Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN KELAS
Tentang
GURU PROFESIONAL

Disusun oleh :
Kelompok 7
1. Yesi sepriani ( 21101810)
2. Maharani Nuraini (21101818)

Dosen pembibing :
Yenti, S.Pd,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ( PGSD )


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP NASIONAL
2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Manajemen Kelas dengan judul materi Guru Profesional.
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu
Yenti,S.Pd,M.Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Kelas. Kami
mengakui sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna di
karena terbatasnya pengetahuan yang kami miliki ,oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritik yang membangun
dari berbagai pihak . Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.

Padang Pariaman, 22 Februari 2023

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Guru...........................................................................................3
B. Tugas dan Peran Guru..................................................................................3
C. Kinerja Guru................................................................................................6
D. Kompetensi Guru( Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Dan Profesional).......7
E. Keterampilan manajerial guru......................................................................10
F. Keterampilan dasar mengajar guru..............................................................12
G. Mengajar yang efektif..................................................................................16
H. Mengajar yang nyaman ...............................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................19
B. Saran ............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Guru adalah seseorang yang telah membuat kita menaiki level yang lebih
tinggi dalam kehidupan dimana yang tidak tahu menjadi tahu serta yang
buruk menjadi baik. Guru tidak harus mengajarkan pendidikan formal, segala
macam ilmu dan adab yang bermanfaat juga dapat diajarkan.

Seorang guru memiliki tugas dan peran guru tidak mudah. Menghadapi
manusia secara langsung tentu memiliki berbagai kendala yang jauh lebih
sulit dibandingkan berhadapan dengan angka-angka atau benda mati lainnya.
Inilah yang membuat guru memilliki arti yang sangat penting dalam
menentukan masa depan sebuah bangsa. Sayangnya polemik soal
kesejahteraan pahlawan tanpa tanda jasa ini masih menjadi persoalan yang
belum ketemu solusinya.
B. Rumusan Masalah.
1. Apa Pengetian Guru ?
2. Apa Tugas dan Peran Guru ?
3. Menjelaskan Kompetensi Guru (Pedagogik, Kpribadian, Sosial, Dan
Profesional ) ?
4. Menjelaskan Keterampilan Menajerial ?
5. Menjelaskan Keterampilan Dasar Mengajar Guru ?
6. Menjelaskan Mengajar Yang Efektif ?
7. Menjelaskan Mengajar Yang Nyaman ?
C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk Mengetahui Pengertian Guru.
2. Untuk Mengetahui Tugas Dan Peran Guru.
3. Untuk Mengetahui Kompetensi Guru (Pedagogik, Kpribadian, Sosial,
Dan Profesional ).

1
2

4. Untuk Mengetahui Keterampilan Menajerial


5. Untuk Mengetahui Keterampilan Dasar Mengajar Guru
6. Untuk Mengetahui Mengajar Yang Efektif
7. Untuk Mengetahui Mengajar Yang Nyaman
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Guru
Secara etimologis, istilah guru berasal dari bahasa India yang artinya
orang yang mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Rabindranath
Tagore (1986-1941), menggunakan istilah "shanti niketan" atau rumah damai
untuk tempat para guru mengamalkan tugas mulianya dalam membangun
spiritualitas anak-anak India (spiritual intelligence). Bahasa Arab mengenal
istilah guru dengan sebutan "al-mua'allim" atau "al-ustadz" yang bertugas
memberikan ilmu dalam majelis taklim (tempat memperoleh ilmu), jadi
fungsinya membangun aspek spiritualitas manusia.
Pengertian guru kemudian semakin luas, tidak hanya terbatas dalam
konteks keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual (spiritual intelligence)
dan kecerdasan intelektual (intellectual intelligence), namun kecerdasan
lainnya yang dikenal dengan istilah kecerdasan berganda /multiple
intelligence (hasil temuan penelitian dari Howard Garner tentang potensi
manusia). Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang
tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua
aspeknya, melalui pengoptimalan berbagai potensi multiple intelligence yang
dimiliki oleh peserta didik.
B. Tugas dan Peran Guru
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 39 Ayat 2 menyatakan
bahwa tugas guru adalah merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan. Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Pasal 1 Ayat 1 ditegaskan pula bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Pada tataran yang lebih operasional lagi, Peraturan

3
4

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 52 Ayat 1


menegaskan bahwa tugas pokok guru adalah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan
melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran peserta didik. Terkait dengan hal tersebut, maka peranan guru
meliputi banyak hal, yaitu:
1. Pendiagnosa Perilaku Peserta Didik
Guru harus mampu memahami dan memberikan solusi atas segala
kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran, untuk
itu guru dituntut untuk mengenal lebih dekat kepribadian peserta didiknya.
Proses assessing atau memperkirakan keadaan peserta didik adalah
langkah awal untuk mengetahui lebih lanjut kondisi peserta didik untuk
kemudian dievaluasi agar lebih kongkrit dan mendekati tepat untuk
memahami keadaan peserta didiknya, sehingga diharapkan jika guru telah
mengetahui betul kondisi peserta didiknya akan mempermudah
memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan
bakat peserta didik.
2. Penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pelaksanaan pembelajaran yang baik harus didukung dengan
perencanaan yang baik, karena rencana yang baik akan meminimalisir
risiko pembelajaran yang buruk dan tidak terarah. Selain itu, terkait peran
ini, maka guru diharapkan mampu melakukan persiapan pembelajaran,
baik yang menyangkut materi pembelajaran, maupun kondisi psikis dan
psikologis yang kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajaran
peserta didik.
3. Pelaksana Proses Pembelajaran.
Guru harus mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik, karena kualitas proses pembelajaran akan menentukan hasil akhir
5

yang akan dicapai oleh peserta didik. Terkait dengan peran tersebut, maka
guru perlu untuk memperhatikan.
b. Pengalokasian waktu pembelajaran.
c. Memotivasi peserta didik.
d. Mengembangkan diskusi di kelas.
e. Mengamati sikap dan perilaku peserta didik.
f. Memberikan informasi yang baik kepada peserta didik melalui
penyampaian secara lisan dan tulisan yang baik.
g. Menyajikan masalah bagi peserta didik sehingga peserta didik mampu
memecahkannya.
h. Mengajukan pertanyaan dan menjawab setiap pertanyaan yang dimiliki
oleh peserta didik.
i. Memanfaatkan media pembelajaran.

4. Pelaksana Administrator Sekolah.


Guru dapat berperan sebagai administrator sekolah yang berfungsi
untuk membantu kepala sekolah dan tata usaha sekolah. Peran ini
memungkinkan guru untuk mengetahui peserta didik tidak hanya sebatas
kepentingan akademik, namun juga kepentingan administratif terkait
dengan peserta didik.
5. Penyebar Informasi dan Komunikator
Peran ini terkait dengan proses penyampaian informasi oleh guru,
baik kepada dirinya sendiri, kepada peserta didik, kepada pimpinannya,
kepada orang tua peserta didik, maupun kepada masyarakat.
6. Pengembang Potensi Diri Sendiri.
Guru perlu terus menerus mengembangkan potensi dan
kemampuan yang dimilikinya seiring dengan perubahan dan
perkembangan jaman. Hal tersebut penting mengingat saat ini peserta
didik memiliki sumber-sumber pembelajaran di luar guru, yang
memungkinkan mereka untuk mengetahui segala hal mendahului gurunya.
Oleh karena itu, guru dituntut harus selalu up to date.
6

7. Pengembang Potensi Peserta Didik.


Guru merupakan pengembang potensi peserta didik. Oleh karena
itu, guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang
mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik
8. Pengembang Kurikulum di Sekolah.
Guru merupakan ujung tombak yang mengimplementasikan
kurikulum di sekolah, sehingga guru merupakan jembatan antara
kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah dan pelaksana di tingkat
sekolah Peran strategis tersebut menuntut guru untuk mampu
mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah sesuai dengan kemampuan
sekolah dan kondisi peserta didik.
C. Kinerja Guru
Kinerja guru berkaitan dengan proses belajar mengajar, yaitu
kesanggupan atau kecakapan guru dalam menciptakan suasana komunikasi
yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup pengem- bangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek penting yang dapat dinilai dari
kinerja guru adalah:
1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap ini menilai apakah guru mampu merencanakan pelaksanaan
pembelajaran secara sistematis dan terukur, yang sesuai dengan
kurikulum, kondisi sekolah, dan kebutuhan peserta didik, sehingga
rencana tersebut mampu mengakselerasi tercapainya tujuan pembelajaran
secara efektif.
2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran.
Proses penyampaian materi pembelajaran guru di kelas identik
dengan tiga isu utama yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya,
yaitu berkenaan dengan pengelolaan kelas, media dan sumber belajar, serta
penggunaan metode pembelajaran.
a. Pengelolaan Kelas
7

Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas perlu dinilai dengan


baik, karena jika guru mampu mengelola kelas dengan baik, maka
tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
b. Penggunaan Media dan Sumber Belajar.
Keterampilan guru dalam memanfaatkan media dan sumber belajar
akan menentukan kualitas proses pembelajaran yang dialami peserta
didik. Media adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan
materi pembelajaran, sedangkan sumber belajar merupakan segala
sesuatu yang menjadi rujukan dalam proses pembelajaran.
c. Penggunaan Metode Pembelajaran.
Guru harus memiliki keterampilan dalam menggunakan metode
pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
kebutuhan peserta didik Keterampilan guru dalam memilih metode
pembelajaran patut dinilai.
3. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan
untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru
dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-
cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan
hasil evaluasi yang ditujukan bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan
peserta didik
D. Kompetensi Guru (Pedagogik ,Kepribadian, Sosial, Profesional)
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal
28 ayat 3 butir a). Guru harus menguasai manajemen kurikulum, mulai
dari merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan
8

mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi


pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik
agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.
Kompetensi pedagogik guru meliputi:
a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional dan intelektual.
b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta
didik.
h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan
Pasal 28 ayat 3 butir b). Dengan demikian, maka guru harus memiliki
sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber
inspirasi bagi peserta didik. Guru harus mampu menjadi tri-pusat, seperti
ungkapan Ki Hadjar Dewantoro "Ing Ngarso Sung tulado, Ing Madya
Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani". Di depan memberikan teladan, di
9

tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan


dorongan/motivasi. Kriteria kompetensi melekat pada kompetensi
kepribadian guru meliputi:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar (Standar Nasional Pendidikan,
penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Kriteria kompetensi sosial guru
meliputi:
a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status
sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
10

terintegrasikannya konten pembelajaran dengan penggunaan TIK dan


membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir
c). Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan
landasan kependidikan. Kriteria kompetensi profesional guru meliputi:
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/
bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
E. Keterampilan Menajerial Guru
Robert L Katz (1993) menyatakan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
manajerial tersebut sangat aplikatif untuk diadopsi bagi guru di ruang kelas
Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual, keterampilan
kemanusiaan, serta keterampilan teknis.
1. Keterampilan Konseptual (Conceptional Skilly)
Guru sebagai manajer kelas perlu memiliki keterampilan untuk
membuat konsep, ide, dan gagasan dalam pengembangan pembelajaran di
kelas Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian dijabarkan dalam
rencana kegiatan real di kelas untuk diwujudkan. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut dengan
proses perencanaan atau planning Oleh karena itu, keterampilan
konsepsional juga merupakan keterampilan untuk membuat perencanaan
kerja Keterampilan konseptual berkenaan dengan kemampuan guru untuk
melihat kelas secara utuh. Guru merencanakan perubahan, merancang
tujuan pembelajaran dan manajemen kelas, membuat penilaian secara tepat
11

tentang efektivitas kegiatan di kelas, dan kemudian mengkoordinasikan


berbagai kegiatan di dalam kelas secara harmonis
2. Keterampilan Kemanusiaan (Humanity Skill)
Keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan
dengan orang lain, yang disebut dengan keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh guru terhadap
kepala sekolah, staf, dan pegawai lainnya yang ada di sekolah. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan bijak, akan membuat kepala
sekolah, staf dan pegawai lainnya di lingkungan sekolah merasa diharga
dan kemudian mereka akan bersikap terbuka untuk saling berbagi.
3. Keterampilan Teknis (Technical Skill).
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan guru untuk
menjalankan fungsinya sebagai guru, misalnya merancang silabus atau
pokok-pokok pembelajaran.
Ricky W Griffin (1997) menambahkan dua keterampilan dasar yang
perlu dimiliki oleh guru sebagai manajer, yaitu keterampilan manajemen
waktu dan keterampilan membuat keputusan.
1. Keterampilan Manajemen Waktu (Time Management) merupakan
keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang guru untuk
menggunakan waktu yang dimilikinya secara tepat. Guru harus mampu
merancang pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran
kondisi peserta didik, serta alokasi waktu yang disediakan untuk
mempelajari mata pelajaran tertentu.
2. Keterampilan Membuat Keputusan (Decision Making Skill). Merupakan
kemampuan guru untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara
terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah
yang paling utama bagi seorang guru.

F. Keterampilan Dasar Mengajar Guru


12

Guru yang paripurna adalah guru yang menguasai keterampilan dasar


dalam mengajar secara baik. Keterampilan dasar mengajar guru pada
umumnya terkait dengan:
1. Keterampilan Membuka Pelajaran (Set Induction Skills).
Kegiatan ini dilaksanakan pada permulaan pembelajaran.
Membuka pelajaran (set induction) adalah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-
kondisi bagi peserta didik agar mental maupun perhatiannya terpusat pada
apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Komponen membuka
pelajaran menurut Usman (2002:85) terkait dengan:
a. Perhatian.
b. Motivasi.
c. Pemberian Acuan.
d. Pemberian Apresiasi.
2. Keterampilan Bertanya (Questioning Skills).
Guru perlu memiliki keterampilan dasar dalam bertanya kepada
peserta didik dan mampu memotivasi peserta didik untuk bertanya kepada
guru. Sehingga aliran komunikasi, pengetahuan, dan proses transfer
keilmuan akan semakin cepat dan tepat. Komponen-komponen
keterampilan bertanya, meliputi:
a. Jelas dan Singkat.
b. Jawaban sebagai Acuan.
c. Fokus pertanyaan.
d. Pemindahan giliran.
e. Penyebaran.
f. Wakru berfikir.
g. Tuntunan.
3. Keterampilan memberi penguatan (Reinforcement Skills).
Keterampilan guru dalam memberi penguatan bagi peserta didik
menjadi perhatian yang sangat penting, hal tersebut disebabkan karena
13

penguatan lebih penting dilakukan guru daripada guru memberikan


hukuman bagi peserta didik. Penguatan dari guru dapat dilakukan secara
verbal (misalnya ungkapan bagus, excellent, bagus, pintar, ya, cerdas)
maupun non verbal (misalnya gerakan, isyarat, sentuhan, elusan,
pendekatan yang menyatakan bahwa guru memberikan respon yang
positif). Penguatan dapat dilakukan dengan cara:
a. Penguatan secara Individu.
b. Penguatan secara Kelompok.
c. Pemberian Penguatan.
d. Variasi Penguatan
4. Keterampilan Mengadakan Variasi (Stimulus Variation).
Variasi stimulus (stimulus variation) adalah keterampilan untuk
memberikan stimulus pembelajaran secara bervariasi, baik melalui
penggunaan TIK/multimedia, multimetode, maupun multi sumber belajar
secara bervariasi, sehingga pembelajaran tidak monoton. Ada tiga prinsip
utama yang perlu diperhatikan dalam penggunaan nariation skills, yaitu:
a. Kejelasan Maksud
Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu
yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Berkesinambungan.
Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan
sehingga tidak akan merusak perhatian peserta didik dan tidak
mengganggu kegiatan pembelajaran
c. Direncanakan.
Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Keterampilan Menjelaskan (Explaining Skills).
Guru yang terampil adalah guru yang mampu melaksanakan
kegiatan transfer keilmuan atau transfer of knowledge melalui
keterampilan menjelaskan. Keterampilan menjelaskan ini berkaitan
dengan stimulus guru agar peserta didik mampu terlibat dalam eksplorasi
14

dan elaborasi materi pembelajaran Komponen- komponen penting dalam


menjelaskan (explaining skills) antara lain berkaitan dengan:
a. Kejelasan.
b. Penggunaan Contoh dan Ilustrasi.
c. Penekanan.
d. Umpan Balik
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil.
Diskusi kelompok merupakan suatu proses interaksi antara peserta
didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya dalam satu kelompok.
Dalam kelompok tersebut, peserta didik bisa berbagi informasi dan solusi
atas berbagai hal yang terjadi dalam proses pembelajaran. Guru berfungsi
sebagai pembimbing yang menjadi pengarah sekaligus melaksanakan
kegiatan supervisi kelompok tersebut. Komponen-komponen penting
yang perlu diperhatikan guru dalam membimbing diskusi kelompok
adalah:
a. Tujuan dan Topik Diskusi
b. Kejelasan Masalah.
c. Menganalisis Pandangan Peserta Didik.
d. Mengajukan Pertanyaan Menantang.
e. Partisipasi.
f. Dominasi.
g. Menutup Diskusi.
7. Keterampilan Mengelola Kelas.
Keterampilan mengelola kelas terkait dengan keterampilan
manajemen kelas yang banyak dibahas dalam buku ini. Manajemen kelas
pada intinya bagaimana proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung
secara optimal sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapal secara efektif
dan efisien. Dua komponen penting dalam manajemen kelas berhubungan
dengan:
a. Penciptaan dan Pemeliharaan Kondisi Belajar yang Optimal.
b. Pengembalian Kondisi Belajar.
15

8. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan (Individual).


Guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang memper-
hatikan peserta didik secara individual karena cara tersebut akan
menyebabkan guru semakin humanis dalam memahami perbedaan yang
dimiliki oleh peserta didik. Guru dapat memberikan variasi, bimbingan,
dan penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan sentuhan
kebutuhan yang individual. Komponen-komponen yang perlu dikuasi
guru berkenaan dengan pembelajaran perseorangan ini adalah:
a. Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi.
b. Keterampilan Mengorganisasi.
c. Keterampilan Memberikan Solusi.
9. Keterampilan Menutup Pelajaran (Closure Skills).
Kegiatan pembelajaran berakhir dengan penutupan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru Kegiatan ini terkait dengan kemam puan guru
untuk mengambil intisari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Komponen penting dalam penutupan pembelajaran menurut
Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
kesimpulan pembelajaran.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik
individu maupun kelompok.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

G. Mengajar yang Efektif


16

Mengajar merupakan kegiatan membimbing agar peserta didik


mengalami proses belajar Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat
membawa peserta didik untuk belajar dengan efektif. Prinsip mengajar yang
efektif adalah:
1. Konteks.
Konteks yang baik meliputi:
a. Dapat membuat peserta didik menjadi lawan berinteraksi secara
dinamis dan kuat.
b. Terdiri dari pengalaman aktual dan konkret.
c. Pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untuk menyusun
pengertian, bersifat sederhana, dan pengalaman itu dapat ditiru untuk
diulangi.
2. Fokus
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif, harus dipilih fokus yang
memiliki ciri:
a. Memobilisasi tujuan.
b. Memberi bentuk dan uniformitas pada belajar.
c. Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
3. Sosialisasi.
Kondisi sosial di kelas banyak sekali pengaruhnya terhadap proses belajar
yang sedang berlangsung di kelas tersebut.
4. Individualisasi.
Dalam mengorganisasikan kelas guru harus memperhatikan taraf
kesanggupan peserta didik dan merangsangnya untuk menentu- kan bagi
dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan dengan baik.
5. Urutan.
Bila hendak mencapai belajar yang olentik, maka proses belajar harus
diorganisasi berdasarkan rangkaian atau urutan sehingga proses belajar
menjadi penuh makna.
6. Evaluasi.
17

Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan


hasil-hasil pelajaran yang dapat dicapai dan dapat memberi laporan
tentang perkembangan peserta didik
H. Mengajar yang Nyaman
Untuk menciptakan kondisi dan lingkungan belajar yang nyaman
maka seorang guru perlu memperhatikan:
1. Manajer Pembelajaran.
Guru berperan sebagai manajer pembelajaran. Memiliki keman- dirian dan
otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan
belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh media dan sumber
penunjang pembelajaran. Guru harus berperan sebagai partisipan, tidak
hanya berperilaku mengajar, tetapi juga belajar dari interaksi dengan
peserta didik.
2. Pelatihan.
Guru berperan sebagai pelatih. Memberikan peluang bagi peserta didik
mengembangkan cara-cara pembelajaran sesuai dengan kondisi masing-
masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasar, dan tidak
memberikan satu cara yang mutlak yang mesti dianut oleh peserta didik
secara mutlak pula.
3. Konselor
Guru berperan sebagai konselor Mampu menciptakan interaksi belajar-
mengajar yang menyenangkan dimana peserta didik dapat berperilaku
positif dalam proses belajar dan pembelajaran yang dialaminya, yang
dibangun dalam suasana psikologis yang kondusif, dimana jarak antara
guru dan peserta didik menjadi semakin tidak kentara.
4. Fasilitator
Guru berperan sebagai fasilitator, dimana guru harus mampu memahami
kondisi yang dihadapi oleh setiap peserta didik dan membantu peserta
didik ke arah perkembangan potensi dan kepribadian yang baik dan
optimal Sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai motivator dan
memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik.
18

5. Kreator Proses Belajar Mengajar.


Guru berperan sebagai kreator proses belajar mengajar, dimana ia dituntut
untuk dapat menguasai perkembangan teknologi di bidangnya untuk
merancang dan menyampaikan pembelajaran secara lebih profesional dan
menarik melalui media pembelajaran yang tepat dan up to date.
6. Pemimpin
Guru berperan sebagai pemimpin, dimana dalam tugas tersebut, guru
diharapkan menjadi seseorang yang mampu menggerakkan peserta didik
agar tergerak mencapai tujuan belajar dan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
7. Pengarang
Sebagai pengarang, harus kreatif dan inovatif menghasilkan karya yang
akan digunakan melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang
mandiri bukan sebagai tukang yang harus mengikuti satu buku petunjuk
yang baku, melainkan sebagai tenaga kreatif yang mampu menghasilkan
berbagai karya inovatif dalam bidangnya.
BAB 1II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu peran guru adalah sebagai pro$esional. Jabatan guru sebagai
propesional menuntut peningkatan kecakapan dan mutu keguruan secara
berkesinambungan. (uru yang berkufikasi profesional yaitu guru yang tahu
secara mendalam tentang apa yang diajarkannya.cakap dalam cara
mengajarkannya secara efektif serta efisien dan guru tersebut
punyakepribadian yang mantap .Selain itu integritas diri serta kecakapan
keguruannya juga perluditumbuhkan serta dikembangkan. Guru yang ideal
adalah sadar dan tanggap akan perubahanBaman,pola tindak keguruannya
tidak stugnun guru secara kontinue meningkatkan penguasaandasar keilmuan
dan perangkat instrumental nya.
Guru juga harus memiliki keterampilan dalam mengajar yaitu:
keterampilan membuka pelajaran, keterampilan bertany, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan mengadakan fariasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas pembelajaran perseorangan (individu),
keterampilan menutup pembelajaran.
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, saya berharap dapat memahami tentang
Guru profesional., Namun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karnanya berbagai macam kritik serta yang sifatnya membangun masih sangat
dibutuhkankan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Karwati Euis. 2019. Menejemen Kelas Classroom Manegement. Bandung:
Alfabea

20

Anda mungkin juga menyukai