Anda di halaman 1dari 15

MINI RISET

Meneliti Kesulitan Siswa SMP Dalam Menerapkan Konsep-Konsep Keterbagian Bilangan Bulat

DosenPengampu : Dr. Asrin Lubis, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nama Kelompok : Desnia Magdalena Nainggolan (4183111087)
Hanna Ria Hutagalung (4183311062)
Jemi Ari Mula Tua Sinurat (4183111054)
Lenny Kharsima Br. Sembiring (4183311056)
Octavia Holy Angely Marpaung (4183111053)
Regina Sri Rezeki Sinaga (4183311017)
Stephanie Febrianty Ginting (4183111069)
Kelas : Matematika Dik B 2018
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak/ibu dosen yang sudah memberikan bimbingannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Teori Bilangan.Adapun tugas yang diberikan yakni tentang “MINI RISET”.

Dalam tugas mini riset ini mahasiswa diharapkan mampu berfikir kreatif dalam
membuat soal, selain itu mahasiswa juga diharapkan menemukan masalah dalam soal dan
peserta didik yang tidak dapat menjawab soal. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat
membantu dalam proses pembelajaran dan mencapai standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Selain itu dengan adanya makalah ini mahasiswa mempu membudayakan
membaca.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena penulis meminta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 12 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... ..........iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 LatarBelakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II KONSEP DAN HIPOTESIS........................................................................... 2

2.1 Konsep .................................................................................................... 2


2.2 Hipotesis.................................................................................................. 5

BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA .............................................................. 6

BAB VI ANALISIS DATA ...................................................................................... ..... 8

BAB V PENUTUP......................................................................................................... 10

5.1 Kesimpulan.......................................................................................... .... 10


5.2 Saran .................................................................................................. ..... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

LAMPIRAN.............................................................................................................. .....12

iii
BAB I

PENDAHLUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses perubahan perilaku manusia baik ituperubahan kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Dalam proses kegiatan belajar mengajar kebanyakan siswa bersifat pasif dan
kurang aktif, takut ataumalu mengemukakan pendapat serta merasa bosan. Pada kali ini akan dibahas
tentang keterbagian.
Dalam modul keterbagian bilangan bulat diuraikan tentang sifat-sifat keterbagian, algoritma
pembagian, konsep-konsep dasar faktor persekutuan terbesa (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil
(KPK) dan penerapannya, algoritma Euclides, serta keprimaan.
Keterbagian (divisibility) merupakan bahan dasar dalam uraian lebih lanjut tentang pembahasan
teori bilangan. Setelah pembahasan tentang FPB dan KPK sifat-sifat dasar keterbagian dapat diperluas
menjadi lebih lengkap dan mendalam. Demikian pula pembahasan tentang FPB dan KPK beserta sifat-
sifatnya dapat lebih dikembangkan dan dikaitkan dengan keterbagian .
Secara keseluruhan materi pokok dalam modul ini meliputi keterbagian, FPB dan KPK dan
keprimaan. Keterkaitan antaraketiga materi pokok menjadi lebih jelas setelah berbagai kasus dipaparkan
dan diselesaikan melalui contoh, tugas, latihan dan tes formatif.
Pada kali ini penulis akan mengangkat beberapa soal dari keterbagian dan diberikan pada
beberapa siswa SMP.

1.2 Rumusan Masalah


 Seberapatingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep keterbagian
 Apa saja kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal keterbagian.
 Bagaimana solusi mengatasi kesulitan yang dialami siswa mengenai keterbagian.

1.3 Tujuan
 Mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep keterbagian
 Menganalisis kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal keterbagian.
 Memberikan solusi mengenai kesulitan yang dialami siswa mengenai keterbagian.

1
BAB II

KONSEP DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep

Pembagian bilangan bulat merupakan bahan pelajaran matematika yang sudah diberikan di
sekolah dasar. Bahan pelajaran ini diperluas penggunaannya sampai pada pemfaktoran prima, faktor
persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan terkecil (KPK), dan keterbagian oleh bilangan tertentu
(misalnya keterbagian oleh 2,3, atau 9). Untuk memberikan dasar atau landasan yang lebih kuat kepada
guru matematika di sekolah, maka mereka perlu belajar lebih mendalam tentang konsep-konsep dasar
keterbagian.
Keterbagian (divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan, sehingga konsep-
konsep keterbagian akan banyak digunakan didalam sebagian besar uraian atau penjelasan matematis
tentang pembuktian teorema. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi
keterbagian. Keterbagian atau divisibility adalah sudut pandang matematika yang mempelajari suatu
bilangan yang habis oleh bilangan lain.
Sifat-sifat yang berkaitan dengan keterbagian merupakan dasar pengembangan teori bilangan,
sehingga konsep tentang keterbagian akan banyak dijumpai dalam uraian selanjutnya. Konsep keterbagian
juga sering muncul dalam buku-buku yang membahas struktur aljabar atau aljabar modern.Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) merupakan kosep turunan dari
keterbagian bilangan bulat.
Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, hasil pembagiannya adalah bilangan
bulat atau bukan bilangan bulat.

Sifat-Sifat Keterbagian
Teorema 5.1

Jika diketahui bilangan bulat a dan b dengan a≠0 dan ada bilangan bulat k sehingga berlaku b=ak, maka k
tunggal.

Bukti:

Andaikan k tidak tunggal, berarti ada bilangan bulat k dan m dengan k≠m sedemikian sehingga b=ak dan
b=am. Karena ak=b dan am=b maka ak=am. Karena a≠0 maka k=m. dengan diperolehnya k=m yang

2
bertentangan dengan pengandaian bahwa k≠m, jadi pengandaian itu harus diingkari, yang berarti k
tunggal.

Teorema 5.2

Jika a, b dan c bilangan bulat, a ‫ ׀‬b dan b ‫ ׀‬c maka a‫ ׀‬c. Secara ringkas dapat ditulis dengan simbol: a ‫ ׀‬b ˄
b ‫ ׀‬c a‫ ׀‬c; a,b,c Z

Bukti:

Ambil a, b, dan c di Z.

Berdasarkan definisi 5.1

a ‫ ׀‬b m Z b=am (1)

b ‫ ׀‬c n Z c=bn (2)

Substitusi persamaan (1) pada (2) sehingga diperoleh:

C=bn ⇨ c=(am)n ⇨ c=a(mn) (sifat asosiatif)

Karena m Z, n Z maka mn Z. hal ini berlaku karena operasi perkalian bilangan bulat bersifat tertutup.
Berdasarkan definisi keterbagian, mn Z dan c=a(mn) sehingga dapat disimpulkan bahwa a ‫ ׀‬c. jadi, a‫ ׀‬b ˄
b ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ ׀‬c.

Teorema 5.3

Jika a, b dan c merupakan bilangan bulat, a ‫ ׀‬b dan a ‫ ׀‬c maka a ‫ ׀‬b+c. Secara ringkas dapat ditulis dengan
simbol: a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬b+c); a,b,c Z.

Bukti :

a ‫ ׀‬b m Z b=am

a ‫ ׀‬c n Z c=an

jika kedua persamaan tersebut dijumlahkan,diperoleh b+c=am+an atau b+c=a(m+n) (sifat distribusi).
Karena m Z, n Z maka m+n Z (bilanagn bulat bersifat tertutup terhadappenjumlahan). Berdasarkan
definisi keterbagian, dapat disimpulkan bahwa b+c=a(m+n) berarti a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬b+c).

3
Teorema 5.4

Jika a dan b merupakan bilangan bulat dan a ‫ ׀‬b maka a ‫ ׀‬bc untuk setiap c bilangan bulat. Secara ringkas
dapat ditulis dengan simbol: a,b Z ˄ a ‫ ׀‬b ⇨ a‫ ׀‬bc, c Z.

Bukti:

a,b Z, a ‫ ׀‬b berarti ada m Z dan b=am. Jika kedua ruas dikalikan dengan sebarang bulat c, diperoleh:

b=am⇨ bc=am.c ⇨ b.c=a(mc) (sifat asosiatif)

Karena m Z, c Z maka m.c Z (bilangan bulat bersifat tertutup terhadap perkalian). Berdasarkan definisi
keterbagian, karena bc=a(mc) maka dapat disimpulkan bahwa a ‫ ׀‬bc. Jadi, a ‫ ׀‬b ⇨ a ‫ ׀‬bc c Z.

Teorema 5.5

Jika a,b dan c bilangan bulat, a ‫ ׀‬b dan a ‫ ׀‬c maka a ‫ )׀‬bm+cn) untuk setiap m dan n bilangan bulat. Secara
ringkas dapat ditulis dengan simbol : a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬bm+cn), a,b,c,m,n Z.

Bukti:

Cara I

Ambil a, b, dan c di Z.
a ‫ ׀‬b ada k Z sedemikian sehingga b=ak (1)
a ‫ ׀‬c t Z sedemikian sehingga c=at (2)

Perhatikan persamaan (1);


b=ak ⇨ bm= (ak) m (kedua ruas dikalikan dengan n)
⇨ bm=a (km) ( sifat asosiatif perkalian)
Perhatikan persamaan (2);
C=at ⇨ cn= (at) n (kedua ruas dikalikan dengan m)
⇨ cn=a (tn) (sifat asosiatif perkalian)
Apabila persamaan (1) dan (2) dijumlahkan diperoleh:
bm+cn= a(km)+ a(tn) ⇨ bm + cn= a(km+tn) (sifat distributif)
Misalkan, km+tn=p, dimana p Z, maka bm+cn=ap.
Berdasarkan definisi keterbagian, dapat disimpulkan bahwa bm+cn=ap sehingga
a ‫ )׀‬bm+cn). Jadi, a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬bm+cn), a,b,c,m,n Z.

