Oleh
Yulia Dwi Agustin
2002090301P
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan penulisan ini tentang Critical Book
Report yang berjudul “Pembelajaran PKN Di SD”. Dengan kerendahan hati, penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada bapak Irfan Dahnial, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah pembelajaran PKN SD yang telah mengarahkan penulis dalam penyusunan Critical Book
Report.
Harapan saya semoga penulisan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi penulisan ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Penulisan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penulisan ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
a. Informasi Bibliografi.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REVIEW ...............................................1
1. Ringkasan Buku....................................................................................................1
a. Bab II Identitas Nasional Sebagai Bingkai Negara ...............................................1
2. Kelebihan Buku.....................................................................................................2
3. Kekurangan Buku..................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REVIEW..............................................4
1. Ringkasan Buku....................................................................................................4
a. Bab III Sejarah Pancasila.......................................................................................5
2. Kelebihan Buku.....................................................................................................6
3. Kekurangan Buku..................................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REVIEW..............................................7
1. Ringkasan Buku....................................................................................................7
a. Bab IV Demokrasi.................................................................................................8
2. Kelebihan Buku...................................................................................................11
3. Kekurangan Buku................................................................................................11
BAB V PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REVIEW..............................................12
1. Ringkasan Buku..................................................................................................12
a. Bab V Negara......................................................................................................12
2. Kelebihan Buku...................................................................................................14
3. Kekurangan Buku................................................................................................14
BAB VI PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REVIEW...........................................14
1. Ringkasan Buku..................................................................................................15
a. Bab IV Konstitusi................................................................................................15
2. Kelebihan Buku...................................................................................................18
3. Kekurangan Buku................................................................................................19
BAB VII PENUTUP.......................................................................................................20
BAB VIII KESIMPULAN.............................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Informasi Bibiliografi
Judul Buku : Pembelajaran PKN Di SD
Penulis : Irfan Dahnial
ISBN : 978-623-455-024-5
Penerbit : CV, Pena Persada
Tahun Terbit : 2022
Urutan Cetakan : Cetakan pertama
Dimensi Buku :-
Tebal Buku : x + 285 hlm
BAB II
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab II Identitas Nasional Sebagai Bingkai Negara
a. Hakikat Identitas Nasional
Identitas Nasioanal adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang hidu dan berkembang di
masyarakat dan terhimpun menjadi budaya bangsa dengan Bhineka Tunggal Ika sebagai
simbol pemersatu bangsa. Unsur-unsur pembentuk identitas nasiona antara lain: sejarah,
agama, kebudayaan, suku bangsa dan bahasa. Terdapat 4 identitas nasioanal yaitu:
1. Gotong Royong
2. Toleransi
3. Demokrasi Pancasila
4. Kekeluargaan
1
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri
khas sehinga dengan ciri khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya. Deksripsi untuk merumuskan identitas bangsa Indonesia yang tepat
bukanlah pekerjaab mudah. Diakui realistis sosial bangsa Indonesia terdiri dari berbagai
suku bangsa dengan kebudayaannya masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa di
Indonesia terdapat sekitar 300 suku bangsa (Huntington. 2003). Bahkan ada yang
menyebutkan jauh lebih banyak dari jumlah tersebut.
Kebudayaan Indonesia berakar dari kebudayaan etnik(lokal) di Indonesia yang memiliki
keragaman. Pantaslah motto “Bhineka Tunggal Ika” menjadi bingkai dalam memahami
isi(nilai) kebudayaan ini. Berkaitan dengan tujuan inilah sangat penting dipupuk rasa
persatuan dalam pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia untuk
memahaminya lewat pendekatan kebudayaan se-Indonesia.
c. Identitas Nasional Menurut Para Ahli
Identitas nasional merupakan sebuah konsep kompleks yang terdiri atas berbagai
komponnen berikut( Barret, 2008). Yaitu 1. Pengakuan subjektif sebagai bagian dari
bangsa tertentu, 2. Merasa dentitas nasional menjasi bagian dari identitas individu, 3.
Memiliki emosi baik positif atau negatif terhadap negara, 4. Stereotipe mengenai tipikal
karakteristik dan perilaku seseorang sebagai bagian dari kelompok, 5. Pengalaman
subyektif namun mirip antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain, 6. Opini
subjektif didasarkan pada tujuan yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi negara,
7. Adanya pengetahuan dan keinginan untuk menyatu dengan budaya naisonalm nilai,
dan tata perilaku yang berlaku pada sebuah bangsa. Identitas nasioanal dapat ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari sebuah kelompok. Identitas tersebut tercermin dalam
interaksi sosial, kebiasaan, rutinitas, dan praktik-praktik pengetahuan (Edensor, 2002).
Unsur identitas nasional di Indonesia merujuk pada bangsa yang majemuk yang
merupakan gabungan unsur pembentuk meliputi identitas fundamental, identitas
instrumental, dan identitas alamiah (Herdiawanto dan Hamadayama, 2010).
d. Membangun Identitas Nasional Dari Sekolah Dasar.
