Finger Print

a. Pengertian Absensi dan Finger Print


Absensi adalah suatu bukti bahwa seorang pegawai datang dalam

bekerja di sebuah kantor atau sekolah. Absensi juga merupakan sebuah

penerapan dalam disiplin yang telah di atur masing-masing oleh kantor.

Pelaksanaan daftar hadir atau pengisian absensi secara manual (hanya

berupa buku daftar hadir), akan menjadikan penghambat bagi instansi

untuk memantau kedisiplinan pegawai dalam hal ketepatan waktu

kedatangan dan jam pulang pegawai setiap hari.

Menurut Cahyana, pencatatan absensi pegawai merupakan salah

satu faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Informasi

yang mendalam dan terperinci mengenai kehadiran seorang pegawai

dapat menentukan prestasi kerja seseorang, gaji atau upah, produktivitas,

dan kemajuan instansi atau lembaga umum. Kemudian, pada alat


15

pencatatan absensi pegawai yang konvensional memerlukan banyak

intervensi pegawai bagian administrasi sumber daya manusia maupun

kejujuran pegawai yang sedang dicatat kehadirannya. Hal ini sering

memberikan peluang memanipulasi data kehadiran apabila pengawasan

tidak dilakukan dengan semestinya. Pada sebuah instansi pemerintahan,

biasanya masih belum terbiasa menggunakan teknologi. Mereka lebih

terbiasa dan lebih mengenal sistem manual, namun sistem manual sudah

tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Teknologi asli

manajemen adalah salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas kerja

ialah dengan meningkatkan disiplin kerja dengan menggunakan absensi

Finger Print. Finger Print berasal dari bahasa Inggris yang berarti sidik

jari. Sidik jari adalah gurat-gurat yang yang terdapat di ujung kulit jari.

Sidik jari berfungsi untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat

memegang benda lebih erat.

Mesin absensi Finger Print merupakan sistem informasi

manajemen yang mengandung elemen-elemen fisik seperti yang

diungkapkan oleh Davis mengenai sistem informasi manajemen, sebagai

berikut :

a. Perangkat keras komputer, terdiri atas komputer. Pusat

pengolahan, unit masukkan atau keluaran, unit penyimpanan,

file, dan peralatan penyimpanan data;

b. Database, data yang tersimpan dalam media penyimpanan

computer;
16

c. Prosedur, komponen fisik karena prosedur disediakan dalam

bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.

d. Personalia pengoprasian, seperti operator komputer, analisis

sistem pembuatan program, personalia penyimpanan data dan

pimpinan sistem informasi.

Teknologi yang digunakan pada mesin Finger Print (sidik jari)

adalah teknologi Biometric. Biometrika atau biometrics berasal dari kata

bio dan metrics. Bio berarti sesuatu yang hidup dan metrics berarti

mengukur. Biometrika berarti mengukur karateristik pembeda pada

badan atau perilaku seseorang yang digunakan untuk melakukan

pengenalan secara otomatis terhadap identitas orang tersebut dengan cara

membandingkannya dengan karateristik yang sebelumnya telah

tersimpan di database. Pengertian “pengenalan secara otomatis” pada

definisi biometrika diatas adalah penggunaan teknologi (komputer).

Pengenalan terhadap identitas seseorang dapat dilakukan secara waktu

nyata (realtime), tidak membutuhkan waktu berjam-jam atau berhari-hari

untuk proses pengenalan ini.

Ada beberapa teknologi biometric yang digunakan yaitu sidik jari,

tangan, bentuk wajah, suara, dan retina. Namun yang paling banyak

digunakan adalah teknologi sidik jari, hal ini dikarenakan teknologi sidik

jari jauh lebih murah dan akurat dibanding teknologi lainnya.

Berdasarkan survey Kevin Young dari PC Magazine pada tahun 2000,

hampir 85% teknologi biometrik yang digunakan adalah sidik jari.


