KOMPETENSI GURU
Oleh: Kelompok 4
Puji syukur atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah–Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Kompetensi Guru” dapat berjalan
dengan lancar. Makalah yang berjudul “Kompetensi Guru” ini membahas mengenai
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ketika berkecimpung di dunia pendidikan.
Penulis yakin makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan
yang terkandung didalamnya, baik segi isi, maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan
rendah hati penulis berharap kritik dan sarannya yang membangun, guna menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................23
B. Saran .................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun
ada yang berpendapat bahwa guru adalah jabatan semi profesional, namun
sebenarnya lebih dari itu. Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat
diperoleh pada lembaga pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru,
adanya organisasi profesi, kode etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional
guru (SK Menpan No. 26/1989).
1
Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi guru
memiliki beberapa perilaku yang berhubungan dengan profesinya, hal yang
berhubungan dengan pola tingkah laku guru dalam memahami, menghayati, serta
mengamalkan sikap profesionalnya,
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi dan standar kompetensi guru ?
2. Apa saja tujuan standar kompetensi guru ?
3. Apa yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik ?
4. Apa yang dimaksud dengan kompetensi profesional?
5. Apa yang dimaksud dengan kompetensi sosial?
C. TUJUAN
Memberikan informasi tentang definisi kompetensi dan standar kompetensi seorang
guru.
1. Mengetahui pengertian pedagogik dan bagian-bagiannya
2. Mengetahui sikap profesional seorang guru.
3. Mengenal bagaimana sikap kompetensi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT KOMPETENSI GURU
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat, guru
tidak hanya bertindak sebagai penyaji informasi tetapi juga harus mampu bertindak
2
sebagai fasilitator,motivator dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mencari dan mengelola sendiri informasi. Dengan demikian
keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan
prinsip mengajar seperti telah diuraikan.
Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa lepas dari konsep hakikat guru dan
hakekat tugas guru(Spencer 1993:7). Kompetensi guru mencerminkan tugas dan
kewajiban guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang
menuntut suatu kompetensi tertentu sebagaimana telah disebutkan. Ace Suryadi
(1999:298-304) mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf kompetensi seorang guru
memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Status kompetensi yang profesional tidak
diberikan oleh siapapun, tetapi harus dicapai kelompok profesi bersangkutan. Awalnya
tentu harus dibina melalui penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga
kependidikan yang sesuai, pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan (in service
training) yang memadai, efisiensi dalam sistem perencanaan, serta pembinaan
administrasi dan pembinaan kepegawaian.
B. PENGERTIAN KOMPETENSI
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai
3
guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut
dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran dan pendidikan disekolah, namun kompetensi guru tidak berdiri sendiri,
tetapi dipengaruhi latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya
mengajar. Kompetensi guru dapat dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan
calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan
pengembangan tenaga guru.Sealain itu, penting dalam hubungannya kegiatan belajar
mengajar dan hasil belajar siswa.
Dengan kata lain kompetensi adalah pemilikan,penguasaan,ketrampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.(A.Piet Sahertian :4)
Standar Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar
berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan
jenjang pendidikan.
4
Standar Kompetensi Guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam pengukuran
kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.
1. Tolok ukur semua pihak yang berkepentingan di bidang pendidikan dalam rangka
pembinaan, peningkatan kualitas dan penjenjangan karir guru.
2. Meningkatkan kinerja guru dalam bentuk kreatifitas, inovasi, keterampilan,
kemandirian, dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan profesional.
3. Seorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah harus memiliki
Standar kompetensi yang layak dan sesuai, karena figur guru adalah faktor yang
menentukan berhasis atau tidaknya sebuah pendidikan.
E. DIMENSI-DIMENSI KOMPETENSI GURU
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik yang dimaksud yakni kemampuan pemahaman tentang
peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik.
Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi
perkembangan anak sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan
merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan
hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Sedangkan
menurut PP tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik guru merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-
kurangnya meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.
Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki
keahlian secara akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan
pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki
kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu,
guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan
pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan
ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga
pendidikan yang diakreditasi pemerintah.
b. Pemahaman terhadap peserta didik
5
Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga
mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak
didiknya. Guru dapat membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia
yang dialami anak. Selain itu, Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman
terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-
problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.
d. Pengembangan kurikulum atau silabus
Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan
menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor
potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.
6
penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat
kesimpulan dan solusi secara akurat.
2. Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh
karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus
digugu dan ditiru). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan
belajar anak didik. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis.
Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang
merupakan cerminan dari kepribadian seseorang, selama hal tersebut dilakukan
dengan penuh kesadaran. Setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan
meningkatkan citra diri dan kepribadian seseorang.
7
kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan
keyakinan agama yang dianutnya;
kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama;
kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang
berlaku di masyarakat;
mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan
tata karma dan;
bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher
Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi :
1. pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
2. pengetahuan tentang budaya dan tradisi,
3. pengetahuan tentang inti demokrasi,
4. pengetahuan tentang estetika,
5. memiliki apresiasi dan kesadaran sosial,
6. memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
7. setia terhadap harkat dan martabat manusia.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan
dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi
8
yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang
ditampilkan.
Kompetensi profesional guru adalah merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang pemahaman
tentang pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya
belajar (Kariman,2002). Pada umumnya disekolah-sekolah yang memiliki guru
dengan kompetensi profesional akan menerapkan pembelajaran dengan
melakukan untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan
peserta didik hanya mendengarkan.
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme yaitu, guru yang
profesional adlah guru yang kompeten (berkemampuan), karena itu kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi (Muhibbin
Syah : 230).
Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi
sebagai berikut:
o kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham
akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional,
kurikuler dan tujuan pembelajaran;
o pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang
tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar;
o kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi
yang diajarkannya;
o kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran;
o kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber
belajar;
o kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran;
o kemampuan dalam menyusun program pembelajaran;
o kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi
sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan;
o kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.
9
Dalam suasana seperti itu, peserta didik dilibatkan secara aktif dalam memecahkan
masalah , mencari sumber informasi, data evaluasi , serta menyajikan dan
mempertahankan pandangan dan hasil kerja mereka kepada teman sejawat dan yang
lainnya. Sedangkan para guru dapat bekerja secara intensif dengan guru lainnya, dalam
merencanakan pembelajaran baik individual maupun tim, membuat keputusan tentang
mendesai sekolah kolaborasi tentang pengembangan kurikulum, dan partisipasi dalam
penilaian. Berikut akan diuraikan tentang kompetensi profesional yang harus menjadi
andalan guru dalam melaksanakan tugasnya.
Keberhasilan pembelajaran kepada peserta didik sangat ditentukan oleh guru, karena
guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator, dan sekaligus merupakan pusat inisiatif
pembelajaran. Itulah sebabnya, guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya.
Guru perlu memiliki standar profesi dengan menguasai materi serta strategi pembelajaran dan
dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh. Selain standar profesi, guru
perlu memiliki standar sebagai berikut:
Standar intelektual: guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik dan profesional.
Standar fisik: guru harus sehat jasmani, berbadan sehat, dan tidak memiliki penyakit menular
yang membahayakan diri, peserta didik dan lingkungannya.
Standar psikis: guru harus sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun
kelainan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas profesionalnya
10
Standar mental: guru harus memiliki mental yang sehat, mencintai, mengabdi, dan
memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.
Standar moral: guru harus memiliki budi pekerti luhur dan sikap moral yang tinggi.
Standar sosial: guru harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bergaul
dengan masyarakat lingkungannya.
Standar spiritual: guru harus beriman kepada Allah yang diwujudkan dalam ibadah
dalam kehidupan sehari-hari.
Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin maju:
1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu harus dapat
memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada pengertian
yang dalam.
2. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita memahami dan mengerti
dengan benar apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya.
3. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui diri kita sendiri,
siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup? Dengan demikian kita akan bisa
mengendalikan diri dan memiliki kepribadian untuk mau dibentuk lebih baik lagi dan
maju dalam bidang pengetahuan.
4. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak Tuhan Allah menciptakan
manusia, harus disadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tetapi saling
membutuhkan seorang dengan yang lainnya, harus ada penolong. Karena itu manusia
harus hidup bersama, saling membantu, saling menguatkan, saling menasehati dan
saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling menghormati satu dengan
yang lain.
Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak dimiliki seorang guru.
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Karena itu guru harus dapat
berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat; menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
11
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
Memang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan
pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan
metodologi pembelajaran. Namun sebagai anggota masyarakat, setiap guru harus pandai
bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, ia harus menguasai psikologi sosial, memiliki
pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok,
keterampilan bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam
kelompok.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan dan juga sebagai anggota
masyarakat, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Guru
harus bisa digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru
bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru sering
dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan
berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh para murid.
Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta didik perlu
diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social intelegence), agar mereka memiliki hati
nurani, rasa perduli, empati dan simpati kepada sesama. Pribadi yang memiliki kecerdasan
sosial ditandai adanya hubungan yang kuat dengan Allah, memberi manfaat kepada
lingkungan, dan menghasilkan karya untuk membangun orang lain. Mereka santun dan peduli
sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku.
Sumber kecerdasan adalah intelektual sebagai pengolah pengetahuan antara hati dan
akal manusia. Dari akal muncul kecerdasan intelektual dan kecerdasan bertindak yang
memandu kecerdasan bicara dan kerja. Sedangkan dari hati muncul kecerdasan spiritual,
emosional dan sosial.
12
Sosial inteligensi membentuk manusia yang setia pada kebersamaan. Apabila ada satu
warganya yang menderita merupakan penderitaan bersama. Sebaliknya apabila ada
kebahagiaan menjadi/merupakan kebahagiaan seluruh masyarakat. Dalam tingkatan nasional,
sosial intelegensi membimbing para pemimpin untuk selalu peka terhadap kesulitan
rakyatnya dengan mengutamakan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, hadap
masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan sosial yang
beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara efektif maka akan
dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah, sehingga mereka
menjadi warga yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat dan ikut memecahkan
berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
1. Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
2. Memahami karakteristik peserta didik usia sekolah dasar yang berkaitan dengan
aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya.
3. Mengidentifikasi potensi peserta didik usia sekoiah dasar dalam lima mata pelajaran
SD/MI.
4. Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
5. Mengidentifikasi kesulitan peserta belajar usia sekolah dasar dalam lima mata
pelajaran SD/MI.
6. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
7. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
terkait dengan lima mata pelajaran SD/MI.
8. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam lima mata pelajaran SD/MI.
9. Menerapkan pendekatan pembelajaran tematis, khususnya di kelas-kelas awal SD/MI.
13
10. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
11. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
12. Menentukan tujuan lima mata pelajaran SD/MI.
13. Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan lima mata
pelajaran SD/MI.
14. Memilih materi lima mata pelajaran SD/MI yang terkait dengan pengalaman belajar
dan tujuan pembelajaran.
15. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik usia SD/MI.
16. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
17. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
18. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
19. Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan.
4.5 Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan ka-rakteristik peserta didik dan lima
mata pelajaran SD/ MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan
situasi yang berkembang.
Memanfaatkan teknologi in-formasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
14
7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan
santun, baik secara lisan maupun tulisan.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan
bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal
dari
(a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik,
(b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk
merespons,
(c) respons peserta didik,
(d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
15
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
10.1 Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan lima mata
pelajaran SD/MI.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.
2. Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku,
adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial
yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang
beragam.
2, Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi pe-
serta didik dan masyarakat.
12.1 Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
12.2 Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.
12.3 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
13.3 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
13.2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
4, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
14.1 Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
14.2 Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
14.3 Bekerja mandiri secara profesional.
16
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
15.1 Memahami kode etik profesi guru
15.2 Menerapkan kode etik profesi guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskri-minatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
16.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan
lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran.
16.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua
peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
17.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komuni-tas ilmiah lainnya secara
santun, empatik dan efektif.
17.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program
pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
17
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah
lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi
sendiri secara Iisan dan tulisan atau bentuk lain.
Matematika
20.7 Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan keduanya
dalam konteks materi aritmatika, aljabar, geometri, trigonometri, pengukuran,
statistika, dan logika matematika.
20.8 Mampu menggunakan matematisasi horizontal dan vertikal untuk menyelesaikan
masalah matematika dan masalah dalam dunia nyata.
20.9 Mampu menggunakan pengetahuan konseptual, pro-sedural, dan keterkaitan
keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
20.10 Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, dan piranti lunak
komputer.
18
IPA
20.11 Mampu melakukan observasi gejala alam baik secara langsung maupun tidak
langsung.
20.12 Memanfaatkan konsep-konsep dan hukum-hukum ilmu pengetahuan alam dalam
berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
20.13 Memahami struktur ilmu pengetahuan alam, termasuk hubungan fungsional
antarkonsep, yang berhubungan dengan mata pelajaran IPA.
IPS
20.14 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, nilai, dan
keterampilan IPS.
20.15 Mengembangkan materi, struktur, dan konsep keilmuan IPS.
20.16 Memahami cita-cita, nilai, konsep, dan prinsip-prinsip pokok ilrnu-ilmu sosial
dalam konteks kebhinnekaan masyarakat Indonesia dan dinamika kehidupan
global.
20.17 Memahami fenomena interaksi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
kehidupan agama, dan perkembangan masyarakat serta saling ketergantungan
global.
PKn
20.18 Menguasai materi keilmuan yang meliputi dimensi pengetahuan, sikap, nilai, dan
perilaku yang mendukung kegiatan pembelajaran PKn.
20.19 Menguasai konsep dan prinsip kepribadian nasional dan demokrasi konstitusional
Indonesia, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta bela negara.
20.20 Menguasai konsep dan prinsip perlindungan, pemajuan HAM, serta penegakan
hukum secara adil dan benar.
20.21 Menguasai konsep, prinsip, nilai, moral, dan norma kewarganegaraan Indonesia
yang demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia.
19
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
21.1 Memahami standar kompetensi lima mata pelajaran SD/MI.
21.2 Memahami kompetensi dasar lima mata pelajaran SD/MI.
21.3 Memahami tujuan pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.
20
.
A. Kesimpulan
B. Saran
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru telah terpenuhi diharapkan dapat
mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis
berdasarkan empat kompetensi dasar guru.
21
DAFTAR PUSTAKA
22