Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA GURU PAI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTs NEGERI 2

KOTA KEDIRI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Nurul Hidayah, M. Ag.

Disusun Oleh:
NABILLA AWALINA
126201211056

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul “Upaya Guru PAI Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Fiqih Di Mts Negeri 2 Kota Kediri” ini dengan baik dan
lancar. Tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya karya tulis ini, diantaranya:

1. Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd. selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan dukungan kepada kami dan mengizinkan
kami memakai semua fasilitas yang ada di UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung untuk menunjang kelancaran proses perkuliahan kami.
2. Dr. Sutopo, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang
telah bekerja keras mengurus dan mengatur fakultas kami.
3. Dr. Nurul Hidayah, M. Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi
penelitian yang sangat tulus dan ikhlas dalam memberikan bimbingan dan
pembelajaran kepada kami.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan kritik, saran, semangat, dan motivasi dalam proses pembuatan
makalah ini.

Penulis berharap semoga dengan proposal yang dibuat ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca, tak lupa juga penulis sangat menyadari bahwa
proposal ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis meminta kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, supaya proposal ini dalam kedepannya bisa lebih baik
lagi.
Demikian proposal ini dibuat, sekian dan terimakasih.

Tulungaggung, 20 November 2023


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Konteks Penelitian.......................................................................................................
B. Fokus Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................................
E. Definisi Istilah.............................................................................................................
F. Kajian Pustaka...........................................................................................................
1. Kajian Teori.................................................................................................................
1.1 Kajian Tentang Upaya Guru................................................................................
1.2 Kajian Tentang Aktivitas Belajar.........................................................................
1. Pengertian Aktivitas Belajar...........................................................................
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar....................................
3. Karakteristik Aktivitas Belajar.......................................................................
4. Jenis-jenis Aktivitas Belajar...........................................................................
5. Aspek Yang Dapat Dilakukan Guru Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siswa..................................................................................................
1.3 Kajian Tentang Mata Pelajaran Fiqih.................................................................
a) Pengertian Fiqih..........................................................................................
b) Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih.............................................................
2. Penelitian Terdahulu..................................................................................................
G. Metode Penelitian.......................................................................................................
1. Pendekatan Penelitian..........................................................................................
2. Jenis Penelitian.....................................................................................................
3. Lokasi Penelitian..................................................................................................
4. Kehadiran Peneliti................................................................................................
5. Data, Sumber Data, Instrumen Penelitian............................................................
6. Teknik Pengumpulan Data...................................................................................
7. Teknik Analisa Data.............................................................................................
8. Pengecekan Keabsahan Data................................................................................
H. Penutup............................................................................................................................
I. Daftar Pustaka.................................................................................................................
A. Konteks Penelitian

Pendidikan memiliki nilai strategis untuk investasi sumber daya manusia


dalam jangka panjang, dan memiliki nilai untuk kelangsungan hidup manusia di
bumi. Oleh karena itu, faktor pendidikan dianggap sangat penting dalam konteks
pembangunan negara dan bangsa. Ini dapat dilihat dari alinea 4 pembukaan
UUD 1945, yang menyatakan bahwa "salah satu tujuan nasional bangsa
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa." Oleh karena itu, untuk
mencapai tujuan ini, pendidikan sangat penting. 1 Pendidikan dianggap sangat
penting untuk pembangunan bangsa dan negara, karena memiliki nilai strategis
untuk investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang dan memiliki nilai
untuk kelangsungan hidup manusia di bumi. Ini ditunjukkan oleh alinea 4
pembukaan UUD 1945, di mana "salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa." Oleh karena itu, pendidikan sangat
penting untuk mencapai tujuan ini.
Selain itu, pendidikan juga dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk
mempersiapkan peran para pemuda di masa depan melalui pengajaran, latihan,
dan bimbingan yang berlangsung baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pendidikan adalah pengalaman belajar yang dirancang sepanjang hidup yang
mencakup pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan di luar
sekolah.2
Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia dan memengaruhi
perilaku mereka. John S. Brubacher, dikutip oleh Wiji Suwarno, mengatakan
bahwa pendidikan adalah proses menumbuhkan potensi, kemampuan, dan
kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, yang kemudian
disempurnakan dengan kebiasaan yang baik. Dengan bantuan alat (media),
pendidikan dapat digunakan untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3

1
Kunandar. Guru Profesional Implemetasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
(Jakarta: Rajawali Pres. 2009), hal. 1
2
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 5
3
Wiji Suwarno, Dasar–Dasar Ilmu Pendidikan, (Yogjakarta : Ar Ruzz Media, 2009), hal.20
Terdapat berbagai macam definisi dari para ahli mengenai aktivitas
belajar, Anton M. Mulyono menjelaskan bahwa aktivitas ialah kegiatan atau
keaktivan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
terjadi baik fisik maupun non-fisik merupakan suatu aktivitas. 4 Menurut Sriyono
aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau
5
rohani. Menurut Sadirman aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat
fisik maupun mental.6 Menurut Hamalik aktivitas belajar merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.7 Secara konseptual
aktivitas belajar terdiri dari gabungan kata aktivitas dan belajar. Dari
pembahasan tentang definisi aktivitas sendiri, belajar sendiri dan aktivitas
belajar menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
merupakan proses kegiatan individu baik fisik atau non-fisik yang dilakukan
guna mendapatkan perubahan ke arah yang lebih baik (memperoleh pengetahuan
dan pengalaman). Selanjutnya Rusman menyebutkan ciri-ciri aktivitas yang
termasuk belajar ada 6 yaitu:8
1. Terjadi secara sadar
2. Bersifat fungsional
3. Positif dan aktif
4. Tidak bersifat sementara
5. Bertujuan dan terarah
6. Mencakup seluruh aspek tingkah laku
Para ahli pendidikan sepakat bahwa aktivitas belajar merupakan hal yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar dapat diartikan
sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam proses
usahanya memperoleh suatu bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain yang akan
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku.

4
Anton M.Mulyono , Aktivitas Belajar, (Jakarta : Teras, 2006), hal. 7
5
Sriyono, Aktivitas Belajar, (Jakarta : Teras, 2006), hal.9
6
Sadirman, Aktivitas Belajar, (Surabaya : Teras, 2007), hal.9
7
Hamalik, Aktivitas belajar, (Jogjakarta : Rajawali Pres, 2011), hal.15
8
Rusman,, Landasan Pendidikan, (Surabaya : Teras, 2009), hal.9
Seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Pontianak
bahwa kenyataannya berbeda dengan yang diharapkan, aktivitas belajar yang
dimiliki peserta didik masih kurang. Ini dilihat dari sikap dan cara belajar
peserta didik di luar kelas. Masih ada peserta didik yang tidak serius dalam
mengikuti proses belajar mengajar di sekolah, misalnya mengobrol dengan
teman sebangku, menganggu teman dan tidak serius dalam belajar. Seperti
masih banyak peserta didik yang jarang mengumpulkan tugas, kurang
memperhatikan penjelasan guru yang sedang mengajar di depan kelas, tidak
semangat didalam kelas dan malas bertanya jika ada materi yang kurang
dipahami walaupun hanya terdapat sebagian kecil yang aktif bertanya9.

Peristiwa seperti itu yang menjadi kegelisahan di dunia pendidikan yang


belum bisa ditangani sampai saat ini. Bahkan banyak anak zaman sekarang ini
yang tidak semangat dalam menimba ilmu, melawan kemalasan,, bukan hanya
itu perkembangan teknologi dan informasi menjadi masalah serius yang sedang
dihadapi oleh generasi milenial ini dimana setiap orang baik dari kalangan
dewasa maupun dibawah umur sudah memiliki gadget masing-masing, serta
kurangnya pengawasan dan kebebasan orang tua terhadap anak dalam
menggunakan media social, sehingga banyak anak yang menyalahgunakan
kebebasan tersebut. Untuk membentuk akhlak seseorang itu terkait erat dengan
kecerdasan spiritual, sementara itu kecerdasan itu tidak berarti tanpa ditopangi
oleh kecerdasan spiritual.

Islam pun memandang bahwa pendidikan adalah hak bagi setiap orang laki-
laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat. Selain itu, agama Islam
menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pendidikan, yang berlangsung
seumur hidup. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa "Menuntut ilmu itu adalah
wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan" memberikan gambaran tentang
perspektif Islam tentang pendidikan bagi semua orang. Pendidikan tidak
memiliki batas waktu atau jangka waktu. Pendidikan bukan hanya memberikan
pengetahuan materi, tetapi juga menanamkan nilai moral dan akhlak yang baik,

9
Yuli, 2021, Studi Kasus Kurangnya Aktivitas Peserta Didik DI Kelas VII SMP Negeri 10
Pontianak., Jurnal.untan.ac.id. Vol.1. No.1. hal.32
sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang terkenal, "Carilah ilmu dari buaian
ibu (lahir) sampai ke liang lahat (wafat)".10

Sedangkan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional tahun 2003 pasal 1


disebutkan bahwa:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara.” 11

Pada era globalisasi saat ini, persaingan semakin ketat, yang berarti
bahwa negara harus memiliki sumber daya manusia berkualitas tinggi.
Pendidikan adalah salah satu cara untuk mencetak manusia yang berkualitas
tinggi. Pendidikan dibagi menjadi tiga kategori formal, non-formal, dan
informal. Sekolah adalah salah satu jenis pendidikan formal. Mewajibkan
sekolah 9 tahun adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya
manusia. Sebagai warga negara, kita memiliki tanggung jawab untuk
memajukan negara ini, dan sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab
untuk belajar. Ini adalah bagian dari ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Manusia adalah makhluk paedagogik, yaitu makhluk yang dilahirkan membawa
potensi dapat dididik dan mendidik. Ia dilengkapi dengan potensi (fitrah) berupa
bentuk dan wadah yang dapat di didik dengan berbagai kecakapan dan
keterampilan yang dapat berkembang. Sesuai dengan kedudukannya sebagai
khalifah fi al-ardh.12
Sekolah berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan
potensi manusiawi siswa sehingga mereka dapat melakukan tugas-tugas dalam
kehidupan, baik secara individu maupun sosial. Sekolah adalah organisasi kerja

10
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 87
11
UU. SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2009), hal. 3
12
Zakiah Darajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hal.16
yang terdiri dari beberapa kelas. Setiap kelas memiliki ruang tersendiri. Hadari
Nawawi menyatakan bahwa sekolah dan kelas dibuat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam mendidik siswa, yang tidak hanya harus
didewasakan dari segi intelektual, tetapi juga dari segi kepribadian.13
Untuk dapat menjalankan perananya sebagai lembaga pendidikan,
madrasah sangat membutuhkan tenaga ahli dalam bidang mengajar yakni guru.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa sering dijadikan tokoh
teladan, bahkan menjadi tokoh identitas diri. Oleh sebab itu, guru seyogyanya
memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan
siswanya secara utuh. Untuk melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan
profesi yang dimilikinya, guru perlu menguasai bebagai hal kompetensi yang
dimilikinya.14
Upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa meliputi usaha-
usaha dalam mengaktifkan indera, akal, ingatan dan emosi siswanya. 15 Dalam
upaya ini, guru harus memiliki pemahaman tentang bagaimana setiap siswa
mengalami proses pembelajaran, dan berdasarkan pemahaman ini, guru dapat
membuat pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dan kreatif. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru harus memilih
metode mengajar yang tepat, efisien, dan efektif sebelum memulai pelajaran.
Untuk memastikan bahwa siswa dapat menerima, menguasai, dan
mengembangkan bahan pelajaran, guru harus dapat memilih metode yang tepat
dan direncanakan dengan baik sebelum memulai pelajaran. Ini karena metode ini
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa.16
Dalam kegiatan observasi yang dilakukan di MTs Negeri 2 Kota Kediri
yang terletak di Jalan Sunan Ampel, No.12 Ngronggo, Kota Kediri. MTsN 2
Kota Kediri ini di dirikan tahun 1978, yang dimana memiliki visi yaitu

13
Hadari Nawawi. Organisasi dan Pengelolaan Kelas sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta:
Haji Masagung. 1989), hal. 117.
14
Cece Wijaya & A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hal. 1
15
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta. 1990), hal. 13
16
Slamento, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 65
ISTIKOMAH (Islami, Terampil, Inovatif, Kompetitif, Berakhlakul Karimah),
dan misinya antara lain optimalisasi pelaksanaan KBM dan melaksanakan
pembelajaran secara pakem, melaksanakan bimbingan khusus prestasi siswa,
melaksanakan pembinaan dan pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan, berdasarkan istrumen sekkolah sehat dan sekolah adiwiyata,
melaksanakan pembinaan tim olahraga prestasi secara professional,
melaksanakan pembinaan ketrampilan seni tradisional dan sanggar secara
professional, melaksanakan pendidikan sekolah yang berbasis IT dengan
mengembangkan progam TIK club, engglish club, membangun citra sekolah
sebagai mitra terpercaya di masyarakat dengan pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah dan massyarakat.
Peneliti dalam melakukan observasi ini menemukan fakta bahwa tenaga
pendidik di MTs Negeri 2 Kota Kediri tenaga pendidik yang tergolong muda
dari segi usia. Dengan tenaga pendidik yang muda, pihak lembaga mampu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat memanfaatkan teknologi
secara baik. Tenaga pendidik di MTs Negeri 2 Kota Kediri ini adalah tenaga
pendidikan yang sudah memiliki kelayakan secara akademis, karena seluruh
tenaga pendidiknya sudah berpendidikan S-1 dan bahkan ada beberapa yang
sudah menempuh S-2. Hal tersebut menunjukkan bahwa lembaga ini dapat
mengikuti perkembangan dari berbagai segi, terutama dari segi peningkatan
kualitas pendidikan di lembaganya termasuk dengan meningkatkan aktivitas
belajar peserta didik dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih. Dari segi fasilitas,
MTs Negeri 2 Kota Kediri sudah mencukupi. Berbagai alat pembelajaran untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar dalam kondisi baik dan mencukupi untuk
tingkat madrasah tsanawiyah antara lain, ruang lab computer, proyektor, layar
proyektor, perpustakaan dan lab bahasa. Ruangan kelas yang bersih, mencukupi,
halaman sekolah yang cukup luas, masjid yang luas dan bersih, serta peralatan
lainnya yang menurut madrasah tsnawiyah sudah mencukupi. Dari hasil
observasi tersebut, dapat dikatakan bahwa MTs Negeri 2 Kota Kediri
mendukung dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.17
Berdasarkan hasil observasi tersebut, di MTs Negeri 2 Kota Kediri
17
Wawancara, dengan Pak Hadi Suseno, Kepala Sekolah MTsN 2 Kota Kediri, tanggal 9
Oktober 2023
menerapkan berbagai aktivitas guna meningkatkan skill peserta didik serta
mengembangkan juga kecerdasan emosional peserta didik, meliputi: belajar
kelompok, ice breaking, mini game, forum grup discussion (FGD), dan belajar
di luar kelas. Budaya tersebut terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik, meningkatkan kedisiplinan dan kesungguhan dalam belajar peserta
didik serta dapat menjadikan mentalitas peserta didik lebih stabil, sehingga
berpengaruh pada kelulusan dan nilai yang membanggakan.18
Harapan dari upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan aktivitas
belajar dapat membantu siswa tetap aktif dan memahami materi pelajaran tanpa
bosan atau jenuh. Berdasarkan penelitian awal yang penulis lakukan di MTs
Negeri 2 Kota Kediri, tampak bahwa guru fiqih melakukan pelajaran dengan
cukup baik. Selain itu, terlihat bahwa guru telah berusaha untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswanya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi secara langsung atau berpartisipasi secara aktif dalam proses
pembelajaran, dan beberapa guru telah menggunakan media pembelajaran untuk
memberikan motivasi kepada siswa mereka untuk belajar. Berdasarkan
fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Upaya Guru PAI Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri”.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan konteks penelitian yang telah dipaparkan, peneliti


merumuskan fokus penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
Visual activities pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri?
2. Bagaimana usaha guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
Motor activities pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri?
3. Bagaimana upaya guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
Mental activities pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri?

18
Ibid
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, penelitian ini mempunyai tujuan


yang hendak di capai. Adapun tujuan dari penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui cara guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam Visual activities pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota
Kediri.
2. Untuk mengetahui usaha guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam Motor activities pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota
Kediri.
3. Untuk mengetahui upaya guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam Mental activities pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota
Kediri.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik


teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Secara Teoritis
1. Dapat memperoleh teori-teori ilmiah tentang cara guru untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa dalam visual activities pada mata pelajaran fiqih di
MTs Negeri 2 Kota Kediri.
2. Dapat memperoleh teori-teori ilmiah tentang usaha guru untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam motor activities pada mata
pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri.
3. Dapat memperoleh teori-teori ilmiah tentang upaya guru untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mental activities pada mata
pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri.
b. Secara Praktis
1. Bagi peneliti sekarang
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang
penelitian kualitatif sehingga mereka dapat belajar dan memahami tugas berat
guru dan masalah pembelajaran di sekolah. Ini juga membantu mereka
mempersiapkan diri menjadi calon guru profesional.
2. Bagi peneliti yang akan datang
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian serupa
untuk meningkatkan kualitas hasil, sehingga peneliti yang akan datang dapat
memperbaiki dan menyempurnakan apa yang salah.
4. Bagi lembaga yang diteliti
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Fiqh.
5. Bagi kepala madrasah
Hasil penelitian ini bagi kepala madrasah dapat digunakan sebagai acuan
dan strategi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
fiqih
6. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam poses pembelajaran
dan menerapkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini sehingga dapat
melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri
7. Bagi kepustakaan
Dapat menambah kepustakaan berkaitan bidang pendidikan Islam yang
dapat digunakan sebagai bahan studi awal bagi para peleiti yang akan
mengkaji masalah yang serupa, terutama bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan UIN SATU Tulungagung.

E. Definisi Istilah

Penegasan istilah untuk menghindari terjadi salah pengertian yang


terkadang di dalam penelitian ini, maka perlu adanya batasan istilah sebagai
berikut :
Secara Konseptual :
1. Upaya
Usaha, akal, ikhtiyar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan mencari jalan keluar.19 Menurut Wahyu Baskoro, upaya adalah
usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu atau maksud (akal dan

19
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia . . . , hal. 1250
20
ikhtiar). Menurut Tornisa upaya merupakan kegiatan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.21 Sedangkan menurut Sriyanto upaya merupakan
usaha untuk mencapai sesuatu.22
2. Guru
Orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya.23
3. Meningkatkan
Suatu proses, cara menaikan kearah yang lebih baik.
4. Aktivitas belajar
Aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) maupun mental (rohani) sehingga
terjadi perubahan tingkah laku yang baru.24
5. Visual activities (kegiatan-kegiatan visual)
Seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain, dan sebagainya.25
6. Montor activities (kegiatan-kegiatan metrik)
Seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi,
bermain dan sebagainya. 26
7. Mental activities (kegiatan-kegiatan mental)
Seperti menangkap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
mengambil keputusan, dan sebagainya.27
8. Fiqih
Suatu mata pelajaran yang membahas tentang hukum Islam.

Secara Operasional :
Operasionalnya, upaya guru untuk meningkatkan pengetahuan siswa
tentang fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri adalah contoh bagaimana guru dapat
menjadi lebih aktif dalam membantu siswa belajar. Penelitian ini berfokus pada

20
Wahyu Baskoro, Upaya dalam Berpendidikan, (Jakarta : Rajawali Pres, 2005), hal.902
21
Torsina, Upaya dalam Berpendidikan, (Jakarta : Rajawali Pres, 2005), hal.901
22
Sriyanto, Upaya dalam Berpendidikan, (Jakarta : Rajawali Pres, 2005), hal.903
23
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta. 2005), hal. 31
24
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo.
2002), hal. 14
25
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia . . . , hal. 1541
26
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hal. 1432
27
Ibid. , hal. 1345
kegiatan belajar yang melibatkan siswa dalam belajar secara fisik dan mental.
Contoh kegiatan fisik termasuk guru menjelaskan, membaca, dan kegiatan
lainnya. Namun, kegiatan mental termasuk mengingat dan menghafal. Siswa
diberi instruksi untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka, terutama yang
berkaitan dengan aspek visual, motorik, dan mental.

F. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
1.1 Kajian Tentang Upaya Guru

Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI), "upaya" didefinisikan


sebagai usaha kegiatan yang mengarahkan tenaga, pikiran untuk mencapai
suatu tujuan. Upaya juga dapat berarti usaha, akal, ikhtiyar untuk memecahkan
masalah, mencari jalan keluar, atau mencapai suatu tujuan. Sedangkan, guru
adalah orang yang memberikan informasi kepada peserta didik. Masyarakat
menganggap guru sebagai orang yang mengajar di sekolah, mengajar di rumah
mereka atau di tempat lain. Seorang guru, memiliki banyak tugas dan tanggung
jawab yang harus dipenuhi, bukan hanya di dalam sekolah tetapi juga di luar
sekolah.28 Guru dalam pandangan masyarakat merupakan orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga
pendidikan formal, tetapi bisa di rumah, dan sebagainya. Tugas dan tanggung
jawab sebagai seorang guru tidaklah mudah, karena tanggung jawab tersebut
tidak hanya sebatas di dinding sekolah, melainkan juga di luar sekolah.
Dalam upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa, guru harus berusaha
mengaktifkan indera, akal, ingatan, dan emosi siswa. Untuk melakukan ini,
guru harus memahami bagaimana setiap siswa bertindak saat belajar, dan
menggunakan pemahaman ini untuk membuat pembelajaran yang mendorong
siswa untuk berpikir dan bertindak secara aktif dan kreatif. 29 Untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa, guru harus memilih metode mengajar
yang tepat, efisien, dan efektif sebelum memulai pelajaran. Untuk memastikan
bahwa siswa dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan

28
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta. 2005),hal. 31
29
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar CBSA, (Jakarta: Rineka Cipta. 1990), hal. 13
pelajaran, guru harus dapat memilih metode yang tepat dan direncanakan
dengan baik sebelum memulai pelajaran. Hal ini karena metode merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa.30
Pembinaan yang harus dilakukan oleh guru tidak hanya secara
kelompok, tetapi juga secara individual. Hal ini menuntut guru agar selalu
memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan anak didiknya, baik di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sebagian besar orang menganggap
guru adalah orang yang membantu orang lain dalam belajar. 31 Ia tidak hanya
menerangkan, melatih, memberi ceramah, tetapi juga mendesain materi
pelajaran, membuat pekerjaan rumah, mengevaluasi prestasi siswa, serta
mengatur kedisiplinan.
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar
terhadap keberhasilaan pembelajaran di madrasah maupun sekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkenbangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara
optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan
peserta didik secara individual, karena antara satu peseta didik dengan yang
lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.32
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya
merupakan aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang dengan
mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan
guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk
membimbing dan membina siswa, baik secara individual maupun klasik, baik
di sekolah maupun luar sekolah. Guru juga merupakan orang yang mengajar
dan memberi instruksi, dan karena hak dan kewajibannya, mereka bertanggung
jawab atas pendidikan siswa. Sedangkan upaya guru fiqih dalam mengajar
fiqih adalah untuk meningkatkan pembelajaran visual, motorik, dan mental

30
Slamento, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 65
31
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2006), hal 27
32
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 35
siswa.33
1.2 Kajian Tentang Aktivitas Belajar

1. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar


mengajar.34 Hal ini dikarenakan belajar itu sendiri pada prinsipnya adalah
berbuat atau beraktivitas. Tidak ada belajar, berati tidak ada aktivitas. Belajar
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Siswa akan tampak melakukan aktivitas ketika mereka belajar.
Beberapa pendapat ahli tentang aktivitas belajar: Menurut Martinis Yamin
mendefinisikan belajar aktif sebagai usaha manusia untuk membangun
pengetahuan dalam dirinya.35 Menurut Robert Gagne mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses perubahan perilaku dari seseorang atau sekelompok orang
karena pengalaman yang diperolehnya.36 Menurut Oemar Hamalik
mendefinisikan belajar yaitu modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.37 Menurut Wina Sanjaya menyatakan bahwa aktivitas belajar
adalah berbuat memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.38 Menurut Sardiman menyatakan bahwa aktivitas belajar
merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.39

Hal lain yang bisa dikatakan bahwa dari semua asas didaktik, aktivitaslah
asas terpenting karena belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa
kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Aktivitas yang dimaksud bukan
aktivitas jasmani saja melainkan juga aktivitas rohani. Hal ini juga dibenarkan
oleh setiap ahli pendidik.40 Proses pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk
menumbuhkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar. Aktivitas belajar siswa adalah komponen penting dari

33
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2002), hal. 56
34
Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), hal. 98
35
Martinis Yamin, Aktivitas belajar (Jogjakarta : Rajawali Pres, 2019), hal.25
36
Robert Gagne, Aktivitas belajar, (Surabaya : Teras, 2009), hal.7
37
Oemar hamalik,Aktivitas belajar, (Surabaya : Teras, 2009), hal.9
38
Wina Sanjaya, Landasan Pendidikan (Jogjakarta : Rajawali Pres,2009), hal.17
39
Sadirman, Aktivitas Belajar, (Surabaya : Teras, 2007), hal.9
40
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 86
proses pembelajaran yang berhasil. Aktivitas adalah tindakan fisik dan mental,
yaitu berbuat dan berpikir dalam bentuk kumpulan yang lengkap.41
Salah satu cara untuk menilai aktivitas belajar adalah dengan melihat
seberapa aktif siswa secara fisik dan mental selama proses pembelajaran. Jika
siswa terlibat secara fisik dan mental, suasana belajar akan menjadi lebih
menyenangkan yang berarti mereka dapat memaksimalkan hasil belajar
mereka. Semua ahli pendidikan setuju bahwa pentingnya aktivitas dalam
belajar merupakan prinsip penting dalam intraksi belajar mengajar.
Oleh karena itu, berbagai macam aktivitas baik fisik maupun psikis,
diperlukan untuk pembelajaran yang baik. Siswa tidak hanya duduk dan
mendengarkan, melihat. Namun mereka juga aktif menggunakan anggota
badan mereka untuk membuat, bermain, dan bekerja. Siswa yang memiliki
aktivitas psikis (kejiwaan) menunjukkan bahwa kekuatan jiwa mereka
berfungsi secara efektif atau secara signifikan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, aktivitas belajar adalah kegiatan yang
dilakukan siswa selama proses pembelajaran, yang melibatkan fisik dan
mental mereka untuk mengubah tingkah laku mereka.42
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar
Penggolongan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar antara
lain dikemukakan Dewa Ketot Sukardi, meliputi faktor internal (baik fisik
maupun psikis) dan faktor ekstemal (berasal dari luar dirinya).43
a) Faktor internal, misalnya kondisi fisik, kecerdasan, ingatan, motivasi,
konsentrasi, dan sebagainya.
b) Faktor eksternal, mencakup lingkup fisik, dan sosial serta instrumen yang
diciptakan.
3. Karakteristik Aktivitas Belajar
Menurut Sax dalam Saifuddin Azwar, karakteristik siswa yang
aktif adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai arah, maksudnya aktivitas yang terpilih dalam duan arah
yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak

41
Sadirman, Aktivitas Belajar, (Surabaya : Teras, 2007), hal.19
42
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam . . ., hal. 137
43
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Peyuluhan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hal. 30.
mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu.
b. Memiliki intensitas, maksudnya kedalaman atau kekuatan aktivitas
terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin
tidak berbeda.
c. Memiliki keluasan, artinya kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap
suatu objek aktivitas siswa yang dapat mengenai hanya aspek yang
sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak
sekali aspek ada pada objek aktivitas.
d. Memiliki konsistensi, artinya kesesuaian antara pernyataan sikap
yang dikemukakan dengan responnya terhadap objek aktivitas
tersebut.
e. Memiliki spontanitas, artinya menyangkut sejauh mana kesiapan
individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan.44
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa banyak faktor
mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Semua faktor yang telah
disebutkan di atas membantu siswa melakukan aktivitas belajar mereka.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, aspek
lain yang sangat penting adalah apa yang disebut sebagai aktivitas belajar
siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam menilai apakah aktivitas
belajar siswa benar-benar aktif dengan mengarah pada intensitas,
keluasan, konsistensi, dan spontanitas.
4. Jenis-jenis Aktivitas Belajar
Paul D. Dierich membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai
berikut:
a. Kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demostrasi,
pameran mengamati orang lain bekerja, atau bermain.
b. Kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
44
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2005), hal. 87
berwawancara, diskusi.
c. Kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik,
mendengarkan
siaran radio.
d. Kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan
kopi
membuat sketsa, atau rangkuman rangkuman, mengerjakan tes, mengisi
angket
e. Kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.
f. Kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alatalat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan (stimulasi), menari,
berkebun.
g. Kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-
faktor,menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
h. Kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan
dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut diatas, dan
bersifat tumpang tindih.45

Sejalan dengan hal tersebut dalam dalam buku Sardiman aktivitas


siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim
terdapat di sekolah – sekolah tradisonal. Jenis – jenis aktivitas siswa
dalam belajar adalah sebagai berikut:46
a) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

45
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 90-91
46
Sadirman, Aktivitas Belajar, (Surabaya : Teras, 2007), hal.29
b) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
c) Listening activities, seperti mendengarkan, percakapan, diskusi , musik,
pidato
d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
e) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
diagram.
f) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
bermain, latihan atau praktek.
g) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, mengambil keputusan.
h) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, tenang.
Dengan demikian, siswa dilatih untuk bersikap berani mencoba
menerapkan suatu konsep atau teori yang disajikan sarana dalam
mengimplementasikan proses dan hasil belajar. Dengan jalan ini, diharapkan
mereka dapat menghasilkan suatu konsep atau teori yang diterapkan. Sebab,
kegiatan ini bertujuan melatih dan mengembangkan keterampilan mereka
dalam menghadapi tantangan masa depan.47

Penggolongan dan penjelasan aktivitas tersebut menjukkan bahwa


aktivitas belajar siswa sangat kompleks. Aktivitas belajar dapat diciptakan
oleh seorang guru dengan berbagai upaya sehingga dapat menyajikan suatu
pembelajaran yang menyenangkan. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran

5. Aspek Yang Dapat Dilakukan Guru Untuk Meningkatkan Aktivitas


Belajar Siswa

Menurut Gagne dan Brigss dalam Martinis Yamin, ada sembilan

47
Mohammad Takdir Illahi, Pembelajaran Discovery Strategy & Mental . . ., hal. 95
aspek yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan atau
meningkatkan aktivitas belajar siswa, yaitu : 48
1) Memberikan motivasi atau menarik perhartian siswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada
siswa.
3) Meningkatkan kompetensi pra-syarat.
4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan
dipelajari.
5) Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa, dalam kegiatan
pembelajaran.
7) Memberikan umpan balik (feed back).
8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.
9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir
pembelajaran.

Beberapa cara diatas yang dilakukan untuk menumbuhkan


aktivitas belajar siswa. Tentunya, dalam hal ini guru menjadi pendorong
bagi siswa dalam belajar, membimbing, mengarahkan bahkan memberi
tes untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam
pembelajaran.
1.3 Kajian Tentang Mata Pelajaran Fiqih

a) Pengertian Fiqih

Kata fiqih (‫ ) فقه‬secara bahasa punya dua makna. Makna pertama


adalah al-fahmu al-mujarrad ( ‫ر‬N‫)الفهم ّد المج‬, yang artinya kurang lebih.49
Makna yang kedua adalah al-fahmu ad-daqiq, yang artinya adalah
mengerti atau memahami secara mendalam dan lebih luas. Sedangkan

48
Martinis Yamin, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa, (Jakarta: Gaung
Persada Press. 2008), hal. 84
49
Masyur.dkk, Bina Fiqih, (Jakarta: Erlangga. 2009) , hal. 44
secara terminologi fiqih ialah memahami atau mengetahui hukum-hukum
syari’at seperti halal, haram, wajib, sunah, dan mubah nya sesuatu hal
dengan cara atau jalannya ijtihad.50
Menurut bahasa “Fiqh” berasal dari kata faqiha-yafqahu- fiqhan
yang berarti “ Mengerti atau Faham ”. Dari sinilah dicari perkataan fiqh
yang memberi pengertian kepahaman dalam hukum syari’at yang sangat
dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi ilmu yang mempelajari
syari’at yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil
hukum yang terinci dari ilmu tersebut.51
Menurut pengertian Fuqoha’ (ahli fiqh), Fiqh merupakan
pengertian dzanni (dugaan, sangkaan) tentang hukum syari’at yang
berhubungan dengan tingkah laku manusia. Kata “fiqh” secara etimologi
berarti “paham yang mendalam”. Bila “faham” dapat digunakan untuk
hal-hal yang bersifat lahiriyah, berarti fiqh berarti “faham yang
menyampaikan ilmu dhahir kepada ilmu batin”. Karena itulah at
Tirmidzi menyebutkan, “fiqh tentang sesuatu” berarti mengetahui
batinnya sampai kedalamnya.52

b) Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih

Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah/SMP adalah salah


satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan
peningkatan dari fiqih yang telah di pelajari oleh peserta didik di
Madrasah Ibtidaiyah/SD. Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara
mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian fiqih baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang dilandasi oleh
prinsp-prinsip dan kaidah-kaidah usul fiqih serta menggali tujuan dan
hikmahnya, sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang
lebih tinggi.
Secara subtansial, mata pelajaran fiqih memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan dan
50
H. Nazar Bakry, Fiqh dan ushul fiqh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2003), hal. 6.
51
Syafi’I Karim, Fiqih Ushuk Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1977), hal. 11.
52
Amir Syarifudin. Ushul Fiqh, (Ciputat: Wahana Ilmu, 1977), hal. 2
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai
perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungan. Mata pelajaran fiqih
sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa demi
mendukung kemampuan seseorang dalam hal hukum Islam.
Oleh karena itu mata pelajaran fiqih penting mendapat perhatian
yang besar bagi seorang anak di usia dini. Agar kedepannya dia akan
terbiasa menjalankan kehidupan sesuai dengan hukum islam yang ada.
Fiqih yang dimaksud disini yaitu fiqih yang diajarkan di Madrasah
Tanawiyah (MTs) dengan tujuan untuk menyiapkan peserta didik
mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum Islam,
serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui
bimbingan dan pembiasaan. Fiqih juga untuk mengetahui dan memahami
prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tata cara pelaksanaan hukum Islam
baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian sebelumnya adalah temuan yang telah diuji