17

Berikut ini cara menggunakan absensi sidik jari :

1. Registrasi Sidik Jari Pegawai

Registrasi atau pendaftaran sidik jari merupakan proses yang

menentukan dalam keberlangsungan proses absensi pegawai.

Proses ini harus dilakukan dengan benar khususnya penempatan jari

saat pendaftaran pada mesin. Berikut ini cara penempatan sidik jari

yang benar :

Gambar 1
Cara Penempatan Sidik Jari

(Sumber : http://www.stealth.co.id/cara-menggunakan-fingerprint/)

2. Download Data dan Sidik Jari Pegawai

Untuk membackup data sidik jari dan memberikan nama

pegawai agar muncul pada mesin selanjutnya silahkan mendownload

sidik jari dan data pegawai dari mesin absen ke software. Sebelum

mendownload tentu saja kondisi mesin dengan software absensi

finger print harus terkoneksi. Kemudian dilanjutkan mengubah data


18

pegawai dengan mememberikan nama karyawan sesuai dengan No.

ID pegawai saat registrasi.

3. Upload Data Pegawai

Untuk mensinkronisasi data, setelah menginputkan nama

pegawai pada software silahkan mengupload data pegawai. Dengan

sistem ini bisa memastikan kebenaran sidik jari yang digunakan

pegawai sesuai dengan pegawai yang bersangkutan.

4. Mengatur Jam Kerja

Instansi bisa mengatur jam kerja dan jadwal pegawai yang

nantinya akan digunakan untuk menampilkan laporan. Pengaturan

jam kerja ini disesuaikan dengan jam kerja secara umum yang

digunakan di Instansi. Beberapa instansi menggunakan sistem jam

kerja reguler/normal dan multi shift. Namun juga ada kemungkinan

dengan jam kerja yang tidak bisa ditentukan.

5. Download Data Presensi

Ketika membutuhkan laporan absensi, hal yang paling penting

pertama adalah mendownload data presensi pada mesin ke software.

Karena tidak bisa melihat data absensi dari mesin tanpa di download

dari mesin. Untuk mendownload data absensi dari mesin bisa

menggunakan koneksi kabel LAN, USB atau Flashdisk sesuai

dengan fiturnya.

6. Kalkulasi Laporan
19

Setelah semua proses dilakukan, proses terakhir membuat

Laporan Absensi. Dalam hal ini cukup mengatur instansi/bagian,

nama pegawai dan rentang waktu yang akan dibuat laporan. Untuk

membuat laporan software absensi pada umumnya sudah dilengkapi

dengan pengaturan rentang waktu laporan, bisa diatur sesuai dengan

kebutuhan jangka waktu laporan, bisa diatur harian, mingguan,

bulanan bahkan tahunan.

Gambar 2
Proses input data dari mesin Finger Print ke PC

(Sumber : http://hockeyfinger.blogspot.co.id/2012/01/fingerspot-matrix-series-fingerprint.html)

b. Cara Kerja Mesin Absensi Finger Print


20

Cara kerja absensi dengan Finger Print berbeda-beda

tergantung pada jenis sensornya. Sedangkan absensi Finger Print ada

dua, yaitu:

a. Absensi PC Based;

b. Absensi Stand alone;

Absensi Finger Print stand alone adalah alat absensi menggunakan

sidik jari yang dapat berdiri sendiri tanpa terhubung dengan komputer

pada waktu digunakan. Sensor mesin absensi sidik jari stand alone sangat

signifikan dan sensitif dalam mengenali sidik jari. Sensor yang

digunakan untuk mendeteksi sidik jari menggunakan sistem optikal,

dimana pendeteksian dilakukan dengan pembacaan kontur atau tinggi

rendahnya permukaan sidik jari dan listrik statis tubuh. Hal ini

menghasilkan tingkat keamanan yang tinggi, karena tidak bisa

dipalsukan dengan foto copy sidik jari, sidik jari tiruan bahkan dengan

cetak lilin yang detail dengan guratan-guratan kontur sidik jari sekalipun.

