Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDEKATAN, STRATEGI, TEKNIK DAN MODEL PEMBELAJARAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran SD

Siti Ruqoyyah, M.Pd

Disusun Oleh :

Hana Nurul Hajidah 19060267

A3 PGSD 2019

PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pendekatan, strategi,
teknik dan Model Pembelajaran.

Makalah yang disusun ini diharapkan mampu membantu penulis dan mahasiswa sebagai
pembaca untuk menambah wawasan mengenai Pendekatan, strategi, teknik dan Model
Pembelajaran serta bagaimana cara memilih pendekatan yang baik. Oleh karena itu, dengan
adanya makalah ini, penulis berharap agar mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang
hal-hal yang berkaitan dengan Pendekatan, strategi, teknik dan Model Pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

Cimahi, 23 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pendekatan Pembelajaran.....................................................................................................2
B. Strategi Pembelajaran...........................................................................................................6
C. Teknik Pembelajaran............................................................................................................9
D. Model Pembelajaran...........................................................................................................11
BAB III : PENUTUP.....................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
B. Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan
dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan
sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang
merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa
berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan
pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik
dapat menerima pelajaran dengan baik.
Proses pengajaran akan lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa,
maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru
yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah pembelajaran yang lebih
kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar mengajar akan dapat
meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, maka
dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa yang lebih pintar sehingga
proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari berbagai variabel pokok yang
saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik, pembelajaran, peserta. Dimana semua
komponen ini bertujuan untuk kepentingan peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik
dituntut harus mampu menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta
didik dapat melakukan kegiatan belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi
bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam
pembelajaran. Peserta didik harus disiapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi
dengan lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran beserta pembagiannya?
2. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran beserta pembagiannya?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik pembelajaran beserta pembagiannya?
4. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran beserta pembagiannya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran beserta pembagiannya.
2. Untuk mengetahui pengertian strategi pembelajaran beserta pembagiannya.
3. Untuk mengetahui pengertian teknik pembelajaran beserta pembagiannya.
4. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran beserta pembagiannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: a) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan b)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
2. Cara Memilih Pendekatan Yang Baik
Memilih pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, keefektifan
pembelajaran yang sesuai pada mata pelajaran biasanya diukur dengan tingkat
pencapaian si belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk menjelaskan
keefektivan pembelajaran yang sesuai mata pelajaran, yaitu:
a. Karakteristik materi pelajaran
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu
disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu. Misalnya
mata pelajaran bersifat eksak lebih tepat menggunakan metode eksperimen
atau demonstrasi.
b. Ketersediaan sarana
Alat, sarana, dan media yang tersedia disekolah sangat mempengaruhi
penguunaan metode pembelajaran. Metode eksperimen atau demonstrasi tidak
mungkin digunakan jika penunjang metode tersebut tidak tersedia.
c. Kemampuan dasar siswa
Disekolah pedesaan berbeda dengan diperkotaan. Hal ini menjadi
pertimbangan guru dalam metode pembelajaran. Menggunakan metode tugas,
misalnya bisa berjalan baik bila kemampuan dasar siswa untuk berdiskusi
cukup memadai, selain itu perlu keterampilan siswa berbicara dalam sebuah
diskusi.
d. Alokasi waktu pembelajaran
Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu
dipertimbangkan guru. Jika waktu yang tersedia terbatas maka guru akan
memilih metode sederhana seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Ini
tidak mungkin menggunakan metode eksperimen karena metode eksperimen
membutuhkan waktu yang lama.

2
3. Pendekatan Inquiry
Istilah Inquiry mempunyai kesamaan konsep dengan istilah lain seperti
Discovery, Problem solving dan Reflektif Thinking. Semua istilah ini sama dalam
penerapannya yaitu berusaha untuk memberikan kesempatan kepada warga
belajar untuk dapat belajar melalui kegiatan pengajuan berbagai permasalahan
secara sistimatis, sehingga dalam pembelajaran lebih berpusat pada keaktifan
warga belajar. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Inquiry, sumber belajar menyajikan bahan tidak sampai tuntas, tetapi memberi
peluang kepada warga belajar untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
menggunakan berbagai cara pendekatan masalah. Sebagaimana dikemukakan oleh
Bruner bahwa landasan yang mendasari pendekatan inquiry ini adalah hasil
belajar dengan cara ini lebih mudah diingat, mudah ditransfer oleh warga belajar.
Pengetahuan dan kecakapan warga belajar yang bersangkutan dapat
menumbuhkan motif intrinsik karena warga belajar merasa puas atas
penemuannya sendiri.
Pendekatan Inquiry ditujukan kepada cara belajar yang menggunakan cara
penelaahan atau pencarian terhadap sesuatu objek secara kritis dan analitis,
sehingga dapat membentuk pengalaman belajar yang bermakna. Warga belajar
dituntut untuk dapat mengungkapkan sejumlah pertanyaan secara sistimatis
terhadap objek yang dipelajarinya sehingga ia dapat mengambil kesimpulan dari
hasil informasi yang diperolehnya. Peran sumber belajar dalam penggunaan
pendekatan Inquiry ini adalah sebagai pembimbing/fasilitator yang dapat
mengarahkan warga belajar dalam kegiatan pembelajarannya secara efektif dan
efisien.
Ciri-ciri model pembelajaran inquiri
a. Menggunakan keterampilan proses
b. Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
c. Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah
d. Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri
e. Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau
eksperimen.
f. Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan
data, mengadakan pengamatan, membaca atau menggunakan sumber lain.
g. Siswa melakukan penelitian secara individu atau berkelompok untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut.
h. Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan menggunakan pendekatan
Inquiry yaitu sebagaimana dikemukan oleh A.Trabani :

3
a. Stimulation : Sumber belajar mulai dengan bertanya mengajukan persoalan
atau memberi kesempatan kepada warga belajar untuk membaca atau
mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
b. Problem Statement : Warga belajar diberi kesempatan mengidentifikasi
berbagai permasalahan. Permasalahan yang dipilih selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis.
c. Data Collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar
tidaknya hipotesis itu, warga belajar diberi kesempatan untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objeknya,
mewawancarai nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
d. Data Processing : Semua informasi itu diolah, dilacak, diklasifikasikan,
ditabulasikan kalau mungkin dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
pada tingkat kepercayaan tertentu.
e. Verification : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang
ada tersebut, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek terbukti atau tidak.
f. Generalization : Berdasarkan hasil verifikasi maka warga belajar menarik
generalisasi atau kesimpulan tertentu.

Adapun langkah secara keseluruhan mulai dari perencanaan sampai evaluasi


tentang penggunaan pendekatan Inquiry adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pemberian dorongan : Kegiatan ini ditujukan untuk menarik


perhatian warga belajar dan mengungkapkan hubungan bahan belajar yang
akan dipelajari dengan bahan belajar yang sudah dikuasai atau dalam
keseluruhan bahan belajar secara utuh.
b. Kegiatan penyampaian rencana program pembelajaran. Kegiatan ini ditujukan
untuk mengungkapkan rencana program pembelajaran, termasuk prosedur
pembelajaran yang harus diikuti oleh warga belajar.
c. Proses inquiry. Pelaksanaan pembelajaran dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1) Pengajuan permasalahan
2) Pengajuan pertanyaan penelitian atau hipotesis
3) Pengumpulan data
4) Penarikan kesimpulan
5) Penarikan generalisasi
d. Umpan balik. Kegiatan ini ditujukan untuk melihat respon warga belajar
terhadap keseluruhan bahan belajar yang telah dipelajari
e. Penilaian. Kegiatan penilaian dilakukan oleh sumber belajar baik secara lisan
maupun tertulis dan atau penampilan.

4
Dalam penggunaan pendekatan Inquiry, Sumber belajar perlu memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :

a. Warga belajar sudah memiliki pengetahuan konsep dasar yang berhubungan


dengan bahan belajar yang dipelajari.
b. Warga belajar memiliki sikap dan nilai tentang keraguan terhadap informasi
yang diterima, keingintahuan, respek terhadap penggunaan fikiran, respek
terhadap data, objektif, keingintahuan dalam pengambilan keputusan, dan
toleran dalam ketidaksamaan.
c. Memahami prosedur pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran Inquiry.

