Anda di halaman 1dari 20

WAWASAN KEPENDIDIKAN

“TINJAUAN UMUM TENTANG KOPETENSI GURU”

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4/ KELAS 1D
I Gede Ardhiarta Suta ; 2113011069

Merin Ika Nur Aldalia ; 2113011049


Pande Kadek Manik Puspitasari ; 2113011070

JURUSAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1. Tinjauan Umum Tentang Kompetensi, Sertifikasi, dan Profesi Guru ........................ 3
2.1.1. Kompetensi Guru ................................................................................................. 3
2.2.2. Sertifikasi Guru .................................................................................................... 4
2.1.3. Profesi Guru ......................................................................................................... 9
2.1. Tinjauan Teoristik Tentang Kompetensi Guru.......................................................... 11
2.2.1. Jenis-jenis Kompetensi Guru ............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 16
3.2. Saran .......................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dalam pelaksanaannya dibutuhkan
keahlian, teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian tersebut diperoleh
dari lembaga pendidikan yang khusus pada suatu bidang tertentu dengan kurikulum yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Profesi guru adalah profesi yang sedang tumbuh. Walaupun beberapa berpendapat
bahwa guru termasuk jabatan semi profesional, namun secara aktual lebih daripada itu.
Hal ini dimungkinkan karena jabatan guru hanya dapat diperoleh pada lembaga
pendidikan yang lulusannya menyiapkan tenaga guru, adanya organisasi profesi, kode
etik dan ada aturan tentang jabatan fungsional guru (SK Menpan No. 26/1989).

Dengan semakin dituntutnya profesionalitas seorang guru, maka guru sebagai


tenaga pengajar dan pemberi informasi kepada siswanya tentu harus mengetahui
bagaimana sepatutnya seorang guru yang professional itu. Secara umum, sikap
profesional seorang guru dilihat dari faktor luar. Akan tetapi, hal tersebut belum
mencerminkan seberapa baik potensi yang dimiliki guru sebagai seorang tenaga pendidik.
Menurut PP No. 74 Tahun 2008 pasal 1.1 Tentang Guru dan UU. No. 14 Tahun 2005
pasal 1.1 Tentang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.

Profesi seorang guru bersifat professional. Hal ini berarti bahwa seorang guru wajib
memiliki kompetensi yang professional. Kompetensi ini akan terbukti ketika guru
mengajar di kelas. Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas ketrampilan dan pengetahuan
serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian,
kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh
profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai
unggulan bidang tersebut (Widodo, 2009).

1
Sertifikasi guru merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru
harus memiliki sertifikat sebagai lisensi atau ijin mengajar. Dengan demikian, upaya
pembentukan guru yang profesional di Indonesia segera menjadi kenyataan dan
diharapkan tidak semua orang dapat menjadi guru dan tidak semua orang menjadikan
profesi guru sebagai batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan seperti yang terjadi
belakangan ini. Dewasa ini, fenomena yang terkait dengan sertifikasi guru adalah guru
sebagai tenaga pendidik yang sering disebut sebagai agent of learning (agen
pembelajaran) menjadi sosok yang cenderung certificate-oriented bukan program-
oriented.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru?
2. Apa saja prinsip, syarat, tujuan, dan manfaat sertifikasi guru?
3. Apa yang dimaksud dengan guru?
4. Apa saja peran guru?
5. Apa saja jenis-jenis kopetensi guru?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan tentang kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru.
2. Menjelaskan tentang prinsip, syarat, tujuan, dan manfaat sertifikasi guru.
3. Menjelaskan tentang guru.
4. Menjelaskan tentang peran guru.
5. Menjelaskan tentang jenis-jenis kopetensi guru.

