Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMILIHAN MODEL, METODE, PENDEKATAN,


TEKNIK PEMBELAJARAN & PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Suci Zakiah Dewi, M.Pd

Disusun Oleh:

Cucu Fitriani (2004069)


Syifa Fauziah Azmi (2004096)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “Pemilihan Model, Metode, Pendekatan,
Teknik Pembelajaran & Pengembangan Bahan Ajar” dengan baik dan lancar,
meski melewati proses yang panjang.

Maka sedari itu kami menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah memberi dukungan. Kami menyadari bahwa
dalam penyusun makalah ini, banyak kekurangan dan kelemahan, karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Tasikmalaya, 13 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran....................3


B. Ciri-ciri umum pendekatan dan metode pembelajaran yang baik………
C. Prinsip-prinsip penentuan pendekatan dan metode pembelajaran………
D. Faktor penentu dalam pemilihan pendekatan, metode, teknik
pembelajaran
E. Jenis-jenis pendekatan, metode…………………………………………
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………...................................................................14

B. Saran............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat diperlukan
kemampuan guru untuk menciptakan situasi belajar sehingga siswa dapat
berinteraksi dengan guru secara intensif yang telah diprogramkan guru.
Situasi pembelajaran yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar
mengajar yang optimal dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang
digunakan. Pendekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk
mempermudah guru memberikan pelayanan belajar dan juga
mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang disampaikan
guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Situasi belajar mengajar juga akan lebih hidup jika ditunjang oleh
penggunaan metode dan teknik pembelajaran yang tepat. Metode adalah
bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal. Sedangkan teknik adalah suatu cara yang dilakukan seseorang
dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah diantaranya:
1. Apa pengertian pendekatan, metode dan teknik pembelajaran?
2. Apa ciri-ciri umum pendekatan dan metode pembelajaran yang baik?
3. Apa saja prinsip-prinsip penentuan pendekatan dan metode
pembelajaran?
4. Apa faktor penentu dalam pemilihan pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran?
5. Apa saja jenis-jenis pendekatan, metode pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini agar mahasiswa dapat mendeskripsikan:
1. Pengertian Pendekatan, Metode dan Teknik Pembelajaran
2. Ciri-ciri umum pendekatan dan metode pembelajaran yang baik
3. Prinsip-prinsip penentuan pendekatan dan metode pembelajaran
4. Faktor penentu dalam pemilihan pendekatan, metode, teknik
pembelajaran
5. Jenis-jenis pendekatan, metode
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh
oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu
satuan instruksional. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran
dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu,
ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya
dalam tingkat kedalaman yang berbeda, atau bahkan merupakan materi
yang terintegrasi dalam satu kesatuan multi disiplin ilmu.
Menurut Roy Killen (dalam Adisusilo, 2012: 86) ada 2 pendekatan
utama dalam pembelajaran yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), yang
menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiry serta strategi
pembelajaran induktif. (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach), yang menurunkan strategi
pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran
ekspositori.
Pengertian Metode
Menurut Purwadarminta (dalam Sudjana, 2010: 7) metode adalah
cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode
adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Metode adalah bagaimana upaya mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi
yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisa terjadi satu strategi
pembelajaran digunakan beberapa metode.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
disusun tersebut dapat tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode
dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat
penting.
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus
digunakan dalam pembelajaran karena untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa.
Prinsip metode mengajar yang berkaitan dengan faktor perkembangan
siswa yaitu:
- Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa
- Dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni
- Dapat memungkinkan siswa belajar memecahkan masalah
- Dapat menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk menguji kebenaran
- Memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan
- Memungkinkan siswa mampu menyimak
- Memungkinkan siswa belajar mandiri
- Memungkinkan siswa belajar bersama
- Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.
Pengertian Teknik
Teknik menurut Adisusilo (2012, 86) adalah suatu cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Misal cara berceramah yang efektif dan efisien di siang hari dengan
jumlah siswa yang banyak, tentu berbeda dengan ceramah untuk siswa
yang jumlahnya sedikit.
B. Ciri-ciri Umum Pendekatan dan Metode Pembelajaran yang Baik
Ada beberapa ciri dari sebuah pendekatan / metode pembelajaran yang
baik untuk pembelajaran:
1. Berpadunya metode dari segi tujuan dan alat
2. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak siswa
dan materi
3. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dan
mengantarkan siswa pada kemampuan praktis
4. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi
pelajaran
5. Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya
6. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran
C. Prinsip-prinsip Penentuan Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Beberapa prinsip yang mendasari penentuan pendekatan dan metode
dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar
Motivasi memiliki kekuatan sangat dahsyat dalam proses
pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau
laksana mobil tanpa bahan bakar.
2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual
Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak
memiliki tempo kepekaan yang tidak sama. Kepekaan intelektual anak
menurut J. Piaget memiliki 3 fase yaitu: fase praoperasional, fase
operasi konkret, fase operasional formal.
3. Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis
Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi praktisi
anak didik dan pengalaman langsung oleh anak jauh memiliki makna
dari pada belajar verbalistik.
4. Integrasi pemahaman dan pengalaman
Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses
pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam
suatu proses belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa
pengalaman mendahului proses belajar dan isi pengajaran atau makna
sesuatu harus berasal dari pengalaman siswa sendiri. Pendekatan
belajar yang mungkin dapat dilakukan adalah: mengalami,
mengungkapkan, mengolah, menyimpulkan dan menerapkan.
5. Prinsip fungsional
Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi
kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya tidak bisa lepas dari
nilai manfaat sekalipun bisa berupa manfaat teoritik atau praktis bagi
kehidupan sehari-hari.
6. Prinsip menggembirakan
Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu
seiring dengan kebutuhan dan tuntutan yang terus menerus, maka
metode pembelajaran jangan sampai memberi kesan memberatkan
sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir.
D. Faktor Penentu dalam Pemilihan Pendekatan, Metode dan Teknik
Pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang
terdiri atas komponen tujuan, bahan pelajaran, pendekatan dan metode,
alat, siswa dan guru. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen tersebut
saling berkaitan erat, saling mempengaruhi. Oleh karena itu, dalam
memilih dan menggunakan pendekatan dan metode pembelajaran,
komponen tujuan, bahan pengajaran, pendekatan dan metode, alat, siswa,
dan guru merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi.
E. Jenis-jenis Pendekatan, Metode Pembelajaran