Apabila pendekatan Inquiry digunakan dalam kegiatan pembelajaran maka


banyak kelebihan yang diperoleh, diantaranya yaitu :

a. Menumbuhkan situasi keakraban diantara warga belajar, karena diberi


kesempatan untuk saling berkomunikasi dalam memecahkan suatu
permasalahan.
b. Membiasakan berfikir sistimatis dan analitis dalam mengajukan hipotesis dan
pemecahan masalah.
c. Membiasakan berfikir objektif dan empirik yang didasarkan atas pengalaman
atau data yang diperoleh.
d. Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajaran.
e. Dapat menambah wawasan bagi warga belajar dan sumber belajar karena
terjadi saling tukar pengalaman.

Disamping kelebihan dari pendekatan ini juga tidak lepas dari kelemahan yang
mungkin timbul dalam proses pembelajaran yaitu apabila tidak ada kesiapan dan
kemampuan dari warga belajar untuk memecahkan permasalahan maka tujuan
pembelajaran tidak akan tercapai, juga kemungkinan akan terjadi pendominasian
oleh beberapa orang warga belajar yang sudah biasa dalam hal mengemukakan
pendapat. Untuk mengurangi permasalahan yang mungkin muncul, sumber
belajar dituntut memiliki kemampuan dalam hal membimbing dan mengarahkan
warga belajar supaya mereka dapat mengembangkan kemampuannya sesuai
dengan potensi yang sudah dimilikinya.

5
B. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat
diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam
pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu
sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian
luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put)
dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi
dan selera masyarakat yang memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang
paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan
dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement)
usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan
profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang
dipandang paling efektif.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode
dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau
kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan

6
cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

2. Cara Memilih Strategi Pembelajaran Yang Baik


a. Tujuan Pembelajaran, Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat
mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam
menyajikan materi pengajaran. Misalnya, seorang guru Olahraga dan
Kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa dapat
mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.
b. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa, Belajar merupakan berbuat,
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan
tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.
c. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan Mengajar merupakan usaha
mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara
terintegritas.
d. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang Waktu yang tersedia dalam pemberian
materi pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang
dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat
penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran,
film, dan sebagainya.
e. Jumlah Siswa, Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses
belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama
pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
f. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar, Guru yang baik adalah guru yang
berpengalaman.
3. Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan untuk
mencapai dimensi yang lainnya, yaitu sikap dan keterampilan afektif berhubungan
dengan volume yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang
tumbuh dari dalam.
Langkah-langkah Belajar afektif adalah mengetahui :
a. Diri sendiri
b. Kemampuan belajar anda
c. Proses yang berhasil anda gunakan dan dibutuhkan
7
d. Minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran yang anda inginkan.
Kemampuan sikap afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat
berupa tanggungjawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya 26 diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain dan kemampuan mengendalikan diri.
a. Kelebihan : a) Dalam pelaksanaan pembelajaran afektif akan dapat
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. b)
Mengembangkan potensi peserta didik dalam hal nilai dan sikap. c) Menjadi
sarana pembentukan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. d) Peserta
didik akan lebih mengetahui hal yang berguna atau berharga (sikap positif)
dan tidak berharga atau tidak berguna (sikap negatif). e) Dengan
pelaksanaanya strategi pembelajaran afektif akan memperkuat karakter bangsa
Indonesia, apalagi apabila diterapkan ada anak sejak dini. f) Dengan
pelaksanaan pembelajaran afektif siswa dapar berperilaku sesuai dengan
pandangan yang dianggap baik dan tidak bertentangan dengan norma – norma
yang berlaku.
b. Kelemahan : a) Kurikulum yang berlaku selama ini cenderung diarahkan
untuk pembentukan intelektual (kemampuan kognitif) dimana 27 anak
diarahkan kepada menguasai materi tanpa memperhatikan pembentukan sikap
dan moral. b) Sulitnya melakukan control karena banyaknya faktor yag dapat
mempengaruhi perkembangan sikap seseorang. c) Keberhasilan pembentukan
sikap tidak bisa dievaluasi dengan segera, karena perubahan sikap dilihat
dalam rentang waktu yang cukup lama. d) Pengaruh kemampuan teknologi,
khususnya teknologi informasi yang menyuguhkan aneka pilihan program
acara yang berdampak pada pembentukan karakter anak.

8
C. Teknik Pembelajaran
1. Pengertian Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama.
2. Cara Memilih Teknik Pembelajaran Yang Baik
a. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
b. Kemampuan dan latar belakang siswa.
c. Kemampuan dan latar belakang guru.
d. Keadaan proses belajar yang berlangsung.
e. Alat-alat atau sarana yang tersedia.
3. Teknik Inquiry
Teknik pembelajaran inquiry adalah suatu teknik dimana siswa diminta
membahas sebuah permasalahan bersama dengan temannya dalam kelompok
kecil, lalu kemudian membuat sebuah laporan tertulis dan menyampaikannya di
depan guru ataupun teman yang lain.
Langkah-langkah metode inquiry menurut Kindsvatter dkk dalam buku Paul
Suparno adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dan klarifikasi persoalan.
Langkah awal adalah menentukan persoalan yang ingin didalami atau
dipecahkan dengan metode inquiry.
b. Membuat hipotesis.
Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban
sementara tentang suatu persoalan. Inilah yang disebut hipotesis.
c. Mengumpulkan data.
Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak.
d. Menganalisis data.
Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan
hipotesis apakah benar atau tidak.
Ada banyak kelebihan dari teknik inquiry, antara lain mampu membentuk rasa
disiplin, percaya diri dan tak putus asa. Siswa juga akan terbiasa dengan semangat
untuk bekerja sama, saling berkompetisi dengan sehat. Selain itu teknik inquiry

9
memiliki kelebihan menghadirkan suasana belajar yang hidup serta mampu
membuat siswa merasa semakin terangsang, khususnya dalam mengungkapkan
pendapatnya.
Kekurangan dari teknik inquiry adalah berpotensi membuat kelas gaduh, ribut
dan kacau. Anak-anak harus benar-benar dibiasakan untuk mendengarkan
presentasi atau pendapat dari temannya serta diajarkan cara mengungkapkan
gagasan dengan baik.

10
D. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan
informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.
Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut
diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya
dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah


desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum
dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih
menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu
setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan
pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau
jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan
sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan
unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan
dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah
konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif
dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi
pembelajaran yang sedang
dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari
dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang
untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan)
sangat sulit menermukan sumber-sumber
11
literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau
teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori)
pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat
secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang
khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada
gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan,
yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
2. Cara Memilih Model Pembelajaran Yang Baik
hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam memilih menentukan model pembelajaran
adalah kesesuaian antara “model pembelajaran” dengan hal-hal berikut.
a. Karakteristik tujuan (kompetensi) yang ditetapkan.
b. Indikator Pencapaian Kompetensi/ IPK yang dikembangkan.
c. Tujuan pembelajaran yang spesifik dalam mengembangkan potensi dan
kompetensi.
d. Kemampuan dosen/guru dalam menggunakan model pembelajaran yang dipilih.
e. Karakteristik dan modalitas peserta didik.
f. Lingkungan belajar dan sarana pendukung belajar lainnya.
g. Kesesuaian dengan pendekatan, metoda, strategi, dan teknik yang digunakan.
h. Tuntutan dimensi tertentu, misalnya untuk menyingkap sesuatu konsep.
i. Jenis penilaian hasil belajar yang akan digunakan.
3. Model Problem Based Learning (PBL)
Model Problem Based Learning (PBL) berakar dari keyakinan Jhon Dewey dalam
Abidin (2014: 158) bahwa guru harus mengajar dengan menarik naluri alami siswa
untuk menyelidiki dan menciptakan. Dewey menulis bahwa pendekatan utama yang
seyogyanya digunakan untuk setiap mata pelajaran di sekolah adalah pendekatan
yang manpu merangsang pikiran siswa untuk memperoleh segala keterampilan
belajar yang bersifat nonskolastik. Berdasarkan keyakinan ini, pembelajaran
hendaknya senantiasa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa karena konteks
alamiah ini memberikan sesuatu yang dapat dilakukan siswa, bukan sesuatu yang
harus dipelajari, sehingga hal ini akan secara alamiah menuntut siswa berfikir dan
mendapatkan hasil belajar yang alamiah pula.
Langkah-langkah model PBL telah dirumuskan secara beragam oleh bebrapa ahli
pembelajaran. Sintak model PBL berikut merupakan sintak hasil pengembangan
yang dilakukan atas sintak terdahulu. Abidin (2014: 163-165) menyajikan hasil
perkembangan tersebut dalam sebuah gambar yaitu sebagai berikut:
Model PBL dipandang sebagai sebuah model pembelajaran yang memiliki banyak
keunggulan. Keunggulan tersebut diungkapkan Kemendikbud (2013b) dalam Abidin
(2014:161) yaitu sebagai berikut:
a. Dengan model PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar
memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin
12
bermakna dan dapat diperluas ketika perserta didik berhadapan dengan situasi
tempat konsep diterapkan.
b. Dalam situasi model PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.
c. Model PBL dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menumbuhkan
inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal dalam belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Problem Based Learning juga memiliki kekurangan dalam penerapannya.
Kelemahan tersebut diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan adalah tata cara pembelajaran yang melibatkan para guru dan siswa
mereka untuk membangun mencapai tujuan dengan informasi mereka telah didapat
secara aktif, melalui kegiatan dan keikutsertaannya. Pendekatan juga merupakan sudut
pandang bagi guru, dosen, atau struktur atau pengembang terhadap proses pembelajaran.
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang
dalam mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan strategi merupakan rencana dan
cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala
tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif.

Model memiliki cakupan lebih luas daripada pendekatan, metode, strategi dan teknik
karena untuk menyusun sebuah model pembelajaran kita harus menentukan pendekatan,
strategi, metode, dan teknik yang akan digunakan. Begitupula dalam pendekatan
mencakup strategi, metode, dan teknik. Strategi didefenisikan sebagai taktik. Oleh karena
itu, untuk menciptakan strategi pembelajaran dibutuhkan metode dan teknik. Sementara
metode adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang
memerlukan teknik yang sesuai. Jadi, diantara keempat komponen seperti pendekatan,
metode, strategi dan teknik memiliki hubungan satu sama lain untuk mencapai proses
pembelajaran yang efektif dan efesien.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada teman-teman calon guru agar dapat
meningkatkan kepemahaman tentang langkah-langkah penyusunan pembelajaranguna
meningkatkan kompetensi guru yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Andriana, yuni. (2015) Penerapan Metode Pembelajaran Guided Inquiry Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V MI Mafatihul Ulum Balesono Ngunut
Tulungagung. Skripsi. IAIN Tulungagung.

Asyafah, Abas. (2019) Menimbang Model Pembelajaran (Kajian Teoretis-Kritis atas Model
Pembelajaran dalam Pendidikan Islam). TARBAWY. Vol. 6 (1). Hal 24-25

Hatimah, Ihat (2017) Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model


Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah.

Kadir, St. Fatimah. (2015) Strategi Pembelajaran Afektif Untuk Investasi Pendidikan Masa
Depan. Jurnal Al-Ta’dib. Vol 8 (2). Hal 147

May Sarah, 125060033 (2016) Meningkatkan Sikap Percaya Diri Dan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Problem Based Learning Tipe STAD Dalam Pembelajaran IPS(Penelitian
Tindakan Kelas Materi Peninggalan-Peninggalan Sejarah Dari Masa Hindu Budha Dan
Islam Di Indonesia Pada Siswa Kelas V SDN Gumuruh 8 Bandung). Skripsi(S1) thesis, FKIP
UNPAS.

Ulfa, Maria dan Saifuddin. (2018). Terampil Memilih Dan Menggunakan Metode
Pembelajaran. SUHUF. Vol. 30 (1). Hal 40-41

Widyanti. (2019) Pendekatan, Metode, Teknik, dan Strategi Pembelajaran. [online]. Tersedia
di : https://widyantiwdy.wordpress.com/2019/05/30/pendekatan-metode-teknik-dan-strategi-
pembelajaran/

15

Anda mungkin juga menyukai