Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KELOMPOK

MK. EVALUASI PEMBELAJARAN


PRODI S1-PGSD

TEKNIK PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR

KELOMPOK 4

CRISTINA SIHOMBING (1203111107)


HANNA TRIFENA SIAGIAN (1203111042)
MICHAEL HENDRO TUA SIHAAN (1203111066)
SABELA AMELIA (1203111105)
ZUMAYRANI ALSMY (1201111025)

KELAS : C PGSD 2020


DOSEN PENAMPU : Prof. Dr. WILDASNYAH LUBIS., M.Pd.
SYAHRIAL, M.Pd.
MATA KULIAH : EVALUASI PEMBELAJARAN

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan perlindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teknik
penyusunan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar” ini tepat pada waktunya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Wildansyah Lubis., M.Pd / Syahrial, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memenuhi tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam perkuliahan pada
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Disamping itu penyusunan makalah ini bertujuan untuk
membantu baik pembaca maupun penulis sendiri untuk dapat memahami lebih dalam mengenai
penulisan butir soal dalam pembelajaran dan teknik pelaksaan evaluasi pembelajaran.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat
kendala dan berada diluar batas kemampuan penulis sehingga makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca guna penyempurnaan penulisan dan penyusunan makalah dikemudian hari.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak termasuk penulis
sendiri. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 25 Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................................... 2
A. Penulisan Butir Soal Evaluasi Hasil Belajar................................................................ 2
B. Teknik Pelaksanaan Evaluasi HasilBelajar.................................................................. 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk memperbaiki cara, pembelajaran, mengadakan
perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik, serta menempatkan peserta didik pada situasi
pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Dalam
pelaksanaan evaluasi belajar berlangsung juga kegiatan atau proses belajar mengajar.
Dimana evaluasi belajar mengukur hasil capaian siswa yang difokuskan pada penugasan
KD (Kompetensi Dasar) yang banyak bergantung pada upaya dan cara guru dalam
melakukan proses pembelajaran dikelas dengan memanfaatkan perangkat pembelajaran
yang tertera dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dan untuk mengetahui
ketercapaian KD, guru harus melakukan penilaian sekaligus untuk mengukur efektifitas
proses belajar mengajar. Hasil penilaian dianalisis untuk mendapatkan umpan balik untuk
proses belajar mengajar selanjutnya dan akan diimplementasikan pada proses belajar
mengajar serikutnya.
Melaksanakan evaluasi hasil belajar merupakan tugas rutin dari seorang guru. Evaluasi
hasil belajar tersebut harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, karena
berpengaruh bagi peserta didik. Kecermatan dan ketelitian yang dimaksud adalah dengan
mengetahui bagaimana Langkah-langkah, perencanaan dalam melaksanakan evaluasi
secraa sistematis serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, seorang guru juga
harus memahami teknik-teknik dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar dan penulisan
setiap butir soal evaluasi hasil belajar. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penulisan
butir soal evaluasi hasil belajar beserta teknik-teknik pelaksanaan evaluasi hasil belajar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat menuliskan rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana penulisan butir soal evaluasi hasil belajar?
2. Bagaimana teknik pelaksanaan evaluasi hasil belajar?

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun yang menjadi tujuan dan manfaat penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami penulisan butir soal evaluasi hasil belajar.
2. Untuk mengetahui dan memahami teknik dalam peleksanaan hasil belajar

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Penulisan Butir Soal Evaluasi Hasil Belajar


Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan guru
untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses
pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa untuk membuat
keputusan tentang setiap penilaian (Nitko, 1996). Untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik, guru dapat menggunakan kedua jenis alat ukur tersebut. Tes
dapat diartikan sebagai alat atau presedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dengan menggunakan cara/aturan tertentu. Berarti alat berupa tes atau soal, berarti
prosedur bisa berupa pelaksanaan. Testeeng adalah proses pelaksanaan tes, testee adalah
peserta tes, tester adalah orang yang melakukan tes. Ada tiga jenis tes, yaitu:
1. Tes tulis, tes yang menuntut jawaban secara tertulis. Tes ini terdiri dari tes esai
(tersetruktur, bebas, terbatas) dan tes objektif (pilihan ganda, benar salah, isian
singkat, menjodohkan)
2. Tes lisan, menuntut jawaban secara lisan (individu, kelompok), dan
3. Tes tindakan, menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan (kinerja, penugasan/
projek, produk/hasil karya)

Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara
kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-
ciri statistiknya (Anastasi dan Urbina, 1997). Sebelum menentukan teknik dan alat
penilaian, penulis soal perlu menetapkan terlebih dahulu tujuan penilaian dan kompetensi
dasar yang hendak diukur. Suatu alat ukur/tes untuk mengevaluasi hasil belajar disebut
baik jika materi yang terkandung dalam butir-butir tes tersebut dapat mewakili seluruh
materi yang telah dipelajari peserta didik. Sebaliknya, suatu tes dikatakan kurang baik bila
tes tersebut hanya memuat sebagian kecil materi yang diajarkan oleh guru. Untuk
menghindari hal tersebut dan untuk mendapatkan tes yang representatif perlu
dilakukannya analisis rasional. Artinya dengan melakukan analisis berdasarkan pikiran
logik tentang materi-materi yang akan diteskan, tujuan tes, bentuk atau tipe tes serta
jenjang kognitif yang akan dicapai. Untuk jenjang kognitif bisanya yang dipakai adalah
taksonomi dari Bloom yang telah direvisi. Analisis rasional ini dituangkan dalam bentuk
“kisi-kisi” atau “blue print” atau “cetak biru” atau “desain” atau “rancangan” yang berisi

2
pokok uji yang termuat dalam tes.Kisi- kisi yang baik harus memenuhi persyaratan:
mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan
proporsional, komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami, dan
materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.Sedangkan untuk menentukan
materi penting yang akan diukur dilakukan dengan memperhatikan kriteria:
1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis mutlak harus dikuasai oleh peserta didik,
2. Kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau lebih
materi yang sudah dipelajari sebelumnya
3. Relevansi, yaitu materi yang diperlukan untuk mempelajari atau memahami, mata
pelajaran lain, dan
4. Keterpakaian, yaitu materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.

a) Langkah-langkah penyusunan butir soal


Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang
sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:
1. menentukan tujuan tes,
2. menentukan kompetensi yang akan diujikan,
3. menentukan materi yang diujikan,
4. menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan
bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes
praktik),
5. menyusun kisi-kisinya,
6. menulis butir soal,
7. memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,
8. merakit soal menjadi perangkat tes,
9. menyusun pedoman penskorannya
10. uji coba butir soal,
11. analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan
12. perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

b. Jenis-jenis Penulisan Butir Soal


1. Penulisan Butir Soal Tes Tertulis
➢ Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda
3
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan
ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan
ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh
yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya
relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam
penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti
langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya,
langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan
pengecohnya. Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan
pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu
jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup:
(1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan
jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.
➢ Penulisan Soal Bentuk Uraian
Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam
merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang
ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik
untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri.
Bentuk soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan/stimulus bila ada/diperlukan,
(2) pertanyaan, dan (3) pedoman penskoran.
Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut.
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.
3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.
4) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau
tingkat kelas.
b. Konstruksi
1) Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai
2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3) setiap soal harus ada pedoman penskorannya

4
4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas,
terbaca, dan berfungsi.
c. Bahasa
1) Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
2) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
3) Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
4) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
5) Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta
didik.

2. Penulisan Butir Soal Untuk Tes Praktik/Perbuatan


Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan
pada perbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis butir soal untuk tes
perbuatan, guru dapat mengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah
kompetensi (yang akan diujikan) diukur dengan tes tertulis? Jika jawabannya
tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tes
perbuatan/praktik. Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat
digunakan beberapa jenis penilaian perbuatan di antaranya adalah penilaian
kinerja (performance), penugasan (project), dan hasil karya (product). Kaidah
penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut.
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja,
hasil karya, atau penugasan)
2) Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai
3) Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi).
4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau
tingkat kelas.
b. Konstruksi
1) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban
perbuatan/praktik.
2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3) Disusun pedoman penskorannya

5
4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas
dan terbaca
c. Bahasa/Budaya
1) Rumusan kalimat soal komunikatif
2) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
3) Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran
ganda atau salah pengertian.
4) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
5) Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat
menyinggung perasaan peserta didik.

3. Penulisan Butir Soal Untuk Instrumen Non-Test


Instrumen non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang
dapat digunakan antara lain adalah: lembar pengamatan/observasi (seperti catatan
harian, portofolio, life skill) dan instrumen tes sikap, minat, dsb.Pada prinsipnya,
prosedur penulisan butir soal untuk instrumen non-tes adalah sama dengan
prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes,
menuliskan butir soal berdasarkan kisi--kisinya, telaah, validasi butir, uji coba
butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba. Namun, dalam proses awalnya,
sebelum menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam menentukan validitas
isi/konstruknya. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi diperoleh melalui
kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi/konstruknya
diperoleh melalui "teori". Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai
keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, dsb. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1990: 932) Dalam penulisan soal pada instrumen non-tes, penulis butir
soal harus memperhatikan ketentuan/kaidah penulisannya. Kaidahnya adalah
seperti berikut ini.
a. Materi
1) Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
2) Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misal untuk tes sikap: aspek kognisi, afeksi atau
konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).
b. Konstruksi

6
1) Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan
jelas.
2) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang
dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan
saja.
3) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
4) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
5) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat
diinterpretasikan sebagai fakta.
6) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih
dari satu cara.
7) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh hampir semua responden.
8) Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
9) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu,
kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
10) Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata.
Gunakanlah seperlunya.
c. Bahasa/Budaya
1) Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan
peserta didik atau responden.
2) Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

B. Teknik Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar


Pelaksanan evaluasi hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis, secara lisan dan
cara perbuatan (kinerja) sesuai dengan tuntutan yang tertera pada indikator. Kompetensi
yang dituntut harus melakukan perbuatan, maka sesunguhnya tidak dapat dilakukan dengan
melakukan evaluasi dengan tulisan atau lisan, tetapi harus dengan melakukan perbuatan
atau keterampilan seperti ujian PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) oleh seorang calon
guru. Menurut Anas Sudijono (2011: 151-157) pelaksanan evaluasi hasil belajar dapat
digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu: (1) teknik pelaksanaan tes tertulis, (2) tes lisan,
dan (3) tes perbuatan.

7
a. Teknik Pelaksanaan Tes tertulls
Dalam pelaksanaan tes tertulis ada 10 hal penting yang perlu diperhatikan yaitu;
1) Para peserta tes hendaknya mendapat ketenangan, jauh dari keramaian,
kebisingan dan hiruk pikuk yang dapat membuat konsentrerasi peserta tes
terganggu;
2) Ruangan tes cukup longgar, jarak tempat duduk antara peserta tes yang cukup,
antara 75 cm sampai 100 cm;
3) Ruangan tes cukup pencahayaan dan pertukaran udara, tidak pengab, jauh dari
yang dapat mengeluarkan polusi bau udara (seperti WC, sampah, atau
sejenisnya);
4) Tersedia alat menulis yang cukup seperti meja, atau tripleks untuk alas menulis;
5) Pada waktu membagi soal tes hendaknya dalam keadaan terbalik dan tertutup,
agar peserta tes dapat serentak memulai ujian;
6) Pengawas ruang ujian hendaknya tidak terlalu banyak bergerak yang dapat
mengganggu konsentrasi peserta tes;
7) Sebelum tes dimulai hendaknya peserta tes telah mengetahul tata tertib
mengikuti ujian, dan sanksi yang diterima bila melakukan kecurangan;
8) Disiapkan daftar hadir peserta tes yang harus ditanda tangani peserta tes;
9) Jika waktu telah selesai, peserta tes diinstruksikan untuk berhenti bekerja dan
tetap duduk di tempat kemudian pengawas mengumpulkan seluruh lembar
jawaban, jika lembar jawaban sudah sesuai dengan jumlah peserta tes, baru
diperkenankan meninggalkan tempat; dan
10) Hendaknya ada Berita Acara (BA) yang berisi jumlah kehadiran peserta tes dan
yang absen lengkap dengan identitasnya.

b. Teknik Pelaksanaan Tes Lisan


Terdapat Sembilan teknik pelaksanaan tes lisan yaitu :
1) Sebelum tes dilakukan, peserta tes telah mengetahui jenis soal yang akan
diajukan;
2) Setiap butir soal telah disiapkan pedoman penilalan untuk jawaban yang betul;
3) Pensekoran dilakukan segera setelah selesai diujikan, jangan diberikan skor
setelah seluruh peserta tes selesai diuji;
4) Jangan sekali-kall forum ujian berubah menjadi diskusi;

8
5) Penguji hendaknya jangan sekali-kali memberikan "angin segar" atau kode-
kode tertentu yang mengarah kepada menolong peserta tes;
6) Tes lisan harus berlangsung secara wajar, artinya tidak menimbulkan rasa takut,
gugup, atau panik di kalangan peserta tes;
7) Hendaknya ada patokan waktu yang disediakan untuk setiap butir pertanyaan;
8) Hendaknya dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta tes yang satu dengan
lainnya dilakukan bervariasi namun tetap dalam materi yang sama, dan
9) Sedapat mungkin tes lisan dapat dilakukan secara individual.

c. Teknik Pelaksanaan Tes Pembuatan


Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tes perbuatan yaitu:
1) Penguji harus secara cermat mengamati peserta tes yang melakukan perbuatan;
2) Penguji hendaknya jangan melakukan sesuatu atau berbicara yang dapat
"membantu" peserta tes melakukan perbuatan yang benar; dan
3) Penguji harus menyiapkan lembar observasi berkaitan dengan aspek-aspek yang
harus dilakukan oleh peserta tes.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan penulisan butir soal dan teknik pelaksanaan hasil berlajar
diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Dalam tes evaluasi sejajar ada 3 tes yang dapat dilakukan itu tes tertulis, tes lisan,
dan tes tindakan.Dalam penulisan butir soal tes tertulis dapat dilakukan dengan
cara penulisan soal pilihan berganda dan uraian.Bentuk penulisan butir soal
evaluasi hasil belajar ada 2 bentuk yakni: Pertama, Penulisan Butir Soal Uraian
(Essay Test). Umumnya terdapat dua tipe tes uraian, yaitu tes uraian
bebas/terbuka, baik digunakan untuk mengukur hasil belajar pada tingkat aplikasi,
analisis, sintetis dan evaluasi. Dan tes uraian terbatas, terbagi menjadi dua: tes
melengkapi dan tes jawaban singkat. Kedua, Penulisan Butir Soal Objektif, secara
umum terdapat tiga tipe yakni: (a) benar salah (True False), (b) menjodohkan
(matching), dan (c) pilihan ganda (multiple choice).
2. Teknik pelaksanaan evaluasi hasil belajar dapat digolongkan ke dalam tiga
kategori yaitu: (a) teknik pelaksanaan tes tertulis, (b) tes lisan, dan (c) tes
perbuatan.
B. Saran
Karena evaluasi hasil belajar merupakan tugas rutin dari seoarang guru sudah
seharusnya bagi calon-calon guru atau guru dapat memahami bagaiamana konsep dari
pelaksanaan, perencanaan, penulisan butir soal dan teknik pelaksanaan evaluasi hasil
belajar secara universal dan kompehensif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sawaluddin, S., & Muhammad, S. (2020). Langkah-Langkah dan Teknik Evaluasi Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam. Jurnal PTK Dan Pendidikan, 6(1).
https://doi.org/10.18592/ptk.v6i1.3793

Sudiijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan, cetakan ke 11. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Siregar, W. L. (2023). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Strategi dan Implementasi.

11

Anda mungkin juga menyukai