Cara kerja sistem absensi ini langkah pertama yang dilakukan

adalah mendaftarkan sidik jari karyawan, untuk selanjutnya karyawan

dapat menggunakan jarinya sebagai absensi, tentu saja dengan jari yang

sudah tersimpan di alat. Jadi karyawan tidak perlu repot-repot membawa

kartu. Pada dasarnya alat absensi sidik jari stand alone bisa

menerima jam berapapuntanpa terpengaruh oleh setingan jam kerja yang

kita buat di aplikasi attendace management yang disertakan pada setiap


21

alat absensi. Karena fungsi daripada alat absensi disini sebagai record

keluar-masuk karyawan. Data yang dihasilkan dari mesin absensi sidik

jari berupa record cek in dan cek out atau log transaksi. Setelah data

absensi tersimpan selanjutnya data kita download dari alat absensi

dengan koneksi yang telah include dalam program aplikasi tetapi

beberapa absensi stand alone seperti enterprise 2000 dan multimedia

series data bisa real time terlihat langsung dengan terkoneksi komputer.

Data record dari absensi akan di kalkulasi oleh aplikasi yang berisi

parameter- parameter yang telah disesuaikan dengan jam kerja dan

jadwal kerja. Hasil data absensi pada akhirnya akan menghasilkan data

laporan dari record masuk, pulang, terlambat, pulang cepat sampai total

jam kerja sesuai kebutuhan perusahaan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Mesin Absensi Finger Print

Menggunakan sistem absensi sidik jari (Finger Print) adalah cara

yang tepat dalam meningkatkan kualitas disiplin kerja pegawai. Dengan

menggunakan sistem ini pegawai tidak bisa lagi terlambat masuk kerja,

bahkan tidak bisa lagi pulang sebelum waktunya. Berikut ini adalah

keunggulan absensi sidik jari (Finger Print) dibanding mesin yang lain :

Kartu Absensi dan Mesin Magnetic Tape Finger Print Scanner


Pencetak Waktu (1) Reader / Bar Code dan Software Absensi
No Faktor Reader (3)
Kelemahan (2)
Ketidakjujuran Seringkali terjadi. Kartu Dapat terjadi Kartu Tidak mungkin terjadi.
1
karyawan via absensi digunakan bersama- magnetic dapat Sidik jari tidak dapat
“buddy punching” sama. digunakan bersama- digunakan oleh rekan
(teman sekerja sama. sekerja yang lain.
yang mencatatkan
22

kehadiran).
Manipulasi atau Mungkin terjadi : Kartu Mungkin terjadi.: Kartu Tidak mungkin terjadi,
2
hilangnya kartu absensi dapat dipertukarkan magnetic dapat karena tidak menggunakan
absensi. antar rekan sekerja / hilang. dipertukarkan antar kartu. Sidik jari seseorang
rekan sekerja / hilang. selalu unik (tidak ada yang
sama). Dapat menggunakan
lebih dari 1 jari sebagai
identifikasi.
Kesalahan / Kurang akurat. Pencetak Akurat. Pencatatan Akurat. Pencatatan waktu
3
ketidak akuratan waktu dapat diset atau reset waktu menggunakan menggunakan komputer,
pencatatan waktu manual, sehingga komputer, sangat sangat akurat.
kerja karyawan. pencatatan menjadi tidak akurat.
akurat.
Otomatisasi sistem Secara manual. Harus Dapat secara otomatis. Otomatis dan integrasi ke
4
pelaporan dan dilakukan secara Mungkin dapat sistem kepegawaian. Selalu
integrasi dengan manual,kemungkinan diintegrasikan dengan dapat dilakukan otomatisasi
sistem informasi kesalahan penyalinan data sistem pelaporan, menggunakan
kepegawaian. dari kartu absensi cukup terkomputerisasi. sistem
besar. yang terintegrasi.

Tabel 3
Perbandingan Kelemahan dan Keunggulan Beberapa
Sistem Pencatatan Absensi
(Sumber : http: //www.informatika.lipi.go.id/jurnal/implementasi-teknologi-
biometric-untuk-sistem- absensi-perkantoran/)

Dan berikut ini adalah beberapa faktor mengapa memilih mesin

absensi Finger Print sebagai pilihan yang tepat dengan berbagai

keunggulannya:

a. Kenyamanan

Dimulai dari regristrasi yang simpel, karyawan tidak perlu repot

membawa kartu karyawan maupun kertas atau kartu. Setiap

karyawan tidak akan lupa membawa alat absensinya atau jari yang

telah di registrasi. Dalam berabsensi kita tidak perlu menekan

password atau pin yang merepotkan. Yang kita lakukan hanya

menaruh jari kita tepat diatas sensor sidik jari.


23

b. Keamanan

Dengan menggunakan absensi sidik jari tingkat keamanan sangat

tinggi dikarenakan setiap sidik jari seseorang berbeda-beda. Jadi

pengguna tidak bisa menitipkan absensi seperti yang dilakukan

menggunakan absensi tanda tangan.

c. Efektivitas waktu

Lihatlah perubahan pertama ketika perusahaan anda

menggunakan absensi sidik jari. Karyawan atau pengguna akan

datang lebih tepat waktu beda dengan hari sebelum menggunakan

absensi sidik jari. Dalam penggunaan absensi lebih cepat dari pada

amano, barcode apalagi tanda tangan manual. Absensi sidik jari

pada umumnya mempunyai kecepatan pambacaan 0.5 detik. Absensi

sidik jari mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Dalam pendataan

dapat terpusat dalam satu database. Dengan mesin absensi sidik jari

data dapat terpusat walau diluar kota tanpa menunggu terlalu lama

karena dalam pembuatan laporan kita tidak perlu repot merekap

manual satu persatu. Semuanya bisa di bilang “Just Click”. Dengan

faktor ini kita bisa meningkatkan produktivitas berdasarkan

kedisiplinan.

d. Efisiensi biaya

Absensi sidik jari lebih efisien jika dibandingkan dengan

identifikasi dengan suara maupun retina mata. atau dengan amano

yang setiap bulanya harus mengeluarkan biaya membeli kertas, tinta


24

maupun maintenance yang repot. Dengan mesin absensi sidik jari

juga dapat mengurangi kecurangan jam kerja yang bisa saja

membuat bangkrut perusahaan anda. Bahkan dewasa ini perusahaan

yang sudah menggunakan absensi sidik jari mereka memperkerjakan

bagian penggajian atau HRD (Human Resources Department) yang

jumlahnya 1-2 orang. Jadi selain mengefisiensi biaya perawatan ,

pemakaian juga mengefisiensi dalam pengeluaran penggajian setiap

bulannya.

Walaupun menawarkan beberapa kelebihan, namun tidak menutup

kemungkinan masih ditemukannya beberapa kekurangan yang terdapat

dalam mesin absensi Finger Print diantarannya :

a. Sering terjadi kesalahan dalam proses identifikasi

Mesin ini memiliki kelemahan yang pertama yaitu seringnya

terjadi kesalahan pada saat pemindaian dikarenakan scanner tidak

bisa mendeteksi sidik jari seseorang bila scanner dalam kondisi kotor

karena terdapat banyak sekali bekas sidik jari yang menempel, basah

karena sering terkena air atau keringat dari jari seseorang dan

scanner terkena cahaya secara langsung sehingga kinerja sistem

menurun dan proses identifikasi harus diulang.

b. Membutuhkan perawatan yang rutin

Untuk tetap menjaga supaya scanner bisa bekerja dengan

maksimal dan tidak mengalami penurunan sistem, perawatan yang

rutin perlu dilakukan agar scanner tetap bersih setiap saat untuk
25

mencegah terjadinya kesalahan. Dalam membersihkannya pun tidak

boleh menggunakan air atau lap basah karena mesin sangat rentan

kerusakan yang disebabkan oleh air.