Identitas nasional dianggap sebagai konsep utama dari identifikasi individu pada
kelompok sosial dalam dunia modern kedekatan anggota kelompok terhadap negara
2
mereka diekspresikan dengan rasa memiliki, cinta, loyalitas, kebanggaan, dan
perlindungan terhadap kelompok dan tanah airnya. Pada era revolusi industri 4.0 seperti
sekarang ini, bedampak pada semakin berkembangnya berbagai aspek kehidupan dalam
lingkungan masyrakat, mulai dari bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan
politik. Hal tersebut dipengaruhi oleh semakin majunya ilmu dan teknologi yang
digunakan manusia. Pada kondisi sekarang menciptakan pola ketergantungan antara
sesama manusia, dan wilayah, karena pada era saat ini batasan wilayah sudah bukan
menjadi penghalang untuk saling berinteraksi dan bertukar budaya antar sesama manusia,
golongan, dan wilayah. Salah satu upaya atau konsep awal dalam penanganan masalah
dan tantangan pendidikan di Indonesia pertama bagaimana proses penanaman nilai etika
dalam diri anak usia sekolah atau generasi muda Indonesia. Ada bebeapa aspek yang
dipandang penting dipertimbangkan berkenaan dengan pemilihan etika dalam konteks
pluralisme atau hubungan sosial antar sesama manusia. Pertama, karena masalah
hubungan antar sesama manusia merupakan wilaya kajian etika, yakni bagaimana sikap
manusia memperlakukan manusia lain yang berbeda latar belakang. Kedua, dari segi
etika seniri menekankan bahwa etika sangat penting karena merupakan solusi untuk
mengatasi berbagai pertimbangan, keputusa, dan kepastian motal secara rasional dan
objektif tentang hal-hal yang harus dilakuakan dalam bersosial dalam lingkungan baik
lingkungan keluarga, pendidikan, dan masyarakat.
A. Kelebihan Buku
Setelah saya melihat buku ini, dan sudah meringkasnya juga, buku ini banyak membahas
mengenai materi-materi yang terkait di dalamnya. Materi ini juga mudah dipahami oleh
pembaca karena memaparkan materi dengan jelas. Dan dalam penyajian buku ini, penulis
juga menggunakan bahasa formal.
B. Kekurangan Buku
Didalam buku ini, yang saya lihat penulisan jarak spasi tidak teratur, seperti pada
halaman 15, kata sepak bola digabungkan jarak spasinya, dan kemudian kata
internasional atau, juga masih tergabung spasinya, dan kemudian kata batasan-batasan
juga masih tergabung dalam satu spasi. Dan dihalaman 20, penulis tidak menggunakan
spasi untuk kata melalui setelah tanda titik.
3
BAB III
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab III Sejarah Pancasila
a. Sejarah Pancasila Pada Masa Kerajaan Di Indonesia
Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang dalam suatu
proses sejarah, sejak zaman Prasejarah, Sriwijaya, Majapahit, Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 dan sampai Proklamasi 1945 dan kemudian membentuk negara Republik
Indonesia. Perjalanan sejarah yang panjang memberikan kekayaan sejarah yang bernilai
tinggi bagi bangsa Indonesia, sehingga menimbulkan rasa kebanggaan dalam mewujudka
cita-cita bangsa sebagai bangsa yang besar.
Pada dasarnya, Pancasila sudah ada dan melekat pada jiwa bangsa Indonesia sejak
sebelum negara ini merdeka. Hal ini dikarenakan Pancasila memang digali daari jiwa
bangsa Indonesia itu sendiri. Sebagai contoh sumber dari Pancasila itu sendiri yaitu adat
istiadat, kebiasaan, keanekaragaman, kebudayaan, dll. Istilah Pancasila sudah ada dari
zaman kerjaan Majapahit pada abad XIV. Namun makna Pancasila sebagai Dasar Negara
berbeda dengan makna Pancasila pada masa-masa awal Indonesia merdeka, tentu saja
berbeda dengan makna Pancasila saat ini (Sapriya, 2020). Pancasila mempunyai arti
“berbatu sendi yang lima” (Bahasa Sansekerta) dan mempunyai arti” pelaksanaan
kesusilaan yang lima (Pancasila Krama) yang dijelaskan dalam kitab karangan Empu
Tantular, yaitu kitab Sutasoma. Klima kesusilaan tersebut diantaranya tidak boleh
melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh mabuk atau meminum minuman
keras.
b. Pancasila Sebagai Sosial Culture
Secara yuridis-konstitusional keduduka Pancasila adalah sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, dasar negara bangsa Indonesia, dan sebagai ideologi nasional.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti dapat diketahui nilai kebenarannya
dan dapat menimbulkan tekad kepada masyrakat untuk diterapkan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Sosial budaya erat kaitannya dengan nilai-nilai pancasila dan sudah
menjadi pedoman dalam bersosialisasi dan berbudaya. Dalam suatu negara, dapat dilihat
4
dari segi sosial dan budayanya. Dalam sosial budaya ini meliputi tentang sikap, etika, dan
berkarakter kewarganegaraan. Ketiga perilaku trseut jika dilihat dari kehidupan, sudah
banyak perilaku sosial yang menyimpang nilai dan norma dengan pancasila. Dalam
kehidupan bermasyarakat, sosial bidaya terhadap pancasila sangatlah penting diterapkan
karena dapat menciptakan kegiatan bermasyarakat yang berkembang secara positif di
Indonesia. Sosial budaya memanglah bukan hal besar jika dibandingkan dengan urusan
negara yang lain. Tetapi sosial dan budaya menyangkut kualitas Sumber Daya Manusia.
Dengan berhubungan baik dengan lingkungan akan tercipta Sumber Daya Manusia yang
unggul, creatif, dan kompetitif.
c. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yaitu saling berhubungan, saling
bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam setiap sila adalah
sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia
2. Rumusan Kesatuan Sila-sila Pancasila
3. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Yang Bersifat Organis
4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis dan berbentuk Piramida
5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila Yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi
6. Pancasila sebagai Ilmu
7. Fungsi utama Filsafat Pancasila bagi Bangsa dan Negara Indonesia
5
kehidupan yang dinamis, penuh dengan keanekaragaman yang berada dalam sati
keseragaman yang kokoh. Pancila yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Penerapan Ketuhanan Yang Maha Esa
Diterapkan dengan cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu bertaqwa
menjalankan ibadahnya menjauhi larangannya.
2. Penerapan Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Demokrasi merupakan tatanan hidup bersama dan dalam bentuk pemerintahan di mana
semua warga Negara mempunyai hak sama atau setara. Dalam demokrasi semua warga
Negara mempunyai kebebasam berpolitik, sosial, budaya, dan ekonomi.
