Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

PENDIDIKAN IPS
MODEL/PENDEKATAN YANG DIPERGUNAKAN
DALAM PENDIDIKAN IPS SD

Dosen Pengampu:
Dra. Hamimah, M.Pd

Anggota Kelompok:
Aprilian Kurnia Esa 21129352
Dhea Santika 21129366
Divana Amedoma 21129376
Fitryatul Irfani 21129211
Muhammad Rifa’i 21129431

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan maklah ini, yang berjudul
“Model/Pendekatan yang dipergunakan dalam pendidikan IPS SD”. Di mana dalam
makalah ini membahas tentang Model/Pendekatan yang dipergunakan dalam pendidikan
IPS SD. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan teman-teman
yang membacanya.

Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian
makalah ini hingga selesai. Ucapan terima kasih kami sampaikan pada Ibu Dra.
Hamimah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPS SD.

Dengan dibuatnya makalah ini, kami menyadari makalah yang kami buat ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari segala
kekurangan, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hilir pendidikan merupakan kualitas yang dimiliki seorang guru sedang hulunya adalah

masa depan peserta didik juga majunya suatu bangsa. Untuk itu gurulah yang memiliki peran

penting dalam pendidikan ataupun proses pembelajaran. Dalam pembelajaran pun guru dituntut

untuk memahami apa yang diajarkan dan juga memahami cara untuk mengajarkannya. Salah

satu masalah kompleks yang terjadi pada pembelajaran di pendidikan formal adalah rendahnya

daya serap yang dimiliki peserta didik. Dan salah satu faktornya merupakan proses belajar yang

dilakukan peserta didik bukanlah proses belajar yang sebenarnya. Dalam hal ini tanggung jawab

utama ada pada pundak pendidik yang belum mampu menyampaikan pembelajaran dengan cara

yang baik. Beberapa komponen dalam pembelajaran diantaranya model, pendekatan, strategi,

metode dan teknik dalam pembelajaran.Dengan pemilihan model, pendekatan, strategi, metode

dan teknik dalam pembelajaran yang sesuai baik dengan materi dan kondisi peserta didik maka

sudah tentu pembelajaran yang dilakukan akan optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Untuk itu pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang model, pendekatan,

strategi, metode dan teknik dalam pembelajaran yang mampu digunakan dan di sesuaikan

dengan pembelajaran IPS khususnya pada tingkat sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi dari model, pendekatan, strategi,metode dan teknik pembelajaran?

2. Bagaimana contoh macam-macam model, pendekatan, strategi,metode dan teknik

pembelajaran pada pembelajaran IPS pada kurikulum 2013?


C. Tujuan

1. Memahami definisi dari model, pendekatan, strategi,metode pembelajaran.

2. Memahami contoh model, pendekatan, strategi,metode pembelajaran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model, Pendekatan , Strategi , Metode Pembelajaran IPS


Pembelajaran adalah proses kompleks yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran kita mengenal berbagai istilah seperti
model, pendekatan, strategi metode juga teknik daplam pembelajaran. Kesemuanya itu saling
berhungan dan terikat, sebelum memahami lebih jauh kelima istilah tersebut kita akan
mendevinisikan kelima istilah tersebut.
a. Model Pembelajaran

Menurut Joyce & weil model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran yang sistematis dalam pengorganisasian pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perangcang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar
mengajar. Karena dalam model pembelajaran menggambarkan proses belajar mengajar,
tentu di dalam setiap model pembelajaran mempunyai langkah/sintaks tertentu yang perlu
diperhatikan dalam mengaplikasikan suatu model pembelajaran.
Dalam pemilihan model pembelajaran hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Sifat dan materi yang diajarkan
2. Tujuan yang ingin dicapai
3. Tingkat kemampuan peserta didik

b. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Khatib Thaha sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, mendefinisikan bahwa
pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan
juga bisa berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang itu
adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas. Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
di dalamnya mewadahi, menginsprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus mennggunakan pendekatan
tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan
dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan yaitu, Pendekatan
pembelajaran yang berorientasiatau berpusat pada siswa dan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru.

c. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Istilah strategi sering digunakan
dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi
bisa. Adapun yang dimaksud dengan strategi dalam pendidikan yaitu pengetahuan atau seni
mendayagunakan semua faktor atau kekuatan untuk mengamankan sasaran kependidikan
yang hendak dicapai melalui perencanaan dan pengarahan dalam operasionaliasi sesuai
dengan situasi dan kondisi lapangan yang ada, termasuk pula perhitungan tentang hambatan-
hambatannya berupa fisik maupun yang bersifat non fisik (seperti mental dan moral baik
dari subjek, objek maupun lingkungan sekitar).

d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang
bagaimana cara-cara atau teknik yang perlu ditempuh atau dipergunakan dalam upaya
menyampaikan materi atau bahan ajar kepada obyeknya yaitu peserta didik. Jadi, yang
dimaksud dengan metode pembelajaran adalah suatu ilmu yang membicarakan bagaimana
cara atau teknik menyajikan bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efesien.
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam
menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran dengan tekhnik adalah dua hal yang berbeda. Metode pembelajaran lebih
bersifat procedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu, sedangkan tekhnik adalah cara
yang digunakan dan bersifat implementatif. Dengan kata lain, metode dapat sama, akan
tetapi tekhniknya berbeda.
Apabila ditarik pada pendidikan islam, metode dapat diartikan sebagai jalan untuk
menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi objek
sasaran, yaitu pribadi Islami. Dalam penggunaan metode pendidikan Islam yang perlu
dipahami adalah bagaiman seseorang pendidik dapat memahami hakikat metode dalam
relevansinya denagn tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang
beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah Swt. Tujuan diadakan metode
adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan
berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan
ajaran Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara
mantab. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah
mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar
berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar
antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uaraian tersebut ditunjukkan
bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses
hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik.
Adapun dalam pemilihan metode ini faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Faktor tujuan dan bahan pelajaran
2. Faktor peserta didik
3. Faktor lingkungan
4. Faktor alat dan sumber belajar
5. Faktor kesiapan guru

B. Macam-Macam Model, Pendekatan , Strategi , Metode dan Teknik Pembelajaran IPS


a. Macam-Macam Model Pembelajaran.
Menurut Bruce dan Marsha Weil, model pembelajaran dibagi menjadi empat model
pembelajaran, yakni :
a. Model interaksi sosial
Model ini menekankan pada peningkatan kemampuan individu dengan oranglain atau
masyarakat sosial disekitarnya. Strategi dalam model pembejaran ini difokuskan pada
peningkatan individu untuk mampu berhubungan dengan orang lain dan produktif dalam
suasana yang demokratis. Dalam proses pembelajarannya peserta didik dibiasakan untuk
mampu memecahkan masalah yang juga akan menjadi realitas dalam kehidupannya
sendiri.
Orientasi pokok dalam model pembelajaran ini adalah semangat kelompok,
kebersamaan, interaksi social, dan individu sebagai aktor sosial adapun model
pembelajaran ini dapat diaplikasikan dengan pembentukan komunitas belajar.
b. Model pengolahan informasi
Model pembelajaran pengolahan informasi memfokuskan proses pembelajaran pada
langkah memperkuat dorongan internal peserta didik untuk memahami dunia melalui
proses penggalian dan pengorganisasian data, merasakan adanya permasalahan dan
mengupayakan penyelesaian serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
Dalam model ini terdapat beberapa orientasi pokok diantaranya adalah proses kognitif,
memahami dunia, pemecahan masalah dan berfikir induktif.
Penggunaan model ini menekankan pada cara-cara dalam meningkatkan dorongan
alamiah manusia untuk membentuk makna tentang dunia dengan memperoleh dan
mengolah data, merasakan masalah-masalah dan menghasilkan solusi yang tepat. Serta
mengembangkan konsep dan bahasa dalam mentransfer solusi/data tersebut.
c. Model personal-humanistik
Merupakan model yang menekankan pada proses pengembangan diri setiap individu
peserta didik. Dengan pengaplikasian model ini diharapkan peserta didik mampu
mengelola dirinya sendiri, memiliki konsep diri yang kuat, serta mampu menjalin
hubungan dan kerjasama yang baik dengan orang lain. Orientasi pokok model ini ada pada
kesadaran individu, uniqueness, kemandirian dan pembinaan kepribadian.
Model pembelajaran ini dimulai dari prespektif individu itu sendiri, dimana individu
dapat memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab pada pendidikan
dan berusaha untuk lebih meningkatkan kualitas dengan melahirkan kreativitas untuk
mencari kehidupan yang lebih sejahtera. Jadi dalam model ini, guru dan siswa merupakan
partner yangsaling bekerjasama untuk masa depan siswa.
Dalam kelompok model pembelajaran ini ada dua model pembelajaran yang berbeda
dari ahli yang berbeda pula. Yang pertama yakni model personal tanpa arahan yang
dikembangkan oleh Cars Roger. Model pembelajaran ini beliau kembangkan dari teori
konseling, dan penekanannya pada hubungan antara siswa dan guru. Dalam model ini guru
berupaya membantu siswa untuk mengarahkan pendidikan mereka sendiri, kemudia guru
menyediakan informasi tentang seberapa besar kemajuan yang telah dicapai sekaligus
membantu siswa dalam menyelesaikan kendala dan permasalahan yang dihadapi siswa..
Adapun yang kedua pengembangan model pembelajaran personal dengan konsep
pembelajaran meningkatkan konsep diri melalui prestasi yang dikembangkan oleh
Abraham Maslow. Penekanan dalam model ini ada pada peningkatan kepercayaan diri
siswa. kemudian mengeksplorasi prinsip-prinsip yang dapat memantau kita bekerjasama
dengan siswa untuk meyakinkan bahwa mereka memiliki citra diri yang baik. Dan dengan
kepercayaan diri tersebut, diharapkan siswa mampu mengaktualisasikan kemampuan-
kemampuan yang ia miliki.
d. Model modifikasi tingkah laku.
Model ini mementingkan penciptaan system lingkungan yang memungkinkan adanya
manipulasi penguatan tingkah laku secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku
yang dikehendaki. Orientasi pada model pembelajaran ini ada pada social learning,
koreksi diri, terapi diri, dan respon terhadap tugas .
Prinsip yang dimiliki dalam kelompok pembelajaran ini adalah bahwa manusia
merupakan sistem-sistem komunikasi perbaikan diri yang dapat mengubah perilakunya
sendiri saat merespon informasi dari beberapa sukses tugas-tugas dari yang mereka
kerjakan. Oleh karena itu, pengaplikasian model pembelajaran ini diharapkan mampu
mendorong siswa untuk semakin mudah mengoreksi sejauh mana kemampuan yang
mereka miliki.
Selain beberapa model pembelajaran yang telah disebutkan diatas. Dari beberapa
refrensi yang kami baca, kami juga menemukan beberapa macam model pembelajaran
lainnya. Barikut macam-macam model-model pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran IPS antara lain
a. Model pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran yang terstruktur, berfokus
pada ilmu, kegiatan belajarnya banyak dikendalikan dan diambil alih oleh guru, sehingga
waktu lebih efisien. Meskipun pembelajaran ini berpusat pada guru, tetapi harus
menjamin keterlibatan peserta didik. Jadi, dalam hal ini guru harus
menciptakanlingkungan belajar sedemikian rupa dengan orientasi pada tugas-tugas untuk
peserta didik.
Adapun ciri-ciri dalam model pembelajaran ini antara lain
a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar
b. Sintaks dan alur kegiatan pembelajaran
c. System pengelolaan dan linfkungan belajar mendukung.
Untuk lebih mengenal dan memahami model pembelajaran ini, mari kita identifikasi
sintaks model pembelajaran langsung berikut ini
1) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik.
2) Mempresentasikan dan mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan
3) Membimbing pelatihan