c. Kinerja scanner kurang maksimal

Scanner memiliki kelemahan dimana sistem sensor tidak bisa

mendeteksi jari yang basah, terlalu kering, terkelupas, kotor, dan

juga tertutup oleh tinta. Oleh karena itu, sebelum melakukan proses

identifikasi, jari seseorang harus dalam keadaan bersih dan kering.

d. Tujuan Penggunaan Absensi Finger Print

Tujuan dari penggunaan sidik jari (Finger Print) sebagai mesin

absensi, yaitu :

a. Meningkatkan produktivitas pegawai terhadap organisasi yang

berawal dari kedisiplinan atas kehadiran pegawai di tempat kerja;

b. Memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam proses absensi

pada kepegawaian dan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam

pembuatan laporan absensi bagi unit kerja, khususnya bagian

kepegawaian;

c. Meningkatkan sistem paperless pada organisasi yang dimulai dengan

sistem absensi sidik jari yang dapat mengurangi biaya dalam materi

maupun operasioanal;

d. Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pimpinan

dan bagian kepegawaian yang berhubungan dengan kedisiplinan


26

pegawai berupa absensi kehadiran kerja yang merupakan salah satu

dari syarat kerja serta memberikan informasi loyalitas pegawai yang

dapat dijadikan dasar dalam penilaian kinerja pegawai.

Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan pegawai, maka upaya

pengendalian dan pengawasan disiplin kerja pegawai perlu dilaksanakan

secara terus-menerus dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat

dijadikan sebagai alat pengawasan dan pengendalian, adalah melihat

tingkat kehadiran pegawai yang secara periodik dievaluasi. Sistem

pelaporan absensi manual yang selama ini dilakukan cenderung

manipulasi dan tidak menyampaikan laporan kehadiran pegawai dengan

apa adanya.
27

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan dengan sistematis,

meliputi pengumpulan dan analisis data (informasi) dalam upaya meningkatkan

pengertian kita mengenai fenomena yang telah menjadi perhatian kita maupun

hal yang kita minati.48 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam

penelitian ini, metode penelitian yang dipakai adalah Metode Kualitatif.

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode

yang ada.

Penelitian Kualitatif bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya

mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti. Penelitian

Kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang

yang diteliti dan semuanya tidak dapat diukur dengan angka-angka.

Penelitian ini pada dasarnya merupakan kegiatan penelitian untuk

mengumpulkan data, menyajikan informasi untuk kemudian mendeskripsikan

keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan mengenai Penerapan Absensi


28

Finger Print Dalam Mendisiplinkan Kerja Pegawai di MTs Negeri 2 Sumbawa

Barat, dan kemudian menarik kesimpulan berdasarkan ketentuan yang sudah

ditetapkan.

2. Fokus Penelitian

Fokus Penelitian Fokus penelitian bermanfaat bagi pembatasan

mengenai objek penelitian yang diangkat manfaat lainnya adalah agar peneliti

tidak terjebak pada banyaknnya data yang di peroleh di lapangan. Penentuan

fokus penelitian lebih diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan

diperoleh dari situasi perekonomian dan sosial ini dimaksudakan untuk

membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana

data yang relevan dan mana data yang tidak relevan. (Sugiyono 2017;207)

pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat

kepentingan, urgensi dan reabilitas masalah yang akan dipecahkan. Penelitian

ini difokuskan meliputi: Bagaimana Pengaruh Fingger print terhadap

Kehadiran Guru dan Karyawan MTs.N 2 Sumbawa Barat.

3. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di MTs Negeri 2

Sumbawa Barat pada tanggal Jln. Abd Rahman No.06 Desa Lamunga

Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.

4. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini teridiri dari dua variabel

yaitu :

2. Variabel Terikat : Absensi Fingger print


3. Variabel terikat : Kehadiran Guru dan Karyawan
29

5. Sumber Data Penelitian

Mengenai sumber data yang diperoleh dalam mendapatkan informasi

yang dijadikan sebagai sumber dalam memperoleh data maka sumber data ini

dibagi menjadi dua, yaitu :

4. Data Primer, adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

diucapkan secara lisan, yakni subjek penelitan atau informan yang

berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari

narasumber secara langsung melalui wawancara yang berasal dari

recorder. Adapun informan yang dijadikan sumber data primer yaitu

Operator Absensi Finger Print di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat.

5. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari tekhnik pengumpulan data

yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini, data yang digunakan

yaitu observasi dan analisis dokumen. Data yang diperolehdari hasil

observasi berasal dari gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang

dapat dipercaya, catatan lapangan yang penulis susun dan dari analisis dokumen

berupa data rekapitulasi absensi pegawai dan guru dari bulan Oktober 2022 -

Maret 2023. Adapun informan yang dijadikan sumber data sekunder yaitu para

pegawai di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat.

6. Tekhnik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan

fokus dan tujuan dalam penelitian serta sumber data yang dipilih. Penelitian

ini dilaksanakan melalui beberapa tekhnik pengumpulan data yaitu :

Wawancara, Observasi dan analisis dokumentasi. Berikut penjelasannya :

1. Wawancara
30

Susan Stainback mengemukakan bahwa, dengan wawancara maka

peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan

dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal

ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.56 Tekhnik ini digunakan

sebagai metode pengumpulan data dan dilengkapi dengan metode lain

seperti observasi, analisis dokumen dan triangulasi.

Esterberg, mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu

wawancara terstruktur, semi struktur dan tidak terstruktur. Penulis

memakai tipe wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. Melalui wawancara ini diharapkan

dapat memperoleh data secara luas, guna memperoleh pandangan terhadap

objek penelitian sehingga dapat mengungkapkan jawaban yang lebih

mendalam.

Dalam melakukan wawancara peneliti memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan langsung dengan kegiatan absensi Finger Print

kepada operator absensi Finger Print MTs Negeri 2 Sumbawa Barat

sebagai objek penelitian dalam penelitian ini.

2. Observasi

Marshall menyatakan bahwa “through observation, the researcher

learn about behaviour and the meaning attached to those behaviour”.


31

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari

perilaku tersebut. Sanafiah Faisal, mengklarifikasikan observasi menjadi

observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar dan observasi

tak terstruktur.

Adapun tekhnik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi

partisipatif melalui partisipatif lengkap yaitu peneliti sudah terlibat

sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data, jadi suasananya

natural dan peneliti tidak terlihat melakukan penelitian.59 Dalam

melakukan pengamatan, peneliti berada dan bergabung diantara subjek

sekaligus mencatat peristiwa yang terjadi. Peneliti juga melakukan

pendekatan personal dengan sumber informasi yang akan menghasilkan

data penelitian, agar data yang didapat bisa lebih jujur dan apa adanya.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, peneliti membuat catatan

lapangan yang disusun berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dialami

dan dipikirkan peneliti selama berlangsungan pengumpulan data serta

dilakukan refleksi data dan informasi.

Untuk memperoleh data melalui observasi, peneliti berusaha

menghayati secara utuh proses absensi dan kegiatan pegawai setiap

harinya dari pagi dan sore hari di lokasi yang menjadi objek penelitian

yaitu di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari


32

seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Peneliti

menggunakan tekhnik analisis dokumen berdasarkan peraturan absensi

Finger Print di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat, laporan evaluasi absensi

setiap bulan dari bulan Oktober 2022 - Maret 2023 dan catatan lapangan

selama peneliti melakukan penelitian. Dokumen ini digunakan untuk

melihat persentase kehadiran pegawai dari pagi sampai sore hari selama

Senin-Jum‟at setiap minggunya di MTs Negeri 2 Sumbawa Barat.

4. Tekhnik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bognan & Biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,

disusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan kesimpulan hasil

penelitiannya kepada orang lain.

Selanjutnya menurut Janice McDrury tahapan analisis data kualitatif

yaitu :

1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang

ada dalam data.


33

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang

berasal dari data.

3. Menuliskan „model‟ yang ditemukan.

4. Koding yang telah dilakukan.

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan

informan utama, yaitu seseorang yang benar-benar memahami dan mengetahui

situasi obyek penelitian.

Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu :

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya bila diperlukan. Reduksi data

atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai

laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat

disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara : melalui seleksi

ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan dalam suatu pola

yang lebih luas, dan sebagainya.

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.


34

Untuk dapat memastikan data lengkap serta validitas dan realibilitasnya tinggi

penelitian kualitatif mempergunakan tekhnik triangulasi. Triangulasi adalah suatu

pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam

satu penelitian untuk menjaring data. Bila peneliti melakukan pengumpulan data

menggunakan tekhnik triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan

berbagai tekhnik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Penulis menggunakan triangulasi tekhnik, yaitu penulis menggunakan

tekhnik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Penulis menggunakan observasi partisipatif, wawancara tidak

terstruktur dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.

Jika kesimpulan dari setiap metode sama, maka validitas penelitian ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles

dan Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

c. Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal di dukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.


35
36

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Ed.

Revisi, Yogyakarta : Rinneka Cipta, 2010

Cara Kerja Absensi Sidik Jari (On-line), Tersedia di : http://www.absensisidikjari.

com/2015/01/cara-kerja-sistem-absensi-dengan-sidik-jari.html, Diakses Pada, 4

Januari 2017

Davis, Gordon B., Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian II :

Struktur dan Pengembangannya, Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo,

1992

Faisal, Hubungan Penerapan Absensi Finger Print (Sidik Jari) Dengan Motivasi

Dan Kinerja Pegawai Studi Kasus Di Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Skripsi Manajemen Agribisnis, Institute Pertanian Bogor,

2006

Fingerprint ID, Kelebihan dan Kelemahan Absensi Sidik Jari (On-line), Tersedia

di:http://hargafingerprintreader.blogspot.co.id/2016/03/ kelebihan - dan-kelemahan-

absensi-sidik.html, Diakses Pada, 3 Januari 2017

Hartatik, Indah., Buku Praktis Mengembangankan SDM, Yogyakarta :

Laksana, 2014

Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. Revisi,

Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012

IDTesis, Pengertian Disiplin Guru Menurut Para Ahli (On-line), Tersedia di

: idtesis.com, Diakses Pada 9 Januari 2017

Implementasi Teknologi Biometric Untuk Sistem Absensi Perkantoran (On-line),


37

Tersedia di : http: //www.informatika. lipi.go.id/ jurnal/ implementasi-

teknologi-biometric-untuk-sistem-absensi perkantoran /, Diakses Pada, 12

Januari 2017

Informasi Pendidikan, Definisi Penelitian (On-line), Tersedia di : www.informasi-

pendidikan.com, Diakses Pada, 6 Februari 2017

Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia Pustaka,

1993

Kusniati, Luluk., Penggunaan Face Recognition Untuk Meningkatkan Disiplin

Kehadiran Pegawai Negeri Sipil, Jurnal Manajemen Pendidikan, Volume 25,

Nomor 1, Maret 2016

Ma‟arif, M. Syamsul. Kartika, Lindawati., Manajemen Kinerja Sumber Daya

Manusia, Bogor : IPB Press, 2012

Mangkunegara, A.P., Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung :

PT Remaja Rosdakarya, 2004

Mcleod Jr., Raymond., Sistem Informasi Manajemen, Ed. VIII, Jakarta : PT

Prenhallindo, 1998

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Ed. Revisi, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2016

Muhammad Gazali Sina, Efektivitas Pemasangan Absen Sidik Jari (Finger Scan)

dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Rektorat Universitas

Anda mungkin juga menyukai