4
Cara II
Berdasarkan Teorema 5.4, diperoleh;
a ‫ ׀‬b ⇨ a ‫ ׀‬bm, m Z
a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ ׀‬cn, n a ‫ ׀‬bm ˄ a ‫ ׀‬cn, berdasarkan Teorema 5.3 diperoleh
a ‫ )׀‬bm+cn).
Jadi, a ‫ ׀‬b ˄ a ‫ ׀‬c ⇨ a ‫ )׀‬bm+cn), a,b,c,m,n Z.

Catatan:

1. Jika a=0 dan b≠0 maka tidak ada bilangan bulat k sehingga b=ak.
2. Jika a=0 dan b=0 maka k tidak tunggal agar berlaku b=ak (0/0 biasa didefinisikan tidak
tentu, karena bisa sama dengan berapa saja).
3. Apabila a, b, dan k bilangan bulat dengan a≠0 dan b=ak maka k disebut hasil bagi
(kosien) b oleh a, k juga disebut faktor dari b yang menjadi komplemen a atau dengan
singkat dikatakan k ialah faktor b komplemen a.
4. Pernyataan a ‫ ׀‬b sudahmempunyaimakna a≠0, meski pun a≠0 tidakditulis.

Beberapa sifat dasar adalah:

1. 1 ‫ ׀‬a, untuk setiap a karena ada (bahkan semua) a Z sedemikian sehingga a=1xa.
2. a ‫ ׀‬a untuk setiap a Z dan a≠0 karena ada 1 Z sedemikian sehingga a=ax1.
3. a ‫ ׀‬0 untuk setiap a Z dan a≠0 karena ada 0 Z sedemikian sehingga 0=ax0.
4. Jika a ‫ ׀‬b, a≠0, makakemungkinanhubunganantara a dan b adalah a<b, a=b, atau a>b.

2.2 Hipotesis

Dari beberapa soal yang di tentukan oleh pembuat makalah didapat hipotesis bahwa:

 Persentase kebenaran jawaban adalah 100%


 Metode penyelesaian soal dengan menggunakan pohon faktor.
 Penyelesaian soal dengan menggunakan pemisalan aljabar.

5
BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini bersifat deskriptif. Dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
tingkat, jenis, dan faktor-faktor penyebab terjadi kesulitan-kesulitan dalam memahami materi keterbagian
dalam bilangan bulat. Sehingga terjadi kesalahan pengerjaan dalam menyelesaikan soal keterbagian.

Subjek penelitian ini adalah para siswa-siswi tingkat SMP atau sekolah menengah pertama
diberbagai sekolah yang terdiri dari 10 orang siswa. Intrumen penelitian ini yaitu soal test yang berupa
essay test. Test essay ini digunakan untuk mengetahui tingkat dan jenis kesulitan siswa dalam memahami
materi keterbagian dalam bilangan bulat. Soal test essay berjumlah 5 butir soal yang valid dan terdiri dari
2 soal tingkat pengerjaan yang mudah, 2 soal dengan tingkat pengerjaan dalam kategori sedang, dan 1
soal dengan tingkat pengerjaan dalam kategori sulit.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan penyelenggaraan test
atau penyebaran soal dalam bentuk essay. Soal test diberikan setelah mendapatkan materi yang akan
diteliti. Sedangkan analisis data yang dilakukan meliputi, analisis jawaban dari soal test essay. Jawaban
soal test essay dianalisis dengan langkah sebagai berikut :

1) Jawabansiswadikoreksidenganberpedomanpadakuncijawaban.
2) Diberlakukankriteriapenskoran yangsamauntukseluruhbutirsoal.
3) Persentasekesulitandihitungberdasarkanjawaban yang sudardiberiskor.
Perhitunganpersentasekesulitandilakukandengancaramembandingkanantarajumlahsiswa
yang menjawabsoal.
Rumus yang digunakan :
𝑠
P = x 100%
𝑠
Keterangan :
P :persentasekemampuan siswa
S :jumlahsiswa yang menjawabsoal
N :jumlahkeseluruhansiswa

Kriteria tingkat kesulitan siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 Kriteria ini digunakan untuk
menentukan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami indikator keterbagian dalam
bilangan bulat.

6
Tabel 1.1 Kriteria tingkat kesulitan siswa

Persentase Kesulitan(%) Kriteria


P : 0%-20% Kategori kesulitan siswa sangat rendah
P : 21%-40% Kategori kesulitan siswa rendah
P : 41%-60% Kategori kesulitan siswa cukup rendah
P : 61%-80% Kategori kesulitan siswa tinggi
P : 81%-100% Kategori kesulitan siswa sangat tinggi

7
BAB VI

ANALISIS DATA

Soal terdiri dari 5 pertanyaan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda.

Soal no 1 dan 2 termasuk kategori mudah.

Soal no 3 dan 4 termasuk kategori sedang.

Soal no 5 termasuk kategori sulit.

Nomor Soal Persentase Persentase Salah Persentase Tidak


Benar Menjawab

1 80% 10% 10%

2 90% - 10%

3 60% - 40%

4 70% - 30%

5 10% - 90%

Persentase 62% 2% 36%


total

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa

Persentase benar > persentasi tidak menjawab> persentasi salah.

Pada soal no 1 yang menjawab benar sebesar 80% sedangkan yang lain tidak menjawab dan
menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat menentukan KPK yaitu dengan menggunakan pohon
faktor ditemukan bahwa mereka kesulitan untuk menentukan angka-angka yang ingin dikalikan.

8
Pada soal no 2 yang menjawab benar sebesar 90% sedangkan yang lain tidak menjawab dan
menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat memahami pertanyaan, pada soal tersebut siswa
bebas untuk memasukkan nilai A.

Pada soal no 3 yang menjawab benar sebesar 60%sedangkan yang lain tidak menjawab dan
menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat menentukan pemisalan dan menentukan KPK.

Pada soal no 4 yang menjawab benar sebesar 60%sedangkan yang lain tidak menjawab dan
menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat memahami pertanyaan dan menentukan pemisalan.

Pada soal no 5 yang menjawab benar sebesar 10%sedangkan yang lain tidak menjawab dan
menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat memahami pertanyaan.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap soal keterbagian dengan
tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada tingkat soal sulit banyak siswa yang mengalami
kendala dan tidak dapat menjawab soal.Hal ini di karenakan kurangnya tingkat pemahaman siswa
menegnai konsep keterbagian bilangan bulat.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil data di atas dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap soal keterbagian dengan
tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada tingkat soal sulit banyak siswa yang mengalami
kendala dan tidak dapat menjawab soal.Hal ini di karenakan kurangnya tingkat pemahaman siswa
mengenai konsep keterbagian bilangan bulat.

Kesulitan rata-rata yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal keterbagian adalah saat
memahami pertanyaan dan memasukkan ke dalam pemisalan.

5.2 Saran

Sebaiknya bagi para guru mampu menyampaikan soal keterbagian kepada siswa-siswi nya dalam
menyampaikan konsep keterbagian bilangan bulat dan siswa seharusnya lebih banyak lagi berlatih dalam
menjawab soal-soal yang dibagikan oleh guru.

10
DAFTAR PUSTAKA

SN, Fadhila. 2014. “Konsep Dasar Keterbagian” (http://fadhilasn.blogspot.co.id/2014/11/konsep-


dasar-keterbagian.html) diakses pada 13 April 2018

Sukyati. (1997). Keterbagian Suatu Bilangan Oleh Bilangan Yang Kurang dari 10 (Paket
Pembinaan Penataran). Yogyakarta : PPPG Matematika.

Supinah. (00). Bilangan Asli, Cacah dan Bulat (Paket Pembinaan Penataran). Yogyakarta : PPPG
Matematika.

11
LAMPIRAN

1. Tentukan FPB dan KPK dari 54 dan 24?


2. Misalkan A adalahbilanganbulatpositifberapa FPB dariAdan 2A?
3. Adiberkunjungkeperpustakaan 3 harisekali, Rina 5 harisekalidanRiko 6 harisekali.
Jikamerekaterakhir kali bersama-samaberkunjungpadatanggal 12 April 2017.
Makamerekaakanberkunjungbersama-samalagipadatanggal
4. Pak Guru telahmembeli 60 bukupelajaran, 50 bukuceritadan 80 bukubergambar.
Bukuituingindibuatkankerakbuku. Pak guru nantiinginmeletakkanbukuitusama rata
jumlahnyapadasetiaprak.
a. Beraparakbuku yang dibutuhkan Pak Guru?
b. Berapajumlahmasing-masingbukudalamsetiaprak?
5. Ada bilangan 3 digit dengansifatberikut: jikadikurangi 7 selisihnyadapatdibagi 7,
jikadibagi 8 selisihnyadapatdibagi 8, danjikadibagi 9 selisihnyadapatdibagi 9.
Bilanganapakahitu?

12

Anda mungkin juga menyukai