kebenarannya dan dapat digunakan sebagai acuan atau pendamping hasil
penelitian saat ini. Sebelum penelitian ini, beberapa peneliti telah melakukan
penelitian atau tulisan tentang upaya guru untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam berbagai mata pelajaran. Menurut sejumlah penelitian, upaya guru
sangat penting untuk meningkatkan kegiatan belajar.
Penelitian yang mengenai upaya guru meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada dasarnya sudah pernah diteliti dalam penelitian sebelumnya yaitu
skripsi Hanida Putri Utami. Pada tahun 2022 yang berjudul “Upaya Guru Mata
Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Man 1
Boyolali Tahun Ajaran 2021/2022,” penelitian ini bertujuan Upaya Guru Mata
Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Man 1
Boyolali. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Proses pembelajaran akan
menjadi penentu berhasil tidaknya peserta didik dalam memahami materi
pembelajaran, terbukti saat pembelajaran guru menggunakan sesuatu yang
menarik seperti metode pembelajaran yang menarik, hal ini menjadikan siswa
memperhatikan pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Upaya guru fiqih dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sebagai
berikut: 1) mempersiapkan RPP. 2) KBM yang berjalan lancar dan semaksimal
mungkin sesuai dengan RPP. 3) Mengadakan evaluasi. 4) Kegiatan tindak
lanjut. 5) Pemberian contoh atau teladan terhadap siswanya.
Silvia Susilawati, pada tahun 2017 yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran True Or False Di Kelas Viii ( Ptk Di Mts Al-Khairiyah
Pabuaran )”. Penelitian ini bertujuan untuk Penerapan pendekatan saintifik
dengan menggunakan strategi true or false dapat meningkatkan hasil belajar
siswa hal ini dapat dilihat berdasarkan dari hasil analisis data yang telah
dilakukan selama penelitian berlangsung. Penulis melihat hasil tes siswa dalam
setiap siklusnya selalu meningkat nilai rata-rata hasil tes siswa pada pra siklus
adalah 53.1 pada siklus I adalah 65,3 dan pada siklus II adalah 85.6 dari hasil
penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran Fikih di kelas VIII-A dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Winda Ainul Wafa, pada tahun 2018 yang berjudul “ Upaya Guru Mata
Pelajaran Fikih Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di Mts Negeri 6
Nganjuk Tahun Pembelajaran 2017-2018”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Minat belajar siswa pada mata pelajaran fikih, hal ini
didiskripsikan berdasarkan 3 indikator, yaitu: (a) Keaktifan masuk kelas, (b)
Perhatian siswa pada materi, (c) Keaktifan siswa didalam kelas. Upaya guru
mata pelajaran fikih dalam meningkatkan minat belajar siswa antara lain: (a)
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, (b) membentuk minat-minat
baru pada peserta didik melalui perhatian, (c) memberikan hadiah, pujian atau
hukuman (sangsi), (d) motivasi. faktor pendukung meliputi kelengkapan sarana
prasarana, nasehat atau perhatian dari guru untuk murid, juga adanya
keihklasan dari guru untuk memberikan hadiah sebagai motivasi anak didik
agar senantiasa mempertahankan prestasi belajar, serta motivasi sebagai dasar
penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang. Sedangkan faktor
penghambatnya yaitu kurangnya kemampuan guru atau siswa mengoperasikan
Lcd, siswa bicara sendiri saat guru memberikan nasehat.
Muhammad Al-Fajri, pada tahun 2019 yang berjudul “Upaya Guru
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Di
Smpn 7 Banda Aceh”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Adapun
analisis yang dapat penulis angkat, berdasarkan hasil observasi awal pada
halaman 3, bahwa guru tidak menggunakan metode yang bervariasi saat
mengajar. Hal senada yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara siswa pada
saat proses penelitian, bahwa guru hanya menggunakan metode ceramah saja.
Sedangkan pada saat observasi akhir, guru menggunakan metode yang
bervariasi seperti metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok. Hal ini
menunjukkan adanya perkembangan guru dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Muhammad Dicky, pada tahun 2022 yang berjudul “ Strategi Guru Pai
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pasca Masa Pandemi Covid-19
Di Smp Karya Bhakti Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi sangat penting penting bagi
seorang guru karena strategi adalah suatu perencanaan yang telah dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya oleh seorang guru agar peserta didik mampu
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Faktor Pendukung Faktor
pendukung Guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SMP
Karya Bhakti kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan, yaitu adanya
faktor di dalam diri siswa sendiri seperti siswa sudah sangat ingin belajar tatap
muka maka meraka sangat bersemangat. Selain itu siswa juga pada dasarnya
menyukai mata pelajaran PAI sehingga ia bersemangat untuk mengikuti
pembelajaran tersebut. Faktor Penghambat Faktor penghambat Guru PAI
dalam meningkatkan motivasi belajar, yaitu kurangnya kedisiplinan siswa
ketika jam masuk pelajaran setelah istirahat. Banyak siswa yang mengulur-ulur
waktu sehingga waktu pelajaran menjadi molor. Hal tersebut bisa berdampak
pada kegiatan pembelajaran.
Nila Ratina, pada tahun 2022 yang berjudul “Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Pada Sman 1 Sakti Kabupaten Pidie”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Bentuk dan usaha guru dalam memotivasi siswa
pada mata pelajaran PAI. Guru membuat model pembelajaran lebih menarik,
seperti membagikan kelompok, lalu berpidato dan yang menilai siswa sendiri.
Jadi dengan begitu siswa tidak ada yang malas dan lalai karena ikut bekerja
semua. Juga dalam mengatasi siswa yang kurang aktif sehingga dia termotivasi
guru mencari tau dulu latar belakang penyebabnya, apakah ada masalah,
kenapa dia tidak aktif dalam belajar. Kemudian setelah diketahui apa
penyebabnya guru memberikan perhatian dasar, lalu memberikan dorongan
agar semangat dia bangkit, dan khusus untuk dia guru hanya menyuruh yang
mudahmudah saja agar dia tidak malas, bosan dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Tetapi guru tidak pernah membuat metode dan media yang
bervariasi ketika pembelajaran PAI, guru membuat metode pidato hanya
sesekali saja dalam pembelajran, yang banyak digunakan oleh guru adalah
metode ceramah dan menghafal, guru juga tidak pernah menggunakan alat
peraga ketika belajar, dan tidak pernah memberikan nilai plus (+) ketika siswa
semangat dalam belajar.
Isna Aimatun Nazilah, pada tahun 2017 yang berjudul “Upaya Guru
Pembimbing Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa di MTs Ma’arif
NU 1 Jatilawang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
pemberian motivasi pada siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa
yang dinamakan dalam kegiatan motivasi ini dilakukan oleh guru pembimbing.
Hasil penelitian ini Hasil analisis data menunjukkan bahwa siswa diberikan
motivasi oleh guru pembimbing mengalami peningkatan aktivitas belajar, yang
sebelum diberi motivasi siswa pada umumnya aktivitas belajarnya sekedar
membaca dan mendengarkan serta mencatat setelah diberi motivasi mengalami
peningkatan seperti berlatih soal yang ada di buku, membuat tabel, mereview,
berdiskusi, merangkum, latihan praktek, dan juga mengamati dengan seksama.
Hanafi, pada tahun 2021 yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Fiqih Bab Shalat Berjamaah Menggunakan Metode Demonstrasi Pada
Siswa Kelas Vii Mts Nw Jauhar Pelita Jatisela Gunungsari Tahun Pelajaran
2020/2021”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis data yang
didapatkan menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi , pada siklus I,
persentase yang diperoleh mencapai 75%, kemudian pada siklus IImencapai
90%. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65%, kemudian pada siklus II
mencapai 85%. Sedangkan untuk hasil Tes belajar siswa pada siklus I dengan
perolehan nilai rata-rata 78,1% dengan persentase 86,6%. Kemudian pada
siklus II dengan nilai rata-rata 90,9% dengan persentase 100%. Kesimpulan
penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VII di MTs NW Jauhar Pelita Jatisela
gunungsari Tahun Pelajaran 2020/2021.
Muhammad Saiful Islam, pada tahun 2013 yang berjudul “Peran Guru
Pendidikan Agama Islam (Pai) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (Smpn) 1 Grati”. Penelitian ini
bertujuan untuk Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motivasi belajar
siswa terhadap Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Grati dapat dikatakan
cukup baik. Hal ini terlihat dari kedisiplinan siswa tepat waktu ketika pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan siswa yang membolos ketika pelajaran
Pendidikan agama Islam hampir tidak ada. Peran Guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dibagi menjadi dua
yakni motivasi sedang dimana guru mengadakan ulangan, memberikan tugas
dan memberikan angka. Bagi siswa yang motivasinya rendah diberikan
ganjaran, menumbuhkan minat dan menjelaskan tujuan akhir pelajaran.
Sedangkan usaha yang dilakukan oleh guru PAI dengan memberikan angka
seperti nilai, adanya ganjaran, memberikan tugas, serta memberikan timbal
balik bagi siswa yang motivasi belajarnya sedang.
Gutus Yusmita, pada tahun 2021 yang berjudul “Strategi Pembelajaran
Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Gaya Belajar Siswa Di
Sma Negeri 1 Sekampung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hasil
dari penelitian ini menjelaskan bahwa strategi yang dilakukan guru PAI dalam
meningkatkan gaya belajar siswa kelas X yaitu guru PAI menggunakan metode
ceramah dengan dukungan bentuk visual seperti gambar atau video, dan juga
simulasi terjun langsung kelapangan, kadang guru PAI juga membuat
kelompok belajar agar siswa bisa saling tukar pendapat dan berbaur, saling
bekerjasama. Untuk penerapan strategi dalam meningkatkan gaya belajar
siswa, guru PAI tidak menggunakan metode khusus apa pun, beliau
menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan dengan situasi dan kondisi
pada hari itu (menyesuaikan).

