Anda di halaman 1dari 58

TUGAS MINI RISET

Mata Kuliah : Pendidikan Ipa


SD 3
Skor Nilai :

Judul Mini Riset

Tugas Ini Dilakukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Pendidikan IPA SD 3

Nama Mahasiswa

14 Muhammad Abijar Rizalianoor Nim: 1910125210116

18 Husnul Hatimah Nim: 1910125220020

24 Shella Wati Nim: 1910125220055

26 Nur Sofa Nim: 1910125220065

55 Dina Amelia Nim: 1910125320086

Dosen Pengampu : Tika Puspita Widya Rini., M.Pd

Mata Kuliah : Pendidikan IPA SD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya serta atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik fisik maupun akal
pikiran, sehingga kami berhasil menyelesaikan pembuatan laporan, sebagai tugas
dari mata kuliah Pendidikan IPA SD 3 dengan judul “ judul”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan


bantuan dan saran atas penyusunan laporan ini:

1. Ibu Tika Puspita Widya Rini., M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Pendidikan IPA SD 3.
2. Bapak Ilyasa, M.Pd selaku kepala sekolah SDN Tabing Rimbah 1 & Ibu Laila
Maskanah, S.Pd selaku guru kelas 4 di SDN Tabing Rimbah 1.
3. Semua rekan dari kelompok 7 kelas 6E PGSD.

Laporan mini riset ini masih memiliki banyak kekurangan karena


pengalaman kami yang sangat kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kepada para pembaca agar memberikan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki laporan ini.

Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi segala usaha kami.

Banjarmasin, 25 Februari 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Identifikasi Masalah..................................................................................2

C. Batasan Masalah........................................................................................3

D. Rumusan Masalah.....................................................................................3

E. Tujuan Masalah.........................................................................................3

BAB II......................................................................................................................5

LANDASAN TEORI...............................................................................................5

A. Teori Utama...............................................................................................5

B. Teori Pendukung.....................................................................................23

BAB III..................................................................................................................24

METODE...............................................................................................................24

A. Tempat dan Waktu..................................................................................24

B. Subjek Penelitian.....................................................................................24

C. Teknik Pengambilan Data.......................................................................24

D. Instrumen.................................................................................................25

E. Teknik Analisis Data...............................................................................28

BAB IV..................................................................................................................30

HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................30

A. Gambaran Hasil.......................................................................................30

ii
B. Pembahasan.............................................................................................30

5. Temuan Lapangan.......................................................................................30

BAB V....................................................................................................................31

PENUTUP..............................................................................................................31

A. Kesimpulan..............................................................................................31

B. Saran........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

LAMPIRAN...........................................................................................................33

1. Lampiran 1 (Lembaran Instrumen Mini Riset)...........................................33

2. Lampiran 2 (Lembaran RPP Guru SDN Tabing Rimbah 1).......................37

3. Lampiran 3 (Dokumentasi).........................................................................45

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Dokumentasi 1 Penyerahan Surat Izin.....................................................45


Gambar Dokumentasi 2 Pembukaan Pembelajaran...............................................46
Gambar Dokumentasi 3 Penggunaan Model Pembelajaran...................................46
Gambar Dokumentasi 4 Penggunaan Model Pembelajaran...................................47
Gambar Dokumentasi 5 Penutupan........................................................................47

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan dari suatu kegiatan sangat ditentukan oleh
perencanaannya. Perencanaan yang baik akan membuat kegiatan yang
dilakukan lebih mudah dan terarah, begitu pula dalam pembelajaran. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Marwiyah, Alauddin, & BK, 2018), keberhasilan
suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh suatu perencanaan
pembelajaran yang telah dirumuskan secara matang sebab suatu perencanaan
yang apabila dilakukan dengan baik, setengah keberhasilan pembelajarannya
telah dapat dikatakan tercapai setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru yang bersangkutan.
Pentingnya perencanaan pembelajaran sebab kehadirannya menjadi
faktor penunjang bagi keberhasilan suatu program pembelajaran. Karena itu,
profesi guru yang dalam dedikasinya sebagai pekerjaan profesional meyakini
pekerjaan merencanakan pembelajaran ialah pekerjaan yang tidak boleh
ditinggalkan guru. Dengan perencanaan yang matang dan akurat, akan dapat
diprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai sekaligus
meminimalisir segala kemungkinan masalah yang ditimbulkan dalam proses
implementasinya serta dapat pula menjadi sarana prediksi jalan
penyelesaiannya.
Salah satu bentuk perencanaan pembelajaran yakni, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan rencana pembelajaran
yang dikembangkan secara perinci dari suatu materi pembelajaran atau tema
tertentu yang mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan
guru. Pengembangan RPP dapat dilakukan sebelum awal semester atau awal
tahun pelajaran dimulai. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luas
mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa
indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Secara definisi, rencana
pelaksanaan pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan.

1
Selain melakukan perencanaan pembelajaran yang matang yakni salah
satunya dengan membuat RPP tadi, guru juga perlu menguasai keterampilan
dalam mengajar. Terdapat 8 keterampilan dalam mengajar yang harus dikuasai
oleh guru yakni menurut Muh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru
Profesonal” mengemukakan delapan komponen keterampilan dasar mengajar
yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjerlaskan, keterapulan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok
kecil/perorangan. (Uzer Usman, 1995: 74) dalam (Mansyur, 2017). Seorang
guru perlu mengetahui, menguasai dan memiliki 8 keterampilan dasar
mengajar ini agar nantinya bisa melaksanakan proses pembelajaran secara
efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.
Namun, pada kenyataannya dilapangan masih banyak guru yang
dalam pembuatan RPP tidak sesuai dengan ketentuan perangkat pembelajaran
RPP yang berlaku, juga masih adanya guru yang tidak menguasai 8
keterampilan mengajar pada saat proses belajar-mengajar berlangsung di
dalam kelas. Berdasarkan permasalahan tersebut yang menjadikan kami
melakukan penelitian mengenai kesesuian dalam menggunakan RPP yang
benar berdasarkan ketentuan perangkat pembelajaran RPP yang berlaku juga
kesesuaian antara penggunaan perangkat pembelajaran dan proses
pembelajaran (keterampilan guru mengajar) pada SDN Tabing Rimbah 1.
Untuk lebih jelasnya, maka akan penulis uraikan dalam laporan mini riset ini.

B. Identifikasi Masalah
Berkaitan dengan pentingnya dalam menggunakan RPP pada saat guru
mengajar juga penggunaan perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran
(keterampilan guru mengajar) yaitu pada SDN Tabing Rimbah 1, maka
dirumuskan identifikasi masalah penelitian kami adalah kesesuian dalam
menggunakan RPP yang benar berdasarkan ketentuan perangkat
pembelajaran RPP yang berlaku juga kesesuaian antara penggunaan
perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran (keterampilan guru
mengajar).

2
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat
dirumuskan bahwa batasan masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Luas lingkup meliputi kesesuaian penggunaan RPP yang digunakan guru
berdasarkan ketentuan perangkat pembelajaran RPP yang berlaku,
kesesuaian antara perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran
(keterampilan guru mengajar) pada SDN Tabing Rimbah 1.
2. Informasi yang disajikan yaitu: konsep RPP beserta tujuan dan
fungsinya, komponen-komponen yang ada pada RPP, cara pembuatan
RPP yang baik dan benar, serta keterampilan dalam mengajar yang harus
dikuasai oleh guru.

D. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari RPP beserta tujuan dan fungsinya?
2. Apa saja komponen-komponen yang ada pada RPP?
3. Apa saja keterampilan dalam mengajar yang harus dikuasai oleh guru?
4. Bagaimana kesesuaian RPP yang digunakan pada SDN Tabing Rimbah
1?
5. Bagaimana kesesuaian perangkat pembelajaran dan proses pembelajaran
(keterampilan guru mengajar) pada SDN Tabing Rimbah 1?

E. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan tersebut, maka
penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan konsep RPP beserta tujuan dan fungsinya.
2. Mendeskripsikan komponen-komponen yang harus ada pada RPP.
3. Mendeskripsikan RPP yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4. Mendeskripsikan keterampilan dalam mengajar yang harus dikuasai oleh
guru.
5. Menganalisis kesesuaian RPP yang digunakan pada SDN Tabing Rimbah
1.

3
6. Menganalisis kesesuaian perangkat pembelajaran dan proses
pembelajaran (keterampilan guru mengajar) pada SDN Tabing Rimbah 1.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Utama
Dalam Penelitian ini, yang dimaksud dengan teori utama adalah sebagai
pedoman teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran seperti belajar dan
pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan keterampilan dasar
mengajar guru dalam proses mengajar.

a. Hakikat Belajar & Prinsip-Prinsip Belajar


1. Pengertian Belajar

Hakikat belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru


dan siswa. (Pane & Dasopang, The Nature of Learning and The Components
of The Learning System, 2017). Belajar merupakan kegiatan yang dapat
dilakukan secara terus menerus selama kita hidup untuk memperbaiki segala
perilaku bahkan memperbaiki kehidupan. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Suyono dan Hariyanto, 2013 bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.
Menurut Witherington, 1952 dalam (Suyono, 2011) belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan, dan kecakapan. Belajar dapat membentuk suatu pengetahuan,
sikap dan keterampilan baru yang dilakukan dalam suatu proses
pembelajaran, seperti yang dijelaskan oleh Crow and Crow, 1958 dalam
(Suyono, 2011) menyatakan bahwa belajar merupakan diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru. Belajar dikatakan berhasil
jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya,
sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan,
belajar melalui ingatang, by heart, di luar kepala tanpa mempedulikan
makna.Rote learning merupakan lawan dari meaningful learning,
pembelajaran bermakna.

5
Sementara menurut Hilgard, 1962 dalam (Suyono, 2011) belajar adalah
suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya
respon terhadap suatu situasi. Belajar merupakan proses mencari ilmu yang
terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan lain-lain
sehingga terjadi perubahan dalam diri. Dalam (Pane & Dasopang, The Nature
of Learning and The Components of The Learning System, 2017) belajar
adalah proses perubahan tingkah laku dan ilmu pengetahuan. Proses belajar
menjadi satu sistem dalam pembelajaran.
Belajar adalah proses aktivitas pengembangan pengetahuan,
keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseoarang dengan informasi dan
lingkungannya sehingga dalam proses belajar diperlukan pemilihan,
penyusunan dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang sesuai dan
melalui interaksi pemelajar dengan lingkungannya. (Heinich, 1999).
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
disadari atau disengaja.Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang
dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan
pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan
belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental
seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar,
namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar
tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan
belajar (Pane, Belajar dan Pembelajaran, 2017).
Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan
lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau
pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang
pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian
kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi
(Pane, Belajar dan Pembelajaran, 2017).
2. Prinsip-Prinsip Belajar
a. Prinsip Kesiapan (Readiness)

6
Proses belajar di-pengaruhi kesiapan peserta didik, yang dimaksud
dengan kesiapanatau readiness ialah kondisi individu yangmemungkinkan ia
dapat belajar. Berkenaandengan hal itu terdapat berbagai macam
tarafkesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang peserta didik yang
belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan
mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah
kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman,
hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang
memungkinkan seseorang dapat belajar (Muis, 2013).
b. Prinsip Motivasi (Motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuksuatu proses yang terarah.
Motivasi adalah suatukondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,
mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-
anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatanpenjajagan dalam
lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat
dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.
Perhatian dalam belajar dan pembelajaran memegang peranan yang
sangat penting. Kenyataan menunjukkan bahwa tanpa perhatian tidak
mungkin terjadi pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pengajar maupun
dari pihak peserta didik yang belajar. Perhatian peserta didik akan timbul
apabila bahan pelajaran yang dihadapinya sesuai dengan kebutuhannya,
apabila bahan pelajaran itu sebagai sesuatu yang dibutuhkan tentu perhatian
untuk mempelajarinya semakin kuat. Secara psikologis, apabila sudah
berkonsentrasi (memusatkan perhatian) pada sesuatu maka segala stimulus
yang lainnya tidak diperlukan. Akibat dari keadaan ini kegiatan yang
dilakukan tentu akan sangat cermat dan berjalan baik. Bahkan akan lebih
mudah masuk kedalam ingatan, tanggapan yang terang, kokoh dan lebih
mudah untuk diproduksikan.
Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan pem-
belajaran. Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk
belajar itu timbul dari dirinya. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal:
1) Mengetahui apa yang akan dipelajari

7
2) Memahami mengapa hal tersebut patutdipelajari.
Kedua hal ini sebagai unsur motivasiyang menjadi dasar permulaan
yang baik untuk belajar. Sebab tanpa kedua unsur tersebut kegiatan
pembelajaran sulit untuk berhasil.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang cukup besar sudah dapat
berbuat tanpa motivasi dari luar dirinya, itulah yang disebut motivasi
intrinsik, atau tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan. Sebaliknya, bila motivasi intrinsiknya kecil, maka dia perlu
motivasi dari luar yang dalam hal ini disebut ekstrinsik, atau tenaga
pendorong yang ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini berasal dari guru, orang
tua, teman, buku-buku dan sebagainya. Kedua motivasi dibutuhkan untuk
keberhasilan proses pembelajaran, namun yang memegang peranan penting
adalah peserta didik itu sendiri yang dapat memotivasi dirinya yang didukung
oleh kepiawaian seorang guru dalam merancang pembelajaran yang dapat
merangsang minat sehingga motivasi peserta didik dapat dibangkitkan.
Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat pembelajaran. Sebagai
tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar,sebagai alat,
motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensia dan hasil
belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar peserta didik
dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Motivasi adalah unsur utama dalam
belajar dan pembelajaran tidak dapat berlangsung tanpa adanya perhatian.
Jadi, sesuatu hal dikatakan menarik perhatian anak, apabila anak
memperhatikannya secara spontan tanpa memerlukan usaha (perhatian tidak
sekehendak, perhatian tidak disengaja). Bila terjadi perhatian spontan yang
bukan disebabkan usaha dari guru yang membuat pelajaran begitu menarik,
maka perhatian seperti ini tidak memerlukan motivasi,walaupun dikatakan
bahwa motivasi danperhatian harus sejalan. Berbeda halnya kalau perhatian
yang disengaja atau sekehendak, halini diperlukan motivasi (Muis, 2013).
c. Prinsip Persepsi dan keaktifan
“Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia
memahami situasi”. Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup.
Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang

8
lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan dapat
memahami peserta didiknya lebih baik bila ia peka terhadap bagaimana cara
seseorang melihat suatu situasi tertentu. Menurut Thomas M. Risk dalam
Zakiah Daradjat, “teaching is theguidance of learning experiences.”Mengajar
adalah proses membimbing pengalaman belajar.
Pengalaman tersebut diperoleh apabila peserta didik mempunyai
keaktifan untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Apabila seorang anak ingin
memecahkan suatu persoalan dia harus dapat berpikir sistematis atau menurut
langkah-langkah tertentu, termasuk ketika dia menginginkan suatu
keterampilan tentunya harus pula dapat menggerakkan otot-otot nyauntuk
mencapainya. Termasuk dalam pembelajaran, pesertadidik harus selalu aktif.
Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai pada kegiatan
psikisyang susah diamati.
Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui banyak aktivitas
baik fisik maupun psikis. Bukan hanya sekedar menghafal sejumlah rumus-
rumus atau informasi tetapi belajar harus berbuat, seperti membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
Prinsip aktivitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala
pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri.
Jiwa memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan.
Jadi, dalam pembelajaran yang mengolah dan mencerna adalah peserta
didik sesuai dengan kemauan, kemampuan,bakat dan latar belakang masing-
masing,guru hanya merangsang keaktifan peserta didik dengan menyajikan
bahan pelajaran (Muis, 2013).
d. Prinsip Tujuan dan keterlibatan langsung
“Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para
pelajar pada saat proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran khusus yang
hendak dicapai oleh seseorang. Prinsip keterlibatan langsung merupakan
halyang penting dalam pembelajaran. Pembelajaran sebagai aktivitas
mengajar dan belajar, maka guru harus terlibat langsung begitu juga peserta
didik. Prinsip keterlibatan langsung ini mencakup keterlibatan langsung

9
secara fisik maupun non fisik. Prinsip ini diarahkan agar peserta didik merasa
dirinya penting dan berharga dalam kelas sehingga dia bisa menikmati
jalannya pembelajaran. Edgar Dale dalam Dimyati mengatakan bahwa:
“belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”. (Muis,
2013).
e. Prinsip Perbedaan Individual
“Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang”. Proses pengajaran
seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga dapat
memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi tingginya.
Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal
memenuhi kebutuhan seluruh peserta didik. Karena itu seorang guru perlu
memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan individu
dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada aspek-
aspek tersebut. (Muis, 2013)
f. Prinsip Transfer, Retensi dan tantangan
“Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan
menerapkan hasil belajar dalam situasi baru”.Apa pun yang dipelajari dalam
suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses
tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk
menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari
dan diserap dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru. (Muis,
2013)
g. Prinsip Belajar Kognitif
“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”.
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi
merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses belajar kognitif.
Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat kesukaran dan menuntut
berbagai aktivitas mental. (Muis, 2013).
h. Prinsip Belajar Afektif

10
“Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia
menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru”. Belajar afektif mencakup
nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin
tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi
dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan,
minat dan sikap individu. (Muis, 2013).
i. Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu
mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek
mental dan fisik. (Muis, 2013).
j. Prinsip Pengulangan, Balikan,Penguatan dan Evaluasi.
Prinsip pembelajaran yang menekankan pentingnya pengulangan yang
barangkali paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi daya.
Menurut teori ini bahwa belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri dari daya mengamat, menangkap,mengingat, menghayal,
merasakan, berpikir dan sebagainya (Muis, 2013)
Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip belajar : (Suyono, 2011)
1.) Belajar merupakan bagian dari perkembangan
2.) Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan dengan belajar terjadi
perkembangan individu
3.) Belajar berlangsung seumur hidup (lifelong learning)
4.) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor – faktor bawaan,
lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif
5.) Belajar mencakup semua aspek kehidupan (kognitif, afektif,
psikomotor, dan keterampilan hidup)
6.) Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu
7.) Belajar berlangsung baik dengan guru atau tanpa guru baik dalam
situasi formal amupun informal
8.) Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi
9.) Perbuatan belajar bervariasi dari yang sederhana sampai yang kompleks
10.) Dalam belajar dapat terjadi hambatan–hambatan

11
11.) Dalam hal tertentu, belajar memerlukan bantuan dan bimbingan dari
orang lain.
b. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran

Hakikat pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru


dan siswa. (Pane & Dasopang, The Nature of Learning and The Components of
The Learning System, 2017). Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan berbagai sumber belajar yang ada di
lingkungan belajar tersebut. Menurut aliran behavioristik dalam Hamdani
mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku
yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. (Hamdani:
2011:23.) Adapun sistem pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu sama lain, yaitu: guru, siswa, tujuan, materi, media,
metode, dan evaluasi. Pembelajaran tidak akan dapat terlaksana dengan baik
tanpa adanya interaksi antara komponen pembelajaran, maka diantara jenis
komponen pembelajaran tersebut haruslah saling bekerja sama sehingga tercipta
pembelajaran yang efisien. (Pane & Dasopang, The Nature of Learning and The
Components of The Learning System, 2017).
Selanjutnya menurut Gagne, dkk dalam Warsita mengatakan bahwa
pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
peserta didik yang bersifat (Warsita, 2008: 266.) Menurut Dimyati dan
Mudjiono dalam buku karya Sagala, bahwasanya pembelajaran adalahkegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Sagala, 2011:
62.)
Lebih lanjut Warsita menjelaskan bahwa ada lima prinsip yang menjadi
landasan pengertian pembelajaran yaitu: (Warsita, 2008: 266.)
a. Pembelajaran sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku. Prinsip
ini mengandung makna bahwa ciri utama proses pembelajaran itu adalah
adanya perubahan perilaku dalam diri peserta didik.

12
b. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa perilaku sebagai hasil pembelajaran
meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja.
c. Pembelajaran merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna
bahwa pembelajaran itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan,
di dalam aktivitas itu terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang
sistematis dan terarah.
d. Proses pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan
adanya suatu tujuan yang akan dicapai.
e. Pembelajaran merupakan bentuk pengalaman.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik dalam
membelajarkan peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah
yang lebih baik.

2. Komponen Sistem Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses, maka dalam proses pembelajaran


ada beberapa komponen yang saling berinteraksi satu dengan yang lain sehingga
disebut sebagai sistem. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Komponen-
komponen proses pembelajaran adalah:

a) Tujuan
Tujuan adalah suatu harapan atau cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan suatu kegiatan.Tidak ada suatu kegiatan pembelajaran yang tidak
mempunyai tujuan, dan hal ini telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum
kegiatan pembelajaran yang tertera dalam rencana pembelajaran yang
dirumuskan melalui tujuan pembelajaran khusus.
b) Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran merupakan substansi yang akan disajikan dalam
kegiatan pembelajaran. Tanpa materi pembelajaran program pembelajaran
tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar harus memiliki dan

13
menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik
(Djamarah, 2013:41-42).
c) Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik
Komponen yang ketiga ini mempunyai fungsi yang sangat menentukan.
Keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini.
Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat
diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan.
d) Media Pembelajaran
Merupakan alat atau wahana yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran.Media pembelajaran
berfungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran (Hamdani, 2011: 48)
e) Evaluasi
Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas
kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat
melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem
pembelajaran.
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk


mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian seseuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik, serta psikologi peserta didik.

Menurut Hamzah (2012: 2) menyatakan perencanaan yakni suatu cara


memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang

14
terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 22 tahun 2016
tentang standar proses pendidikandasar dan menengah menyebutkan bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.

RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan


pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD).
RPP yang dikembangkan secara rinci merujuk pada silabus, buku teks pelajaran,
dan buku panduan guru. Perencanaan pembelajaran merupakan penetapan
sasaran, tujuan, materi, metode, media, dan alat evaluasi pembelajaran secara
tepat untuk dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran (Dirman dan Cicih, 2014: 39).

Menurut Dirman (2014: 56) mengemukakan bahwa RPP merupakan upaya


untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen
pembelajaran meliputi; kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, kegiatan
pembelajaran, alat dan sumber belajar, serta penilaian proses dan hasil.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pedoman guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar yang telah direncanakan dalam upaya
mencapai kompetensi dasar (Yuhandika, Salim, & Fitri, 2021).

2. Manfaat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru


untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar
siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal
sebelum proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat
perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan
oleh Mulyasa (2013:22) dalam (Yuhandika, Salim, & Fitri, 2021), yaitu:

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

15
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
3. Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran(RPP)

Dalam “Modul Panduan Penyusunan Rencana Pelaksanana Pembelajaran


Sekolah Menengah Pertama” yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikam Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan Sekolah Menegah Pertama tahun 2017, tentang rambu-rambu
penyusunan RPP dijelaskan bahwa langkah-langkah penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dimulai dari mencantumkan Identitas RPP,
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan
Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Kegiatan
Pembelajaran, Sumber Belajar dan Peniliaian. Setiap komponen mempunyai
arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.

