Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KOMPETENSI GURU

Dosen Pengampu :

Gusti Firda Khairunnisa, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Silvia Linda Wahyuni (22201072026)


2. Lailatul Fauziah (22201072030)
3. Rafli Asrafi (22201072034)
4. Arif Andrian (22201072036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kompetensi Guru ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Gusti Firda Khairunnisa, S.Pd, M.Pd. pada mata kuliah Profesi Keguruan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tahapan Pengembangan
Guru Profesional bagi pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Gusti Firda Khairunnisa selaku dosen
mata kuliah Profesi Keguruan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang profesi guru ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami . Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 19 Desember 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
Adapun dalam pembahasan makalah ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:........1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Kompetensi Guru............................................................................................................3
2.1.1 Pengertian kompetensi Guru.......................................................................................3
2.2 Kompetensi Pedagogik....................................................................................................4
2.2.1 Pengertian Pedagogik..................................................................................................4
2.2.2 Pengertian Kompetensi Pedagogik..............................................................................4
2.2.3 Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik..........................................................................5
2.2.4 Dimensi-dimensi Kompetensi Pedagogik...................................................................6
2.3 Kompetensi Kepribadian.................................................................................................7
2.3.1 Pengertian Kepribadian...............................................................................................7
2.3.2 Pengertian Kompetensi Kepribadian...........................................................................7
2.3.3 Komponen-komponen Kompetensi Kepribadian........................................................8
2.4 Kompetensi Sosial...........................................................................................................9
2.4.1 Pengertian Kompetensi Sosial.....................................................................................9
2.4.2 Aspek-aspek Kompetensi Sosial...............................................................................10
2.4.3 Indikator Kompetensi Sosial.....................................................................................11
2.5 Kompetensi Profesional................................................................................................12
2.5.1 Pengertian Kompetensi Profesional..........................................................................12
2.5.2 Komponen-komponen Kompetensi Profesional........................................................13
2.5.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional...................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................16

BAB I
iii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru dalam proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting
terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar,
membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual,
serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Oleh karena itu, selain
terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat
bersosialisasi dengan baik.

Selain itu seorang guru juga memiliki kompetensi yang akan menunjukan kualitas
profesionalisme seorang guru. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16
tahun 2007 telah ditetapkan standar kompetensi pedagogik guru. Standar kompetensi
pedagogik guru merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru
yang dijabarkan ke dalam kompetensi guru. Dengan adanya kualifikasi dan kompetensi
tersebut diharapkan seorang guru menjadi tenaga pendidik dan pengajar yang professional.

Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam transformasi
orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari ketergantungan menjadi mandiri,
dari tidak terampil menjadi terampil, dengan metode-metode pembelajaran bukan lagi
mempersiapkan peserta didik yang pasif, melainkan peserta didik berpengetahuan yang
senantiasa mampu menyerap dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berikir,
bertanya, menggali, mencipta dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun dalam pembahasan makalah ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:
1 Apa definisi dari kompetensi guru?
2 Apa definisi dari kompetensi pedagogik
3 Apa definisi dari kompetensi kepribadian?
4 Apa definisi dari kompetensi sosial?
5 Apa definisi dari kompetensi profesional?
1.3 Tujuan

iv
Adapun dalam pembahasan makalah ini bertujuan sebagai berikut:
1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari kompetensi guru.
2 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari kompetensi pedagogik.
3 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari kompetensi kepribadian.
4 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari kompetensi sosial.
5 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari kompetensi professional.

v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kompetensi Guru
2.1.1 Pengertian kompetensi Guru
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta) kompetensi berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar
kompetensi (competency) yakni kemampuan atau kecakapan. Istilah kompetensi sebenarnya
memiliki banyak makna sebagaimana yang dikemukakan berikut: Descriptive of qualitative
natur or teacher behavior appears to be entirely meaningful (Broke and Stone, 1975).
Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat
berarti.

Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang


dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. The state of legally competent or
qualified (Mc.Lead 1989). Keadaan berwewenang atau memenuhi syarat menuntut ketentuan
hukum. Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.
Dengan gambaran pengertian tersebut, dapat diambil pengertian bahwa kompetensi
merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.
Guru merupakan orang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar, Selain itu, guru juga
sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Jadi pengertian dari kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya
mengajar dan memiliki kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan profesi
keguruannya. Selain itu, kompetensi guru merupakan kemampuan atau kesanggupan guru
dalam melaksanakan tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar, kemampuan atau
kesanggupan untuk benar-benar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilannya sesuai
dengan sebaik-sebaiknya.
Makna penting kompetensi dalam dunia pendidikan didasarkan atas keseimbangan
rasional, bahwasannya proses pembelajaran merupakan proses yang rumit dan kompleks. Ada
beragam aspek yang saling berkaitan dan memengaruhi berhasil atau gagalnya kegiatan
pembelajaran. Banyak guru yang telah bertahun-tahun mengajar, tetapi sebenarnya kegiatan
yang dilakukan tidak banyak memberikn aspek perubahan positif dalam kehidupan siswanya.
Sebaliknya, ada juga guru yang relatif baru namun telah memberikan kontribusi konkrit
kearah kemajuan dan perubahan positif pada diri siswa.

vi
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru sebagai dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sedangkan menurut
peraturan.Pemerintah nomor 74 Tahun 2008 tentang guru pada pasal 2 disebutkan bahwa
guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan pengertian kompetensi yang dimaksud adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasi oleh guru
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

2.2 Kompetensi Pedagogik


2.2.1 Pengertian Pedagogik
Istilah Pedagogik dalam Bahasa Belanda "paedagogiek" dan dalam Bahasa
Inggris "pedagogy" berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos
yang berarti anak dan agogos yang berarti mengantar, membimbing atau memimpin.
Dari dua kata tersebut terbentuk beberapa istilah yang masing- masing memiliki arti
tertentu. Istilah-istilah yang dimaksud yakni paedagogos, pedagog (paedagoog atau
pedagogue), paedagogia, pedagogi (paedagogie) dan pedagogik (paedagogiek)
memiliki arti berkenaan dengan praktek pendidikan anak atau praktek mendidik anak.
Adapun istilah paedagogiek atau pedagogik berkenaan dengan seperangkat
pengetahuan ilmiah tentang fenomena praktek pendidikan anak. Pendek kata,
paedagogiek atau pedagogik adalah ilmu mendidik anak atau ilmu pendidikan anak.

2.2.2 Pengertian Kompetensi Pedagogik


Seperti yang telah disebutkan(E. Mulyasa, 2008: 75) dalam Standar Nasional
Pendidik, tentang pengertian Kompetensi Pedagogik Guru, menyatakan bahwa
Kompetensi Pedagogik adalah Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

vii
Menurut Majmudin (2008) bahwa yang dimaksud dengan Kompetensi
Pedagogik adalah "Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam
dan penyelengaraan pembelajaran yang mendidik".

2.2.3 Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik


Berdasarkan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek
yang berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogik. Berikut ini dijelaskan
ketujuh aspek kompetensi pedagogik.
a. Menguasai karakteristik peserta didik. Guru mampu mencatat dan menggunakan
informasi tentang karakteristik peserta didik untuk membantu proses
pembelajaran. Karakteristik ini terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, dan latar belakang sosial budaya.
b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Guru
mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar.
c. Pengembangan kurikulum. Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan
terpenting kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan menata materi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik. Guru mampu menyusun dan
melaksanakan rancangan pembelajaran yang mendidik secara lengkap. Guru
mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Guru mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi
pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK) untuk
kepentingan pembelajaran.
e. Pengembangan potensi peserta didik. Guru mampu menganalisis potensi
pembelajaran setiap peserta didik dan mengidentifikasi pengembangan potensi
peserta didik melalui program embelajaran yang mendukung siswa
mengaktualisasikan potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai
ada bukti jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka.
f. Komunikasi dengan peserta didik. Guru mampu berkomunikasi secara efektif,

viii
empatik dan santun dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif, Guru
mampu memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau
pertanyaan peserta didik.
g. Penilaian dan Evaluasi. Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi
untuk merancang program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan
hasil analisis penilaian dalam proses pembelajarannya.

2.2.4 Dimensi-dimensi Kompetensi Pedagogik


Dalam Standar Nasional Pendidikkan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam
pengelelolaan pembelajaran peserta didik, meliputi:

1. Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan


2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. Pengembangan kurikulum/silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7. Evaluasi hasil belajar (EHB)
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga


fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Agar proses
pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang
diharapkan, diperlukan kegiatan manajemen sistem pembelajaran, sebagai
keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan
efisien.

ix
2.3 Kompetensi Kepribadian
2.3.1 Pengertian Kepribadian
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kepribadian adalah sebagai sifat hakiki
yang tercermin pada seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dengan
orang atau bangsa lain. Sedangkan dalam tinjauan psikologi, kepribadian adalah
susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan
sebagainya) dengan aspek perilaku (perbuatan nyata). Aspek tersebut berkaitan secara
fungsional pada diri seseorang sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan
tetap.
Kepribadan adalah suatu sikap atau tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang
dalam melaksanakan suatu kegiatan yang menjadi tanggung- jawabnya untuk
menentukan suatu tujuan.
Baharuddin menjelaskan inti-inti mengenai kepribadian dalam bukunya
sebagai berikut:
a. Kepribadian merupakan suatu kebulatan yang terdiri dari aspek-aspek
jasmaniah dan rohaniah.
b. Kepribadian seseorang bersifat dinamik dalam hubungannya dengan
lingkungan.
c. Kepribadian seseorang itu khas, dan berbeda dari orang lain.
d. Kepribadian itu berkembang dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal
dari dalam dan luar.

2.3.2 Pengertian Kompetensi Kepribadian


Menurut UUD RI No 14 2005 tentang kompetensi bagi Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas. Dalam Standar Nasional Pendidikan, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Kepribadian adalah semua keterampilan yang ada, pengetahuan
dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya

x
sehingga ia dapat melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bersifat kognitif, memiliki
sifat efektif dan psikomotorik dengan baik. Definisi yang sama juga dikemukakan
oleh para ahli seperti:
1. Finch dan Crunkilton: mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan.
2. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007: capaian Kompetensi Kepribadian
adalah ia mampu bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia. Mampu menampilkan diri sebagai pribadi
yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat..

Ada dua macam kepribadian guru, yaitu:


a. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang memerintah. Hal
seperti ini kurang tepat jika diterapkan pada sistem pendidikan.
b. Guru yang menempatkan dirinya sebagai pembimbing bagi anak didiknya.
Tipe guru seperti ini lebih tepat dan menarik, ia akan dihormati dan
disayangi oleh anak didiknya.

Bagaimanapun pandainya seorang guru memberikan pelajaran bahkan


penguasaan materi yang matang, tanpa diiringi oleh kepribadian yang menarik
tentunya sangat sulit. Dengan kepribadian yang baik dan menarik, ia akan menjadi
guru yang ideal.
Untuk menjadi guru yang berkompetensi , maka guru harus mengembangkan
kepribadiannya yang meliputi:
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Berperan dalam Masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila.
3. Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi guru.

Menurut Abu Ahmadi, seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap
hangat, adil, objektif, dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang
menyenangkan dalam proses belajar mengajar.

2.3.3 Komponen-komponen Kompetensi Kepribadian


Adapun aspek-aspek atau komponen-komponen kompetensi kepribadian guru

xi
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mengembangkan kepribadian.
b. Berinteraksi atau berkomunikasi: berinteraksi dengan sejawat untuk
meningkatkan profesional dan berinteraksi dengan masyarakat untuk
penunaian misi pendidikan.
c. Melaksanakan bimbingan penyuluhan: membimbing siswa yang mengalami
kesulitan dan membimbing siswa yang memerlukan bimbingan khusus atau
berkelainan.
d. Melaksanakan administrasi sekolah: mengenal administrasi kegiatan sekolah
dan melaksanakan kegiatan administrasi sekolah.
e. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran: mengkaji
konsep dasar penelitian ilmiah dan melaksanakan penelitian sederhana.

2.4 Kompetensi Sosial


2.4.1 Pengertian Kompetensi Sosial
Menurut Buchari Alma (2008:142), kompetensi sosial adalah kemampuan
guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah.[1] Seorang guru harus berusaha mengembangkan
komunikasi dengan orang tua peserta didik sehingga terjalin komunikasi dua arah
yang berkelanjutan. Dengan adanya komunikasi dua arah, peserta didik dapat
dipantau secara lebih baik dan dapat mengembangkan karakternya secara lebih efektif
pula.
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir d, dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.
Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru (dalam E. Mulyasa, 2007: 173), bahwa
kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari Masyarakat yang
sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan atau isyarat secara santun.
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

xii
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua atau wali peserta
didik.
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku.
5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Adapun hal-hal yang menentukan keberhasilan komunikasi dalam kompetensi


sosial seorang guru, yaitu:
1. Audience atau sasaran komunikasi, yakni dalam berkomunikasi hendaknya
memperhatikan siapa sasarannya sehingga sang komunikator bisa
menyesuaikan gaya dan "irama" komunikasi menurut karakteristik sasaran.
Berkomunikasi dengan siswa SD tentu berbeda dengan siswa SMP dan SMA.
2. Behavior atau perilaku, yakni perilaku apa yang diharapkan dari sasaran
setelah berlangsung dan selesainya komunikasi. Misalnya, seorang guru
sejarah sebagai komunikator ketika sedang berlangsung dan setelah selesai
menjelaskan. Peristiwa Pangeran Diponegoro, perilaku siswa apa yang
diharapkan. Apakah siswa menjadi sedih dan menangis merenungi nasib
bangsanya atau siswa mengepalkan tangan seolah-olah akan menerjang
penjajah Belanda. Hal ini sangat berkaitan dengan keberhasilan komunikasi
guru sejarah tersebut.
3. Condition atau kondisi, yakni dalam kondisi yang seperti apa ketika
komunikasi sedang berlangsung. Misalnya ketika guru Matematika mau
menjelaskan rumus-rumus yang sulit harus. Seorang guru harus mengetahui
kondisi siswa tersebut, apakah sedang gembira atau sedang sedih, atau sedang
kantuk karena semalam ada acara. Dengan memahami kondisi seperti ini maka
guru dapat menentukan strategi apa yang ia gunakan agar nantinya apa yang
diajarkan bisa diterima oleh siswa.
4. Degree atau tingkatan, yakni sampai tingkatan manakah target bahan
komunikasi yang harus dikuasai oleh sasaran itu sendiri. Misalnya saja ketika
seorang guru Bahasa Inggris menjelaskan kata kerja menurut satuan waktunya,
past tense, present tense dan future tense, berapa jumlah minimal kata kerja
yang harus dihafal oleh siswa pada hari itu. Jumlah minimal kata kerja yang
dikuasai oleh siswa dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan guru
Bahasa Inggris tersebut. Apabila tercapai berarti ia berhasil, sebaliknya

xiii
apabila tidak tercapai berarti ia gagal.

2.4.2 Aspek-aspek Kompetensi Sosial


Gullotta dkk (1990) mengemukakan beberapa aspek kompetensi sosial, yaitu:
1. Kapasitas kognitif, merupakan hal yang mendasari keterampilan sosial
dalam menjalin dan menjaga hubungan interpersonal positif. Kapasitas
kognitif meliputi harga diri yang positif, kemampuan memandang
sesuatu dari sudut pandang sosial, dan keterampilan memecahkan
masalah interpersonal.
2. Keseimbangan antara kebutuhan bersosialisasi dan kebutuhan privasi.
Kebutuhan sosialisasi merupakan kebutuhan individu untuk terlibat
dalam sebuah kelompok dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Sedangkan kebutuhan privasi adalah keinginan untuk menjadi individu
yang unik, berbeda, dan bebas melakukan tindakan tanpa pengaruh
orang lain.
3. Keterampilan sosial dengan teman sebaya, merupakan kecakapan
individu dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kelompok dan
dapat terlibat dalam kegiatan kelompok.

2.4.3 Indikator Kompetensi Sosial


Kompetensi sosial menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-Kompetensi:
1. Memahami dan menghargai perbedaan (respek) serta memilikikemampuan mengelola
konflik dan benturan.
2. Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan kawan sejawat, kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah, dan pihak-pihak terkait lainnya.
3. Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis, dan lincah.
4. Melaksanakan kominikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan menyenangkan
dengan seluruh warga sekolah, orangtua peserta didik dengan kesadaran sepenuhnya
bahwa masing-masing memiliki peran dan tanggungjawab terhadap kemajuan
pembelajaran.
5. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan
yang berpengaruh terhadap tugasnya.

xiv
6. Memiliki kemampuan mendudukan dirinya dalam system nilai yang berlaku di
masyarakat sekitarnya.
7. Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya: partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, penegakan hokum, dan profesionalisme).

Menurut Panduan Serftifikasi Guru Tahun 2006 bahwa terdapat empat indikator
untuk menilai kemampuan sosial seorang guru, yaitu:
1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin,agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang
memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
5. Dengan demikian, indicator kemampuan social guru adalah mampu
berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga
kependidikan, orang tua dan wali murid, masyarakat dan lingkungan sekitar, dan
mampu mengembangkan jaringan.

2.5 Kompetensi Profesional


2.5.1 Pengertian Kompetensi Profesional
Dalam standar nasional pendidikan penjelasan pasal 28 ayat 3 point e
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam standar nasional pendidikan."
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2017 bahwa
Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud pada pasal (1) yakni pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi
professional ialah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

xv
mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan yakni memahami
standar isi, standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolahan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kompetensi profesional dapat di artikan, kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing anak
didik memenuhi standar kompetensi yang diterapkaan dalam standar pendidikan
nasional.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a. Konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren
dengan materi ajar.
b. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
c. Hubungan konsep antar mata pekajaran terkait.
d. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
e. Kompetisi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan
nilai dan budaya nasional.

2.5.2 Komponen-komponen Kompetensi Profesional


Adapun 4 komponen kompetensi professional yaitu:
1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.
2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.
3. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan
bidang studi yang dibinanya.
4. Mempunyai keterampilan dalam teknik mengajar.

2.5.3 Ruang Lingkup Kompetensi Profesional


Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum
dapat di identifikasi tentang ruang lingkup professional guru sebagai berikut:
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, sikologis,
sosiologis, dan sebagainya.
2. Mengerti daan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta

xvi
didik.
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang dapat bervariasi.
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber
belajar yang relevan.
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik’

Jadi, ruang lingkup kompetensi professional mencakup penguasaan materi


pembelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, penghayatan
atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan serta menguasai proses-proses
kependidikan dan keguruan pembelajaran siswa.

xvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kompetensi guru adalah orang yang profesinya atau pekerjaannya mengajar dan
memiliki kemampuan dan kewenangan dalam melaksanakan profesi keguruannya. Selain itu,
kompetensi guru merupakan kemampuan atau kesanggupan guru dalam melaksanakan
tugasnya, melaksanakan proses belajar mengajar, kemampuan atau kesanggupan untuk benar-
benar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan sebaik-sebaiknya.

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru sebagai dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Keberhasilan guru melaksanakan perannya dalam bidang pendidikan sebagian besar
terletak pada kemampuannya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam
situasi khusus. Karena dengan memiliki guru yang berkompeten, maka akan berpengaruh
juga pada hasul belajar para siswanya.

3.2 Saran

Demikian makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini
banyak terdapat kekurangan, oleh karena kritik dan saran yang membangun kami perlukan
untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Kompetensi Guru. (2015). Diakses pada 19 Desember 2023 dari


https://fitrianahadi.blogspot.com/2015/12/makalah-kompetensi-guru.html

Kompetensi Guru. (2016). Diakses pada 19 Desember 2023 dari


https://henadia.blogspot.com/2016/04/makalah-kompetensi-guru.html

Makalah Pedagogik. (2017). Diakses pada 19 Desember 2023 dari


https://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2017/07/30/makalah-pedagogik/

Kompetensi Kepribadian. (2018). Diakses pada 19 Desember 2023 dari


https://www.academia.edu/35558118/KOMPETENSI_KEPRIBADIAN

Kompetensi Sosial Guru. (2017). Diakses pada 19 Desember 2023 dari


https://hasbyeducation.blogspot.com/2017/01/kompetensi-sosial-guru.html

Kompetensi Profeesional. (2014). Diakses pada 20 Desember 2023 dari https://makalah-


ugi.blogspot.com/2014/05/kompetensi-profesional.html

Makalah Kompetensi Profesional. (2014). Diakses pada 20 Desember 2023 dari


https://irawidyastuti94.blogspot.com/2014/06/makalah-kompetensi-profesional.html

Revisi Kompetensi Profesional. (2017). Diakses pada 20 Desember 2023 dari


https://www.academia.edu/35456575/REVISI_KOMPETENSI_PROFESIONAL_Ma
kalah_ini_diajukan_untuk_memenuhi_mata_kuliah

Kompetensi Pedagogik. (2014). Diakses pada 20 Desember 2023 dari


https://www.academia.edu/9028998/kompetensi_pedagogik

Kompetensi Kepribadian Guru. Diakses pada 20 Desember 2023 dari


http://repository.radenintan.ac.id/1740/5/Bab_II.pdf

Makalah Kompetensi Sosial Guru. (2019). Diakses pada 20 Desember 2023 dari
https://www.academia.edu/39707110/Makalah_Kompetensi_Sosial_Guru

xix

Anda mungkin juga menyukai