Adapun pendekatan pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh para


guru pada KTSP antara lain:

1) Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang


secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada
siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep
merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan
meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak, kegunaan konsep
untuk menjelaskan dan meramalkan.

Flavell (dalam Sagala, 2003 :72) menyarankan bahwa pemahaman


terhadap konsep-konsep dapat dibedakan dalam tujuh dimensi yaitu:

a. Atribut

b. Struktur

c. Keabstrakan

d. Keinklusifan

e. Generalitas atau keumuman

f. Ketepatan

g. Kekuatan

Pendekatan pembelajaran ini oleh para ahli pendidikan didasarkan pada


pola pengorganisasian bahan pengajaran, yang meliputi pengajaran linear
dan pengajaran komulatif.

2) Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi


kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan
proses dalam pembelajaran dikenal pula sebagai keterampilan proses, guru
menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa
terlibat dalam berbagai pengalaman. Siswa diminta untuk merencanakan,
melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan
kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, perhitungan, dan membuat
kesimpulan-kesimpulan sendiri.
Dalam pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru,
tetapi juga sesama temannya dan dari manusia-manusia sumber di luar
sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam
pembelajaran yang menggunakan pendekatan proses adalah:

1) Mengamati gejala yang timbul

2) Mengklasifikasikan sifat-sifat yang sama, serupa

3) Mengukur besaran-besaran yang bersangkutan

4) Mencari hubungan antar konsep-konsep yang ada

5) Mengenal adanya suatu masalah, merumuskan masalah

6) Memperkirakan penyebab suatu gejala, merumuskan hipotesa.

7) Meramalkan gejala yang mungkin akan terjadi

8) Berlatih menggunakan alat-alat ukur

9) Melakukan proses

10) Mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan data

11) Berkomunikasi

12) Mengenal adanya variabel, mengendalikan suatu variabel.

3) Pendekatan Deduktif

Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari


keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang
bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum ke khusus. Langkah-
langkah yang dapat digunakan dalam pendekatan deduktif dalam
pembelajaran adalah:

a. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan deduktif


b. Menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan
definisi dan buktinya.
c. Disajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan
antara keadaan khusus itu dengan aturan, prinsip umum
d. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan
bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

4) Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof


Inggris Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan
kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang konkrit sebanyak mungkin,
sistem ini dipandang sebagai sistem berfikir yang paling baik pada abad
pertengahan yaitu cara induktif disebut juga sebagai dogmatif artinya
bersifat mempercayai begitu saja tanpa diteliti secara rasional. Berfikir
induktif ialah suatu proses dalam berfikir yang berlangsung dari khusus
menuju ke yang umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari
berbagai fenomena, kemudian menarik kesimpulan bahwa ciri-ciri atau
sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pendekatan induktif


adalah :

a. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan


pendekatan induktif
b. Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, prinsip atau aturan itu yang
menunjukkan siswa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang
terkandung dalam contoh-contoh itu
c. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang
atau menyangkal perkiraan itu
d. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti
berdasarkan langkah-langkah yang terdahulu.

5) Pendekatan Ekspositori

Pendekatan ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas


dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru/pengajar.
Hakekat mengajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu
pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima
apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi
mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara
lisan, yang dikenal dengan istilah kuliah, ceramah dan lecture. Dalam
pendekatan ini siswa diharapkan dapat mendapat dan mengingat informasi
yang telah diberikan guru, serta mengungkapkan kembali apa yang
dimilikinya melalui respons yang ia berikan pada saat diberikan
pertanyaan oleh guru.

Secara garis besar prosedur pendekatan ekspositori ialah:

a. Persiapan yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara


sistematik dan rapi.
b. Pertautan bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian
singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah
diajarkan.
c. Penyajian terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan
cara memberi ceramah atau menyeluruh siswa membaca bahan yang
telah dipersiapkan di ambil dari buku, teks tertentu atau ditulis oleh
guru.
d. Evaluasi yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan
bahan yang dipelajari, atau siswa yang disuruh menyatakan kembali
dengan kata-kata sendiri pokok-pokok yang telah dipelajari lisan atau
tulisan.

6) Pendekatan Heuristik

Kata heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu “heuriskein” yang


berarti “saya menemukan”. Pengertian ini menurut Rusyan (1993:114)
adalah semacam fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia
yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak bayi. Keinginan memperoleh
pengetahuan dan informasi dari orang lain adalah dorongan wajar yang
terdapat pada setiap manusia.
Pendekatan heuristik adalah pendekatan pengajaran yang
menyajikan sejumlah data dan siswa diminta untuk membuat kesimpulan
menggunakan data tersebut, implementasinya dalam pengajaran
menggunakan metode penemuan dan inkuiri.

7) Pendekatan kecerdasan

Munzert, A. W (1994) mengartikan kecerdasan sebagai sikap


intelektual mencakup kecepatan memberi jawaban, penyelesaian, dan
kemampuan memecahkan masalah. David Weschler memberikan rumusan
tentang kecerdasan sebagai suatu kapasitas umum dari individu untuk
bertindak, berpikir rasional dan berinteraksi dengan lingkungan secara
efektif. Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
sukses gagalnya siswa belajar di sekolah. Siswa yang mempunyai taraf
kecerdasan rendah atau dibawah normal sukar diharapkan berprestasi
tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf yang kecerdasan
tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.

Adapun pendekatan pembelajaran yang dipakai oleh para guru pada


kurikulum 2013 antara lain:

1) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)


disingkat menjadi CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.

Penerapan pendekatan kontekstual secara garis besar langkah-langkahnya


adalah:

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna


dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua pokok
bahasan.
3. Mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Menciptakan masyarakat belajar.
5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

2) Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014: 49) merupakan suatu


pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan menitikberatkan
pada penggunaan metode ilmiah dalam proses pembelajaran. Hal ini
didasari pada esensi pembelajaran yang sesungguhnya merupakn sebuah
proses ilmiah yang dilakukan oleh siswa dan guru. Pendekatan ini
diharapkan dapat membuat siswa berpikir ilmiah, logis, kritis, dan objektif
sesuai dengan fakta yang ada. De Vito (dalam Faisal, 2014: 49) juga
menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah
sekaligus terkembangkannya sense of inquiry dan kemampuan berpikir
kreatif siswa.

Berdasarkan batasan pengertian pendekatan saintifik di atas, dapat


ditentukan beberapa ciri-ciri pendekatan saintifik (dalam Faisal, 2014: 50)
yaitu:

1. Sistematis

2. Terkontrol

3. Empirik

4. Kritis

3) Pendekatan Problem Based Learning

Pembelajaran Berbasis Masalah dalam bahasa inggrisnya


diistilahkan Problem-based learning (PBL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar dengan
masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau openended melalui
stimulus dalam belajar.

PBL memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) belajar dimulai


dengan satu masalah, (2) memastikan bahwa masalah tersebut
berhubungan dengan dunia nyata siswa, (3) mengorganisasikan pelajaran
seputar masalah, bukan seputar disiplin ilmu, (4) memberikan tanggung
jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjalankan secara
langsung proses belajar mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok kecil,
dan (6) menuntut siswa untuk mendemonstrasi-kan yang telah mereka
pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.

Adapun langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL


ada delapan tahapan (Pannen, 2001: 11), yaitu:

a) Identifikasi masalah
b) Mengumpulkan data
c) Analisis data
d) Pemecahan masalah berdasarkan analisis data,
e) Memilih cara pemecahan masalah
f) Merencanakan penerapan pemecahan masalah,
g) Ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan,
h) Melakukan tindakan untuk pemecahan masalah.

Jenis-jenis Metode

Beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk


mengimplementasikan strategi pembelajaran:

1) Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran
melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering
digunakan oleh setiap guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa
puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan
ceramah. Dengan demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar
manakala ada guru yang memberikan materi pembelajaran melalui
ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar
dan tidak ada guru yang ceramah maka tidak belajar.
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara panyajian pelajaran dalam proses
belajar-mengajar melalui interaksi dua arah atau “twoway traffic” dari
guru ke siswa atau dari siswa kepada guru diperoleh jawaban kepastian
materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Sedangkan menurut Asinatul
Mufarokah: Metode tanya jawab adalah teknik penyampaian materi atau
bahan pelajaran dengan menggunakan pertanyaan sebagai stimulasi dan
jawaban-jawabannya sebagai pengarahan aktivitas belajar. Pertanyaan
dapat diajukan oleh guru atau siswa, artinya guru bertanya dan siswa
menjawab atau siswa bertanya dan guru atau siswa lainnya menjawab.
Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif.
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan
pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan
demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab
tanpa persiapan yang memandai demonstrasi bisa gagal sehingga
dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang
memandai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan
pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
4) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu
keputusan.
Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu
argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini
banyak guru yang merasa keberatan untuk mengunakan metode
diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari
asumsi:
a. Diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya, oleh
karena interaksi antar siswa muncul secara spontan, sehingga hasil
dan arah diskusi sulit ditentukan.
b. Diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang,
sedangkan pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, sehingga
keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara
tuntas.
5) Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan
sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi
tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip atau keterampilan
tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan
asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung
pada objek yang sebenarnya.

6) Metode Eksperimen

Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara


mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

7) Metode Karya Wisata

Karya wisata berarti kunjungan diluar kelas. Metode karya wisata


adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh
pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan
bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik,
yang kemudian dibukukan.

8) Metode Latihan

Menurut Roestiyah (2001), metode latihan adalah suatu cara


mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa
yang telah dipelajari. Menurut Sagala (2003) Metode latihan (drill) atau
metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, selain itu sebagai sarana
untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan.

Metode latihan biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa:


 Memiliki keterampilan motoris/gerak: seperti meghafalkan kata-
kata, menulis, mempergunakan alat/ mempergunakan suatu benda.
 Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungang
mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika,
ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
 Memiliki kemampuan menghubungkan sesuatu keadaan dengan hal
lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan banjir, penggunaan
lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.
9) Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar


yang diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut
dengan metode pemberian tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu
sebagai pekerjaan rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara
pekerjaan rumah dan pemberian tugas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh


oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu
satuan instruksional. Metode adalah bagaimana upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Teknik adalah
suatu cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan
suatu metode. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
teknik pembelajaran yaitu tujuan belajar, bahan belajar, siswa, guru, waktu
dan fasilitas belajar dan sarana belajar

B. Saran

Sebaiknya guru benar-benar mengerahkan kemampuan untuk


tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan menggunakan
pendekatan, metode dan teknik yang tepat dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter Konstruktivisme


dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta:
Rajawali Pers

Faisal. 2014. Sukses Mengawal Kurikulum 2013 di SD. Yogyakarta:


Diandra Creative

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:


Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana. 2010. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:


Falah

http://surantoro.staff.fkip.uns.ac.id/.

http://www.sekolahdasar.net/2011/10/model-pembelajaran-problem-
based.html#ixzz3nZN3Ah26.

Anda mungkin juga menyukai