Anda di halaman 1dari 7

Critical Journal Review

THE EFFECT OF PROBLEM-BASED LEARNING ON THE


CREATIVE THINKING AND CRITICAL THINKING
DISPOSITION OF STUDENTS IN VISUAL ARTS EDUCATION

Disusun untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan


Mata Kuliah Teori dan Permasalahan Belajar di Pendas

Disusun oleh:

FATMAWATI
NIM. 8176181006

Dosen Pengampu:

Drs. Aman Simare Mare, MS

PENDIDIKAN DASAR KELAS A REGULER


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2018
The Effect of Problem-Based Learning on the Creative Thinking and Critical
Thinking Disposition of Students in Visual Arts Education

A. IDENTITAS JURNAL
Judul : The Effect of Problem-Based Learning on the Creative
Thinking and Critical Thinking Disposition of Students
in Visual Arts Education
Nama Jurnal/Penerbit : Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning
Download : www.ijpbl.org
Volume dan Halaman : Vol. 12, No. 1
Tahun : 2018
ISSN : 1541-5015
Penulis : Kani Ulger
r
B. RINGKASAN JURNAL
1. Pendahuluan
Savin-Baden dan Major (2004) menyatakan bahwa pengajaran tradisional dapat
mengganggu kemampuan memecahkan masalah siswa. Keterampilan memecahkan
masalah termasuk memperoleh pengetahuan dan memahami karakteristik objek
(Mumford, Reiter-Palmon, & Redmond, 1994). Di sekolah, keterampilan ini dapat
dinilai dengan memperoleh informasi dari siswa, namun karakteristik objek mungkin
diabaikan. Pemecahan masalah nonroutine membutuhkan elemen konatif seperti sengaja
menarik, mengerahkan usaha, bertahan untuk menyelesaikan sebuah tugas, dan
membuat pilihan (Jonassen, 2000). Cropley (2001) menyatakan bahwa masalah
nonroutine mungkin merupakan metode terbaik untuk secara efektif meningkatkan
keterampilan memecahkan masalah kepada siswa. Untuk proses pemecahan masalah
nonrutin, individu dapat menggabungkan perspektif pengetahuan mereka yang luas dan
karakteristik objek untuk menentukan solusi yang mungkin. Selama proses ini, mungkin
lebih mudah bagi individu untuk berpikir kreatif dan kritis sebelum mempertimbangkan
peraturan yang berbeda, yang membantu individu mendapatkan pengetahuan dan
memahami karakteristik objek karena mereka berpikiran terbuka saat mereka terlibat
dalam pemikiran kreatif dan kritis. Oleh karena itu, para ilmuwan mengklaim bahwa
kreativitas terkait dengan pemecahan masalah (mis., Runco, 2014) dan pemikiran kritis
itu mencakup pemecahan masalah (mis., Chance, 1986; Halpern, 1996) karena kedua

1
kemampuan berpikir membantu individu memastikan solusi yang mungkin untuk
masalah.
Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang ideal yang
dapat digunakan guru untuk membantu siswa menentukan solusi terhadap masalah
nonroutine (Strobel & van Barneveld, 2009). Pendekatan PBL adalah model
pembelajaran konstruktivis dalam pendidikan. Menurut teori pembelajaran
konstruktivis, pembelajar membangun pengetahuan mereka sendiri (Hein, 1991).
Selama proses PBL, siswa dapat bekerja sama untuk menemukan solusi untuk masalah
kompleks (Ferreira & Trudel, 2012). Oleh karena itu, teori konstruktivis mengacu pada
pembelajaran berpusat pada siswa. PBL mencakup pembelajaran berpusat pada siswa
untuk pemecahan masalah (Savery, 2006) dan siswa terpapar masalah kompleks
(Hmelo-Silver, 2004). Masalah nonroutine mengharuskan peserta didik menghasilkan
solusi alternatif. PBL memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab atas
pembelajaran mereka sendiri, dan guru menjadi fasilitator proses pembelajaran. Untuk
pendekatan ini, misi guru adalah membimbing siswa (Center for Gifted Education,
1997; Lambross, 2002) daripada memberikan informasi (Hmelo-Silver & Barrows,
2006). Akibatnya, siswa belajar memecahkan masalah dengan cara baru dan untuk
merefleksikan pengalaman mereka saat metode pembelajaran studentcentered
digunakan.

2. Metode Penelitian
Desain Penelitian Rancangan penelitian eksperimental penelitian ini meliputi
kelompok pretest-posttest satu kelompok (pre-experimental). Desain ini, yang tidak
termasuk kelompok kontrol, disusun sebagai berikut: O1 - X - O2 mewakili perlakuan
pretest, perlakuan, dan pengamatan masing - masing (Y520, 2000). Penelitian ini
menggunakan ANOVA berulang-ulang satu arah untuk memeriksa data karena asumsi
teknik statistik parametrik dijunjung tinggi. Teknik statistik ini menguji nilai rata-rata
pengukuran

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil penelitian ini terkait dengan sampel Turki menunjukkan bahwa pendekatan
PBL memiliki efek positif yang signifikan terhadap pemikiran kreatif siswa dalam

2
pendidikan seni visual. Namun, pendekatan PBL memiliki efek yang lebih kecil pada
pemikiran kritis disposisi, dan hasilnya tidak signifikan. Tingkat keseluruhan efek dari
perawatan PBL pada pemikiran kreatif siswa seni visual adalah medium (ɳ2 = .57),
yang mengindikasikan bahwa PBL yang mencakup proses pemecahan masalah nonrutin
dengan teknik pelatihan seperti brainstorming, studi kelompok, dan Tahapan PBL
(menentukan masalah, diketahui, dibutuhkan, dan tidak diketahui; menentukan
kemungkinan solusi, dll.) Dapat meningkatkan pengembangan pemikiran kreatif siswa
seni rupa pada tingkat sedang. Tahapan PBL serupa dengan tangga dan memungkinkan
siswa memahami secara jelas seluruh prosesnya. Siswa umumnya memiliki lebih
banyak kesempatan untuk mencapai kesuksesan pada setiap tahap proses. Selain itu,
brainstorming adalah teknik terbuka yang bisa sangat efektif untuk pemikiran kreatif.
Keterbukaan memprediksi kreativitas di bidang kesenian (Kaufman et al., 2016).

4. Kesimpulan
Pemikiran kreatif dan pemikiran kritis adalah keterampilan yang sangat penting
yang digunakan oleh siswa seni visual dalam produksi karya seni. Selain itu,
keterampilan ini adalah yang paling penting bagi semua peserta didik lebih dari
sebelumnya. Program pendidikan saat ini di sekolah pada umumnya berfokus pada
informasi tertentu atau pemecahan masalah rutin, yang hanya berfokus pada satu solusi
atau jawaban yang benar. Sayangnya, jenis pendidikan ini membimbing siswa untuk
menerima informasi tanpa bertanya dan menemukan metode baru untuk pemecahan
masalah. Jenis pendidikan ini tidak melibatkan pencarian, kritik, atau kreativitas siswa.
Namun, dengan menggunakan struktur terbuka dalam pembelajaran seni visual dalam
bentuk pemecahan masalah nonroutine dengan PBL dapat mendukung pengembangan
keterampilan berpikir kreatif melalui pemeriksaan dan kritik sambil tetap menjaga
ketidakpastian. Penelitian ini menerapkan pendekatan PBL dalam pendidikan seni rupa
di Turki dan mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat
secara signifikan. Oleh karena itu, sangat disarankan agar studi masa depan
menggunakan pendekatan PBL dalam berbagai disiplin pendidikan untuk memberi
kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka.

3
C. PEMBAHASAN
Menurut Arends (2008), dalam jurnal PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1
DELITUAmodel pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa,
yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Model
pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Menurut Yani (2014, hal. 136) Problem Based Learning (PBL) atau
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan model pembelajaran yang
memungkinkan bagi peserta didik untuk aktif dan berani mengajukan solusi dari
masalah yang sedang dihadapi.

