Anda di halaman 1dari 19

PEMBELAJARAN INKURI

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Model Dan Strategi Pembelajaran PAI

Dosen pengampu:
Wuni Arum Sekar Sari, M.Pd.

Oleh:
Hasan Basri NPM. 200109957
M. Sibli Zamzami NPM. 200109854

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmatnya sehingga kami dapat merasakan menuntut ilmu di Institut Agama
Islam TRIBAKTI kediri dan kami dapat membuat makalah “Model Dan Strategi
Pembelajaran PAI” yang membahas Tentang " Pembelajaran Inkuri".
Sholawat serta salam kami ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
selalu membawa kabar gembira untuk kita semua dan semoga kita mendapatkan
syafa'atnya di hari akhir nanti Amin.
Dan kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang membantu
pembuatan makalah ini khususnya ibu Wuni Arum Sekar Sari, M.Pd. selaku
dosen pengampu kami Terima kasih disampaikan.
Penyusun menyadari makalah ini banyak menyimpan kekurangan dan
kejanggalan di luar pengetahuan penyusun dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kepada pembaca yang budiman kiranya sudi memberikan suatu kritik
dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.

Sekali lagi kepada semuanya, penyusun mengucapkan terima kasih dangan


do’a jazakumullah ahsanal jaza’. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah
yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat kepada penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Amin Yaa Robbal’ alamin

Kediri 03 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 1
C. TUJUAN MASALAH ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. PENGERTIAN MODEL INKUIRI .......................................................... 4


B. TUJUAN PEMBELAJARAN INQUIRY ................................................. 5
C. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN INQURY .................................. 6
D. SISTEM PENDUKUNG ........................................................................... 7
E. KELEBIHAN MODEL INQURY ............................................................ 8
F. KEKURANGAN MODEL INQURY ....................................................... 9
G. KAJIAN KRITIS .................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 13
B. SARAN ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman menuntut berbagai kemajuan di semua bidang. Oleh karena


itu, bidang pendidikan pun harus ikut berbenah. Salah satu bagian di bidang pendidikan
yang harus berbenah adalah kelas. Kelas merupakan entitas kecil dalam bidang pendidikan
yang justru menjadi ujung tombak. Di dalam kelaslah terjadi proses transfer pengetahuan
dari pendidik kepada peserta didik.

Namun, proses transfer pengetahuan tersebut dapat terganggu jika model


penyampaian yang digunakan tidak pas, bahkan monoton. Model yang tidak pas dan
monoton akan menyebabkan ilmu yang disampaikan tidak dapat dipahami dengan baik.
Bahkan, peserta didik akan merasa bosan di dalam kelas. Jika hal ini tidak segera dicarikan
jalan keluar, prestasi dan penyerapan ilmu peserta didik pun akan menurun. Keadaan ini
tentu bukan hal yang diharapkan oleh pendidik maupun para peserta didik. Oleh karena itu,
upaya perbaikan dalam pembelajaran bukan lagi sebuah keharusan, melainkan sebuah
kebutuhan.

Metode Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam


pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau
pembaruan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan atau inkuiri, siswa
didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman
dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk
diri mereka sendiri. Piaget memberikan definisi pendekatan Inquiry sebagai pendidikan
yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan
pertayaan-pertayaan dan mencari sendiri jawaban atas pertayaan yang mereka ajukan.
Metode inkuiri yang didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuan dengan penuh percaya diri.

Dalam makalah ini, model pembalajaran yang pemakalah bahas adalah model
pembelajaran inkuiri. Menurut pemakalah sendiri model pembelajaran inkuiri adalah
model pembelajaran yang sangat menarik, karena dapat memacu pemikiran anak didik,
sehingga anak didik dapat menemukan sendiri jawaban dari pertanyaan yang muncul

1
dibenaknya, dan sepertinya dengan cara ini pengetahuan yang didapat tidak gampang
hilang dalam ingatan anak didik karena proses penemuan jawaban tersebut.

A. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari model pembelajaran inquiry ?


2. Apakah tujuan dari model pembelajaran inquiry ?
3. Apa sajakah karakteristik model pembelajaran inquiry ?
4. Apa saja Sistem Pendukung dalam model inquiry ?
5. Apa sajakah prinsip model pembelajaran inquiry ?
6. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran inquiry ?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran inquiry


2. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran inquiry
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran inquiry
4. Untuk mengetahui Sistem Pendukung dalam model inquiry
5. Untuk mengetahui prinsip model pembelajaran inquiry
6. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran inquiry

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Model Inkuiri

Menurut Trianto (2007) dalam Djuanda (2015 : 46-47), menyatakan bahwa


discovery merupakan bagian dari inquiry. atau inquiry merupakan perluasan proses
discovery yang digunakan lebih mendalam. lnkuiri yang dalam bahasa lnggris inquiry
berarti pertanyaan. atau pemeriksaan, penyelidikan. lnkuiri sebagai suatu proses umum
yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Model inkuiri merupakan model pembelaiaran yang penyajiannya memberikan


kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.

Inquiry adalah kata yang memiliki banyak makna bagi banyak orang
dalamberbagai konteks yang berbeda. Dalam bidang sains, inquiry berarti seni atau ilmu
bertanya tentang alam dan menemukan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Inquiry dilakukan melalui langkah-langkah seperti observasi dan pengukuran,
hipotesis, interpretasi, dan penyusunan teori. Inquiry memerlukan eksperimentasi, refleksi,
dan pengenalan terhadap kekuatan dan kelemahan metode yang digunakan (Hebrank dalam
Kusmayono dan setiawati, 2013:135).

Dalam bidang pembelajaraan, dikenal pendekatan pembelajaran yang


disebut Inquiry-Based Learning (IBL) dan pendekatan pengajaran yang disebut Inquiry-
Based Teaching (IBT). IBL adalah cara memperoleh pengetahuan melalui
proses inquiry .Sementara itu, IBT adalah sebuah pendekatan pengajaran yang
memandatkan guru untuk menciptakan situasi yang memposisikan pemelajar sebagai
ilmuwan. Pembelajar mengambil inisiatif untuk mempertanyakan suatu fenomena,
mengajukan hipotesis, melakukan observasi di lapangan, menganalisis data, dan menarik
simpulan, serta menjelaskan temuannya itu kepada orang lain. Jawaban yang diharapkan
atas pertanyaan tersebut tidak bersifat tunggal tetapi jamak. Yang penting adalah bahwa
dalam mencari jawaban, pemelajar bekerja dengan menggunakan standar tertentu yang
jelas sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dimungkinkan
pemelajar mengintegrasikan dan mensinergikan berbagai disiplin ilmu dan/atau metode
yang berbeda (Budnitz dalam Kusmayono dan setiawati. 2013:135).

IBL adalah praktik pembelajaran di mana siswa mengeksplorasi konten dengan


berpose, menyelidiki, dan menjawab pertanyaan. Siswa berada di pusat pengalaman belajar
dan mengambil kepemilikan pembelajaran mereka sendiri (Wells dalam Caswel dan

3
LaBrie, 2017). Mereka sering bekerja secara mandiri dan dalam kelompok kolaboratif
kecil. Sebagai Mahavier dkk. negara, dalam sebuah kelas IBL, "Instruktur memainkan
peran pelatih, Mentor, kolaborator, panduan, dan pemandu sorak sesekali" Lebih spesifik
Cally yang terlibat, Peran Guru dalam panduan jurang IBL US Mahasiswa dan
mempromosikan pemikiran dan rasa ingin tahu. Ini mengambil perencanaan terencana
untuk mengelola banyak penyelidikan siswa secara bersamaan. Guru memantau
perkembangan setiap siswa dan memberikan umpan balik langsung. IBL tidak
menunjukkan bimbingan kurang dari guru, tetapi memberikan instruksi sedemikian rupa
bahwa siswa membangun makna mereka sendiri. Guru berfungsi sebagai fasilitator yang
merencanakan, menghasut, dan mengamati proses belajar siswa. Saat ini, ada banyak
definisi IBL dan berbagai pendekatan. Akademi Pembelajaran Berbasis Inkuiri
menyatakan bahwa IBL melibatkan siswa dan mengharuskan mereka untuk: memecahkan
masalah, berspekulasi, bereksperimen, mengeksplorasi, membuat, dan berkomunikasi
(Wells dalam Caswel dan LaBrie, 2017).

Menurut national research council (1996) dalam Ismail (2005 : 22-23), Inkuari
secara umumnya bermaksud mencari maklumat, menyoal, dan menyiasat fenomena yang
berlaku disekeliling. Melalui inkuiri, pelajaran menerangkan objek ataupun proses
menyoal, menjalankan eksperimen bagi berkongsi penemuan atau penyelesaian. Inkuiri
saintifik merujuk pada berbagai cara yang digunakan oleh ahli sains bagi mengkaji alam
semula jadi dan mencadangkan penjelasan berdasarkan bukti hasil dari pada daya usaha
mereka. Inkuiri didalam kelaas sains merujuk pada aktiviti-aktiviti pelajar membolehkan
mereka meluaskan pengetahuan dan memahami ide-ide saintifik serta kepahaman tentang
bagaimana ahli sain mengkaji alam semesta. Jadi, inkuiri pelajar melibatkan pemerhatian,
mengemukakan persoalan, menyimak buku dan sumber-sumber maklumat lain tentang
perekara yang sudah diketahui berasaskan bukti eksperimen, menggunakan alat untuk
mengumpul, analisis dan interprestasi data, mencadangkan jawaban, penjelasan, dan
berkongsi keputusan atau pendapat. Inkuiri memerlukan semacam andaian, penggunaan
pemikiran kritikal dan logical dan pertimnbangan penjelasan alternative.

Menurut DoBoer (1991), jika beliau disuruh memilih satu perkataan lagi
menerangkan matlamat pelajarean sains dalam tempoh 30 tahun yang bermula lewat tahun
1950-an maka perkataan itu adalah “inkuiri”. Inkuiri adalah teras kepada usaha sains.
Proses inkuiri dimodelkan melalui kaedah yang digunakan oleh ahli sains dalam membuat
penemuan. Sains dilihat sebagai himpunan teori dan idea yang dibina berdasarkan dunia
fisikal, dan bukan satu koleksi fakta yang tidak bersangkutan dan tidak dapat dissanggah,
inkuiri adalah suatu proses yang kompleks dan pelajaran inkuiri akan membawa pengajar
mengalami sendiri inkiri saintifik.

4
Inkuiri juga dapat diartikan sebagai berikut :

1. Inkuiri adalah suatu proses mencari dan menyiasat masalah, membina hipotesis,
mereka bentuk eksperimen, mengumpulkan data dan membuat eksperimen dan
membuat kesimpulan bagi penyelesaian masalah.
2. Inkuiri didefinisikan sebagai proses mencari kebenaran, maklumat ataupun
pengetahuan melalui kaidah penyoalan. Proses inkuiri bermula pengumpulan
maklumat melalui indera penglihatan, pendengaran, sentuhan , rasa bau (wheat
school dan Disney learning 2000).
3. Inkuiri didefinisikasebagai teknik penyoalan mengenai suatu perkara dan mencari
jawaban kepada penyoalan yang dituturkan. Ia melibatkan pemerhatian dan
pengukuran yang teliti, membuat hipotesis, menterjemahkan dan membina teori.
Inkuiri memerlukan kemahiran mengeksperimen, refleksi dan mengambil kira
kekuatan dan kelemahan kaedah yang digunakan (herank, 2000).

Dalam inkuiri saintifik pengajar menggunakan pengetahuan, imaginasi, taakulan dan


kemahiran proses untuk membina secara aktif kepahaman saintifik. Inkuiri saintifik
menggunakan pemikiran dan kemahiran proses untuk membina kepahaman tentang
pengetahuan sains secara aktif. Melalui inkuiri, pelajar berlatih kemahiran yang diperlukan
dalam kehidupan sahari-hari. Kemahiran adalah kepercayaan yang dipelajari untuk
melakukan sesuatu dengan baik. Kemahiran hidup ditarifkan sebagai kemahiran yang
membantu individu untuk Berjaya dan melaui kehidupan yang produktif dan memuaskan,
seperti berfikir, mengurus, prihatin dan sebagainya (hendrick, 1996).

Era pembelajaran abad 21 menuntut guru untuk mengajarkan kepada siswa


mengenai bagaimana belajar dan bagaimana memproses informasi. Lebih lanjut, hal ini
dapat dirinci menjadi apa yang akan diajarkan, bagaimana hal tersebut diajarkan,
bagaimana kondisi siswa dan pandangan baru apa yang dapat diberikan. Salah satu model
pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran inkuiri. Inkuiri berasal dari bahasa
Inggris inquiry. yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Dalam arti yang lebih luas
inkuiri dipandang sebagai suatu proses umum yang dilakukan seseorang untuk mencari
atau memahami informasi. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara
langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Dengan model ini
diharapkan siswa dapat meningkatkan pemahamannya mengenai sains, dapat berpikir
kreatif serta dapt mencari serta mengelola informasi.

Gulo (2002) menyatakan model pembelajaran inkuiri merupakan suatu rangkaian


kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis. analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

5
Menurut Majir (2017, 121-122), Model Inquiry Based Learing adalah sebuah
teknik mengajar di mana guru melibatkan siswa di dalam proses belajar melalui
penggunaan cara cara bertanya, aktivitas problem solving, dan berpikir kritis. Hal ini akan
memerlukan banyak waktu dalam persiapannya. Inquiry based learning biasanya berupa
kerja kolaboratif. Kelas dibagi ke dalam kelompok kelompok kecil. Setiap kelompok diberi
sebuah pertanyaan atau permasalahan yang akan mengarahkan semua anggota kelompok
bekerja bersama mengembangkan proyek berdasarkan pertanyaan tersebut untuk
menemukan jawabannya. Karena inquiry based learning berbasis pertanyaan, maka guru
harus menyiapkan pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga siswa dapat mengembangkan
pikirannya. Siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri konsep
yang diajarkan. Lebih dari itu, jika siswa juga diberi kesempatan untuk mengukur kemajuan
belajarnya sendiri, maka ha] ini akan membantu mereka belajar. Model pembelajaran
Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelaiaran matematika, tetapi mata
pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik
Kompetensi Dasar (KB) atau materi pembelajarannya.

Menurut syarifuddin (2018 : 65), Model Inquiry Learning Inkuiri artinya proses
pembelujaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara
sistematis (lstarani, 2016). Sedangkan Basyiruddin Usman (2005) mengatakan bahwa
inkuiri adalah suatu cara penyampuian pelajaran dengan penelauhan sesuatu yang bersifat
mencari secara kritis, analisis, dun argumentatif (ilmiuh) dengun menggunukan langkah
lungkah tertentu menuju suutu kesimpulan.

B. Tujuan Model Inquiry

Menurut Trianto (2007) dalam Djuanda (2015 : 47), Tujuan utama model inkuiri
adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
berpikir dengan memberikan pertanyaan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar
rasa ingin tahu mereka. Model inkuiri merupakan bentuk pembelalajaran yang berorientasi
kepada siswa (student centered approach), sebab siswa memegang peran yang sangat
dominan dalam proses pcmbelajaran.

Menurut Trianto (2007) dalam Djuanda (2015 : 47), peran guru dalam
pembelalaran inkuiri yaitu :

1. Motivator, memberikan rangsangan agar siswa aktif dan bergairah


berpikir.
2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar iika siswa mengalami kesulitan.
3. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
4. Administrator, bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.
5. Pengarah. memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.

6
6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

Menurut Sirait (2012 : 23) Tujuan umum model pembelajaran inquiry training
adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan untuk
meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa
keingintahuan siswa. Untuk itulah, Suchman tertarik untuk membantu siswa meneliti
secara mandiri, tetapi dalam cara yang disiplin. Suchman ingin siswa-siswanya bertanya
mengapa sesuatu peristiwa tertentu harus terjadi seperti itu, ada apa sebenarnya, bagaimana
saya bisa menyelidikinya. Suchman juga ingin siswanya memperoleh dan memproses data
secara logis dengan mengembangkan strategi-strategi intelektual umum yang dapat siswa
gunakan untuk mencari tahu terjadinya fenomena atau peristiwa tertentu.

C. Ciri-ciri dan Karakteristik Model Inquiry

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model inkuiri (Sanjaya, 2006: 194),
yaitu:

A. Inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal umuk mencari dan
menemukan, artinya model mkulri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Dalam proses pcmbelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
B. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian model
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
C. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dengan demikian dalam model mkuxri siswa tak hanya dituntut agar menguasai
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya.

Guru merancangkan proses pembelajaran untuk melibatkan siswa di sekitar tujuan


kurikuler dan tugas-tugas yang autentik namun bermakna sehingga koneksi dapat
dilakukan untuk pertanyaan-pertanyaan penting.

7
D. Sistem Pendukung

Menurut joice and weil (1996 : 201), Dukungan optimal adalah seperangkat materi
yang dihadapi, seorang guru yang memahami proses intelektual dan strategi penyelidikan,
dan materi sumber daya yang According terkait dengan masalah.

1. Aplikasi

Meskipun pelatihan inkuiri awalnya dikembangkan untuk ilmu alam, prosedurnya


dapat digunakan di semua bidang subjek; setiap topik yang dapat dirumuskan sebagai
situasi yang membingungkan adalah kandidat untuk pelatihan inkuiri. Dalam literatur,
misteri pembunuhan dan cerita fiksi ilmiah atau plot membuat situasi yang sangat
membingungkan. Artikel surat kabar tentang situasi ganjil atau mustahil dapat digunakan
untuk membangun peristiwa stimulus. Salah satu penulis berada di sebuah restoran Cina
belum lama ini dan bingung atas pertanyaan, "Bagaimana keberuntungan dimasukkan ke
dalam kue keberuntungan, karena itu tidak tampak terbakar atau dimasak dengan cara apa
pun? "Kami sadar bahwa ini akan menjadi topik pelatihan penyelidikan yang sangat baik
bagi anak-anak. Ilmu sosial juga menawarkan banyak kemungkinan untuk pelatihan
penyelidikan.

Konstruksi situasi yang membingungkan adalah tugas penting, karena mengubah


konten kurikulum menjadi masalah untuk dieksplorasi.Ketika objek dan materi lain tidak
tersedia atau sesuai dengan situasi masalah, kami menyarankan agar guru membuat
pernyataan masalah untuk siswa dan fakta. lembar untuk diri mereka sendiri.Pernyataan
masalah menggambarkan kejadian discrepant dan memberikan informasi yang dibagikan
pada awalnya dengan siswa. Lembar fakta memberikan informasi lebih lanjut kepada guru
tentang masalah, dan guru menggambar di atasnya untuk menjawab pertanyaan siswa. dari
proses ini ikuti.

2. Prinsip Reaksi

Menurut joice and weil (1996 : 200), Reaksi yang paling penting dari guru terjadi
selama fase kedua dan ketiga. Selama fase kedua tugas guru adalah membantu siswa untuk
bertanya tetapi tidak melakukan penyelidikan untuk mereka. Jika guru ditanya pertanyaan
yang tidak dapat dijawab oleh ya atau tidak, dia harus meminta siswa untuk ulang kata-kata
pertanyaan sehingga untuk lebih lanjut upaya mereka sendiri untuk mengumpulkan data
dan menghubungkannya dengan situasi masalah. Guru dapat, jika perlu, menjaga
penyelidikan bergerak dengan membuat informasi baru tersedia untuk kelompok dan
dengan berfokus pada peristiwa masalah tertentu atau dengan mengajukan pertanyaan.
Selama fase terakhir, tugas guru adalah untuk menjaga penyelidikan yang diarahkan pada
proses penyelidikan itu sendiri.

8
3. Prinsip Model Inquiry

Menurut Sanjaya (2006) dalam Djuanda (2015: 47-48), Dalam penggunaan model
Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru yaitu:

a) Berorietasi pada Pengembangan Intelektual Tujuan utama model inkulri


adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian selain
berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
Maka kriteria keberhasilan dari proses pcmbelajaran bukan ditentukan
oleh sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran, tetapi
sejauhmana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.
b) Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi. baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru,
bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai
proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belaiar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
c) Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam model lnkuiri
adalah guru sebagai penanya. Sehab, kemampuan siswa untuk menjawab
setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
berpikir.
d) Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah
fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpiknr (learning how to think),
yaitu proses mengcmbangkan potensi seluruh otak. Pcmbclajaran bcrpikir
adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip Keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan, oleh sehab itu siswa perlu diberikan kebebasan untuk
mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan
kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.

9
E. Kelebihan Model Inquiry

Menurut Sanjaya (2006) dalam Djuanda (2015 : 50-51), Model inkuiri memiliki
keunggulan-keunggulan sehingga dapat membantu siswa memahami konsep pada
pembelajaran luas trapesium dan laying-layang. Keunggulan yang dimiliki modei inkuiridi
antaranya adalah sebagai berikut:

1. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang menekankan kepada


pengemhangan aspek kognitif, efektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini lehih bermakna.
2. Model inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belaiar mereka.
3. Model inkuiri merupakan model yang sesuai dengan perkembangan psikologi
belaiar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata rata.
Artinya. siswa yang memlllki kemampuan belaiar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belalar.

Menurut Mustachfidoh (2013), Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa untuk mengintegrasikan konsep-konsep yang
telah mereka ketahui sebelumnya dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati di
laboratorium. Pembelajaran inkuiri juga dapat mengubah miskonsepsi yang dialami siswa
menjadi konsep ilmiah. Belajar dengan menggunakan pembelajaran inkuiri ini diharapkan
siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, dan belajarnya menjadi lebih bermakna sehingga
prestasi belajar biologi dapat ditingkatkan. Hal ini dikarenakan proses belajar inkuiri
mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan
masalah, merancang percobaan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, menarik kesimpulan, memiliki sifat-sifat objektik, jujur, hasrat ingin tahu, dan
keterbukaan. Danpak positif yang lain dari penerapan pembelajaran inkuiri adalah:

1. Berkurangnya miskonsepsi yang dibawa siswa sebelum pembelajaran

2. Peningkatan pada kemampuan siswa untuk mengintegrasikan konstruksi pengetahuannya


di laboratorium dengan konstruksi pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari

F. Kekurangan Model Inquiry

Menurut Mariyaningsih Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran inkulri


juga dianggap memiliki kelemahan sebagai berikut:

1. Memerlukan waktu yang relatiflebih panjang.

10
2. Diperlukan usaha ekstra keras dari guru untuk mengubah kebiasaaan belajar siswa
yang lebih banyak mengandalkan informasi dari guru.
3. Kadang sulit dalam menentukan indikator keberhasilan pembelajaran.
4. Sistim pendidikan di Indonesia yang dominan menetapkan kriteria keberhasilan
belajar adalah menguasai materi, maka strategi ini akan mengalami tantangan
dalam pengimplementasiannya.

G. Kajian Kritis

Model inkuiri merupakan model pembelaiaran yang penyajiannya memberikan


kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.

Tujuan model inkuri antara lain : Mengembangkan sikap, keterampilan,


kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat
(objektif), Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat. dan
nalar (kritis. analitis, dan logis), Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh
(curiousity), Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif).

Inkuiri memiliki beberapa ciri di antaranya: menekankan kepada aktivitas siswa


secara maksimal untuk mencapai dan menemukan, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan
sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri, dan tujuan dari pembelajarn
inkuiri yaitu mengembangkan kemampuan berpikir secara Sistematis, logis dan kritis

Dalam penggunaan model Inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus


diperhatikan oleh guru yaitu: Berorietasi pada Pengembangan Intelektual, prinsip interaksi,
prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir belajar buakn hanya untuk mengigat
sejumlah fakta dan prinsip keterbukaan

Langkah-langkah dalam model inkuiri sebagai berikut :

1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam.

2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi.

3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban.

4. Mengumpulkan data yang terakait dengandugaan atau pertanyaan yang diajukan

5. Merumuskan kesimpulan

Keunggulan yang dimiliki model inkulri adalah:

11
1. Menekankan pada proses pengolahan informasi oleh siswa.

2. Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya.

3. Memlliki kemungkinan besar untuk memperbaiki dan memperluas persediaan dan


penguasaan keterampilan dalam proses kognitif para siswa.

Kekurangan yang dimiliki oleh model Inquiri antara lain :

1. Memerlukan waktu yang relatiflebih panjang.

2. Diperlukan usaha ekstra keras dari guru untuk mengubah kebiasaaan belajar siswa yang
lebih banyak mengandalkan informasi dari guru.

3. Kadang sulit dalam menentukan indikator keberhasilan pembelajaran.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model inkuiri merupakan model pembelaiaran yang penyajiannya memberikan


kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.
Model inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan.

Tujuan model inkuri antara lain : Mengembangkan sikap, keterampilan,


kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat
(objektif), Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat. dan
nalar (kritis. analitis, dan logis), Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh
(curiousity), Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif).

Langkah-langkah dalam model inkuiri sebagai berikut : Observasi, Mengajukan


pertanyaan, Mengajukan dugaan, Mengumpulkan data dan Merumuskan kesimpulan.

B. Saran

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, model pembelajaran inquiry adalah


model pembelajran yang menuntut keaktifan peserta didik dalam menganalisis suatu
permasalahan, sehingga peran guru dalam mengajukan pertanyaan juga sangat berperan
penting. Sehingga disarankan kepada para pendidik agar menyiapakan dengan sedemikian
rupa pertanyaan-pertanyaan yang efektif sebelum menerapkan model pembelajaran ini di
kelas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, A. 2014. The Effect Of Inquiry-Based Learning Method On Students’ Academic Achievement
In Science Course. Universitas Journal Of Education. 2 (1): 37-41.

Caswell, C. J. Dan Labrie, D. J. 2017. Inquiry Besedlearning From The Leaner’s Point Of View: A
Teacher Candidate’s Story. Journal Of Humanistic Mathematics. Vol.7 Issue 2.

Coffman. 2017. Inquiry Based-Learning: Designing Instruction to promote Higher level


Thinking. USA: Rowman dan littlefield.

Djuanda, D., Dan Maulana. 2015. Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Bandung : UPI
Sumedang Press

Hepworth dan Walton. 2009. Teaching Information Literacy for Inquiry Based Learning. USA:
Chandos.

Hutahaean, R., Dkk. 2017. The Effect Of Scientific Inquiry Learning Model Using Macromedia Flash
On Student’s Concept Understanding And Science Process Skills In Senior High
School. IOSR Journal Of Research Dan Method In Eductiaon. Vol.7 Issue 4, Ver 1

Ismail, Z., Dkk. 2005. Kaedah Mengajar Sains. Kuala Lumpur : PTS Professional.

Joice and Weil. 1996. Models Of Teaching. Newdelhi : Asoke K.

Kusmaryono, H. Dan Setiawati, R. 2013. Penerapan Inquiry Based Learning Untuk Mengetahui
Respon Belajar Siswa Pada Materi Konsep Dan Pengelolaan Koperasi. Jurnal Pendidikan
Ekonomi Dinamika Pendidikan. Vol. 8 No. 2.

Lahadisi. 2014. Inkuiri: Sebuah Strategi Menuju Pembelajaran Bermakna. Jurusan Tarbiyah
STAIN Sultan Qaimuddin Kendari. Vol 7. No 2.

Majir, A. 2017. Dsar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta : Deepublish

Maniotes, L., K. 2017. Guided Inquiry Design In Action. California : Santa Barbara

Mariyaningsih, N. 2015. Bukan Kelas Biasa. Surakarta : Kekata Publisher

Mustachfidoh, Dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar
Biologi Diytinjau Dari Intelegensi Siswa SMA Negeri 1 Srono. E-Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3.

Prasetyo, D. A. Dan Widjanarko, D. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Memelihara Komponensistem Bahan
Bakar Bensin. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Vol. 15 No. 2.

14
Salim, K. Dan Tiawa, D. H. 2015. Implementation Of Structured Inquiry Based Model Learning
Toward Student’s Understanding Of Geometry. International Jaournal Of Research In
Education And Science (IJRES). I (1), 75-83.

Smallhorn, et.al. 2015. Inquiry-Based Learning to Improve student engagement in a large First
year Topic. Australia: Journal of Tertiary Education. ISSN: 2205-0795. Vol 6. Issue 2.

Simatupang, S., Dan Tiarmaida. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester II SMA Negeri 8
Medan T.P. 2013/2014. Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan. Vol. 1 No.
1 ISSN : 2461-1247.

Sirait, R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Usaha Dan Energy Kelas VIII Mts N-3 Medan. Jurnal Pendidikan
Fisika. Vol. 1 No.1.

Syarifuddin. 2018. Inovasi Baru Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti. Yogyakarta : Deepublish

Wallace dan Husid. 2017. Collaborating for Inquiry Based-Learning. California : Santa Barbara

Warkel, M. 2015. Teaching Besed-Inquiry Science. ISBN : 978-1-312-95562-2.

15

Anda mungkin juga menyukai