3. Penerapan Persatuan Indonesia
Diterapkan dengan cara cinta tanah air, contohnya menjaga nama baik tanah air Indonesia
dan bangga menjadi bangsa Indonesia .
4. Penerapan Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Diterapkan dengan cara mengutamakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan
misal, saat akan memilih pengurus kelas kita harus melakukan musyawarah untuk
mufakat tercapainya kesepakatan bersama.
5. Penerapan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Diterapkan dengan cara mensejahterakan rakyat secara merata, Indonesia memng sudah
merdeka selam 74 tahun tetapi belum sepenuhnya rakyat Indoneia sudah sejahtera.
e. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Di sekolah Dasar
Penerapan nilai cinta tanah air dalam dunia pendidikan bertujuan agar siswa mempunyai
pengetahuan, cara berfikir, bersikap, berbuat yang menunjukkan kesetiaan, keperdulian,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa sebagaimana dijelaskan dalam bahwa”
Penanaman nilai cinta tanah air dalam dunia pendiidkan bertujuan agar siswa mempunyai
pengetahuan, cara berfikir, bersikap, berbuat yang menunjukkan kesetiaan, keperdulian
dan penghargaan yang tinggi, terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial budaya, ekonomi
dan politik bangsa. “
B. Kelebihan Buku
Didalam materi bab III ini, penulis dalam menyajikan buku ini sudah sangat baik,
6
karena penulis selalu menyertakan dengan sumber, jadi setiap teori atau pun pendapat
selalu disertai dengan sumber. Kemudian jika penulis menyertakan sumber di dalam
buku, maka sang pembaca juga akan lebih percaya atau yakin bahwa buku ini layak
untuk dikonsumsi berbagai kalangan. Dan dalam bab ini penyajian materi dengan
poin-poin disertai penjelasan, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
C. Kekurangan Buku
Masih banyak kesalahan pada jarak spasi pada penulisan. Dan pada halaman 37
dengan kalimat pengejawantahan tidak bisa dimengerti oleh pembaca. Dan kesalahan
penulisan di halaman 38, yang seharusnya ditulis dengan kata Piramida, namun
ditulis dengan Piramidal. Kemudian penulis sering mengulang-ulang penulisan,
seperti di halaman 41 ontology ditulis dengan 2 kali.
BAB IV
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab IV Demokrasi
a. Hakikat Demokrasi
Sebenarnya, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos. Demos dalam
bahasa Yunani menggambarkan jumlah yang banyak dan cenderung menunjukkan rakyat
secara keseluruhan. Secara umum terdapat dua model demokrasi, yaitu demokrasi
langsung dan demokrasi tidak langsung. (Kelsen, 2008) menjelaskan, demokrasi
langsung adalah demokrasi dengan derajat yang relatif paling tinggi, ditandai oleh fakta
bahwa pembuatan undang-undang dilaksanakan oleh rayat dalam rapat umum atau
pertemuan akbar. Namun, prinsip ini hanya dapat dijalankan oleh masyarakat yang
berada dalam kondisi sosial yang sederhana. Perbedaan konsisi-kondisi serta
perkembangangan peradaban manusia menciptakan konsisi ketika konsensus bersama
tidak mungkin lagi dilakukan dalam kehidupan bernegara. Fungsi pembentukkan undang-
undang dipindahkan dari warga negara melalui majelis rakyat menuju organ-organ
khusus yang dibentuk.
7
b. Sejarah Demokrasi Di Dunia
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan tertinggi berasa
ditangan rakyat, dilaksanakan langsung oleh mereka atau oleh wakil terpilih dalam sistem
pemilu yang bebas. Demokrasi semakin berkembang di Barat seiring lahirnya gerakan
renaisans pada abad XIV dan gerakan reformasi pada abad ke XVI-XVII. Gerakan
Renaisans melahirkan gagasan-gagasan demokrasu dengan perjuangannya menentang
kekuasaan gereja yang absolut yang mengatasnamakan agama, desakralisasi gereja,
memperjuangkan kebebasan beragama, kebebasan berfikir dan mengemukakan pnedapat
dan mempelopori terbentuknya negara bangsa. Pada skhir abad ke 19 gagasan mengenai
demokrasi mendapat wujud yang kongkret sebagai program dan sistem politik.
Demmokrasi pada tahp ini semata-mata bersifat politis dan mendasarkan dirinya atas
asas-asas kemerdekaan individu, kesamaan hak, serta hak pilih untuk semua warga
negara. Demokrasi pada zaman Yunani hanya memberikan hak berpartisipasi politik pada
minoritas kecil kaum laki-laki yang telah dewasa. Beda dengan demokrasi modern yang
syarat dengan gagasan mengenai hak dan kebebasan individu. Di Barat pandangan yang
negatif atas demokrasi ini bertahan selama lebih dari dua ribu tahun hingga abad ke 17.
Sebelum abad ke 18 demokrasi bukanlah sistem yang dipilih umat manusia. Sistem ini
ditolak di era Yunani dan Romawi dan hampir semua filosof politik menolaknya. Sejak
abad ke 18 beberapa aspek dari demokrasi politik mulai diterapkan di Barat.
8
2. Masa Republik Indonesia II (1959-1965)
3. Masa Republik Indonesia III (1965-1998)
4. Masa Republik Indonesia II (1998-sekarang)
e. Kegagalan Demokrasi
Sepanjang sejarah di Indonesia sejak kemerdekaannya tahun 1945 sampai sekarang
mengalami kegagalan sistem politik sebanyak 2 kali masa, yaitu masa orde lama, masa
orde baru dan masa orde reformasi. Kegagalan sistem politik pada masa orde lama dan
masa orde baru terjadi dikarenakan ketidak seimbangan proses kekuasaan dalam lembaga
legislatif, eksekutif dan lembaga yudikatif, sehingga ut put yang dihasilkan sebuah sistem
politik tanpa mengakat aspiratif masyarakat, tanpa kendali dan tidak ad chek and balance.
Apabila kegagalan dua masa sitem politik ini dihubungkan dengan teori sistem politik
maka dapat disipulkan keberlangsungan sebuah sistem politik sangat tergantung adanya
interaksi terbuka antara input, konversi, output dan umpan balik. Apabila mekanisme arus
interaksi politik ini tidak terjadi maka dapat diprediksi kelangsungan sistem politik tidak
9
bertahan lama. Ada beberapa catatan kemungkinan problem-problem besar yang dihadapi
dan dapat meruntuhkan sistem politik reformasi, sebagai berikut:
Pertama, problem jumlah partai yang banyak selama 2 kali pemilu cukup menganggu
jalan program dan roda pemerintahan.
Kedua, probelem sistem pemilu yang kecenderungan pengaturannya kearah penguatan
partai politik bukan calon wakil sehingga mendoorng peran partai politik yang masih
dominan dibandingkan calon-calon anggota legislatifnya.
Ketiga, problem presiden bukan dari partai politik mayoritas di lembaga legislatif.
Keempat, problem masih banyaknya partai politik yang dikelola seacara tradisional
dibandingkan secara modern.
Kelima, problem fungsi DPD yang semu atau lemah dalam lembaga leigislative sehingga
kurang mendoronng pertumbuhan demokrasi di lembaga legislatif itu sendiri dan tidak
terperhatikannya masalah pada aras lokala.
Keenam, problem pendidikan politik rakyat yang masih bekum tersebar luas.
10
sekolah dan staf petugas sekolah. Dari pemaparan diatas nilai-nilai demokrasi sudah
dilaksanan baik dalam pembelajaran maupun di lua kelas atau lingkungan sekolah.
B. Kelebihan Buku
Pemaparan materi dalam bab ini sudah sangat rinci, dan detail. Isi didalam bab ini bahasa
yang digunakan sangat mudah untuk dipahami, karena bahasa yang tidak terlalu formal
namun juga tidak terlalu bebas. Sementara itu juga penulisan dalam bab ini menggunakan
sisteatika penulisan yang bagus, karena materi yang ada dalam bab ini dijelaskan secara
runtut dan tidak membingungkan bagi pembaca.
C. Kekurangan Buku
Masih sama dengan bab-bab yang lain, disini penulis masih banyak salah kata dalam
penulisan seperti pada halaman 66 dengan kata yang seharusnya masih namun dituliskan
dengan masif, kemudian di halaman 67 disni ada tulisan angka 5 Yang tidak tahu apa
maksudnya. Dan dihalaman 68 juga ada kalimat syura7, yang saya sendiri sebagai
pembaca tidak dapat mengetahui apa yang dimaksud.
11
BAB V
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab V Negara
a. Hakikat Negara
Pengertian Negara yang diutarakan para ahli ketatanegaraan sangat aneka ragam, dengan
sudut pandang yang berbeda. Semua para ahli sepakat bahwa Negara itu harus ada apa
pun bentuknya, karena pada dasarnya keberadaan Negara diperlukan mutlak dalam
sebuah kesatuan individu – individu untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan
hidup masyarakat. F. Strong dalam bukunya yang berjudul Modern Political
Constitutions : An Intruaiction to the Comparative Study of Their History and Exisiting
Form, ia mengungkapkan bahwa hakikat suaru Negara, yang membuatnya berbeda
dengan semua bentuk perkumpulan yang lain adalah kepatuhan – kepatuhan anggotanya
terhadap hukum, Negara sebagai suatu masyarakat teretorial dibagi menjadi yang
memerintah dan yang diperintah. Negara mempunyai dua fungsi yakni, (1) Mengatur dan
mengendalikan gejala – gejala kekuasaan yang a-sosial, yakni yang bertentangan satu
sama lain, supaya tidak menjadi antogonisme yang membahayakan, dan (2)
Mengoorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan – golongan ke
arah tercapainya tujuan – tujuan dari masyarakat seluruhnya. Dengan demikian, fungsi
Negara harus dijabarkan dalam sebuah aturan hukum yang jelas, tegas, dan terarah untuk
diwujudkan, direalisasikan, dan buktikan para realitas kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Menurut H.J.W. Hetherington bahwa Negara adalah sebuah
institusi atau seperangkat institusi yang menyatukan penduduknya dalam suatu wilayah
teretorial untuk menjamin tercapainya tujuan dasar dan kondisi kehidupan bersama.
12
Negara itu dengan dua aspek yaitu aspek sosial dan aspek yuridis. Kemudian Hans
Kelsen memandang negara itu hanya dari aspek hukum saja. Aristotels menyatakan
negara (polis) adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna memperoleh hidup yang
sebaik-baiknya. Hans Kelsen menyatakan negara adalah suatu susunan pergaulan hidup
bersama dengan tata paksa. Max Weber juga menyatakan bahwa negara adalah suatu
masyarakat yang mempunyai monopoli dalam menggunakan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah. Tidak hanya itu, Hugo Gratius menyatakan bahwa negara adalah
suatu persekutuan yang sempurna dari orang – orang yang merdeka untuk memperoleh
perlindungan hukum. Maka dengan demikian, negara adalah suatu organisasai kekuasaan
yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat
di suatu daerah tertentu.