Pembelajaran berbasis masalah melibatkan semua siswa untuk aktif dikelas


dalam kerjasama dan mencari solusi dari permasalahan yang sedang dikaji melalui
kegiatan tanya jawab. Masalah yang disajikan dibuktikan melalui kegiatan eksperimen
yang menuntut setiap siswa dalam kelompoknya untuk ikut berpartisipasi. Masing-
masing siswa menyampaikan pendapatnya mengenai solusi dari masalah yang disajikan
kemudian berdiskusi untuk mencari solusi yang paling tepat. Kemudian masing-masing
kelompok menyajikan hasil diskusinya di depan kelas. Keterlibatan aktif semua siswa
selama proses pembelajaran akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa terutama
hasil belajar kognitif.
Adanya manfaat dari pembelajaran berbasis masalah seperti yang dikemukakan
oleh Amir : 1) Menjadi lebih ingat dan meningkatnya pemahaman atas materi ajar; 2)
Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan; 3) Mendorong untuk berfikir; 4)
Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan social; 5) Membangun
kecakapan belajar (life long learning skill); 6) Memotivasi pemelajar.

4
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
1. Kelebihan Jurnal
 Judul yang digunakan sangat bagus untuk dibahas karena PBL sangat bagus di
terapkan didalam kelas.
 Pemaparan mengenai pengertian dari PBL sangat jelas

2. Kekurangan Jurnal
 Untuk sebuah karya ilmiyah judul terlalu panjang.
 Tujuan penelitiannya kurang jelas
 Antara abstrak dan keswimpulan tidak berkesinambungan dengan jelas
 Metode yang digunakan tidak jelas seharusnya dibuat step by step

E. IMPLIKASI JURNAL
1. Teori
Jurnal ini sangat cocok dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian
ataupun penulisan karya ilmiyah. Jurnal banyak didukung oleh sumber serta rujukan
dari 5 tahun terakhir sehingga isi jurnal lebih update dari segi penemuan atau fakta-fakta
penelitian.

F. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Program pendidikan saat ini di sekolah pada umumnya berfokus pada informasi
tertentu atau pemecahan masalah rutin, yang hanya berfokus pada satu solusi atau
jawaban yang benar. Sayangnya, jenis pendidikan ini membimbing siswa untuk
menerima informasi tanpa bertanya dan menemukan metode baru untuk pemecahan
masalah. Jenis pendidikan ini tidak melibatkan pencarian, kritik, atau kreativitas siswa.
Namun, dengan menggunakan struktur terbuka dalam pembelajaran seni visual dalam
bentuk pemecahan masalah nonroutine dengan PBL dapat mendukung pengembangan
keterampilan berpikir kreatif melalui pemeriksaan dan kritik sambil tetap menjaga
ketidakpastian. Masalah nonroutine umumnya tidak terpecahkan dengan menggunakan
satu solusi unik atau solusi yang sebelumnya diketahui. Selanjutnya, banyak penelitian

5
di masa depan diperlukan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis (disposisi)
untuk menentukan dampak pendekatan PBL terhadap pelajar seni visual. Penelitian ini
menerapkan pendekatan PBL dalam pendidikan seni rupa di Turki dan mengungkapkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat secara signifikan. Oleh karena itu,
sangat disarankan agar studi masa depan menggunakan pendekatan PBL dalam berbagai
disiplin pendidikan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan
kemampuan berpikir mereka.

2. Saran
Setiap model mempunyai cara tersendiri dalam proses pembelajarannya termasuk
prblem based learning, namun PBL ini sangat efektif digunakan dalam pembelajaran di
sekolah tinggi jadi sangat diharapkan bagi pedidik agar menjadikan PBL sebagai sa;ah
satu cara proses pembelajaran.

G. DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. (2013).Inovasi pendidikan melalui problem based learning: bagaimana
Pendidik memberdayakan pemelajar di era pengetahuan..Jakarta: Kencana.

Arends, R.I., (2008), Learning to Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Aslan, A. E. (2001). Torrance Yaratıcı Düşünce Testi’nin Türkçe versiyonu.


[Turkish version of Torrance’s tests of

creative thinking]. Marmara Üniversitesi Atatürk Eğitim


Fakültesi Eğitim Bilimler Dergisi,

Anda mungkin juga menyukai