Tabel
Penelitian Terdahulu

NO NAMA DAN TEMA DAN PERSAMAAN PERBEDAAN HASIL TEMUAN


PENGARANG TEMPAT
TAHUN PENELITIAN
1. Hanida Putri Upaya Guru Sama sama Tujuan Proses pembelajaran
Utami (2022) Mata Pelajaran membahas penelitian dalam akan menjadi penentu
Fiqih Dalam tentang upaya hal ini menuju berhasil tidaknya peserta
Meningkatkan guru dalam mata pada didik dalam memahami
Prestasi Belajar pelajaran fiqih peningkatan materi pembelajaran,
Siswa Di Man 1 prestasi belajar terbukti saat
Boyolali Tahun siswa, pembelajaran guru
Ajaran sedangkan menggunakan sesuatu
2021/2022 penelitian saya yang menarik seperti
mengarah pada metode pembelajaran
peningkatan yang menarik, hal ini
aktivitas belajar menjadikan siswa
siswa memperhatikan
pembelajaran saat
kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Upaya guru
fiqih dalam
meningkatkan prestasi
belajar siswa adalah
sebagai berikut: 1)
mempersiapkan RPP. 2)
KBM yang berjalan
lancar dan semaksimal
mungkin sesuai dengan
RPP. 3) Mengadakan
evaluasi. 4) Kegiatan
tindak lanjut. 5)
Pemberian contoh atau
teladan terhadap
siswanya.
2. Silvia Susilawati Upaya Dalam penelitian Perbedaannya Penerapan pendekatan
(2017) Meningkatkan ini sama sama terletak pada saintifik dengan
Hasil Belajar membahas strategi menggunakan strategi
Siswa Pada Mata tentang Upaya penelitian ini true or false dapat
Pelajaran Fikih meningkatkan menggunakan meningkatkan hasil
Dengan hasil belajar True Of False belajar siswa hal ini
Menggunakan siswa dalam dapat dilihat berdasarkan
Strategi mata Pelajaran dari hasil analisis data
Pembelajaran fikih yang telah dilakukan
True Or False Di selama penelitian
Kelas Viii ( Ptk berlangsung. Penulis
Di Mts Al- melihat hasil tes siswa
Khairiyah dalam setiap siklusnya
Pabuaran ) selalu meningkat nilai
rata-rata hasil tes siswa
pada pra siklus adalah
53.1 pada siklus I adalah
65,3 dan pada siklus II
adalah 85.6 dari hasil
penelitian ini penulis
dapat menyimpulkan
bahwa penerapan
pendekatan saintifik
dalam kegiatan
pembelajaran Fikih di
kelas VIII-A dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa.
3. Winda Ainul Upaya Guru Sama sama Dalam Minat belajar siswa pada
Wafa (2018) Mata Pelajaran membahas penelitian ini mata pelajaran fikih, hal
Fikih Dalam tentang Upaya menjelaskan ini didiskripsikan
Meningkatkan guru fikih dalam berbagai berdasarkan 3 indikator,
Minat Belajar peningkatan indicator yang yaitu: (a) Keaktifan
Siswa Di Mts minat belajar menjadi Upaya masuk kelas, (b)
Negeri 6 guru fikih dalam Perhatian siswa pada
Nganjuk Tahun memingkatkan materi, (c) Keaktifan
Pembelajaran minat belajar siswa didalam kelas.
2017-2018 siswa Upaya guru mata
pelajaran fikih dalam
meningkatkan minat
belajar siswa antara lain:
(a) menciptakan suasana
belajar yang
menyenangkan, (b)
membentuk minat-minat
baru pada peserta didik
melalui perhatian, (c)
memberikan hadiah,
pujian atau hukuman
(sangsi), (d) motivasi.
faktor pendukung
meliputi kelengkapan
sarana prasarana, nasehat
atau perhatian dari guru
untuk murid, juga adanya
keihklasan dari guru
untuk memberikan
hadiah sebagai motivasi
anak didik agar
senantiasa
mempertahankan prestasi
belajar, serta motivasi
sebagai dasar penggerak
yang mendorong
aktivitas belajar
seseorang. Sedangkan
faktor penghambatnya
yaitu kurangnya
kemampuan guru atau
siswa mengoperasikan
Lcd, siswa bicara sendiri
saat guru memberikan
nasehat.
4. Muhammad Al- Upaya Guru Dalam penelitian Perbedaan Adapun analisis yang
Fajri (2019) Dalam ini sama dengan penelitian ini dapat penulis angkat,
Meningkatkan penelitian saya dengan berdasarkan hasil
Motivasi Belajar karena meneliti penelitian saya observasi awal pada
Siswa Pada Mata teng Upaya ialah dalam halaman 3, bahwa guru
Pelajaran Pai Di seorang guru peneelitian ini tidak menggunakan
Smpn 7 Banda dalam guru metode yang bervariasi
Aceh meningkatkan menggunakan saat mengajar. Hal
motivasi belajar salah satu senada yang peneliti
siswa metode belajar dapatkan dari hasil
ceramah untuk wawancara siswa pada
mendapatkan saat proses penelitian,
sampel dari bahwa guru hanya
Upaya guru menggunakan metode
dalam ceramah saja. hal ini
meningkatkan terbukti sebagaimana
motivasi belajar pada tabel 4.7, halaman
siswa 55. Sedangkan pada saat
observasi akhir, guru
menggunakan metode
yang bervariasi seperti
metode ceramah, tanya
jawab dan diskusi
kelompok. Hal ini
menunjukkan adanya
perkembangan guru
dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa.
5. Muhammad Strategi Guru Pai Persamaan Perbedaan Strategi sangat penting
Dicky (2022) Dalam penelitian ini penelitian ini penting bagi seorang
Meningkatkan terletak pada dengan guru karena strategi
Motivasi Belajar subjek yang penelitian saya adalah suatu perencanaan
Siswa Pasca meneliti yaitu ialah penelitian yang telah dipersiapkan
Masa Pandemi guru PAI dan ini tertuju pada dengan sebaik-baiknya
Covid-19 Di juga penelitian masa pasca oleh seorang guru agar
Smp Karya ini sama sama pandemi peserta didik mampu
Bhakti bertujuan cara memahami materi yang
Kecamatan guru dalam disampaikan oleh guru.
Negeri Besar meningkatkan Faktor Pendukung Faktor
Kabupaten Way motivasi belajar pendukung Guru PAI
Kanan siswa dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa di
SMP Karya Bhakti
kecamatan Negeri Besar
Kabupaten Way Kanan,
yaitu adanya faktor di
dalam diri siswa sendiri
seperti siswa sudah
sangat ingin belajar tatap
muka maka meraka
sangat bersemangat.
Selain itu siswa juga
pada dasarnya menyukai
mata pelajaran PAI
sehingga ia bersemangat
untuk mengikuti
pembelajaran tersebut.
Faktor Penghambat
Faktor penghambat Guru
PAI dalam meningkatkan
motivasi belajar, yaitu
kurangnya kedisiplinan
siswa ketika jam masuk
pelajaran setelah
istirahat. Banyak siswa
yang mengulur-ulur
waktu sehingga waktu
pelajaran menjadi molor.
Hal tersebut bisa
berdampak pada kegiatan
pembelajaran.
6. Nila Ratina Motivasi Belajar Dalam penelitian Perbedaan Bentuk dan usaha guru
(2020) Pendidikan ini memiliki penelitian ini dalam memotivasi siswa
Agama Islam kesamaan terletak pada pada mata pelajaran PAI.
Pada Sman 1 dengan model Guru membuat model
Sakti Kabupaten penelitian saya pembelajaran pembelajaran lebih
Pidie yaitu meneliti yang digunakan menarik, seperti
usaha guru guru dalam membagikan kelompok,
dalam mendapatkan lalu berpidato dan yang
memotivasi sampel menilai siswa sendiri.
siswa dalam peningkatan Jadi dengan begitu siswa
peningkatan hasil belajar tidak ada yang malas dan
hasil belajar lalai karena ikut bekerja
semua. Juga dalam
mengatasi siswa yang
kurang aktif sehingga dia
termotivasi guru mencari
tau dulu latar belakang
penyebabnya, apakah ada
masalah, kenapa dia tidak
aktif dalam belajar.
Kemudian setelah
diketahui apa
penyebabnya guru
memberikan perhatian
dasar, lalu memberikan
dorongan agar semangat
dia bangkit, dan khusus
untuk dia guru hanya
menyuruh yang
mudahmudah saja agar
dia tidak malas, bosan
dan aktif dalam
mengikuti pembelajaran.
Tetapi guru tidak pernah
membuat metode dan
media yang bervariasi
ketika pembelajaran PAI,
guru membuat metode
pidato hanya sesekali saja
dalam pembelajran, yang
banyak digunakan oleh
guru adalah metode
ceramah dan menghafal,
guru juga tidak pernah
menggunakan alat peraga
ketika belajar, dan tidak
pernah memberikan nilai
plus (+) ketika siswa
semangat dalam belajar.
7. Isma Aimatun Upaya Guru Sama sama Perbedaanya Penelitian ini bertujuan
Nazilah (2017) Pembimbing meneliti terletak pada untuk mengetahui
Dalam bagaimana subjek yang metode pemberian
Meningkatkan Upaya guru melakukan motivasi pada siswa
Aktivitas Belajar dalam disini guru untuk meningkatkan
Siswa Di Mts meningkatkan pembimbing aktivitas belajar siswa
Ma’arif Nu 1 aktivitas belajar sedangkan yang dinamakan dalam
Jatilawang siswa penelitian saya kegiatan motivasi ini
terfokus pada dilakukan oleh guru
guru PAI pembimbing. Hasil
penelitian ini Hasil
analisis data
menunjukkan bahwa
siswa diberikan motivasi
oleh guru pembimbing
mengalami peningkatan
aktivitas belajar, yang
sebelum diberi motivasi
siswa pada umumnya
aktivitas belajarnya
sekedar membaca dan
mendengarkan serta
mencatat setelah diberi
motivasi mengalami
peningkatan seperti
berlatih soal yang ada di
buku, membuat tabel,
mereview, berdiskusi,
merangkum, latihan
praktek, dan juga
mengamati dengan
seksama.
8. Hanafi (2021) Upaya Persamaan Perbedaan hasil analisis data yang
Meningkatkan penelitian ini penelitian ini didapatkan menunjukkan
Hasil Belajar dengan dengan terjadinya peningkatan
Fiqih Bab Shalat penelitian saya penelitian saya aktivitas guru dalam
Berjamaah yakni sama sama ialah dalam melaksanakan
Menggunakan meneliti tentang penelitian ini pembelajaran
Metode Upaya menggunakan menggunakan metode
Demonstrasi meningkatkan metode demonstrasi , pada siklus
Pada Siswa hasil belajar demonstrasi I, persentase yang
Kelas Vii Mts siswa untuk diperoleh mencapai 75%,
Nw Jauhar Pelita mendapatkan kemudian pada siklus
Jatisela sampel tentang IImencapai 90%.
Gunungsari Upaya Aktivitas siswa pada
Tahun Pelajaran peningkatkan siklus I mencapai 65%,
2020/2021 hasil belajar kemudian pada siklus II
mata Pelajaran mencapai 85%.
fikih Sedangkan untuk hasil
terutamanya Tes belajar siswa pada
siklus I dengan perolehan
nilai rata-rata 78,1%
dengan persentase
86,6%. Kemudian pada
siklus II dengan nilai
rata-rata 90,9% dengan
persentase 100%.
Kesimpulan penelitian ini
adalah metode
demonstrasi dapat
meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata
pelajaran fiqih kelas VII
di MTs NW Jauhar Pelita
Jatisela gunungsari
Tahun Pelajaran
2020/2021
9. Muhammad Peran Guru Sama sama Perbedaan Hasil penelitian ini
Saiful Islam Pendidikan membahas penelitian ini menunjukkan bahwa
(2013) Agama Islam tentang peran dengan Motivasi belajar siswa
(Pai) Dalam guru dalam penelitian saya terhadap Pendidikan
Meningkatkan meningkatkan ialah dalam Agama Islam di SMPN 1
Motivasi Belajar motivasi belajar penelitian ini Grati dapat dikatakan
Siswa Di siswa seorang guru cukup baik. Hal ini
Sekolah harus terlihat dari kedisiplinan
Menengah memberikan siswa tepat waktu ketika
Pertama Negeri contoh atau pelajaran Pendidikan
(Smpn) 1 Grati teladan kepada Agama Islam dan siswa
siswa agar yang membolos ketika
mampu menjadi pelajaran Pendidikan
motivasi belajar agama Islam hampir
siswa sehingga tidak ada. Peran Guru
mampu Pendidikan Agama Islam
meningkatkan (PAI) dalam
hasil belajar meningkatkan motivasi
belajar siswa dibagi
menjadi dua yakni
motivasi sedang dimana
guru mengadakan
ulangan, memberikan
tugas dan memberikan
angka. Bagi siswa yang
motivasinya rendah
diberikan ganjaran,
menumbuhkan minat dan
menjelaskan tujuan akhir
pelajaran. Sedangkan
usaha yang dilakukan
oleh guru PAI dengan
memberikan angka
seperti nilai, adanya
ganjaran, memberikan
tugas, serta memberikan
timbal balik bagi siswa
yang motivasi belajarnya
sedang.
10. Gutus Yusmita Strategi Sama sama Dalam Hasil dari penelitian ini
(2021) Pembelajaran meneliti tentang penelitian ini menjelaskan bahwa
Guru Pendidikan usaha dalam guru strategi yang dilakukan
Agama Islam peningkatan menerapkan guru PAI dalam
Dalam belajar siswa beberapa model meningkatkan gaya
Meningkatkan pembelajaran belajar siswa kelas X
Gaya Belajar agar bisa yaitu guru PAI
Siswa Di Sma mendapatkan menggunakan metode
Negeri 1 stempel gaya ceramah dengan
Sekampung belajar siswa dukungan bentuk visual
yang mampu seperti gambar atau
meningkatkan video, dan juga simulasi
belajar siswa terjun langsung
kelapangan, kadang guru
PAI juga membuat
kelompok belajar agar
siswa bisa saling tukar
pendapat dan berbaur,
saling bekerjasama.
Untuk penerapan strategi
dalam meningkatkan
gaya belajar siswa, guru
PAI tidak menggunakan
metode khusus apa pun,
beliau menggunakan
strategi pembelajaran
berdasarkan dengan
situasi dan kondisi pada
hari itu (menyesuaikan).

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah


pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat
menguraikan data yang diperoleh. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
Peneliti menetapkan menggunakan penelitian kualitatif karena
beberapa alasan. Pertama, manusia sebagai alat instrumen. Manusia
dijadikan alat instrumen karena dapat memahami mengenai kenyataan-
kenyataan di lapangan. Kedua, bersifat deskriptif. Peneliti akan
mendeskripsikan hasil data yang telah ditangkap dari manusia sebagai
instrumen. Ketiga, penelitian kualitatif mementingkan proses bukan hasil
atau produk. Keempat, analisis data bersifat induktif. Peneliti akan terjun
langsung ke lapangan demi mendapatkan data-data yang dibutuhkan.
2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi


kasus yang mana dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang
dilakukan karena adanya suatu ketertarikan atau kepedulian terhadap
suatu kasus. Studi kasus merupakan penelitian secara intensif dan
mendalam baik terhadap organisasi lembaga atau gejala tertentu yang
terfokus pada spesifikasi kasus dalam suatu kejadian baik individu,
kelompok ataupun potret kehidupan.
Menurut Roberth sebagaimana yang dikutip oleh Burhan Bungin
mengatakan bahwa studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata, bila mana batas
batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan multi
sumber bukti dimanfaatkan. 53 Adapun obyek dalam penelitian ini adalah
upaya guru pai dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada
mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 kota kediri.
Penelitian ini memilih studi kasus, karen dapat melakukan
penelitian terperinci terhadap obyek yang diteliti. Data studi kasus dapat
diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain dalam
studi kasus ini dikumpulkan dari berbagai sumber.54
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana peneliti melakukan sebuah
penelitian. Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan
unit, bagian, kelompok, dan tempat dimana orang-orang terlibat di dalam
kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti.55
Penelitian ini di fokuskan di MTs Negeri 2 Kota Kediri yang
beralamat di Jl. Sunan Ampel No.12 Ngronggo, Kec.Kota, Kota Kediri,
Jawa Timur. Madrasah ini merupakan salah satu Madrasah tingkat
menengah di wilayah Kediri yang bernaung dibawah Kementrian Agama.
Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut dilatar belakangi oleh beberapa
pertimbangan atas dasar kekhasan, kemenarikan, keunikan dan sesuai
dengan topik dalam penelitian ini yaitu :
a. MTs Negeri 2 Kota Kediri merupakan madrasah yang aktif mengikuti
kegiatan baik di bidang akademik maupun non akademik yang

53
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005),
hal.19-20
54
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta :Gaung Persada, 2009), cet.1, hal.1
55
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2013), hal.102
diselenggarakan oleh kementrian Agama RI.
b. Madrasah ini memiliki siswa yang aktif mengikuti kegiatan yang di
agendakan oleh madrasah baik itu yang bersifat keagamaan maupun
kenasionalan.
c. Madrasah ini merupakan salah satu madrasah tingkat menengah dan
mampu berprestasi di tingkat nasional baik dari segi akademik maupun
non akademik dan juga sangat mempunyai banyak siswa yang berasal
dari keluarga yang berbeda latar belakang.
d. MTs Negeri 2 Kota Kediri merupakan lokasi penelitian yang sesuai
dengan judul yang peneliti tulis, sehingga layak untuk dijadikan tempat
untuk penelitian. Di samping lokasinya yang mudah untuk dijangkau
karena berada dikawasan kediri.
e. Peneliti pernah memiliki pengalaman menjadi siswa di MTs Negeri 2
Kota Kediri sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan observasi
dan mencari data guna memperdalam penelitian yang sedang
berlangsung.

4. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam hal ini sangat penting karena peneliti
merupakan alat pengumpul data utama. Seperti yang dikatakan Moleong
bahwa dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sendiri atau bantuan
orang lain merupakan alat pengumpul data. Sesuai dengan penelitian
kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan adalah sangat penting dan
diperlukan secara optimal. Peneliti merupakan instrument kunci utama
dalam mengungkapkan makna dan sekaligus sebagai alat pengumpul
data. Karena itu peneliti juga harus terlibat dalam kehidupan orang-orang
yang diteliti sampai pada tingkat keterbukaan antara kedua belah pihak.
Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan
untuk mengamati dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Peneliti melakukan penelitian di MTs Negeri 2 Kota Kediri.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai
peran guru PAI dalam meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
dalam mata pelajaran fiqih di MTs Negeri 2 Kota Kediri.
5. Data, Sumber Data, Instrumen Penelitian

a. Data
Jenis data yang digunakan disini adalah data kualitatif. Jenis data
kualitatif adalah data yang berasal dari informasi yang berbentuk kalimat
verbal bukan berupa simbol angka ataupun bilangan. Data kualitatif
didapat melalui suatu proses menggunakan Teknik analisis mendalam
dan tidak bisa diperoleh secara langsung.

b. Sumber Data
Adapaun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini
adalah guru PAI dan siswa MTs Negeri 2 Kota Kediri. Dan sumber data
sekunder diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan
dengan penelitian baik dari instansi pemerintah maupun refrensi buku,
jurnal, karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini.
Adapun dalam penelitian ini teknik pengambilan data yang
digunakan adalah teknik snowball sampling . Menurut Sugiyono
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar, hal ini dikarenakan sumber data
yang sedikit belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka
informal lain digunakan sebagai sumber data agar data yang diperoleh
lebih memuaskan.56 Penelitian memilih snowball sampling karena
dalam pengumpulan datanya peneliti pertama-tama menentukan satu
orang saja sebaagai informan kunci (key informan) namun karen data
yang didapat kurang memuaskan maka peneliti meminta bantuan
informan kunci untuk menunjukkan informan lain yang bia dijadikan
sebagai sumber informasi untuk meelengkapi data sebelumnya.

c. Instrumen
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang utama dan
pertama dalah peneliti sendiri (human instrument) karena kunci

56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hal,210
keberhasilan suatu penelitian itu ada pada diri penulis itu sendiri.
Adapun instrument dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Key instrument adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai alat
utama dalam sebuah penelitian.
2. Instrumen lainnya meliputi : pedoman wawancara, alat perekan
(hp), alat pengambil dokumentasi.57

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis


dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data.58 Teknik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a). Teknik observasi
Observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan
data yang mengharuskan peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal
yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda,
waktu peristiwa, tujuan dan perasaan. Menurut Marzuki, metode
observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki.59
Observasi merupakan teknik pengamatan dan pencatatan
sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan
untuk menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena
(kejadian atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan54 Metode ini digunakan peneliti
untuk dapat melihat secara langsung strategi guru pendidikan agama
islam dalam mengembangkan kecerdasan spiritual peserta didik di MTs
Negeri 2 Kota Kediri. Peneliti menggunakan observasi secara langsung,
yaitu peneliti ikut turun langsung dengan objek penelitian di lokasi
penelitian.

57
Ibid, hal. 219
58
Ibid, hal. 224
59
Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2017, hal. 22
b). Teknik wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara tidak terstruktur atau
wawancara mendalam. Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur
guna dapat mendapatkan data-data secara lebih mendalam karena
wawancara dilakukan dengan sesuai keadaan dan bersifat kondisional
sesuai data yang diperlukan peneliti tanpa harus mengikuti pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun diawal dengan runtut. Peneliti melakukan
wawancara dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
terbuka sehingga data yang didapatkan juga akan lebih mendalam dan
banyak. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data langsung dari
informan (pemberi informasi) yang ada di objek penelitian. Peneliti
menggali data dengan metode ini melalui informan di MTs Negeri 2
Kota Kediri yaitu kepala sekolah.

c). Teknik dokumentasi


Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah lalu,
dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari
orang lain, seperti biografi, peraturan, kebijakan, foto, film, dan lain-
lain.60 Metode ini tidak kalah penting dengan observasi dan wawancara,
karena hasil data dari observasi ini bisa diuji dengan hasil data observasi
dan wawancara, sehingga data yang didapatkan menjadi lebih valid.
Teknik atau metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh data-data yang terdapat dalam dokumen- dokumen yang
diambil dari data tertulis seperti buku induk, rapot, dokumen, catatan
harian, surat keterangan dan lain sebagainya.61
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode ini

60
M. Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jember: Ar
RUZZ Media, 2012), hal. 43
61
Kaelan, Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner, (Jogjakarta: PT Raja Grafindo,
1993), hal. 1
untuk mendapatkan data-data yang berbentuk tulisan atau dokumen,
seperti sejarah berdirinya sekolah, peraturan sekolah, visi dan misi,
struktur organisasi, program kegiatan di sekolah, jumlah siswa, dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan data dokumen di MT s Negeri 2 Kota
Kediri.

7. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuanya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisi data penelitian kualitatif,
dilakukan pada saat pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat
wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis
ternyata belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan
lagi sampai tahap tertentu, hingga diperolehnya data yang dianggap
kredibel.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis. Milles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interkaitf ddan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Tahap-tahap analisis yaitu : reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan atau verifikasi yang mana akan dijabarkan sebagai
berikut :
a. Reduksi Data
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan .
Pada tahap reduksi data ini peneliti memfokuskan pada hal-hal
yang berkaitan dengan upaya guru meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam visual activities pada mata pelajaran Fiqih, upaya guru
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam motor activities pada mata
pelajaran Fiqih, dan upaya guru meningkatkan aktivitas belajar siswa
dalam mental activities pada mata pelajaran Fiqih di MTs Negeri 2 Kota
Kediri
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data yang dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik,
pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami.
Pada tahap display ini peneliti menyajikan data yang sebelumnya
sudah dipilah dan dipilih oleh peneliti sehingga data-datanya dapat
terorganisir dengan baik dan lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap
hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini mencakup pencarian makna
data serta memberi penjelasan. Verifikasi data dalam penelitian kualitatif
ini dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian
berlangsung. Verifikasi tersebut merupakan validitas dari data yang
disimpulkan. Selanjutnya dilakukan kegiatan verifikasi, yaitu menguji
kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna-makna yang muncul dari
data. Setiap kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi selama
penelitian berlangsung.

8. Pengecekan Keabsahan Data

Temuan atau data dapat dinyatakn valid dalam penelitian


kualitatif apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti
dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji
keabsahan keabsahan data merupakan teknik yang digunakan agar
penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif sebagai berikut :
1. Triangulasi
Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu.62 Triangulasi adalah teknik paling umum yang
digunakan untuk menguji keabsahan data kualitatif.
(……..)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber
yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kreadibilitas data tentang upaya guru
untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dapat dilakukan ke guru, guru
lain dan murid.63
Dalam penelitian ini maka untuk mengetahui cara guru
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam visual activities pada
mata Fiqih, usaha guru meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam
motor activities pada mata pelajaran Fiqih, dan usaha guru
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mental activities pada
mata pelajaran Fiqih kelas. Peneliti mengumpulkan data dari
beberapa sumber yaitu kepada waka kurikulum, guru fiqih kelas dan
siswa kelas.

2. Perpanjangan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument
kunci (key instrument). Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangat
menentukan dalam pengumpulan data. Agar data yang diperoleh
sesuai dengan kebutuhan pengamatan dan wawancara tentunya
tidak cukup dalam waktu singkat tetapi memerlukan perpanjangan

62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017),
hal. 273.
63
Ibid, hal.373
waktu untuk hadir di lokasi penelitian hingga data yang dihasilkan
menemukan titik jenuh.
Dalam proses pengecekan keabsahan data melalui
perpanjangan kehadiran peneliti di lokasi penelitian tidak terbatas
pada hari-hari jam kerja lembaga tersebut, tetapi juga di luar jam
kerja peneliti datang ke lokasi untuk mencari data atau melengkapi
data yang belum sempurna. Perpanjangan keikutsertaan peneliti
akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang
dikumpulkan.64

3. Pembahasan Teman Sejawat


Pada saat pengambilan data mulai dari tahap awal (ta’aruf
peneliti kepada lembaga) hingga pengolahannya peneliti tidak
sendiri akan tetapi terkadang ditemani kolega yang bisa diajak
bersama-sama membahas data yang ditemukan. Pemeriksaan
sejawat berarti teknik yang dilakukan dengan cara mengekspos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

H. Penutup

I. Daftar Pustaka

A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Arikunto, Suharsini.2006. Prosedur Penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmad, Abu dan Widodo Supriyono. 2008. Psikologi Belajar Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta. Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
As-Sidawi, Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar. 2009. Koreksi Hadits-hadits
Dho’if Populer.
Bakry, H. Nazar. 2003. Fiqh dan ushul fiqh. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Creswell, John W. 2013. Research Design Pendekatan Kualitatif

64
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, . . ., hal 327
Kuantitatif dan Mixed, ter. Achmad Fawaid, cet III. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Bogor: Media Tarbiyah, Azwar, Syaifudin. 2002. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darajat, Zakiah dkk. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bum pelajaran Fiqih,
usaha guru meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam motor
activities pada mata pelajaran Fiqih, dan usaha guru
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mental activities pada
mata pelajaran Fiqih kelas. pelajaran
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006.
Psikologi Pendidikan, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Dokumen data profil MTsN Pucanglaban dalam bentuk file.
Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien II. Yogyakarta: Liberty.
Gunawan, Ari, Ahmad Ali Riyadi, and Abdul Halim Musthofa. "Kompetensi
Guru Mata Pelajaran Agama Islam Dalam Meningkatkan Mutu
Lulusan Peserta Didik di MTSN 1 Kota Kediri." Jurnal Ilmu
Multidisplin 1.4 (2023): 788-798.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hutabarat, EP. 1998. Cara Belajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Ifadah, Berlianah. Pengembangan Media Pembelajaran Card Sort Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Di Mtsn 2 Kota Kediri. Diss. IAIN Kediri, 2022.
Illahi, Mohammad Takdir. 2012.Pembelajaran Discovery
Strategy & Mental Vocational Skill. Jogjakarta: Diva Press.
Karim, Syafi’I. 1977. Fiqih Ushuk Fiqih. Bandung: Pustaka Setia.
Irawan, Prastya. 1999. Logika dan prosedur penelitian : pengantar teori dan
pandun praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan penelitian
pemula. Jakarta: STAIN.
Kunandar. 2009. Guru Profesional Implemetasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Rajawali Pres.
Latifah, Ismi. Implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran PAI di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2. Diss. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015.
Luthfiani, Shabrina. Pengaruh Minat Dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar
Mata Pelajaran Fiqh Siswa Kelas 8 Di Mtsn 2 Kota Kediri. Diss.
IAIN Kediri, 2023.
Masyur.dkk. 2009. Bina Fiqih, Jakarta: Erlangga.
Maulana, Agus M. 1994. Kiat Sukses SMA & Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Kanisius.
Maunah, Binti. 2009. Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Depdikbud.
2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyanti. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nafi'ah, Umi. Pengaruh variasi mengajar guru dan gaya belajar terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTS Nurul Islam Kota
Kediri. Diss. IAIN Kediri, 2020.
Zuhri, Moh. Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Meningkatkan Efektivitas
Blended Learning Dengan Aplikasi E-Learning DI MTs Negeri 2
Kota Kediri. Diss. IAIN Kediri, 2022.

Anda mungkin juga menyukai