13
atau pemerintahan sering dijadikan kekuatan untuk menekan agama. Agar hubungan
antar agama dan negara tetap harmonis di tengah – tengah dinamika kehidupan politik,
ekonomi, dan budaya kita perlu mendiskusikannya terus menerus hingga kita sampai
pada pemahaman bahwa agama dan negara dimana keduanya, namun tidak bisa
dipisahkan satu sama lain karena keduanya saling membutuhkan. Prof. Moh Mahmud
MD dalam konteks sebagai akademisi memandang bahwa hubungan agama dan negara
tidak lepas dari politik hukum dinegara ini dimana didalam bukunya menjelaskan bahwa
hukum adalah sebagai alat untuk mencapai cita – cita bangsa dan tujuan negara.
B. Kelebihan Buku
Isi pada materi dijelaskan secara rinci.
Isi materi dapat menambah ilmu bagi pembaca.
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
C. Kekurangan Buku
Pada bagian A dan D, pemaparan materi terlalu panjang dan terbelit – belit
sehingga sulit dipahami
Terdapat kurangnya huruf dalam suatu kata.
Terdapat kesalahan dalam penempatan tanda koma (,)
Kurangnya tanda titik (.) pada akhir kalimat.
Terdapat banyak sekali kesalahan huruf dalam penulisan kata.
Terdapat beberapa kata yang sulit dipahami.
Terdapatnya kesalahan dalam men-space.
Penulisan pada buku kurang rapi.
Terdapatnya beberapa kata yang sulit dipahami.
BAB VI
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab VI Konstitusi
14
a. Hakikat Konstitusi
Konstitusi terkait dengan proses amandemen Undang – Undang Dasar RI 1945.
Perkataan “konstitusi” berarti membentuk “pembentukan “berasal dari kata kerja
“coustituer” (Prancis) yang berarti “membentuk”. Kini yang dibentuk adalah suatu
Negara, maka “Konstitusi” mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai
suatu negara. Berdasarkan pengertian diatas, maka suatu konstitusi memuat suatu
peraturan pokok (fundamental) mengenai untuk menegakkan suatu bangunan besar
yang bernama “Negara”. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum
yang mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Konstutusi berarti hukum dasar,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam kasus pembentukan negara,
konstitusi memuat aturan dan prinsip – prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip –
prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang, dan
kewajibab pemerintahan sengara pada umumnya.
Beberapa sarjana merumuskan tujuan kontitusi seperti merumuskan tujuan negara,
yaitu negara konstitusional, atau negara berkonstitusi. Oleh karena itu, kosntitusi itu
sendiri adalah hukum yang dianggap paling tinggi tingkatannya, maka tujuan
konstitusi sebagai hukum tertinggi itu juga untuk mencapai dan mewujudkan tujuan
yang tertinggi.
b. Tujuan Konstitusi
Dikalangan para ahli hukum, pada umumnya hukum mempunyai tiga tujuan pokok,
yaitu (1) keadilan, (2) kepastian, (3) kebergunaan. G.S. Diponolo merumuskan
tujuan konstitusi ke dalam 5 kategori, yaitu kekuasaan, perdamaian, keamanan dan
ketertiban, kemerdekaan, keadilan, serta kesejahteraan dan kebahagiaan. Adapun
tujuan kosntitusi yaitu:
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang- wenang.
2. Melindungi HAM
3. Pedoman penyelenggaraan negara berdaulat’
15
Pengertian dari setiap para ahli tentunya berbeda-beda pendapat. Ada ahli yang
membedakan antara konstitusi dengan Undang – Undang Dasar tetapi ada pula ahli
yang menyamakannya. Sarjana yang membedakan pengertian konstitusi dengan
Undang – Undang Dasar, antara lain Projodikoro (1983), yaitu mengemukakan
bahwa ada dua macam konstitusi yaitu konstitusi tertulis dan konstitusi tak tertulis.
Ditegaskan oleh Budiardjo (1997), bahwa suatu konstitusi umumnya disebut tertulis,
bila merupakan satu naskah, sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah tidak
merupakan satu naskah dan banyak dipengaruhi oleh tradisi dan konvensi. Dengan
demikian, konstitusi juga meliputi hal – hal yang tidak tertulis yang tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat yang dipandang sebagai norma – norma
dalam ketatanegaraan. Isi konstitusi merupakan peraturan yang bersifat fundamental,
artinya tidak semua masalah yang penting harus dimuat dalam konstitusi, melainkan
hal – hal yang bersifat pokok , dasar, atau asas – asas saja.
e. Penyimpangan Konstitusi
16
Berbagai penyimpangan terhadap konstitusi – konstitusi di Indonesia, dibedakan atas
dua kurun waktu, yaitu : Sejak diterapkannya UUD 1945 oleh PPKI tanggal 18
Agustus 1945 sampai berlakunya konstitusi RIS 27 Desember 1949 dan sejak
diumumkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai sekarang, yang terbagi atas masa
Orde Lama, Orde Baru, dan masa Era Global (Reformasi).
17
1. Belum terlaksanannya kebijakan pemerintahan Habibie.
2. Kasus pembubaran Departemen Sosial dan Departemen oenerbangan pada
masa pmerintahaan Abduraghman Wahid.
3. Belum memaksimalkan penyelesaian KKN, Kasus – kasus pelanggaran
HAM, investasi, dll.
B. Kelebihan Buku
Setelah saya membaca bab ini terdapat kelebihan dari buku yang saya ini yaitu,
penjelasan dan pemaparan materi dalam buku ini dijelaskan secara lengkap, rinci dan
18
jelas serta pembahasan dalam buku ini dijelaskan secara meluas sehingga pembaca
dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan yang terkait.
C. Kekurangan Buku
1. Kurangnya tanda koma (,) dalam sebuah kalimat sambung.
2. Terdapat banyak kurangnya salah satu huruf dalam sebuah kata, yaitu: Negara, tetapi
ditulis Negra. Konstitusi, tetapi ditulis kontitusi, dll.
3. Penyalahgunaan huruf kapital pada suatu kata.
4. Terdapat kesalahan dalam penempatan tanda koma (,).
5. Terdapatnya kesalahan dalam men-space.
6. Terdapatnya beberapa kata yang sulit dipahami.
BAB VII
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab VII Good Governance
a. Hakikat Good Governance
Good governance merupakan paradigma baru dalam sistem pemerintahan dan harapan
setiap masyarakat supaya terwujudnya pemerintahan yang baik. Perwujudan good
governance merupakan cita – cita masyarakat dan sejalan dengan ajaran agama Islam.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, maka peran serta
pemerintahan dengan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Penyelenggaraan pemerintahan dalam good governance berkait dengan isu transparansi,
akuntabilitas publik, dan sebagainya. Good governance juga dipahami sebagai
kesejahteraan rakyat. Good governance juga dipahami sebagai suatu penyelenggaraan
manajemen pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar, pemerintahan yang efesien, serta pemerintahan yang bebas dan
bersih dari kegiatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Kata governance merupakan
suatu kata yang menunjuk pada suatu organisasi pengelolaan berdasarkan kekuasaan
tertinggi, sedangkan kata “governance” tidak hanya melibatkan pemerintah tetapi juga
19
peran berbagai aktor diluar pemerintah, sehingga pihak – pihak yang terlibat juga sangat
luas.
20
bersih, sehingga good governance merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak
diterapkan dalam pemerintahan baru. Dalam rangka membangun kualitas kinerja
pemerintahan yang efektif dan efisien, diperlukan waktu untuk memikirkan bagaimana
mencapai kesatuan kerjasama sehingga mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Namun pelaksanaan khusus good governance ini masih belum berjalan dengan apa yang
diharapkan. Akibatnya didalam proses pelayanan publik sering dijumpai adanya biaya
tambahan yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk diberikan kepada petugas, serta
ketidakjelasan waktu pelayanan yang diperlukan untuk mengurus pelayanan publik.
B. Kelebihan Buku
Didalam buku ini sudah dijelaskan secara sangat rinci sehingga dapat menambah ilmu bagi
pembaca, serta dalam buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
C. Kekurangan Buku
1. Dalam penulisan kalimat bahasa Inggris yang seharunya dimiringkan ini tidak dimiringkan.
2. Banyak ditemukan kesalahan dalam men-space.
3. Kesalahan huruf dalam penulisan kata.
4. kesalahan dalam penempatan tanda koma (,).
5. Terdapat kurangnya salah satu huruf dalam sebuah kata.
6. Kesalahan penggunaan huruf kapital pada kalimat awal.
7. Terdapatnya beberapa kata yang sulit dipahami.
21
BAB VIII
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab VIII Hak Asasi Manusia
a. Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak manusia yang asasi adalah hak yang melekat secara kodrati pada setiap makhluk
yang dilahirkan dengan sosok biologis manusia, yang mana memberikan jaminan moral
dan menikmati kebebasan dari segala bentuk perlakuan yang menyebabkan manusia itu
tidak dapat hidup secara layak sebagai manusia yang dimuliakan Allah. Dapat
disimpulkan bahwasannya siapapun, darimanapun, dan apapun statusnya manusia
tersebut pada hakekatnya mempunyai harkat dan martabat yang sama, serta tidak ada
kekecualian apapun itu, seperti perbedaan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,
politik manusia lain sesama dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, semua
manusia berhak memperoleh jaminan pengakuan, perlindungan, dan pemenuhan atas hak
– hak asasinya sebagai manusia dan tentunya tidak boleh dilenyapkan oleh siapapun.
22
variable – variable mengapa terjadi pelanggaran tersebut, dalam hal untuk mencari akar
permasalahan tentu harus di identifikasi terlebih dahulu dengan menelusuri data – data
yang ada di dalam masyarakat. Permasalahan pelanggaran Hak Asasi Manusia di wilayah
Indonesia memang sudah menjadi topik aktual yang selalu dibicakan untuk dicarikan
upaya – upaya penyelesaiannya, namun hingga saat ini dari masa reformasi hingga masa
pasca tsunami masih saja dan belum terselesaikan, itu haruskah dicermati dan dipahami
dari semua pihak.
23
C. Kekurangan Buku
1. Penyalahgunaan huruf kapital.
2. Salahnya penulisan kata. Yaitu : deskripsi, tetapi ditulis desknpsi. perjuangan, tetapi
ditulis perjungan. asasi, tetapi ditulis asai.
3. Terjadi berulang kali salahnya penempatan tanda baca koma (,)
4. Kurangnya tanda baca koma (,) dalam sebuah kalimat sambung
5. Kurangnya spasi antara dua kata dalam sebuah kalimat, yaitu: sama tuanya, tetapi ditulis
samatuanya. Akan adanya, tetapi ditulis akanadanya.
BAB IX
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab IV Norma Dalam Kehidupan Berbangsa Bernegara
a. Pengertian Norma
Norma berasal dari bahasa Yunani nomos atau norm dalam bahasa Inggris yang berarti
model, peraturan atau standar prilaku. Dalam bahasa Arab berarti kaidah dan dalam
bahasa Indonesia berarti pedoman, patokan atau aturan. Norma-norma atau kaidah lah
yang akan mengatur, sebagai patokan atau pedoman dalam menjalani kehidupan.
b. Norma Menurut Para Ahli
Menurut para ahli hukum, norma merupakan sinonim kaidah. Namun, jika ditinjau dari
kamus bahasa indonesia, kedua kata tersebut memiliki arti yang berlainan namun
merujuk ke satu artian yaitu aturan. Beberapa ahli menggunakan kata kaidah dan norma
secara bersamaan karena kedua kata tersebut dianggap sinonim.