1.4. Manfaat
1. Menambah wawasan mengenai kompetensi, sertifikasi, dan profesi guru.
2. Menambah wawasan mengenai prinsip, syarat, tujuan, dan manfaat sertifikasi guru.
3. Menambah wawasan mengenai guru.
4. Menambah wawasan mengenai peran guru.
5. Menambah wawasan mengenai jenis-jenis kopetensi guru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tinjauan Umum Tentang Kompetensi, Sertifikasi, dan Profesi Guru
2.1.1. Kompetensi Guru
A. Pengertian Kompetensi
Kompetensi dalam Bahasa Inggris disebut competency, merupakan
kebulatan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang ditampilkan
melalui unjuk kerja yang dicapai setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan. Pengertian dasar kompetensi (competency) yaitu kemampuan atau
kecakapan. Menurut Echols dan Shadly “Kompetensi adalah kumpulan
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui
pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber
belajar”.
Kompetensi pada dasarnya merupakan deskripsi tentang apa yang dapat
dilakukan seseorang dalam bekerja, serta apa wujud dari pekerjaan tersebut
yang dapat terlihat. Untuk dapat melakukan suatu pekerjaan, seseorang harus
memiliki kemampuan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang
relevan dengan bidang pekerjaannya. Seseorang disebut kompeten dalam
bidangnya jika pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, serta hasil kerjanya
sesuai standar (ukuran) yang ditetapkan dan/atau diakui oleh lembanganya/
pemerintah. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang sebaiknya dapat dilakukan seorang guru dalam
melaksanakan pekerjaannya. Menurut Mulyasa, pada hakekatnya standar
kompetensi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional,
yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah

3
khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan
masyarakat dan tuntutan zaman.
Berdasarkan penjelasan di atas guru dituntut untuk profesional dalam
menjalankan perannya sebagai pengajar dimana guru harus bisa menyesuaikan
apa yang dibutuhkan masyarakat dan jaman dalam hal ini yaitu kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Stephen P. Becker dan
Jack Gordon mengemukakan beberapa unsur atau elemen yang terkandung
dalam konsep kompetensi, yaitu:
1) Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran di bidang kognitif. Misalnya,
seorang guru mengetahui cara melaksanakan kegiatan identifikasi,
penyuluhan, dan proses pembelajaran terhadap warga belajar.
2) Pengertian (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan efektif yang
dimiliki siswa. Misalnya, seorang guru yang akan melaksanakan kegiatan
harus memiliki pemahaman yang baik tentang keadaan dan kondisi warga
belajar di lapangan, sehingga dapat melaksanakan program kegiatan secara
baik dan efektif.
3) Keterampilan (skill), yaitu kemampuan individu untuk melakukan suatu
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya, kemampuan
yang dimiliki oleh guru untuk menyusun alat peraga pendidikan secara
sederhana.
4) Nilai (value), yaitu suatu norma yang telah diyakini atau secara psikologis
telah menyatu dalam diri individu.
5) Minat (interest), yaitu keadaan yang mendasari motivasi individu, keinginan
yang berkelanjutan, dan orientasi psikologis. Misalnya, guru yang baik
selalu tertarik kepada warga belajar dalam hal membina dan memotivasi
mereka supaya dapat belajar sebagaimana yang diharapkan.

2.2.2. Sertifikasi Guru


A. Pengertian Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi
profesional terhadap seseorang untuk menunjukkan bahwa orang tersebut
mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sedangkan,
sertifikasi menurut KBBI adalah penyertifikatan. Maka, sertifikasi adalah

4
sesuatu yang diberikan pada organisasi kepada anggota organisasi yang
melakukan suatu tugas dengan baik.
Menurut Syafarudin (2008:33), Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh
lembaga sertifikasi.Sedangkan Menurut Martinis Yamin, sertifikasi adalah
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
profesional.
Maka, sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan kepada
guru yang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.
Guru yang telah memenuhi standar profesional guru akan diberikan
sertifikat pendidik. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk
menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Jadi, sertifikat
pendidik adalah sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi
penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas
guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Sertifikasi
profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang
telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi
dilakukan oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan
sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi.
Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk menguji kompetensi
professional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji
kompetensi sosial dan kepribadian.
Sertifikasi guru dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu guru
dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan
dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memilki
sertifikasi pendidik.
5
Pada hakikatnya sertifikasi merupakan suatu usaha pemerintah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dengan meningkatkan kualitas
guru serta kesejahteraannya. Untuk meningkatkan kualitas guru dengan
karakteristik yang dinilai kompeten maka salah satu caranya adalah dengan
sertifikasi.
B. Prinsip Sertifikasi Guru
1) Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat
pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar
pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses
sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku
kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang
proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi
yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan
pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui
peningkatan guru dan kesejahteraan guru.
Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam
meningkatkan mutu guru yang disertai dengan peningkatan
kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan
diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk
upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai
negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus nonpegawai
negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan
kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara
berkelanjutan.
3) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka
memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

