Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SOSIOLOGI

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS DI SEKOLAH

NAMA : KADEK CANDRA ADITYA PRATAMA


NO ABSEN : 22
KELAS : XH

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur saya panjatkan ke TuhanYang Maha Esa, karena atas Karunianya saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. makalah penelitian social ini dengan judul “
MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS DI SEKOLAH”
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu guru yang mengajar sosiologi Ni
Komang Arya Kusuma Dewi, S.Pd dan sekaligus membimbing saya dalam proses penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memperoleh informasi yang berguna. Kritik dan
saran dari guru mata pelajaran dan juga teman-teman sangat saya harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................5
1.4 Manfaat.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Metode yang digunakan............................................................................6
2.2 Pengertian dari Membolos Sekolah..........................................................6
2.3 Penyebab Siswa Melakukan Perilaku Membolos..................................6/8
2.4 Peran dan fungsi BK dalam mengatasi siswa yang suka membolos........8
2.5 Akibat dari siswa yang suka membolos................................................8/9
2.6 Cara mengatasi siswa yang suka membolos...........................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1 Kesimpulan.............................................................................................11
3.2 Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku yang menyimpang dari aturan di
sekolah, Salah atu bentuk perilakunya adalah membolos sekolah. Membolos merupakan
suatu tindakan perilaku siswa yang tidak masuk sekolah dengan alasan yang tidak jelas
kehadiranya yang merupakan bentuk perilaku melangar tata tertib yang berlaku.

Membolos iyalah hal yang di sengaja oleh siswa atau siswi atau justru dari orang yang
ada disekitarnya misalnya teman, orang tua, bapak/ibu guru dll. Siswa atau siswi yang
terpengaruh oleh teman-teman yang terjadi pada sekolah menengah atas (SMA). Seperti
juga hal ini kita sering temui bahwa siswa-siswi yang kurangnya kepercayaan diri sehingga
menjadi penghalang bagi pendidikannya atau segala aktifitas yang ada di sekolah. Hal ini
menyebabkan pelajar mengalami masalah dalam bangku pendidikan, Kenakalan membolos
yang dilakukan oleh siswa-siswi penyebabnya tidak naik kelas dan tertinggal pembelajaran
yang di berikan oleh guru tersebut, orang yang membolos adalah orang yang malas
mengikuti pelajaran dan tidak mau untuk bersama atau bersosialisasi dengan sesama.
Kenakalan membolos banyak terjadi di kalangan pelajar-pelajar Sekolah Menengah Atas
(SMA).

Perilaku membolos merupakan hal yang tidak asing lagi bagi pelajar, hal ini
disebabkan oleh faktor – faktor internal atau eksternal dari siswa itu sendiri. Di SMA 1
Bangli masih ada beberapa siswa nakal yang melakukan perilaku membolos sekolah, rasa
malas untuk belajar, jenuh dan bosanya siswa berada di sekolah karena mata pelajarannya
yang tidak di sukai atau guru yang tidak mereka senangi dalam mengajar dan lama nya jam
pulang sekolah. Itu alasan siswa melakukan perilaku membolos sekolah. Siswa yang
membolos bahkan masih mengenakan baju sekolah seringkali menjadi ikut terlibat pada hal
hal yang cenderung merugikan bagi diri sendiri yang menyebabkan siswa mengalami
kegagalan dalam pembelajaran, tidak naik kelas, nilai sikap yang rendah dan akan
menimbulkan kerugian lain baik dari diri sendiri maupun sekolah.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari membolos?
2. Apa penyebab siswa melakukan perilaku membolos?
3. Apa akibat dari perilaku membolos itu?
4. Apa peran BK (Bimbingan Konseling) dalam mengetasi siswa yang suka membolos?
5. Bagaimanakah cara mengatasi perilaku membolos?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari membolos.
2. Untuk mengetahui penyebab siswa melakukan perilaku membolos.
3. Untuk mengetahui akibat dari perilaku membolos.
4. Untuk mengetahui peran dan fungsi BK dalam mengatasi siswa yang bolos sekolah.
5. Untuk mengetahui cara mengatasi perilaku membolos.