Pada standar proses kegiatan pembelajaran terdiri atas langkah-langkah


yang memuat unsur kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan meliputi orientasi yaitu memusatkan perhatian


peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan
benda yang menarik, memberikan ilustrasi, membaca di surat kabar,
menampilkan slide animasi, fenomena alam, sosial, atau lainnya. Kemudian
memberikan apersepsi, persepsi awal kepada peserta didik tentang materi
yang akan diajarkan. Selanjutnya motivasi, guru memberikan gambaran manfaat
mempelajari materi yang akan diajarkan. Pemberian acuan maksudnya

16
memberikan kaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat
berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis
besar. Pembagian kelompokm belajar, penjelaan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran)

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk


mencapai Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik, namun tetap efektif. Kegiatan ini
menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar yang disediakan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran. Menggunakan pendekatan tematik dan/ atau temati terpadu
dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan. Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
terintegrasi pada pembelajaran.

3. Kegiatan Penutup

Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh


untuk selanjutnya secara bersamaan menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung, memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok dan menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.Langkah-langkah pembe-lajaran disusun dalam bentuk
rangkaian kegiatan, yang sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang
dipilih, menggunakan urutan sintaksis sesuai dengan modelnya. Oleh karena
itu, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus

17
sama dalam setiap pertemuan. Pada standar proses, pembekaharan yang berfokus
pada kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi sangat diharapkan,
pembelajaran pada Kurikulum 2013 disarankan berbasis pendekatan saintifik
yang meliputi mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta. RPP disusun sebaiknya berbasis pendekatan
saintifik dengan memperhatikan karakter mata pelajaran dan karakter siswa.
Sikap tidak hanya diajarkan secara verbal, tetapi melalui pemberitahuan, contoh,
modeling, atau keteladanan, dan pebiasaan. Belajar tidak hanya di ruang
kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dan harus diingat
bahwa guru bukan satu-satunya sumber belajar (Yuhandika, Salim, & Fitri,
2021).

4. Kriteria Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Adapun kriterian penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran


(RPP) menurut Sanjaya (2011: 38) dalam (Yuhandika, Salim, & Fitri, 2021)
yakni sebagai berikut:

1. Signifikasi.
2. Relevan.
3. Kepastian Untuk mencapai tujuan pembelajaran,
4. Adaptabilitas Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya bersifat
lentur atau tidak kaku
5. Kesederhanaan Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana
6. Prediktif Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal
yang kuat.

d. Keterampilan Dasar Mengajar Guru


1. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru adalah kemampuan
dalam keterampilan mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Keterampilan
mengajar adalah untuk mencapai tujuan pengajaran.

18
Adapun pengertian keterampilan mengajar guru adalah sebagaimana
pendapat Amstrong dkk (1992:33) yaitu kemampuan menspesifikasi tujuan
performasi, kemampuan mendiagnosa murid, keterampilan memilih strategi
penajaran, kemampuan berinteraksi dengan murid, dan keterampilan menilai
efektifitas pengajaran.

Mengajar merupakan proses yang kompleks, tidak sekedar menyampaikan


informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus
dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa.
Menurut Ali (1987:12) mengartikanmengajar adalah : “Segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya
proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”. Sedangkan menurut
Nasution (1995:4) memberikan definisi mengajar yang lengkap sebagai berikut:
(1) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak; (2) Mengajar
adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak; (3) Mengajar adalah suatu
aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian


keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan semua aspek
kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai tugas guru yang
berbentuk keterampilan dalam rangka memberi rangsangan dan motivasi kepada
siswa untuk melaksanakan aktuvitas oleh guru adalah ketermpilan untuk
membimbing, mengarahkan, membangun siswa dalam belajar guna mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara terpadu.

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau


keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang
harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat
melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As.
Gilcman,1991). Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan
harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

19
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang
tenaga pengajar, yaitu;

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no. 2 yaitu cara


membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai

Keterampilan Dasar Mengajar (Generic Teaching Skill) atau


Keterampilan Dasar Teknik Instruksional yaitu keterampilan yang bersifat
generik atau yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan
mata pelajaran yang diajarkan. Keterampilan Dasar Mengajar (KDM)
merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan
pengintegrasian utuh dari berbagai keterangan yang jumlahnya sangat banyak.

Diantara keterampilan yang sangat banyak tersebut, terdapat 8 KDM


yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar
tersendiri. Berikut diuraikan delapan keterampilan tersebut dan cara
menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional, dan
menyenangkan (Wahyulestari, 2018).

2. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar

Seorang guru profesional telah mengikuti beberapa pelatihan yang


berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar
mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses
belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing

20
diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan (Wahyulestari, 2018).

1) Keterampilan Bertanya

Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”.


Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang
dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-
hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus
efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar,
bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan
baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.

2) Keterampilan Memberikan Penguatan

Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat


verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu
tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali
tingkah laku tersebut.

3) Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi
belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga,
dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta
penuh partisipasi.

4) Keterampilan Menjelaskan

Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian


informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.

5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

21
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan
efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran
(closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
atau kegiatan belajar mengajar.

6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kecil

Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan


sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.

7) Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan


memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang
berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
(bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang
berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab
antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen keterampilan yang digunakan
adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan

22
mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan
keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
(Wahyulestari, 2018).

B. Teori Pendukung

23
BAB III
METODE

A. Tempat dan Waktu


Tempat penelitian yang kami lakukan ini yaitu di SD Negeri Tabing
Rimbah 1 tepatnya di Jl. Ray 6 km 4, Kecamatan Mandastana, Kabupaten
Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Waktu penelitian yang kami lakukan ini yaitu tepatnya dimulai dari
hari Selasa tanggal 22 Februari 2022 pukul 08:00 – 09:00 WITA.

B. Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono dalam (Pramesty, 2020) subjek penelitian ialah
suatu sifat atau atribut atau nilai yang dimiliki individu. Adapun subjek
penelitian yang dijadikan informan pada penelitian ini adalah guru kelas IV
SD Negeri Tabing Rimbah 1.

C. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengambilan/pengumpulan data merupakan langkah paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan
data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data
primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan
serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi. (Sugiyono, 2020)
Dalam penelitian ini kami menggunakan teknik observasi sebagai
teknik pengambilan data. Menurut Sutriso Hadi (1986) dalam (Sugiyono,
2020) menyatakan, observasi ialah suatu proses yang kompleks dan tersusun
dari pelbagai proses biologis dan piskologis. Proses pengamatan dan ingatan
adalah bagian terpenting dalam teknik observasi ini. Secara lebih dalam, kami
menggunakan teknik observasi non-partisipan yang terstruktur. Kami sebagai
peneliti hanya mengamati subjek atau informan tanpa ikut serta dan terlibat
langsung dalam proses aktivitasnya.

24
D. Instrumen
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mendapatkan atau mengumpulkan data penelitian (Pramesty, 2020). Menurut
Sugiyono (2020: 293) menyebutkan alat yang digunakan sebagai instumen
penelitian pada penelitian kualitatif berupa tes, pedoman wawancara,
pedmoan observasi, dan pedoman kuesioner. Pada penelitian ini kami
berpedoman pada pedoman obervasi dengan menggunakan instumen
penilaian yang mengacu pada penilian proses dan penilaian produk yaitu
sebagai berikut:

1. Penilaian proses

Skala
No Aspek yang Diobservasi Catatan
1 2 3 4 5
1 Keterampilan membuka
pembelajaran
2 Keterampilan menarik perhatian
dan memotivasi peserta didik
3 Kedalaman dan keluasan materi
(termasuk tidak ada
miskonsepsi)
4 Kebenaran konsep/prosedur
5 Keterampilan menggunakan
metode, model, dan pendekatan
pembelajaran.
6 Menerapkan pembelajaran yang
mendidik dengan pendekatan
Technological Paedagogical
Content Knowledge (TPACK)
berbasis platform revolusi
industri 4.0
7 Keterampilan mengembangkan
variasi interaksi

25
8 Keterampilan mengelola kelas
9 Keterampilan memanfaatkan
waktu
10 Keterampilan
mengorganisasikan sumber
belajar dan/atau bahan ajar
11 Kemampuan mengggunakan
teknologi informasi dalam
pembelajaran
12 Mengintegrasikan kemampuan
4C dalam kegiatan belajar
13 Volume dan intonasi suara
14 Keterampilan penggunaan gestur
dalam menyampaikan materi
15 Penggunaan bahasa yang baik
dan benar
16 Kemampuan menciptakan
suasana belajar yang
menyenangkan
17 Santun dalam berpakaian
18 Keterampilan melakukan
penilaian
19 Kemampuan memberikan
penguatan (reinforcement) dan
hukuman
20 Keterampilan menutup
pembelajaran

2. Penilaian Produk
 Perangkat Pembelajaran RPP

No Aspek yang Diobservasi Skala Catatan

26
1 2 3 4 5
Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan dengan IPK
2 Kata kerja operasional yang
digunakan dapat diamati dan
diukur
3 Kelengkapan tujuan pembelajarn
4 Perumusan tujuan pembelajaran
Materi Pembelajaran
5 Kesesuaian materi pembelajaran
dengan kompetensi dasar dan
indikator yang akan dicapai
6 Susunan materi pembelajaran
7 Kelengkapan materi
pembelajaran
Strategi Pembelajaran
8 Model, pendekatan, dan
metode pembelajaran
9 Kesesuaian Langkah-
langkah/sintaks pembelajaran
10 Penerapan pembelajaran
saintifik
Pemilihan Media Pembelajaran
11 Kesesuaian pemilihan media
pembelajaran dengan materi
yang diajarkan
Pemilihan Sumber Belajar
12 Kelengkapan pemilihan
sumber belajar dengan materi
yang diajarkan
Evaluasi

27
13 Kelengkapan cakupan dan
komponen aspek penilaian
14 Kesesuaian penilaian dengan
tujuan/indicator
15 Merencanakan kegaiatan
pengayaan dan/atau remedial
Selain itu, kami juga menggunakan video dan foto sebagai media
pendukung dalam pengambilan data. Tujuannya adalah untuk merekam
seluruh kegiatan yang akan diambil menjadi data penelitian.

E. Teknik Analisis Data


Menurut Fadli (2021) Dalam menganalisis data pada penelitian ini,
yaitu reduksi data, display data, dan conclusions. Adapun gambaran
kegiatannya sebagai berikut:

1. Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan


pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola serta membuang
yang dianggap tidak perlu. Artinya data yang telah direduksi akan
memberikan sebuah gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencari
lagi bila diperlukan. Dalam reduksi data dapat pula dibantu dengan alat-
alat elektronik dengan memberikan aspek-aspek tertentu guna
mempermudah proses reduksi data. Dalam merangkum hasil data yang
di peroleh, peneliti memilah pokok-pokok penting berdasarkan sumber
yang di dapatkan dari subjek dan objek yang di teliti di SDN Tabing
Rimbah 1 dan untuk lebih memudahkan peneliti, penelitian ini dibantu
dengan alat-alat elektronik berupa media seperti rekaman suara, video,
dan foto.
2. Data display (penyajian data) tahap setelah reduksi data, hal ini
dilakukan dalam bentuk uraian/deskripsi, bagan, hubungan antar
kategori dan sejenisnya. Data yang di sajikan peneliti berupa
uraian/deskripsi berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
pihak yang bersangkutan di SDN Tabing Rimbah 1.

28
3. Menarik kesimpulan dan verifikasi merupakan pengambilan dari
permulaan pengumpulan data, alur, sebab-akibat/kausalitas dan
proporsi-proporsi lainnya.

29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Hasil

B. Pembahasan
1. Konsep dari RPP, tujuan, dan fungsinya di SDN Tabing Rimbah 1
Menurut Hamzah (2012: 2) menyatakan perencanaan yakni suatu
cara memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan dengan baik,
disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Di SDN Tabing Rimbah penggunaan
RPP sudah sesuai dengan tujuan dan fungsi dari RPP itu sendiri. Guru
kelas IV menggunakan RPP lengkap dan sesuai dengan proses
pembelajaran. Dalam pembuatan RPP di SDN Tabing Rimbah 1 juga
sudah sesuai dengan kriteria menurut Sanjaya sebagai berikut.
Adapun kriterian penyusunan rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) menurut Sanjaya (2011: 38) dalam (Yuhandika,
Salim, & Fitri, 2021) yakni sebagai berikut:

1) Signifikasi.
2) Relevan.
3) Kepastian Untuk mencapai tujuan pembelajaran,
4) Adaptabilitas Perencanaan pembelajaran yang disusun hendaknya
bersifat lentur atau tidak kaku
5) Kesederhanaan Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana
6) Prediktif Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya
ramal yang kuat.
2. komponen-komponen yang ada pada RPP di SDN Tabing Rimbah 1
Dalam “Modul Panduan Penyusunan Rencana Pelaksanana
Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama” yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikam Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Menegah Pertama tahun 2017, tentang rambu-rambu penyusunan RPP

30
dijelaskan bahwa langkah-langkah penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dimulai dari mencantumkan Identitas RPP,
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar dan
Peniliaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-
masing, namun semua merupakan suatu kesatuan. Pada standar
proses kegiatan pembelajaran terdiri atas langkah-langkah yang
memuat unsur kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Dalam komponen – komponen yang telah dipaparkan maka
pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang di berikan oleh guru
kelas IV sudah lengkap. Pada indicator pembelajaran guru juga
menggunakan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemudian
pada tujuan pembelajaran juga memuat unsur ABCD (audiens,
behavior, condition, dan degree) lalu pada Langkah pembelajaran juga
terdapt unsur PPK dan 4C (critichal thingking skill, creativity,
communication, dan collaboration.

3. Keterampilan dasar mengajar guru SDN Tabing Rimbah 1


Salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru adalah
kemampuan dalam keterampilan mengajar. Kemampuan ini membekali
guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pengajar. Keterampilan mengajar adalah untuk mencapai tujuan
pengajaran.

1) Keterampilan bertanya
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan
peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.
Dalam keterampilan bertanya guru kelas IV SDN Tabing Rimbah 1
dengan cara penyampaian yang ramah dan menarin jadi tidak
membuat siswa menjadi takut, hal itu dapat memberikan siswa
dampak positif sehingga dalam proses mencari jawaban siswa akan

31
maksimal tanpa ada rasa takut dan hal itu dapat membuat
mengingat materi lebih lama.
2) Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah
bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi
si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.
Dalam proses belajar mengajar guru kelas IV memberikan
penguatan yang baik terhadap para siswa. Pada saat ditengah
pelajaran apabila siswa sudah kurang fokus maka guru melakukan
penguatan untuk memusatkan Kembali perhatian siswa pada
pembelajaran.
3) Keterampilan mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi
kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Guru
kelas IV membuat proses belajar mengajar menjadi lebih
menyenagkan dengan menyanyikan yel – yel ditengah – tengah
pelajaran agar siswa tidak bosan.
4) Keterampilan menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
Dalam hal keterampilan ini guru kelas IV memberikan penjelasan
dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa dengan
mengaitkannya dengan kehidupan sehari – hari yang dialami oleh
siswa sehingga mereka pun mudah dalam memahami materi.
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka dari guru kelas IV SDN Tabing Rimbah 1
dilakukan dengan penuh semangat dan kreatif. Dan untuk

32
keterampilan menutup pelajaran tidak lupa sebelum menutup
diberikan kesimpulan dan membimbing siswa untuk berdoa
Bersama dan tidak lupa di akhiri dengan yel – yel.
6) Keterampilan membimbing diskusi kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecahan masalah. Untuk keterampilan ini guru
kelas IV membimbing para siswa dengan mendatangi datu persatu,
memperhatikan setiap kelompoknya.
7) Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Pada saat proses belajar mengajar meski kadang para
siswa kerap tidak memperhatikan tapi dengan teknik guru yang
menanyakan pendapat – pendapat kepada setiap siswa jadi mereka
dapat memperhatikan pembelajaran dengan tenang.
8) Keterampilan kelompok kecil dan perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru
memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Sama hal nya dengan keterampilan membimbing diskusi kecil guru
juga mendatangi setiap siswa nya menanyakan apabila ada yang
tidak dipahami. Guru berkeliling melihat perkembangan antara tiap
kelompok maupun perorangan.
4. Bagaimana kesesuaian perangkat pembelajaran dan proses
pembelajaran (keterampilan guru mengajar) pada SDN Tabing Rimbah
1
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani
kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga

33
dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung. Dalam beberapa aspek dari perangkat pembelajaran
sudah sesuai dengan proses pembelajaran hanya saja pada rencana
pelaksanaan pembeajaran tidak terdapat model apa yang digunakan
tapi pada kenyataannya guru menggunakan model pembelajaran make
a match. Kemudian dalam keterampilan guru mengajar, guru sudah
melakukan 8 keterampilan mengajar dengan baik tetapi dalam
pembelajaran yang berbasis teknologi guru masih sangat kurang
dikarenakan fasilitas dari sekolah yang minim dan kurang bisanya guru
mengoperasikan alat – alat digital dalam pembelajaran.

C. Temuan Lapangan
Pada bab IV ini, peneliti akan memaparkan mengenai temuan hasil
penelitian. Temuan penelitian ini merupakan deskripsi dari data yang
diperoleh dalam pengumpulan data di lapangan melalui observasi, dan
dokumentasi. Temuan dalam penelitian ini merupakan hasil dari
melakukan observasi dalam kegistan interaksi informan dengan
lingkungannya untuk menemukan data yang diperlukan. Semua data yang
didapat oleh peneliti tentunya sesuai dengan permasalahan yang menjadi
fokus penelitian. Hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan
dideskripsikan dan dianalisis sebagai dasar untuk mendapatkan
kesimpulan dari tujuan awal penelitian.

Tempat penelitian yang kami lakukan ini yaitu di SD Negeri Tabing


Rimbah 1 tepatnya di Jl. Ray 6 km 4, Kecamatan Mandastana, Kabupaten
Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Waktu penelitian
yang kami lakukan ini yaitu tepatnya dimulai dari hari Selasa tanggal 22
Februari 2022 pukul 08:00 – 09:00 WITA. Adapun subjek penelitian yang
dijadikan informan pada penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri
Tabing Rimbah 1.
Di dapatkan dari hasil pengamatan kelompok kami pada kelas IV
dengan guru ibu Laila Maskanah, S.Pd dalam proses pembelajaran dari
awal membuka pelajaran guru sudah membuat suasa kelas menjadi

34
menarik dengan mengajak siswa menyanyikan yel – yel. Di awal
pembelajaran guru memberikan penguatan kepada siswa dengan
menanyakan materi yang dipelajari sebelumnya. Guru melakukan interaksi
dengan siswa dan cara penyampaian guru sangat ramah sehingga siswa
menjadi tidak takut dan dapat menimbulkan respon positif.

Dalam hasil pengamatan kami cara guru menjelaskan materi sangat


mudah dipahami karena guru mengaitkan dengan kehidupan sehari – hari
siswa, ataupun dengan hal – hal yang ada disekitar siswa oleh sebab itu
maka siswa dapat dengan mudah memahami materi dan selama proses
pembelajaran guru selalu berinteraksi dengan siswa agar siswa dapat fokus
dalam proses pembelajaran. Tidak lupa juga guru bertanya dan membuat
siswa menjadi aktif di dalam kelas siswa juga dibiarkan bereksresi dengan
jawaban – jawaban yang dia berikan. Di tengah – tengah pelajaran agar
tidak bosan guru mengajak siswa bernyanyi bersama. pada proses
pengamatan tersebut kami melihat para siswa sangat santai dan tidak
adanya tekanan dalam proses belajar mengajar dikarenakan cara guru yang
mengajar tidak monoton dan menyenangkan. Kemudian tidak lupa guru
juga menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Pada hari itu guru
menggunakan model pembelajaran make a macth, sebelumnya guru
menjelaskan terlebih adhulu bagaimana sistemnya kemudian siswa di
suruh maju kedepan secara berkelompok 8 orang. 4 orang memengang
kartu berisi jawaban dan 4 orang berisi kartu pertanyaan jadi mereka harus
mencari pasangan antara setiap katunya. Dan anak – anak sangat antusias
mengikuti permaianan tersebut, dalam penggunaan model ini menjadikan
para siswa belajar tapi sambil bermain.

Tetapi dalam hal penggunaan teknologi guru kelas IV masih sangat


minim bahkan bisa tidak menggunakan sama sekali, guru hanya
menggunakan buku papan tulis, sedangkan pada saat ini teknologi
dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Dan mungkin juga dikarenakan
fasilitas sekolah yang kurang lengkap dan kurang bisanya guru
mengoprasikan teknologi seperti proyektor LCD dan sebagainya. Tetapi

35
beliau bisa menutupi teknologi tersebut dengan permaiana - permaianan
sederhana dan itu juga dapat menarik perhatian siswa. Untuk keterampilan
yang dimiliki guru dari hasil pengamatan kami sudah baik sekali guru
dapat melaksanakan 8 keterampilan mengajar dengan baik. Dalam
kesesuian proses pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
pun menurut kami sudah susuai hanya saja tidak terdapat penggunaan
model yang dipakai pada saat pembelajaran. Tapi pada kenyataannya guru
menggunakan model pembelajaran make a match.

Jadi berdasarkan paparan di atas dapat kami katakan bahwa cara


guru mengajar dapat membuat siswa terfokus pada proses pembelajaran
dan dapat membuat siswa menjadi tertarik terhadap pembelajaran
dikarenakan penyampaian guru yang ramah dan menarik yang
memberikan respon positif di dalam kelas. Kemudian penggunaan model
dan pendekatan serta metode yang sesuai dengan kondisi kelas yang
membuat siswa mudah memahami materi.

36
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

37
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2011. Strategi belajar mengajar, Bandung: Pustaka Setia.


Heinich, R. (1999). Instructional Media And Technologies For Learning. New
Jersey: prentice hall.
Muis, A. A. (2013). Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran. ISTIQRA, 1: 30-34.
Pane, A. (2017). Belajar dan Pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu - Ilmu Keislaman,
03:335 - 339.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). The Nature of Learning and The
Components of The Learning System. Journal of Islamic Studies, 333-352.
Sagala, S. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta.
Suyono, H. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Wahyulestari, M. R. D. (2018). Ketrampilan Dasar Mengajar di Sekolah Dasar. In
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan, 1, (1).
Warsita, B. (2008) Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Yuhandika, T., Salim, N., & Fitri, A. (2021). PENGEMBANGAN RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BAHASA INDONESIA
DALAM KURIKULUM 2013. PENTAS: Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 7(1), 74-82.

38
LAMPIRAN

1. Lampiran 1 (Lembaran Instrumen Mini Riset)

39
40
41
42
2. Lampiran 2 (Lembaran RPP Guru SDN Tabing Rimbah 1)

43
44
45
46
47
48
49
50
3. Lampiran 3 (Dokumentasi)

Gambar Dokumentasi 1 Penyerahan Surat Izin

51
Gambar Dokumentasi 2 Pembukaan Pembelajaran

Gambar Dokumentasi 3 Penggunaan Model Pembelajaran

52
Gambar Dokumentasi 4 Penggunaan Model Pembelajaran

Gambar Dokumentasi 5 Penutupan

53

Anda mungkin juga menyukai