6
dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan
efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan
sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar
kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat kompetensi
pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi
kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata
pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu
dilakukan uji kompetensi melalui penilaian portofolio.
5) Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi
guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan
oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah
tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk
masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan
penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru
per Kabupaten/ Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
C. Syarat Sertifikasi Guru
Persyaratan ujian sertifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan
akademik dan nonakademik.
Adapun persyaratan akademik adalah sebagai berikut:
1) Bagi guru TK/RA , kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar
belakang pendidikan tinggi di bidang PAUD, Sarjana
Kependidikan lainnya, dan Sarjana Psikologi.
2) Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar
belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI,
kependidikan lain, atau psikologi.

7
3) Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik
minimal D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan
program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan
4) Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang
akademik, dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi
berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, dewan guru, dan
diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan kepala
dinas pendidikan.
D. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi
Secara umum tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan mutu
dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan
meningkatkan kompetensi peserta agar mencapai standar kompetensi yang
ditentukan. Secara khusus program ini bertujuan sebagai berikut.
1) Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.
2) Memantapkan kemampuan mengajar guru.
3) Menentukan kelayakan kompetensi seseorang sebagai agen
pembelajaran.
4) Sebagai persyaratan untuk memasuki atau memangku jabatan
professional sebagai pendidik.
5) Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu
bertindak secara profesional.
6) Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan ilmiah lain, serta memanfaaatkan teknologi komunikasi
informasi untuk kepentingan pembelajaran dan perluasan wawasan.
Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut.
1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan profesional.
3) Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu
dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

8
4) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari
keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
5) Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.
6)

2.1.3. Profesi Guru


A. Pengertian Profesi Guru
Kata profesi idientik dengan kata keahlian. Jarvis via Yamin (2007: 3)
mengartikan seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang
ahli (expert). Pada sisi lain, profesi mempunyai pengertian seseorang yang
menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan
prosedur berdasarkan intelektualitas.
Sardiman (2009: 133) berpendapat secara umum profesi diartikan
sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dalam science
dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk
diimplementasikan dalam kegiatan yang bermanfaat. Pengertian profesi
menurut Sardiman ini dikuatkan dengan pengertian profesi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI (2005: 897), kata profesi
berarti bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
Dari beberapa pengertian mengenai istilah profesi menurut Javis,
Sardiman, dan KBBI, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu
pekerjaan yang memerlukan keterampilan khusus untuk melakukannya.
Karena dua kata kunci dalam istilah profesi adalah pekerjaan dan
keterampilan khusus, maka guru merupakan suatu profesi. Hal ini
dikuatkan dengan pendapat Uno. Menurut Uno (2008: 15), guru merupakan
suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
kependidikan.
B. Pengertian Guru
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,

9
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
guru adalah pendidik.
Lalu, siapakah guru? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 377), yang dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya
(mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian guru menurut
KBBI di atas, masih sangat umum dan belum bisa menggambarkan sosok
guru yang sebenarnya, sehingga untuk memperjelas gambaran tentang
seorang guru diperlukan definisi-definisi lain. Suparlan dalam bukunya
yang berjudul ―Menjadi Guru Efektif‖, mengungkapkan hal
yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut Suparlan (2008:
12), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan
emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun, Suparlan
(2008: 13) juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah
seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah
maupun pihak swasta untuk mengajar.
Selain pengertian guru menurut Suparlan, Imran juga
menambahkan rincian pengertian guru dalam desertasinya. Menurut Imran
(2010: 23), guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian
khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.
Pengertian-pengertian mengenai guru di atas sangat mungkin untuk
dapat dirangkum. Jadi, guru adalah seseorang yang telah memperoleh surat
keputusan (SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti
profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk
mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan utamanya
untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.
C. Peran Guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran.
Peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam
10
proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang
dimiliki peserta didik. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang peserta
didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar
pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memerlukan
bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.
Mulyasa (2007: 37) mengidentifikasikan sedikitnya sembilan belas
peran guru dalam pembelajaran. Kesembilan belas peran guru dalam
pembelajaran yaitu, guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,
penasehat, pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti,
pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah
kemah, pembawa cerita, aktor, emansivator, evaluator, pengawet, dan
sebagai kulminator

2.1. Tinjauan Teoristik Tentang Kompetensi Guru


2.2.1. Jenis-jenis Kompetensi Guru
Menurut Charles dalam Mulyasa mengemukakan bahwa: competency as
rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired
condition (kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan).
Kompetensi yang harus dikuasai dan diterapkan oleh guru profesional dalam
membelajarkan siswa atau peserta didik di kelas menurut Sudjana ialah mencakup
: menguasai bahan atau materi pelajaran, mengelola program belajar mengajar,
mengelola kelas, menggunakan media atau sumber belajar, menguasai landasan
pendidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa,
mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan konseling, mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah, serta memahami dan menafsirkan hasil
penelitian guna keperluan pengajaran.Sedangkan dalam Undang-undang Guru dan
Dosen No.14/2005 Pasal 10 ayat.
Dan Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 28 ayat 3 yang dikuti Jamil
dalam bukunya dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional:
1) Kompetensi Pedagogi

11
Secara etimologis kata pedagogi berasal dari kata bahasa Yunani, paedos dan
agagos (paedos=anak dan agage = mengantar atau membimbing) karena itu
pedagogi berarti membimbing anak. Tugas membimbing ini melekat dalam tugas
seorang pendidik. oleh sebab itu, pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan
oleh pendidik untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan
matang.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan teknis dalam menjalankan
tugas sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing. Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta
didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif,
kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, serta
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam mengelola
proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan pedagogik juga
ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.
Selain itu, dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu:
a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai
potensi yang dimiliki
g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Lebih lanjut dalam Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik
dan Kependidikan dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan

12
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurang-
kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan mengelola
pembelajaran)
b) Pemahaman terhadap peserta didik
c) Perancangan pembelajaran
d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
f) Evaluasi hasil belajar
g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Jadi, harapannya guru dapat memiliki kompetensi pedagogik yang baik
sehingga dapat menyusun rancangan pembelajaran dan melaksanakannya.
2) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan wibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Kepribadian guru sangat kuat pengaruhnya
terhadap tugasnya sebagai pendidik. Kewibawaan guru ada dalam kepribadiannya.
Sulit bagi guru mendidik peserta didik untuk disiplin kalau guru yang bersangkutan
tidak disiplin. Peserta didik akan menggugu dan meniru gurunya sehingga apa yang
dikatakan oleh guru seharusnya sama dengan tindakannya. Guru yang jujur dan
tulus dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik berbeda dengan guru yang
mengajar karena tidak ada pekerjaan lain. Peserta didik dengan mudah membaca
hal tersebut.
Menurut Permendiknas No.16/2007, Kemampuan dalam standar kompetensi
ini mencakup lima kompetensi utama yakni:
a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
Indonesia.
b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi serta bangga menjadi guru,
dan rasa percaya diri.
e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
13
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Selanjutnya pengertian lain, terdapat kriteria lain kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap guru. Dalam konteks ini seorang guru harus mampu:
a) Bersikap inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif, karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status sosial
ekonomi.
b) Berkomunikasi secara efektif, simpatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c) Beradaptasi ditempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia.
d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
Guru merupakan makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas
dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu guru dituntut
memiliki kompetensi sosial memadai, terutama dalam kaitannya dengan
pendidikan, yang tidak terbatas pada pembelajaran di sekolah tetapi juga
pendidikan yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. dengan demikian guru
diharapkan dapat memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan
lingkungannya, sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta
didik serta masyarakat sekitar.
4) Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam, yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah
dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah
wawasan keilmuan sebagai guru.
Kompetensi guru profesional menurut pakar pendidikan seperti Soediarto,
sebagai seorang guru agar mampu menganalisis, mendiagnosis dan memprognisis
situasi pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi profesional perlu menguasai,
antara lain: disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan pelajaran, bahan ajar
yang diajarkan, pengetahuan tentang karakteristik siswa, pengetahuan tentang
14
filsafat dan tujuan pendidikan, pengetahuan serta penguasaan metode dan model
mengajar, penguasaan terhadap prinsip-prinsip teknologi pembelajaran dan
pengetahuan terhadap penilaian serta mampu merencanakan, memimpin guna
kelancaran proses pendidikan.
Sedangkan menurut Mulyasa, karakteristik guru yang dinilai kompetensi secara
profesional adalah mampu mengembangkan tanggung jawab dengan baik, mampu
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik, mampu bekerja untuk
mewujudkan tujuan pendidikan sekolah, mampu melaksanakan peran dan
fungsinya dalam pembelajaran dalam kelas.
Dari standar kompetensi di atas dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki
kemampuan untuk menguasai kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan
kompetensi profesional.

15
BAB III

PENUTUP

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan

Sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan kepada guru yang telah
memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga
sertifikasi. Sertifikasi guru dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi
dengan peningkatan kesejahteraan guru.
Sertifikasi guru berprinsip pada pelaksanaan yang objektif, transparan akuntabel,
terencana, sistematis,sesuai peraturan dan perundang-undangan, dan berujung pada
peningkatan guru dan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan menentukan kelayakkan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan
meningkatkan kompetensi peserta agar mencapai kompetensi yang ditentukan.
Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai sebagai seorang pengajar sangat tegantung pada diri pribadi masing-masing
guru dalam lingkungan tempat ia bertugas. Sedangkan kompetensi guru adalah
kemampuan yang dimiliki guru yang diindikasikan dalam empat kompetensi, yaitu
kompetensi yang berhubungan dengan tugas profesionalnya sebagai guru (profesional),
kompetensi pedagogik, kompetensi yang berhubungan dengan keadaan pribdinya
(personal), dan kompetensi yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungannya
(sosial).
3.2. Saran
Sertifikasi guru dalam proses pelaksanaannya sudah sangat baik untuk
meningkatkan kualitas guru pendidik di Indonesia. Dalam pelaksanaannya juga sudah
cukup baik. Tetapi, ada beberapa hal yang harus digaris bawahi mengenai sertifikasi
guru yang terdapat pada daerah jauh diluar kota atau perbatasan. Banyak guru yang
belum memiliki sertifikasi, sehingga tujuan dari meningkatkan pendidikan bagi
Indonesia belum berkerja secara menyeluruh. Apalagi kita ketahui bahwa untuk
mengikuti sertifikasi diperlukan beberapa persyaratan yang dalam kenyataannya guru
di daerah perbatasan masih kurang dalam syarat namun dibutuhkan disana.

16
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru telah terpenuhi diharapkan dapat
mengubah peran guru yang pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis berdasarkan
empat kompetensi dasar guru.

17
Daftar Pustaka

Persada. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung :Remaja
Rosdakarya. http://siskaajma.blogspot.com/2016/02/makalah-program-sertifikasi-
guru.html http://math070017.blogspot.com/2012/01/makalah-guru.html http://arifin-
kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/03/makalah-sertifikasiguru.html

Lestary, R. (2017, 1 1). dokumen 3 bab 2. Retrieved from


http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6934/3/3%20BAB%202.pdf

nitnit. (12, 11 30). BAB 2-07201241005.pdf. Retrieved from


https://eprints.uny.ac.id/8404/3/BAB%202-07201241005.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai