Disusun Oleh
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................. 3
2
RINGKASAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor apa
yang mempengaruhi melatarbelakangi siswa membolos, dampak yang
ditumbulkan dari perilaku membolos, bagaimana pendidikan dalam keluarga, dan
pengaruh temah sebaya dalam melakukan hal itu.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Faktor keluarga meliputi pola asuh orangtua atau kurangnyapartisipasi
orangtua dalam pendidikan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari rekayasa ide ini adalah :
1. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari membolos.
2. Mengetahui pola asuh orang tua dalam keluarga.
3. Mengetahui pengaruh kelompok sebaya.
4. Upaya dalam megantisipasi dan menghilangkan kenakalan remaja
(Bolos)
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari rekayasa ide ini adalah :
1. Mampu memberikan informasi bagi para pendidik dalam upaya
pencegahan perilaku membolos yang dapat merugikan peserta didik.
2. Meningkatkan kedisplinan peraturan sekolah dan memberikan sanksi
yang tegas pada pelajar yang melanggar peraturan sekolah.
5
BAB II
Mengacu pada konsep dari teori dalam penjelasan siswa membolos maka
diperlukan untuk mengetahui karakteristik yang melatarbelakangi perilaku
membolos. Bagaimana pengaruh teman sebaya dan cara orang tua dalam
mendidik anak serta akibat dari perilaku membolos. Setelah diketahui, dapat
dikatakan bahwa perilaku membolos timbul pada anak SMP dipengaruhi oleh
berbagai aspek yang berasal dari kondisi sekolah yang tidak kondusif, pengaruh
teman sebaya yang berperilaku negatif, dan orangtua yang mengabaikan siswa.
Pemikiran ini dapat di gambarkan dalam satu bagan sebagai berikut :
6
2.2. Subjek Penelitian
Siswa SMP Negeri 2 Delanggu Kabupaten Klaten.
2.3. Assesment Data
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian lapangan (field research)
yang bermaksud untuk mengetahui permasalahan yang ada di lokasi. Jenis data
yang akan diambil dibedakan dalam dua kelompok yaitu data primer dan data
sekunder. Sumber data dalam penelitian ini meliputi :
1. Narasumber
Narasumber dalampenelitian ini adalah Kepala SMP Negeri 2 Delanggu
sebagai sumber data 1, Guru SMP Negeri Delanggu sebagai sumber data 2,
Siswa SMP Negeri 2 Delanggu sebagai sumber data 3, Orangtua siswa
sebagai sumber data 4, Masyarakat sekitar sekolah sebagai sumber data 5.
2. Peristiwa
Data dapat dikumpul dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber
data yang berkaitan dengan sasaran penelitian.
7
BAB III
METODE PELAKSANAAN
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Prestasi siswa sangat ditentukan dengan sikap dan tingkat kehadiran siswa
dalam proses pembelajaran di sekolah terlebih lagi sekarang memakai Kurikulum
2013 yang proses penilaiannya berdasarkan sikap peserta didik. Sehingga bagi
responden/siswa yang sering membolos, mereka akan kesulitan dalam mengikuti
materi pelajaran. Mereka akan selalu ketinggalan pelajaran karena sering tidak
masuk kelas. Sehingga tidak dipungkiri bahwa siswa akan mengalami kegagalan
dalam pelajaran. Meskipun dalam teori guru harus bersedia membantu anak
mengejar pelajaran yang ketinggalan, tetapi dalam prakteknya hal ini sulit
dilaksanakan. Kelas akan berjalan terus pembelajarannya. Bahkan meskipun ia
hadir, ia tidak mengerti apa yang telah di ajarkan oleh guru, karena ia tidak
mengikuti proses pembelajaran sebelumnya. Akhirnya ia harus belajar sendiri
untuk mengejar ketertinggalannya. Bila seorang siswa yang telah ketinggalan
pelajaran, otomatis ia tidak bisa mengerjakan PR yang diberikan guru. Sehingga
siswa memilih membolos karena takut akan diberi hukuman bila tidak
mengumpulkan PR. Keadaan inilah yang memaksa mereka untuk berbuat curang,
yaitu mencontoh hasil pekerjaan temannya. Masalah akan muncul manakala ia
tidak memahami materi tersebut.
Berikut ini adalah salah satu hasil wawancara yang diungkapkan oleh Fer,
berikut penuturannya: “aku kalo pulang main itu sampe malam mbak, kadang aja
gak pulang, nginep dirumah temen (tidur di rumah temen) jadi kalo malem gak
pernah belajar, habis pulang main kan capek, ya langsung tidur aja” (wawacara
Sabtu, 15 mei 2010, Responden Fer). Hal tersebut akan berdampak pada nilai
ulangan harian siswa.
9
sehingga akan terhindar dari kejadian – kejadian yang bersifat negatif. Tata tertib
di buat untuk mengatur siswa berkelakuan baik dan tidak menyimpang. Para siswa
yang melanggar ketentuan secara langsung akan mendapatkan sanksi berupa skor
pelanggaran sesuai dengan bobot pelanggaran, dari pelanggaran ringan hingga
jenis pelanggaran yang berat.
Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam mengasuh anak. Ini
disebabkan karena kondisi keluarga yang berbeda pula. Kondisi keluarga yang
sudah tidak utuh lagi sangat mempengaruhi perkembangan anak. Pola asuh
(permisif) cenderung banyak diterapkan dalam keluarga, terutama pada keluarga
yang tidak lengkap. Seperti yang di ungkapkan oleh responden Wah, sebagai
berikut: “saya di rumah Cuma bertiga, ibu, kakak sama saya. Saya anak tunggal
mbak. Ayah saya sudah meninggal lama, ibu kerja jadi buruh cuci mbak, kakek
saya udah tua jadi gak kerja” (wawancara Senin, 24 Mei 2010, Responden Wah).
Mayoritas responden berasal dari keluarga yng mempunyai status ekonomi
menengah kebawah, ini terlihat dari penampilan responden secara fisik (memakai
seragam dan sepatu yang sudah usang). Siswa sering terlambat dalam pembayaran
administrasi sekolah (SPP) dan melunasi buku pelajaran.
Orangtua akan memarahi anak sewaktu terlambat pulang dari sekolah atau
pulang dari bermain yang larut malam. Hal inilah yang sebagian besar dikatakan
oleh responden, bahwa mereka selalu dimarahi jika pulang dari bermain pada sore
hari atau menjelang malam. Disisi lain anak tidak mendapat perhatian di rumah,
dan mencari kesenangan di luar rumah bersama teman – teman mereka.
10
mbak” (wawancara Senin, 10 Mei 2010, Responden Akh). Mereka mengobrol
dengan teman sebangku, bermain hape, mengganggu teman yang lain, bahkan ada
yang tidur saat pelajaran. Dengan perilaku siswa yang demikian, maka guru akan
mengambil tindakan pada siswa tersbut. Setiap guru memiliki kebijakan berbeda
dalam menangani siswa yang tidak disiplin dalam kelas agar memberi efek jera
pada anak.
11
aktivitas yang dilakukan dengan teman – temannya, baik hal posotif maupun
negatif. Seperti responden laki – laki, sebagian besar hobi bermain sepak bola,
sepulang sekolah dia bersama teman – temannya bermain sepak bola di lapangan
dekat sekolah. Selain itu mereka senang bemain di tempat rental PS bersama –
sama, kadang mereka patungan uang untuk membayarnya. Hal ini dilakukan
karena ada rasa solidaritas antara teman.
Peraturan dan tata tertib sekolah juga bertujuan agar siswa patuh dalam
menjalankan aturan yang berlaku.
12
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dari rekayasa ide, dari simpulan di atas maka di dapat
saran bagi orangtua, agar dapat menerapkan pola asuh yang sesuai dengan
kebutuhan si anak sehingga anak akan menjadi pribadi yang disiplin dan
13
bertanggung jawab. Saran bagi peneliti lain, diharapkan agar mengkaji beberapa
faktor yang kemungkinan berhubungan dengan perilaku membolos.
14
DAFTAR PUSTAKA
Pravitasari, Titis. (2012). Pengaruh Persepsi Pola Asuh Permisif Orang Tua
Terhadap Perilaku Membolos. Education Psychology Journal. Volume 1.
No 1
https://eprints.uns.ac.id/5085/1/187950212201110131.pdf
15