PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PERTUMBUHAN MANUSIA
Disusun oleh :
Kelompok 4 :
Ernawati Purnama Zebua (21101696)
Rahayu Wulandari (21101698)
Ayu wulan ramadhani (21101695)
Isra Hulrahmi (21101697)
Puti Muthia Anastasia (21101699)
Agil Rifa'i (21101879)
Dosen Pengampuh :
Sumarni, M.Pd
Puji syukur kita panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disususn
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah KONSEP DASAR IPA dengan tema
BAGIAN-BAGIAN TATA SURYA DAN TEORI ALAM SEMESTA Dalam penyusunan makalah
ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi, namun dengan semangat ingin
belajar dan terus belajar, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu
Sumarni, M.Pd selaku dosen mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN yang telah
membantu mengarahkan dan memberi batasan penyusunan materi makalah, serta terima
kasih pula kepada seluruh pihak baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung
telah memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi kita
semua. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3
A. Pengertian Pertumbuhan .........................................................................................3
B. Pengertian Pertumbuhan Pribadi Manusia .............................................................4
C. Hukum-Hukum yang Mengatur..............................................................................8
D. Aspek-Aspek yang Memengaruhi Pertumbuhan ..................................................12
E. Pertumbuhan Fisik yang Normal ..........................................................................13
F. Dinamika Pertumbuhan Menuju Individuasi (Teori Jung) ...................................16
BAB III PENUTUP .......................................................................................................37
A. Kesimpulan ...........................................................................................................37
B. Saran .....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................39
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua bagian yang kondisional dari manusia meliputi pribadi yang bersifat
material kuantatif yang mengalami pertumbuhan dan pribadi yang fungsional
kualitatif yang mengalami perkembangan.
Pertumbuhan terjadi sebagai perubahan individu yang lebih mengacu dan
menekankan pada aspek perubahan fisik ke lebih maju. Pertumbuhan manusia di
tandai dengan bertambahnya ukuran berat badan dan tinggi pada tubuh.
Sedangkan perkembangan lebih mengacu kepada perubahan karakteristik yang
khas dari gejala-gejala psikologis ke arah lebih maju.perkembangan berkaitan
erat dengan pertumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia
merupakan proses biologis yang menuju kedewasaan.
Perkembangan fisik dan mental saat mencapai kematangan terjadi pada
waktu dan tempo yang berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat. Setiap
individu yang normal akan mengalami tahapan perkembangan, hal ini berarti
bahwa dalam menjalani hidupnya individu akan mengalami tahapan-tahapan
perkembangan, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan masa tua.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi poko permasalahan dalam pembuatan makalah ini
yaitu:
1. Apa itu pertumbuhan?
2. Apa yang dimaksud pertumbuhan pribadi manusia?
3. Apa saja hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan manusia?
4. Apa saja aspek-aspek yang memengaruhi pertumbuhan?
5. Bagimana pertumbuhan fisik yang norma itu?
6. Bagaimana dinamika pertumbuhan menuju individuasi (Teori Jung)
1
2
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari perumusan makalah ini yaitu untuk mengetahui permasalah
terkait?
1. Pertumbuhan
2. Pertumbuhan pribadi manusia
3. Hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan manusia
4. Aspek-aspek yang memengaruhi pertumbuhan
5. Pertumbuhan fisik normal
6. Dinamika pertumbuhan menuju individuasi (Teori Jung)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan
Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah,
terdapat dua bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi
manusia berubah menuju ke arah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional
pribadi manusia itu meliputi:
1. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif,
2. Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.
Kenyataan itulah yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan
dan perkembangan. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif mengalami
pertumbuhan, sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami
perkembangan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil
sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif
ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari
kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan
sebagainya. Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal
yang bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya materiil itu kuantitatif.
Materiil dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel,
kromosom, rambut, molekul, dan lain-lain, dapat pula materiil terdiri dari bahan-
bahan kualitatif seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai, dan
lain-lain. Jadi, materiil itu dapat terdiri dari kualitas ataupun kuantitas.
Kenyataan inilah yang barangkali membuat orang mengalami kesulitan dalam
membedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu kelengahan
orang adalah yang menyebut pertumbuhan materiil kualitatif sebagai
perkembangan.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh
3
4
lingkungan. Materiil pribadi seperti: sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak,
tulang, adalah tidak dapat dikata- kan berkembang, melainkan
bertumbuh/tumbuh. Begitu juga materiil pribadi seperti: kesan, keinginan, ide,
pengetahuan, nilai, selama tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat
dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh.
Struktur konsep tersebut di atas sesungguhnya masih perlu diterangkan atau
dijabarkan lebih lanjut, tetapi adalah bukan maksud kami dalam buku ini untuk
mengupas hal tersebut secara lebih mendetail.
Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk perubahan- perubahan yang terjadi
pada bagian-bagian materiil, akan tetapi pertumbuhan itu sendiri mempunyai
sifat kesatuan dan keumuman, dalam hal ini suatu organisme.
Pertama-tama, coba bayangkan betapa kecilnya sperma. Setiap satu tetes air
seperma dari pria saja sudah terdiri dari berjuta-juta sperma. Untuk dapat
melihat sperma ini orang harus terlebih dahulu menyempurnakan mikroskop.
Mula-mula orang membidikkan mikroskop untuk mengetahui bentuk dan sifat
sperma baru mendapatkan bayangan yang kurang jelas, lama sesudahnya orang
baru dapat melihat bentuk sperma yang terdiri dari bentuk bergerak yang
mempunyai bentuk menyerupai bulatan kepala dan berekor panjang. Dengan
ekornya itu sperma-sperma bergerak dan berenang cepat mencari sasarannya.
Lebih lanjut, orang ingin mengetahui apa yang terkandung di dalam kepala
sperma, tetapi mengalami kesulitan. Setelah bertahun-tahun orang berusaha
meneliti, barulah diketahui, bahwa dalam satu sperma yang kecil itu terkandung
benda-benda teramat kecil sejumlah dua puluh empat yang disebut kromosom
"chromosomes".
Ketika berjuta-juta sperma berenang memasuki rahim ibu, maka hanya satu
di antaranya yang dapat sampai ke sasaran yaitu telur. Ketika sperma menembus
dan memasuki telur, kepalanya mulai membuka dan mensenyawakan dua puluh
empat kromosom yang tadinya terbungkus itu.
Adapun proses dari sebuah sel telur yaitu, karena besar telur adalah beribu-
ribu kali besarnya sperma, maka mata telanjang kita dapat mengamatinya
sebesar mata ular. Berat sebuah telur manusia diperkirakan sekitar seperjuta
gram. Di dalam telur berisikan bahan-bahan makanan, dengan satu bulatan kecil
yang ringan yang disebut "nucleus". Isi telur itu baru dapat dilihat dengan
mikroskop ketika sperma (yaitu kepalanya saja) memasuki telur dan melepaskan
kedua puluh empat kromosomnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan,
"nucleus" dalam telur pecah dan melepaskan pula kedua puluh empat
kromosomnya sebagai sumbangan dari pihak ibu untuk membentuk seorang
anak.
Dengan demikian, individu baru mulai terbentuk dari empat puluh delapan
kromosom setiap kromosom mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda-beda.
Dua puluh empat kromosom dari ayah dan dua puluh empat kromosom dari ibu,
masing-masing berpasangan di dalam indung telur. Dua puluh empat kromosom
6
Produksi sperma pada pria tidaklah terbatas. Sperma- sperma terjadi dari
sel-sel "germ" yang cadangan sel-sel ini dari tahun ke tahun tidak berkurang.
Setiap satu kali persetubuhan pria mengeluarkan sekitar 200.000.000 sampai
dengan 600.000.000 sperma, maka segera setelah itu terproduksi lagi berjuta-
juta sperma pengganti. Tubuh selalu mensuplai bahan-bahan produksi sperma,
dan pekerjaan produksi ini secara mekanis seperti kegiatan mesin walaupun
tubuh sakit, terluka, atau ketuaan, paling-paling hanya mengurangi jumlah
produksi normal.
Pada wanita, meskipun telur-telur juga terjadi dari sel- sel "germ", namun
kelangsungan pertumbuhannya berbeda dengan pertumbuhan sperma.
Pertumbuhan telur tidak mencapai berjuta-juta jumlahnya. Ketika wanita
mencapai masa pubertas diharapkan secara normal hanya akan mematangkan
satu telur setiap bulan, ini pun hanya untuk semasa sekitar tiga puluh lima tahun.
Wanita sejak dilahirkan telah memiliki sel-sel "germ" yang baru akan siap
memproduksi telur setelah wanita itu menginjak pubertas. Kromosom-
kromosom yang akan ia wariskan kepada anak-anaknya di kemudian hari juga
telah terdapat di dalam masing-masing telurnya. Proses pematangan telur hanya
berupa pembesaran telur dengan pengisian bahan-bahan makanan yang dipakai
untuk memulai kehidupan individu baru Proses kejadian telur tidak jauh berbeda
dengan proses kejadian sperma. Proses kejadian telur dari sel-sel "germ" ini
disebut proses "reduction".
Setiap telur hanya terjadi dari separo kromosom ibu/wanita. Perubahan-
perubahan dalam struktur kromosom dapat mempengaruhi pekerjaan gene.
Apabila dalam masa tertentu "genes" masih berubah, maka sifat-sifat
nonherediter tidak akan berkembang, dan hal ini akan mengakibatkan adanya
sifat yang sama pada anak. Sifat- sifat yang dihasilkan dari perubahan "genes"
adalah sifat- sifat yang herediter. Dari sinilah tumbuh bakat atau pembawaan
pribadi seseorang, yaitu karena adanya perubahan-perubahan pada "genes".
Tidak semua aspek pribadi manusia adalah diwarisi dari orang tuanya. Hal-
hal yang tidak diwariskan meliputi beberapa aspek, baik materiil pertumbuhan
fisik, maupun mental. Dari sifat-sifat genes yang dimiliki, individu dapat saja
8
menjadi orang yang pemurung, periang, pendiam, lamban, ataupun cerdas. Akan
tetapi, keadaan-keadaan fisik dan mental seperti misalnya penyakit, kelelahan,
kemiskinan, kegagalan atau kemalasan adalah tidak diwariskan, melainkan
diperoleh dari pendidikan. Perlengkapan mental setiap individu sejak lahir
adalah sama seperti halnya pada orang dewasa, begitu pula perlengkapan fisik.
Kesamaan materiil herediter dapat melahirkan individu-individu yang
berbeda dalam penampakan fisis. Hal ini pun belum tentu disebabkan oleh faktor
hereditas, tetapi karena perbedaan kondisi pertumbuhan dalam tubuh ibu- ibu
yang melahirkannya. Dengan demikian, pertumbuhan itu dipengaruhi, baik oleh
hereditas maupun lingkungan.
Demikianlah telah dikemukakan peristiwa pertumbuhan awal dari individu
secara global. Dengan uraian di atas kita dapat memperoleh gambaran tentang
apa dan bagaimana pertumbuhan itu terjadi. Pertumbuhan terjadi secara
fisiologis terhadap materiil kehidupan. Pertumbuhan materil ternyata tidak
hanya kuantitatif, tetapi juga kualitatif.
pengenalan tentang apa yang dipikir dan dirasakan oleh anak. Sama halnya
kita tidak akan mungkin mengenal perkembangan mental anak tanpa
mengenal jasmani dan kebutuhan anak. Sebagai gambaran, terdapat
hubungan yang sangat erat antara penyesuaian anak di sekolah dengan
perangai/emosinya, kesehatan jasmaninya, dan kapasitas mentalnya.
b. Inflasi
Tahap yang kedua dalam proses individuasi adalah inflasi yaitu
individu menangani dirinya, egonya, dan kapasitas pribadinya
dihubungkan dengan keilahian (Edinger,l973: 65). Keadaan ini seperti
kasus Nietzsche dalam karyanya Thus spake Zarathustra, dia ingin
menjadi Allah namun tidak dapat. Inflasi adalah regresi alam sadar ke
alam tidak sadar. Kekuatan diri alam tidak sadar menjadi lebih jelas dan
dominan karena menelan kandungan ego alam sadar dan
mengesampingkan ego dari bagian penting totalitas kepribadian.
sepanjang diri alam tak sadar. Menjadi dominan dan asimilasi secara
sadar, maka ego menjadi Allah (1ung,tdoa, cw t2: 4gl).
Jung mengemukakan pula ada dua konsekuensi dari inflasi, pertama
ialah suatu kehendak universal untuk menghancurkan, dan kedua adalah
pemusnahan tradisi. Kehendak universal untuk menghancurkan seperti
teror kejahatan dalam masyarakat, kejahatan yang digambarkan dalam
media elektronik, tidak adanya rasa aman di sepailang iatan-lalan kora
besar, pembunuhan, pemerkosaan dan segala -inif.rtu.i kriminal yang
tidak terhitung jumlahnya. Jung melihat pula adanya kecenderungan
pemusnahan yang diekspresikan dalam karya-karya seni. Menurut Jung,
perkembangan seni modern dan nihilistiknya yang cenderung mengarah
pada disintegrasi harus dipahami sebagai suatu gejala dan simbol suatu
keadaan jiwa dari pemusnahan universal
Konsekuensi kedua dari inflasi adalah pemusnahan atau penghapusan
tradisi. Menurut Jung (1959, CW 9.2:181) kecenderungan sekarang ini
untuk menghapus segala tradisi merupakan kecenderungan dan
perkembangan dari barbarisme beberapa tahun yang lalu. Kehilangan
akar dan ketidakpedulian pada tradisi neurotisasi massa dan
mempersiapkan mereka bagi histeria kolektif.
Kegemaran melanggar tradisi menurut Jung oleh karena adanya
keinginan mencoba-coba dan menentukan nilai dan makna segala hal
menurut penilaian diri sendiri, terpisah dari tradisi. Padahal tradisi sangat
20
pengenalan potensi diri alam tidak sadar itu ditarik mundur, akibatnya
individu tetap tidak dapat mengatasi persoalannya (Moreno, 1985: 402).
d. Manusia Massa
Tahun l9l2 Jung menerbitkan isinya Neru Path Psychology yang kini
terdapat pada karyanya Two Essays on Analytical Psychology, 1966,
hal.245' 268. Menurut Jung pada esai tersebut, proses kedewasaan yang
disebut proses individuasi tidak saja mengemukakan persoalan manusia
massa tetapi juga merupakan pengobatan yang ditawarkan Jung bagi
situasi sulit dari manusia massa.
Manusia modern dicirikan oleh kegagalan pengembangan persona
(identitas diri yang unik dan sejati) dan dihubungkan dengan ekstraversi
dan rasionalitas yang berlebihan. Kegagalan pengembangan persona
timbul akibat dari proses adaptasi yang menekan semua potensialitas dan
keunikan individu, menutupi dan menghambatnya di dalam faktor-faktor
kolektif masyarakat, hanya agar dirinya dapat diterima oleh masyarakat.
Adapun penyebab kegagalan pengembangan persona ini adalah
manusia modern dipisahkan atau teralienasi dari akarnya di masa lalu.
Dengan kata lain, ia kehilangan jamahan dengan sumber semua tradisi
atau nilai-nilai universal dan abstrak. Konsekuensi sosial dari kegagalan
pengembangan persona adalah adaptasi dan penaklukan total dan tanpa
kritik pada peranan dan harapan-harapan yang didikte oleh negara,
Diagnosis Jung terhadap identifikasi manusia masa dibahas Jung
pada essaynya Civilization in Transition, I970, pada pembahasannya
tentang Undiscovered Self', hal. 245-305. Essei ini memberikan
penekanan pada keintiman atau relasi kausatif yang Jung lihat antara
meningkatnya manusia massa dan merosotnya agama tradisional, dan
kemampuan psikologi analitik untuk mengobati situasi itu yaitu dengan
menafsirkan kembali agama tradisional.
Jung memulai analisisnya dari apa yang ia sebut kondisi yang sulit
dan serius dari individu pada masyarakat massa. Peningkatan sikap
ilmiah menekan individu untuk memikirkan dirinya sebagai yang rata-
22
rata secara statistik. oleh karena negara yang otoritarian telah merampas
individu dari keutuhan manusianya (sifat ilahi), maka masyarakat
menyerah pada apa yang Jung sebut "pemikiran massa", "aturan massa",
"gerakan buta dari massa", "keadaan mimpi yang berperilaku kanak-
kanak dari manusia massa" dan psikologi massa. Maksud Jung dari
terminologi itu bahwa manusia masa telah kehilangan kontak dengan
sumber daya alam tak sadar dan tradisi yang dapat membuat manusia
masa itu dapat memikirkan dirinya sebagai yang otonom, mampu
mengatur diri sendiri dan bertanggung jawab atas keberadaannya dalam
dunia. sebaliknya, jika manusia masa itu menjadi keberadaan yang
kolektif yaitu bergantung pada lembaga yang secara sosial didasarkan
pada struktur otoritas, maka manusia masa itu membiarkan dirinya
didefinisikan oleh ideal-ideal kolektif masyarakat dan mematikan
pengembangan pengenalan dirinya.
Pembahasan Jung mengenai asal mula situasi sulit ini, kemudian
mengalihkan perhatian Jung pada pembahasan agama. Agama secara
tradisional telah menjadi sumber daya inti yang melindungi
individualitas manusia. Ketergantungan pada Tuhan adalah jalan keluar
dari kolektivitas rasionalisme dan komunalisme. Agama
mengorganisasikan dan memberikan bentuk-bentuk simbolik yang
membangun menuju fakta-fakta rasional pada pengalaman pribadi.
Pengalaman ini adalah pengalaman batiniah dan transenden, yang dapat
melindungi manusia dari ketenggelaman dalam massa. Agama dalam
kehidupan masyarakat kontemporer telah mengkristal dalam doktrin,
pengakuan iman, dan keyakinan sehingga agama menjadi otoritarian,
seperti totalitarian politik. Jung kemudian melihat tidak ada perbedaaan
antara penyembahan gereja Kristen dengan pengakuan iman komunisme
dan materialisme ilmiah.
Jung,pada esseinya itu, juga memberikan solusinya bagi situasi sulit
yang dialami manusia massa, di bawah pembahasannya mengenai
pengertian diri dan pengetahuan diri. Alam kesadaran manusia masih
23
terang dan gelap, introversi dan ekstroversi, regresi dan progresi, dan
seterusnya.
Aktivitas psikis ini diperluas pengertiannya oleh Jung dengan
menghubungkannya dengan energi psikis yang diperkirakan sebagai
suatu istilah inklusif bagi intensitas psikis. Energi psikis dikenal pula
dengan istilah libido yang oleh Freud dibatasi dalam aspek
seksualitas saja, tetapi Juga menempatkannya dalam posisi yang
lebih "netral" yaitu mencakup keseluruhan keinginan dan dorongan
manusia, apakah itu hal-hal yang naluriah, emosional, spiritual dan
seterusnya, tanpa menempatkan salah satunya sebagai yang lebih
tinggi atau dominan dalam kehidupan psikis. Jika fisika sebagai
proses dinamis bagi pondasi antitesis dan bagi aliran energi diantara
dua kutub, maka sifat aktivitas psikis adalah memiliki sifat mengatur
sendiri (self regulating) dan sifat purposif dan terarah. Sifat
purposive ini digambarkan oleh Jung dalam pemahamannya
mengenai kompensasi. Fungsi kompensatori dari bentuk-bentuk
simbolik dalam kehidupan psikis diturunkan oleh alam tidak sadar
Kompensasi alam tidak sadar dari sikap alam sadar seseorang
neurotik mengandung semua elemen yang secara efektif dapat
mengoreksi satu aspek saja (one-sidedness) yaitu pikiran alam sadar
(Jmg, 1966, CW 7: I2I). Sifat berikutnya dari aktivitas psikis adalah
kecenderungan alamiah dari proses fisika yang selalu mencari
representasinya.
Jung berkata, psike terdiri dari gambaran-gambaran. Serangkaian
gambaran dalam pengertian yang paling benar, suatu struktur yang
penuh makna dan tujuan; dan suatu "penggambaran" dari segala
aktivitas yang vital. Jung berbicara mengenai psike dalam aktivitas
psikis adalah secara vitalistik dan sinergistik dalam istilah yang
dinamis, pada satu pihak, namun pada pihak lain Jung membicarakan
psike dalam istilah gambaran dan bentuk khusus, sehingga energi itu
berarti pula dalam dirinya sendiri tidak baik atau buruk, tidak
25
2) Konflik Psikis
3) Regresi
Nilai dan simbol agama sebagai mediator itu disebut juga sebagai
penyembuh dan pendamai dari semua perpecahan dan pembelahan
batin yang mengganggu kehidupan psikis. Nilai dan simbol agama
disebut pula sebagai "batu loncatan menuju aktivitas baru" dan
sebagai tanda yang memberi arah yang diperlukan dalam menuntun
kehidupan.
Fungsi nilai dan simbol agama dalam alam tidak sadar tidak saja
dapat lebih dulu mengetahui suatu perubahan yang belum disadari
dalam pribadi, tetapi juga memberikan kesaksian mengenai
penyatuan kekuatan yang telah terjadi dalam psike. Dengan kata lain,
kekuatan nilai dan simbol agama adalah aktual yang di dalam dan
dari dirinya menghasilkan sikap baru, dan sikap ini, jika ditangani
secara serius, digunakan untuk menguji kehidupan, akan
mempercepat proses pertumbuhan, akan menghasilkan buah dan
selamanya bertumbuh dalam mata air imajinasi manusia.
Nilai dan simbol agama adalah produk dari alam sadar maupun
alam tidak sadar maka nilai dan simbol agama memiliki sisi rasional
maupun irasional. Nilai dan simbol agama juga adalah ekspresi
spiritual. Nilai dan simbol agama juga memiliki aspek penuh makna.
Itu sebabnya nilai dan simbol agama mengartikan sesuatu dan
menuntut penafsiran. Aspek penuh makna nilai dan simbol agama ini
membicarakan pemahaman manusia dan membangkitkan refleksi dan
tidak hanya perasaan dan emosional. Nilai dan simbol agama adalah
kekuatan yang menghidupkan dan yang efektif, yaitu ia melampaui
kapasitas pengalaman alam sadar dan "merumuskan suatu komponen
alam tidak sadar yang esensial"
PENUTUP
A. Kesimpulan
pertumbuhan manusia itu adalah proses tumbuh kembangnya manusia baik
dari jasmaniah maupun yang rohaniah setelah itu berubah menuju kearah
kesempurnaan. Manusia secara genetic mula-mula terjadi dari satu sperma dan
satu telur. Satu sperma memasuki sebuah telur dan satu individu baru mulai
membentuk diri, kehidupan awal dari individu sangat dipengaruhi oleh kondisi
orang tua, terutama ibu.
Adapun dalam pertumbuhan manusia terjadi suatu urutan-urutan
perkembangan manusia secara khusus, didalam proses pertumbuhan manusia
trsebut ada suatu sebab dan gejolak-gejolak yang dihadapi dan tidak mungkin
dihindari pada manusia itu sendiri, hal trsebut memang sudah diatur oleh hukum
alam tempat manusia bersosialisasi
Jung berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh
masa lalu, namun pandangan terhadap masa depan, tujuan dan aspirasi
merupakan salah satu untuk menuju kesuksesan dalam hidup individu. Menurut
Jung pribadi yang sehat ditandai dengan mampunya seorang individu menjadi
diri sendiri, menyeimbangkan sikap dan fungsi psikologis yang ada dalam diri
dan mampu merubah archetype. Namun tidak selamanya individu memiliki
pribadi yang sehat. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan ini
dibutuhkan terapi, salah satunya terapi bermain oleh tenaga yang ahli, sehingga
dapat membantu individu dalam meyimbangkan fungsi id, ego dan super ego.
Dengan harapan untuk berkembang dengan optimal.
B. Saran
Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari
perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan
fisik.perubahan Kualitatif tersebut sering disebut dengan “perkembangan”,
seperti perubahan dari tidak mengetahui menjadi mengetahuinya, dari kekenak-
37
38
39