4) Mencetak pemahaman dan umpan balik
5) Memberi kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan.
b. Model Pembelajaran kontekstual
Model pembelajaran ini didasarkan pada hasil penelitian John Dewey yang menyatakan
bahwa murid akan belajar dengan baik, jika apa yang dipejari lebih terkait dengan apa
yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang dialami di sekitarnya.
Adapun dalam pembelajaran ini memiliki asas-asas atau prinsip-prinsip yang harus
dilakukan dalam pengaplikasian model pembelajaran ini diantaranya adalah
1) konstruktivisme, artinya pada pembelajaran CTL ini harus mendorong siswa untuk
mengkonstruksikan belajarnya.
2) Inkuiri, pembelajaran menggunakan model CTL didasarkan pada kegiatan pencarian
dan penemuan, melalui proses belajar yang sistematis. Oleh karena itu dalam
pembelajarannya, guru bukan mempersiapkan materi yang harus diingat, tapi guru
merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi
yang harus dipahaminya
3) Bertanya, karena model pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang menekankan
pengkonstruksian dan penemuan materi yang harus dipahami oleh siswa, maka
pertanyaaan dan kemampuan untuk bertanya adalah modal penting untuk suksesnya
pembelajaran ini.
4) Masyarakat Belajar, dalam kelas CTL penerapan asas masyarakat belajar dapat
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar siswa.
5) Pemodelan. Modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu
sebagai contoh untuk ditiru. Dalam CTL penggunaan modeling sangat penting, sebab
melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoritis-abstrak yang
dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.
6) Refleksi, dalam setiap berakhir pembelajaran, guru memberikan kesempatan untuk
merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
7) Authentic Assessment. Dengan penilaian otentik guru mampu melaksanakan evaluasi
yang efektif.
Adapun sintaks atau langkah-langkah pembelajaran dalam pembelajaran ini meliputi
Pendahuluan, isi dan penutup. Antara lain
1) Pendahuluan yang berisi penyampaian kompetensi-kompetensi yang harus di capai
peserta didik dan prosedur-prosedur pembelajaran, yang didalamnya memuat
pembagian kelompok dan penyampaian tugas, beserta Tanya jawab dengan siswa.
2) Inti. Dalam tahap inti siswa turun ke lapangan untuk melakukan observasi dan
mencatat hasil observasi, kemudian siswa mendiskusikan dengan kelompok sekaligus
melaporkan hasil diskusi mereka
3) Penutup. Setelah proses diskusi anatar kelompok selesai, guru dan siswa
menyimpulkan dan merefleksi apa yang telah mereka lakukan.
c. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan
siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Dengan bekerja
secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan
ketrampilan berhubungan dengan sesama manusinya. Adapun langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif antara lain
1) Fase Awal, menyampaikan tujuan dan motivasi siswa. Dalam tahap ini guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai
2) Fase 2, menyajikan informasi. Guru menggunakan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan kepada siswa.
3) Fase 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif. Dalam tahap ini
guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
4) Fase 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5) Fase 5, evaluasi. Pada tahap ini guru mengevaluasi hasil belajar tentang meteri, yang
telah dipelajari atau dipresentasikan masing-masing kelompok.
6) Fase 6, memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
d. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya dapat mengajarkan peserta didik untuk menguasai ketrampilan proses dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat proses pembelajaran
menjadi bermakna. Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran ini antara lain:
1) Penentuan pertanyaan mendasar
2) Menyususn perencanaan proyek
3) Menyususn jadwal.
4) Monitoring
5) Menguji hasil
6) Evaluasi pengalaman.
e. Model pembelajaran role playing
Model pembelajaran ini dipelopori oleh George Shaftel, role playing bisa disebut pula
sebagai model pembelajaran bermain peran. Model ini bertujuan agar peserta didiknya
mampu menemukan makna diri (jati diri) di dunia social dan memecahkan dilemma
dengan bantuan kelompok, selain itu dengan berperan menjadi orang lain, peserta didik
diharapkan mampu memahami orang lain.
Adapun langkah-langkah (sintaks) dalam pembelajaran ini ada 9 langkah antara lain
1) Pemanasan
2) Memilih partisispan
3) Menyiapkan pengamat
4) Menata panggung
5) Memainkan peran
6) Diskusi dan evaluasi
7) Memainkan peran ulang
8) Diskusi dan evaluasi kedua
9) Berbagi pengalaman dan kesimpulan.
Adapun dalam permendikbud no. 22 tahun 2016, pemerintah memberikan 3 contoh
model pembelajaran yang mampu diaplikasikan dalam pembelajaran. Ketiga pembelajaran ini
atara lain model pembelajaran discovery, Inkuiri dan pembelajaran berbasis masalah. Dari
ketiganya sebenarnya berada dalam prinsip yang sama yakni tidak ada bahan ajar yang final
dan tidak ada perbedaan yang prinsipil diantara ketiganya. Hanya saja masalah yang disajikan
dalam discovery merupakan masalah yang direkayasa oleh pendidik, sedangkan pada inkuiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga dalam pembelajaran inkuiri, siswa harus
mengarahkan seluruh pikiran ketrampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan dalam
masalah tersebut melalui penelitian. Sedangkan dalam pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik didorong untuk memecahkan masalah sekaligus untuk menguraikan solusi yang
bisa dijadikan jalan keluar dalam permasalahan tersebut. Dan model ini diharapkan mampu
diterapkan dan dikuasai semua guru dalam berbagai materi pembelajaran,
a. Model Pembelajaran Discovery
Budiningsih (2005) mendevinisikan model pembelajaran discovery sebagai pembelajaran
dengan memahami konsep , arti dan hubungan, melalui proses intuitif yang pada akhirnya
sampai pada kesimpulan akhir. Jadi dalam pembelajaran ini, siswa tidak disajikan materi
pembelajaran/ bahan ajar secara final, melainkan ia harus mengikuti proses panjang dalam
berbagai kegiatan seperti menghimpun informasi, membandingkan, mengkatagorikan,
menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan, serta membuat kesimpulan-
kesimpulan. Adapun langkah-langkah dalam pengaplikasian model pembelajaran ini
antara lain:
1) Stimulation (pemberian rangsangan). Dalam mengawali pengaplikasian pembelajaran
ini, peserta didik diberikan suatu permasalahan yang merangsang berbagai pertanyaan
sehingga timbul keinginan untuk menyelidikinya sendiri.
2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Peserta didik diberikan kesempatan
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin permasalah, kemudian memilih salah
satunya dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
3) Data Collecting ( mengumpulkan data) dalam tahap ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca
literature, mengamati objek, wawancara ataupun melakukan uji coba sendirisehingga
peserta didik mampu mengeksplorasi oengetahuan konseptualnya serta dapat melatih
ketrampilan berpikir logis aplikatif. Tahap ini berfungsi untuk membuktikan
kebenaran hipotesis.
4) Data Processing (pengolahan data) data yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya
diinterpretasikan baik dengan klasifikasi, tabulasi, diacak ataupun dihitung dengan
cara tertentu.
5) Verification (pembuktian) kegiatan peserta didik ditahap ini adalah memeriksa secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis tersebut dengan temuan
alternative.
6) Generalization (Menyimpulkan) di tahap ini ditandai dengan penarikan kesimpulan
yang dapat dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk semua permasalahan yang
sama.
b. Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri menekankan kepada kegiatan yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dalam model ini, pelajaran
tidak diberikan secara final, namun dalam pembelajaran ini lebih menekankan pada
proses mencari dan menemukan sendiri pengetaahuannya. Tujuan dari pembelajaran ini
adalah engembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis. Selain itu,
pembelajaran ini juga mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran ini antara lain:
1) Orientasi. Dalam tahap ini, peserta didik diberikan pengantar topik pembahasan,
tujuan, pokok-poko kegiatan dan pentingnya kegiatan tersebut untuk dilakukan
2) Merumuskan masalah. Masalah yang dirumuskan bisa dirumuskan sendiri oleh
peserta didik atau dengan bantuan peserta didik, masalah yang dikaji adalah masalah
yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
3) Merumuskan hipotesis. Kemampuan berhipotesis dikembangkan dengan mengajukan
berbagai pertanyaan, yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara.
4) Mengumpulkan data. Merupakan aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam inkuri proses ini merupakan proses penting,
karena proses ini mampu mengembangkan proses mental untuk pengembangan
intelektualnya.
5) Menguji hipotesis. Adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan tahap sebelumnya
6) Merumuskan kesimpulan. Adalah mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis, untuk mecapai kesimpulan yang akurat.
c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran Problem Base Learning atau biasa disebut PBM/ PBL merupakana salah
satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara menghadapkan
peserta didik dengan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. masalah yang
ditugaskan untuk dipecahkan adalah yang autentik dan diselesaikan secara kelompok atau
dalam tim yang berbasis social dan kontekstual. Dalam model PBL ini, siswa disajikan
masalah-masalah yang yang dekat dan mampu dipecahkan oleh mereka, tujuan dalam
penerapan model ini, siswa dibiasakan untuk mampu dengan mudah memecahkan
masalah yang ada di kehidupan sehari-harinya. Adapun menurut Landsberger langkah-
langkah dalam model ini antara lain:
1) Mengeksplorasi isu. Pengenalan masalah oleh guru dan dilanjutkan dengan kegiatan
peserta didik untuk mendiskusikan masalah tersebut
2) Membuat daftar tentang apa yang telah diketahui.
3) Mengembangkan dan menulis semua pernyataan jawaban atas masalah. Kegiatan ini
diperoleh dari hasil analisis kelompok tentang apa yang mereka ketahui untuk
memecahkan masalah. Hal ini bisa dimunculkan dengan menulis semua pernyataan
yang diperoleh, persetujuan anggota kelompok atas pernyataan jawaban, umpan balik
dari guru atas pernyataan dan pertanyaan siswa.
4) Membuat daftar berbagai macam kemungkinan solusi.
5) Membuat daftar tindakan yang akan dilakukan beserta jadwal pelaksanaan
6) Membuat daftar tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk diketahui,mengkaji literatur
dan data akan mendukung solusi yang di tawarkan.
7) Menulis solusi atau jawaban yang didukung dengan bukti dokumentasi dalam tahap
ini kelompok menyajikan hasil temuan data dan analisisnya.
8) Mengkaji ulang ulang kinerja kelompok.
9) Merayakan usaha yang telahdilakukan.

b. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran.


Ditinjau dari pendekatannya, pembelajaran dibedakan menjadi beberapa jenis, anatara
lain
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centered approach). Adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang berdasar pada pandangan bahwa mengajar adalah
menanamkan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam pandangan pendekatan ini, pendidiklah
komponen penting dalam pembelajaran, ia yang menjadi pusat pengendali peserta didik.
Peserta didik merupakan organisasi pasif yang menjadi objek dalam pembelajaran.
Pendekatan ini menilai keberhasilan suatu pembelajaran manakala peserta didik mampu
menguasai materi sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh pendidik.
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach). Merupakan proses belajar mengajar yang didasarkan pada kebutuhan dan minat
anak. Dalam usaha pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini, semua kegiatan
ditujukan pada harapan agar siswa belajar. Oleh karena itu, konsep penting dalam
pendekatan ini adalah kegiatan peserta didik, pendidik secara sadar harus menempatkan
perhatian yang signifikan pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi peserta didiknya. Baik
dalam minat, bakat, pendapat, serta gaya belajar masing-masing peserta didik. Untuk itu,
pendekatan ini bisa didevinisikan sebagai titik tolak tentang suatu proses pembelajaran,
dimana peserta didik menjadi pusat pembelajaran, sehingga peserta didik dapat belajar aktif
sesuai dengan bakat dan keinginannya.
c. Pendekatan ekonomi pendidikan. Yang memandang anak sekolah sebagai investasi masa
depan sehimgga kegiatan pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan pasar
kerja yang dapat mengembalikan investasi yang dibutuhkan selama sekolah baik kepada
diri peserta didik, keluarga maupun pada Negara.
d. Pendekatan agama. Memandang kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan ibadah sehingga
nilai-nilai keagamaan sangat berpengaruh pada semua proses pembelajaran layaknya apa
yang telah dicetuskan oleh Ulama Imam Az-Zarnuji

c. Macam-Macam Metode Pembelajaran.


Metode pembelajaran sangatlah banyak macam-macamnya, dan seperti yang kita
ketahui bersama bahwa tidak ada satu metode yang sangat bagus namun harus disesuaikan
penggunaannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Dari berbagai macam metode
pembelajaran yang ada, kami memberikan contoh sebagian kecil metode pembelajaran yang
telah popular dan bisa diaplikasikan dalam pembelajaran IPS diantaranya adalah
1. Metode Ceramah
Metode ini menghendaki siswa harus mendapatkan informasi yang sama dalam jumlah
siswa yang banyak. Dalam metode ini menekankan penyampaian informasi secara verbal
dan cenderung searah (dari guru ke siswa) dalam pengaplikasian metode ini penyampaian
materi hanya membutuhkan waktu yang singkat.
2. Metode Diskusi
Merupakan cara yang digunakan untuk pembelajaran yang terfokus pada pembahasan dan
pemecahan suatu masalah atau topik dengan cara bertukar pikiran/ pendapat/ gagasan dan
bertukar pikiran yang dilakukan oleh sejumlah/ sekumpulan orang untuk memperoleh
suatu jawaban atau kesimpulan. Metode ini berfungsi untuk latihan mengapresiasi,
berpikir, menggagas ide, bertanya dan berpendapat. Selain itu dengan metode ini siswa
dilatih untuk menerima perbedaan dan toleransi serta demokrasi. Yang tak kalah penting
dalam metode ini, metode ini mampu meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik.
Adapun macam-macam diskusi ini adalah Diskusi Panel, Simposium, Seminar dan
lokakarya.
3. Metode Demonstrasi
Merupakan cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebanarnya ataupun tiruannya. Metode ini cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran yang membutuhkan pengetahuan proses dan memakai atau
mengaplikasikan sesuatu hal.
4. Metode Eksperimen.
Metode ini menekankan cara penyajian pembelajaran dengan cara menugaskan siswa,
untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri tentang sesuatu
yang di pelajari. Dengan mengaplikasikan metode ini, peserta didik diberikan kesempatan
untuk mengalami, mengamati proses, mengamati suatu objek, mengumpulkan data,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu keadaan,
kejadian, objek atau proses tertentu.
5. Metode Simulasi
Adalah suatu metode yang cara penyajian pengalaman belajarnya dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau ketrampilan tertentu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dengan asumsi tidak semua
proses pembelajaran dapat dilakuakn pada objek yang sebenarnya.
6. Metode Tanya Jawab
Merupakan cara penyajian pembelajaran dalam bentuk pertanyaan, yang dikemukakan
oleh guru yang harus dijawab oleh siswa. Dalam prakteknya metodetanya jawab dimulai
dengan mempersiapkan pertanyaan yang diangkat dari bahan pelajaran yang akan
diajarkan, mengajukan pertanyaan, menilai proses Tanya jawab yang berlangsung, dan
diakhiri dengan tindak lanjut. Penerapan metode ini dapat menarik perhatian, merangsang
daya piker, membangun keberanian, melatih kemampuan berbicara dan berpikir secara
teratur, serta sebagai alat untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara
objektif.
7. Metode Drill
Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa
yang dipelajari. Metode ini merupakan implementasi dari salah satu atau gabungan dari
berbagai metode pembelajaran. Mengingat dalam metode ini kurang mengembangkan
daya kreativitas atau bakat inisiatif peserta didik untuk berpikir, maka guru harus
mempertimbangkat tingkat kewajaran penggunaan metode ini seperti penggunaannya
contohnya untuk hal-hal motorik dan penggunaan rumusan.
8. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
Metode ini berbeda dengan pemberian pekerjaan rumah (PR), metode resitasi lebih luas
dari itu. Resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individu ataupun
kelompok. Resitasi bisa dilakukan di rumah, lapangan, perpustakaan, kantin dll. Jenis
pekerjaan atau tugasnya pun beraneka ragam, tergantung tujuan yang ingin dicapai.
Seperti meneliti, menyusun laporan dan tugas-tugas lain yang relevan.
9. Metode Karyawisata
Metode ini biasa disebut juga dengan metode widyawisata dan study tour, dalam metode
ini, cara penyajian pembelajaran dilakukan dengan membawa peserta didik ke luar untuk
mempelajari berbagai sumber belajar yang terdapat di luar kelas. Pemanfaatan lingkungan
nyata, pembelajaran menjadi lebih relevan, memperluas informasi, membiasakan peserta
didik untuk memanfaatkan dunia sekitar, serta mendorong daya kreatifan anak mampu
dicapai dengan menggunkan media ini. Oleh karena itu, metode ini dianggap sebagai
salah satu metode yang modern.
10. Metode problem solving
Merupakan cara penyajian bahan pembelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik
tolak pembahasan untuk dianalisis, dibandingkan, dan disimpulkan delam usaha mencari
pemecahan atau jawabannya oleh peserta didik. Permasalahan yang dapat diangkat dalam
metode ini bisa berupa kesenjangan antara yang sehariusnya dengan realitas, sesuatu yang
bila dibiarkan akan berdampak pada kerugian dan sesuatu yang membutuhkan kejelasan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan proses
pembelajaran dari awal sampai akhir, yang didalamnya terdapat pendekatan (sudut pandang
yang dikembangkan dalam pembelajaran), strategi yakni rancangan cara kegiatan yang
ditempuh untuk mecapai tujuan, adapun metode adalah jalan yang ditempuh dalam rangkaian
kegiatan tersebut. Macam model pembelajaran yang dianjurkan pemerintah contohnya
pembelajaran discovery, inquiry dan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan student
centered, dengan strategi discovery, inquiry dan juga PBM disertai dengan metode Tanya
jawab dan diskusi. Semua model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran bisa
digunakan dalam pembelajaran IPS tergantung pada jenis materi dan tujuan yang ingin dicapai.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi. 2017. Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa.
Yogyakarta: Deepublish.

Abdurrahman An-Nahlawi. 1996. Prinsi-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung:


Diponegoro.

at-Tauby, Trianto Ibn Badar. 2017.Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah


Yogyakarta:Kencana Prenada Group.

Damadi. 2017. Pengembangan Model dan metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa.
(Yogyakarta:Deepublish.

Eggen, P.D. & Kauchak, Donald P.1996. Strategies for Teachers Teaching Content and
Thingking Skills, Boston Allyn and Bacon.

Hamzah B. Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif, Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:
Bumi Aksara.

Lefudin. 2017. Belajar & Pembelajaran, dilengkapi dengan Model Pembelajara, Strategi
pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajara,. Yogyakarta
Deepublish.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung, Remaja
Rosdakarya.

Mariyaningsih, Nining &Mistina Hidayati, Bukan Kelas Biasa Teori dan Praktik Berbagai
Modeldan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di Kelas-Kelas
Inspiratif,. Surakarta: Kekata Group.

Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global,


Malang UIN-Maliki Press

Nata, Abuddin. 2009. Prespektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran,.Jakarta: Prenada Media
Group..

Ramayulis. 2003. Pengantar Ilmu Pendidikan. Padang: BABN Press.

Rohani Ahmad. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta : Erlangga.

Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2002. Media dan Teknologi Pembelajaran (Teori dan Praktek dalam
Pembelajaran Pendidikan Islam). Surabaya: PMN & IAIN Press Sunan Ampel Surabaya..

Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.
Sobroto, Seno. 2006. Seri Bahasa Indonesia. Semarang:  Aneka Ilmu.

Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung Alfa Beta.

Shobirin, Ma’as. 2016. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Deepublish.

Siska, Yulia. 2018. Pembelajaran IPS di SD/ MI. Yogyakarta: Garudhawacana

Supriadi, Didi & Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Tinenti, Yanti Rosinda. 2018. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) dan Penerapannya
dalam Proses Pembelajaran di Kelas. Yogyakarta: Deepublish.

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta


Prestasi Pustaka.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:


Prestasi Pustaka Publisher.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Usman, M. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

Wahidmurni,. 2017. Metodologi Pembelajaran IPS Pengembangan Standar Proses


Pembelajaran IPS di Sekolah/ Madrasah,. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Permendikbud no. 22 tahun 2006

Anda mungkin juga menyukai