Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET

KENDALA GURU DI SEKOLAH DASAR DALAM MENERAPKAN


SISTEM PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013

DISUSUN OLEH :
Cahaya Auzi 1193111020
Diajeng Salsabila 1193111012
Dinul Hafizah 1193111022
Nurmanida Putri 1192411036

DOSEN PENGAMPU :
DR. Edizal Suyanti, M.Pd
MATA KULIAH :
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan
mini riset ini dengan tepat waktu. Laporan mini riset ini membahas tentang
“Kendala Guru Di Sekolah Dasar Dalam Menerapkan Sistem Penilaian Berbasis
Kurikulum 2013”. Adapun tugas ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran.
Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam mengerjakan laporan ini dan kami tidak lupa juga berterima kasih kepada
dosen pengampu yaitu bapak DR. Edizal Suyanti, M.Pd yang telah membimbing
kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami berharap laporan ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca dan penulis.
Kami minta maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
tulisan laporan ini. Kami harapkan adanya saran dan kritikan pada laporan kami
ini agar laporan ini menjadi lebih baik kedepannya. Kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya makalah ini menjadi
lebih baik. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalammualaikum wr.wb

Medan, 02 Juni 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
RINGKASAN .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
b. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
c. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
a. kendala Guru ................................................................................................ 3
b. Kurikulum 2013 ........................................................................................... 3
c. Penilaian Kurikulum 2013 ........................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 6
a. Metode Penelitian ........................................................................................ 6
b. Jenis Penelitian............................................................................................. 6
c. Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 7

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 10


a. Kesimpulan ................................................................................................ 10
b. Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

ii
Ringkasan
Kurikulum merupakan suatu sistem, yang berarti antara komponen satu
dengan yang lainnya saling berakitan. Komponen dalam kurikulum meliputi
tujuan kurikulum, isi kurikulum, strategi, metode pembelajaran dan strategi
pelaksanaan kurikulum serta organisasi kurikulum. Dengan adanya kurikulum ini
diharapkan pendidikan di Indonesia ini dapat berjalan sesuai dengan harapan.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami beberapa kali perubahan. Kurikulum itu bersifat dinamis serta harus
dilakukan perubahan dan pengembangan. Perubahan kurikulum tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial
budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara yang
mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.
Kurikulum 2013 merupakan perbaikan dari Kurikulum 2006 (KTSP).
Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan kemampuan hardskiil dan
softskill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Menurut Permendikbud 67 Tahun 2013 “Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan peradaban dunia.”
Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik
(authentic assesment). Kunandar (2013: 5). Kurikulum 2013 mengganggap
penilaian autentik merupakan penilaian yang tepat untuk menilai hasil belajar
peserta didik. Hal ini dijelaskan dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 pasal 2
ayat 2 yang menyebutkan bahwa penilaian autentik merupakan pendekatan utama
dalam penilaian hasil belajar peserta didik oleh pendidik.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 merupakan perbaikan dari kurikulum 2004 dan 2006, yang
merupakan kurikulum berbasis sekolah dan berbasis kompetensi. Namun dalam
pelaksanaanya belum begitu optimal. Alasan perubahan kurikulum KTSP menjadi
kurikulum 2013 banyak berbagai alasan. Namun banyak juga kalangan yang
menyebutkan bahwa implementasi kurikulum 2013 ini dianggap tergesa-gesa
dalam pelaksanaanya sehingga menuai banyak kritikan karenan dianggap
memiliki beberapa masalah.
Implementasi kurikulum 2013 yang diterapkan di sekolah masih banyak
terdapat kendala, mulai dari kesiapan sekolah, sarana dan prasarana dalam
menunjang proses pembelajaran, kesiapan guru, buku paket siswa yang belum
sampai di sekolah, beban mengajar guru yang terlalu berat. Sampai dengan sistem
penilaian pembelajaran yang begitu rumit, yang dikenal dengan penilaian autentik.
Kunandar (2015: 36) mengatakan bahwa Kurikulum 2013 juga
dikembangkan dalam rangka menyiapkan peserta didik supaya memiliki soft
skills dan hard skills yang seimbang sehingga mampu beradaptasi di mana pun
dan kapan pun mereka berada. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan menjelaskan bahwa : Penilaian autentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik dilakukan
oleh guru secara berkelanjutan.
Hal ini sangat berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, guru
dituntut untuk lebih profesionalisme dalam melaksanakan penilaian Kurikulum
2013. Sewaktu melaksanakan penilaian diharapkan guru mengamati semua
siswanya saat proses pembelajaran, sehingga guru terkadang mengalami
problematika dalam melaksanakan penilaian Kurikulum 2013, karena banyaknya
format penilaian yang harus dikerjakan. Selain itu waktu yang dimiliki oleh guru
menjadi terbatas karena guru harus mengamati berbagai karakter, sifat, dan latar
belakang yang berbeda-beda dari setiap individu atau peserta didiknya.

1
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kendala guru di sekolah
dasar dalam menerapkan sistem penilaian berbasis kurikulum 2013
C. Manfaat
1. Bagi pendidik
Diharapkan penelitian ini sebagai masukan dan informasi bagi semua
pendidik agar lebih efisien dalam menerapkan sistem penilaian berbasis
kurikulum 2013.
2. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
dan menjadi pembelajaran dalam hal menerapkan sistem penilaian
berbasis kurikulum 2013.

2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kendala Guru
Kendala adalah suatu kondisi dimana gejala atau hambatan
dankesulitanmenjadi penghalang tercapainya suatu keinginan. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia(2005 : 240)“kendala berarti halangan, rintangan, faktor atau
keadaan yang membatasi,menghalangi atau mencegah pencapaian sasaran
atau kekuatan yang memaksapembatalan pelaksanaan”.Menurut Kunandar
(2013: 63) “ Kendala ialah kesulitan dalam menguasai kompetensi
tertentu”.Masalah merupakan suatu pengertian / makna yang belum kita
pahami tentang mengapa gejala benda dan gejala perustiwa di alam iniada dan
bisa terjadi atau mengalami proses serta mempengaruhi kehidupan kita. Guru
adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar-mengajar.
Kendala seringkali terjadi dalam dunia pendidikan, sepertipada model
pembelajaran, pendekatan, mediapembelajaran dan penilaian pada siswa.Jadi
dapat disimpulkan kendala adalah suatu masalah atau suatu keadaaan yang
menjadipenghambat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan harus memiliki
solusi tertentu yang sesuai dengan kendala yang dihadapinya.
B. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional (UU No.20 Tahun 2003). Agar senantiasa sesuai dengan
perkembangan zaman, kurikulum senantiasa berubah. Sejak zaman Indonesia
merdeka, kurikulum sudah mengalami 11 kali perubahan. Terakhir kurikulum
berubah dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Idealnya perubahan
kurikulum direncanakan secara matang. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
perubahan kurikulum misalnya: evaluasi menyeluruh terhadap kurikulum
lama, analisiskebutuhan terhadap tantangan zaman, penyusunan perangkat
kurikulum, dan sosialisasi secara optimal. Kurikulum 2013 pada dasarnya
merupakan upaya penyederhanaan dan tematik-integratif yang disiapkan
untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.

3
Karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan keterampilan proses. Permendikbud Nomor
65 Tahun 2013 menyatakan bahwa pembelajaran pada jenjang sekolah dasar
berdasarkan Kurikulum 2013 mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya. Sejalan dengan karakteristik dan cara belajar anak usia sekolah
dasar usia 6 -8 tahun, pembelajaran di sekolah dasar hendaknya mengusahakan
suatu suasana yang aktif dan menyenangkan.
C. Penilaian Kurikulum 2013
Di dalam Kurikulum 2013 dinyatakan juga bahwa penilaian
pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah (Permendikbud
Nomor 66/2013). Pada awal diimplementasikannya Kurikulum 2013 telah
menuai banyak kontroversi. Penyiapan Kurikulum 2013 dinilai terlalu
terburu-buru dan tidak mengacu pada hasil kajian yang sudah matang
berdasarkan hasil KTSP dan kurang memperhatikan kesiapan satuan
pendidikan dan guru. Padahal, kurikulum ini mencakup beberapa perubahan
penting baik dari sisi substansi,implementasi, sampai evaluasi.Meskipun
demikian, Kurikulum 2013 tetap dilaksanakan secara bertahap mulai tahun
pelajaran 2013/2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menjelaskan bahwa pada tahun 2010-2035 adalah bonus demografi bagi
Indonesia dalam mempersiapkan generasi emas karena jumlah penduduk dengan
usia sekolah sangat tinggi (Tim Penyusun Modul PLPG, 2013). Dalam konteks
Indonesia rencana mempunyai sumbangan sebesar 20% terhadap keberhasilan
suatu kebijakan, implementasi memunyai sumbangan sebesar 60%, sisanya
20% adalah bagaimana mengendalikan implementasi (Tilaar dan Rian
Nugroho, 2008:211). Oleh karena itu, implementasi merupakan hal yang paling

4
berat dalam keberhasilan suatu kebijakan. Hal ini dikarenakan masalah yang tidak
dijumpai secara teoretis dapat muncul dalam implementasi di lapangan. Setelah
satu tahun berjalan secara bertahap, kurikulum yang baru
dilaksanakan secara serentak di semua satuan pendidikan mulai tahun ajaran
baru 2014/2015. Sejumlah kendala yang dapat ditemui dalam
pelaksanaannya, antara lain terkait dengan anggaran, kesiapan pemerintah
dalam menyiapkan perangkat . Di antara semua daftar di atas, masalah
utama yang sangat menghambat adalah kesiapan guru sebagai kunci
keberhasilan implementasi kurikulum.

Kendala Guru

Kurikulum 2013

Penilaian Kurikulum
2013

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu penelitian studi
kasus. Studi kasus merupakan penggalian informasi permasalahan yang ada
disekitar kita. Data atau informasi mengenai permasalahan menjadi penunjang
dalam mencari suatu solusi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah guru- guru sekolah yang menerapkan
sistem penilaian kurikulum 2013.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi
pustaka. Menurut M.Nazir dalam bukunya yang berjudul 'Metode
Penelitian' mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan : “Studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.Studi kepustakaan
merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan pustaka ke perpustakaan
dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta referensi-referensi yang
relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

6
BAB IV
PEMBAHASAN
Penilaian dalam Kurikulum 2013 dipandang memiliki kerumitan yang
lebih dibandingkan dengan sistem penilaian pada kurikulum sebelumnya.
Walaupun pemerintah telah mempersiapkan guru melalui berbagai pelatihan,
namun masih banyak keluhan yang muncul di lapangan berkaitan dengan
penilaian. Adapun beberapa kesulitan yang ditemukan dalam melaksanakan
penilaian menggunakan kurikulum 2013 ini adalah Penilaian pada Kurikulum
2013 relatif kompleks dan rumit sehingga tanpa persiapan yang baik,
keterlaksanaan proses penilaian akan terganggu. Guru harus merancang dan
mengembangkan instrumen penilaian berdasarkan pada kompetensi yang akan
dicapai. Guru dituntut untuk dapat mengembangkan instrumen penilaian yang
dapat mengukur kemampuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu masih banyak guru yang belum mengerti tentang cara membuat
pedoman penskoran soal uraian (rubrik) sehingga soal uraian tidak dilengkapi
dengan pedoman penskorannya. Menurut kaidah atau kriteria penilaian yang baik,
pada saat guru membuat soal uraian, sangat penting bagi guru secara simultan
membuat pedoman penskorannya atau rubrik (Puspendik, 2011).
Kendala lainnya yang dialami adalah sedikit sekali guru-guru yang
melakukan penilaian kompetensi sikap baik dengan lembar observasi, lembar
penilaian diri, penilaian antarteman, dan membuat jurnal. Banyak guru yang
mengeluh kesulitan dalam melakukan penilaian sikap, terutama karena mereka
tidak ada waktu, dan terlalu banyak siswa yang harus dinilai. Masih sangat
sedikit guru yang melakukan penilaian afektif dengan baik di lapangan. Pada saat
proses pembelajaran guru seringkali sangat fokus mengajar sehingga proses
penilaian sikap tidak terlaksana. Kondisi demikian membuat objektifitas penilaian
terganggu, ada siswa yang teramati dengan baik, ada pula siswa yang tidak
teramati. Masalah lain muncul ketika guru harus mengajar siswa baru. Guru
belum hafal dengan baik siswa sehingga guru kesulitan untuk mengamati sikap
siswa.
Keluhan lain adalah mengenai konsentrasi guru dalam mengajar. Banyak
guru yang merasa terganggu konsentrasinya ketika mengajar dan diselangi proses

7
penilaian. Guru menyampaikan bahwa proses penilaian yang selama ini dilakukan
sedikit banyak menurunkan kualitas guru dalam peran sebagai pengajar. Berbagai
masalah yang terjadi di lapangan bermuara pada satu kesimpulan yaitu minimnya
wawasan guru mengenai teknik penilaian. Guru masih belum mampun memilih
suatu teknik penilaian yang objektif namun efektif dan efisien. Pada saat guru
mampu memilih teknik yang tepat maka proses penilaian akan terlaksana dengan
lebih baik tanpa menambah beban signifikan pada guru sehingga mengganggu
perannya sebagai fasilitator pembelajar di kelas.
Pada jenjang SD terdapat pembelajaran tematik yang bisa menggabungkan
beberapa mata pelajaran dalam satu tema tertentu. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan data bahwa masih banyak guru SD yang mengeluh sulit untuk
melakukan penilaian pembelajaran tematik. Untuk mengantisipasi masalah yang
terjadi pada proses implementasi penilaian Kurikulum 13 pada pembelajaran
tematik SD maka perlu ada pelatihan atau workshop untuk guru-guru SD tentang
penilaian pembelajaran tematik. Dalam penilaian pembelajaran tematik, yang
penting harus diperhatikan adalah kejelasan kompetisi yang akan diukur, sehingga
nanti soalnya juga jelas mengukur apa yang hendak kita ukur atau soal itu valid.
Selain itu banyak guru yang menghadapi permasalahan dalam pembuatan
laporan, terutama pada penggunaan rentang nilai 1-4. Guru menghadapi masalah
karena belum ada tabel konversi yang dibuat pada Peraturan Pemerintah untuk
mengkonversi rentang nilai 0-100 menjadi rentang nilai 1-4 pada penilaian
pengetahuan dan keterampilan. Untuk guru mata pelajaran IPA khususnya
matematika, proses konversi nilai bukan merupakan masalah yang rumit. Namun,
untuk guru mata pelajaran IPS, proses konversi nilai merupakan hambatan besar.
Dengan demikian maka ketersediaan tabel pakem untuk konversi atau siswa
berbasis IT yang dapat membantu konversi nilai dirasa sangat perlu.
Poin pada penilaian yang terlalu banyak, sehingga menghabiskan waktu
dalam memilah aspek tersebut yang mengakibatkan pembelajaran dalam satu hari
itu tidak semuanya tuntas dilaksanakan. Pada saat guru mulai mengajar di situlah
guru tersebut langsung harus menilai setiap siswa karena banyaknya anak tidak
mungkin guru bisa mengingat terus semuanya, dan penilaian juga dilakukan
sampai akhir pembelajaran. Kemudian item penilaian pun terlalu rumit per sub

8
tema dan tema. Pada aspek penilaian sikap juga dirasakan sangat sulit karena guru
tidak mungkin bisa memantau sekian banyak anak didik. Bukan hanya pada
penilaian sehari-hari siswa saja yang membuat guru merasa sangat terbebani, guru
juga merasa berat karena harus menjumlahkan setiap nilai yang diperoleh siswa
secara keseluruhan lalu mendeskripsikan hasil nilai yang didapat tersebut per mata
pelajaran. Padahal hasil yang diperoleh sehari-hari tidak semuanya dimasukkan
kedalam rapor. Tetapi hanya 3 nilai saja, yaitu nilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan saja.
Banyak orang tua siswa kurang puas dengan hasil penilaian yang
berbentuk deskripsi, sehingga guru harus selalu menjelaskan setiap kalimat yang
di deskripsikan, dan menjelaskan berapa nilai yang diperoleh oleh siswa.
Hambatan yang dialami guru dalam merancang dan melaksanakan penilaian
autentik adalah penyusunan soal yang banyak, format yang terlalu rumit membuat
guru kewalahan dalam melakukan penilaian kepada setiap peserta didik. Selain itu
jugaterdapat kendala lain yakni waktu untuk menyusun dan melaksanakan
penilaian autentik sangat terbatas. Sehingga guru kerepotan dan kurang maksimal
dalam menyusun dan melaksanakan penilaian.
Dalam melakukan penilaian pada proses pembelajaran yaitu pada
penilaian sikap, keterampilan, dan juga cara mendeskripsikan nilai pada rapor.
Hambatan yang ditemui guru dalam penilaian pembelajaran yaitu banyaknya
aspek yang harus dinilai dalam penilaian Kurikulum 2013, sehingga guru
membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan penilaian.

9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut. Pertama, pada tahap perencanaan, ditemukan banyak guru-guru di
lapangan yang belum mengerti tentang: kisi-kisi soal dan kegunaannya, juga
menganalisis instrumen peniliaian dan membuat pedoman penskoran atau rubrik
soal uraian. Kedua, pada tahap pelaksanaan, ditemukan banyak guru-guru yang
kesulitan dalam melaksanakan penilaian di Kurikulum 2013, terutama kesulitan
dalam penilaian sikap, dan penilaian pembelajran tematik, juga kesulitan dalam
menganalisis instrument penilaian dan revisi butir soal. Ketiga, pada tahap
pelaporan, ditemukan di lapangan guru banyak yang mengalami kesulitan dalam
pembuatan laporan yang menggunakan rentang nilai 1-4 pada penilaian
pengetahuan dan keterampilan, nilai dengan skala 1-4 sulit dibaca oleh orang tua
siswa, dan kesulitan penulisan rapor.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah Kepada guru
disarankan untuk terus meningkatkan wawasan mengenai penilaian berbasis
kurikulum 2013. Kepada Kepala Sekolah disarankan untuk memfasilitasi guru
dalam meningkatkan wawasan guru terkait dengan kurikulum 2013 agar bisa
dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran. Kepada peneliti selanjutnya agar
Peneliti selanjutnya perlu untuk mempertimbangkan variabel lain yang berbeda
dengan penelitian ini agar mendapatkan data yang lebih mendalam dan disarankan
menggunakan metode yang berbeda. Serta Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitian lanjutan mengenai efektifitas penggunaan sumber belajar
yang dipakai oleh guru.

10
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, H. (2016). Pelaksanaan penilaian pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan, 20(2), 166-178.
Ruslan, T. F., & Alawiyah, T. (2016). Kendala guru dalam menerapkan penilaian
autentik di SD Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Unsyiah, 1(1), 147-157.
Novitasari, Noni, dkk. Analisis Kendala Guru Dalam Menerapkan K13 Terhadap
Hasil Belajar Siswa Di Sdn Pegadungan 8 Petang. 2020. Jurnal
Pendidikan Sains. Vol 2 ( 1 ): 1 – 15.
Soewarno, dkk. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Memanfaatkan
Media Berbasis Komputer Di Sd Negeri 10 Banda Aceh. 2016. Jurnal
Ilmiah MahasiswaProdi PGSD FKIP Unsyiah. Vol 1( 1 ): 21 -30.
Gandhi. 2016. Menerapkan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di Gugus 3
Kecamatan Lowokwaru Malang. http://fip.um.ac.id/analisis-kesulitan-
kesulitan-guru-sekolah-dasar-dalam-menerapkan-penilaian-autentik-
kurikulum-2013-di-gugus-3-kecamatan-lowokwaru-malang/ ( di akses
pada tanggal 02 Juni 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai