MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Model Dan Strategi Pembelajaran PAI
Dosen pengampu:
Wuni Arum Sekar Sari, M.Pd.
Oleh:
Hasan Basri NPM. 200109957
M. Sibli Zamzami NPM. 200109854
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmatnya sehingga kami dapat merasakan menuntut ilmu di Institut Agama
Islam TRIBAKTI kediri dan kami dapat membuat makalah “Model Dan Strategi
Pembelajaran PAI” yang membahas Tentang " Pembelajaran Inkuri".
Sholawat serta salam kami ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
selalu membawa kabar gembira untuk kita semua dan semoga kita mendapatkan
syafa'atnya di hari akhir nanti Amin.
Dan kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
pembuatan makalah ini khususnya ibu Wuni Arum Sekar Sari, M.Pd. selaku
dosen pengampu kami Terima kasih disampaikan.
Penyusun menyadari makalah ini banyak menyimpan kekurangan dan
kejanggalan di luar pengetahuan penyusun dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kepada pembaca yang budiman kiranya sudi memberikan suatu kritik
dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 13
B. SARAN ................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam makalah ini, model pembalajaran yang pemakalah bahas adalah model
pembelajaran inkuiri. Menurut pemakalah sendiri model pembelajaran inkuiri adalah
model pembelajaran yang sangat menarik, karena dapat memacu pemikiran anak didik,
sehingga anak didik dapat menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan yang muncul
1
dibenaknya, dan sepertinya dengan cara ini pengetahuan yang didapat tidak gampang
hilang dalam ingatan anak didik karena proses penemuan jawaban tersebut.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Inquiry adalah kata yang memiliki banyak makna bagi banyak orang
dalamberbagai konteks yang berbeda. Dalam bidang sains, inquiry berarti seni atau ilmu
bertanya tentang alam dan menemukan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Inquiry dilakukan melalui langkah-langkah seperti observasi dan pengukuran,
hipotesis, interpretasi, dan penyusunan teori. Inquiry memerlukan eksperimentasi, refleksi,
dan pengenalan terhadap kekuatan dan kelemahan metode yang digunakan (Hebrank dalam
Kusmayono dan setiawati, 2013:135).
3
LaBrie, 2017). Mereka sering bekerja secara mandiri dan dalam kelompok kolaboratif
kecil. Sebagai Mahavier dkk. negara, dalam sebuah kelas IBL, "Instruktur memainkan
peran pelatih, Mentor, kolaborator, panduan, dan pemandu sorak sesekali" Lebih spesifik
Cally yang terlibat, Peran Guru dalam panduan jurang IBL US Mahasiswa dan
mempromosikan pemikiran dan rasa ingin tahu. Ini mengambil perencanaan terencana
untuk mengelola banyak penyelidikan siswa secara bersamaan. Guru memantau
perkembangan setiap siswa dan memberikan umpan balik langsung. IBL tidak
menunjukkan bimbingan kurang dari guru, tetapi memberikan instruksi sedemikian rupa
bahwa siswa membangun makna mereka sendiri. Guru berfungsi sebagai fasilitator yang
merencanakan, menghasut, dan mengamati proses belajar siswa. Saat ini, ada banyak
definisi IBL dan berbagai pendekatan. Akademi Pembelajaran Berbasis Inkuiri
menyatakan bahwa IBL melibatkan siswa dan mengharuskan mereka untuk: memecahkan
masalah, berspekulasi, bereksperimen, mengeksplorasi, membuat, dan berkomunikasi
(Wells dalam Caswel dan LaBrie, 2017).
Menurut national research council (1996) dalam Ismail (2005 : 22-23), Inkuari
secara umumnya bermaksud mencari maklumat, menyoal, dan menyiasat fenomena yang
berlaku disekeliling. Melalui inkuiri, pelajaran menerangkan objek ataupun proses
menyoal, menjalankan eksperimen bagi berkongsi penemuan atau penyelesaian. Inkuiri
saintifik merujuk pada berbagai cara yang digunakan oleh ahli sains bagi mengkaji alam
semula jadi dan mencadangkan penjelasan berdasarkan bukti hasil dari pada daya usaha
mereka. Inkuiri didalam kelaas sains merujuk pada aktiviti-aktiviti pelajar membolehkan
mereka meluaskan pengetahuan dan memahami ide-ide saintifik serta kepahaman tentang
bagaimana ahli sain mengkaji alam semesta. Jadi, inkuiri pelajar melibatkan pemerhatian,
mengemukakan persoalan, menyimak buku dan sumber-sumber maklumat lain tentang
perekara yang sudah diketahui berasaskan bukti eksperimen, menggunakan alat untuk
mengumpul, analisis dan interprestasi data, mencadangkan jawaban, penjelasan, dan
berkongsi keputusan atau pendapat. Inkuiri memerlukan semacam andaian, penggunaan
pemikiran kritikal dan logical dan pertimnbangan penjelasan alternative.
Menurut DoBoer (1991), jika beliau disuruh memilih satu perkataan lagi
menerangkan matlamat pelajarean sains dalam tempoh 30 tahun yang bermula lewat tahun
1950-an maka perkataan itu adalah “inkuiri”. Inkuiri adalah teras kepada usaha sains.
Proses inkuiri dimodelkan melalui kaedah yang digunakan oleh ahli sains dalam membuat
penemuan. Sains dilihat sebagai himpunan teori dan idea yang dibina berdasarkan dunia
fisikal, dan bukan satu koleksi fakta yang tidak bersangkutan dan tidak dapat dissanggah,
inkuiri adalah suatu proses yang kompleks dan pelajaran inkuiri akan membawa pengajar
mengalami sendiri inkiri saintifik.
4
Inkuiri juga dapat diartikan sebagai berikut :
1. Inkuiri adalah suatu proses mencari dan menyiasat masalah, membina hipotesis,
mereka bentuk eksperimen, mengumpulkan data dan membuat eksperimen dan
membuat kesimpulan bagi penyelesaian masalah.
2. Inkuiri didefinisikan sebagai proses mencari kebenaran, maklumat ataupun
pengetahuan melalui kaidah penyoalan. Proses inkuiri bermula pengumpulan
maklumat melalui indera penglihatan, pendengaran, sentuhan , rasa bau (wheat
school dan Disney learning 2000).
3. Inkuiri didefinisikasebagai teknik penyoalan mengenai suatu perkara dan mencari
jawaban kepada penyoalan yang dituturkan. Ia melibatkan pemerhatian dan
pengukuran yang teliti, membuat hipotesis, menterjemahkan dan membina teori.
Inkuiri memerlukan kemahiran mengeksperimen, refleksi dan mengambil kira
kekuatan dan kelemahan kaedah yang digunakan (herank, 2000).
5
Menurut Majir (2017, 121-122), Model Inquiry Based Learing adalah sebuah
teknik mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui
penggunaan cara cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal ini akan
memerlukan banyak waktu dalam persiapannya. Inquiry based learning biasanya berupa
kerja kolaboratif. Kelas dibagi ke dalam kelompok kelompok kecil. Setiap kelompok diberi
sebuah pertanyaan atau permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok
bekerja bersama mengembangkan proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk
menemukan jawabannya. Karena inquiry based learning berbasis pertanyaan, maka guru
harus menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa dapat mengembangkan
pikirannya. Siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri konsep
yang diajarkan. Lebih dari itu, jika siswa juga diberi kesempatan untuk mengukur kemajuan
belajarnya sendiri, maka ha] ini akan membantu mereka belajar. Model pembelajaran
Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelaiaran matematika, tetapi mata
pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik
Kompetensi Dasar (KB) atau materi pembelajarannya.
Menurut syarifuddin (2018 : 65), Model Inquiry Learning Inkuiri artinya proses
pembelujaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara
sistematis (lstarani, 2016). Sedangkan Basyiruddin Usman (2005) mengatakan bahwa
inkuiri adalah suatu cara penyampuian pelajaran dengan penelauhan sesuatu yang bersifat
mencari secara kritis, analisis, dun argumentatif (ilmiuh) dengun menggunukan langkah
lungkah tertentu menuju suutu kesimpulan.
Menurut Trianto (2007) dalam Djuanda (2015 : 47), Tujuan utama model inkuiri
adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
berpikir dengan memberikan pertanyaan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka. Model inkuiri merupakan bentuk pembelalajaran yang berorientasi
kepada siswa (student centered approach), sebab siswa memegang peran yang sangat
dominan dalam proses pcmbelajaran.
Menurut Trianto (2007) dalam Djuanda (2015 : 47), peran guru dalam
pembelalaran inkuiri yaitu :
6
6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
Menurut Sirait (2012 : 23) Tujuan umum model pembelajaran inquiry training
adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan untuk
meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa
keingintahuan siswa. Untuk itulah, Suchman tertarik untuk membantu siswa meneliti
secara mandiri, tetapi dalam cara yang disiplin. Suchman ingin siswa-siswanya bertanya
mengapa sesuatu peristiwa tertentu harus terjadi seperti itu, ada apa sebenarnya, bagaimana
saya bisa menyelidikinya. Suchman juga ingin siswanya memperoleh dan memproses data
secara logis dengan mengembangkan strategi-strategi intelektual umum yang dapat siswa
gunakan untuk mencari tahu terjadinya fenomena atau peristiwa tertentu.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model inkuiri (Sanjaya, 2006: 194),
yaitu:
A. Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal umuk mencari dan
menemukan, artinya model mkulri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Dalam proses pcmbelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
B. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian model
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
C. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian dalam model mkuxri siswa tak hanya dituntut agar menguasai
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.
7
D. Sistem Pendukung
Menurut joice and weil (1996 : 201), Dukungan optimal adalah seperangkat materi
yang dihadapi, seorang guru yang memahami proses intelektual dan strategi penyelidikan,
dan materi sumber daya yang According terkait dengan masalah.
1. Aplikasi
2. Prinsip Reaksi
Menurut joice and weil (1996 : 200), Reaksi yang paling penting dari guru terjadi
selama fase kedua dan ketiga. Selama fase kedua tugas guru adalah membantu siswa untuk
bertanya tetapi tidak melakukan penyelidikan untuk mereka. Jika guru ditanya pertanyaan
yang tidak dapat dijawab oleh ya atau tidak, dia harus meminta siswa untuk ulang kata-kata
pertanyaan sehingga untuk lebih lanjut upaya mereka sendiri untuk mengumpulkan data
dan menghubungkannya dengan situasi masalah. Guru dapat, jika perlu, menjaga
penyelidikan bergerak dengan membuat informasi baru tersedia untuk kelompok dan
dengan berfokus pada peristiwa masalah tertentu atau dengan mengajukan pertanyaan.
Selama fase terakhir, tugas guru adalah untuk menjaga penyelidikan yang diarahkan pada
proses penyelidikan itu sendiri.
8
3. Prinsip Model Inquiry
Menurut Sanjaya (2006) dalam Djuanda (2015: 47-48), Dalam penggunaan model
Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru yaitu:
9
E. Kelebihan Model Inquiry
Menurut Sanjaya (2006) dalam Djuanda (2015 : 50-51), Model inkuiri memiliki
keunggulan-keunggulan sehingga dapat membantu siswa memahami konsep pada
pembelajaran luas trapesium dan laying-layang. Keunggulan yang dimiliki modei inkuiridi
antaranya adalah sebagai berikut:
10
2. Diperlukan usaha ekstra keras dari guru untuk mengubah kebiasaaan belajar siswa
yang lebih banyak mengandalkan informasi dari guru.
3. Kadang sulit dalam menentukan indikator keberhasilan pembelajaran.
4. Sistim pendidikan di Indonesia yang dominan menetapkan kriteria keberhasilan
belajar adalah menguasai materi, maka strategi ini akan mengalami tantangan
dalam pengimplementasiannya.
G. Kajian Kritis
5. Merumuskan kesimpulan
11
1. Menekankan pada proses pengolahan informasi oleh siswa.
2. Diperlukan usaha ekstra keras dari guru untuk mengubah kebiasaaan belajar siswa yang
lebih banyak mengandalkan informasi dari guru.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, A. 2014. The Effect Of Inquiry-Based Learning Method On Students’ Academic Achievement
In Science Course. Universitas Journal Of Education. 2 (1): 37-41.
Caswell, C. J. Dan Labrie, D. J. 2017. Inquiry Besedlearning From The Leaner’s Point Of View: A
Teacher Candidate’s Story. Journal Of Humanistic Mathematics. Vol.7 Issue 2.
Djuanda, D., Dan Maulana. 2015. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI
Sumedang Press
Hepworth dan Walton. 2009. Teaching Information Literacy for Inquiry Based Learning. USA:
Chandos.
Hutahaean, R., Dkk. 2017. The Effect Of Scientific Inquiry Learning Model Using Macromedia Flash
On Student’s Concept Understanding And Science Process Skills In Senior High
School. IOSR Journal Of Research Dan Method In Eductiaon. Vol.7 Issue 4, Ver 1
Ismail, Z., Dkk. 2005. Kaedah Mengajar Sains. Kuala Lumpur : PTS Professional.
Kusmaryono, H. Dan Setiawati, R. 2013. Penerapan Inquiry Based Learning Untuk Mengetahui
Respon Belajar Siswa Pada Materi Konsep Dan Pengelolaan Koperasi. Jurnal Pendidikan
Ekonomi Dinamika Pendidikan. Vol. 8 No. 2.
Lahadisi. 2014. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna. Jurusan Tarbiyah
STAIN Sultan Qaimuddin Kendari. Vol 7. No 2.
Maniotes, L., K. 2017. Guided Inquiry Design In Action. California : Santa Barbara
Mustachfidoh, Dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar
Biologi Diytinjau Dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1 Srono. E-Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3.
14
Salim, K. Dan Tiawa, D. H. 2015. Implementation Of Structured Inquiry Based Model Learning
Toward Student’s Understanding Of Geometry. International Jaournal Of Research In
Education And Science (IJRES). I (1), 75-83.
Smallhorn, et.al. 2015. Inquiry-Based Learning to Improve student engagement in a large First
year Topic. Australia: Journal of Tertiary Education. ISSN: 2205-0795. Vol 6. Issue 2.
Simatupang, S., Dan Tiarmaida. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8
Medan T.P. 2013/2014. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan. Vol. 1 No.
1 ISSN : 2461-1247.
Sirait, R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Usaha Dan Energy Kelas VIII Mts N-3 Medan. Jurnal Pendidikan
Fisika. Vol. 1 No.1.
Syarifuddin. 2018. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti. Yogyakarta : Deepublish
Wallace dan Husid. 2017. Collaborating for Inquiry Based-Learning. California : Santa Barbara
15