1.4 MANFAAT
1. Agar Siswa/Siswi mengetahui akibat dari perilaku membolos yang dapat merugikan diri
sendiri.
2. Memberikan informasi yang penting dan bermanfaat tentang perilaku membolos yang
menyimpang aturan dan tata tertib sekolah yang berlaku.
3. Agar siswa lebih tekun dalam belajar memperoleh prestasi dan tidak melakukan perilaku yang
menyimpang aturan dan tata tertib sekolah, seperti membolos sekolah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan untuk makalah ini adalah “Kualitatf”. Mengapa saya
memilih metode ini? ada beberapa alasan, diantaranya :
1. Mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang diteliti :
Penelitian kualitatif biasanya dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam
dan komperhensif dengan metode yang diteliti.
2. Memungkinkan pengumpulan data dari sumber yang berbeda :
Dalam metode ini memungkinkan pengumpulan dari sumber berbeda seperti wawancara,
pengamatan, dokumentasi, studi kasus dan melalui internet. Sehingga dapat memberikan
pemahaman lebih luas dan komperhensif

2.2 PENGERTIAN MEMBOLOS


Pengertian membolos membolos dapat diartikan sebagai perilaku siswa yang tidak masuk
sekolah dengan alasan yang tidak tepat, atau membolos juga dapat dikatakan sebagai
ketidakhadiran siswa tanpa adanya suatu alasan yang jelas. Membolos merupakan salah satu
bentuk dari kenakalan siswa, yang jika tidak segera diselesaikan atau dicari solusinnya dapat
menimbulkan dampak yang lebih parah. Oleh karena itu penanganan terhadap siswa yang suka
membolos menjadi perhatian yang sangat serius.Penanganan tidak saja dilakukan oleh sekolah,
tetapi pihak keluarga juga perlu dilibatkan. Malah terkadang penyebab utama siswa membolos
lebih sering berasal dari dalam keluarga itu sendiri. Jadi komunikasi antara pihak sekolah dengan
pihak keluarga menjadi sangat penting dalam pemecahan masalah siswa tersebut.
Menurut Setyowati (2004:69) bahwa pengertian membolos adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh siswa dalam bentuk pelangaran tata tertib sekolah atau meninggalkan sekolah
pada jam pelajaran tertentu, meninggalkan pelajaran dari awal sampai akhir guna mengindari
pelajaran efektif tanpa ada keterangan yang dapat diterima pihak sekolah atau dengan keterangan
palsu,

2.3 PENYEBAB SISWA MELAKUKAN PERILAKU MEMBOLOS


Penyebab siswa melakukan perilaku membolos dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

6
Penyebab siswa membolos dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa
faktor – faktor penyebab siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yakni faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa
berupa karakter siswa yang memang suka membolos, sekolah hanya dijadikan tempat mangkal
dari rutinitas – rutinitas yang membosankan di rumah.
Sementara itu, faktor eksternal adalah faktor yang dipengaruhi dari luar siswa,
misalnya kebijakan sekolah yg tidak berdamai dengan kepentingan siswa, guru yang tidak
profesional, fasilitas penunjang sekolah misal laboratorium dan perpustakaan yang tidak
memadai, bisa juga kurikulum yang kurang bersahabat sehingga mempengaruhi proses belajar di
sekolah.

Selain faktor internal dan faktor eksternal yang telah dikemukakan di atas, Faktor
pendukung munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut.

1. Faktor Keluarga

Mungkin kita pernah mendengar (atau mungkin sering) ada siswa yang tidak
diperbolehkan masuk sekolah oleh orang tuanya. Untuk suatu alasan tertentu mungkin hal ini
dianggap paling efisien untuk mengatasi krisis atau permasalahan dalam keluarganya. Misalkan
kakaknya sakit, sementara kedua orang tuanya harus pergi bekerja mencari nafkah. Untuk
menemani kakaknya tersebut maka adiknya terpaksa tidak masuk sekolah. Untuk alasan tersebut
bolehlah sang adik tidak masuk sekolah. Tapi yang menjadi masalah terkadang anak tersebut
tidak membuat surat izin kepada pihak sekolah, sehinga pihak sekolah tidak tahu duduk
permasalahannya. Yang mereka tahu si A membolos. Sementara dampaknya bagi anak tersebut
ialah ia harus kehilangan waktu belajarnya. Jika hal ini menjadi kebiasaan (membolos), lambat
laun siswa tersebut tidak peduli lagi dengan peraturan. Ia akan berbuat seenaknya, terserah mau
masuk atau tidak.

2. Kurangnya Kepercayaan Diri

Sering rasa kurang percaya diri menjadi penghambat segala aktifitas. Faktor utama
penghalang kesuksesan ialah kurangnya rasa percaya diri. Ia mematikan kreatifitas siswa.
Meskipun begitu banyak ide dan kecerdasan yang dimiliki siswa, tetapi jika tidak berani atau
merasa tidak mampu untuk melakukannya sama saja percuma. Perasaan diri tidak mampu dan
takut akan selalu gagal membuat siswa tidak percaya diri dengan segala yang dilakukannya. Ia
tidak ingin malu, merasa tidak berharga, serta dicemoohsebagai akibat dari kegagalan tersebut.

7
Perasaan rendah diri tidak selalu muncul pada setiap mata pelajaran. Terkadang ia merasa tidak
mampu dengan mata pelajaran matematika, tetapi ia mampu pada mata pelajaran biologi. Pada
mata pelajaran yang ia tidak suka, ia cenderung berusaha untuk menghindarinya, sehingga ia
akan pilih-pilih jika akan masuk sekolah. Sementara itu siswa tidak menyadari bahwa dengan
tidak masuk sekolah justru membuat dirinya ketinggalan materi pelajaran. Melarikan diri dari
masalah malah akan menambah masalah tersebut.

3. Faktor yang Berasal dari Sekolah

Tanpa disadari, pihak sekolah bisa jadi menyebabkan perilaku membolos pada remaja,
karena sekolah kurang memiliki kepedulian terhadap apa yang terjadi pada siswa. Awalnya
barangkali siswa membolos karena faktor personal atau permasalahan dalam keluarganya.
Kemudian masalah muncul karena sekolah tidak memberikan tindakan yang konsisten, kadang
menghukum kadang menghiraukannya. Ketidakkonsistenan ini akan berakibat pada kebingungan
siswa dalam berperilakusehingga tak jarang mereka mencoba -coba membolos lagi. Jika
penyebab banyaknya perilaku membolos adalah faktor tersebut, maka penanganan dapat
dilakukan dengan melakukan penegakan disiplin sekolah. Peraturan sekolah harus lebih jelas
dengan sangsi sangsi yang dipaparkan secara eksplisit, termasuk peraturan mengenai presensi
siswa sehingga perilaku membolos dapat diminimalkan.
Selanjutnya, faktor lain yang perlu diperhatikan pihak sekolah adalah kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Dalam menghadapi siswa yang sering membolos,
pendekatan individual perlu dilakukan oleh pihak sekolah. Selain terkait dengan permasalahan
pribadi dan keluarga, kepada siswa perlu ditanyakan pandangan mereka terhadap kegiatan
belajar di sekolah, apakah siswa merasa tugas-tugas yang ada sangat mudah sehingga
membosankan dan kurang menantang atau sebaliknya sangat sulit sehingga membuat frustasi.
Tugas pihak sekolah dalam membantu menurunkan perilaku membolos adalah
mengusahakan kondisi sekolah hingga nyaman bagi siswa-siswanya. Kondisi ini meliputi proses
belajar mengajar di kelas, proses administratif serta informal di luar kelas.

2.4 PERAN DAN FUNGSI BK DALAM MENGATASI SISWA YANG SUKA BOLOS
SEKOLAH
Bimbingan Konseling atau sering disebut sebagai BP dahulu sering kali menjadi momok
atau bahkan sesuatu yang dibenci oleh siswa karena lebih berfungsi sebagai pengadilan siswa
dari pada membimbing siswa. Jika ada siswa yang bermasalah melanggar aturan sekolah maka
langsung dipanggil guru BP untuk dilakukan pembinaan yang cenderung ke arah penghakiman.
Paradigma itu semestinya perlu sedikit diubah yaitu bahwa Bimbingan Konseling tidak hanya
mengurusi anak yang bermasalah melanggar aturan sekolah namun juga harus bisa berfungsi
sebagai teman bagi siswa dan pelajar

8
Hingga bisa menjadi tempat curhat. Bimbingan konseling semestinya bisa memberikan
rasa nyaman kepada siswa dengan dapat memberikan banyak solusi terhadap masalah-masalah
yang dihadapi siswa baik stres masalah pelajaran, keluarga,pertemanan dan lain sebagainya.
Perubahan paradigma ini diharapkan kenakalan maupun stress dikalangan siswa bisa semakin
dieliminir.
Kewajiban sekolah, selain mengajar (dalam arti hanya mengisi otak anak anak dengan
berbagai ilmu pengetahuan), juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia yang
berwatak baik. Mengajar tidak sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih kepada usaha untuk
membentuk pribadi santun dan mampu berdiri sendiri. Sehingga jika terjadi suatu permasalahan
pada siswa, pendidik atau pihak sekolah juga turut memikirkannya, berusaha mencarikan jalan
keluar.
Dalam menghadapi anak tersebut peran BK sangatlah penting. Sebagai sarana untuk
mencari solusi, fungsi BK cukup efisien. Melalui pendekatan personal, harapannya siswa dapat
lebih terbuka dengan pemasalahannya, sehingga pembimbing dapat memahami dan mendapat
gambaran secara jelas apa yang sedang dihadapi siswa. Menghentikan sepenuhnya kebiasaan
membolos memang tidaklah mudah dan sangatlah minim kemungkinannya. Tetapi usaha untuk
meminimalisisir kebiasaan tidak baik tersebut tentu ada. Dan salah satu usaha dari pihak sekolah
ialah dengan program Bimbingan Konseling (BK). Kita mungkin pernah melihat atau bahkan
mengalami sendiri bagaimana rasanya dihukum karena membolos. Padahal menghukum
bukanlah satu-satunya jalan untuk membuat siswa jera dalam melakukan perbuatannya. Bisa jadi
hal tersebut malah menjadikan anak lebih bengal dan lebih susah ditangani. Sebab siswa remaja
merupakan masa kondisi emosi yang tidak labil, mudah tersinggung dan mudah sekali marah.
Ibaratnya tulang rusuk, jika dipaksakan untuk lurus maka ia akan patah. Oleh karena itu,
penanganannya harus hati-hati

2.5 AKIBAT DARI SISWA YANG SUKA MEMBOLOS


Anak yang dapat ke sekolah tapi sering membolos, akan mengalami kegagalan dalam
pelajaran. Meskipun dalam teori guru harus bersedia membantu anak mengejar pelajaran yang
ketinggalan, tetapi dalam prakteknya hal ini sukar dilaksanakan. Kelas berjalan terus. Bahkan
meskipun ia hadir, ia tidak mengerti apa yang diajarkan oleh guru, karena ia tidak mempelajari
dasar dasar dari mata pelajaran mata pelajaran yang diperlukan untuk mengerti apa yang
diajarkan. Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami
marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman-temannya.
Hal ini kadang terjadi manakala siswa tersebut sudah begitu "parah" keadaannya sehingga
anggapan teman temannya ia anak nakal dan perlu menjaga jarak dengannya. Hal yang tidak
mungkin terlewatkan ketika siswa membolos ialah hilangnya rasa disiplin, ketaatan terhadap
peraturan sekolah berkurang. Bila diteruskan, siswa akan acuh tak acuh pada urusan sekolahnya.
Dan yang lebih parah siswa dapat dikeluarkan dari sekolah. Lalu karena tidak masuk, secara
otomatis ia tidak mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Akhirnya ia harus belajar sendiri

9
untuk mengejar ketertinggalannya. Masalah akan muncul manakala ia tidak memahami materi
bahasan. Sudah pasti ini juga akan berpengaruh pada nilai ulangannya

2.6 CARA MENGATASI SISWA YANG MEMBOLOS SEKOLAH


1. Melakukan pendekatan kepada siswa yang senang membolos.
2. Bangun komunikasi baik antara guru dan siswa, agar ia lebih terbuka dalam berkomunikasi.
3. Saling percaya.
4. Mengadakan sosialisasi di sekolah.
5. Memberikan Motivasi kepada siswa.
6. Guru harus melakukan pendekatan kepada siswa, memposisikan siswa sebagai teman bicara
bukan terdakwa.
7.Guru selalu berkreasi, berinovasi agar suasana kelas tercipta ceria, menyenangkan dan hidup.
8.Guru memberikan nailai yang adil, jujur dan tidak merekayasa

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Membolos merupakan suatu kenakalan remaja yang dalam penangananya perlu perhatian
yang serius. Memang tidak sepenuhnya kegiatan membolos dapat dihilangkan, tetapi
usaha meminimalisir tetap ada
 Faktor faktor yang menjadi penyebab siswa membolos terbagi menjadi dua golongan,
yaitu faktor internal dan eksternal. Selain itu, faktor-faktor lain yang menjadi penyebab
siswa membolos lainnya, meliputi: faktor keluarga, faktor kurangnya kepercayaan diri,
perasaan yang termarginalkan, faktor personal serta faktor yang berasal dari sekolah.
 Akibat yang ditimbulkan oleh siswa yang membolos, akan mengalami kegagalan dalam
pelajaran. Selain mengalami kegagalan belajar, siswa tersebut juga akan mengalami
marginalisasi atau perasaan tersisihkan oleh teman-temannya.
 Peran program Bimbingan dan Konseling (BK) dalam hal mengatasi siswa yang suka
membolos, yakni dengan mengetahui faktor-faktor penyebab siswa membolos,
menerapkan gerakan disiplin serta sosialisasi kepada pengelola hiburan.
 Melalui program BK, pihak sekolah berupaya mencari solusi bagi mereka yang suka
membolos. Karena membolos terkait berbagai faktor, maka dalam penyelesaiannya
tidaklah mudah. Oleh karena itu pihak sekolah juga mengikutsertakan orang tua.

3.2 SARAN
Saran untuk guru agar lebih banyak menguasai metode belajar yang kreatif dalam
pelaksanaan belajar di kelas dan bisa menciptakan suasana yang nyaman, tidak jenuh dan
hidup.dan juga guru lebih konsisten terhadap aturan yang berlaku oleh guru itu sendiri di dalam
kelasnya agar tidak timbul pemikiran kurang baik dari para siswa.
Saran untuk siswa agar bijak bijak dalam memilih pergaulan yang mana baik dan buruk
serta lebih memperkuat pengawasan terhadap diri agar tidak mudah terpengaruh oleh hal hal
negative di sekitar lingkungan yang dapat menimbulkan kerugian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prihartanto, T. (2009) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Membolos Pada Mahasiswa. Skripsi
(tidak diterbitkan) Fakultas Psikologi: Universitas Katolik Soegijapranata

Ridlowi (2009). Mengatasi Siswa Membolos dengan Bimbingan Konseling. Wwwa.ridlowiblogspot.com.

Bimo, Walgito. 2010. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: C.V ANDI

Http://siappudan.wordpress.com. Faktor-Faktor Membolos / (2 April 20012)

Maulana. 2009. Pengaruh Membolos Dalam Prestasi


Belajar.http://emilsman.blogspot.com/2009/12/pengaruh-membolosdalam-prestasi-belajar/ (2
April 2012).

http://enisuryanitas3.blogspot.com/2012/05/kajian-bimbingan-konseling.html

http://www.jejakpendidikan.com/2017/04/pengertianperilakumembolos.html?m=1

https://akupintar.id/infopintar/-/blogs/caramengatasianakyangsukabolossekolah

12

Anda mungkin juga menyukai