Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN REKAYASA IDE

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK SEBAGAI


SOLUSI PERMASALAHAN GURU SEKOLAH DASAR PADA
PENILAIAN DI KURIKULUM 2013

DISUSUN OLEH :
Cahaya Auzi 1193111020
Diajeng Salsabila 1193111012
Dinul Hafizah 1193111022
Nurmanida Putri 1192411036

DOSEN PENGAMPU :
DR. Edizal Suyanti, M.Pd
MATA KULIAH :
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
JUNI 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan laporan
Rekayasa Ide ini dengan tepat waktu. Laporan Rekayasa Ide ini membahas
tentang “Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Sebagai Solusi Permasalahan
Guru Sekolah Dasar Pada Penilaian Di Kurikulum 2013”. Adapun tugas ini kami
buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan
Pembelajaran.
Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam mengerjakan laporan ini dan kami tidak lupa juga berterima kasih kepada
dosen pengampu yaitu Bapak DR. Edizal Suyanti, M.Pd yang telah membimbing
kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami berharap laporan ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca dan penulis. Kami minta maaf apabila terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam tulisan laporan ini.
Kami harapkan adanya saran dan kritikan pada laporan kami ini agar
laporan ini menjadi lebih baik kedepannya. Kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan supaya makalah ini menjadi lebih baik. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalammualaikum wr.wb

Medan, 02 Juni 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
RINGKASAN .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
a. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
b. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
c. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 3
a. Kurikulum 2013 ........................................................................................... 3
b. Kompetensi Guru ......................................................................................... 3
c. Penilaian Kurikulum 2013 ........................................................................... 5
d. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik ................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 8
a. Metode Penelitian ........................................................................................ 8
b. Jenis Penelitian............................................................................................. 8
c. Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 9

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 11


a. Kesimpulan ................................................................................................ 11
b. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 12

ii
Ringkasan
Penerapan kurikulum di Indonesia saat ini sedang mengalami dilema,
dikarenakan kurikulum baru belum dapat sepenuhnya digunakan oleh semua
sekolah disebabkan guru-guru yang belum bisa menerapkan kurikulum 2013
secara menyeluruh. Dari segi implementasi di sekolah masih banyak kendala-
kendala, mulai dari kesiapan sekolah, baik sarana dan prasarana dalam menunjang
proses belajar mengajar, kesiapan guru, buku paket siswa yang belum
didistribusikan secara merata ke sekolah, beban mengajar guru yang terlalu berat,
sampai dengan sistem penilaian pembelajaran yang begitu rumit yang dikenal
dengan assesment autentik. Penilaian merupakan proses dan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Yarsi, 2014:
30).
Assesment autentik menjadi salah satu penekanan yang serius dalam
kurikulum 2013. Acuan penilaian adalah Indikator, karena indikator merupakan
tanda tercapainya suatu kompetensi, indikator harus terukur. Dalam konteks
penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta
didik yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru. Adapun indikator-indikator
yang dapat dijadikan penilaian aspek sikap sosial berdasarkan Kurikulum 2013
adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun atau
sopan, dan percaya diri.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan dari
dunia pendidikan. Tanpa kurikulum pendidikan akan berjalan tanpa arah dan
tujuan yang jelas. Hal ini berarti bahwa kurikulum yang telah ditetapkan oleh
pemerintah bila terimplementasi dengan baik maka akan menghasilkan kualitas
pendidikan yang baik pula. Namun, di zaman modern ini standar yang
diberlakukan dalam kurikulum 2013 sulit terimplementasikan karena berbagai
faktor penghambat baik dari segi sarana dan prasarana, kualitas pengajar, lokasi
pendidikan yang berada ditempat yang tertinggal dan faktor penghambat lainnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan adanya berbagai faktor tantangan, baik
secara internal maupun eksternal. Tantangan yang berkaitan dengan kondisi
pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
proses, kompetensi kelulusan pendidik dan tenaga kependidikan, sarpas,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Kemajuan teknologi, arus
globalisasi, perkembangan pendidikan tigkat internasional, merupakan faktor
eksternal lainnya yang mempengaruhi perkembangan kurikulum dari waktu ke
waktu.
Dari pengamatan yang telah peneliti lakukan yang terfokus pada penilaian,
menghasilkan temuan bahwa penilaian dalam kurikulum 2013 terlalu rumit
sehingga guru mengalami kesulitan. Kerumitan ini mengenai banyaknya aspek
penilaian yang harus dilakukan oleh guru. Singkatnya, aspek sikap menunjukkan
kepribadian dan karakter siswa, aspek pengetahuan menunjukkan kecerdasan
siswa, dan aspek keterampilan menunjukkan kecerdasan siswa. Nah, dari adanya
tiga aspek yang harus dinilai tersebut, guru merasa kesulitan dalam
penyusunanpenilaian. Guru pun menerapkan penilaian autentik hanya sebatas
pemahamanya. Guru juga merasa kesulitan jika harus melakukan penilaian
keterampilan setiap hari karena alokasi waktu mengajar yang terbatas.
Hal lain yang menjadi problematika adalah dalam penilaian kurikulum 2013
yang ditekankan sebagai penilaian autentik ini, membuat guru mengalami
beberapa hambatan yakni aspek-aspek penilaian yang masih dijabarkan lagi

1
menjadi unsur-unsur. Misalnya dalam penilaian aspek sikap guru harus mengisi
lembar penilaian dan menggunakan berbagai teknik penilaian, dalam penilaian
keterampilam guru juga harus melakukan penilaian observasi dan portofolio
kegiatan siswa, dan untuk penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes maupun
non tes. Dengan adanya tiga aspek penilaian ini, menimbulkan kebingungan dan
mengakibatkan penilaian yang rekayasa, khususnya dalam penilaian sikap.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja problematika
guru dalam penilaian pembelajaran kurikulum 2013 di SD serta apa faktor
penyebab dari problematika penilaian pembelajaran yang dihadapi guru dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 di SD.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dunia
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menambah wawasan peneliti
mengenai penyebab dan problematika penilaian yang dihadapi guru untuk
selanjutnya dijadikan sebagai pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum
2013, sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, dan penentu kebijakan dalam
lembaga pendidikan serta pemerintah secara umum, dan dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut untuk peneliti
selanjutnya.

2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional (UU No.20 Tahun 2003). Agar senantiasa sesuai dengan
perkembangan zaman, kurikulum senantiasa berubah. Sejak zaman Indonesia
merdeka, kurikulum sudah mengalami 11 kali perubahan. Terakhir kurikulum
berubah dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Idealnya perubahan
kurikulum direncanakan secara matang. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
perubahan kurikulum misalnya: evaluasi menyeluruh terhadap kurikulum
lama, analisis kebutuhan terhadap tantangan zaman, penyusunan perangkat
kurikulum, dan sosialisasi secara optimal. Kurikulum 2013 pada dasarnya
merupakan upaya penyederhanaan dan tematik-integratif yang disiapkan
untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan keterampilan proses. Permendikbud Nomor
65 Tahun 2013 menyatakan bahwa pembelajaran pada jenjang sekolah dasar
berdasarkan Kurikulum 2013 mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya. Sejalan dengan karakteristik dan cara belajar anak usia sekolah
dasar usia 6 -8 tahun, pembelajaran di sekolah dasar hendaknya mengusahakan
suatu suasana yang aktif dan menyenangkan.
B. Kompetensi Guru
Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasiobal Nomor 16 Tahun
2007, seorang guru harus memiliki 4 Kompetensi Dasar yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Memberikan penilaian
termasuk dalam kompetensi pedagogik. Kompetensi Paedagogik, ya kemampuan
paedagogik menurut Suparno (2002: 52) disebut juga kemampuan dalam

3
pembelajaran atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri anak
didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang
berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar yang
sesuai dengan bahan dan perkambangan siswa, serta menguasai sistem evaluasi
yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkatkan kemampuan
siswa. Pertama,sangat jelas bahwa guru perlu mengenal anak didik yang mau
dibantunya. Guru diharapkan memahami sifat-sifat, karakter, tingkat pemikiran,
perkembangan fisik dan psikis anak didik. Dengan mengerti hal-hal itu guru
akan mudah mengerti kesulitan dan kemudahan anak didik dalam belajar dan
mengembangkan diri. Dengan demikian guru akan lebih mudah membantu
siswa berkembang. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik, tahu ilmu
psikologi anak dan perkembangan anak dan tahu bagaimana perkembangan
pengetahuan anak.
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengetahui efektif
atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik.
Karena bila seorang pendidik tidak melakukan Evaluasi, sama saja tenaga
pendidik tersebut tidak ada perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran.
Sehingga peserta didik bisa saja merasa bosan dengan sistem belajar yang terus
menerus sama. Tenaga pendidik harus menciptakan Inovasi baru untuk
memperbaharui sistem pembelajaran yang akan ia terapkan di dalam kelas, mulai
dari materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan dan sistem penilaian.
Dalam merancang evaluasi pembelajaran, tenaga pendidik juga harus
memperhatikan prinsip dasar evaluasi dan syarat -- syarat yang harus
diperhatikan. Syarat -- syaratnya yaitu evaluasi harus benar -- benar menggunakan
alat ukur yang tepat (Valid) sesuai dengan tujuanya, apakah mau mengukur atau
hanya menilai. Lalu syarat lainya yaitu alat tes harus terpercaya (Reliabel) atau
menghasilkan hasil yang sama (konsisten), dan syarat evaluasi yang terakhir yaitu
evaluasi harus bersifat praktis atau mudah digunakan tidak menyulitkan pendidik
atau peserta didik.
Maka yang harus dilakukan untuk calon tenaga pendidik maupun tenaga pendidik
yang sudah berpengalaman adalah perlunya mengadakan evaluasi pembelajaran,

4
agar tenaga pendidik tersebut mengetahui hal - hal apa saja yang memiliki
kekurangan dan harus cepat mencari solusi dan memperbaikinya.
C. Penilaian Kurikulum 2013
Di dalam Kurikulum 2013 dinyatakan juga bahwa penilaian
pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah (Permendikbud
Nomor 66/2013). Pada awal diimplementasikannya Kurikulum 2013 telah
menuai banyak kontroversi. Penyiapan Kurikulum 2013 dinilai terlalu
terburu-buru dan tidak mengacu pada hasil kajian yang sudah matang
berdasarkan hasil KTSP dan kurang memperhatikan kesiapan satuan
pendidikan dan guru. Padahal, kurikulum ini mencakup beberapa perubahan
penting baik dari sisi substansi,implementasi, sampai evaluasi.Meskipun
demikian, Kurikulum 2013 tetap dilaksanakan secara bertahap mulai tahun
pelajaran 2013/2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
menjelaskan bahwa pada tahun 2010-2035 adalah bonus demografi bagi
Indonesia dalam mempersiapkan generasi emas karena jumlah penduduk dengan
usia sekolah sangat tinggi (Tim Penyusun Modul PLPG, 2013). Dalam konteks
Indonesia rencana mempunyai sumbangan sebesar 20% terhadap keberhasilan
suatu kebijakan, implementasi memunyai sumbangan sebesar 60%, sisanya
20% adalah bagaimana mengendalikan implementasi (Tilaar dan Rian
Nugroho, 2008:211). Oleh karena itu, implementasi merupakan hal yang paling
berat dalam keberhasilan suatu kebijakan. Hal ini dikarenakan masalah yang tidak
dijumpai secara teoretis dapat muncul dalam implementasi di lapangan. Setelah
satu tahun berjalan secara bertahap, kurikulum yang baru
dilaksanakan secara serentak di semua satuan pendidikan mulai tahun ajaran
baru 2014/2015. Sejumlah kendala yang dapat ditemui dalam
pelaksanaannya, antara lain terkait dengan anggaran, kesiapan pemerintah
dalam menyiapkan perangkat . Di antara semua daftar di atas, masalah

5
utama yang sangat menghambat adalah kesiapan guru sebagai kunci
keberhasilan implementasi kurikulum.
D. Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogi meliputi pemahaman terhadap peserta
didik,perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikioleh para peserta didik. Adapun beberapa upaya yang dilakukan untuk
mencapai atau meningkatkan kompetensi pedagogi adalah dengan a) berbagi
pengalamandan cerita dengan peserta didik terutama untuk mengetahui minat,
bakat siswa serta hambatan atau kesulitan yang dialami siswa sebelum, selama
dan sesudah proses belajar mengajar; b) melakukan refleksi pengajaran untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan kesulitan siswa dalam memahami materi
belajar; c) melakukan penelitian dalam pembelajaran sehingga guru dapat
mengetahui atau mengembangkan strategi pengajaran yang inovatif; d)
membaca referensi khususnya yang berkaitan dengan perkembangan peserta
didik; e) berbagi pengalaman dengan guru lain atau guru mitra yang
mengajar pada kelas yang sama untuk mengetahui karakter siswa; f)
mengadakan variasi dalam strategi pengajaran untuk meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar serta untuk memfasilitasi gaya belajar siswa yang
bervariasi; g) memahami dan menghargai perbedaan yang ada pada masing-
masing individu/ siswadan h) merencanakan pembelajaran, memahami
pendekatan, strategi, metode dan langkah-langkah pengajaran untuk
diaplikasikan di kelas sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

