Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

METODE DAN PENDEKATAAN PEMBELAJARAAN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaraan Biologi semester ganjil

Dosen pengampu :
Dr. Sumiyati Sa’adah, MSi,

Disusun oleh :

Tiara Ramadhani

1212060118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas terstuktur
makalah dengan judul "Metode dan Pendekataan Pembelajaraan” dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
terstuktur Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Biologi. Selain itu, penulis
berharap agar makalah ini dapat menjadi sarana pembelajaran serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca dan penulis tentang
beberapa Metode dan Pendekataan Pembelajaraan.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sumiyati Sa’adah, Msi. selaku
dosen Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Biologi dan kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Tarempa, 27 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaraan........................................................3


B. Jenis jenis Metode Pembelajaraan........................................................3
C. Pengertian Pendekatan Pembelajaraan...............................................11
D. Jenis jenis Pendekatan Pembelajaraan................................................12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan………………………………………………………….…16
B. Saran……………………………………………………………...…16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. ..17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu perpaduan antara suatu interaksi
peserta didik dengan pendidik,dari perpaduan tersebut terjadilah kegiatan
belajar yang ditekankan melalui usaha-usaha yang dilakukan tenanga
pendididk kepada peserta didiknya.Kegiatan pembelajaran merupakan hal
terpenting dalam meningkatkan efesiensi kurikulum yang ada,karena dari
kegiatan permbelajaran tersebut seorang tenaga pendidik bisa mengetahui
bagaimana kegiatan pembelajaran yang telah telaksana sudah mencapai
target dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang telah dilaksanakan.
Pendekatan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sudut pandang
seorang pendidik terhadap kegiatan belajar mengajar yang sifatnya masih
sangat umum,dan dalam penerapan pendekatan pembelajaran tersebut
dibutuhkan metode yang bertujuan sebagai sarana agar terciptanya tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang
bernilai edukatif.Interksi edukatif ini terjadi antara guru dengan peserta
didik dengan lingkungannya.Interaksi edukatif terjadi secara dua arah
(Rifma,2016).Kegiatan belajar merupakan interaksi edukatif yang terjadi
antara tenaga pendidik dengan peserta didik serta lingkungannya,interaksi
tersebut harus dirancang sedemikian rupa agar dapat terciptanya interaksi
yang bernilai edukatif dan dengan sesuai dengan tujuan pembelajaran serta
memiliki hasil yang optimal dari kegiatan pembelajran tersebut. Untuk
mencapai hasil yang optimal dari kegiatan pembelajaran tersebut diperlukan
beberapa komponen atau persyaratan,salah satu diantaranya yaitu adanya
metode pembelajaran.Dimana metode dalam kegiatan proses pembelajaran
itu sangan perlu diperhatikan karena metode dalam kegiatan ini yang akan
menjadi tolak ukur tingkat keefesiensi seorang pengajar dalam
pengembangan gagaasan pengajarannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran?

1
2. Apa saja jenis – jenis Metode Pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran?
4. Apa saja jenis- jenis Pendekatan Pembelajaraan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertiaan Metode Pembelajraan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Metode Pembelajaraan.
3. Untuk mengetahui pengertiaan Pendekataan Pembelajaraan.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Pendekataan Pembelajaraan.

D. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui pengertiaan Metode Pembelajraan.
2. Pembaca dapat mengetahui mengetahui jenis-jenis Metode
Pembelajaraan.
3. Pembaca dapat mengetahui pengertiaan Pendekataan Pembelajaraan.
4. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis Pendekataan Pembelajaraan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertiaan Metode Pembelajaraan


Metode merupakan cara yg dipakai buat mengimplementasikan planning
yg telah disusun pada aktivitas konkret supaya tujuan yg sudah disusun tercapai
secara optimal. Ini berarti, metode dipakai buat merealisasikan taktik yg sudah
ditetapkan. Keberhasilan implementasi taktik pembelajaran sangat tergantung
dalam cara pengajar memakai metode pembelajaran, lantaran suatu taktik
pembelajaran hanya mungkin bisa diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran.
Cara atau metode mengajar yg dipakai buat membicarakan kabar tidak
sinkron menggunakan cara yg ditempuh buat memantapkan anak didik pada
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap (kognitif, psikomotor, efektif).
Khusus metode mengajar pada pada kelas, efektivitas suatu metode ditentukan
sang faktor tujuan, faktor anak didik, faktor situasi, & faktor pengajar itu
sendiri. Dengan mempunyai pengetahuan secara generik tentang sifat aneka
macam metode, seseorang pengajar akan lebih gampang memutuskan metode
yg paling sinkron pada situasi & syarat pedagogi yg khusus.