c. Pelanggaran Norma Pada Aspek Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Norma sendiri terbentuk karena pada dasarnya manusia tidak mau dirugikan dalam
hubungan dengan sesamanya, untuk itu dibentuk aturan atau kaidah agar masyarajat
hidup tidak melenceng. Pelanggaran norma terbagi ke dalam beberapa aspek. Seperti
yang disebutkan sosiolog Amerika William Graham Summer dalam karya klasiknya
Folkways (1906), ada 3 macam tipe norma yaitu kebiasaan, tata kelakuan dan hukum.
d. Agenda Penting Penerapan Norma di Lingkungan Masyarakat
24
Interaksi sosial masyarakat Indonesia sekarang ini cenderung mengalami kekacauan
karena relasi antar masyarakat yang melemah. Misalnya gotong royong, gotong royong
sekarang ini dianggap sebagai simbol belaka, sering di diskusikan namun tidak di
eksekusikan. Hal ini memerlukan norma-norma baru untuk mengaturnya.
e. Menanamkan Norma Terhadap Peserta Didik
Nilai-nilai pancasila merupakan nilai yang dikandung pancasila baik dalam
kedudukannya sebagai dasar dan ideologi negara maupun sebagai falsafah negara dalam
arti pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai pancasila ini perlu ditanamkan ke peserta didik
sejak sekolah dasar karena pada dasarnya anak sekolah dasar lebih mudah untuk
dibimbing.
B. Kelebihan Buku
Didalam buku memaparkan materi dengan penjelasan yang disertai contoh, sehingga
pembaca lebih mudah memahami.
C. Kekurangan Buku
1. Terdapat beberapa kata yang berdampingan dengan angka. Misal 56sedangkan, asing33
dll,
2. Terdapat bahasa asing yang tidak dimiringkan. Contoh intrinsic.
BAB X
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab X Esensi Empat Pilar Kebangsaan
a. Esensi Empat Pilar Kebangsaan
Istilah 4 pilar adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. 4 pilar ini
menarik untuk dikaji dan diteliti karena menimbulkan polemik di masyarakat.
Sebelumnya istilah ini diberi nama 4 pilar berbangsa dan bernegara sebagai program
sosialisasi kebangsaan, kemudian pada tahun 2014, paska putusan mahkama konstitusi
yang membatalkan istilah 4 pilar berbangsa dan bernegara tersebut.
b. Refleksi Empat Pilar Kebangsaan
25
Pada awalnya, istilah 4 pilar MPR RI ini merupakan kategori ragam bahasa politik yang
dirumuskan oleh para politisi. Dalam ragam bahasa politik, bahasa mempunyai tata
aturan dan permainannya tersendiri. Istilah 4 pilar menjadi masalah kompleks karena
akibat keputusan mahkama konstitusi yang membatalkan 4 pilar tersebut. Istilah 4 pilar
MPR RI yang bermula dari bahasa politik kemudian menjadi bahasa hukum yang melalui
dasar UU No. 2 Tahun 2008 Tentang partai politik. Bahasa hukum yang dimaksud
merupakan bahasa yang mengikat dan tidak dapat dengan mudah ditafsirkan menurut
kepentingan kelompok atau individu.
c. Mempertahankan Empat Pilar Kebangsaan
Karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada di Indonesia, maka hal tersebut bisa
menjadi ancaman yang menyebabkan perpecahan Indonesia. Untuk menghindari
perpecahan ini, maka diperlukan sikap toleransi antar seluruh masyarakat Indonesia.
Untuk memperkuat karakter pemuda Indonesia, diawali dengan perwujudan 4 pilar
kebangsaan Indonesia. Kemudian terdapat 4 pendekatan untuk menjaga 4 pilar
kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural,
edukatif, hukum dan struktural.
d. Menerapkan Empat Pilar Kebangsaan
karena di Indonesia terdapat keanekaragaman, maka akan memicu terjadinya konflik .
untuk itu MPR RI tengah gencar mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan yang terdiri dari
Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
kepada masyarakat Indonesia melalui jalur pendidikan. Penanaman 4 pilar kepada siswa
dinilai sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui identitas negaranya sehingga
memiliki rasa vinta terhadap tanah air dan menjadi warganegara Indonesia yang
berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.
e. Gejolak Empat Pilar Kebangsaan
Sejak diperkenalkan pada tahun 2009, istilah 4 pilar terdapat pedebatan-perdebatan di
Indonesia, istilah 4 pilar dianggap sebagai suatu peletak dasar kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sosialisasi yang dilakukan oleh MPR RI banyak mendapatkan kritik dan
menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat, akademisi, dan para pendidik. Istilah 4
pilar menjadi pro dan kontra dalam konteks ideologis, kefilsafatan dan hukum.
26
Berdasarkan fakta tersebut, persoalan tentang 4 pilar kebangsaan menjadi suatu kajian
yang penting dalam konteks studi filsafat dan hukum saat ini.
B. Kelebihan Buku
Dari bab ini penjelasan sudah cukup baik dan detail sehingga pembaca dapat mudah
memahami materi pada bab ini
C. Kekurangan Buku
Terdapat pengulangan kata, seperti contoh 4 pilar yaitu yang terdiri dari Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BAB XI
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab XI Urgensi Simbol-Simbol Negara
27
merusak moral bangsa. Oleh karena itu diharapkan sebagai orang tua dapat mengawasi
anak mereka masing masing sehingga tidak terjerumus ke hal hal negatif.
c. Memaknai Simbol Negara
Makna simbolik yang terkandung dalam lambang negara yaitu terdapat pada burung
garuda yang mempunyai makna yang sangat luas. Tanggal kemerdekaan indonesia
dilambangkan di burung garuda. Perisai yang dikalungkan pada burung garuda
merupakan lambang pertahanan indonesia. Perisai tersebut mengandung 5 buah simbol
yang masing masing silanya melambangkanb dasar negara indonesia.
d. Mengapa Harus Lagu Indonesia Raya
Mengapa harus lagu indonesia raya adalah karena lagu Indonesia raya yang merupakan
ciptaan W.R. Supratman merupakan lagu yang dihormati dan dibanggakan yang luar
biasa dalam penjiwaaannya. Pada jaman penjajahan, pihak penjajah melarang lagu ini
dinyanyikan, namun rakyat indonesia tetap menyanyikannya sehingga menambah jiwa
nasionalisme, jiwa kebangsaan, rasa senasib sepenanggungan, rasa perjuangan serta
semakin memperkokoh persatuan dalam melawan penjajahan.
B. Kelebihan Buku
Menggunakan banyak kata yang cukup mudah dipahami pembaca.
C. Kekurangan Buku
1. Di bab ini tidak terdapat penjelasan mengenai naskah lontar, gaguritan sang garuda
nebus biyang yang membuat para pembaca tidak memahami kalimat tersebut.
2. Di dalam bab ini terdapat Pada subbab “Menjaga Sang Garuda” tidak menjelaskan
bagaimana cara menjaga sang garuda, namun hanya menjelaskan tentang sifat negatif
era globalisasi terutama penggunaan handphone dan internet.
BAB XII
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. Ringkasan Buku
Bab XII Mengenal Sang Pejuang
28
i. Sultan Iskandar Muda : merupakan pemimpim kerajaan Aceh. Sikap
kepahlawanan yang dapat dicontoh adalah perjuangannya yang selalu
mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.
ii. Kertanegara : raja kertanegara memimpin kerajaan singasari yang didirikan
oleh ken arok yang terletak di malang, jawa timur. Kertanegara memiliki cita
cita untuk mempersatukan nusantara.
iii. Balaputradewa : balaputradewa memimpin kerajaan sriwijaya dan mencapai
puncak kejayaan ketika dipimpin olehnya. Balaputradewa dikenal jujur,
displin, adil dan bijaksana.
iv. Mulawarman : pada masa kepemimpinan mulawarman di kerjaan kutai,
rakyatnya hidup dalam kesejahteraan. Mulawarman juga dikenal sebagai
pemimpin yang baik hati.
v. Sultan Hasanuddin : sultan hasanuddin adalah pemimpin kerajaan gowa-tallo.
Kerajaan ini adalah kerajaan islam pertama di sulawesi. Sikap yang dapat
dicontoh adalah sikap berani dan pantang menyerah.
29
keberlangsungan hidup bangsa. Seluruh masyarakat indonesia wajib dalam menjaga
kehormatan bangsa indonesia.
A. Kelebihan Buku
Menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan detail serta rinci.
B. Kekurangan Buku
1. Terdapat beberapa kata yang tidak didefinisikan sehingga pembaca belum mengerti
banyak kata yang membingungkan
2. Kata-kata yang asing tidak dibuat miringkan.
BAB XIII
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT
A. RINGKASAN BUKU
Bab XIII Masyarakat Madani
30
a. Pengertian Madani
Istilah Madani sebenarnya berasal dari bahasa Arab, madaniy. Kata madaniy berakr dari
kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau membangun. Kemudian
berubahlah istilah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota, orang sipil, dan
yang bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian, istilah madaniy dalam bahasa arabnya
mempunyai banyak arti. Masyarakay madani merupakan sistem sosial yang subur
berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu
dengan kestabilan masyarakat.
31
d. Menumbuhkan Sikap Masyarakat Madani Di Sekolah Dasar
Implementasi pendidikan nilai dan konsep masyarakat madani dalam pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan menjadi salah sau wujud untuk mengurangi pengaruh
negative dari globalisasi, khususnya untuk menanggulangu degradasi moral yang terjadi.
Pengimplementasian pendidikan nilai dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
dapat digunakan untuk mengurangi pengaruh negative dari globalisasi. Pendidikan nilai
yang mengutamakan pembangunan karakter generasi muda memahami arti sebuah nilai.
Selain itu, pembangunan karakter berdasarkan nilai-nilai akan membuat generasi muda
sigap dalam menghadapi perubahan zaman. Melalui pendidikan nilai generai akan
mengetahui bagaimana menyikapi perubahan zaman dengan bijaksana. Nilai-nilai
karakter yang diperoleh geberasi muda dalam pendudukan nilai saling menghormati,
toleransi, nasionalisme, tolong menolong, tanggungjawab, jujur dan lainnya. Namun
pendidikan nilai pada hakikatnya haruslah dimulai dari didndi. Sejak dini generasi muda
harus dilatih dan dibiasakan bersikap sesuai norma-norma.
B. Kelebihan Buku
Pada bab ini memaparkan penulis menuliskan beberapa pendapat para ahli di setiap sub
babnya. Dan penyajian dalam materi ini sangat sedikit, namun jelas untuk dipahami.
C. Kekurangan Buku
Tidak ada kekurangan di dalam bab ini, karena penjelasan materi yang singkat, jelas,
sehingga pembaca cepat memahami apa yang ada didalam buku tersebut.
32
BAB XIV
PENUTUP
a. KESIMPULAN
Buku Pembelajaran PKN Di SD karya Irfan Dahnial, yang saya kritisi, dalam buku ini
memaparkan penjelasan mengenai materi yang terkait dengan pembelajaran PKN Di SD. Setelah
saya mereview buku ini, saya menyimpukan bahwa buku ini memaparkan penjelasan yang
sangat lengkap dan disertai dengan pendapat para ahli, dan di dalam buku ini juga memberikan
penjelasan yang meluas sehingga dapat menambah dan memperluas wawasan pembaca. Akan
tetapi ada juga bahasa yang susah dipahami, atau terkadang salah penulisan. Sehingga dapat
membuat pembaca merasa bingung dengan materinya.
Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya
nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan
tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di nilai
penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari
yang paling dini hingga pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus –penerus bangsa yang
berompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.
33
Penulis Riview Buku
34