6
Kurikulum 2013

Kompetensi Guru

Kompetensi Pedagogik
( memberikan Penilaian)

Penilaian Kurikulum 2013

Upaya Peningkatan
Kompetensi Pedagogik

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu penelitian studi
kasus. Studi kasus merupakan penggalian informasi permasalahan yang ada
disekitar kita. Data atau informasi mengenai permasalahan menjadi penunjang
dalam mencari suatu solusi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah guru- guru sekolah yang menerapkan
sistem penilaian kurikulum 2013.
C. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi
pustaka. Menurut M.Nazir dalam bukunya yang berjudul 'Metode
Penelitian' mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan : “Studi kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan
yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.Studi kepustakaan
merupakan teknik pengumpulan data dengan tinjauan pustaka ke perpustakaan
dan pengumpulan buku-buku, bahan-bahan tertulis serta referensi-referensi yang
relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

8
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun saran sebagai alternatif cara untuk mengatasi berbagai masalah
dalam implementasi Kurikulum 2013 sebagai berikut ini. Untuk mengatasi
masalah dalam tahap perencanaan disarankan kepada Kepala Sekolah, guru dan
Dinas Pendidikan untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan membuat kisi-kisi
dahulu baru membuat soal-soalnya bukan yang dilakukan sebaliknya, juga
pelatihan analisis instrumen penilaian dan juga membuat rubrik atau pedoman
penskoran untuk soal uraian simultan pada saat mereka membuat soalnya.
Untuk mengatasi berbagai masalah dalam tahap pelaksanaan disarankan
kepada guru, Kepala Sekolah, dan Dinas Pendidikan untuk membuat dan
menyederhanakan pedoman penilaian pada Kurikulum 2013, melakukan
sosialisasi dan pelatihan penilaian kompetensi sikap, untuk jenjang SD perlu
diberikan pelatihan teknik penilaian yang sesuai pada pembelajaran tematik, dan
membimbing guru melakukan kegiatan analisis instrumendan revisi butir soal.
Untuk mengatasi berbagai masalah dalam tahap pelaporan disarankan
kepada Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan, Direktorat/BSNP untuk mengkaji
kembali kebijakan penggunaan rentang nilai 1-4 dengan usulan melengkapi tabel
konversi rentang nilai 0-100 menjadi 1-4 atau penggunaan kembali konversi
rentang nilai 0-100 pada penilaian pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkaya
pengetahuan dan wawasan mengenai Kurikulum dari berbagai sumber dan
referensi. Dengan mengikuti pelatihan atau sosialisasi, mencari informasi dari
internet, buku, dan orang atau lembaga seperti instruktur nasional Kurikulum
2013 dan LPMP. Dengan aktif mengikuti perkembangan informasi melalui
internet misalnya, SD Muhammadiyah 11 dapat mengatasi kesulitan mengenai
distribusi buku dengan mengunduh softcopy buku Kurikulum 2013 yang
disediakan website pemerintah setidaknya untuk menjadi acuan guru mengajar.
Mulyasa (2013:42) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan orientasi
terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan
tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). Oleh karena itu,

9
pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka
mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai
potensi dan kebenaran secara ilmiah. Dalam kerangka inilah perlu kreativitas
guru, agar mereka mampu menjadi fasilitator. Sujanto (2007:129) Dan untuk
menjadi guru cerdas dan kreatif dibutuhkan kemauan belajar keras dan kerja
kreatif. Dalam hal ini yang dilakukan guru-guru agar paham baik secara teoritis
maupun praktis mengenai Kurikulum 2013 adalah dengan mempelajarinya,
mengetahui aspekaspek yang terkandung didalamnya sehingga dapat
melaksanakannya sesuai dengan potensi diri dan sekolah.
Guru bertanya kepada kepala sekolah tentang bagaimana
mengimplementasikan penilaian kurikulum 2013. Dkepala sekolah kemudian
memberikan pelatihan dan supervisi terkait dengan bagaimana
mengimplementasikan penilaian kurikulum 2013. Dengan adanya pelatihan dan
supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, diharapkan dapat membantu
problematika yang dihadapi guru kelas IV dalam mengimplementasikan penilaian
kurikulum 2013.
Guru mengikuti program KKG yang ada. Dengan mengikuti program
KKG tersebut guru dapat bertukar informasi antar guru bagaimana cara
memaksimalkan waktu penilaian kurikulum 2013 agar dalam pelaksanaanya lebih
efektif dan efisien. Guru dapat menambah wawasan tentang sistem penilaian
melalui internet. Dengan menambah pengetahuanya melalui internet guru
diharapkan dapat menambah wawasannya sehingga problematika tentang raport
kurikulum 2013 dapat teratasi. Membuat suasana kelas yang menyenangkan.
Dengan menhidupkan suasana kelas yang menyenangkan siswa menjadi
diharapkan menjadi aktif dan dapat mengikuti proses penilaian sehingga penilaian
yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.

10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya guru dalam mengatasi hambatan adalah mengikuti pelatihan,
belajar dan menggali informasi. Upaya yang dapat dilakukan juga bisa pada tahap
perencanaan, disarankan kepada pemerintah untuk melakukan sosialisasi dan
pelatihan membuat kisi-kisi dahulu baru membuat soal-soalnya, bukan yang
dilakukan sebaliknya, juga pelatihan analisis instrumen penilaian dan membuat
rubrik untuk soal uraian; (2) pelaksanaan, disarankan kepada pemerintah untuk
menyederhanakan pedoman penilaian pada Kurikulum 2013, melakukan
sosialisasi dan pelatihan penilaian kompetensi sikap, untuk jenjang SD perlu
diberikan pelatihan teknik penilaian pada pembelajaran tematik, dan membimbing
guru melakukan kegiatan analisis instrumen dan revisi butir soal; (3) pelaporan,
disarankan pengambil kebijakan mengkaji kembali penggunaan rentang nilai 1-4
pada penilaian pengetahuan dan keterampilan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah Kepada guru
disarankan untuk memperuas lagi wawasan mengenai penilaian dan lebih giat
memahami tentang kurikuum 2013. Kepada Kepala Sekolah disarankan untuk
memfasilitasi guru dalam menyediakan kebutuhan guru dalam penilaian
kurikulum 2013 untuk dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran. Kepada
peneliti selanjutnya agar Peneliti selanjutnya perlu untuk mempertimbangkan
variabel lain yang berbeda dengan penelitian ini agar mendapatkan data yang
lebih mendalam dan disarankan menggunakan metode yang berbeda. Serta
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai
efektifitas penggunaan sumber belajar yang dipakai oleh guru.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ruslan, T. F., & Alawiyah, T. (2016). Kendala guru dalam menerapkan penilaian
autentik di SD Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Unsyiah, 1(1), 147-157.
Melati, E., & Utanto, Y. (2016). Kendala guru sekolah dasar dalam memahami
kurikulum 2013. Indonesian Journal of Curriculum and Educational
Technology Studies, 4(1), 1-9.
Divanda, A. D., & Suwandi, S. (2019). Implementasi Penilaian Autentik Dalam
Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia (Studi Kasus Di
SMA Negeri 1 Gemolong). Basastra, 6(2), 1-9.
Yati, Kadek Fitria Dewi. 2018. Upaya Dan Problematika Peningkatan Kompetensi
Guru. Jurnal Pendidikan. Vol 5 ( 2 ) : 1 – 9.
Susiyati, 2018. Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan
Penilaian Kurikulum 2013 melalui Bimbingan Terstruktur di MIN 2
Gunung kidul. Jurnal Pendidikan Madrasah. Vol 3 ( 1 ): 223 – 235.
https://media.neliti.com/media/publications/188254-ID-kendala-guru-dalam-
menerapkan-penilaian.pdf (Diakses pada tanggal 02 Juni 2021)
http://eprints.uny.ac.id/67718/2/BabI.pdf (Diakses pada tanggal 02 Juni 2021)

12

Anda mungkin juga menyukai