B. Jenis-jenis Metode Pembelajaraan


1. Metode Ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui


penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yaitu guru terutama dalam
menuturkan dan menerangkan secara aktif, sedangkan murid mendengarkan
dan mengikuti secara cermat serta membuat catatan tentang pokok persoalan
yang diterangkan oleh guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan metode
ceramah bergantung sebagian besar padanya.

Metode ini dipergunakan :


3
· Bila akan menyampaikan sesuatu kepada orang banyak.

· Bila guru seorang pembicara yang baik dan berwibawa hendaklah


merangsang anak didik untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

· Bila tidak ada metode – metode yang lain yang mungkin dipergunakan, dan
materi yang akan disampaikan cukup banyak.

· Bila bahan yang akan disampaikan merupakan instruksi.

Ada beberapa alasan mengapa metode ceramah sering digunakan. Alasan ini
sekaligus merupakan keunggulan metode ini :

1) Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan.


Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan
– peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya
mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan
persiapan yang rumit.

2) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi


pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok – pokoknya oleh
guru dalam waktu yang singkat.

3) Ceramah dapat memberikan pokok – pokok materi yang perlu ditonjolkan.


Artinya, guru dapat mengatur pokok – pokok materi yang mana yang perlu
ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

4) Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena


sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

5) Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih


sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan – persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati
tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa


kelemahan, di antaranya :

1) Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan
terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang
paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya,
4
sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai
guru.

2) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan


terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin
disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu, dalam proses penyajiannya
guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan
kemampuan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa memiliki
kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi
pembelajaran melalui pendengarannya.

3) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah


sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun
secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali
tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang kemana –
mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.

4) Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa


sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi
kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua
itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

2. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan


memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai
metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh
guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar
memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret

Metode ini dipergunakan :

· Apabila siswa menunjukkan keterampilan tertentu.

· Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat


lebih terbatas.

· Untuk menghindari verbalisme.


5
· Untuk membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses
dengan penuh perhatian sebab akan menarik.

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,


di antaranya :

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,


sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya


mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan


untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa
akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa


kelemahan, di antaranya :

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab


tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan – bahan, dan tempat yang


memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang
lebih mahal dibandingkan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang


khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa.

3. Metode Diskusi

Diskusi adalah kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk


mengambil keputusan. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah
yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu
kesimpulan.

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru
6
memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok – kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,


menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta
untuk membuat keputusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah debat
yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman
untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.

Metode diskusi dilakukan :

· Bila ada soal – soal sebaiknya pemecahannya diserahkan kepada siswa.

· Untuk mencari keputusan suatu masalah.

· Untuk menimbulkan kesanggupan pada anak didik dalam merumuskan


pikirannya secara teratur sehingga dapat diterima orang lain.

· Untuk membiasakan anak didik suka mendengar pendapat orang lain


sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, membiasakan bersikap toleran.

Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan


belajar mengajar, antara lain :

1) Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya


dalam memberikan gagasan dan ide – ide.

2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi


setiap permasalahan.

3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan


secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk
menghargai pendapat orang lain.

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di


antaranya :

1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang


siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

2) Kadang – kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan

7
menjadi kabur.

3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang – kadang tidak


sesuai dengan yang direncanakan.

4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional


yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang – kadang ada pihak yang merasa
tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.

Jenis – jenis Diskusi :

1) Diskusi Kelas

Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan
masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah : pertama, guru
membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan menjadi
moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa,
atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan
selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi
permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat, sumber masalah
memberi tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

2) Diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok –


kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya
dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian
masalah tersebut dibagi – bagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan
oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua
kelompok menyajikan hasil diskusinya.

3) Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan


dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium
dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para
penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka

8
simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus
yang telah ditentukan sebelumnya.

4) Diskusi panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa
orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Diskusi
panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel audiens tidak
terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis
yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif
perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan.
Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)

Metode pemberian tugas belajar resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah
yaitu metode dimana siswa diberi tugas di luar jam pelajaran. Dalam
pelaksanaan metode ini siswa dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di
rumah, tetapi dapat diperpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan, dan
sebagainya untuk dipertanggung jawabkan kepada guru.

Metode resitasi dilakukan :

· Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang diterima


siswa lebih mantap.

· Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan


membaca sendiri, mengerjakan soal – soal sendiri, mencoba sendiri.

· Agar siswa – siswi lebih rajin.

Kelebihan metode resitasi :

1) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif.

2) Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab


dalam metode ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang
telah dikerjakan.

3) Membisakan siswa giat belajar.

9
4) Memberikan tugas siswa yang bersifat praktis umpamanya membuat
laporan tentang peribadatan di daerah masing – masing, kehidupan sosial dan
sebagainya.

Selain memiliki kelebihan, resitasi juga memiliki kekurangan, diantaranya :

1) Sering kali tugas dirumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa
tidak tahu menahu pekerjaan tersebut.

2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual siswa dalam


kemampuan dan minat belajar.

3) Sering kali siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin
hasil pekerjaan temannya.

4) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan menganggu
keseimbangan mental siswa.[16]

5. Metode Tanya-Jawab

Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran di
mana guru bertanya sedangkan murid – murid menjawab tentang bahan materi
yang ingin diperolehnya.

Dalam proses belajar – mengajar, bertanya memengang peranan yang penting,


sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan :

a) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar – mengajar.

b) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang
sedang dibicarakan.

c) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab berpikir itu
sendiri adalah bertanya.

d) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan


membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

10
e) Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.[18]

Metode Tanya – Jawab dilakukan :

· Sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan.

· Sebagai selingan dalam pembicaraan.

· Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada


masalah yang sedang dibicarakan.

· Untuk mengarahkan proses berpikir.

Metode Tanya – Jawab memiliki kelebihan, antara lain :

1) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan menyampaikan
pikiran melalui berbicara.

2) Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan


pendapatnya dengan lisan secara teratur.

3) Timbulnya perbedaan pendapat di antara anak didik, atau guru dengan


anak didik, akan membawa kelas ke dalam suasana diskusi.

Selain memiliki kelebihan, metode tanya – jawab juga memiliki kelemahan,


diantaranya adalah :

1) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk


menyelesaikannya.

2) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama


apabila terdapat jawaban – jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya,
tetapi bukan sasarannya yang dituju.

3) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang menguasai teknik


pemakaian metode ini.

C. Pengertiaan Pendekataan Pembelajaraan


Pendekatan ini dapat diartikan sebagai titik tolak atau cara pandang bagi
proses pembelajaran. Istilah pendekatan menggambarkan cara yang masih
sangat umum untuk melihat jalannya suatu proses. Oleh karena itu, strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan dapat berasal dari atau bergantung pada

11
pendekatan tertentu.

D. Jenis-jenis Pendekataan Pembelajaraan


Ada beberapa macam pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar, antara lain :
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual berlatar belakang bahwa siswa belajar lebih bermakna
dengan melalui kegiatan mengalami sendiri dalam lingkungan alamiah, tidak
hanya sekedar mengetahui, mengingat dan memahami. Pembelajaran tidak
hanya berorientasi target penguasaan materi, yang akan gagal dalam
membekali siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Dengan
demikian proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil belajar,
sehingga guru dituntut untuk merencanakan strategi pembelajaran yang variatif
dengan prinsip membelajarkan – memberdayakan siswa, bukan mengajar
siswa.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa dalam mencapai
tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi
informasi. Guru bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk merumuskan, menemukan sesuatu yang baru bagi kelas yang
dapat berupa pengetahuan, keterampilan dari hasil “menemukan sendiri” dan
bukan dari “apa kata guru”.
Penggunaan pembelajaran kontekstual memiliki potensi tidak hanya untuk
mengembangkan ranah pengetahuan dan keterampilan proses, tetapi juga untuk
mengembangkan sikap, nilai, serta kreativitas siswa dalam memecahkan
masalah yang terkait dengan kehidupan mereka sehari – hari melalui interaksi
dengan sesama teman, misalnya melalui pembelajaran kooperatif, sehingga
juga mengembangkan keterampilan sosial/
2. Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu
bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang ter
batas dan tidak dengan tiba-tiba(Suwarna,2005).
Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999)
kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan
secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran terdahulu
12
dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan
pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur
kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat
pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978)
menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya
dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada
padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep
yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang
dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh
membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan
analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne,
Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan
menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali
sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerena
belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan
perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka.
Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang
sesuatu perkara.
Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan
kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah
mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan
pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional. Kajian Caprio (1994),
Nor Aini (2002), Van Drie dan Van Boxtel (2003), Curtis (1998), dan Lieu
(1997) turut membuktikan bahawa pendekatan konstruktivisme dapat
membantu pelajar untuk mendapatkan pemahaman dan pencapaian yang lebih
tinggi dan signifikan.[23]
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-
istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh
suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila
siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya (Suwarna,
2005).
13
4. Pendekatan Induktif
Ciri utama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah
menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh
pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat
pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif
dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui
kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran: (1) definisi
disampaikan; dan (2) memberi contoh, dan beberapa tugas mirip contoh
dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang
definisi yang disampaikan.[24]
5. Pendekatan Konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa
dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang
terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan
konsep dan subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa
dibimbing untuk memahami konsep.
6. Pendekatan Proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa,
merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan
keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984.
Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam
kegiatan belajar.[25]
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang
pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses
mengalami. Pendidikan harus sungguh menjadi suatu pengalaman pribadi bagi
peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi
bagian integral dari diri peserta didik; bukan lagi potongan-potongan
pengalaman yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya
sendiri. Dengan demikian, pendidikan mengejawantah dalam diri peserta didik
dalam setiap proses pendidikan yang dialaminya[26]
7. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat
National Science Teachers Association (NSTA) (1990 :1)memandang STM
14
sebagai the teaching and learning of science in thecontext of human experience.
STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan
konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk
meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses sains
dalam kehidupan sehari-hari.Definisi lain tentang STM dikemukakan oleh
PENN STATE(2006:1) bahwa STM merupakan an interdisciplinary approach
whichreflects the widespread realization that in order to meet the
increasingdemands of a technical society, education must integrate
acrossdisciplines. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan STM
haruslah diselenggarakan dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin
(ilmu) dalam rangka memahami berbagai hubungan yangterjadi di antara sains,
teknologi dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap
hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh
sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang
penting dalampengembangan pembelajaran di era sekarang ini.
Pandangan tersebut senada dengan pendapat NC State University (2006: 1),
bahwa STM merupakan an interdisciplinery field of study that seeks to explore
a understand the many ways that scinence and technology shape culture,
values, and institution, and how such factors shape science and technology.
STM dengan demikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses – proses
sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi
perkembangan sains dan teknologi.
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam
Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa pembelajaran sains dengan menggunakan
pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan
cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan
pelajaran, kreativitas, sikap, proses, dan konsep pengetahuan. Melalui
pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang
diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan
masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan
sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah
ilmiah.
15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Jadi pendekatan dan metode pembelajaran didefinisikan sebagai
interaksi dari seorang tenaga pendidik kepada peserta didiknya,dalam hal ini
sebagai sudut pandang atau tolak ukur dalam peningkatkan efesiensi daya
kerja tenaga pendidik tersebut.Sehingga dapat terciptanya suatu interaksi
edukatif antara satu dan yang lainnya dan dapat terbentuk suatu tatanan yang
dapat menciptakan tujuan pembelajran yang baik serta optimal.Dalam
penerapan tersebut dibutuhkan metode-metode pembelajaran sebagai sarana
untuk para tenaga pendidik melakukan usaha-usaha dalam proses kegiatan
pembelajaran tersebut.

B. Saran

Setelah diamati secara seksama,bahwasanya ada banyak pendekatan


dan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses kegiatan
pembelajran tersebut,dan seorang pendidik harus bisa memanfaatkan nya
secara optimal dan bukan berarti seorang tenaga pendidik hanya terpaku
pada metode-metode pembeljaran yang sudah ada dan berlaku pada
umumnya.Seorang tenaga didik harus memiliki strategi atau metode dalam
dirinya sendiri dan sesuai dengan peserta didik yang dididiknya,sehingga
dapat tercipta suatu proses kegiata pembelajran yang diharapkan dan yang
pastinya baik,maksimal serta efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Maesaroh, S. (2013). Peranan metode pembelajaran terhadap minat dan prestasi belajar
pendidikan agama Islam. Jurnal kependidikan, 1(1), 150-168.
Aditya, D. Y. (2016). Pengaruh penerapan metode pembelajaran resitasi terhadap
hasil belajar matematika siswa. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 1(2).
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.
Sanjaya, Wina. “Strategi Pembelajaran”. (Jakarta : Kencana, Cetakan ke-10. 2013)
Ahmadi, Abu, dkk. “Strategi Belajar Mengajar”. (Bandung : CV Pustaka Setia,
Cetakan ke-2. 2005)
Hasibun, J.J. dkk. “Proses Belajar Mengajar”. (Bandung : Remadja Karya,
Cetakan ke-2. 1986)
Sudrajat, A. (2008). Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran. Online)(http://smacepiring. wordpress. com).

17

Anda mungkin juga menyukai