Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Model Pembeljaran Inkuiri

IPA TERAPAN

Dosen pengampu: Muhammad Ikhsan S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Selly Dwi Ananda (1986206177)

Dicky Ardianto (1986206020)

Fransiaka Yusfita Sari (1986206065)

Putri Nurdea Vita (1986206056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM

SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “model
pembelajaran inkuiri”. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pemikirannya.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentangmodel pembelajaran inkuiri. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan. Guna membuat makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri ..................................................... 2


2.2 Sasaran penerapan Model Pembelajaran Inkuiri ........................................ 3
2.3 Jenis Model / Pendekatan Pembelajaran Inkuiri ......................................... 4
2.4 Peranan Guru dalam Penarapan Model Pembelajaran Inkuiri .................... 4
2.5 Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri ....................................... 5
2.6 Skenario Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuir....................... 12
2.7 Prinsip Pembelajaran dengan Model / Pendekatan Inkuiri.......................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14


3.2 Saran .......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri. 1 Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas
dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif
didalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat
pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga
siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal. Untuk dapat
mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus
memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara
pengimplementasian model-model tersebut dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat
pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas.
Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas.

1.2 Rumusan masalah


1. Apakah pengertian dari model pembelajaran inquiry ?
2. Apakah tujuan dari model pembelajaran inquiry ?
3. Apa sajakah karakteristik model pembelajaran inquiry ?
4. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
inquiry ?
1.3 Tujuan pembuatan makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari model pembelajaran inquiry
2. Untuk mengetahui tujuan dari model pembelajaran inquiry
3. Untuk mengetahui karakteristik model pembelajaran inquiry
4. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran
inquiry
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau


pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84). Beberapa pendapat tentang model
pembelajaran inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) model pembelajaran
inkuiri adalah suatu Model yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang
mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip.

Selanjutnya, Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa model pembelajaran


inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Model pembelajaran
inkuiri adalah porses belajar yang memberi kesempatan pada siswa untuk menguji
dan menafsirkan problem secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan
pembuktian (Nasution, 1992:128). Lebih lanjut dikatakan Model pembelajaran inkuiri
adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan
masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis dan logis.

Model atau pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan salah satu bentuk


pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach). Ciri
utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu menekankan kepada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan (menempatkan siswa sebagai
subjek belajar), seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) serta mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-
197).

Dalam model pembelajaran. Pengertian Model pembelajaran Inkuiri diartikan


sebagai proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berpikir secara sistematis. Dalam modul pelatihan Kurikulum 2013,
pembeajaran inkuiri dikelompokkan Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari
mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya
merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses
mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara utuh baik intelektual,
mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu dalam proses perencanaan
pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal,
akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat
menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses
memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat
sejumlah fakta).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran


inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

2.2 Sasaran penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Sasaran utama penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam kegiatan mengajar


adalah sebagai berikut.

1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan


belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.
2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.
3) Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut perlu diperhatikan
kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri secara maksimal. Joyce
mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya
kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut.

1) Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di dalam kelas,
di mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau hambatan untuk
mengemukakan pendapatnya. Adanya rasa takut, atau rasa rendah diri, atau
rasa malu dan sebaginya, baik terhadap teman, siswa, maupun terhadap guru
adalah faktor-faktor yang menghambat terciptanya suasana bebas di kelas.
Kebebasan berbicara dan penghargaan terhadap pendapat yang berbeda
sekalipun pendapat itu tidak relevan, perlu selalu dipelihara dalam batas-batas
disiplin yang ada.
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya
semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang bersifat
mutlak. Kebenarannya selalu bersifat sementara. Sikap terhadap pengetahuan
yang demikian perlu dikembangkan. Dengan demikian, maka penyelesaian
hipotesis merupakan fokus strategi inkuiri. Apabila pengetahuan dipandang
sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar sekitar pengujian hipotesis
dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan. Sehubungan adanya
berbagai sudut pandang yang berbeda di antara siswa, maka sedapat mungkin
dimungkinkan adanya variasi penyelesaian masalah sehingga inkuiri bersifat
open ended. Inkuiri bersifat open ended jika ada berbagai kesimpulan yang
berbeda dari siswa masing-masing dengan argumen yang benar sebagai hasil
proses inkuiri.
3) Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas dan
reliabiltas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada
umumnya (Gulo, 2004:85).
2.3 Jenis Model / Pendekatan Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sund dan Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga macam
model atau pendekatan pembelajaran inkuiri yaitu :

1) Inkuiri terpimpin (guide inquiry)

Inkuiri terpimpin merupakan pendekatan inkuiri yang menggunakan pedoman


berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa. Jadi tugas
guru dalam pendekatan ini adalah membimbing dan mengarahkan siswa secara luas
serta menyusun perencanaan pembelajaran. Pemberian bimbingan oleh guru
disesuaikan dengan tingkat perkembangan pengalaman siswa. Pendekatan ini
digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri.

2) Inkuiri bebas (free inquiry)

Inkuiri bebas merupakan pendekatan yang inkuiri memberikan kesempatan


kepada siswa untuk melakukan penelitian sendiri seperti seorang ilmuwan.
Pendekatan ini mengharuskan siswa untuk dapat mengidentifikasikan dan
merumuskan berbagai macam persoalan yang hendak diselidiki secara berkelompok.

3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)

Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan pendekatan inkuiri dimana guru


memberikan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.
2.4 Peranan Guru dalam Penarapan Model Pembelajaran Inkuiri

Karakteristik dari Model pembelajaran Inkuiri :

1) Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.


2) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.
3) Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.
4) Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan
kesimpulan.

Untuk menciptakan karakteristik seperti itu, maka peranan guru sangat menentukan.
Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima
informasi, sekalipun hal ini sangat diperlukan. Peranan utama guru dalam
menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut.

1) Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.
2) Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses
berpikir siswa.
3) Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan
memberi keyakinan pada diri sendiri.
4) Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam
kelas.
5) Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang
diharapkan.
6) Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7) Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam
rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
8) Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif, maka pengenalan
kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka
menanggapi, dan sebagainya (Gulo, 2004:86).
2.5 Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi


yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Pada
hakikatnya, inkuiri ini merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan
masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan
menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada
kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.
Dengan demikian Langkah-langkah atau Tahapan Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri adalah sebagai berikut :

1) Tahapan penyajian masalah

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa untuk


mengumpulkan informasi. Keterlibatan siswa pada tahap ini adalah pertama memberi
respon positif terhadap masalah yang dikemukakan, kedua mengungkapkan ide awal.

2) Tahapan verifikasi data

Guru memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu mengidentifikasi


dan merumuskan hipotesis. Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu :

a. Melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan


b. Merumuskan masalah
c. Mengidentifikasi masalah
d. Membuat hipotesis,dan
e. Merancang eksperimen.
3) Megadakan eksperimen dan pengumpulan data

Pada tahap ini siswa diajak melakukan eksperimen atau mengumpulkan data dari
permasalahan yang ada.Peran siswa dalam tahap ini yaitu pertama melakukan
eksperimen atau pengumpulan data,dan kedua melakukan kerjasama dalam
mengumpulkan data.

4) Merumuskan penjelasan

Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil yang
diperoleh sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori yang benar sesuai konsepsi
ilmiah.Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah pertama melakukan diskusi, dan
kedua menyimpulkan hasil pengumpulan data.

5) Mengadakan analisis inquiry

Guru meminta kepada siswa untuk mencatat informasi yang diperoleh serta diberi
kesempatan bertanya tentang apa saja yang berkaitan dengan informasi yang mereka
peroleh sebelumnya lalu kemudian guru memberikan latihan soal-soal jika
dipelukan.Keterlibatan siswa dalam tahap ini yaitu(1)mencatat informasi yang
diperoleh,(2)aktif bertanya,dan(3)mengerjakan latihan soal.

Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari
siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar
sebagai motivator, fasilitator, pengarah. Pada strategi ekspositori murni, semua tahap
itu dilakukan sendiri oleh guru. Guru yang merumuskan masalah, guru yang
membuktikan hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Semua perolehan guru pada
setiap tahap diinformasikan kepada peserta didik. Pada inkuiri semua itu dilakukan
oleh siswa.

Kemampuan-kemampuan yang dituntut pada setiap tahap dalam proses inkuiri


tertuang dalam tabel berikut.

Tahap Inkuiri Kemampuan yang dituntut

1. Merumuskan masalah 1. Kesadaran terhadap masalah


2. Melihat pentingnya masalah

3. Merumuskan masalah

2. Merumuskan jawaban 1. Menguji dan menggolongkan


sementara (hipotesis) jenis data yang dapat diperoleh
2. Melihat dan merumuskan
hubungan yang ada secara logis
Merumuskan hipotesis

3. Menguji jawaban tentatif 1. Merakit peristiwa

a. Mengidentifikasikan peristiwa

yang dibutuhkan.

b. Mengumpulkan data

c. Mengevaluasi data

2. Menyusun data

a. Mentranslasikan data

b. Menginterpretasikan data

c. Mengklasifikasikan

3. Analisis data

a. Melihat hubungan

b. Mencatat persamaan dan


perbandingan

c. Mengidentifikasikan tren,
sekuensi dan keteraturan

4. Menarik kesimpulan 1. Mencari pola dan makna


hubungan

2. Merumuskan kesimpulan

5. Menerapkan kesimpulan dan Diharapkan menemukan hal baru yang


generalisasi sejenis

6. Menulis laporan 1. Membuat draf

2. Merevisi laporan final

Adapun Langkah-Langkah Model pembelajaran Inkuiri yang terdapat dalam


modul pelatihan Kurikulum 2013 mata pelajaran PPKN adalah sebagai berikut:

Tahap Deskripsi

Tahap 1 Guru mengondisikan agar peserta didik siap


melaksanakan proses pembelajaran, menjelaskan topik,
Orientasi
tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai
oleh peserta didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan
yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai
tujuan, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar, hal ini dapat dila-kukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar peserta didik.

Tahap 2 Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik


Tahap Deskripsi

untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang


telah disajikan.
Merumuskan
masalah

Tahap 3 Guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan


kemampuan berhipotesis dengan cara menyampaikan
Merumuskan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta
hipotesis
didik untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Tahap 4 Guru membimbing peserta didik dengan cara


mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
Mengumpulkan
mendorong peserta didik untuk berpikir mencari
data
informasi yang dibutuhkan.

Tahap 5 Guru membimbing peserta didik dalam proses


menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
Menguji hipotesis
dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik
atas jawaban yang diberikan.

Tahap 6 Guru membimbing peserta didik dalam proses mendes-


kripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
Merumuskan
pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang
kesimpulan
akurat sebiknya guru mempu menunjukkan pada peserta
didik data mana yang relevan.
Misalnya ketika seorang guru Bahasa Indonesia akan mengajar teknik
pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan dengan model pembelajaran inquiri
maka kegiatan pembelajarannya harus mengarah pada enam tahapan pembelajaran
Insquiri, yaitu

(1) merumuskan masalah.

(2) merumuskan hipotesis.

(3) menguji jawaban.

(4) menarik kesimpulan.

(5) menerapkan kesimpulan, dan

(6) menulis laporan.

Berikut ini contoh langkah-langkah proses belajar yang menggunakan model inkuiri
berjalan, tertuang dalam bentuk langkah-langkah seperti tabel berikut.

Tahap Kegiatan Materi Kegiatan

Pendahuluan Menulis laporan Artikulasi masalah

Merumuskan Membahas objek yang Merumuskan masalah


masalah diamati
Hasil pengamatan

Perumusan hipotesis 1. Hipotesis (1) 1. Mencari data

2. Hipotesis (2) 2. Mengklasifikasikan data

3. Hipotesis (3) 3. Mencatat hipotesis

Menguji jawaban Menuliskan laporan 1. Mencatat peristiwa


hasil pengamtan

2. Mencatat data

3. Mencatat hubungan antar

data

Penarikan 1. Kesimpulan (1) Membuat generalisasi


kesimpulan
2. Kesimpulan (2)

3. Kesimpulan (3)

Menulis laporan Laporan hasil Menuliskan laporan hasil


pengamatan pengamatan

Pada contoh di atas, kesimpulan merupakan integrasi dari ketiga kesimpulan


sementara dari masing-masing unit. Setelah menyimpulkan laporan hasil pengamatan
barulah ditarik kesimpulan umum yang berlaku bagi seluruh laporan hasil
pengamatan (Gulo,2004:96).

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009: 202-205), langkah penerapan model


atau Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai
berikut:

1. Orientasi

Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran


yang responsif dimana guru mengkondisikan siswa supaya siap untuk melaksanakan
proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi
yaitu menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa; menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta
menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan motivasi
kepada siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu


permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan harus
menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah hendaknya dirumuskan
sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan motivasinya dalam belajar, masalah yang
dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti serta
konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih
dahulu oleh siswa.

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji


sehingga kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa yaitu dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban
dari suatu persoalan yang dikaji. Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi
oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan


untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan data adalah proses
mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual karena membutuhkan
motivasi yang kuat, ketekunan serta kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Maka dari itu, tugas guru dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang dianggap


diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah hal terpenting dalam menguji
hipotesis.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang


diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan kesimpulan ini
adalah langkah terakhir dalam penerapan pendekatan inkuiri di dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Gulo (2004:98) tahapan kegiatan belajar mengajar model


inkuiri disusun sebagai berikut.

a. Menghadapi stimulus ( terencana atau tidak terencana)


b. Menjajaki reaksi terhadap situasi yang merangsang
c. Merumuskan tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas
(merumuskan masalah, tugas kelas, peranan, dan sebagainya)
d. Belajar menyelesaikan masalah secara indenpenden atau kelompok
e. Menganalisis proses dan kemajuan kegiatan belajar
f. Evaluasi dan tindak lanjut

Strategi belajar mengajar inkuiri di atas mengantarkan siswa pada tujuan


intruksional tingkat tinggi, dapat juga memberi tujuan iringan (Nutrunant effect)
sebagai berikut.
a. Keterampilan memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan
mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan
menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan)
b. Pengembangan daya kreatif
c. Belajar secara mandiri
d. Memahami hal-hal yang mendua
e. Sikap terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo,
2004:101).

Keberhasilan proses inkuiri seperti telah dipaparkan di atas, sangat tergantung


pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan pada tahap awal ini harus
mampu dipertanyakan oleh siswa. Tujuan umum strategi inkuiri bukan pada
terselesaikannya masalah itu sendiri, tetapi seperti yang dikemukakan oleh Joice –
Weil ialah to help the students develope the intellectual discipline and skills
necessary to raise question and search out answers stemming from their curiousity.
Oleh karena itu, keberhasilan strategi ini amat tergantung pada bahan yang
dikemukakan sebagi stimulus pada tahap ini. Tahap pendahuluan ini disebut juga
tahap apresepsi atau advanced organizer. Disebut demikian oleh karena materi yang
disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahui siswa sebelumnya.
Ketidakterkaitan materi dengan apa yang telah diperoleh siswa. Selain itu, bahan
pelajaran bukan saja tidak asing, tetapi merangsang keingintahuan dari siswa. Untuk
maksud tersebut, maka bahan sajian merupakan gambaran menyeluruh tetapi singkat
terhadap apa yang akan ditemukan dalam pelajaran yang akan disajikan selanjutnya
(Gulo, 2004:97).
2.6 Skenario Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri

Pada penerapan Model Pembelajaran Inkuiri, kegiatan belajar mengajar


diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah yang merangsang. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyajikan presentasi verbal atau pengalaman nyata, atau bisa
dirancang sendiri oleh guru. Jika siswa menunjukkan reaksinya maka guru berusaha
menarik perhatian mereka terhadap hal yang berbeda-beda (sudut pandang, cara
penerimaan mereka). Jika siswa sudah menunjukkan perhatian dan minatnya dengan
cara yang dinyatakan oleh reaksi mereka yang berbeda-beda, guru mengarahkan
mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah.

Munculnya reaksi mereka sangat tergantung pada bahan stimulasi yang


dipresentasikan oleh guru. Bahan tersebut sebagai pendahuluan dari bahan pengajaran
harus terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Bahan ini disebut
advanced organize.

Selanjutnya, siswa diarahkan pada usaha supaya mereka mampu menganalisis,


mengorganisasikan kelompok mereka, bekerja, dan melaporkan hasilnya. Akhirnya,
siswa mengevaluasi sendiri penyelesaiannya dalam hubungannya dengan tujuan
semula. Lingkaran ini berulang dengan sendirinya, walaupun dalam situasi lain atau
dalam menghadapi masalah baru di luar penyelidikan mereka (Gulo, 2004:98).

2.7 Prinsip Pembelajaran dengan Model / Pendekatan Inkuiri

Prinsip merupakan sesuatu yang sangat mendasar yang dijadikan sebagai


pedoman dalam melaksanakan sesuatu supaya tidak mengalami hambatan. Oleh
karena itu, apabila pendekatan inkuiri akan diterapkan dalam proses pembelajaran
harus mengacu pada prinsip-prinsip (Wina Sanjaya, 2009:199-201) :

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual


Pendekatan inkuiri mempunyai tujuan utama yaitu mengembangkan kemampuan
berpikir. Oleh karena itu, pendekatan inkuiri berorientasi pada proses dan hasil
belajar yang merupakan bagian dari pengembangan kemampuan berpikirnya.
Keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh
mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, melainkan sejauh mana siswa
beraktivitas untuk mencari dan menemukan sesuatu.

2) Prinsip Interaksi

Pada proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ada proses interaksi antar
siswa, interaksi siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa dengan lingkungan.
Pembelajaran sebagai proses interaksi mengandung pengertian bahwa penempatan
guru bukan sebagai sumber belajar melainkan sebagai pengatur interaksi itu sendiri
atau pengatur lingkungan. Guru harus mengarahkan supaya siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi tersebut.

3) Prinsip Bertanya

Prinsip bertanya sangat penting dalam menerapkan pendekatan inkuiri ketika


pembelajaran berlangsung. Kemampuan bertanya ini harus dimiliki oleh guru karena
setiap pertanyaan yang diberikan guru akan merangsang jawaban dari dalam diri
siswa sebagai wujud proses berpikir siswa. Berbagai kemampuan bertanya harus
dikuasai oleh guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian
siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau
bertanya untuk menguji.

Menurut W. Gulo (2004:103) prinsip bertanya ada dua macam yaitu prinsip
bertanya dasar dan prinsip bertanya lanjut. Prinsip bertanya dasar bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dasar yang terdiri dari pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension) dan aplikasi. Sedangkan prinsip bertanya
lanjut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif-inovatif yang
meliputi analisis, sintesis dan evaluasi.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar merupakan proses berpikir (learning how to think) yaitu proses


mengembangkan kemampuan seluruh otak (otak kanan dan otak kiri). Jadi belajar
yang baik harus memperhatikan keseimbangan kemampuan berpikir otak kanan dan
otak kiri.

5) Prinsip Keterbukaan

Belajar sebagai proses untuk mencoba segala kemungkinan. Maka dari itu, siswa
perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan
logika dan penalarannya. Pembelajaran akan bermakna apabila menyediakan
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya dan dalam hal
ini guru harus menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis serta membuktikan kebenarannya secara terbuka.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Model inkuiri merupakan model pembelaiaran yang penyajiannya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan
atau tanpa bantuan guru. Model inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Tujuan model inkuri antara lain: Mengembangkan sikap, keterampilan,
kepercayaan siswa dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu
secara tepat (objektif), Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih
tanggap, cermat. dan nalar (kritis. analitis, dan logis), Membina dan
mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh (curiousity), Mengungkap aspek
pengetahuan (kognitif) maupun sikap (afektif).
Langkah-langkah dalam model inkuiri sebagai berikut : Observasi,
Mengajukan pertanyaan, Mengajukan dugaan, Mengumpulkan data dan
Merumuskan kesimpulan.

3.2 SARAN
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, model pembelajaran inquiry
adalah model pembelajran yang menuntut keaktifan peserta didik dalam
menganalisis suatu permasalahan, sehingga peran guru dalam mengajukan
pertanyaan juga sangat berperan penting. Sehingga disarankan kepada para
pendidik agar menyiapakan dengan sedemikian rupa pertanyaan-pertanyaan
yang efektif sebelum menerapkan model pembelajaran ini di kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.


Sumantri, Mulyani dan Johan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Dikti.

Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Model-Model


Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai